Anda di halaman 1dari 17

KOMUNIKASI BISNIS

Pesan Persuasif dan Penjualan

Disusun oleh:

Devi Nanda Bayti Rahma

C1B018095

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas hidayah dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Komunikasi Bisnis yang
berjudul “Pesan Persuasif dan Penjualan” ini tepat pada waktunya.

Makalah ini dapat ini kami susun dengan usaha maksimal untuk mendapatkan hasil
terbaik. Kami ucapan terima kasih kepada dosen pengampuh yang telah memberi kontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu kami menyadari masih ada kekurangan dalam makalah yang
kami buat. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dalam
menunjang makalah berikutnya agar lebih baik. Demikianlah kata pengantar ini. Semoga
makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi para pembaca.

Purwokerto, 30 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….ii

BAB I ……………………………………………………………………………………… 1

PENDAHULUAN ………………………………………………………………………… 1

1.1. Latar Belakang …………………………………………………………………… 1


1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3. Tujuan …………………………………………………………………………….. 2

BAB II ……………………………………………………………………………………...3

KAJIAN TEORI …………………………………………………………………………... 3

2.1. Permintaan Persuasif ……………………………………………………………... 3


2.2. Memadukan Komponen Persuasif Pesan ………………………………………… 4
2.3. Menulis Permintaan Persuasif yang Berhasil …………………………………….. 6
2.4. Membujuk dalam Organisasi ……………………………………………………...7
2.5. Surat Keluhan …………………………………………………………………….. 7
2.6. Merencanakan dan Menyusun Pesan Penjualan ………………………………….. 8
2.7. Mengembangkan Siaran Berita Persuasif …………………………………………11

BAB III …………………………………………………………………………………… 13

PENUTUP ………………………………………………………………………………… 13

4.1. Kesimpulan ……………………………………………………………………….. 13


4.2. Saran ……………………………………………………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………… 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Komunikasi adalah suatu aspek kehidupan manusia yang paling mendasar,
penting, dan kompleks. Kehidupan sehari-hari kita sangat dipengaruhi oleh komunikasi
kita sendiri dengan orang lain, bahkan oleh pesan yang berasal dari orang yang kita tidak
tahu (we can not not communication).
Dalam proses komunikasi, ada lima elemen dasar yang dikemukakan oleh Harold
Lasswell dengan istilah “Who Says What in Which Channel to Whom with What Effect”.
Kelima elemen dasar tersebut adalah Who (sumber atau komunikator), Says What
(pesan), in Which Channel (Saluran), to Whom (Penerima), with What Effect (Efek atau
dampak). Lima elemen dasar dari komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Laswell di
atas akan bisa membantu para komunikator dalam menjalankan tugas mulianya.
Berhasil tidaknya suatu komunikasi tergantung bagaimana komunikator bisa
mempengaruhi komunikannya, sehingga bisa bertindak sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh komunikator, bahkan bisa merubah sikap dan perilaku dari komunikan
tersebut. Namun, komunikator, pesan, saluran yang bagaimana yang akan bisa merubah
sikap dan perilaku komunikan, serta perubahan yang bagaimana yang diharapkan harus
menjadi perhatian sangat besar bagi kita semua.
Dalam komunikasi ada yang disebut dengan pesan persuasif. Pesan dimana kita
harus mampu mempengaruhi orang lain agar mau mengkuti keinginan kita.
1.2. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka yang mnjadi rumusan
prmasalahan dalam makalah ini adalah :
1) Apa itu permintaan persuasif ?
2) Bagaimana memadukan komponen persuasif pesan ?
3) Bagaimana menulis pesan persuasif yang berhasil ?
4) Bagaimana membujuk dalam organisasi ?
5) Apa itu surat keluhan ?
6) Bagaimana merencanakan dan menyusun pesan penjualan ?
1
7) Bagaimana mengembangkan siaran berita persuasif ?
1.3. Tujuan
Berdasarkn rumusan masalah yang sudah dijabarkan diatas maka adapun tujuan
dari makalah ini adalah :
1) Untuk mengetahui permintaan persuasif.
2) Untuk mengetahui cara memadukan komponen persuasif pesan.
3) Untuk mengetahui cara menulis pesan persuasif yang berhasil
4) Untuk mengetahui membujuk dalam organisasi.
5) Untuk mngetahui surat keluhan.
6) Untuk mengetahui cara merencanakan dan menyusun pesan penjualan.
7) Untuk mengetahui cara mengembangkan siaran berita persuasif.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Permintaan Persuasif


Persuasif merupakan suatu usaha mengubah sikap, kepercayaan atau tindakan
audiens untuk mencapai suatu tujuan. Secara sederhana, persuasif yang efektif adalah
kemampuan untuk menyampaikan suatu pesan dengan cara yang membuat audiens
(pembaca atau pendengar) merasa mempunyai pilihan dan membuat mereka setuju.
Pesan persuasif umumnya lebih lama, lebih rinci, dan tergantung pada perencanaan
strategi yang cukup ketat karena bertujuan untuk mempengaruhi audiens yang cenderung
mempertahankan ide atau gagasanya.
Permintaan pesan persuasif dimulai dengan melakukan analisis audiens,
mempertimbangkan perbedaan budaya, dan memilih pendekatan organisasional
(direct atau indirect).
2.1.1 Analisis Audiens
Penyampaian pesan-pesan persuasif terbaik adalah dengan
menghubungkan suatu pesan dengan minat dan hasrat audiens. Untuk
mengakomodasikan perbedaan individual komunikator harus menganalisis
audiensnya kemudian komunikator harus menyusun suatu pesan yang dapat
memenuhi kebutuhan audiens. Melalui analisis audiens secara tepat, penyampaian
pesan-pesan persuasive dapat dilakukan secara efektif.
2.1.2 Pertimbangan Perbedaan Budaya
Pemahaman terhadap perbedaan budaya akan membantu komunikator
dalam memuaskan audiens selain itu juga akan membantu bagaimana audiens
memandang komunikator. Ketika komunikator memberikan persuasi untuk
budaya yang berbeda, maka cara yang digunakan juga pasti akan berbeda.
Misalnya, di Swedia audiens cenderung fokus terhadap pertanyaan-pertanyaan
teoritis dan implikasi strategis sedangkan di Amerika para audiens lebih
cenderung untuk fokus terhadap hal-hal yang bersifat teknis dan praktis.

3
2.1.3 MemilihPendekatan Organisasional
Dalam menyampaikan pesan-pesan persuasif komunikator dapat
menggunakan pendekatan tak langsung (indirect approach). Namun jika audiens
bersifat objektif atau audiens lebih suka mendengar pesan-pesan yang
disampaikan secara segera, pendekatan organisasional yang tepat adalah
pendekatan langsung (direct approach).
2.2. Memadukan Komponen Persuasif Pesan
Persuasi yang efektif mencakup empat komponen penting, yaitu menetapkan
kredibilitas, membuat kerangka dokumentasi audiens, menghubungkan audiens dengan
hal-hal yang logis, dan memperkuat posisi komunikator dengan penggunaan bahasa yang
baik dan tepat.
2.2.1. Menetapkan Kredibilitas
Kredibilitas ditentukan oleh sejauh mana tingkat kepercayaan dan
keandalan komunikator. Apabila kredibilitas komunikator di hadapan audiens
diragukan, mereka akan cenderung skeptis dan audiens tidak akan menerima
begitu saja apa yang komunikator sampaikan. Oleh karena itu, komunikator harus
mengatasi audiens yang memiliki sikap skeptis tersebut. Tanpa kredibilitas, upaya
komunikator untuk melakukan persuasi akan tampak sebagai bentuk tipuan. Salah
satu cara untuk menumbuhkan kredibilitas seseorang adalah melalui fakta. Semua
bentuk dokumen, statistik, jaminan, dan hasil riset merupakan bukti objektif yang
dapat mendukung kredibilitas komunikator. Cara-cara lain untuk menambah
kredibilitas antara lain; jadilah seorang yang ahli (pakar) dalam bidang tertantu;
antusias terhadap materi yang disampaikan; objektif dalam melakukan penilaian
sesuatu; sikap hormat dapat membantu memfokuskan kebutuhan audiens;
kejujuran dapat menumbuhkan respek audiens; intensitas yang baik akan
membantu minat audiens; dan pengalaman latar belakang, baik sikap maupun
kepercayaan sebelumnya yang dapat membantu mengidentifikasi audiens.
2.2.2. Kerangka Argumentasi
Ketika telah cukup mengumpulkan berbagai fakta dan bukti, komunikator
telah siap untuk membuat kerangka argumentasi. Kebanyakan pesan-pesan

4
persuasif mengikuti rencana organisasional AIDA (attention, interest, disire,
action).
a) Attention (perhatian)
Pada fase ini, komunikator harus dapat meyakinkan audiens segera
di bagian permulaan bahwa komunikator mempunyai sesuatu yang
berguna untuk komunikator sampaikan.
b) Interest (minat)
Pada fase ini, komunikator menjelaskan relevansi pesan-pesan
yang disampaikan ke audiens.
c) Desire (hasrat)
Pada fase ini, komunikator membuat audiens untuk mengubah
keinginannya dengan menjelaskan bagaimana perubahan yang dilakukan
dapat memberikan manfaat yang lebih baik bagi audiens.
d) Action (tindakan)
Pada fase ini, komunikator menyarankan tindakan spesifik yang
komunikator inginkan terhadap audiens.
2.2.3. Memilih Daya Pemikat
Kebanyakan pesan-pesan persuasif menggunakan daya pemikat dengan
logika (logical appeals) dan daya pemikat yang emosional (emotional appeals)
untuk melakukan persuasi audiens. Keseimbangan di antara keduanya bergantung
pada empat faktor penting, yaitu (1) tindakan yang komunikator harapkan (2)
harapan audiens komunikator, (3) tingkat resistensi yang harus komunikator atasi,
dan (4) seberapa jauh komunikator mampu menjual ide/gagasan komunikator
tersebut pada audiens.
a) Pemikat Emosional
Untuk melakukan persuasi terhadap audiens, komunikator dapat
memanfaatkan emosi yang dilandasi dengan suatu argumentasi atau dalam
bentuk simpati kepada audiens selama pemikat emosional (emotional
appeals) tersebut sangat kuat. Dalam hal ini, komunikator dapat
menggunakan atau memilih kata-kata yang sangat berpengaruh pada
emosi seseorang, misalnya kebebasan, merdeka, keberhasilan, nilai,
5
penghargaan, kenyamanan, dan keamanan. Gunakan kata-kata yang dapat
membantu komunikator melakukan persuasi kepada audiens.
b) Pemikat Logika
Dalam berbagai alasan, komunikator dapat menggunakannya untuk
melakukan persuasi audiens, seperti membuat pengaduan (claim) dan
selanjutnya memberikan dukungan atas pengaduan tersebut dengan
memberikan alasan dan bukti-bukti yang ada. Ketika komunikator
memikat logika audiens, gunakan salah satu dari tiga jenis alasan berikut
ini
i) Analogi
Analogi adalah menggunakan suatu alasan dari bukti-bukti spesifik
menuju bukti-bukti spesifik pula.
ii) Induksi
Induksi adalah memberikan alasan bukti-bukti spesifik menuju
kesimpulan umum.
iii) Deduksi
Deduksi adalah pemberian alasan dari yang bersifat umum untuk
kesimpulan yang spesifik.
c) Pertimbangan Etika
Dalam pemahaman yang positif, persuasi yang dapat digunakan
untuk mempengaruhi audiens dengan memberikan informasi dan
menambah pemahaman mereka dalam berbagai hal. Pelaku bisnis secara
etis menginformasikan kepada para pelanggan hal yang berkaitan dengan
manfaat ide, organisasi, produk,atau tindakan tertentu sehingga para
pelanggan dapat mengakui betapa baiknya suatu ide, organisasi, produk,
atau tindakan tertentu yang dapat memenuhi kebutuhan mereka.
2.3. Menulis Permintaan Persuasif yang Berhasil
Permintan pesan persuasif yang berhasil adalah dimana pesan persuasif tersebut
mampu meyakinkan seseorang untuk mengubah sebuah keyakinan atau melakukan suatu
tindakan ketika orang itu enggan, lalu berubah menjadi mau dan ikut melakukan

6
keyakinan atau tindakan yang disampaikan. Factor yang mempengaruhi keberhasilan
permintaan persuasif tersebut adalah :

a) Sumber pesan yang harus mempunyai kredibilitas yang tinggi atau yang
mempunyai pengetahuan tentang apa yang disampaikannya.
b) Pesan harus masuk akal agar dapat diterima oleh audiens.
c) Pengaruh lingkungan karena lingkungan akan mempengaruhi pola fikir
seseorang, sehingga seorang komunikator harus bisa membangun atmosfir
agar audiens fokus pada pesan persuasif.
d) Pengertian dan kesinambungan suatu pesan, maka dari itu pesan harus
masuk akal.
2.4. Membujuk dalam Organisasi
Pesan-pesan persuasif harus dibuat untuk penerima, sehingga pesan dapat sesuai
dengan tujuan meyakinkan pihak-pihak yang berhubungan dengan organisasi. Menulis
pesan persuasif sangat penting dalam organisasi bisnis karena setiap hari organisasi
harus mengirimkan pesan-pesan dengan nada yang meyakinkan, baik kepada konsumen
pemasok, mitra bisnis, maupun pihak-pihak lainnya yang berhubungan dengan
organisasi. Misalnya meyakinkan pemilik proyek mengenai kemampuan perusahaan
dalam melaksanakan proyek yang dipercayakan atau surat persuasif kepada debitur
mengenai pembayaran tepat waktu. Dalam pembuatan pesan persuasif suatu
organisasi/perusahaan harus dilakukan secara terencana dan matang. Karena apabila
pesan persuasif gagal, maka hal tersebut pula sebuah kegagalan bagi
organisasi/perusahaan.
2.5. Surat Keluhan
Pengertian surat keluhan (klaim) ialah jenis surat yang berasal dari instansi
tertentu ataupun seseorang atas ketidaknyamanan dan ketidakcocokan terhadap suatu
barang, pelayanan, dan sebagainya. Surat keluhan dapat disebut sebagai surat pengaduan
atau surat klaim. Contoh surat keluhan tersebut seperti surat dari konsumen, surat klaim
dalam transaksi perdagangan, dan lain lain. Didalam surat keluhan terdapat pengaduan
layanan jasa ataupun barang yang dibeli tidak sesuai, maka dari itu seseorang yang
membuat surat ini mengharapkan ganti rugi maupun bentuk penyelesaian lainnya.

7
Biasanya surat ini dibuat oleh konsumen yang mendapatkan ketidaknyamanan dalam
beberapa hal seperti:
a. Barang yang dikirim oleh produsen mengalami keterlambatan karena tidak
sesuai dengan jadwal yang dijanjikan.
b. Barang yang diterima atau dikirim konsumen tidak sesuai dengan pesanan.
c. Mutu/kualitas barang tidak sesuai dengan harapan konsumen.
d. Barang yang dikirim mengalami kerusakan saat diterima oleh konsumen.
e. Pelayanan dari karyawan tidak sesuai dengan harapan konsumen.
Berdasarkan hal hal di atas, pengertian surat keluhan (klaim) seperti surat dagang
berisi keluhan tentang kerusakan barang saja, namun jenis surat ini juga dapat berupa
pengaduan lainnya. Surat keluhan (klaim) dari seseorang biasanya tidak selalu mudah
diterima oleh pihak yang menerima pengaduan tersebut. Untuk mengatasi hal ini, maka
diperlukan bukti yang nyata mengenai keluhan atau kekecewaan yang diperoleh oleh
konsumen dan menyertakan struk pembayaran jual beli (kwitansi). Dengan begitu pihak
konsumen dapat memberikan bukti dan dapat melakukan beberapa tindakan seperti
a. Melakukan pembatalan pembelian barang.
b. Mengharapkan adanya potongan harga dari pihak produsen.
c. Meminta pertanggungjawaban apabila barang hilang atau rusak seperti
meminta ganti rugi atau mengganti barang baru.
d. Meminta pertanggung jawaban lain dengan cara mengganti barang dengan
jumlah uang yang sesuai.
Dalam pembuatan surat keluhan harus menggunakan kata kata yang resmi dan
sopan. Selain itu, keluhan harus disampaikan dengan jelas dan menyertakan barang yang
diklaimkan.
2.6. Merencanakan dan Menyusun Pesan Penjualan
2.6.1. Merencanakan Pesan Penjualan
Tujuan merencanakan pesan-pesan penjualan adalah untuk memperoleh
pemahaman secara menyeluruh tentang produk yang telah dihasilkan oleh
perusahaan. Ketika merencanakan pesan penjualan, hal yang paling dasar yang
harus dilakukan adalah mengenali produk, mengenali penerima pesan, mengenali
sasaran penjualan, dan memutuskan tipe penjualan.
8
2.6.1.1. Mengenali Produk
Perusahaan secara spesifik harus mengetahui apa jenis produk,
bagaimana kualitas produk, bagaimana cara kerja dan manfaat produk,
berapa harga produk, berapa diskon produk, bagaimana pengiriman
produk, bagaimana pengepakan produk, dan barbagai atribut produk
lainnya. Dengan menggunakan data produk yang telah anda kumpulkan,
anda dapat membentuk citra tentang produk yang ingin anda jual
tersebut.
2.6.1.2. Mengenali Penerimaan Pesan
Perusahaan juga perlu menganalisa keadaan audiens atau calon
pembeli dengan mengetahui siapa audiens kita, apa kebuuhan mereka,
apa manfaat yang bisa mereka peroleh. Dengan kata lain, dalam
penyampaian pesan-pesan persuasif, mulailah dengan melakukan
analisis audiens dan memfokuskan pada bagaimana kebutuan, minat,
dan emosional mereka.
2.6.1.3. Mengenali Sasaran Penjualan
Perusahaan harus memilih poin penjualan produk atau manfaat
yang paling menarik bagi audiens. Ketika melakukan komposisi pesan-
pesan persuasif, fokuskan pada poin penjualan produk yang mampu
menjadi daya pikat bagi audiens. Sebagai contoh, bagaimana masalah
harga, kualitas dan pelayanan atas penjualan produk sering kali menjadi
perhatian audiens.

2.6.1.4. Memutuskan Tipe Penjualan


Perusahaan memutuskan cara penjulan atau promosi bagaimana
yang akan dilakukan, penyampaikan pesan-pesan penjualan kepada
audiens dapat dilakukan dengan pengiriman surat, brosur, sampel
(contoh produk), kartu, telepon, surat elektronik, dan iklan media dan
elektronik (termasuk internet).

9
2.6.2. Menyusun Pesan Penjualan
Kebanyakan surat-surat penjualan (Sales latters) yaitu memulai dengan
menarik perhatian audiens, menumbuhkan minat audiens dengan menyampaikan
apa manfaat terbaik bagi audiens, mengurangi penolakan dan diakhiri dengan
saran tindakan yang diperlukan bagi audiens.
2.6.2.1. Menarik Pehatian
Penulisan surat-surat penjualan pada umumnya dimulai dengan
bagaimana cara menarik perhatian audiens. Para profesional menggunakan
berbagai teknik untuk menarik perhatian audiens. Salah satu teknik yang
umum digunakan untuk menarik perhatian audiens adalah dengan
menggunakan kalimat tanya pada permulaan paragraf. Di samping itu, ada
beberapa cara lain untuk menarik perhatian audiens, di antaranya adalah
dengan menekankan contoh produk terbaru, memberikan ilustrasi, dan
memberikan solusi atas suatu masalah.
2.6.2.2. Membangun minat
Pada bagian ini anda perlu menekankan titik penjualan produk kepada
audiens, misalnya dengan mengatakan bahwa produk kita harganya relatif
murah, tahan lama, atau tahan cuaca atas suatu masalah Dalam hal ini, kita
perlu melihat apa yang dilakukan oleh pesaing kita, apa yang
membedakan produk kita dengan produk pesaing, dan apa yang paling
diminati oleh pembeli potensial. Jawaban atas berbagai pertanyaan
tersebut akan membantu kita dalam memilih titik penjualan utama (central
selling point) ketika membangun pesan-pesan penjualan. Membangun
minat audiens dapat dilakukan dengan menempatkan titik penjualan utama
dalam paragraf awal.
2.6.2.3. Mengurangi penolakan
Untuk mengurangi penolakan dapat dilakukan dengan mengimbangi
penolakan dengan dengan kesaksian, garansi uang kembali, jaminan yang
menarik, tawaran mencoba, atau sampel gratis. Bangun kredibilitas
dengan hasil test kinerja, polling, atau penghargaan. Jika harga bukan fitur

10
penjualan, sampaikan harga dalam unit kecil, tunjukan harga tersebut
sebagai penghematan, atau beri tahu perbandingan harga dengan pesaing.
2.6.2.4. Memotivasi tindakan
Setelah menumbuhkann minat dan hasrat bagi pembaca, langkah
berikutnya adalah bagaimana kita mampu memotivasi tindakan bagi para
pembaca. Pilih media penyampaian surat penjualan kepada para pembaca
yang memungkinakan mereka memberikan tanggapan kepada surat
tersebut. Cobalah melakukan persuasi kepada pembaca untuk mengambil
suatu tindakan dengan segera. Yakinkan mereka bahwa apa yang
diharapkan oleh pembaca dapat anda penuhi dengan segera, seperti
pengiriman produk dan jasa yang tepat waktu dan dalam jumlah.
2.7. Mengembangkan Siaran Berita Persuasif
Siaran (penyiaran) berita mengumumkan informasi tentang suatu perusahaan
kepada media seperti produk baru, fasilitas baru, partisipasi dalam proyek
kemasyaraktan, atau penghargaan yang diberikn atau diterima. Secara alami, pemilik
perusahaan berharap agar berita mengenai perusahaan dipublikasikan dan memberi
dampak yang baik bagi perusahaan. Tetapi tidak semua berita dapat dimuat ke dalam
majalah, surat kabar maupun siaran televisi karena kurang menarik. Agar siaran berita
menjadi efektif, menarik dan dibaca sampai selesai berikut saran yang dapat dilakukan :
a) Buka dengan penarik perhatian atau ringkasan fakta yang penting.
b) Sertakan jawaban atas pertanyaan 5W+1H dalam artikel, tetapi tidak
sekaligus dalam kalimat pertama
c) Menarik bagi audiens media yang ditarget dengn cara menekankan
keuntungan bagi pembaca yang ditulis dalam gaya publikasi focus atau
siaran berita.
d) Sampikan informasi penting terlebih dahulu lalu diikuti dengan informasi
pendukung, agar ide terbaik dapat terbaca dan tidak terabaikan karena
salah penempatan.
e) Buat siaran berita menarik secara visual dan batasi teks sampai satu atau
dua halaman spasi ganda dengan format menarik.

11
f) Buat berita terlihat dan terdengar bisa dipercaya yaitu dengan tidak ada
kesalahan penulisan, kekeliruan ejaan atau tanda baca, dan kesalahan
factual.
Bahan terpenting dalam siaran berita, tentu saja adalah berita karna apabila artiket yang
hanya semata-mata menampilkan produk akan berakhir dalam hasil surat edaran.

12
BAB III

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Persuasif merupakan suatu usaha mengubah sikap, kepercayaan atau tindakan
audiens untuk mencapai suatu tujuan. Persuasive yang efektif mencangkup empat
komponen penting, diantaranya menetapkan kredibilitas, membuat kerangka
argumentasi, menghubungkan audiens dengan hal-hal yang logis dan memperkuat posisi
komunikator dengan penggunaan bahasa yang baik dan tepat. Dalam menulis permintaan
persuasive agar berhasil maka pesan tersebut harus mampu meyakinkan seseorang untuk
mengubah keyakinan yang mereka miliki sebelumnya. Menulis pesan persuasive sangat
penting dalam organisasi bisnis, dalam pembuatan pesan persuasive suatu
organisasi/perusahaan harus dilakukan secara terencana dan matang. Lalu selain dalam
bisnis/organisasi persuasive juga digunakan dalam surat keluhan, dimana surat keluhan
merupakan surat yang berasal dari instansi/seseorang atas ketidaknyamanan dan
ketidakcocokan terhadap suatu barang/pelayanan. Selanjutnya persuasive juga
digunakan dalam merencanakan dan menyusun pesan penjualan dengan tujuan
membujuk audiens untuk membeli atau menggunakan barang/jasa yang ditawarkan oleh
komunikator. Agar pesan persuasive semakin mudah menyebar maka dapat dilakukan
siaran berita persuasive yang berisi informasi mengenai suatu perusahaan,produk atau
jasa yang dikemas menarik agar audiens tertarik dan melakukan tindakan sesuai dengan
yang komunikator harapkan.
4.2. Saran
Dalam penggunaan ataupun penerapan pesan persuasive baik dalam penulisan
pesan persuasig dalam organisasi, pesan penjulan, keluhan, siaran berita dan jenis pesan
lainnya yang menggunakan cara persuasi sebaiknya menggunakan kata-kata, tatanan
bahasa maupun kalimat lisan yang sopan dan baik. Mengutmakan kenyamanan audiens
dan tidak dilakukan pemaksaan. Cukup dengan melakukan teknik-teknik yang tepat
maka pesan persuasive akan memberikan timbal balik positif.

13
Daftar Pustaka

Mary E. Guffey dkk.2006.Komunikasi Bisnis : Proses dan Produk.Jakarta : Salemba Empat

14

Anda mungkin juga menyukai