Di dalam pembagunan jemaat vital dan menarik sangat dibutuhkan bagaimana partisipasi jemaat
dalam membangun jemaat yang vital. Karena melalui partisipasi jemaat suatu organisasi dapat
terwujud dan terlaksana, iklim positif sangat dibutuhkan. Iklim di HKBP Hutanamora Ressort
Butar Distrik Humbang Habinsaran adalah hampir menuju iklim positif karena pimpinan gereja
dan parhalado serta dalam anggota jemaat ada sikap saling menerima, saling tolong menolong,
dan menempatkan segala sesuatunya pada porsinya masing-masing. Artinya bahwa iklim yang
ada di gereja ini memiliki pengaruh yang positif untuk setiap anggota jemaat. Perencanaan yang
dilakukan oleh gereja hampir tercapai dengan baik. Dalam pengambilan keputusan dilakukan
secara merata dan semua orang yang berkepentingan dilibatkan. Namun ada hal yang membuat
kurang tercapainya iklim postif di dalam gereja ini dimana para sintua sering tidak satu pendapat
sehingga mengakibatkan konflik yang menghambat tercapainya iklim yang positif.
Iklim yang positif dapat tercapai jika ada partisipasi dengan senang hati dan aktif. Maka dalam
pembangunan jemaat dibutuhkan partisipasi jemaat tanpa membeda-bedakan jemaat agar
tercapai jemaat vital. Iklim yang baik mendorong jemaat untuk dengan sukacita terlibat aktif
dalam kegiatan organisasi karena di dalamnya terdapat pengakuan dan perlakuan terhadap setiap
anggota gereja sebagai subjek dalam hidup dan karya gereja. Namun penting untuk ketahui
bahwa iklim sangat erat kaitannya dengan faktor kepemimpinan dan juga struktur gereja yang
dibagun di dalam gereja. Iklim psotif terjadi di gereja ini karena gereja memandang anggota
jemaat biasa dihargai dan dihormati.
Kepemimpinan
Relasi yang terjadi selama ini di dalam gereja baik itu relasi antar individu maupun relasi
antar kelompok. Sejauh ini, masih baik-baik saja. Walaupun masih ada sebagian dari jemaat
yang kurang dalam berpartisipasi membangun solidaritas atau relasi di dalam gereja, karena
pengaruh dari kehidupan jemaat yang kurang bertumbuh dan berkembang. Namun jika dilihat
dari kegiatan yang ada di dalam gereja, relasi antara jemaat masih terbangun dengan baik, baik
secara individu maupun secara kelompok. Kegiatan gotong royong menjadi salah satu, kegiatan
yang membangun relasi antar jemaat. Melalaui kegiatan ini, jemaat mampu berkomunikasi serta
berdialog, sehingga ada relasi yang membangun persekutuan jemaat di dalam gereja. 3. Menurut
amang inang apakah vang harus dilakukan seharusnya dalam hal membangun relasitelasi yang
positif baik itu relasi individu maupun kelompok?
Hal yang harus dilakukan seharusnya dalam hal membangun relasi-relasi yang positif baik
itu relasi individu maupun kelompok. yang sangat penting dibangun dalam membangun relasi
secara individu maupun kelompok adalah kerjasama yang baik, berdialog, dan mampu saling
menopang satu sama lain. Dengan demikian, dapat membangun pertumbuhan dan perkembangan
jemaat. Tidak saling menguntungkan secara pribadi atau perorangan namun melalui relasi yang
baik seluruh anggota mampu mamberi dampak secara positifkepada seluruh jemaat baik secara
individu ataupun kelompok.
Adapun yang menjadi hambatan ataupun penghalang gereja dalam melakukan relasi antar
individu maupun antar kelompok? Ada sifat egois atau mementingkan diri sendiri, ingin
menonjolkan diri dan berpikir memilikit kuasa karena dia memberikan banyak bantuan dana
dalam pembangunan gereja. Tidak adanya rasa saling percaya antar yang satu dengan yang
lainnya.
dalam menjalankan hubungan relasi oleh pemimpin kepada jemaat relasi yang berat sebelah
tidak terjadi karena pemimpin tidak memilih-milih jemaat, semua dianggap sama namun
tergantung kemampuan jemaat sendiri untuk mengambil bagian dalam gereja. Walau kadnag hal
ini dianggap mendatangkan konflik karena ada sebagian jemaat yang menginginkan maka ada
rasa tidak suka terhadap kepimpinan yang dilakukan.
1. Bila terjadi suatu konflik dalam suatu relasi, bagaimanakah cara gereja menanggapinya?
Gereja terlebih dahulu harus melihat latar belakang mengapa hal ini dapat terjadi, kalau
memang hal ini dapat diselesaikan dalam organisasi tersebut maka gereja akan diam. Namun
jika hal ini dapat mengakibatkan kerugian terhadap kelompok lain maka gereja akan
bertindak dengan cara melakukan kunjungan-kunjugan dan pengarahan dari pihak gereja.
2. Dalam hal membangun struktur relasi antar kelompok apakah yang dilakukan untuk
menjalankan tugas/ bagian yang ada di dalamnya?
Membentuk pengurus dan seksi-seksi agar ada yang bertangggungjawab dalam relasi
tersebut. setiap orang harus mempertanggungjawabkan dalam setiap bidang masing-masing.
Dengan demikian akan tercapai apa yang diharapkan.
3. Bagaimanakah menurut amang/inang terkait partisipasi pada organisasi yang ada di gereja
baik itu sikap individu terhadap organisasi maupun sikap organisasi terhadap individu?
Harus memiliki rasa memiliki (sense of belonging), memiliki solidaritas tinggi/kepedulian,
memiliki sikap terpercaya, mengikuti peraturan yang disepakati, aktif dalam setiap kegiatan.
4. Bagaimana menghadapi relasi yang terjadi apabila disertai dengan Atraksi negatif, Atraksi
Positif, maupun Atraksi netral yang terjadi baik dari pelayan gereja maupun dari anggota
jemaat?
Dihadapi dengan hati yang tidak emosi, selalu diutamakan komunikasi yang membangun.
5. Dalam hal menjalankan relasi bila terjadi problematik dalam perbedaan Kuasa,
bagaimanakah cara gereja menanggapinya?
Gereja harus mampu menegor bukan mendiamkan walaupun mereka memiliki kuasa. Dan
itu akan mampu memberikan pelajaran terhadap anggota jemaat yang lainnya juga.
Tujuan yang menggairahkan menurut saya adalah tujuan yang sesuai dengan konteks dalam
gereja dan itu harus relevan dengan keberadaan jemaat dan dapat terjangkau. Tujuan itu juga
harus mampu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh jemaat, karena jemaat adalah subjek.
Dan yang mewujudkan tujuan ini dan bekerja di dalamnya adalah semua anggota jemaat.
Sementara yang dimaksud dengan tugas yang menarik adalah tugas itu dapat diterima dan
mampu dilakukan oleh anggota jemaat gereja dan harus benar-benar berkualitas atau
membawa pengaruh untuk perubahan jemaat. Semua jemaat harus diberdayakan untuk
sebuah tugas yang menarik.
2. Dalam mewujudkan tujuan yang menggairahkan dan tujuan yang menarik maka perlu
adanya pembagian tugas dalam setiap orang atau kelompok, apakah ada struktur organisasi
dalam pelaksanaan hal ini?
Kalau untuk hal struktur organisasi di gereja ini belum ada struktur organisasi dalam
pelaksanaan tujuan dan tugas yang menggairahkan.
3. Apa yang menjadi fokus tujuan dari gereja ini? Dan bagaimana tata pelaksanaan tugas dari
tujuan tersebut?
Berdasarkan pengamatan saya sebagai anggota jemaat tujuan fokus dari gereja ini adalah
pemberdayaan jemaat dalam beternak dan pertanian untuk meningkatkan hasil panen jemaat
sehingga pendapatan seimbang.
Dengan membuat tujuan-tujuan gereja tentu terlebih dahulu didiskusikan bersama agar
dalam mewujudkannya dapat dengan mudah dan terarah. Semua program harus sesuai
dengan kondisi dan situasi jemaat.
5. Ketika membuat suatu keputusan terkait tugas yang menarik dan tujuan yang
menggairahkan, apakah ada diskusi terlebih dahulu dengan para parhalado dan jemaat dan
bagaimana pelaksanaan diskusi tersebut?
Tentu saja hal ini dilakukan karena penting untuk terbuka dalam setiap pendapat. Tidak
hanya dalam merumuskan tujuan dan tugas dalam gereja dilaksanakan diskusi tetapi dalam
proses pelaksanaannya harus terus dilakukan untuk memantau dan memberikan bimbingan
untuk setiap anggota jemaat.
6. Sudah sejauh mana gereja menjalankan tugas yang telah disepakati dalam mendukung
tercapainya tujuan yang menggairahkan?
Gereja terus berusaha dalam memberikan arahan dan bimbingan. Namun terkadang
kerjasama antar pimpinan dan parhalado menjadi pemicu permasalahan. Ketika tujuan dan
tugas itu sudah berjalan sering ada pendapat-pendapat baru yang menentang tujuan tersebut
sehingga hal ini mendatangkan konflik yang dapat menghambat tercapainya tujuan dan
tugas tersebut.
7. Apa tantangan dalam menjalankan tugas tersebut dalam mendukung tujuan yang telah
disepakati?
Tantangan dalam menjalankan tugas tersebut adalah anggota jemaat sering merasa sepele,
tidak serius dalam melaksanakan tugas. Padahal penting untuk diketahui tugas dari gereja
adalah untuk pertumbuhan spriritualitas jemaat dan kesejahteraan bersama.
8. Bagaimana cara gereja ini agar setiap anggota jemaat menjalankan tugas secara efektif dan
dengan senang?
Tujuan dan tugas harus benar-benar menarik, berkualitas dan membawa pengaruh terhadap
perubahan. Sifat dari pemimpin juga harus searah dengan tujuan bersama dalam jemaat.
9. Ketika ada dari anggota jemaat yang tidak lagi menjalankan tugas dalam pelaksanaan tujuan
tersebut, bagaimana peran gereja dalam menanggapi persoalan ini?
Gereja akan memberikan pengarahan dan bimbingan kepada anggota jemaat, agar tugas
tercapai sesuai dengan apa diharapkan.
10. Apakah tujuan yang sudah disepakati dalam gereja ini relevan dengan kebutuhan jemaat?
Jika sudah bagaimana anda mengatakan itu sudah relevan?
Tentu saja karena kalau tidak akan berjalan bahkan akan menimbulkan konflik dan tentunya
hal ini akan membawa dampak negatif. Misalnya tujuan dari gereja ini adalah pemberdayaan
jemaat, mengapa hal ini saya katakan relevan? Tanah pargodungan di komplek gereja
diberikan kepada jemaat yang berkekurangan maka hasilnya bisa dinikmati. Memang gereja
tidak bisa memberdayakan jemaat secara maksimal namun dalam hal pertanian dan
peternakan jemaat diberdayakan dengan belajar bersama dengan pimpinan misalnya dalam
merawat babi, ayam, menanam cabe dsb. Memang pemberdayaannya dilakukan tidak
langsung sosial formal maupun pelatihan namun dalam pertemuan-pertemuan dengan jemaat
hal ini juga didiskusikan.
b. Konsepsi Identitas
2. Apakah yang menjadi konsepsi identitas yang dimiliki oleh gereja ini yang tidak dimiliki
oleh gereja lainnya?
Identitas atau ciri khas gereja ini adalah permainan musik saxophone dalam ibadah dan
acara-acara lainnya dan ama Ebenezer yang mampu memberikan teladan bagi jemaat
lainnya. Permainan saxophone ini diperkenalkan kembali oleh guru huria Fajar Simatupang
yang memberdayakan jemaat tanpa terkecuali untuk bermain musik. Awalnya tidak ada
yang tahu bermain saxophone namun dengan kerja keras beliau melatih dan mengajari
jemaat maka semakin banyak jemaat yang mau ikut berlatih. Hingga sampai sekarang gereja
ini terkenal dengan permainan saxophone yang indah. Mereka tidak hanya melayani dalam
gereja, namun dalam perayaan paskah secara khusus mereka akan memainkan saxophone
berkeliling rumah jemaat dengan menyanyinyanyikan lagu paskah.
3. Apakah konsepsi identitas ini sudah terealisasi dengan baik, jika tidak, mengapa hal ini bisa
terjadi?
Sebenarnya bukan tidak terelealisasi dengan baik, namun perlu ada peningkatan kualitas
dalam memainkan saxophone ini. Amang guru yang mengajari alat musik ini sudah tidak
melayani lagi di gereja ini, sehingga tidak ada lagi pelatih yang lebih berpengalaman dalam
meningkatkan kualitas permainan musik ini. Jumlah anggota yang tahu untuk memainkan
tidak bertambah, anggotanya tetap sehingga tidak ada penerus. Maka penting untuk
menghimbau jemaat agar memiliki semangat untuk terlibat terkhusus para pemuda tanpa
terkecuali. Gereja juga tidak menyediakan alat musik saxophone yang cukup untuk dipakai,
alat musik yang mereka pakai tersebut sebagian merupakan milik pribadi.
4. Bagaimanakah proses pembentukan identitas yang terjadi di gereja ini? Apakah berdasarkan
kepentingan bersama atau kepentingan individu?
Pembentukan identitas dalam gereja ini tentu untuk kepentingan bersama bukan untuk
kepentingan sendiri. Proses pembentukannya sebenarnya bukan karena perencanaan yang
matang sebelumnya. Ketika dilihat permainan saxophone ini bagus dan orang-orangnya juga
serius untuk latihan. Maka hal ini perlu untuk diteruskan sehingga merupakan bagian dari
identitas gereja hingga saat ini.
Pembentukan identitas ama Ebenezer dilakukan untuk menggerakkan kaum ama agar
mengambil peranan dalam peribadahan dan mengajak ama untuk datang ke gereja bersama
dengan keluarga. Setelah dilihat ternyata pembentukan koor ama ini memberikan hasil yang
baik, mereka mampu memberikan teladan yang baik dalam gereja. Mereka juga pandai
bernyanyi, sehingga koor ama sudah menjadi salah satu identitas gereja ini.
5. Apa yang menjadi alasan gereja menjalankan atau ingin melakukan konsepsi identitas itu?
Untuk menumbuhkan semangat jemaat, karena konsepsi identitas merupakan ciri khas dari
gereja itu. Selain itu penting juga untuk memberdayakan jemaat untuk pertumbuhan
spiritualitas jemaat.
6. Problem-problem apa yang terjadi di sekitar konsepsi identitas gereja, dan mengapa hal itu
bisa terjadi?
Kurangnya dana gereja dalam memperlengkapi keperluan musik dalam gereja. Sebagian
anggota juga ada yang yang sekolah di luar kota sehingga kurang personel untuk bermain
musik di dalam gereja. Sementara para pemuda lain hanya sedikit yang berminat untuk
bergabung.
Untuk koor ama, personel tidak bertambah hanya mereka yang dibentuk dari awal yang
masih bertahan. Jika ada kegiatan yang diselenggarakan koor ama tersebut maka untuk
kebutuhan dana mereka sendiri yang menyokong.
7. Dalam segala problem-problem yang terjadi bagaimana gereja menanggapinya, agar
konsepsi identitas gereja itu dapat berjalan dengan baik?
Sejauh ini yang saya tahu hanyalah gereja dan pemimpin gereja memberikan arahan dan
terlibat dalam hal ini.
9. Jika terjadi ketidak pastian dalam menjalankan konsepsi identitas gereja, apakah yang akan
terjadi, dan tindakan apakah yang harus diambiil oleh gereja?
Menurut saya konsepsi ini harus dipertahankan untuk kepentingan bersama dan kepentingan
pelayanan. Penting juga gereja menyediakan alat musik saxophone supaya jemaat semakin
berminat untuk ikut bergabung. Penting juga bagi anggota untuk menghadiri acara
peribadahan-peribadahan lainnya jika di undang, hal ini akan semakin memacu untuk
mempertahankan identitas.
Untuk punguan ama gereja harus memberikan pengarahan supaya kaum ama yang lainnya
ikut terlibat dalam punguan ini. Jika sudah banyak kaum ama yang terlibat maka semakin
bertambah tingkat kesejahteraan dalam keluarga. Ketika hal ini terjadi sudah semakin
terlihat bagaimana tingkat pertumbuhan dan perkembangan vitalitas jemaat dalam gereja ini.
Namun gereja perlu membuat anggaran dana dalam mendukung kegiatan dan aktivitas
konsepsi identitas gereja. Kepanitian penting dilakukan karena untuk meninjau setiap
program dan kegiatan.
Jika terjadi pemecahan konsepsi identitas gereja, Tentu harus memilih mana yang cocok dan
relevan dengan kondisi jemaat, pelaksanaannya harus searah.