PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Indonesia saat ini menghadapi banyak masalah ketenagakerjaan yang sangat kompleks.
Jumlah pengangguran secara akumulatif terus meningkat secara tajam, sejalan dengan
meningkatnya jumlah lulusan pendidikan sekolah, Permasalahan pengangguran harus segera
ditanggulangi agar tidak menambah jumlah pengangguran yang ada di Indonesia. Berbagai
upaya dilakukan oleh pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan ini, salah satunya
dengan peningkatan mutu sumber daya manusianya agar kualitas tenaga kerja di Indonesia
pun semakin meningkat, dan tidak kalah dengan kualitas tenaga kerja asing. Meningkatnya
kualitas tenaga kerja Indonesia, memberikan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan, baik
di dalam maupun di luar negeri semakin terbuka lebar, sehingga mengurangi angka
pengangguran. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada
khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat
adil dan makmur. Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengeruh terhadap
faktor kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (K3) agar tidak menjadikan hal-hal
yang negative bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan banyak dikarenakan oleh penyakit
yang diderita karyawan tanpa sepengetahuan pengawas (K3), seharusnya pengawasan
terhadap kondisi fisik di terapkan saat memasuki ruang kerja agar mendeteksi sacera dini
kesehatan pekerja saat akan memulai pekerjaanya. Keselamatan dan kesehatan kerja perlu
diperhatikan dalam lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat
seseorang baik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu keadaan dimana
para pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itu dalam menggunakan mesin,
pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga tempat kerja dan lingkungannya juga terjamin.
Peningkatan keselamatan dan kesehatan dalam pekerjaan adalah sebuah fungsi penting dari
manajemen yang baik. Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja bukan hanya sebuah
fungsi dari manajemen yang baik, tetapi harus menjadi suatu fungsi normal.
B.RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan upaya untuk menciptakan tempat kerja
yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat melindungi dan
menghindarkan pekerja dari kecelakaan kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas kerjanya. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa
dan kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi dapat mengganggu proses produksi
secara menyeluruh dan merusak lingkungan, yang pada akhirnya akan berdampak pada
masyarakat luas. Jika perusahaan kurang memperhatikan pentingnya penerapan keselamatan
dan kesehatan pekerja, maka kemungkinan terjadinya resiko kecelakaan akan tinggi dan
kerugian perusahaan akan meningkat.
Keselamatan dan kesehatan mempunyai hubungan yang erat, namun kedunya memiliki arti
yang berbeda. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah aspek penentu dimana para
pekerja dapat pulang ke rumah mereka dengan selamat. Karena kecelakaan yang terjadi di
tempat kerja atau dunia industri dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan.
Terbukti dari beberapa lembaga yang mempunyai data setiap tahun menunjukan angka
kecelakaan di dunia sangat tinggi dalam dunia industri.
Di Indonesia, Undang – Undang utama tentang K3 Disebut UU Keselamatan Kerja, yakni
UU No. 1 Tahun 1970 yang menggantikan Veiligheidsreglement Tahun 1970. Menurut
International Assosiation Of Safety Professional.
Sejarah dan Perundang-undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia. Abad ke-17,
masalah keselamatan dalam perusahaan mulai terasa terutama untuk melindungi modal yang ditanam.
Pada tahun 1907, diadakan pengaturan tentang pengangkutan obat, senjata, petasan, peluru dan bahan-
bahan yang dapat meledak bagi kepentingan angkatan bersenjata dengan angkutan kereta api. Lebih
banyak lagi industri- industri yang relative besar didirikan, sehingga perlu dikeluarkan “Veiligheids
reglement” pada tahun 1910, pada tahun 1916 dibuat Undang- undang pengawasan tambang yang
berisi keselamatan dan kesehatan tambang, kemudian pada tahun 1927 lahir Undang-undang
gangguan yang berisi tentang pendirian perusahaan yang membahayakan, kerugian perusahaan dan
gangguan. Tiga belas tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1940, keluar pengaturan tentang biaya
pemeriksaan keselamatan kerja di perusahaan.
a) Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja, baik secara fisik,
sosial, maupun psikologis.
b) Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik- baiknya
c) Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya
d) Agar ada jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai
e) Agar meningkatan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja
f) Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi
kerja
g) Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja