Indra Pendengaran
“Kasus Kolesteatoma”
Kolesteatoma adalah pertumbuhan kulit yang abnormal dan non-kanker di area telinga tengah
atau belakang gendang telinga.
Kondisi ini paling sering disebabkan oleh infeksi telinga tengah secara berulang. Sedangkan
pada kasus yang jarang, kondisi ini dialami sejak lahir atau cacat lahir.
Jika tidak ditangani kolesteatoma dapat menyebabkan gangguan pendengaran karena
kolesteatoma terus bertambah besar.
Jenis Kolesteatoma
Jenis kolesteatoma ini tergolong sangat jarang. Kolesteatoma kongenital terjadi ketika Dua
pertiga kolesteatoma kongenital di telinga tengah terlihat sebagai massa putih di kuadran
anterosuperior membran timpani, dapat juga berada di membran timpani dan di apeks petrosa.
2. Kolesteatoma primer yang didapat (acquired) atau kolesteatoma retraksi
Terbentuknya jenis kolesteatoma ini dapat disebabkan oleh kegagalan fungsi ventilasi di telinga
bagian tengah. Namun lebih sering disebabkan oleh permeabilitas tabung yang tidak
mencukupi. Tabung tersebut berfungsi sebagai saluran antara telinga bagian tengah dan ruang
nasofaring.
Lalu kerusakan ini menyebabkan tekanan rendah di sel-sel telinga bagian tengah, dan akibatnya
membran timpani membentuk retraksi membran timpani atau yang disebut juga saku
retraksi. Retraksi tersebut terjadi terutama di daerah pars flaccida dari membran timpani, atau
yang disebut membran Shrapnell. Epitel skuamosa kemudian terakumulasi dalam saku retraksi,
dan setelah beberapa tahun terjadilah kolesteatoma.
Fakta Kolesteatoma
Berikut adalah fakta-fakta yang perlu Anda ketahui seputar kolesteatoma yaitu:
Penyebab paling umum dari kolesteatoma adalah ventilasi yang buruk pada ruang telinga
tengah, yang disebut disfungsi tuba eustachius.
Kolesteatoma dapat terjadi sejak bayi dilahirkan meski kasus ini sangat jarang.
Kolesteatoma yang tidak segera diobati dapat menyebabkan ketulian atau gangguan
pendengaran permanen.
Insidensi kolesteatoma pada populasi umum diperkirakan sebesar 3,7-13,9 per 100.000
penduduk. Kejadian ini lebih rendah dialami anak-anak (3/100.000) daripada pada orang dewasa
(9/100.000).
Di Amerika Serikat, kolesteatoma tergolong ke dalam penyakit langka yang terjadi pada
kurang dari satu dari 16.000 anak.
Sementara di Indonesia sendiri belum ada data yang dapat menunjukkan angka kejadian
kolesteatoma secara nasional di Indonesia. Penelitian yang dilakukan di RSUP Dr. Kariadi,
Semarang tahun 2011–2013 menunjukkan bahwa kolesteatoma ditemukan pada 47,89% kasus
otitis media kronis. Sebagian besar penderita pada kasus tersebut adalah laki-laki dengan rentang
usia 21–40 tahun.
Penyebab Kolesteatoma
Gejala kolesteatoma mulai dari ringan hingga parah tergantung sudah berapa lama kolesteatoma
yang Anda derita. Pada awalnya, telinga yang terkena mengalirkan cairan berbau busuk. Saat
kista tumbuh kemudian timbul gejala-gejala seperti:
Gangguan pendengaran, yang mungkin bersifat sementara (jika dirawat lebih awal) atau
permanen.
Tekanan telinga.
Nyeri di belakang atau di telinga Anda.
Vertigo (perasaan berputar-putar dan kehilangan keseimbangan).
Drainase cairan berbau busuk.
Kelumpuhan otot wajah (gejala dari kasus kolesteatoma yang parah).
Segeralah hubungi dokter jika terdapat gejala seperti di atas. Terkadang kolesteatoma tidak
memiliki gejala dan dapat diidentifikasi secara tidak sengaja.
Siapakah yang paling berisiko mengalami kolesteatoma?
Orang yang menderita alergi parah dapat berisiko menyebabkan masalah drainase pada tuba
eustachius.
Selain itu riwayat infeksi telinga keluarga juga menjadi faktor risiko terjadinya infeksi berulang
pada telinga tengah. Kondisi ini akan membuat Anda rentan terhadap infeksi sinus dan telinga,
dan paparan asap rokok.
Kapan harus konsultasi ke dokter?
Anda harus menghubungi dokter spesialis THT atau audiolog Anda segera jika Anda memiliki
gejala-gejala seperti vertigo, kelumpuhan otot wajah, dan gangguan pendengaran. Karena jika
kista terus tumbuh tanpa diperiksa dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen. [1]
Diagnosis Kolesteatoma
Alat medis ini memungkinkan dokter Anda untuk melihat apakah ada tanda-tanda kista tumbuh
di telinga Anda. Secara khusus, dokter akan mencari deposit sel kulit yang terlihat atau sejumlah
besar pembuluh darah di telinga.
Jika tidak ada tanda-tanda kolesteatoma yang jelas dokter Anda dapat melakukan
pemeriksaan CT scan. CT scan juga dapat dilakukan jika Anda menunjukkan gejala tertentu,
seperti pusing dan kelumpuhan otot wajah.
CT scan adalah tes pencitraan yang tidak menimbulkan rasa sakit. Alat ini dapat menangkap
gambar dari potongan melintang tubuh Anda, sehingga memungkinkan dokter untuk melihat
bagian dalam telinga dan tengkorak Anda. Dengan begitu dokter dapat memvisualisasikan kista
dengan lebih baik atau menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dari gejala Anda.
Selain itu juga dapat dilakukan tes pendengaran audiogram jika pasien
kolesteatoma menderita gangguan pendengaran konduktif, yaitu gangguan pendengaran yang
hanya memengaruhi telinga luar.
Komplikasi Kolesteatoma
Kolesteatoma yang tidak diobati akan tumbuh semakin besar dan menyebabkan komplikasi yang
mulai dari komplikasi ringan hingga sangat parah.
Sel-sel kulit mati di telinga yang menumpuk menjadi lingkungan yang ideal bagi bakteri
dan jamur untuk berkembang. Bakteri dan jamur tersebut kemudian dapat menginfeksi kista dan
menyebabkan peradangan, serta drainase telinga yang berkelanjutan.
Lama kelamaan kolesteatoma ini juga dapat membuat tulang di sekitarnya hancur, sehingga
merusak gendang telinga, tulang-tulang di dalam telinga, tulang-tulang di dekat otak, dan saraf-
saraf wajah. Gangguan pendengaran permanen dapat terjadi jika tulang-tulang di dalam telinga
rusak.
Kista bahkan dapat menyebar ke wajah jika terus tumbuh, menyebabkan kelumpuhan otot-otot
wajah.
Pengobatan Kolesteatoma
Secara umum, satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk mengobati kolesteatoma adalah
dengan operasi pengangkatan kista.
Kista harus diangkat untuk mencegah komplikasi yang dapat terjadi jika terus tumbuh
besar. Kolesteatoma tidak bisa hilang dengan sendirinya. Kolesteatoma biasanya terus tumbuh
dan menyebabkan masalah tambahan.
Setelah kolesteatoma selesai didiagnosis, kolesteatoma akan diobati dengan rejimen antibiotik,
tetes telinga, dan pembersihan telinga yang cermat oleh dokter untuk mengobati kista yang
terinfeksi, mengurangi peradangan, dan menjadikan telinga kering.
Dokter Anda kemudian akan menganalisis dengan baik tanda-tanda pertumbuhan kista dan
selanjutnya merencanakan untuk operasi pengangkatan kista.
Dalam kebanyakan kasus, operasi dilakukan sebagai prosedur rawat jalan yang berarti Anda
tidak harus tinggal di rumah sakit setelah operasi. Biasanya pasien yang harus tinggal di rumah
sakit hanya diperlukan jika kistanya sangat besar atau jika memiliki infeksi yang serius.
Operasi tersebut dilakukan dengan anestesi umum. Setelah operasi awal untuk mengangkat kista,
selanjutnya adalah operasi lanjutan untuk merekonstruksi bagian telinga dalam yang rusak dan
memastikan bahwa kista telah sepenuhnya diangkat.
Setelah kolesteatoma dihilangkan, dokter akan membuat janji temu dengan Anda untuk
menindak lanjuti hasil operasi dan memastikan kista tidak tumbuh kembali. Jika terdapat
kista patah tulang di telinga Anda, maka Anda perlu operasi kedua untuk memperbaiki
kondisinya.
Setelah operasi, beberapa orang biasanya mengalami pusing sementara atau rasa tidak
nyaman. Efek samping ini akan selesai dengan sendirinya dalam beberapa hari. [1, 2]
Kolesteatoma kongenital memang tidak dapat dicegah, tetapi para orang tua harus mengetahui
tanda-tanda serta gejalanya sehingga kondisi tersebut dapat dengan cepat diidentifikasi dan
mendapatkan pengobatan.
Anda dapat mencegah munculnya kolesteatoma di kemudian hari dengan mengobati infeksi
telinga secara menyeluruh dan sesegera mungkin. Namun, kista kemungkinan masih dapat
tumbuh.
Agar tidak menimbulkan komplikasi sangat penting untuk mengobati kolesteatoma yang Anda
derita sedini mungkin. Hubungi dokter Anda segera jika Anda yakin bahwa Anda menderita
kolesteatoma.
fbWhatsappTwitterLinkedIn