Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN DISKUSI TUTORIAL

BLOK 4
MODUL 1 SKENARIO 1
“Korban Janji”

Pembimbing : dr. Arief Tajally Adhyatma, MH. Kes


Disusun Oleh :
Kelompok: 12 Blok 4

Pertemuan I
Moderator : Muhammad Fath Faiz (H2A010117)
Sekretaris : Ekhtya Dharma Cahyono (H2A019124)
Pertemuan II
Moderator : Fisabili Firdaus (H2A019037)
Sekretaris : Elmathiana Delstiene (H2A019120)

Anggota:
1. Fisabili Firdaus (H2A019037)
2. Alia Mahda (H2A019083)
3. Fadhillah Noor Izza A. (H2A019116)
4. Muhammad Fath Faiz (H2A010117)
5. Elmathiana Delstiene (H2A019120)
6. Ekhtya Dharma Cahyono (H2A019124)
7. Putri Ika Nur Apriani (H2A019136)
8. Awwalus Tsania Putri I. (H2A019140)
9. Hermansyah Salwa A. (H2A019141)

FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
SKENARIO TUTORIAL
MODUL 1
Skenario 2 ;Terbiasa jogging vs tidak biasa jogging
Arfian 20 tahun adalah seorang mahasiswa FK yang gemar berolahraga dan memiliki
indeks masa tubuh (IMT) normal. Setiap minggu Arfian selalu menyempatkan diri berolah
raga 30 menit sehari minimal 5 kali untuk olahraga aerobik, yaitu jogging pagi hari. Suatu
hari Arfian mengajak temannya yang bernama Nabila 20 tahun untuk berolah raga jogging
bersama. Nabila adalah seorang mahasiswi FK yang tidak pernah berolah raga dan memiliki
IMT obesitas berat. Hari tersebut akhirnya tiba. Sebelum mereka olah raga, Arfian mengajak
Nabila untuk pemanasan dahulu. Gerakan dimulai dengan mengatur nafas dan melenturkan
otot. Setelah pemanasan, mereka kemudian jogging. Pada jarak 1 km, Nabila mulai bernapas
terengah-engah, sedangkan Arfian masih kelihatan segar. Arfian menyarankan Nabila untuk
selalu tarik nafas dalam dan menghembuskan perlahan. Dengan tarik nafas panjang dan
hembuskan perlahan membuat tubuh menjadi rileks dan seperti berenergi kembali. Pada jarak
5 km, Nabila akhirnya menyerah, dan Arfian-pun juga ikut berhenti, padahal ia masih kuat.
Nabila bertanya kepada Arfian, “kamu kok nggak terengahengah saat jogging?” Arfian
kemudian menerangkan bahwa berolahraga aerobik secara rutin dapat meningkatkan
kapasitas vital paru, dengan demikian pH tubuh tidak cepat menjadi asam. Nabila kemudian
terinspirasi oleh jawaban Arfian. Nabila termotivasi untuk olahraga rutin dan mempelajari
lebih lanjut terkait sistem respirasi tubuh manusia.
STEP 1 : Identifikasi Istilah
1. Obesitas : Peningkatan berat badan melampaui batas dari kesehatan fisik akibat
penumpukan lemak yang berlebihan
2. Indeks Massa Tubuh : Metode sederhana untuk menilai status gizi dari individu
3. pH : Jumlah konsentrasi besaran fisis untuk menilai keasaman. Jika pH lebih dari
tujuh merupakan asam, dan kurang dari tujuh merupakan basa
4. Joging : salah satu olahraga dengan cara berlari pelan (antara lari dan berjalan)
untuk kesehatan
5. Aerobik : bersifat memerlukan oksigen bagi kehidupan, gerak, dan
pertumbuhannya.
6. Respirasi : kegiatan memasukkan dan mengeluarkan udara ke dalam dan dari
paru-paru; pernapasan.
STEP 2 : Identifikasi Masalah
1. Kenapa pada scenario Nabila merasa terengah-engah pada saat jogging?
2. Mengapa berolahraga aerobic secara rutin dapat meningkatkan kapasitas vital
paru?
3. Bagaimana dengan tarikan nafas yang panjang dan menghembuskannya dengan
perlahan bisa membuat tubuh menjadi rileks?
4. Apa yang dimaksud dengan kapasitas vital paru?
5. Bagaimana menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh?
6. Apa pengaruh IMT terhadap kapasitas olahraga dilihat dari fungsi respirasi?
7. Apa pengaruh jenis kelamin terhadap kapasitas olahraga dilihat dari fungsi
respirasi?
8. Bagaimana pandangan islam terhadap scenario diatas?
STEP 3 : Klarifikasi Masalah
 Kenapa pada scenario Nabila merasa terengah-engah pada saat jogging?
- Menurut depdiknas ; kemampuan . merupakan kemampuan peredaran darah
terhadap seluruh pekerjaan fisik. Karena jantung semakin kuat karena terbiasa
melakukan aktif
- Ketika kita berlari, kita berlari butuh oksigen sehingga kita butuh sangat
banyak oksigen. Sehingga paru paru dan jantung bekerja dengan keras, dan
untuk memenuhi kekurangan oksigen, kita terengah-engah.
- Saat berolahraga tubuh kita memerlukan banyak energi. Energi tersebut di
transfer oleh ATP. ATP perlu oksigen, dan untuk pemenuhan kekurangan
oksigen, oto tubuh memerintah dengan cara mekanisme terengah-engah.
- Meningkatnya jumlah lemak di dinding dada dan abdomen, kemungkinan
mempunyai efek pada sifat mekanik dada dan diagfragma serta menunjukan
adanya perubahan fungsi pernapasan. Hal ini menurunkan volume paru dan
perubahan gambaran ventilasi pada respirasi. Selanjutnya peningkatan massa
lemak menunjukan comliance sistem pernapasan secara luas dan pengurangan
yang lebih besar dapat dilihat pada dinding dada dari paru. Penimbunan lemak
ini menunjukan elastisitas dan kemampuan sistem pernapasan, sehingga otot-
otot pernapasan bekerja keras guna mengatasi recoil elastis yang berlebihan.
Jadi pada obesitas, compliance dinding dada dan abdomen menurun, kerja
pernapasan meningkat dan volume residu pernapasan serta kapasitas vital paru
menurun.[3]
- Penurunan regangan ini disebabkan oleh bertambahnya volume darah
pulmoner dan kolapsnya saluran napas terminal. Kelebihan berat badan
memberikan beban tambahan pada thorax dan abdomen dengan akibat
peregangan yang berlebihan pada dinding thorax. Selain itu, otot-otot
pernapasan harus bekerja lebih keras untuk menghasilkan tekanan negatif
yang lebih tinggi pada rongga pleura untuk memungkinkan aliran udara masuk
saat inspirasi. Peningkatan tahanan pulmonal kemungkinan besar berkaitan
dengan peningkatan tahanan pada saluran napas kecil (bukan saluran napas
besar) karena hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penurunan volume paru.
[4][5]

 Mengapa berolahraga aerobic secara rutin dapat meningkatkan kapasitas vital


paru?
- Latihan aerobic seperti lari membuat metabolism karbohidrat menjadi lemak.
Karena pada proses geraknya menggunakan oksigen untuk memenuhi energi.
Lari dapat digunakan untuk meningkatkan kapasitas vital paru untuk ekspirasi
dan inspirasi.
- Setiap kegiatan yang dilakukan bisa membuat organ respirasi terdampak
dalam pemenuhan oksigen. Sehingga membuat nafas kita semakin dalam. Hal
ini menunjukkan kebuthan oksigen kita semakin bertambah.
 Bagaimana dengan tarikan nafas yang panjang dan menghembuskannya dengan
perlahan bisa membuat tubuh menjadi rileks?
 Karena tarikan napas yang panjang dan menghembuskannya dengan perlahan
(slow deep breathing) membantu memelihara pertukaran gas, meningkatkan
ventilasi alveoli, mencegah terjadinya atelektasis paru, dan membantu
meningkatkan efisiensi batuk. Latihan slow deep breathing ini memiliki pengaruh
pada volume tidal sehingga refleksi hearing-breur yang memiliki efek pada
penurunan aktifitas kemorefleks dan meningkatkan sensitivitas barorefleks,
melalui mekanisme inilah yang dapat menurunkan aktifitas simpatis dan tekanan
darah.[8]
 Apa yang dimaksud dengan kapasitas vital paru?
- Volume paru maksimal dapat keluar masuk dalam satu siklus (ekspirasi dan
inspirasi maksimal)
- Volume tidak : Volume di inspirasi atau ekspirasi pada pernafasan normal
- Volume cadangan : Volume cadangan inspirasi
- Volume cadangan ekspirasi : volume cadangan ekspirasi
- Volume residu : berada tetap setelah ekspirasi paling kuat
 Bagaimana cara menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh?
Tubuh yang sehat merupakan faktor yang sangat penting, karena bila tubuh tidak
sehat segala aktivitas akan terganggu, sedangkan bila memiliki tubuh sehat segala
aktivitas dapat dikerjakan dengan lancar dan dapat menikmati hidup dengan
senang hati (bahagia). Berikut cara menjaga kebugaran dan kesehatan jasmani :
- Pola Hidup Sehat
Mengatur jenis makanan yang dimakan. Yaitu dengan tidak terlalu banyak
mengonsumsi karbohidrat dan lemak serta kurang mengonsumsi serat, tidak
terlalu ering menyantap fast food (makanan yang banyak mengandung
pengawet, penyedap rasa, lemak dan kalori kosong), dan menghindari
kebiasaan ngemil berlebihan.
- Olahraga
Orang yang gemar berolahraga akan memiliki daya tahan tubuh yang lebih
baik, sehingga jarang terkena serangan penyakit. Olahraga ini dilakukan
dengan sesuai kebutuhan dan dengan intensitas rutin. Sehingga tubuh kita
beraktifitas dengan baik dan cukup sehingga tetap menjaga tubuh agar tetap
sehat.
- Istirahat Cukup
Tubuh manusia tersusun atas organ, jaringan, dan sel yang memiliki
kemampuan kerja terbatas. Seseorang tidak akan mampu bekerja terus
menerus sepanjang hari tanpa berhenti. Kelelahan adalah salah satu indikator
keterbatasan fungsi tubuh. Untuk itu istirahat sangat diperlukan supaya tubuh
memiliki waktu untuk melakukan recovery (pemulihan), sehingga dapat
melakukan kerja atau aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
- Mempertahankan tipe tubuh
Dengan
 Apa pengaruh IMT terhadap kapasitas olahraga dilihat dari fungsi respirasi?
- Obesitas mengurangi kekuatan otot pernafasan. Dimana terdapat penurunan
inspirasi maksimal dibanding dengan tubuh normal. Sehingga kemampuan
untuk kembali seperti semula.
- Penderita obesitas memiliki resiko besar terhadap gangguan pernafasan.
Karena beban jaringan adiposa pada disekitar paru, sehingga merubah
ketahanan pada pernafasan.

 Apa pengaruh jenis kelamin terhadap kapasitas olahraga dilihat dari fungsi
respirasi?
- Jenis kelamin yang mempengaruhi pada aktifitas pernafasan. Pada usia
pubertas daya tahan kardiorespirasi pada laki laki dan perempuan tidak
berbeda. Tapi setelah itu pada wanita berkurang sekitar15-25%
- Volume dan kapasitas pada paru paru wanita 15-20% lebih kecil dari laki laki.
 Bagaimana pandangan islam terhadap scenario diatas?
- Dalam Surat Al Qashas : 26
- Menurut ajaran Islam, olahraga sangat dianjurkan. Bahkan Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menganjurkan umatnya untuk rajin berolahraga
berenang, memanah, berlari, berkuda, bergulat, dan sebagainya. Dengan
gemar berolahraga menjadikan fisik sehat dan kuat. Sehat itu sendiri adalah
nikmat karunia Allah. Banyak ibadah dalam Islam yang membutuhkan tubuh
yang kuat seperti shalat berjamaah di masjid, puasa sebulan Ramadhan, haji ke
tanah suci, serta dakwah dan jihad di jalan Allah.
Di dalam sebuah hadits disebutkan:
- َّ ‫ي َخ ْي ٌر َوأَ َح ُّب إِلَى اﷲِ ِمنَ ا ْل ُمؤْ ِم ِن ال‬
‫ض ِع ْيف‬ ُّ ‫اَ ْل ُمؤْ ِمنُ ا ْلقَ ِو‬
Artinya: “Orang beriman yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah
daripada orang beriman yang lemah”. (HR Muslim).
- Dengan Iman dan Akhlak kita menjadi kuat, tanpa Iman dan Akhlak kita
menjadi lemah.
- Al An;am ayat 26

STEP 4 : Skema

Sistem
Respirasi

Fisiologi Anatomi Histologi Embriologi AIK

Ventilasi Difusi Perfusi

STEP 5 : Sasaran Belajar


1. Anatomi dan Embriologi dari Sistem Respirasi
2. Histologi dari system respirasi
3. Biokimia Sistem Respirasi
4. Fisiologi system respirasi
a. Ventilasi Paru-paru
b. Difusi oksigen dan karbondioksida melalui organ pernafasan
c. Kontrol system respirasi dan reflex pernafasan
5. AIK
DAFTAR PUSTAKA
1. Al-Quran
2. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
3. Iman Jauhari. Health Views In Islamic Law. Jurnal Ilmu Hukum. 2011
4. Nur Dian, Enny P, Deny Yudi. Hubungan Indikator Obesitas Dengan Kapasitas Vital
Paru Pada Remaja Akhir. Fakultas Kedokteran UNDIP.2019
5. Irma Hidayah. The Increased Of Lactic Acid Concentration In The Blood After Work.
Fakultas Ilmu Kesehatan UNAIR.2018
STEP 6 : Belajar Mandiri
STEP 7 : Pembahasan Sasaran Belajar
1. Anatomi dan Embriologi dari Sistem Respirasi
1. Embriologi sistem respirasi
a. Tractus respiratorius
- Tractus respiratorius berasal dari endoderm foregut dan mesoderm
yang berhubungan
- Minggu ke-4 perkembangan → diverticulum respiratorius (dari
endoderm foregut)
- Perkembangannya dipengaruhi oleh : faktor pertumbuhan dari
mesoderm di sekitarnya, termasuk signaling retinoid → ekspresi TBX →
diferensiasi trakea dan paru
- Bersama perkembangannya, trachea-esophageal ridges juga memisah →
trakea dan esophagus → jika terganggu → fistula trakeo-esophageal
- VATER → Vertebral anomalies, Anal atresia, Tracheoesophageal
fistula,Esophageal atresia, and Renal atresia
- VACTERL → VATER + Cardiac defects and Limb defects

Perkembangan laring :
- Lapisan epitel dan kelenjar  dari endoderm
- sementara menyumbat lumen laring  rekanalisasi pada minggu ke-10
- Kartilago dan otot  dari mesenkim arkus faring ke-4 dan 6
Perkembangan trakhea :
-Lapisan epitel dan kelenjar  dari endoderm
-sementara menyumbat lumen trakhea  rekanalisasi pada minggu ke-10
-Kartilago, otot polos, jaringan ikat  dari mesoderm visceral/splanchnic
Perkembangan bronkus :
- Pada akhir minggu ke-4  2 bronkus primer
- Beberapa hari kemudian  terbentuk bronkus sekunder  3 kanan dan 2 kiri (terkait
lobus paru)
- Akhir minggu ke-7  bronkus sekunder bercabang lagi menjadi bronkus tersier  10
kanan, 8 kiri
- Akhir bulan ke-6 sampai anak-anak  menjadi 23 cabang bronkopulmoner

Perkembangan paru :
- Pembentukan paru dimulai pada minggu ke-5
- Terbagi menjadi 4 fase :
1. Fase pseudoglandular  minggu ke-5 sampai 17  blm ada alveolus  belum
dapat berfungsi
2. Fase kanalikuler  minggu ke-16 sampai 26  bronkiolus respiratorius dan
ductus alveolaris mulai terlihat pada minggu ke-24, vaskularisasi meningkat
untuk memungkinkan pertukaran gas ; surfaktan diproduksi oleh pneumosit pada
minggu ke-20-22 (masih belum memadai)
3. Fase saccus terminalis  minggu ke-24 sampai kelahiran  sacus terminalis
dan surfaktan meningkat drastis
4. Fase alveolar  minggu ke-29 sampai 8 tahun pasca lahir  saccus terminalis
berkembang menjadi ductus alveolaris dan saccus alveolaris
Produksi surfaktan :
- Fungsi : mengurangi tegangan permukaan dinding alveolus  mencegah kolaps paru
- Terdiri dari fosfotidilkolin dan fosfolipid yang tersebar melalui suatu protein
surfaktan :
• Surfactant Protein A: tidak begitu memiliki peran dalam
penyebaran surfaktan  tetapi memiliki peran dalam kontraksi
uterus  mengaktivasi agen pro-inflamasi pada makrofag di
cairan amnion  makrofag teraktivasi menginvasi dinding
uterus  mengeluarkan interleukin 1β  produksi
prostaglandin secara terlokalisir  stimulasi kontraksi otot
polos uterus
• Surfactant Protein B: paling utama, diproduksi oleh pneumosit
tipe-II, jika kekurangan menyebabkan Respiratory Distress
Syndrome (RDS) atau Hyaline Membrane Disease
• Surfactant Protein C: minor linker protein
• Surfactant Protein D: juga merupakan minor linker protein,
juga berperan dalam proses imunologi

2. Histologi dari system respirasi


Sistem pernafasan terdiri atas saluran nafas dan paru. Saluran nafas merupakan bagian
konduksi yang menghubungkan paru dengan lingkungan luar, yaitu mulai dari hidung,
trakhea, bronki, bronkiolus, bronkiolus terminalis. Paru merupakan bagian yang
menjalankan fungsi respirasi yaitu tempat berlangsungnya pertukaran gas, merupakan
lanjutan bronkiolus terminalis, yaitu bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris dan
alveoli.

 TRAKEA
Lapisan yang melapisi lumennya yaitu lapisan mukosa terdiri atas
epitel kolumner pseudokompleks bersilia, dengan sel-sel goblet penghasil
mukus diantara epitel. Pada lapisan bawah epitel/ lamina propria, terdapat
kelenjarkelenjar penghasil cairan serous, bagian otot polos, dan tulang rawan
hialin yang menjaga supaya lumen trakea tetap terbuka. Cairan mukos yang
dihasilkan sel goblet dan sel kelenjar membentuk lapisan cairan yang
memungkinkan pergerakan silia untuk mendorong partikel asing keluar.
Kontraksi otot polos memungkinkan lumen menyempit, yang terjadi pada
reflek batuk, meningkatkan kecepatan aliran udara ekspirasi sehingga
membersihkan jalan nafas.

 BRONKUS

Semakin ke distal semakin kecil diameter lumennya, epitel kolumner


bersilia semakin memendek, susunan tulang rawan juga semakin berkurang
hingga tinggal lempenganlempengan tulang rawan (tidak melingkari lumen).
Lamina proprianya terdiri dari lapisan otot polos, jaringan ikat serat-serat
elastin dan kelenjar seros dan mukos.

 BRONKIOLUS
Bronkus semakin ke distal menjadi bronkiolus, berakhir menjadi
bornkiolus terminalis. Bronkiolus terminalis bercabang menjadi bronkiolus
respiratorius, di daerah ini merupakan peralihan fungsi konduksi dan fungsi
respirasi. Epitel kolumner bersilia semakin memendek hingga menjadi kuboid,
dan silia menghilang, serta sudah tidak ada tulang rawan. Semakin ke distal
dinding bronkiolus menyatu dengan muara alveolus. Lamina propria di bawah
epitel terdiri atas lapisan otot polos dan jaringan ikat serat-serat elastin.

 ALVEOLUS
Bronkiolus respiratorius bermuara di duktus alveolaris dan saccus
alveolus, baik duktus alveolaris dan alveolus dilapisi oleh epitel squamus
(gepeng)/epitel alveoli. Alveoli bertanggungjawab terhadap struktur berongga
paru. Pada sel-sel alveoli berlangsung bertukaran O2 dan CO2 antara udara
dan darah.

3. Biokimia Sistem Respirasi


4. Fisiologi system respirasi
a. Ventilasi Paru-paru

b. Difusi oksigen dan karbondioksida melalui organ pernafasan


Gas oksigen dan karbon dioksida akan berdifusi melalui sel-sel yang
menyusun dinding avelous dan kapiler darah. Udara aveolus mengandung zat
oksigen yang lebih tinggi dan karbon dioksida lebih rendah dari pada gas di dalam
darah pembuluh kapiler. Oleh karena itu molekul cenderung berpindah dari
konsentrasi yang lebih tinggi ke rendah, maka oksigen berdifusi dari udara
aveolus ke dalam darah, dan karbon dioksida akan berdifusi dari pembuluh darah
ke avelous. Pengangkutan CO₂ oleh darah dapat dilaksanakan melalui 3 cara yaitu
: (1) Karbondioksida larut dalam plasma dan membentuk asam karbonat dengan
enzim anhydrase. (2) Karbondioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk
karbomino hemoglobin (3) Karbondioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat
(HCO₂) melalui proses berantai pertukaran klorida.

c. Kontrol system respirasi dan reflex pernafasan


5. AIK
DAFTAR PUSTAKA
1. Al Quran
2. Gregory J. Sistem Pernafasan. FK UDAYANA Denpasar.2018
3. Agus Heryana Putra, Kadek. FISIOLOGI VENTILASI DAN PERTUKARAN
GAS. FK UDAYANA Denpasar.2016
4. Pambudhi RR. Hubungan antara frekuensi berenang terhaadap kapasitas paru-paru
perenang di kolam renang Manahan Surakarta. [skripsi] Fisioterapi UMS. 2016
Okt 20:6-7
5. Andayani N. Hubungan obesitas terhadap asma. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala.
2017 Apr;17(1):56
6. Kamila M. Efektifitas latihan slow deep breathing dan pemberian aroma terapi
kenanga (Cananga odorata) terhadap penurunan tekanan darah. Repository
UNIMUS. 2017.
7. Kiezerbazeum AL, 2016, Histology and Cell biology: an introduction pathology
8.

Anda mungkin juga menyukai