Disusun oleh:
Izzat ismail
Sering kali kita mencium bau-bau benda di sekitar kita dan merasakan makanan
yang dikecap oleh lidah kita , tetapi kita kurang menyadari adanya indra yang
mempengaruhi penciuman tubuh kita dan indra yang mempengaruhi pengecapan
kita. Banyak sistem yang di tubuh kita seperti di bantu oleh hidung (indra pembau
),lidah(indra pengecap),dan lain sebagainya.
Tanpa semua itu kita tidak dapat mencium dan merasakan rasa dari makanan di
sekitar kita layaknya manusia normal. Hidung, dan kulit sangat berperan penting
dengan tubuh kita dan saling berpengaruh.Hidung dan kulit adalah alat (INDRA
PEMBAU DAN PENGECAPAN MANUSIA) yang berhubungan satu sama lain
yang akan di bahas pada makalah kami pada tugas ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pengecap merupakan istilah teknis indra rasa atau indera perasa yang
dimiliki manusia sehingga bisa merasakan rasa yang berbeda beda. Sehingga
manusia dapat merasakan perbedaan rasa pada saat memasukkan sesuatu ke
dalam mulut. Proses tersebut melibatkan saraf yang ada pada kelompok sel
rasa dalam pori pori di permukaan lidah serta bagian mulut. Sedangkan
proses pengecapan akan dimulai pada saat ada sesuatu yang masuk ke mulut
serta ketika terjadi kontak dengan lidah atau pada area lain di mulut.
Indra pembau berfungsi untuk menerima bau suatu zat terlarut dalam udara atau
air. Reseptor pembau terletak pada langit-langit rongga hidung, pada bagian yang
disebut epitelium olfaktori. Epitelium olfaktori terdiri dari sel-sel reseptor dan sel-
sel penyokong. Sel resptor olfaktori berbentuk silindris dan mempunyai filamen-
filamen seperti rambut pada permukaan bebasnya. Akson sel olfaktorius berjalan
menuju bulbus olfaktorius pada sistem saraf pusat. Sel-sel olfaktorius didampingi
oleh sel-sel penunjang yang berupa sebaris sel-sel epitel silindris berlapis banyak
semu.
Dalam lamina propria tunika mukosa penciuman, selain terdapat banyak
pembuluh darah dan saraf, ditemukan juga kelenjar-kelenjar jenis tubulo alveolar
4
dengan sel-sel seromukosa yang dengan PAS-positif. Saluran ekskresi kelenjar ini
bermuara ke epitel permukaan dan aliran ekskresinya terus-menerus membersihkan
bagian apikal sel-sel penciuman. Dalam hal ini senyawa-senyawa yang merangsang
rasa penciuman secara tetap disingkirkan, jadi mempertahankan reseptor-reseptor
selalu dalam keadaan siap menerima stimulus yang baru.
Pembau dan pengecap saling bekerja sama, sebab rangsangan bau dari makanan
dalam rongga mulut dapat mencapai rongga hidung dan diterima oleh reseptor
olfaktori. Keadaan ini akan terganggu ketika kita sakit pilek, di mana hubungan
antara rongga hidung dan rongga mulut terganggu, sehingga uap makann dari
makanan di mulut tidak dapat mencapai rongga hidung dan makanan seakan-akan
kehilangan rasanya.
Indra pembau dan pengecap dapat saling bekerja sama. Rangsangan bau
dari makanan mencapai rongga hidung dan diterima oleh reseptor olfaktori,
lalu diteruskan ke pusat rasa dan bau di otak. Dari sinilah otak mulai
5
memerintahkan berbagai sel dan kelenjar untuk mempersiapkan diri seolah
akan ada makanan yang masuk ke dalam rongga mulut, walaupun pada
kenyataannya tidak selalu demikian.
Otak yang telah mengenali bau, mengirimkan sinyal kepada reseptor di lidah
tentang rasa yang cocok untuk bau tersebut, dan secara otomatis, kelenjar
pun akan mempersiapkan diri, misalnya dengan menghasilkan cukup banyak
air liur. Sebagai contoh, saat kita mencium aroma mangga muda, kita bisa
menduga jika mangga tersebut asam. Otomatis, kelenjar saliva akan
menghasilkan air liur lebih banyak. Ini pula yang terjadi saat kita menghirup
aroma lezat dari makanan.
6
Kerja sama seperti ini akan terganggu apabila indra pembau tidak
berfungsi secara normal, seperti saat kita sedang menderita flu. Saat sakit flu,
fungsi indra pembau akan terganggu sehingga aroma makanan yang sudah
masuk ke dalam rongga mulut pun tidak terdeteksi oleh sensor saraf ke otak.
Inilah yang membuat seolah makanan tidak memiliki rasa atau kehilangan
rasa. Wajar saja jika pada saat itu nafsu makan pun menghilang.
Selain itu, kerja sama fungsi dari hidung dengan lidah sangat penting bagi
keamanan kesehatan kita. Sebagai contoh, jika seandainya susu yang akan
kita minum telah basi, kita bisa mendeteksinya terlebih dahulu dari aroma
busuk atau asam yang muncul dari susu tersebut. Tentu kita tidak akan
mencoba untuk meminumnya. Bayangkan jika fungsi indra tersebut tidak
berjalan dengan baik, maka akan banyak makanan atau minuman yang telah
rusak atau basi yang masuk ke dalam mulut kita. Maka dari itu, sepatutnya
kita menjaga kesehatan panca indra dan bersyukur atas berfungsinya panca
indra kita secara normal.
BAB III
PENUTUP
5.1. Simpulan
Menurut shaleh,indra penciuman adalah bagian tubuh atau alat tubuh yang
berfungsi menerima zat bau dengan menggunakan alat indra yang bernama
hidung (nasal) .Indra pembau berfungsi untuk menerima bau suatu zat terlarut
dalam udara atau air. Sedangksn indra Pengecap merupakan istilah teknis indra
rasa atau indera perasa yang dimiliki manusia sehingga bisa merasakan rasa yang
berbeda beda. Sehingga manusia dapat merasakan perbedaan rasa pada saat
memasukkan sesuatu ke dalam mulut. Pembau dan pengecap saling bekerja
sama, sebab rangsangan bau dari makanan dalam rongga mulut dapat mencapai
rongga hidung dan diterima oleh reseptor olfaktori. Keadaan ini akan terganggu
ketika kita sakit pilek, di mana hubungan antara rongga hidung dan rongga mulut
terganggu, sehingga uap makann dari makanan di mulut tidak dapat mencapai
rongga hidung dan makanan seakan-akan kehilangan rasanya.
7
1.2. Saran
Pentingnya pengetehuan mengenai indra pengecapan dan indra penciuman
dan bagaimana kedua indra tersebut saling berhubungan satu sama lain.
kontraksi penghantaran impuls pada kegiatan menghidu dan mengecap suatu
makanan dalam kehidupan kesehatan, diharapkan pembaca memahami apa
yang terdapat dalam makalah ini dengan mudah, dapat mengetahui bagaimana
hubungan antara indra pengecap dan indra pembau.
DAFTAR PUSTAKA