RESUME 3 MATERI Indrit Fitriani
RESUME 3 MATERI Indrit Fitriani
DISUSUN OLEH:
NINING
PO7120317030
- Teori Teologi/Utilitarianism
- Teori Deontologi
D. TEORI TEOLOGI
¨ Pengertian :
Prinsip ini menjadi norma untuk tindakan-tindakan kita pribadi maupun untuk
kebijakan pemerintah seperti dalam menentukan hukum pidana
F. PINSIP TENTANG TEORI DEONTOLOGI
- Study tentang kewajiban moral (Ismani, 2001)
Mempertimbangkan dalam setiap kasus mana kwajiban yang paling penting,
jika tidak mungkin memenuhi semua kewajiban sekaligus. Kewajiban lain
harus dikalahkan terhadap kewajiban yang dinilai paling pengting tersebut
(Ross 1877-1971 dalam Bertens, 1993).
- Benar atau salah bukan ditentukan oleh hasil akhir atau konsekuensi dari
suatu tindakan, melainkan oleh nilai moralnya (Kant1724-1804 dalam
Purba,2010)
2. Pengertian Kepribadian
Menurut Horton (1982) Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan
temparmen seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud
dalam tindakan seseorang jika di hadapan pada situasi tertentu. Setiap orang
mempunyai kecenderungan prilaku yang baku, atau pola dan konsisten, sehingga
menjadi ciri khas pribadinya.
Menurut M.A.W Bouwer Kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi
corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
1. Kebudayaan daerah.
2. Agama yang dianut oleh seseorang.
3. Pekerjaan yang digeluti.
Perbedaan iklim, topografi, dan sumber daya alam menyebabkan manusia harus
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan alam di mana ia tinggal. Proses
penyesuaian diri pada lingkungan alam mampu mengubah pola
perilaku masyarakat secara keseluruhan.
Kelompok yang menjadi acuan pertama seorang anak adalah keluarga. Pengalaman
hidup dalam keluarga sangat menentukan perkembangan kepribadian seorang anak.
Seorang anak yang hidup dalam keluarga yang demokratis, akan tumbuh menjadi
orang dengan kepribadian baik dan percaya diri.
d. Orang yang usianya sudah tua tidak melihat bahwa kearifan dan kebijaksanaan
bisa dicapai
1. Faktor Input
a. Tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas. Tujuan hidup sering disebut juga
rencana ataupun target. Mahasiswa yang tidak mempunyai tujuan hidup,
mereka tidak memiliki keyakinan, moral, atau standar yang akan
mengendalikan hidup untuk mencapai puncak kesuksesan.
b. Kurangnya motivasi dalam hidup. Hal ini membuat mahasiswa seringkali
loyo, tak bergairah, tidak ada dinamika, dan tidak akan menghasilkan
perubahan seperti yang diinginkan.
c. Mempunyai problema. Problem atau masalah yang dihadapi mahasiswa
berpengaruh besar pada tingkat keberhasilannya dalam menyelesaikan suatu
tugas.
d. Tidak percaya diri. Rasa tidak percaya diri yang dimiliki mahasiswa seringkali
membuat kegagalan yang berujung dengan penyesalan.
e. Kurang kreatif. Kurangnya kekreatifitasan membuat mahasiswa tidak
memiliki nilai lebih atau keistimewaan dari mahasiswa lainnya, mahasiswa
seperti ini sulit untuk berkembang dan menciptakan inovasi baru.
f. Sudah merasa puas. Perasaan cepat puas yang dimiliki mahasiswa
mengakibatkan mahasiswa tidak bisa mengukur kemampuannya tentang suatu
hal dan sangat membatasi bagi perkembangan pola pikir dan sikapnya.
g. Mudah menyerah. Sikap mudah menyerah menjadikan mahasiswa memiliki
kemampuan yang terbatas.
2. Faktor Output
a. Faktor tradisi budaya
Setiap mahasiswa memiliki perbedaan tradisi, adat, atau kebudayaan yang
khas. Tradisi atau kebudayaan setiap mahasiswa memberikan pengaruh
terhadap kepribadian setiap anggotanya, baik menyangkut cara berpikir,
bersikap atau cara berperilaku. Faktor ini mengakibatkan kesenjangan antar
sesama mahasiswa.
b. Pengaruh perkembangan zaman
Perkembangan zaman atau sering disebut dengan istilah globalisasi
merupakan sebuah fakta yang tidak dapat dihindari.Globalisasi ditandai
dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga
mampu mengubah dunia secara mendasar bagi mahasiswa.Ada beberapa
media yang berdampak buruk atau sebagai penghambat kepribadian pada
mahasiswa, yaitu televisi dan media cetak.Kedua media ini di satu sisi
memberikan pembelajaran yang menambah wawasan dan memiliki manfaat
seperti menambah informasi dan pengetahuan dalam interaksi mahasiswa
terhadap lingkungan sekitarnya. Namun disisi lain media-media tersebut
memberikan asupan negatif bagi mahasiswa, seperti hal-hal porno yang
dikemas halus dalam media televisi dan cetak.[2][4]
Pengenalan diri tidak datang begitu saja, untuk bisa mengenal diri secara lebih
perlu diperhatikan cara-cara untuk mengenal diri. Harry Ingham dan Joseph Luft
dalam "JOHARI WINDOW" nya menyatakan bahwa manusia memiliki 4 (empat)
daerah pengenalan diri:
- Daerah Terbuka
- Daerah Buta
- Daerah Tertutup
- Daerah Gelap
Dalam diri kita terdapat daerah terbuka (Open). Open self adalah bagian dari diri kita
yang menyajikan semua informasi, perilaku, sifat, perasaan, keinginan, motivasi, dan
ide yang diketahui oleh diri sendiri dan orang lain. Informasi yang diketahui oleh diri
sendiri dan orang lain ini mencakup antara lain nama diri, warna kulit, usia, agama,
sikap terhadap politik, hobi, dan sebagainya.
Menurut Joseph Luft, makin kecil bagian open self, makin buruk komunikasi
berlangsung. Komunikasi tergantung pada tingkat keterbukaan di mana kita
membuka diri kepada orang lain dan kepada diri kita sendiri. Jika kita tidak
mengizinkan orang lain mengetahui tentang diri kita, komunikasi antara kita dan
orang lain tersebut akan mengalami kesukaran, untuk tidak menyebut tidak mungkin.
Untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan orang lain, kita harus
memperlebar daerah open self .
Dalam diri kita terdapat daerah yang disebut daerah buta (blind). Self adalah segala
hal tentang diri kita yang diketahui orang lain namun tidak diketahui oleh diri kita
sendiri.
Karena adanya daerah buta atau blind, akan membuat komunikasi menjadi tidak
efektif, maka kita harus mengusahakan agar daerah ini jangan terlalu besar dalam diri
kita. Menghilangkannya sama sekali adalah tidak mungkin, namun kita harus
berusaha untuk menyusutkannya.
Dalam diri kita terdapat wilayah tersembunyi. Wilayah ini berisi apa – apa yang kita
ketahui dari diri kita sendiri atau dari orang lain yang kita simpan untuk diri sendiri,
yang orang lain tidak mengetahuinya. Misalnya, kita menyimpan sendiri rahasia
kesuksesan kita, ketakutan kita akan sesuatu, masalah keluarga, kondisi keuangan
yang buruk, dan sebagainya.
Dalam diri kita terdapat wilayah yang tidak dikenal (unknown). Daerah unknown self
adalah aspek dari diri kita yang tidak diketahui baik oelh diri kita sendiri maupun
orang lain. Kita mungkin akan mengetahui aspek dari diri yang tidak dikenal ini
melalui kondisi kondisi tertentu, misalnya melalui hipnotis. Walaupun sulit untuk
mengetahuinya, kita harus menyadari bahwa aspek ini ada dalam diri kita.
Bagaimana Mengenali Diri Sendiri ?
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pengenalan diri yaitu :
Introspeksi, Melihat Perilaku Orang lain dan Meminta umpan balik atau masukan dari
orang lain. Namun sebelum menetapkan dari tiga cara tersebut, pertama tama yang
harus dilakukan untuk peneganalan diri adalah menanamkan kesadaran kedalam diri
bahwa setiap orang mempunyai sejumlah ide, anggapan, keyakinan dan nilai-nilai
tertentu, yang disebut Sistem Nilai dan asumsi atau disingkat SINA.
Sistem Nilai dan asumsi yang dimiliki setiap orang tersebut ada yang logis dan ada
yang tidak logis, berbeda-beda pada setiap orang dan bahkan ada sina yang saling
bertentangan antara satu orang dengan lainnya. Sistem nilai dan asumsi pada
seseorang terbentuk melalui proses belajar pengalaman yang diperoleh dalam
kehidupan seseorang, dan juga dari kesimpulan- kesimpulan terhadap pengalaman-
pengalaman yang dipernah diperolehnya. Kesimpulan-kesimpulan tersebut kemudian
menjadi keyakinan seseorang. Keyakinan yang terbentuk itu akan mempengaruhi
penafsiran dan kesimpulan terhadap pengalaman pengalaman yang datang di kemudia
n hari.
Nilai dan asumsi yang berkembang pada diri seseorang akan terwujut dalam konsep
diri, orientasi ambisi, cara memandang nasip, penilaian terhadap orang lain dan
tentang hal-hal lain. Secara khusus konsep diri seseorang berisi anggapan dan
keyakinan seseorang tentang statusnya, haknya, kewajiban-kewajibanya,
kemampuannya, penilaian orang mengenai dirinya dan hal-hal lain yang berhubungan
dengan dirinya. Konsep diri inilah yang menjadi jawaban dari pertanyaan
“SIAPAKAH SAYA”. Jawaban dari pertanyaan tersebut selanjutnya akan
mempengaruhi cara berfikir pdan perilaku seseorang.
Untuk menjawab Pertanyaan “siapa saya”, tentu tidaklah terlalu mudah. Kesulitan
tersebut berkaitan dengan keluasan dari “daerah kesadaran” yang ada pada diri
seseorang.
RESUME NILAI-NILAI ETIK DALAM KEPERAWATAN
A. Pengertian Etika
Etika jika di artikan adalah suatu pengetahuan yang masih terkait dengan suatu usaha
dalam menentukan dari berbagai perilaku yang di lakukan oleh seseorang manusia untuk di
katakana baik atau buruk, atau dengan arti lain berupa aturan atau pola dari tingkah laku yang
di ciptakan dari akal manusia. Karena adanya etika pergaulan di tengah masyarakat akan
terlihat dari segi baik dan juga buruknya. Sifat dari etika itu sendiri adalalah relative yakni
bisa saja berubah-ubah terhadap kemajuan zaman. Etika juga dapat di artikan suatu Ilmu
yang mempelajari dari kebaikan dan keburukan dalam kehidupan manusia khususnya
perbuatan manusia yang terdorong atas kehendaknya serta di dasari oleh pikiran yang jernih
dengan pertimbangan sebuah perasaan manusia.
Etika adalah salah satu cabang dari filsafat. Jika di lihat secara sederhana merupakan etik
yakni disiplin dengan mempelajari tentang baik atau buruknya sikap atas tindakan seorang
manusia. Etika juga masih dalam bagian ilmu filosofis yang sangat erat kaitannya terhadap
nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah itu benar atau salah serta
penyelesaiannya bik atau tidak.
Karena Etika masih termasuk dalam Ilmu Pengetahuan maka ada beberapa macam serta
jenis dari Etika itu sendiri di antaranya adalah sebagai berikut :
2. Etika normative : Menjelaskan, menerangkan atau mengkaji dari nilai ukuran baik
atau buruknya perilaku manusia yang mana pada umumnya di kelompokan menjadi
sebagai berikut :
Banyak yang belum mengerti, mengenai perbedaan antara Moral dan Etika. Dimana
memiliki tolak ukur yang di gunakan dengan moral dalam mengukur tingkah laku manusia di
antaranya adat istiadat, kebiasaan, dll. Yang berlaku di tenhag masyarakat. Etika dan Miral
memiliki arti yang sama akan tetapi untuk pemakaiannya di dalam kehidupan sehari-hari
sedikit berbeda, Moral di gunakan untuk perilaku/perbuatan yang sedang di nilai. Sedangkan
Etika di lakukan dengan system nilai yang ada. Itulah beberapa penjelasan megenai
Pengertian Moral dan Etika Beserta Contohnya, dimana agar pembaca dapat lebih memahami
yang di maksud dengan Moral dan Etika di jelaskan Perbedaan Antara Moral dan Etika.
DAFTAR PUSTAKA
http://mydocumentlaila.blogspot.com/2016/12/makalah-keperawatan-tentang-
pengambilan.html.
http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2016/07/makalah-etika-pengambilan-
keputusan.html
http://shantyblogger97.blogspot.com/2016/12/makalah-pengembangan-
kepribadian.html.
http://molamakalah.blogspot.com/2018/01/makalah-pengembangan-kepribadian.html.
https://www.ruangguru.co.id/pengertian-moral-dan-etika-beserta-contohnya-lengkap/.