Patway
1. Infeksi virus
2. Infeksi non virus
3. Parainfeksi-postinfeksi, alergi
Peradangan susunan
saraf pusat
Peningkatan TIK
Meningoencephalitis
Hipotermi
Kerusakan
mobilitas fisik
5
E. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala dan leher: Ubun-ubun besar dan menonjol, strabismus dan
nistagmus (gerakan bola mata capat tanpa disengaja, diluar
kemauan), pada wajah ptiachiae, lesi purpura, bibir kering,sianosis
serta kaku kuduk.
2) Thorak/ dada: Bentuk simetris, pernafasan tachipnea, bila koma
pernafasan cheyne stokes, adanya tarikan otot-otot pernafasan,
jantung S1-S2.
3) Abdomen: turgor kulit menurun, peristaltik usus menurun.
4) Ekstremitas: pada kulit ptiachiae, lesi purpura dan ekimosis, reflek
Bruzinsky dan tanda Kernig positif, tanda hemiparesis.
5) Genetalia: inkontinensia uria pada stadium lanjut.
F. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan neurologis: gangguan kesadaran, hemiparesis, tonus
otot meningkat, spastisitas, terdapat refleks patologis, refleks
fisiologis meningkat, klonus, gangguan nervus kranialis (buta, tuli),
ataksia.
2) Pemeriksaan laboratorium:
a) Fungsi lumbal
(1) LCS jernih
(2) Reaksi pandy/nonne-apelt (+)/(-)
(3) Jumlah sel: 0 sampai beberapa ribu, sel polimorfonuklet.
(4) Protein: normal sampai sedikit naik.
(5) Gula: normal
(6) Kultur: 70%-80% (+), untuk virus 80% (+)
b) Darah:
(1) WBC normal/meninggi tergantung etiologi
(2) Hitung jenis: normal/dominasi sel polimorfonuklear.
(3) Kultur: 80-90% (+)
3) Pemeriksaan pelengkap:
a) CRP darah dan LCS
6
b) Serologi (Ig M. Ig G)
c) EEG: multifokal pseudokompleks
d) CT Scan kepala: edema otak, tanpa bercak-bercak hipodens
tuberkulosis/tuberkel yang terfokus.
G. Penatalaksanaan
1) Medis
a) Perbaiki hemostasis: Infus D5-1/2 S atau D5-1/4S (tergantung
umur), dan pemberian oksigen.
b) Deksamethason 0,5-1,0 mg/kgBB/hari, iv, dibagi 3 dosis.
c) Manitol.
d) Antibiotik.
e) Fisioterapi dan terapi bicara.
2) Keperawatan
a) Status klinis pasien dan tanda-tanda vital dikaji terus menerus
sesuai perubahan kesadaran yang dapat menimbulakn obstruksi
jalan napas.
b) Pantau tekanan arteri untuk mengkaji syok, yang mendahului
gagal jantung dan pernapasan. Catat adanya vasokontriksi,
sianosis yang menyebar, dan ekstremitas dingin. Demam yang
tinggi diturunkan untuk menurunkan kerja jantung dan
kebutuhan oksigen otak.
c) Penggantian cairan intravena dapat diberikan, tetapi perawatan
tidak dilakukan untuk melebihi hidrasi pasien karena risiko
edema sereberal.
d) Berat badan, elektrolit serum, volume dan berat jenis urine, dan
osmolalitas urine dipantau secara ketat, dan khusunya bila
dicurigai hormon sekresi antidiuretik yng tidak tepat (ADH).
e) Penatalaksanaan keperawatan berkelanjutan memerlukan
pengkajian yang terus menerus terhadap status klinis klien,
pengkajian pada TTV (Tanda-Tanda Vital), Perhatikan terhadap
7
B. Diagnosa Keperawatan
1) Kerusakan mobilitas fisik
2) Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
3) Hipotermi
4) Nyeri akut
bagaimana merubah
posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
3) Keluhan sedang
4) Keluhan ringan
5) Tidak ada keluhan
3. Hipotermi Hypothermi Treatment
berhubungan Setelah dilakukan asuhan (... x ... (Penatalaksaan
dengan disfungsi menit) diharapkan hipotermi Hipertermi)
hipotalamus berhubungan dengan disfungsi 1) Pindahkan klien ke
hipotalamus dapat teratasi dengan tempat yang lebih
Kriteria hasil: hangat
Indikator IR ER 2) Ganti pakaian klien
1) Temperatur dengan pakaian yang
kulit sesuai kering dan hangat
yang diharapkan 3) Monitor suhu tubuh
2) Temperatur klien
tubuh sesuai 4) Monitor gejala yang
yang diharapkan berhubungan dengan
3) Tidak ada sakit hipotermi seperti
kepala fatigue, kelemahan,
4) Tidak ada nyeri bingung, perubahan
otot warna kulit
5) Tidak ada 5) Identifikasi faktor
perubahan penyebab hipotermi
warna kulit 6) Berikan oksigen
6) Tidak ada 7) Berikan cairan yang
tremor/ gemetar hangat
7) Berkeringat saat
kepanasan
8) Menggigil saat
kedinginan
9) Denyut nadi
sesuai yang
diharapkan
10) Melaporkan
kenyamanan
suhu tubuh
Keterangan:
1) Keluhan ekstrem
2) Keluhan berat
3) Keluhan sedang
4) Keluhan ringan
4. Nyeri akut 5) Tidak ada keluhan Pain management
berhubungan Setelah dilakukan asuhan (... x ... 1) Lakukan pengkajian
dengan proses menit) diharapkan nyeri akut nyeri
infeksi berhubungan dengan proses infeksi 2) Observasi reaksi
dapat teratasi dengan nonverbal
Kriteria hasil: 3) Gunakan teknik
12
DAFTAR PUSTAKA
13