INFEKSI NEONATORUM
OLEH
NIM 0117008
MOJOKERTO
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Pembimbing Pendidikan
INFEKSI NEONATORUM
A. Definisi
Sepsis adalah kondisi infeksi yang sangat berat, bisa menyebabkan organ-organ
tubuh gagal berfungsi dan berujung pada kematian (Dian, 2014). Sepsis
neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah pada bayi selama empat
minggu pertama kehidupan. Insiden sepsis bervariasi yaitu antara 1 dalam 500
atau 1 dalam 600 kelahiran hidup (Bobak, 2005).
Sepsis neonatorum adalah semua infeksi pada bayi pada 28 hari pertama sejak
dilahirkan. Infeksi dapat menyebar secara nenyeluruh atau terlokasi hanya pada
satu organ saja (seperti paru-paru dengan pneumonia). Infeksi pada sepsis bisa
didapatkan pada saat sebelum persalinan (intrauterine sepsis) atau setelah
persalinan (extrauterine sepsis) dan dapat disebabkan karena virus (herpes,
rubella), bakteri (streptococcus B), dan fungi atau jamur (candida) meskipun
jarang ditemui. (John Mersch, MD, FAAP, 2009).
B.Eetiologi
C. Patofisiologi
1. Pada masa antenatal atau sebelum lahir. Pada masa antenatal kuman dari
ibu setelah melewati plasenta dan umpilikus masuk kedalam tubuh bayi melalui
sirkulasi darah janin. Kuman penyebab infeksi adalah kuman yang dapat
menembus plasenta,antara lain virus rubella, herpes, situmegalo, koksari,
hepatitis, influenza, parotitis. Bakteri yang dapat melalui jalur ini, antara lain
malaria, sifilis, dan toksoplasma.
2. Pada masa intranatal atau saat pesalinan. Infeksi saat persalinan terjadi
karena kuman yang ada pada vagina dan serviks naik mencapai korion dan
amnion. Akibatnya, terjadi amnionitis dan korionitis, selanjutnya kuman melalui
umbilikus masuk ke tubuh bayi. Cara lain, yaitu saat persalinan, cairan amnion
yang sudah terinfeksi dapat terinhalasi oleh bayi dan masuk ke tyraktus digestivus
dan trakus respiratorius, kemudian menyebabkan infeksi pada lokasi tersebut.
Selain melalui cara tersebut diaras infeksi pada janin dapat terjadi melalui kulit
bayi atau port de entre lain saat bayi melewati jalan lahir yang terkontaminasi
oleh kuman (misalnya herpes genitalis, candida albika, dan n.gonnorea).
Tanda dan gejala dari sepsis neonatorum menurut Arief (2008), antara lain:
Gejala dari sepsis neonatorum juga tergantung kepada sumber infeksi dan
penyebarannya:
1. Infeksi pada tali pusar (omfalitis) menyebabkan keluarnya nanah atau darah
darI pusar
2.Infeksi pada selaput otak (meningitis) atau abses otak menyebabkan koma,
kejang, opistotonus (posisi tubuh melengkung ke depan) atau penonjolan pada
ubun-ubun
G. Komplikasi
Bayi memiliki kebutuhan glukosa meningkat sebagai akibat dari keadaan septik.
Bayi mungkin juga kurang gizi sebagai akibat dari asupan energi yang berkurang.
Asidosis metabolik disebabkan oleh konversi ke metabolisme anaerobik dengan
produksi asam laktat, selain itu ketika bayi mengalami hipotermia atau tidak
disimpan dalam lingkungan termal netral, upaya untuk mengatur suhu tubuh dapat
menyebabkan asidosis metabolik. Jaundice terjadi dalam menanggapi terlalu
banyaknya bilirubin yang dilepaskan ke seluruh tubuh yang disebabkan oleh
organ hati sebagian bayi baru lahir belum dapat berfungsi optimal, bahkan
disfungsi hati akibat sepsis yang terjadi dan kerusakan eritrosit yang meningkat.
2. Dehidrasi
Kekuarangan cairan terjadi dikarenakan asupan cairan pada bayi yang kurang,
tidak mau menyusu, dan terjadinya hipertermia..
4. Meningitis
Kelainan perdarahan ini terjadi karena dipicu oleh bakteri gram negatif yang
mengeluarkan endotoksin ataupun bakteri gram postif yang mengeluarkan
mukopoliskarida pada sepsis. Inilah yang akan memicu pelepasan faktor
pembekuan darah dari sel-sel mononuklear dan endotel. Sel yang teraktivasi ini
akan memicu terjadinya koagulasi yang berpotensi trombi dan emboli pada
mikrovaskular.
G. Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin, termasuk kadar hemoglobin Hb, hematokrit Ht, leukosit dan hitung
jenis, trombosit. Pada umumnya terdapat neutropeni PMN <1800/ml,
trombositopeni <150.000/ml (spesifisitas tinggi, sensitivitas rendah), neutrofil
muda meningkat >1500/ml, rasio neutrofil imatur : total >0,2. Adanya reaktan
fase akut yaitu CRP (konsentrasi tertinggi dilaporkan pada infeksi bakteri,
kenaikan sedang didapatkan pada kondisi infeksi kronik), LED, GCSF
(granulocyte colonystimulating factor), sitokin IL-1ß, IL-6 dan TNF (tumour
necrosis factor).
b.Biakan darah atau cairan tubuh lainnya (cairan serebrospinalis) serta uji
resistensi, pelaksanaan pungsi lumbal masih kontroversi, dianjurkan dilakukan
pada bayi yang menderita kejang, kesadaran menurun, klinis sakit tampak makin
berat dan kultur darah positif.
d. Pemeriksaan apusan Gram dari bahan darah maupun cairan liquor, serta urin.
Pemeriksaan radiologi yang diperlukan ialah foto dada, abdomen atas indikasi,
dan ginjal. Pemeriksaan USG ginjal, skaning ginjal, sistouretrografi dilakukan
atas indikasi.
H. Penatalaksanaan
A. PENGKAJIAN
3. Regurgitasi.
4. Peka rangsang.
5. Pucat.
9. Hipotermi.
1. Hipertermia.
2. Pernapasan mendengkur.
5. Pucat.
6. Pengisian kembali kapiler lambat.
7. Hipotensi.
8. Dehidrasi.
9. Sianosis.
11. Pada kulit terdapat ruam, petekiae, pustula dengan lesi atau herpes.
2. Bilirubin.
3. Protein aktif C.
4. Imunoglobulin IgM.
Tujuan I : Mengenali secara dini bayi yang mempunyai resiko menderita infeksi.
Intervensi keperawatan :
Kaji adanya tanda infeksi meliputi suhu tubuh yang tidak stabil, apnea, ikterus,
refleks mengisap kurang, minum sedikit, distensi abdomen, letargi atau
iritabilitas.
Kaji tanda infeksi yang berhubungan dengan sistem organ, apnea, takipnea,
sianosis, syok, hipotermia, hipertermia, letargi, hipotoni, hipertoni, ikterus, ubun-
ubun cembung, muntah, diare.
Intervensi keperawatan :
6. Siapkan untuk transfusi tukar dengan packed cell darah merah atas
indikasi sepsis.
Intervensi keperawatan :
Intervensi keperawatan :
Intervensi keperawatan :
2. Isolasi bayi yang datang dari luar ruang perawatan sampai hasil
kultur dinyatakan negatif.
10. Jelaskan pada orang tua dan keluarga, ketentuan yang harus ditaati
saat mengunjungi bayi.
Tujuan
: Meminimalkan kesalahan orang tua dan memberi
dukungan koping saat krisis.
Intervensi keperawatan :
1. Kaji ekspresi verbal dan non verbal, perasaan dan gunakan
mekanisme koping.
Besarkan perasaan orang tua saat berkunjung, beri kesempatan untuk merawat
bayi
DAFTAR PUSTAKA
Periode emas si Kecil berlangsung pada rentang usia 0-5 tahun. Usia ini
merupakan fase awal tumbuh kembang si Kecil dan akan berpengaruh pada fase
selanjutnya. Di masa ini, Ibu harus semakin cermat untuk mendapatkan hasil
optimal dan mencegah terjadinya kelainan sedini mungkin.
Stimulasi jaringan otak sangat penting selama periode emas si Kecil. Semakin
banyak stimulasi yang Ibu berikan kepada si Kecil, jaringan otak akan
berkembang hingga mencapai 80% pada usia 3 tahun. Sebaliknya, jika si Kecil
tidak pernah diberi stimulasi yang cukup, maka jaringan otaknya akan mengecil
sehingga fungsi otak akan menurun. Hal inilah yang menyebabkan perkembangan
si Kecil menjadi terhambat. Stimulasi yang kurang pada si Kecil dapat
mempengaruhi perkembangan kecerdasan otak, penyimpangan tumbuh kembang,
bahkan gangguan perkembangan yang menetap. Berikut tahapan stimulasi sesuai
usia si Kecil .
Pada tahap ini, bayi akan kehilangan sekitar 10% berat badan pada hari kedua
setelah lahir. Namun hal ini merupakan hal yang normal. Dia akan mendapatkan
berat lahirnya kembali ketika memasuki minggu kedua. Setelah itu, berat bayi
akan bertambah 30 gram setiap harinya. Dalam 1 bulan panjang badan bayi juga
akan bertambah sekitar 3-4 cm dari panjang lahirnya. Selain itu, lingkar kepala
juga akan bertambah hingga 2,5 cm. Mata bayi pada tahap ini normal terlihat
seperti belum fokus dan kadang terlihat seperti juling.
Pada tahap ini, berat bayi akan bertambah sekitar 680-910 gram setiap bulannya.
Panjang badan akan bertambah sekitar 2,5 cm setiap bulannya. Lingkar kepala
juga akan bertambah sekitar 1,25 cm setiap bulan. Pada usia ini, biasanya
perkembangan bayi sudah bisa:
- Mata sudah mulai merespons dengan mengikuti gerakan benda dan cahaya di
sekitarnya.
- Mulai mengoceh satu atau dua patah kata walau masih belum jelas.
Pada tahap ini pertumbuhan bayi umumnya bertambah berat sekitar 450 gram
setiap bulannya. Biasanya bayi laki-laki akan lebih berat dibandingkan
perempuan. Setiap bulannya bayi akan bertambah sekitar 1,25 cm dan lingkar
kepala 0,6 cm. Selama periode ini, bayi sudah dapat:
- Sudah mampu duduk sendiri dari posisi merangkak tanpa harus dipegangi atau
disangga.
- Memegang benda kecil seperti sereal yang berbentuk dengan menggunakan ibu
jari dan telunjuk mereka.
6.Usia 1 - 2 Tahun
7.Usia 2 - 3 Tahun
Ajari berpakaian sendiri, ajak melihat buku bergambar, bacakan cerita anak, ajari
makan di piringnya sendiri, ajari cuci tangan, ajari buang air besar dan kecil di
tempatnya
8.Usia 3 - 5 Tahun
Minta si Kecil menceritakan apa yang ia lakukan, dengarkan ia ketika bicara, jika
ia gagap, ajari bicara pelan-pelan, awasi si Kecil ketika mencoba hal-hal baru.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA By. I DENGAN KASUS
INFEKSI NEONATORUM
OLEH
DHEAAYU RIZKY MULYA TIANTI
NIM 0117008
MOJOKERTO
2020
LAPORAN KASUS
DATA BIOGRAFI
1.IDENTITAS PASIEN :
6. Bahasa yg digunakan : —
8. Pendidikan : —
6. Suku : Melayu
– Bibir membiru
– Menangis kurang
4. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kepala
Bentuk : Simetris
Sutura : Cekung
Konjungtiva : Tampak Anemis
Sklera : Ikterik
Telinga : Simetris
Hidung : Simetris
Mulut : Simetris
Palatum : Utuh
Reflek hisap : Lemah
Reflek telan : Lemah
Leher :Tidak ada pembengkakkan kelenjar
tyroid
5. Dada : Simetris
6. Perut
Bentuk : -
Tali Pusat : Sudah lepas
7. Genitalia
Laki-laki :
Perempuan : Labio mayora menutup
8. Anus : Ada, paten
9. Ekstremitas : Jari-jari tangan dan kaki lengkap.
10. Sistem pernafasan
Usaha Nafas : -
Tipe nafas : Pernafasan dada
Inspeksi : Terlihat adanya tarikaniga
Palpasi : -
Perkusi : -
Auskultasi : Ronchi
11. Sistem cardiovaskuler
Bunyi Jantung : —
Nadi : 148 X/ menit
Suhu : 38,5 oC
Akral : Dingin
Capilari refill : > 2 detik
12. Sistem Neurologi
Kesadaran : CM
Pupil : Ada reflek
Moro menggenggam : Ada menggenggam
Palmer Grasp : -
Reflek Roting : Lemah
Pergerakan kaki : Lemah
Pergerakan tangan : Lemah
Kejang : Berulang-ulang, lama kejang 3-5
detik
12. Nutrisi
Erytrocit : 3,72
1. Therapi
2. Data Fokus
DS :
DO :
– Sianosis
– Apnoe
– Pernafasan 68 X / Menit
6. ANALISA DATA
7. DIAGNOSA PRIORITAS:
8. INTERVENSI
NO RENCANA
TUJUAN / KRITERIA RASIONAL
DX TINDAKAN
1 Setelah dilakukan tindakan – Observasi Tanda – Untuk mengetahui
keperawatan selama 1 x 24 Tanda Vital
keadaan umum bayi
jam diharapkan perfusi
jaringan kembali normal, – Disritmia jantung dapat terjadi
berlanjut
– Mempertahankan perfusi jaringan.
– Kolaborasi dalam
pemberian obat
– Temp : 36,5 – 37,2ºC segala tindakan yang diberikan.
– Dehidrasi berkurang – Informasi yang jelas akan
mengurangi kecemasan keluarga.
– Komunikasi secara terbuka dalam
–Diskusikan tentang
keadaan dan program2
pengobatan yang akan
dilakukan di Rumah
Sakit.
– Ciptakan hubungan
yang baik dengan
keluarga klien
9. IMPLEMENTASI
No
Hari / Tanggal / Jam Implementasi Paraf
DX
1 Jumat/17.7.2019/ 10.00 – Memantau Tanda Tanda Vital :
Temp : 38ºC
RR : 68 x / menit
10. EVALUASI
No
Hari / Tanggal / Jam Evaluasi ( Formatif ) Paraf
DX
1 Jumat/17.7.2019/16.30 S : Keadaan umum bayi masih lemah
– Mengobservasi TTV
– Cemas berkurang
A:
– Masalah teratasi
P: