Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN INDIVIDU TUTORIAL

BLOK 4

MODUL 3 SKENARIO 1

Kelompok: 12

Pembimbing: dr. Arief Tajally Adhyatma, MH.Kes

Nama : Muhammad Fath faiz

Nim : H2A019117

FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

TAHUN AJARAN 2019/2020


Modul 3 :

Skenario1. Ivan yang penasaran


Ivan seorang mahasiswa kedokteran semester 2. Saat ini sedang mempelajari imunologi. Dia
teringat pada adiknya yang berusia 10 tahun menderita flek paru(TB paru) saat ini adiknya
harus menjalani pengobatan. Dia heran seingatnya adiknya dulu sudah pernah diimunisasi
BCG, tetapi tetap tertular. Dia juga bertanya tanya darimana asal kuman tersebut, bagaimana
bakteri tersebut dapat menginfeksi adiknya, sedangkan dia sendiri tidak tertular, keluarga
yang lain juga tidak ada yang menderita batuk lama. Adiknya juga tidak dalam keadaan
imunocompremise, tapi mengapa respon tubuhnya tidak mampu melawan penyakit TB. Saat
membuka literature dia membaca bahwa tubuh merespon berbeda terhadap antigen. Bakteri
merupakan salah satu antigen. Protein, glikoprotein, peptide juga merupakan antigen
walaupun tidak pathogen tapi dapat menimbulkan hipersensitivitas. Selain hipersensitivitas
dia juga tertarik membaca autoimun yang diderita Artis terkenal.

STEP 1 Klasifikasi istilah

1. Imunologi : sebuah studi yang berkaitan dengan sistem kekebalan dan merupakan
salah satu cabang ilmu kedokteran dan biologi yang sangat penting untuk kehidupan.
Sistem kekebalan tersebut dapat melindungi tubuh seseorang dari berbagai infeksi
dengan sebuah pertahanan.
2. Flek Paru ( TB Paru ) : penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman serta suatu
penyakit menular berbahaya.
3. Imunisasi : Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan
antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten
terhadap penyakit tertentu.
4. Kuman : organisme mikroskopis yang bisa menyebabkan penyakit dan infeksi bila
mereka masuk ke dalam tubuh.
5. Bakteri : merupakan uniseluler, pada umumnya tidak berklorofil, ada beberapa
yang fotosintetik dan produksi aseksualnya secara pembelahan dan bakteri
mempunyai ukuran sel kecil dimana setiap selnya hanya dapat dilihat dengan
bantuan mikroskop.
6. Infeksi : penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen dan bersifat sangat
dinamis. Mikroba sebagai makhluk hidup memiliki cara bertahan hidup
denganberkembang biak pada suatu reservoir yang cocok dan mampu mencari
reservoir lainnya yang baru dengan cara menyebar atau berpindah.
7. Imunocompremise : Pasien dengan kondisi khusus
8. Antigen : Sebeuah zat yang merangsang respon imun, terutama dalam menghasilkan
antibodi.
9. Protein : senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida.
10. Glikoprotein : suatu protein yang mengandung rantai oligosakarida yang mengikat
glikan dengan ikatan kovalen pada rantai polipeptida bagian samping. Struktur ini
memainkan beberapa peran penting di antaranya dalam proses proteksi imunologis,
pembekuan darah, pengenalan sel-sel, serta interaksi dengan bahan kimia lain.
11. Peptid : molekul yang terbentuk dari dua atau lebih asam amino. Jika jumlah asam
amino masih di bawah 50 molekul disebut peptida, tetapi jika lebih dari 50 molekul
disebut dengan protein.
12. Pathogen : agen biologis yang dapat menyebabkan penyakit pada inangnya.
13. Hipersensitivitas : agen biologis yang dapat menyebabkan penyakit pada inangnya.

STEP 2 Identifikasi masalah


1. Bagaimana Cara Penularan TB Paru?
2. Apa yang dimaksud dengan imunisasi BCG ?
3. Faktorapa yang mempengaruhi TB paru pada anak ?
4. Apa yang dimaksud dengan penyakit autoimun?
5. Bagaimana respon imun tubuh terhadap infeksi bakteri?
6. Pandangan islam mengenai skenario di atas

STEP 3 Klasifikasi masalah


1. Bagaimana Cara Penularan TB Paru?
Penyakit TBC ditularkan dari orang ke orang, terutama melalui saluran
napas dengan menghisap atau menelan tetes-tetes ludah/dahak (droplet
infection) yang mengandung basil dan dibatukkan oleh penderita TBC
terbuka. Atau juga karena adanya kontak antara tetes ludah/dahak tersebut
dan luka di kulit. Untuk membatasi penyebaran perlu sekali discreen
semua anggota keluarga dekat yang erat hubungannya dengan penderita
(Tjay dan Rahardja, 2007). Penularan terjadi melalui inhalasi partikel menular
di udara yang bertebaran sebagai aerosol. Lama kontak antara sumber dan
calon kasus baru meningkatkan resiko penularan karena semakin lama
periode pemajanan, semakin besar resiko inhalasi. Mikobakteri memiliki
dinding berminyak yang kuat. Dapat terjadi infeksi tuberkulosis (primer)
dengan atau tanpa manifestasi penuh penyakit (infeksi pascaprimer atau
sekunder) (Gould dan Brooker, 2003). Pada waktu batuk atau bersin,
penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan
dahak). Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup ke dalam
saluran pernapasan. Selama kuman TBC masuk ke dalam tubuh manusia
melalui pernapasan, kuman TBC tersebut dapat menyebar dari paru ke
bagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe,
saluran napas, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.
Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman
yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil
pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan
dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak
menular (Zulkoni, 2010). Lingkungan hidup yang sangat padat dan
pemukiman di wilayah perkotaan kemungkinan besar telah mempermudah
proses penularan dan berperan sekali atas peningkatan jumlah kasus TBC
(Sudoyo, 2007).

2. Apa yang dimaksud dengan imunisasi BCG ?


Vaksin BCG merupakan salah satu dari beberapa vaksin imun,
Bacillus Calmette Guerin ( BCG ) adalah vaksin hidup yang dibuat dari
Mycobacterium bovis yang dibiak berulang selama 1-3 tahun sehingga
didapatkan hasil yang tidak virulen tetapi masih mempunyai imunogenitas.
Vaksinasi BCG menimbulkan sensitivitas terhadap tuberkulin, tidak mencegah
infeksi tuberkulosis tetapi mengurangi risiko terjadi tuberkulosis berat seperti
meningitis TB dan tuberkulosis milier (Ranuh,2008,p.132). Adapunindikasinya
yaitu untuk memberikan kekebalan aktif terhadap tuberculosis.

3. Faktorapa yang mempengaruhi TB paru pada anak ?


Faktor yang Mempengaruhi TB Paru pada Anak Bustan (2008) menyebutkan
studi epidemiologi adalah sebuah studi yang mempelajari tentang distribusi
penyakit atau masalah kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
(determinan) yang dimaksud untuk melakukan upaya pencegahan dan
perencanaan kesehatan. Dalam studi Epidemiologi dikenal dengan teori segitiga
Epidemiologi oleh John Gordon. Segitiga Epidemiologi merupakan konsep dasar
Epidemiologi yang memberikan gambaran tentang hubungan antara tiga faktor
utama yang berperan dalam terjadinya penyakit. Faktor utama tersebut adalah
faktor Host, Agent dan Environment.

a) Agent adalah suatu unsur organisme hidup atau kuman infektif yang dapat
menyebabkan terjadinya suatu penyakit. Faktor agen dapat meliputi: faktor
nutrisi, penyebab kimiawi, penyebab fisik seperti radiasi, penyebab biologis,
metazoa, virus, jamur, bakteri dan lain sebagainya (Bustan, 2008). Agen yang
mempengaruhi penularan penyakit tuberkulosis adalah kuman Mycobacterium
tuberculosis.
b) Host atau pejamu adalah manusia atau makhluk hidup, termasuk burung dan
antrhopoda yang dapat memberikan tempat tinggal dalam kondisi alam. Manusia
merupakan reservoir untuk penularan kuman Mycobacterium tuberculosis, kuman
tuberkulosis menular melalui
Host(Penjamu)Enviromental(Lingkungan)Agen(Penyebab Penyakit).
droplet. Komponen host dapat berupa genetik, umur, jenis kelamin, suku,
keadaan fisiologi tubuh, keadaan imunologi, tingkah laku, gaya hidup,
personal hygiene dan sebagainya. (Bustan, 2007).
c) Lingkungan Lingkungan adalah semua faktor luar dari suatu individu.
Komponen lingkungan dapatberupa lingkungan fisik, biologi, dan sosial.
Lingkungan sosial dan lingkungan rumah merupakan faktor yang memberikan
pengaruh besar terhadap status kesehatan anak.
4. Apa yang dimaksud dengan penyakit autoimun?
Penyakit autoimun merupakan respon imun yang mengakibatkan kerusakan
pada jaringan tubuh sendiri serta mengganggu fungsi fisiologis tubuh.
Penyakit autoimun dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor
genetik, infeksi, lingkungan, hormonal, daerah/suku, diet dan toksik/obat.
Patogenesisautoimun terdiri atas gangguan aktivitas selular dan protein
regulator. Gangguan aktivitas selular dapat terjadi apabila tubuh gagal
mempertahankan toleransi akan self-antigendan terjadi aktivasi autoreaktif sel
imun terhadap self-antigentersebut. Mekanisme kegagalan toleransi tersebut
diperankan oleh sel T perifer dalam berbagai proses. Selain itu, gangguan
aktivitas protein regulator dijelaskan dalam hubungan antara Gen non-HLA
yaitu limfosit T sitotoksik dengan antigen-4 (CTLA4), protein tirosin fosfat
nonreseptor tipe 22 (PTPN22), lokasi rentan autoimun (PDCD1, FCRL3,
SUMO4, CD25, PADI4 dan SLC22A4), TNF-a dan FOXP3. Interaksi gen
non-HLA dengan protein tersebut akan mengubah aktivitas regulator dan
menyebabkan kekacauan atau defek pada protein terkait. Keadaan tersebut
menjadi target utama dari respon autoimun.

5. Bagaimana respon imun tubuh terhadap infeksi bakteri?


Respons imun tubuh dipicu oleh masuknya antigen/ mikroorganisme ke dalam
tubuh dan dihadapi oleh sel makrofag yang selanjutnya akan berperan sebagai
antigen presenting cell (APC). Sel ini akan menangkap sejumlah kecil antigen
dan diekspresikan ke permukaan sel yang dapat dikenali oleh sel limfosit T
penolong (Th atau T helper). Sel Th ini akan teraktivasi dan (selanjutnya sel Th
ini) akan mengaktivasi limfosit lain seperti sel limfosit B atau sel limfosit T
sitotoksik. Sel T sitotoksik ini kemudian berpoliferasi dan mempunyai fungsi
efektor untuk mengeliminasi antigen. Setiap prosesi ini sel limfosit dan sel APC
bekerja sama melalui kontak langsung atau melalui sekresi sitokin regulator. Sel-
sel ini dapat juga berinteraksi secara simultan dengan sel tipe lain atau dengan
komponen komplemen, kinin atau sistem fibrinolitik yang menghasilkan aktivasi
fagosit, pembekuan darah atau penyembuhan luka. Respons imun dapat bersifat
lokal atau sistemik dan akan berhenti bila antigen sudah berhasil dieliminasi
melalui mekanisme kontrol
6. Pandangan islam mengenai skenario di atas
berdasarkan skenario diatas dalam mencegah TB paru salah satunya ialah
kebersihan, Firman Allah dalam qur’an Al – Muddasir ayat 4
Dalam ayat ini Aisyah berkata, Nabi suka mendahulukan yang kanan
dalam bersandal, menyisir rambut, bersuci, dan dalam segala hal.(muttafaq alaih).
Annas berkata, Rasulallah pernah masuk ke jamban, lalu ia dan seorang
pemuda yang sebaya dengannya membawakan bejana berisi air dan
sebatang tongkat,
kemudia beliau bersuci dengan air tersebut. (muttafaq alaih).
Allah Subhaanahu wata’ala berfirman: Katakanlah: ”Maka terangkanlah kepadaku
tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan
kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan
kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah
mereka dapat menahan rahmat-Nya. Katakanlah: ”Cukuplah Allah bagiku”.
Kepada-Nya lah bertawakkal orang-orang yang berserah diri”. (Q.S. Az-Zumar:
38). Oleh karena itu, seyogyanya setiap diri kaum muslimin yang beriman kepada
Allah dan hari akhir memperhatikan hal ini agar setiap kali akan melakukan
vaksinasi tidak tergelincir ke dalamnya. Hal ini bisa diwujudkan dengan
mengucapkan bismillah terlebih dahulu, dengan dibarengi keyakinan bahwa
Allah-lah yang berkuasa menolak mudharat termasuk penyakit yang akan
divaksinasikan
sebelum melakukan vaksinasi (Moh, 2007). Wallahu A’lam.

STEP 4 Skema
Sistem
Imun

Anatomi Histologi Biokimia Fisiologi AIK

STEP 5 Sasaran Belajar


1. Menjalaskan dasar imunologi
2. Mejelaskan macam respon imun termasuk hipersensitivitas
3. Menjelaskan reaksi enzim meliputi reaksi kimianya
4. Menjelaskan imunitas seluler dan imunitas adaptif dan sel yang berperan
5. Menjelaskan hematopoesis

Daftar Pustaka

- Baratawidjaya K G. Imunologi Dasar. Edisi ke 7. Jakarta : Balai Penerbit.


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2006

- Abbas K A, Lichtmant A H, Pillai S. 2007.Cellular and Molecular


Immunology. Sixth ed. Philadelphia : W B Saunders Company.

- Yulia Cahya, REGULATORSSEBAGAI MODALITAS TERAPI


PENATALAKSANAAN AUTOIMUN, Fakultas kedokteran Universitas
Lampung,

- Anggoro E,Tuberculosis, Universitas Muhammadiyah Semarang, 2018


- Hidayah W, Imunisasi, Universitas Muhammadiyah Semarang, 2011

- Partini P, Pitfalls in Pediatric Practices, Fakultas Kedokteran Universitas


Indonesia, 2012.

- Wahyudi MN, Pola Hidup Sehat Perspektif Al-Qur’an, Universitas Islam


Negeri Walinsongo, 2015

Anda mungkin juga menyukai