Material Beton
• Beton adalah Material komposit yang terdiri dari medium pengikat/ perekat (pada
umumnya campuran semen hidrolis dan air), agregat halus (pada umumnya pasir)
dan agregat kasar (pada umumnya kerikil) dengan atau tanpa bahan tambahan/
campuran/additives
a. Beton ringan
Berat jenisnya<1900 kg/m3, dipakai untuk elemen non-struktural. Dibuat dengan cara-cara berikut:
membuat gelembung udara dalam adukan semen, menggunakan agregat ringan (tanah liat bakar/
batu apung) atau pembuatan beton non-pasir.
b. Beton normal
Berat jenisnya 2200-2500 kg/m3, dipakai hampir pada semua bagianstruktural bangunan.
c. Beton berat
Berat jenis>2500 kg/m3, dipakai untuk struktur tertentu, misal: struktur yang harus tahan terhadap
radiasi atom.
Material Beton
JENIS-JENIS BETON
• Beton hampa
• Beton ekspose
a. Beton Segar
• Kemudahan pengerjaan/Workability, umumnya dinyatakan dalam besaran nilaislump (cm) dan dipengaruhi
oleh:
- Jumlah air yang dipakai. Makin banyak air, beton makin mudah dikerjakan
- Penambahan semen. Semen bertambah, air juga ditambah agar FAS (faktor air semen) tetap, maka beton
makin mudah dikerjakan
- Gradasi campuran pasir dan kerikil
- Pemakaian butir maksimum kerikil yang dipakai
- Pemakaian butir-butir batuan yang bulat
Material Beton
• Segregasi, kecenderungan agregat kasar untuk memisahkan diri dari campuran adukan beton, peluang
segregasi diperbesar dengan:
- Campuran yang kurus/kurang semen
- Pemakaian air yang terlalu banyak
- Semakin besar butir kerikil yang dipakai
- Campuran yang kasar, atau kurang agregat halus
- Tinggi jatuh pengecoran beton yang terlalu tinggi
• Bleeding , kecenderungan air campuran untuk naik keatas (memisahkan diri) pada beton segar yang baru saja
dipadatkan. Hal ini dapat dikurangi dengan cara:
- Memberi lebih banyak semen dalam campuran
- Menggunakan air sesedikit mungkin
- Menggunakan pasir lebih banyak
- Menyesuaikan intensitas dan durasi penggetaran pemadatan sesuai engan nilai slump campuran
Material Beton
b. Beton Keras
• Kuat geser
Didalam prakteknya, kuat tekan dan tarik selalu diikuti oleh kuat geser.
Material Beton
2. Sifat jangka Panjang
• Rangkak, adalah peningkatan deformasi (regangan) secara bertahap terhadap waktu akibat beban yang
bekerja secara konstan, dipengaruhi oleh:
- Kekuatan. Rangkak berkurang bila kuat tekan makin besar
- Perbandingan campuran. Bila FAS (faktor air semen) berkurang maka rangkak berkurang
- Agregat. Rangkak bertambah bila agregat halus dan semen bertambah banyak
- Umur. Kecepatan rangkak berkurang sejalan dengan umur beton
• Susut, adalah berkurangnya volume beton jika terjadi kehilangan kandungan uap air akibat penguapan,
dipengaruhi oleh:
- Agregat. Berperan sebagai penahan susut pasta semen
- Faktor air semen. Efek susut makin besar jika FAS (faktor air semen) makin besar
- Ukuran elemen beton. Laju dan besarnya penyusutan berkurang jika volume elemen beton makin besar
Material Beton
MUTU BETON
• Mutu suatu beton dikenal dengan istilah “K”. K adalah suatu nilai statistik dari suatu kumpulan hasil kuat
tekan benda uji kubus dalam jumlah tertentu pada umur 28 hari dengan nilai gagal yang diijinkan sebesar 5
%, satuan kg/cm2.
• Contoh: Beton dengan mutu K-250 menyatakan kekuatan tekan karakteristik minimum adalah 250 kg/cm2
pada umur beton 28 hari, dengan menggunakan kubus beton ukuran 15x15x15 cm
K175 - <K250 umumnya digunakan sebagai struktur beton tanpa tulangan, misal: beton siklop,
trotoar dan pasangan batu kosong yang diisi adukan dan pasangan batu
K250 - <K400 umumnya digunakan untuk beton bertulang, misal: pelat lantai jembatan, gelagar beton
bertulang, diafragma, kerb beton pracetak, gorong-gorong beton bertulang dan
bangunan bawah jembatan
K400 - K800 umumnya digunakan untuk beton prategang, seperti tiang pancang
beton prategang, gelagar beton prategang, pelat beton prategang dan
sejenisnya
Material Beton
Takaran material penyusun beton sesuai dengan mutu
NO Mutu Beton Semen (kg) Pasir (kg) Kerikil (kg) Air (liter) w/c ratio
1. 7,4 MPa (K 100) 247 869 999 215 0,87
• Beberapa bangunan atau sarana infrastruktur menggunakan beton karena tujuan di atas. Namun,
fungsi seperti kantor, restoran, rumah, seringkali mengkombinasikan antar beton dengan bahan lain.
• Inovasi desain dalam bentuk exploitasi beton adalah dengan jalan mengintegrasikan antara aspek
struktur, aspek ekspresi desain dan aspek utilitas (mekanikal, elektrikal, dan pemipaan- MEP).
• Hal ini memerlukan pemahaman atas sistem bangunan yang diekspresikan dalam beton yang
terekspos.
Beton dalam Arsitektur
Prinsip- prinsip yang harus diperhatikan ketika akan memilih beton untuk struktur utama
bangunan:
• Kebutuhan spasial: apakah ada kebutuhan modul bentangan tertentu? Apakah desain
harus bebas kolom dalam bentang tertentu?
• Ekspansi di masa datang: apakah desain akan berubah dan dikembangkan? Apakah
desain akan ditambah lantainya?
• Sistem lingkungan dalam: apakah sistem elektrikal dan mekanikal/ pemipaan akan diganti
sewaktu- waktu?
• Kondisi tanah: berapa dalam tanah keras? Berapa besar beban total bangunan?
Beton dalam Arsitektur
Arsitek- arsitek yang beberapa bangunannya lekat dengan ekspresi beton
• Le Corbusier
• Cast in situ
• Pre-cast
Beton dalam Arsitektur
cast in situ concrete
• adalah Pemindahan campuran beton cair darimixer ketempat dimana beton akan dicor yaitu
bekisting atau acuan pada struktur yang akan dikerjakan.
1. Penulangan
• Pada beton konvensional, tulangan harus dirakit secara manual, tahapan dari penulangan itu sendiri
adalah melalui pemotongan/ cutting, pembengkokan/bending , perakitan/assembling .
• Tulangan pada dunia konstruksi ada 2 macam yaitu tulangan polos dan tulangan ulir. Tulangan
polos biasanya dipakai untuk sengkang sedangkan tulangan ulir dipakai sebagai tulangan utama.
Tahapan penulangan ini banyak membutuhkan tenaga dan waktu yang banyak.
Beton dalam Arsitektur
2. Bekisting
• Bekisting digunakan sebagai cetakan untuk membuat elemen struktur pada bangunan, dalam
pembuatan bekisting harus dibuat sebaik mungkin agar tidak terjadi keruntuhan, cetakan tidak lurus,
dan sebagainya.
• Bahan yang digunakan biasanya dari papan kayu,polywood ,chipboard , danhardboard .Polywood
yang biasa digunakan adalah ¼, 3/8, ½, 5/8 dan ¾ inch yang tersedia dalam bentuk lembaran
dengan lebar 4 ft dan panjang 8,10,12 ft. bahan-bahan lain yang biasa digunakan untuk membuat
polystyrene , batako, dan beton
bekisting adalah aluminium, plastik, serat sintetis,
Beton dalam Arsitektur
3. Pengecoran
• Pengecoran adalah tahap dimana membuat beton, pada tahap ini perlu diperhatikan untuk
mendapatkan hasil beton dengan mutu baik, sesuai dengan yang direncanakan.
4. Bongkar Bekisting
• Pada tahap ini bekisting dibongkar setelah 28 hari, ini dilakukan untuk menjaga mutu beton agar
tercapai.
Beton dalam Arsitektur
Precast concrete (beton pracetak)
• adalah suatu metode percetakan komponen secara mekanisasi dalam pabrik atau workshop dengan
memberi waktu pengerasan dan mendapatkan kekuatan sebelum dipasang.
• Karena proses pengecorannya di tempat khusus (bengkel pabrikasi), maka mutunya dapat terjaga
dengan baik. Tetapi agar dapat menghasilkan keuntungan, maka beton pracetak hanya akan
diproduksi jika jumlah bentuk typical-nya mencapai angka minimum tertentu, bentuk typical yang
dimaksud adalah bentuk-bentuk repetitif dalam jumlah besar
Beton dalam Arsitektur
Kelebihan betonprecast
• Waktu pelaksanaan pekerjaan lebih cepat, karena elemen bangunan yang tipikal bisa dikerjakan
secara parallel sehingga setelah tiba di lokasi pekerjaan dapat segera dipasang/ dirangkai.
• Lebih ekonomis dalam penggunaan bekisting.
• Mutu lebih terjamin.
• Tidak terlalu terpengaruh kondisi cuaca
• Produktivitas lebih tinggi
Kekurangan betonprecast
• Memerlukan tambahan biaya transportasi yang cukup besar.
• Memerlukan alat berat dengan kapasitas yang relatif besar untuk pelaksanaan pemasangannya /
perangkaiannya yang mana membutuhkan biaya yang besar pula..
• Perlu perhatian khusus pada sambungan-sambungannya.
• Memerlukan lahan yang luas untuk proses produksinya.
Beton dalam Arsitektur
Tahapan pelaksanaan betonprecast
• Pembuatan beton pracetak di pabrik, Pembuatan beton pracetak dilakukan di luar dari lokasi proyek,
sehingga tahapan ini tidak mempengaruhi waktu dari proyek, karena beton pracetak dibuat sebelum
permintaan dari proyek
• Pembuatan beton pracetak di lokasi proyek, Pembuatan beton pracetak berada di wilayah lokasi
proyek tetapi di luar lokasi gedung yang akan di didirikan. Pembuatannya dapat dilakukan bersaman
dengan pekerjaan persiapan dan pekerjaan pondasi.
2. Tranportasi komponen
Pada tahapan ini yang perlu diperhatikan adalah jauh dekatnya jarak antar pabrik pembuat beton
pracetak dengan lokasi proyek, sehingga dapat tiba di lokasi proyek tepat pada waktunya. Cara
pengangkutan juga mempengaruhi kekuatan dari struktur pracetak.
Beton dalam Arsitektur
3. Erection
4. Pemasangan
• Tiang pancang
• Half solid slab (precast plank), hollow core slab, single-T, double-T, triple-T, channel slabs dan lain-lain.
• Balok beton pracetak dan balok beton pratekan pracetak (PC I Girder).
• Panel-panel dinding yang terdiri dari komponen yang solid, bagian dari single-T atau double-T. Pada
dinding tersebut dapat berfungsi sebagai pendukung beban (shear wall) atau tidak mendukung
beban.
• Jenis komponen pracetak lainnya, seperti : tangga, panel-panel penutup dan unit-unit beton pracetak
lainnya sesuai keinginan atau imajinasi dari insinyur sipil dan arsitek.
Beton dalam Arsitektur
Jenis komponen betonprecast
Beton Bertulang
• Beton bertulang merupakan material komposit yang terdiri dari beton dan baja tulangan yang
ditanam di dalam beton.
• Sifat utama beton adalah sangat kuat dalam menahan beban tekan (kuat tekan tinggi) tetapi lemah
didalam menahan gaya Tarik, oleh karena itu tulangan baja di dalam beton berfungsi menahan gaya
Tarik yang bekerja dan sebagian gaya tekan.
Beton Bertulang
• Baja tulangan dan beton dapat bekerjasama dalam menahan beban atas dasar beberapa alasan:
• Lekatan(bond) antara baja dan beton dapat beriknteraksi mencegah selip pada beton keras
• Campuran beton yang baik mempunyai sifat kedap air yang dapat mencegah korosi pada baja
tulangan
• Angka kecepatan muai antara baja dan beton hamper sama yaitu antara 0,000010 – 0,000013 /
°C untuk beton sedangkan baja 0,000012 /°C
• Baja adalah material yang lemah terhadap temperature tinggi oleh karena itu kekuatan tulangan
akan berkurang banyak pada temperatur yang tinggi. Sebaliknya, beton relatif kuat terhadap
temperatur tinggi. Dengan demikian, kerusakan yang disebabkan, bahkan oleh api yang menjalar
untuk jangka waktu yang lama, biasanya terbatas pada lapisan luar dari beton
Beton Bertulang
Baja Tulangan
1. Besi baja,
• Baja tulangan polos. Tegangan leleh (fy) pada baja tulangan polos biasanya sebesar 240 Mpa (BJTP
24). Diameter tulangan polos dipasaran umumnya adalah ø6, ø8, ø10, ø12, ø14, dan ø16
• Baja tulangan deform (baja ulir). Tegangan leleh (fy) minimum pada baja tulangan deform biasanya
sebesar 400 Mpa (BJTD 40). Diameter tulangan deform di pasaran umumnya adalah øD10, øD13,
øD16, øD19, øD22, øD25, øD28, øD32, øD36
Struktur balok prategang merupakan struktur beton dimana balok diusahakan tidak mengalami
tegangan tarik dengan cara memberikan kabel prategang yang merupakan baja mutu tinggi dan
digabungkan dengan beton mutu tinggi. Dengan cara menarik kabel prategang dan diangkurkan ke
beton maka baja yang semula tertarik setelah diangkurkan ke beton tarikan tersebut akan dilimpahkan
ke beton sehingga beton akan tertekan.
Beton Bertulang
Beton Bertulang
3. Jaring kawat baja (wiremash) .
.Merupakan sekumpulan tulangan polos atau ulir yng dilas satu sama lain sehingga membentuk grid.
Bisanya digunakan pada lantai/slab dan dinding
Beton Bertulang
Sistem Konstruksi Beton Bertulang
• Sistem balok satu arah dengan slab satu arah melintang dapat digunakan untuk bentang yang
relatif panjang (khususnya apabila balok prategang) dan memikul bentang besar
Beton Bertulang
Beton Bertulang
Sistem Konstruksi Beton Bertulang
• Flat plat merupakan pelat beton bertulang yang langsung ditumpu oleh kolom-kolom tanpa adanya
balok-balok
• Flat slab adalah sistem beton bertulang yang hampir sama dengan flat plat, hanya berbeda dalam
hal luas kontak antar plat dan kolom yang diperbesar dengan menggunakan drop panels dan atau
kepala kolom (column capitals)
• Baik flat plat maupun flat slab biasanya digunakan untuk intensitas beban yang tidak terlalu besar
dan bentang yang kecil
• Sistem ini sudah tidak direkomendasikan lagi di Indonesia untuk desain bangunan bertingkat
menengah dan tinggi, karena pertimbangan beban gempa
Beton Bertulang
Flat plat
Beton Bertulang
Flat slab
Beton Bertulang
Beton Bertulang
3. Sistem Plat Ber-rusuk Satu Arah(one - way joist)
• Sistem plat dengan rusuk satu arah adalah plat berusuk yang dibuat dengan mengecor (menuang)
beton pada perancah baja atau fiberglass berbentuk khusus. Balok melintang dengan berbagai
tinggi dapat dengan mudah dicor di tempat sehingga pada sistem ini pola denah kolom dapat
sangat bervariasi.
• Plat ber-rusuk ini dapat mempunyai bentang lebih besar dibandingkan dengan plat masif, terlebih
lagi kalau plat ber-rusuk itu diberi pasca tegangan (posttensioned
Beton Bertulang
Beton Bertulang
4. Sistem Plat Ber-rusuk Dua Arah(Two - way joist/ Wafel)
• Slab wafel (waffle slab) adalah sistem beton bertulang dua arah bertinggi konstan yang mempunyai
rusuk dalam dua arah. Rusuk ini dibentuk oleh cetakan khusus yang terbuat dari baja atau fibreglass.
• Rongga yang dibentuk oleh rusuk sangat mengurangi berat sendiri struktur. Untuk situasi bentang
besar, slab wafel lebih menguntungkan daripadaone-way joist
Beton Bertulang
Pondasi(Sub-structure)
1. Pondasi Tiang Pancang, adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima
dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang
terletak pada kedalaman tertentu.
• Pondasi tiang pancang digunakan untuk mentransfer beban yang dipikul pondasi (struktur
serta penggunanya) ke lapisan tanah yang dalam, dimana dapat dicapai daya dukung
yang lebih baik. Pondasi tiang pancang ini juga berguna untuk menahan gaya angkat
akibat tingginya muka air tanah dan gaya dinamis akibat gempa
• Tiang-tiang di atasnya dirangkai menjadi satu dengan plat beton yang disebut : kepala
tiang, Pur (Poer, Pile Cap). Pur ini nantinya akan menjadi tumpuan dari kolom-kolom, dan
meneruskan beban kolom ke tiang-tiang di bawahnya. Di bawah satu Pur umumnya
terdapat dua atau lebih tiang dengan bentuk tampang bulat, segi delapan atau segi
empat, diameter rata-rata antara : 30 cm – 40 cm.
Pondasi dalam
Pondasi Dalam dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
• Pemasangan pondasi bored pile ke dalam tanah dilakukan dengan cara mengebor tanah
terlebih dahulu, yang kemudian diisi tulangan yang telah dirangkai dan dicor beton.
• Tiang bor pile merupakan salh satu pondasi yang dipergunakan untuk bangunan, apabila
tanah dasarnya tidak mempunyai daya dukung tanah untuk memikul berat bangunan. Bor
pile ialah pondasi dalam yang masih satu tipe dengan tiang pancang, yangmembedakan
adalah cara pemasangannya / pembuatannya
• Bor pile adalah alternative lain apabila dalam pelaksanaan lokasi sangat sulit atau
beresiko apabila menggunakan tiang pancang (spoon pile). Seperti masalah mobilisasi
peralatan, dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan sekitar (getaran, kebisingan ,dll)
dan kondisi lain yang dapat mempengaruhi kegiatan pekerjaan
Pondasi dangkal
Pondasi bored pile
Pondasi dangkal
Rencana Pondasi tiang pancang / bored pile
Pondasi dangkal
Detail Pondasi bored pile / tiang pancang
Dimensi
MENENTUKAN DIMENSI BALOK
Rumusnya :
Rumus untuk mencari balok induk = 1/10 - 1/14 x L
Rumus untuk mencari balok anak = 1/12 - 1/16 x L
L= Panjang bentang balok yang terpanjang
Balok anak dibutuhkan apabila luas lantai melebihi 25 m2/ bentang ≥ 6m
Contoh:
• Plat lantai tebal minimal 12 cm dan Plat atap tebal minimal 10 cm.