Anda di halaman 1dari 77

Konstruksi Beton

Material Beton
• Beton adalah Material komposit yang terdiri dari medium pengikat/ perekat (pada
umumnya campuran semen hidrolis dan air), agregat halus (pada umumnya pasir)
dan agregat kasar (pada umumnya kerikil) dengan atau tanpa bahan tambahan/
campuran/additives

• Tugas perekat yaitu menghubungkan biji


pasir atau kerikil dan mengisi lubang-
lubang diantaranya. Tambahan air baru
memungkinkan pengikatan dan
pengerasan dari perekat
Material Beton
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BETON
Kelebihan
- Dapat dengan mudah dibentuk sesuai kebutuhan konstruksi
- Mampu memikul beban berat
- Tahan terhadap temperature yang tinggi
- Biaya pemeliharaan yang kecil
Kekurangan
- Bentuk yang telah dibuat sulit untuk diubah
- Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi
- Berat
- Daya pantul suara yang besar
Material Beton
JENIS-JENIS BETON

a. Beton ringan

Berat jenisnya<1900 kg/m3, dipakai untuk elemen non-struktural. Dibuat dengan cara-cara berikut:
membuat gelembung udara dalam adukan semen, menggunakan agregat ringan (tanah liat bakar/
batu apung) atau pembuatan beton non-pasir.

b. Beton normal

Berat jenisnya 2200-2500 kg/m3, dipakai hampir pada semua bagianstruktural bangunan.

c. Beton berat

Berat jenis>2500 kg/m3, dipakai untuk struktur tertentu, misal: struktur yang harus tahan terhadap
radiasi atom.
Material Beton
JENIS-JENIS BETON

d. Beton jenis lain

• Beton massa (mass concrete)

Beton yang dituang dalam volume besar, biasanya untuk


pilar, bendungan dan pondasi turbin pada pembangkit
listrik. Pada saat pengecoran beton jenis ini,
pengendalian diutamakan pada pengelolaan panas
hidrasi yang timbul, karena semakin besar massa beton
maka suhu didalam beton semakin tinggi. Bila
perbedaan suhu didalam beton dan suhu di permukaan
beton >20 °C dapat menimbulkan terjadinya tegangan
Tarik yang disertai retak-retak
Material Beton
• Ferosemen (ferrocement )

Mortar semen yang diberi anyaman kawat baja. Beton


ini mempunyai ketahanan terhadap retakan,
ketahanan terhadap patah lelah, daktilitas, fleksibilitas
dan sifat kedap air yang lebih baik dari beton biasa.

• Beton serat (fibre concrete )

Komposit dari beton biasa dan bahan lain yang berupa


serat, dapat berupa serat plastik/baja. Beton serat
lebih daktail daripada beton biasa, dipakai pada
bangunan hidrolik, landasan pesawat, jalan raya dan
lantai jembatan.
Material Beton
• Beton siklop

Beton biasa dengan ukuran agregat yang relatif besar-besar.


Agregat kasar dapat sebesar 20 cm. Beton ini digunakan
pada pembuatan bendungan dan pangkal jembatan.

• Beton hampa

Seperti beton biasa, namun setelah beton tercetak padat, air


sisa reaksi hidrasi disedot dengan cara vakum vacuum
(
method )

• Beton ekspose

Beton ekspose adalah beton yang tidak memerlukan proses


finishing , biasanya beton ini dihasilkan dengan menggunakan
bahan bekisting yang dapat menghasilkan permukaan beton
yang halus (misal baja dan multiplek). Beton ini sering
dijumpai pada gelagar jembatan, lisplang, kolom dan balok
bangunan
Material Beton
SIFAT-SIFAT BETON

a. Beton Segar

• Kemudahan pengerjaan/Workability, umumnya dinyatakan dalam besaran nilaislump (cm) dan dipengaruhi
oleh:
- Jumlah air yang dipakai. Makin banyak air, beton makin mudah dikerjakan
- Penambahan semen. Semen bertambah, air juga ditambah agar FAS (faktor air semen) tetap, maka beton
makin mudah dikerjakan
- Gradasi campuran pasir dan kerikil
- Pemakaian butir maksimum kerikil yang dipakai
- Pemakaian butir-butir batuan yang bulat
Material Beton
• Segregasi, kecenderungan agregat kasar untuk memisahkan diri dari campuran adukan beton, peluang
segregasi diperbesar dengan:
- Campuran yang kurus/kurang semen
- Pemakaian air yang terlalu banyak
- Semakin besar butir kerikil yang dipakai
- Campuran yang kasar, atau kurang agregat halus
- Tinggi jatuh pengecoran beton yang terlalu tinggi

• Bleeding , kecenderungan air campuran untuk naik keatas (memisahkan diri) pada beton segar yang baru saja
dipadatkan. Hal ini dapat dikurangi dengan cara:
- Memberi lebih banyak semen dalam campuran
- Menggunakan air sesedikit mungkin
- Menggunakan pasir lebih banyak
- Menyesuaikan intensitas dan durasi penggetaran pemadatan sesuai engan nilai slump campuran
Material Beton
b. Beton Keras

1. Sifat jangka pendek

• Kuat tekan, dipengaruhi oleh:


- Perbandingan air semen dan tingkat pemadatan
- Jenis semen dan kualitasnya
- Jenis dan kekasaran permukaan agregat
- Umur (pada keadaan normal, kekuatan
bertambah sesuai dengan umurnya)
- Suhu (kecepatan pengerasan bertambah dengan
naiknya suhu)
- Perawatan
Material Beton
• Kuat tarik
Kuat tarik beton berkisar 1/18 kuat tekan beton saat umurnya masih muda dan menjadi 1/20 sesudahnya.
Kuat tarik berperan penting dalam menahan retak-retak akibat perubahan kadar air dan suhu

• Kuat geser
Didalam prakteknya, kuat tekan dan tarik selalu diikuti oleh kuat geser.
Material Beton
2. Sifat jangka Panjang

• Rangkak, adalah peningkatan deformasi (regangan) secara bertahap terhadap waktu akibat beban yang
bekerja secara konstan, dipengaruhi oleh:
- Kekuatan. Rangkak berkurang bila kuat tekan makin besar
- Perbandingan campuran. Bila FAS (faktor air semen) berkurang maka rangkak berkurang
- Agregat. Rangkak bertambah bila agregat halus dan semen bertambah banyak
- Umur. Kecepatan rangkak berkurang sejalan dengan umur beton

• Susut, adalah berkurangnya volume beton jika terjadi kehilangan kandungan uap air akibat penguapan,
dipengaruhi oleh:
- Agregat. Berperan sebagai penahan susut pasta semen
- Faktor air semen. Efek susut makin besar jika FAS (faktor air semen) makin besar
- Ukuran elemen beton. Laju dan besarnya penyusutan berkurang jika volume elemen beton makin besar
Material Beton
MUTU BETON

• Mutu suatu beton dikenal dengan istilah “K”. K adalah suatu nilai statistik dari suatu kumpulan hasil kuat
tekan benda uji kubus dalam jumlah tertentu pada umur 28 hari dengan nilai gagal yang diijinkan sebesar 5
%, satuan kg/cm2.

• Contoh: Beton dengan mutu K-250 menyatakan kekuatan tekan karakteristik minimum adalah 250 kg/cm2
pada umur beton 28 hari, dengan menggunakan kubus beton ukuran 15x15x15 cm

Mutu Beton Pengunaan

K < 125 Biasanya untuk elemen bangunan non-struktural

K125 - <K175 Biasanya digunakan sebagi lantai kerja

K175 - <K250 umumnya digunakan sebagai struktur beton tanpa tulangan, misal: beton siklop,
trotoar dan pasangan batu kosong yang diisi adukan dan pasangan batu
K250 - <K400 umumnya digunakan untuk beton bertulang, misal: pelat lantai jembatan, gelagar beton
bertulang, diafragma, kerb beton pracetak, gorong-gorong beton bertulang dan
bangunan bawah jembatan
K400 - K800 umumnya digunakan untuk beton prategang, seperti tiang pancang
beton prategang, gelagar beton prategang, pelat beton prategang dan
sejenisnya
Material Beton
Takaran material penyusun beton sesuai dengan mutu

NO Mutu Beton Semen (kg) Pasir (kg) Kerikil (kg) Air (liter) w/c ratio
1. 7,4 MPa (K 100) 247 869 999 215 0,87

2. 9,8 MPa (K 125) 276 828 1012 215 0,78

3. 12,2 MPa (K 150) 299 799 1017 215 0,72

4. 14,5 MPa (K 175) 326 760 1029 215 0,66

5. 16,9 MPa (K 200) 352 731 1031 215 0,61

6. 19,3 MPa (K 225) 371 698 1047 215 0,58

7. 21,7 MPa (K 250) 384 692 1039 215 0,56

8. 24,0 MPa (K 275) 406 684 1026 215 0,53

9. 26,4 MPa (K 300) 413 681 1021 215 0,52

10. 28,8 MPa (K 325) 439 670 1006 215 0,49

11. 31,2 MPa (K 350) 448 667 1000 215 0,48


Beton dalam Arsitektur
Isu- isu Struktur Dalam Desain Arsitektur
• Beton adalah material yang cocok untuk bangunan bersifat permanen, tahan api dan relatif murah
dalam biaya pemeliharaan

• Beberapa bangunan atau sarana infrastruktur menggunakan beton karena tujuan di atas. Namun,
fungsi seperti kantor, restoran, rumah, seringkali mengkombinasikan antar beton dengan bahan lain.

• Inovasi desain dalam bentuk exploitasi beton adalah dengan jalan mengintegrasikan antara aspek
struktur, aspek ekspresi desain dan aspek utilitas (mekanikal, elektrikal, dan pemipaan- MEP).

• Hal ini memerlukan pemahaman atas sistem bangunan yang diekspresikan dalam beton yang
terekspos.
Beton dalam Arsitektur
Prinsip- prinsip yang harus diperhatikan ketika akan memilih beton untuk struktur utama
bangunan:

• Kebutuhan spasial: apakah ada kebutuhan modul bentangan tertentu? Apakah desain
harus bebas kolom dalam bentang tertentu?

• Ekspansi di masa datang: apakah desain akan berubah dan dikembangkan? Apakah
desain akan ditambah lantainya?

• Sistem lingkungan dalam: apakah sistem elektrikal dan mekanikal/ pemipaan akan diganti
sewaktu- waktu?

• Kemudahan konstruksi: apakah material tersedia? Apakah tenaga kerja tersedia?

• Tahan api: berapa fire rating yang ditetapkan?

• Kondisi tanah: berapa dalam tanah keras? Berapa besar beban total bangunan?
Beton dalam Arsitektur
Arsitek- arsitek yang beberapa bangunannya lekat dengan ekspresi beton
• Le Corbusier

Chapelle Notre Dame du Maison de la Culture the high court chandigarh


Haut
Beton dalam Arsitektur
• Louis I. Kahn

Salk Institute for Biological Studies Bangladesh National Parliament


Beton dalam Arsitektur
• Frank Lloyd Wright 

Solomon R. Guggenheim Museum The Ennis House


Beton dalam Arsitektur
• Tadao Ando 

Pulitzer Arts Foundation Centro Roberto Garza Sada, Universidad de


Monterrey
Beton dalam Arsitektur
• Andra matin 

Andra matin’s house MW house Secrete garden village


Beton dalam Arsitektur
Klasifikasi beton berdasarkan proses pembuatannya

• Cast in situ

• Pre-cast
Beton dalam Arsitektur
cast in situ concrete

• adalah Pemindahan campuran beton cair darimixer ketempat dimana beton akan dicor yaitu
bekisting atau acuan pada struktur yang akan dikerjakan.

• Kelebihan betoncast in situ


• Lebih ekonomis dari segi biaya, tidak memerlukan biaya tambahan untuk transportasi material
dan alat berat khusus misalnya crane untuk proses pemasangan / perangkaian.
• Meminimalisir terjadinya masalah pada sambungan elemen struktur.

• Kekeurangan betoncast in situ


• Waktu pelaksanaan konstruksi lebih lama, karena masing-masing elemen struktur yang saling
ketergantungan harus dikerjakan secara berurutan.
• Mutu kurang terjamin, terutama permukaan betonnya tidak sehalus beton precast.
Beton dalam Arsitektur
Tahapan pelaksanaan betoncast in situ

1. Penulangan

• Pada beton konvensional, tulangan harus dirakit secara manual, tahapan dari penulangan itu sendiri
adalah melalui pemotongan/ cutting, pembengkokan/bending , perakitan/assembling .

• Tulangan pada dunia konstruksi ada 2 macam yaitu tulangan polos dan tulangan ulir. Tulangan
polos biasanya dipakai untuk sengkang sedangkan tulangan ulir dipakai sebagai tulangan utama.
Tahapan penulangan ini banyak membutuhkan tenaga dan waktu yang banyak.
Beton dalam Arsitektur
2. Bekisting

• Bekisting digunakan sebagai cetakan untuk membuat elemen struktur pada bangunan, dalam
pembuatan bekisting harus dibuat sebaik mungkin agar tidak terjadi keruntuhan, cetakan tidak lurus,
dan sebagainya.

• Bahan yang digunakan biasanya dari papan kayu,polywood ,chipboard , danhardboard .Polywood
yang biasa digunakan adalah ¼, 3/8, ½, 5/8 dan ¾ inch yang tersedia dalam bentuk lembaran
dengan lebar 4 ft dan panjang 8,10,12 ft. bahan-bahan lain yang biasa digunakan untuk membuat
polystyrene , batako, dan beton
bekisting adalah aluminium, plastik, serat sintetis,
Beton dalam Arsitektur
3. Pengecoran

• Pengecoran adalah tahap dimana membuat beton, pada tahap ini perlu diperhatikan untuk
mendapatkan hasil beton dengan mutu baik, sesuai dengan yang direncanakan.

4. Bongkar Bekisting

• Pada tahap ini bekisting dibongkar setelah 28 hari, ini dilakukan untuk menjaga mutu beton agar
tercapai.
Beton dalam Arsitektur
Precast concrete (beton pracetak)

• adalah suatu metode percetakan komponen secara mekanisasi dalam pabrik atau workshop dengan
memberi waktu pengerasan dan mendapatkan kekuatan sebelum dipasang.

• Karena proses pengecorannya di tempat khusus (bengkel pabrikasi), maka mutunya dapat terjaga
dengan baik. Tetapi agar dapat menghasilkan keuntungan, maka beton pracetak hanya akan
diproduksi jika jumlah bentuk typical-nya mencapai angka minimum tertentu, bentuk typical yang
dimaksud adalah bentuk-bentuk repetitif dalam jumlah besar
Beton dalam Arsitektur
Kelebihan betonprecast
• Waktu pelaksanaan pekerjaan lebih cepat, karena elemen bangunan yang tipikal bisa dikerjakan
secara parallel sehingga setelah tiba di lokasi pekerjaan dapat segera dipasang/ dirangkai.
• Lebih ekonomis dalam penggunaan bekisting.
• Mutu lebih terjamin.
• Tidak terlalu terpengaruh kondisi cuaca
• Produktivitas lebih tinggi

Kekurangan betonprecast
• Memerlukan tambahan biaya transportasi yang cukup besar.
• Memerlukan alat berat dengan kapasitas yang relatif besar untuk pelaksanaan pemasangannya /
perangkaiannya yang mana membutuhkan biaya yang besar pula..
• Perlu perhatian khusus pada sambungan-sambungannya.
• Memerlukan lahan yang luas untuk proses produksinya.
Beton dalam Arsitektur
Tahapan pelaksanaan betonprecast

1. Pembuatan beton pracetak

• Pembuatan beton pracetak di pabrik, Pembuatan beton pracetak dilakukan di luar dari lokasi proyek,
sehingga tahapan ini tidak mempengaruhi waktu dari proyek, karena beton pracetak dibuat sebelum
permintaan dari proyek

• Pembuatan beton pracetak di lokasi proyek, Pembuatan beton pracetak berada di wilayah lokasi
proyek tetapi di luar lokasi gedung yang akan di didirikan. Pembuatannya dapat dilakukan bersaman
dengan pekerjaan persiapan dan pekerjaan pondasi.

2. Tranportasi komponen

Pada tahapan ini yang perlu diperhatikan adalah jauh dekatnya jarak antar pabrik pembuat beton
pracetak dengan lokasi proyek, sehingga dapat tiba di lokasi proyek tepat pada waktunya. Cara
pengangkutan juga mempengaruhi kekuatan dari struktur pracetak.
Beton dalam Arsitektur
3. Erection

Tepat tidaknya penggunaan beton pracetak juga


ditentukan dari tersedianya alat pengangkat dan
feasibility-nya. Pemilihan alat pengangkat dipengaruhi
dari berbagai faktor, antara lain berat dari pracetak, tinggi
bangunan, dan kondisi lapangan. Alat berat yang dapat
dipakai untuk mengangkat elemen pracetak adalah
mobile crane, derrick crane,tower crane, dan hydraulic
crane. Sistem pengangkatan mempengaruhi keutuhan
dari struktur pracetak.

4. Pemasangan

Pada tahapan ini yang perlu diperhatikan adalah


ketepatan dalam pemasangan elemen pracetak dan
pemilihan sambungan–sambungan antar elemen
pracetak.
Beton dalam Arsitektur
Jenis komponen betonprecast

• Tiang pancang

• Sheet pile dan dinding diafragma

• Half solid slab (precast plank), hollow core slab, single-T, double-T, triple-T, channel slabs dan lain-lain.

• Balok beton pracetak dan balok beton pratekan pracetak (PC I Girder).

• Kolom beton pracetak satu lantai atau multi lantai.

• Panel-panel dinding yang terdiri dari komponen yang solid, bagian dari single-T atau double-T. Pada
dinding tersebut dapat berfungsi sebagai pendukung beban (shear wall) atau tidak mendukung
beban.

• Jenis komponen pracetak lainnya, seperti : tangga, panel-panel penutup dan unit-unit beton pracetak
lainnya sesuai keinginan atau imajinasi dari insinyur sipil dan arsitek.
Beton dalam Arsitektur
Jenis komponen betonprecast
Beton Bertulang
• Beton bertulang merupakan material komposit yang terdiri dari beton dan baja tulangan yang
ditanam di dalam beton.

• Sifat utama beton adalah sangat kuat dalam menahan beban tekan (kuat tekan tinggi) tetapi lemah
didalam menahan gaya Tarik, oleh karena itu tulangan baja di dalam beton berfungsi menahan gaya
Tarik yang bekerja dan sebagian gaya tekan.
Beton Bertulang
• Baja tulangan dan beton dapat bekerjasama dalam menahan beban atas dasar beberapa alasan:
• Lekatan(bond) antara baja dan beton dapat beriknteraksi mencegah selip pada beton keras
• Campuran beton yang baik mempunyai sifat kedap air yang dapat mencegah korosi pada baja
tulangan
• Angka kecepatan muai antara baja dan beton hamper sama yaitu antara 0,000010 – 0,000013 /
°C untuk beton sedangkan baja 0,000012 /°C
• Baja adalah material yang lemah terhadap temperature tinggi oleh karena itu kekuatan tulangan
akan berkurang banyak pada temperatur yang tinggi. Sebaliknya, beton relatif kuat terhadap
temperatur tinggi. Dengan demikian, kerusakan yang disebabkan, bahkan oleh api yang menjalar
untuk jangka waktu yang lama, biasanya terbatas pada lapisan luar dari beton
Beton Bertulang
Baja Tulangan

Bentuk-bentuk baja tulangan untuk beton:

1. Besi baja,

• Baja tulangan polos. Tegangan leleh (fy) pada baja tulangan polos biasanya sebesar 240 Mpa (BJTP
24). Diameter tulangan polos dipasaran umumnya adalah ø6, ø8, ø10, ø12, ø14, dan ø16

• Baja tulangan deform (baja ulir). Tegangan leleh (fy) minimum pada baja tulangan deform biasanya
sebesar 400 Mpa (BJTD 40). Diameter tulangan deform di pasaran umumnya adalah øD10, øD13,
øD16, øD19, øD22, øD25, øD28, øD32, øD36

• Baja beton dikodekan berurutan dengan: huruf BJ, TP dan TD,


• BJ berarti Baja
• T P berarti Tulangan Polos
• TD berarti Tulangan Deformasi (Ulir)
Beton Bertulang
2. Kabel/ tendon. Biasanya digunakan untuk beton prategang

Struktur balok prategang merupakan struktur beton dimana balok diusahakan tidak mengalami
tegangan tarik dengan cara memberikan kabel prategang yang merupakan baja mutu tinggi dan
digabungkan dengan beton mutu tinggi. Dengan cara menarik kabel prategang dan diangkurkan ke
beton maka baja yang semula tertarik setelah diangkurkan ke beton tarikan tersebut akan dilimpahkan
ke beton sehingga beton akan tertekan.
Beton Bertulang
Beton Bertulang
3. Jaring kawat baja (wiremash) .

.Merupakan sekumpulan tulangan polos atau ulir yng dilas satu sama lain sehingga membentuk grid.
Bisanya digunakan pada lantai/slab dan dinding
Beton Bertulang
Sistem Konstruksi Beton Bertulang

1. Slab dan Balok


• Sistem beton bertulang, yang paling sederhana adalah slab satu arah konvensional. Salah satu
keuntungan sistem ini adalah mudah dalam pelaksanaannya. Sistem ini cocok untuk bentang kecil.
Untuk bentang besar, berat sendiri slab menjadi sangat besar sehingga akan lebih efisien kalau
menggunakan slab ber-rusuk

• Sistem balok satu arah dengan slab satu arah melintang dapat digunakan untuk bentang yang
relatif panjang (khususnya apabila balok prategang) dan memikul bentang besar
Beton Bertulang
Beton Bertulang
Sistem Konstruksi Beton Bertulang

2.Flat Plat dan Flat Slab

• Flat plat merupakan pelat beton bertulang yang langsung ditumpu oleh kolom-kolom tanpa adanya
balok-balok

• Flat slab adalah sistem beton bertulang yang hampir sama dengan flat plat, hanya berbeda dalam
hal luas kontak antar plat dan kolom yang diperbesar dengan menggunakan drop panels dan atau
kepala kolom (column capitals)

• Baik flat plat maupun flat slab biasanya digunakan untuk intensitas beban yang tidak terlalu besar
dan bentang yang kecil

• Sistem ini sudah tidak direkomendasikan lagi di Indonesia untuk desain bangunan bertingkat
menengah dan tinggi, karena pertimbangan beban gempa
Beton Bertulang
Flat plat
Beton Bertulang
Flat slab
Beton Bertulang
Beton Bertulang
3. Sistem Plat Ber-rusuk Satu Arah(one - way joist)

• Sistem plat dengan rusuk satu arah adalah plat berusuk yang dibuat dengan mengecor (menuang)
beton pada perancah baja atau fiberglass berbentuk khusus. Balok melintang dengan berbagai
tinggi dapat dengan mudah dicor di tempat sehingga pada sistem ini pola denah kolom dapat
sangat bervariasi.

• Plat ber-rusuk ini dapat mempunyai bentang lebih besar dibandingkan dengan plat masif, terlebih
lagi kalau plat ber-rusuk itu diberi pasca tegangan (posttensioned
Beton Bertulang
Beton Bertulang
4. Sistem Plat Ber-rusuk Dua Arah(Two - way joist/ Wafel)

• Slab wafel (waffle slab) adalah sistem beton bertulang dua arah bertinggi konstan yang mempunyai
rusuk dalam dua arah. Rusuk ini dibentuk oleh cetakan khusus yang terbuat dari baja atau fibreglass.

• Rongga yang dibentuk oleh rusuk sangat mengurangi berat sendiri struktur. Untuk situasi bentang
besar, slab wafel lebih menguntungkan daripadaone-way joist
Beton Bertulang
Pondasi(Sub-structure)

• Pondasi dalah suatu bagian


dari konstruksi bangunan yang
bertugas mendukung seluruh
beban bangunan dan
meneruskan beban bangunan
atas (Upper Structure / Super
Structure) ke dasar tanah yang
cukup kuat mendukungnya

• Pondasi (Foundation) disebut


juga Pandemen (fundament)
dan disebut juga Struktur
Bangunan bagian bawah (Sub
Structure)
Pondasi(Sub-structure)
• Kerusakan pondasi dapat berupa pecah
atau mengalami penurunan, kerusakan ini
akan diikuti oleh kerusakan-kerusakan
bagian bangunan lain, antara lain:
• Dinding retak dan miring.
• Lantai bergelombang dan pecah.
• Kedudukan kusen pintu dan jendela
berubah/bergeser.
• Sudut kemiringan tangga berubah.
• Penurunan bangunan dan atap
bangunan.
• Runtuhnya bangunan. Dan lain-lain.
Pondasi(Sub-structure)
Pondasi(Sub-structure)
• Pada pondasi tidak boleh terjadi penurunan pondasi setempat ataupun penurunan
pondasi merata melebihi dari batas – batas tertentu, yaitu:

• Pembuatan pondasi sangatlah dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain :


– Berat bangunan yang didukung.
– Jenis tanah dan daya dukungnya.
– Bahan penyusun pondasi.
– Alat dan tenaga kerja pembuat.
– Lokasi dan situasi pondasi yang dibuat.
– Biaya pembuatan pondasi.
Pondasi(Sub-structure)
• Perencanaan pondasi seharusnya dan sebaiknya
mengikuti rekomendasi dari hasil penyelidikan tanah
(Soil Investigation), yaitu suatu usaha penyelidikan ke
dalam lapisan tanah untuk mengetahui jenis dan
kekuatan tanah.

• Dari Soil Investigation yang dilakukan dapat diketahui :


– Jenis dan kekuatan tanah serta kedalamannya.
– Kedalaman dan muka air tanah.
– Perkiraan penurunan ( settlement ) dikemudian hari.
– Perkiraan beban maksimum yang diijinkan.
– Dapat menentukan jenis pondasi.
Pondasi(Sub-structure)
• Hal-hal yang dapat mengakibatkan kerusakan pada pondasi adalah :
– Perubahan fungsi gedung, sehingga terjadi pembebanan yang melebihi kapasitas
pondasi.
– Bencana alam, seperti : gempa, banjir, tanah longsor, atau getaran yang terulang.
– Akar pohon besar.
– Kerusakan struktur tanah akibat adanya pembangunan gedung yang lebih berat di
dekatnya.
– Usia pondasi mengakibatkan kelelahan bahan.
– Adanya faktor ketidakpastian dan jenis tanah yang tidak seragam, mengakibatkan
terjadinya salah taksir dalam perencanaan.
Pondasi(Sub-structure)

• Berdasarkan kedalaman letaknya, pondasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :


I. Pondasi Dangkal ( Shallow Foundation ).
II. Pondasi Dalam ( Deep Foundation ).
Pondasi dangkal

I. Pondasi Dangkal (Shallow Foundations), adalah


jenis pondasi yang dasarnya terletak tidak terlalu
dalam dari permukaan tanah atas. Dapat
dikerjakan dengan alat sederhana oleh tenaga
manusia. Disebut pondasi dangkal bila
kedalaman pondasi dari muka tanah adalah
kurang atau sama dengan lebar pondasi ( D ≤ B ).
Pondasi dangkal
Pondasi Menerus Batu kali Pondasi Menerus Beton bertulang
Pondasi dangkal
Gambar rencana pondasi menerus
Pondasi dangkal
2. Pondasi Telapak atau Setempat ( Individual Footing ), dipakai pada kedalaman tanah
lebih dari 1,20 m dari muka tanah dan dipasang di bawah kolom-kolom utama
pendukung bangunan. Seluruh beban bangunan dilimpahkan ke kolom-kolom utama,
dan diteruskan ke pondasi di bawahnya. Pondasi ini tetap dihubungkan oleh balok sloof
dengan pondasi setempat lain, dan sloof ditopang oleh pondasi batu kali. Pondasi
setempat dipakai pada kedalaman 1,50 – 4,00 m, dengan tanah yang digali hanya pada
dimana kolom-kolom utamanya ditanam, sedangkan galian di bawah balok sloof cukup
dengan 0,60 – 0,80 m.

• Jenis pondasi setempat berdasarkan bahan pembentuknya, adalah :


– Plat beton bertulang ( Pondasi Telapak – Foot Plat ), dibuat dari beton bertulang berupa plat,
tulangan kolom ditanam sampai dasar plat.
– Pilar pasangan batu-kali, dapat berupa : kerucut terpotong atau kubus tegak, ataupun juga bulat (
pondasi sumuran ).
Pondasi dangkal
Pondasi Setempat Beton
bertulang
Pondasi dangkal
Gambar rencana pondasi setempat
Pondasi dangkal
Pondasi Setempat Batu kali
Pondasi dangkal
Pondasi Setempat Batu kali (sumuran)
Pondasi dangkal
3. Pondasi Gabungan ( Combined Footing ), merupakan pondasi plat yang mendukung
lebih dari satu kolom.

Pondasi ini dipakai bila:

• Beban kolom terlalu besar


sedang jarak kolom dengan
kolom terlalu dekat,
sehingga menimbulkan
luasan plat fondasi yang
dibutuhkan akan saling
menutup (overlapping)

• luas tanah untuk bangunan


sangat terbatas
Pondasi dangkal
Pondasi Setempat Batu kali (sumuran)
Pondasi dangkal
4. Pondasi Rakit/Raft Foundation, merupakan plat beton besar yang digunakan untuk
menylurkan beban dari satu atau lebih kolom di dalam beberapa garis/ beberapa jalur
menuju tanah
• Sebuah pondasi rakit boleh digunakan
di mana tanah dasar mempunyai daya
dukung yang rendah atau beban yang
begitu besar, sehingga lebih dari 50
persen dari luas, ditutupi oleh pondasi
telapak secara konvensional.
Perancangan rakit yang paling lazim
terdiri dari sebuah pelat beton rata
dengan tebal 0,75 - 2 m, dan dengan
alas serta dengan penulangan dua arah
atas dan bawah yang menerus.
Pondasi dangkal
Pondasi Rakit/Raft Foundation
Pondasi dalam

II. Pondasi Dalam (Deep Foundations), adalah


jenis pondasi yang dipakai pada kedalaman
lebih dari 6,00 m dari permukaan tanah, dasar
pondasi ini terletak cukup dalam dari
permukaan tanah atas. Dikerjakan dengan
peralatan berat dan tidak dapat dikerjakan oleh
tenaga manusia. Disebut pondasi dalam bila
kedalaman pondasi dari muka tanah adalah
sama atau lebih besar dari lima kali lebar
pondasi ( D ≥ 5B )
Pondasi dalam
Pondasi Dalam dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

1. Pondasi Tiang Pancang, adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima
dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang
terletak pada kedalaman tertentu.

• Pondasi tiang pancang digunakan untuk mentransfer beban yang dipikul pondasi (struktur
serta penggunanya) ke lapisan tanah yang dalam, dimana dapat dicapai daya dukung
yang lebih baik. Pondasi tiang pancang ini juga berguna untuk menahan gaya angkat
akibat tingginya muka air tanah dan gaya dinamis akibat gempa

• Tiang-tiang di atasnya dirangkai menjadi satu dengan plat beton yang disebut : kepala
tiang, Pur (Poer, Pile Cap). Pur ini nantinya akan menjadi tumpuan dari kolom-kolom, dan
meneruskan beban kolom ke tiang-tiang di bawahnya. Di bawah satu Pur umumnya
terdapat dua atau lebih tiang dengan bentuk tampang bulat, segi delapan atau segi
empat, diameter rata-rata antara : 30 cm – 40 cm.
Pondasi dalam
Pondasi Dalam dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

1. Pondasi Tiang Pancang, adalah bagian dari


struktur yang digunakan untuk menerima dan
mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur
atas ke tanah penunjang yang terletak pada
kedalaman tertentu.
• Pondasi tiang pancang digunakan untuk
mentransfer beban yang dipikul pondasi
(struktur serta penggunanya) ke lapisan tanah
yang dalam, dimana dapat dicapai daya dukung
yang lebih baik. Pondasi tiang pancang ini juga
berguna untuk menahan gaya angkat akibat
tingginya muka air tanah dan gaya dinamis
akibat gempa
Pondasi dalam
• Pondasi tiang pancang dipilih jika:
– Tanah dasar di bawah bangunan tidak mempunyai daya dukung (misalnya
pembangunan lepas pantai)
– Tanah dasar di bawah bangunan tidak mampu memikul bangunan yang ada diatasnya
atau tanah keras yang mampu memikul beban tersebut jauh dari permukaan tanah
– Pembangunan diatas tanah yang tidak rata
– Memenuhi kebutuhan untuk menahan gaya desak keatas (uplift)
Pondasi dalam
2. Pondasi bored pile adalah pondasi tiang yang pemasangannya dilakukan dengan
mengebor tanah lebih dahulu.

• Pemasangan pondasi bored pile ke dalam tanah dilakukan dengan cara mengebor tanah
terlebih dahulu, yang kemudian diisi tulangan yang telah dirangkai dan dicor beton.

• Tiang bor pile merupakan salh satu pondasi yang dipergunakan untuk bangunan, apabila
tanah dasarnya tidak mempunyai daya dukung tanah untuk memikul berat bangunan. Bor
pile ialah pondasi dalam yang masih satu tipe dengan tiang pancang, yangmembedakan
adalah cara pemasangannya / pembuatannya

• Bor pile adalah alternative lain apabila dalam pelaksanaan lokasi sangat sulit atau
beresiko apabila menggunakan tiang pancang (spoon pile). Seperti masalah mobilisasi
peralatan, dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan sekitar (getaran, kebisingan ,dll)
dan kondisi lain yang dapat mempengaruhi kegiatan pekerjaan
Pondasi dangkal
Pondasi bored pile
Pondasi dangkal
Rencana Pondasi tiang pancang / bored pile
Pondasi dangkal
Detail Pondasi bored pile / tiang pancang
Dimensi
MENENTUKAN DIMENSI BALOK
Rumusnya :
Rumus untuk mencari  balok induk = 1/10 - 1/14 x L
Rumus untuk mencari balok anak = 1/12 - 1/16 x L
L= Panjang bentang balok yang terpanjang
Balok anak dibutuhkan apabila luas lantai melebihi 25 m2/ bentang ≥ 6m

Contoh:

1. Balok Induk 2. Balok Anak


    h = (1/12 x L)     h = (1/15 x L)
       = 0.08 x 600        = 0.07 x 600
       = 50.00 cm        = 40.00 cm
h
    b = (1/2 x 50 cm)     b = (1/2 x 40 cm)
       = 0.05 x 50.00        = 0.05 x 40.00
       = 25.00 cm        = 20.00 cm
b
Dimensi
MENENTUKAN DIMENSI KOLOM
 Rumusnya :  Lebar balok (b) + (2 x 5cm)
    
 Contoh:
    
     Diketahui Lebar Balok (b) = 25 cm
     Maka Lebar  Kolom adalah
      = 25 + (2 x 5)
      = 25 +10
      = 35cm

Plat yang menggunakan sistem rangka memiliki dua ketebalan :

• Plat lantai tebal minimal 12 cm dan Plat atap tebal minimal 10 cm.

Balok kantilever memiliki dimensi tinggi : ¼ x bentangkantilever.

Anda mungkin juga menyukai