Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA By. I DENGAN KASUS

INFEKSI NEONATORUM

RSUD DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO....spasi???

OLEH

DHEAAYU RIZKY MULYA TIANTI

NIM 0117008

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA

MOJOKERTO

2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Keperawatan pada klien dengan Infeksi Neonatorum

Nama Mahasiswa : ...................x

Telah disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing Pendidikan

Iis suwanti s. St. M.Kes


NPP 01.001.002
LAPORAN PENDAHULUAN

INFEKSI NEONATORUM

A. Definisi

Sepsis adalah kondisi infeksi yang sangat berat, bisa menyebabkan organ-organ
tubuh gagal berfungsi dan berujung pada kematian (Dian, 2014). Sepsis
neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah pada bayi selama empat
minggu pertama kehidupan. Insiden sepsis bervariasi yaitu antara 1 dalam 500
atau 1 dalam 600 kelahiran hidup (Bobak, 2005).

Sepsis neonatorum adalah semua infeksi pada bayi pada 28 hari pertama sejak
dilahirkan. Infeksi dapat menyebar secara nenyeluruh atau terlokasi hanya pada
satu organ saja (seperti paru-paru dengan pneumonia). Infeksi pada sepsis bisa
didapatkan pada saat sebelum persalinan (intrauterine sepsis) atau setelah
persalinan (extrauterine sepsis) dan dapat disebabkan karena virus (herpes,
rubella), bakteri (streptococcus B), dan fungi atau jamur (candida) meskipun
jarang ditemui. (John Mersch, MD, FAAP, 2009).

B.Eetiologi

Organisme penyebab sepsis primer berbeda dengan sepsis nosokomial (Sari


Pediatri, 2009), adalah:

1) Sepsis primer biasanya disebabkan: Streptokokus Grup B (GBS), kuman usus


Gram negatif, terutama Escherisia coli, Listeria monocytogenes, Stafilokokus,
Streptokokus lainnya (termasuk Enterokokus), kuman anaerob, dan Haemophilus
influenzae.

2) Sepsis nosokomial adalah Stafilokokus (terutama Staphylococcus epidermidis),


kuman Gram negatif (Pseudomonas, Klebsiella, Serratia, dan Proteus), dan jamur.

C. Patofisiologi

Sepsis dimulai dengan invasi bakteri dan kontaminasi sistemik. Pelepasan


endotoksin oleh bakteri menyebabkan perubahan fungsi miokardium, perubahan
ambilan dan penggunaan oksigen, terhambatnya fungsi mitokondria, dan
kekacauan metabolik yang progresif. Pada sepsis yang tiba-tiba dan berat,
menimbulkan banyak kematian dan kerusakan sel. Akibatnya adalah penurunan
perfusi jaringan, asidosis metabolik, dan syok, yang mengakibatkan disseminated
intravaskuler coagulation (DIC) dan kematian.

Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai neonatus melalui


beberapa cara (Surasmi, 2003), yaitu :

1. Pada masa antenatal atau sebelum lahir. Pada masa antenatal kuman dari
ibu setelah melewati plasenta dan umpilikus masuk kedalam tubuh bayi melalui
sirkulasi darah janin. Kuman penyebab infeksi adalah kuman yang dapat
menembus plasenta,antara lain virus rubella, herpes, situmegalo, koksari,
hepatitis, influenza, parotitis. Bakteri yang dapat melalui jalur ini, antara lain
malaria, sifilis, dan toksoplasma.

2. Pada masa intranatal atau saat pesalinan. Infeksi saat persalinan terjadi
karena kuman yang ada pada vagina dan serviks naik mencapai korion dan
amnion. Akibatnya, terjadi amnionitis dan korionitis, selanjutnya kuman melalui
umbilikus masuk ke tubuh bayi. Cara lain, yaitu saat persalinan, cairan amnion
yang sudah terinfeksi dapat terinhalasi oleh bayi dan masuk ke tyraktus digestivus
dan trakus respiratorius, kemudian menyebabkan infeksi pada lokasi tersebut.
Selain melalui cara tersebut diaras infeksi pada janin dapat terjadi melalui kulit
bayi atau port de entre lain saat bayi melewati jalan lahir yang terkontaminasi
oleh kuman (misalnya herpes genitalis, candida albika, dan n.gonnorea).

3. Infeksi pascanatal atau sesudah persalinan. Infeksi yang terjadi sesudah


kelahiran umumnya terjadi akibat infeksi nosokomial dari lingkungan di luar
rahim (misalnya melalui alat-alat: penghisap lendir, selang endotrakea, infus,
selang nasogastrik, botol minuman atau dot). Perawat atau profesi lain yang ikut
menangani bayi dapat menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial.Infeksi juga
dapat terjadi melalui luka umbilikus.

sumber: Zaenal A.Asuhan Keperawatan Sepsis Neonatorum 2005.


D. PATHWAY

F. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala dari sepsis neonatorum menurut Arief (2008), antara lain:

1. Umum : panas (hipertermi), malas minum, letargi, sklerema

2. Saluran cerna: distensi abdomen, anoreksia, muntah, diare, hepatomegali


Saluran nafas: apnoe, dispnue, takipnu, retraksi, nafas cuping hidung, merintih,
sianosis
3.Sistem kardiovaskuler: pucat, sianosis, kulit lembab, hipotensi, takikardi,
bradikardi

4.Sistem syaraf pusat: iritabilitas, tremor, kejang, hiporefleksi, malas minum,


pernapasan tidak teratur, ubun-ubun membonjol

5. Hematologi: Ikterus, splenomegali, pucat, petekie, purpura, perdarahan.

Gejala dari sepsis neonatorum juga tergantung kepada sumber infeksi dan
penyebarannya:

1. Infeksi pada tali pusar (omfalitis) menyebabkan keluarnya nanah atau darah
darI pusar

2.Infeksi pada selaput otak (meningitis) atau abses otak menyebabkan koma,
kejang, opistotonus (posisi tubuh melengkung ke depan) atau penonjolan pada
ubun-ubun

3.Infeksi pada tulang (osteomielitis) menyebabkan terbatasnya pergerakan pada


lengan atau tungkai yang terkena

4.Infeksi pada persendian menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan


dan sendi yang terkena teraba hangat e.Infeksi pada selaput perut (peritonitis)
menyebabkan pembengkakan perut dan diare (Asrining, 2007)

G. Komplikasi

Komplikasi bervariasi berdasarkan etiologi yang mendasari. Potensi komplikasi


yang mungkin terjadi meliputi (Sari, 2009):

1. Hipoglikemia, hiperglikemia, asidosis metabolik, dan jaundice

Bayi memiliki kebutuhan glukosa meningkat sebagai akibat dari keadaan septik.
Bayi mungkin juga kurang gizi sebagai akibat dari asupan energi yang berkurang.
Asidosis metabolik disebabkan oleh konversi ke metabolisme anaerobik dengan
produksi asam laktat, selain itu ketika bayi mengalami hipotermia atau tidak
disimpan dalam lingkungan termal netral, upaya untuk mengatur suhu tubuh dapat
menyebabkan asidosis metabolik. Jaundice terjadi dalam menanggapi terlalu
banyaknya bilirubin yang dilepaskan ke seluruh tubuh yang disebabkan oleh
organ hati sebagian bayi baru lahir belum dapat berfungsi optimal, bahkan
disfungsi hati akibat sepsis yang terjadi dan kerusakan eritrosit yang meningkat.

2. Dehidrasi

Kekuarangan cairan terjadi dikarenakan asupan cairan pada bayi yang kurang,
tidak mau menyusu, dan terjadinya hipertermia..

3. Hiperbilirubinemia dan anemia

Hiperbilirubinemia berhubungan dengan penumpukan bilirubin yang berlebihan


pada jaringan. Bilirubin dibuat ketika tubuh melepaskan sel-sel darah merah yang
sudah tua, ini merupakan proses normal. Bilirubin merupakan zat hasil pemecahan
hemoglobin (protein sel darah merah yang memungkinkan darah mengakut
oksigen). Hemoglobin terdapat pada sel darah merah yang dalam waktu tertentu
selalu mengalami destruksi (pemecahan). Namun pada bayi yang mengalami
sepsis terdapat infeksi oleh bakteri dalam darah di seluruh tubuh, sehingga terjadi
kerusakan sel darah merah bukanlah hal yang tidak mungkin, bayi akan
kekurangan darah akibat dari hal ini (anemia) yang disertai hiperbilirubinemia
karena seringnya destruksi hemoglobin sering terjadi.

4. Meningitis

Infeksi sepsis dapat menyebar ke meningies (selaput-selaput otak) melalui aliran


darah.

5. Disseminated Intravaskuler Coagulation (DIC)

Kelainan perdarahan ini terjadi karena dipicu oleh bakteri gram negatif yang
mengeluarkan endotoksin ataupun bakteri gram postif yang mengeluarkan
mukopoliskarida pada sepsis. Inilah yang akan memicu pelepasan faktor
pembekuan darah dari sel-sel mononuklear dan endotel. Sel yang teraktivasi ini
akan memicu terjadinya koagulasi yang berpotensi trombi dan emboli pada
mikrovaskular.

G. Pemeriksaan Penunjang

1). Pemeriksaan laboratorium


a. Hematologi

Darah rutin, termasuk kadar hemoglobin Hb, hematokrit Ht, leukosit dan hitung
jenis, trombosit. Pada umumnya terdapat neutropeni PMN <1800/ml,
trombositopeni <150.000/ml (spesifisitas tinggi, sensitivitas rendah), neutrofil
muda meningkat >1500/ml, rasio neutrofil imatur : total >0,2. Adanya reaktan
fase akut yaitu CRP (konsentrasi tertinggi dilaporkan pada infeksi bakteri,
kenaikan sedang didapatkan pada kondisi infeksi kronik), LED, GCSF
(granulocyte colonystimulating factor), sitokin IL-1ß, IL-6 dan TNF (tumour
necrosis factor).

b.Biakan darah atau cairan tubuh lainnya (cairan serebrospinalis) serta uji
resistensi, pelaksanaan pungsi lumbal masih kontroversi, dianjurkan dilakukan
pada bayi yang menderita kejang, kesadaran menurun, klinis sakit tampak makin
berat dan kultur darah positif.

c.Bila ada indikasi, dapat dilakukan biakan tinja dan urin.

d. Pemeriksaan apusan Gram dari bahan darah maupun cairan liquor, serta urin.

e. Lain-lain misalnya bilirubin, gula darah, dan elektrolit (natrium, kalium).

2). Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan radiologi yang diperlukan ialah foto dada, abdomen atas indikasi,
dan ginjal. Pemeriksaan USG ginjal, skaning ginjal, sistouretrografi dilakukan
atas indikasi.

3). Pemeriksaan Penunjang Lain

Pemeriksaan plasenta dan selaput janin dapat menunjukkan adanya


korioamnionitis, yang merupakan potensi terjadinya infeksi pada neonatus.

(Sari Pediatri, 2009)

H. Penatalaksanaan

1. Diberikan kombinasi antibiotika golongan Ampisilin dosis 200 mg/kg BB/24


jam i.v (dibagi 2 dosis untuk neonatus umur <> 7 hari dibagi 3 dosis), dan
Netylmycin (Amino glikosida) dosis 7 1/2 mg/kg BB/per hari i.m/i.v dibagi 2
dosis (hati-hati penggunaan Netylmycin dan Aminoglikosida yang lain bila
diberikan i.v harus diencerkan dan waktu pemberian ½ sampai 1 jam pelan-pelan).

2. Dilakukan septic work up sebelum antibiotika diberikan (darah lengkap, urine,


lengkap, feses lengkap, kultur darah, cairan serebrospinal, urine dan feses (atas
indikasi), pungsi lumbal dengan analisa cairan serebrospinal (jumlah sel, kimia,
pengecatan Gram), foto polos dada, pemeriksaan CRP kuantitatif).

3. Pemeriksaan lain tergantung indikasi seperti pemeriksaan bilirubin, gula darah,


analisa gas darah, foto abdomen, USG kepala dan lain-lain.

4. Apabila gejala klinik dan pemeriksaan ulang tidak menunjukkan infeksi,


pemeriksaan darah dan CRP normal, dan kultur darah negatif maka antibiotika
diberhentikan pada hari ke-7.

5. Apabila gejala klinik memburuk dan atau hasil laboratorium menyokong


infeksi, CRP tetap abnormal, maka diberikan Cefepim 100 mg/kg/hari diberikan 2
dosis atau Meropenem dengan dosis 30-40 mg/kg BB/per hari i.v dan Amikasin
dengan dosis 15 mg/kg BB/per hari i.v i.m (atas indikasi khusus).

6.Pemberian antibiotika diteruskan sesuai dengan tes kepekaannya. Lama


pemberian antibiotika 10-14 hari. Pada kasus meningitis pemberian antibiotika
minimal 21 hari.Pengobatan suportif meliputi : Termoregulasi, terapi
oksigen/ventilasi mekanik, terapi syok, koreksi metabolik asidosis, terapi
hipoglikemi/hiperglikemi, transfusi darah, plasma, trombosit, terapi kejang,
transfusi.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan melalui anamnesis untuk mendapatkan data. Yang

perlu dikaji adalah :

1. Status sosial-ekonomi, riwayat perawatan antenatal, ada/tidaknya


ketuban pecah dini, partus lama atau sangat cepat (partus presipitatus).
2. Riwayat persalinan di kamar bersalin, ruang operasi, atau tempat
lain.

3. Ada atau tidaknya riwayat penyakit menular seksual (sifilis, herpes


klamidia, gonorea, dll).

4. Apakah selama kehamilan dan saat persalinan pernah menderita


penyakit infeksi (misal toksoplasmosis, rubella, toksemia gravidarum, dan
amnionitis).

Pada pemeriksaan fisik, data yang akan ditemukan meliputi :

1. Letargi (khususnya setelah 24 jam pertama).

2. Tidak mau minum atau refleks mengisap lemah.

3. Regurgitasi.

4. Peka rangsang.

5. Pucat.

6. Hipoteri dan hiporefleksi.

7. Gerakan putar mata.

8. Berat badan berkurang melebihi penurunan berat badan secara


fisiologis.

9. Hipotermi.

10. Tampak ikterus.

Data lain yang mungkin ditemukan adalah :

1. Hipertermia.

2. Pernapasan mendengkur.

3. Bradipnea atau apnea.

4. kulit lembab dan dingin.

5. Pucat.
6. Pengisian kembali kapiler lambat.

7. Hipotensi.

8. Dehidrasi.

9. Sianosis.

10. Gejala traktus gastrointestinal meliputi muntah, distensi abdomen


atau diare.

11. Pada kulit terdapat ruam, petekiae, pustula dengan lesi atau herpes.

Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan adalah :

1. Kadar gula darah serum.

2. Bilirubin.

3. Protein aktif C.

4. Imunoglobulin IgM.

5. Hasil kultur cairan serebrospinal, darah, apusan hidung, umbilikus,


telinga, pus dari lesi, feses dan urine. Juga dilakukan analisis cairan
serebrospinal dan pemeiksaan darah tepi dan jumlah leukosit.

B. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

1. Diagnosa keperawatan : Infeksi yang berhubungan dengan


penularan infeksi pada bayi sebelum, selama dan sesudah kelahiran.

Tujuan I : Mengenali secara dini bayi yang mempunyai resiko menderita infeksi.

Intervensi keperawatan :

Kaji bayi yang memiliki resiko menderita infeksi meliputi :

2. Kecil untuk masa kehamilan, besar untuk masa kehamilan,


prematur.

3. Nilai Apgar dibawah normal.

4. Bayi mengalami tindakan operasi.


5. Epidemi infeksi di bangsal bayi dengan kuman E. Coli dan
streptokokus.

6. Bayi yang mengalami prosedur invasif.

7. Kaji riwayat ibu, status sosial ekonomi, flora vagina, ketuban


pecah dini, dan infeksi yang diderita ibu.

Kaji adanya tanda infeksi meliputi suhu tubuh yang tidak stabil, apnea, ikterus,
refleks mengisap kurang, minum sedikit, distensi abdomen, letargi atau
iritabilitas.

Kaji tanda infeksi yang berhubungan dengan sistem organ, apnea, takipnea,
sianosis, syok, hipotermia, hipertermia, letargi, hipotoni, hipertoni, ikterus, ubun-
ubun cembung, muntah, diare.

Kaji hasil pemeriksaan laboratorium.

Dapatkan sampel untuk pemeriksaan kultur.

Tujuan 2: Mencegah dan meminimalkan infeksi dan pengaruhnya.

Intervensi keperawatan :

1. Berikan suhu lingkungan yang netral.

2. Berikan cairan dan nutrisi yang dibutuhkan melalui infus intravena


sesuai berat badan, usia dan kondisi.

3. Pantau tanda vital secara berkelanjutan.

4. Berikan antibiotik sesuai pesanan.

5. Siapkan dan berikan cairan plasma segar intravena sesuai pesanan.

6. Siapkan untuk transfusi tukar dengan packed cell darah merah atas
indikasi sepsis.

2. Diagnosa keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan

dengan minum sedikit atau intoleran terhadap minuman.

Tujuan : Memelihara kebutuhan nutrisi bayi berat badan bayi


tidak turun, menunjukkan kenaikan berat badan.

Intervensi keperawatan :

1. Kaji intoleran terhadap minuman.

2. Hitung kebutuhan minum bayi.

3. Ukur masukan dan keluaran.

4. Timbang berat badan setiap hari.

5. catat perilaku makan dan aktivitas secara adekuat.

6. Pantau koordinasi refleks mengisap dan menelan.

7. Ukur berat jenis urine.

8. Berikan minuman yang adekuat dengan cara pemberian sesuai


kondisi.

9. Pantau distensi abdomen (residu lambung).

3. Diagnosa keperawatan : Gangguan pola pernapasan yang berhubungan


dengan apnea.

Tujuan : Mengatur dan membantu usaha bernapas dan kecukupan oksigen.

Intervensi keperawatan :

1. Kaji perubahan pernapasan meliputi takipnea, pernapasan cuping


hidung, sianosis, rorki kasar, periode apnea yang lebih dari 10 detik.

2. Pantau denyut jantung secara elektronik untuk mengetahui


takikardia atau bradikardia dan perubahan tekanan darah.

3. Sediakan oksigen lembab dan hangat dengan kadar O2 yang rendah


untuk menjaga pengeluaran energi dan panas.

4. Sediakan alat bantu pernapasan atau ventilasi mekanik.

5. Isap lendir atau bersihkan jalan nafas secara hati-hati.


6. Amati gas darah yang ada atau pantau tingkat analisis gas darah
sesuai kebutuhan.

7. Atur perawatan bayi dan cegah penanganan yang berlebihan.

4. Diagnosa keperawatan : Resiko tinggi terhadap cedera yang berhubungan


dengan penularan infeksi pada bayi oleh petugas.

Tujuan : mencegah adanya infeksi nasokomial.

Intervensi keperawatan :

1. Lakukan tindakan pencegahan umum, taati aturan/kebijakan


kebersihan kamar bayi.

2. Isolasi bayi yang datang dari luar ruang perawatan sampai hasil
kultur dinyatakan negatif.

3. Keluarkan bayi dari ruang perawatan atau ruang isolasi yang


ibunya menderita infeksi dan beri tahu tentang penyakitnya.

4. Semua personel atau petugas perawatan di dalam ruang atau saat


menderita bayi tidak menderita demam, penyakit pernapasan atau
gastrointestinal, luka terbuka dan penyakit menular lainnya.

5. Sterilkan semua peralatan yang dipakai, ganti selang dan air


humidifier dengan yang steril setiap hari atau sesuai ketentuan rumah
sakit.

6. Bersihkan semua tempat tidur bayi dan inkubator beserta


peralatannya dengan larutan antiseptik tiap minggu atau sesudah
digunakan.

7. Laksanakan secara steril semua prosedur tindakan dalam


melakukan perawatan.

8. Semua perawat atau petugas lain mencuci tangan sesuai ketentuan


setiap sebelum dan sesudah merawat atau memegang bayi.
9. Ambil sampel untuk kultur dari peralatan, bahan persdiaan dan
banyak bahan lain yang terkontaminasi di ruang perawatan.

10. Jelaskan pada orang tua dan keluarga, ketentuan yang harus ditaati
saat mengunjungi bayi.

5. Diagnosa keperawatan : Koping individu tidak efektif yang berhubungan


dengan kesalahan dan kecemasan, penularan infeksi
pada bayi dan konsekuensi yang serius dari infeksi.

Tujuan
: Meminimalkan kesalahan orang tua dan memberi
dukungan koping saat krisis.

Intervensi keperawatan :
1. Kaji ekspresi verbal dan non verbal, perasaan dan gunakan
mekanisme koping.

2. Bantu orang tua untuk mengatakan konsepnya tentang penyakit


bayi, penyebab infeksi, lama perawatan dan komplikasi yang mungkin
terjadi.

3. Berikan informasi yang akurat tentang kondisi bayi, kemajuan


yang dicapai, perawatan selanjutnya dan komplikasi yang dapat
terjadi.

Besarkan perasaan orang tua saat berkunjung, beri kesempatan untuk merawat
bayi

DAFTAR PUSTAKA

Gloria, M. Bulecheck. Dkk. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC),


Edisi Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Mocomedia
Sue Moorhead. Dkk. 2013. Nursing Outcome Classification (NOC), Edisi Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: Mocomedia

Herdiman, T. Heather. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klassifikasi


2015-2017, Edisi 10. Jakarta: EGC

KONSEP TUMBUH KEMBANG...................ko tempatnya di sisni????lihat


format yaaaaa

Pertumbuhan adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, dapat diukur, dan


terjadi secara fisik. Pertumbuhan si Kecil dapat dipantau melalui pengukuran
tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, dan ukuran lainnya sesuai usia dengan
standarisasi alat ukur tertentu. Sedangkan perkembangan adalah pertambahan
kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, misalnya si Kecil
dapat berjalan atau berbicara. Perkembangan dapat diamati dari cara ia bermain,
belajar, berbicara, dan bersikap.

Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh faktor-faktor internal


dan eksternal. Faktor internal meliputi jenis kelamin, perbedaan ras, usia, genetik,
dan kromosom. Sedangkan faktor eksternal meliputi keadaan lingkungan sosial,
ekonomi, nutrisi, dan stimulasi psikologis.

Periode emas si Kecil berlangsung pada rentang usia 0-5 tahun. Usia ini
merupakan fase awal tumbuh kembang si Kecil dan akan berpengaruh pada fase
selanjutnya. Di masa ini, Ibu harus semakin cermat untuk mendapatkan hasil
optimal dan mencegah terjadinya kelainan sedini mungkin.

Stimulasi Tumbuh Kembang Otak Si Kecil

Stimulasi jaringan otak sangat penting selama periode emas si Kecil. Semakin
banyak stimulasi yang Ibu berikan kepada si Kecil, jaringan otak akan
berkembang hingga mencapai 80% pada usia 3 tahun. Sebaliknya, jika si Kecil
tidak pernah diberi stimulasi yang cukup, maka jaringan otaknya akan mengecil
sehingga fungsi otak akan menurun. Hal inilah yang menyebabkan perkembangan
si Kecil menjadi terhambat. Stimulasi yang kurang pada si Kecil dapat
mempengaruhi perkembangan kecerdasan otak, penyimpangan tumbuh kembang,
bahkan gangguan perkembangan yang menetap. Berikut tahapan stimulasi sesuai
usia si Kecil .

1. Bayi Baru Lahir - 1 Bulan

Pada tahap ini, bayi akan kehilangan sekitar 10% berat badan pada hari kedua
setelah lahir. Namun hal ini merupakan hal yang normal. Dia akan mendapatkan
berat lahirnya kembali ketika memasuki minggu kedua. Setelah itu, berat bayi
akan bertambah 30 gram setiap harinya. Dalam 1 bulan panjang badan bayi juga
akan bertambah sekitar 3-4 cm dari panjang lahirnya. Selain itu, lingkar kepala
juga akan bertambah hingga 2,5 cm. Mata bayi pada tahap ini normal terlihat
seperti belum fokus dan kadang terlihat seperti juling.

2. Bayi 1-3 Bulan

Pada tahap ini, berat bayi akan bertambah sekitar 680-910 gram setiap bulannya.
Panjang badan akan bertambah sekitar 2,5 cm setiap bulannya. Lingkar kepala
juga akan bertambah sekitar 1,25 cm setiap bulan. Pada usia ini, biasanya
perkembangan bayi sudah bisa:

- Mengangkat kepala dan dadanya ketika berada dalam posisi tengkurap.

- Mata sudah mulai merespons dengan mengikuti gerakan benda dan cahaya di
sekitarnya.

- Memainkan jari-jarinya dengan cara membuka dan menutup jari, menggenggam


benda di tangan, serta memasukkan jari ke dalam mulut.

- Sudah dapat memainkan kakinya.

- Mampu membedakan suara yang dikenal dengan suara lainnya.

- Mencoba mengambil benda-benda yang menggantung, meski dia belum mampu


menggapainya.

3. Bayi 4-6 Bulan


Pertumbuhan bayi pada usia ini, sudah memiliki berat badan sekitar 2 kali berat
lahir. Panjang badannya bertambah sekitar 1,25-2,5 cm per bulannya. Lingkar
kepala juga bertambah sekitar 1,25 cm per bulannya. Tumbuh kembang bayi pada
usia ini sudah bisa:

- Tersenyum kepada orang asing yang mengajak bermain atau berbicara


kepadanya.

- Sudah mulai bisa kontak mata dengan orang sekitar.

- Sudah mampu berguling dari posisi telungkup ke telentang, begitu pula


sebaliknya.

- Mulai mengoceh satu atau dua patah kata walau masih belum jelas.

- Kakinya sudah mampu menjejak lantai jika diberdirikan.

- Sudah mampu duduk meski harus disangga.

4. Bayi 7-9 Bulan

Pada tahap ini pertumbuhan bayi umumnya bertambah berat sekitar 450 gram
setiap bulannya. Biasanya bayi laki-laki akan lebih berat dibandingkan
perempuan. Setiap bulannya bayi akan bertambah sekitar 1,25 cm dan lingkar
kepala 0,6 cm. Selama periode ini, bayi sudah dapat:

- Merangkak dan mendorong sedikit demi sedikit badannya menggunakan lengan


atau kaki, serta merangkak menggunakan tangan dan lutut.

- Sudah mampu duduk sendiri dari posisi merangkak tanpa harus dipegangi atau
disangga.

- Sudah mampu belajar berdiri dengan cara berpegangan.

- Sudah dapat berkata mama dengan jelas.

- Dapat mengangkat sesuatu dengan ibu jari dan telunjuk.

5. Bayi 10-12 Bulan


Bayi akan meraih 3 kali berat badan lahirnya pada saat usia 1 tahun. Panjang
badan dan lingkar kepala akan bertambah sekitar 0,6 cm per bulannya. Pada tahap
ini, anak biasanya sudah bisa:

- Memegang benda kecil seperti sereal yang berbentuk dengan menggunakan ibu
jari dan telunjuk mereka.

- Berdiri sendiri bahkan berjalan tanpa bantuan orang lain.

- Menunjuk benda yang mereka inginkan untuk mendapatkan perhatian.

- Sudah dapat memberikan respons terhadap pertanyaan yang diberikan, seperti


menolak hal-hal yang tidak disukainya atau mengatakan iya untuk yang
disukainya.

- Sudah mampu mengemut makanan dalam mulut.

tahap di atas merupakan gambaran perkembangan bayi 0-12 bulan. Tumbuh


kembang bayi akan melewati tahapan yang berbeda. Ibu jangan khawatir jika
mengalami perbedaan perkembangan dari yang di atas. Konsultasikan seluruh
perkembangan bayi pada saat berkunjung ke dokter untuk mengetahui
perkembangan anak lebih mendalam.

6.Usia 1 - 2 Tahun

Ajari berjalan di undakan/tangga, ajak membersihkan meja dan menyapu, ajak


membereskan mainan, ajari mencoret-coret di kertas, ajari menyebut bagian
tubuhnya, bacakan cerita anak, ajak bernyanyi, ajak bermain

7.Usia 2 - 3 Tahun

Ajari berpakaian sendiri, ajak melihat buku bergambar, bacakan cerita anak, ajari
makan di piringnya sendiri, ajari cuci tangan, ajari buang air besar dan kecil di
tempatnya

8.Usia 3 - 5 Tahun

Minta si Kecil menceritakan apa yang ia lakukan, dengarkan ia ketika bicara, jika
ia gagap, ajari bicara pelan-pelan, awasi si Kecil ketika mencoba hal-hal baru.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA By. I DENGAN KASUS

INFEKSI NEONATORUM

RSUD DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO

OLEH
DHEAAYU RIZKY MULYA TIANTI

NIM 0117008

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA

MOJOKERTO

2020

LAPORAN KASUS

Tanggal masuk                                                            : 15 J uli 2019

Jam  masuk                                                                  : 14.30 Wib

Diagnosa Medis                                                          : Sepsis Neonatorum

No. RM                                                                       : 04-15-58

Tanggal pengkajian                                                   : 16 Juli 2019

 DATA BIOGRAFI

1.IDENTITAS PASIEN :

1. Nama lengkap                 : By. I

2. Tempat / tanggal lahir     : Bagansiapiapi /21 Juni 2019

3. Umur ( hr / bl / thn )        : 23 Hari

4. Jenis kelamin                   : Perempuan


5. Suku Bangsa                    : Melayu/Indonesia

6. Bahasa yg digunakan       : —

7. Agama                              : ( Orang tua Islam )

8. Pendidikan                        : —

2. IDENTITAS ORANG TUA


1. Nama ayah / ibu / wali   : Tn. H
2. Umur                                 : 34 Tahun
3. Pendidikan                        : SD

4. Pekerjaan                           : Nelayan

5. Agama                               : Islam

6. Suku                                      : Melayu

7. Alamat                                    : Kampung Pasir, Bagan


Punak

8. Bahasa yg digunakan            : Melayu

3. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN


1. Riwayat  Penyakit Sekarang         :

Sianosis sentral, Apnoe, Reflek hisap kurang / lemah kejang

2. Keluhan utama      :

– Bibir membiru

– Menangis kurang

– Reflek hisap lemah

– Demam ( suhu 38,5 oC )

3. Riwayat kehamilan dan kelahiran


Prenatal                     : —

Natal                   : Os lahir ditolong oleh dukun bayi tanggal 21


Juni 2019.  Kehamilan aterm, tidak segera menangis.

4. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kepala
Bentuk                                            : Simetris
Sutura                                             : Cekung
Konjungtiva                                    : Tampak Anemis
Sklera                                              : Ikterik
Telinga                                            : Simetris
Hidung                                            : Simetris
Mulut                                              : Simetris
Palatum                                           : Utuh
Reflek hisap                                    : Lemah
Reflek telan                                       : Lemah
Leher   :Tidak ada pembengkakkan kelenjar
tyroid
5. Dada                     : Simetris
6. Perut                 
Bentuk                                                 : -
Tali Pusat                                            : Sudah lepas
7. Genitalia
Laki-laki                                             :
Perempuan                                          : Labio mayora menutup
8. Anus                                                    : Ada, paten
9. Ekstremitas : Jari-jari tangan dan kaki lengkap.
10. Sistem pernafasan
Usaha Nafas                                         : -
Tipe nafas                                             : Pernafasan dada
Inspeksi                                                : Terlihat adanya tarikaniga
Palpasi                                                  : -
Perkusi                                                 : -
Auskultasi                                            : Ronchi
11. Sistem cardiovaskuler
Bunyi Jantung                                      : —
Nadi                                                     : 148 X/ menit
Suhu                                                     : 38,5 oC
Akral                                                    : Dingin
Capilari refill                                        : > 2 detik
12. Sistem Neurologi
Kesadaran                                             : CM
Pupil                                                      : Ada reflek
Moro menggenggam   : Ada menggenggam
Palmer Grasp                            : -
Reflek Roting                                        : Lemah
Pergerakan kaki                             : Lemah
Pergerakan tangan                         : Lemah
Kejang                                              : Berulang-ulang, lama kejang 3-5
detik 

10.  Sistem Gastroinstestinal

Buang Air Besar

Pola                                                           : 1 X / 2 hari

Konsistensi                                                  : Lembik

Warna                                                          : Kuning 

11.  Sistem Perkemihan

Pola                                                              : Ganti Pampers 3 X  Sehari

Konsistensi                                                   : Cair

Warna                                                           : Kekuningan. 

12.  Nutrisi

Status Gizi                                                    : Kurang


BBL                                                              : 2400 Gram

Intake Enteral / Oral                     : 140 cc / 24 Jam 

PASI                                                             : -

ASI                                                                : 50 cc / 24 Jam

OGT                                                              : 15 cc / 3 jam 

13. Sistem Integumen


Warna                  : Kuning ( ikterik )
Turgor                                               : Kering / Keriput
14. Psikososial
Status anak                                         : Anak kandung
Respon Orang Tua                        : Cemas
Hub orang tua dgn anak   : Baik

RIWAYAT TUMBUH KEMBANG??????

5. DATA PENUNJANG.....HASIL NORMAL??/

Pemeriksaan Bilirubin tgl 15/07/2009, hasil : 7,9 mg/ dl

Glukosa                       : 69 mg/dl

Haemoglobin               : 13,5 gr %

Erytrocit                      : 3,72

1. Therapi

–  Inj Viccilin 100 mg / 12 Jam

– Inj Cefotaxim 100 mg / 12 Jam

– Foto Therapie continue sejak tanggal 15 Juli 2009

2. Data Fokus

DS :

– Keluarga mengtakan bayi demam  selama 2 hari ini


– Keluarga mengatakan bayi tidak mau minum

– Keluarga mengatakan bayi menangisnya lemah

– Keluarga mengatakan cemas dengan keadaan bayinya. 

DO :

– Keadaan Umum bayi lemah

– Sianosis

– Apnoe

– Pernafasan 68 X / Menit

– Nadi 148 X / menit

– O² Nasal Canula terpasang 0,5 – 1 L / menit

– Hypertermi, suhu 38,5 oC

– Kejang berulang, lama kejang  3-5 detik

– Ikterik, Kadar bilirubin 7,9 mg/dl

– Foto therapie sejak 15/07/2009

6.  ANALISA DATA

NO SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM


   Data Subjektif :      

1 – Keluarga mengatakan bibir bayi – Berkurangnya – Perfusi cerebral


membiru sejak tadi pagi. suplai oksigen ke
   
otak
 
   
 
Data Objektif :
   
 
– Bayi tampak sianosis
   
 
 Data Subjektif :
  – Keluarga mengatakan bayi demam    
sudah 2 hari
 2 – Proses Invasi  
  bakteri didalam
  – Peningkatan suhu tubuh
darah
Data Objektif :
   
 
– Hypertermi, Suhu : 38,5 ºC
   
 
– Nadi : 148 X / Menit
   
 
– Pernafasan : 68 X / menit
   
 
 
   
 
Data Subjektif
   
 
– Keluarga mengatakan cemas dengan
   
keadaan bayinya. – Defisit
3 pengetahuan tentang – Cemas
 
penyakit
Data Objektif :

– Keluarga tampak gelisah / cemas dan


sering bertanya tentang perkembangan
kesehatan bayinya.

 
 

7. DIAGNOSA PRIORITAS:

1. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan berkurangnya


suplai oksigen ke otak.

2. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan efek endotoksin, perubahan


regulasi temperature,dehidrasi, peningkatan metabolisme.

3. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurang terpapar informasi.

 
 

8. INTERVENSI 

NO RENCANA
TUJUAN / KRITERIA RASIONAL
DX TINDAKAN
 1  Setelah dilakukan tindakan  – Observasi Tanda  – Untuk mengetahui
keperawatan selama 1 x 24 Tanda Vital
  keadaan umum bayi
jam diharapkan perfusi
 
  jaringan kembali normal, – Disritmia jantung dapat terjadi

dengan kriteria : – Pantau frekwensi dan


  sebagai akibat dari hipoksia
irama jantung,perhatikan
  – Sianosis berkurang – Peningkatan pernafasan terjadi
disritmia

  – RR 30 – 60 x / menit sebagai respon terhadap efek-efek


 

    langsung endotoksin pada pusat


 

    pernafasan didalam otak


– Kaji frekwensi nafas,

    kedalaman dan kwalitas – Mengetahui status syok yang

      berlanjut
      – Mempertahankan perfusi jaringan. 

    – Kaji perubahan warna – Mempercepat proses penyembuhan


kulit, suhu, kelembaban
    – Suhu diatas 38ºC menandakan
 
    proses penyakit infeksi akut.

     – Suhu ruangan harus diubah untuk


– Kolaborasi dalam mempertahankan suhu mendekati
   
pemberian cairan
normal 
    parenteral
– Agar kebutuhan cairan terpenuhi
     

    – Kolaborasi dalam
pemberian obat  
   

  – Mengurangi demam dengan aksi sen


   
pada hipotalamus.
     
  
  Setelah dilakukan tindakan – Pantau suhu pasien
– Dengan mengetahui keadaan
keperawatan, suhu tubuh  
 
dalam keadaan normal penyakit dan perawatan yang akan
2  
dengan kriteria : dilakukan keluarga dapat menerima

   
– Temp : 36,5 – 37,2ºC segala tindakan yang diberikan.

  – Pantau suhu ruangan


– Tidak ada kejang  

   
– Dehidrasi berkurang – Informasi yang jelas akan

   
  mengurangi kecemasan keluarga.

   
 

   
  – Komunikasi secara terbuka dalam

  – Beri asupan minuman memecahkan masalah akan


 
sesuai kebutuhan dan
  mengurangi kecemasan.
  jadwal
       

    – Kolaborasi dalam – Hubungan yang baik akan


pemberian obat-obatan
    meningkatkan partisipasi keluarga
 
    dalam merawat bayi.
 
     
 
  Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 24 – Beri penyuluhan
 
jam, keluarga mengerti tentang penyakit dan
  tentang penyakit dan perawatan bayinya

3 perawatan yang akan


diberikan kepada bayinya
dengan kriteria :  

– Keluarga tampak tenang – Berikan penjelasan


setiap akan dilakukan
– Keluarga mengerti tentang
tindakan perawatan
penyakit bayinya.
 

–Diskusikan tentang
keadaan dan program2
pengobatan yang akan
dilakukan di Rumah
Sakit.

– Ciptakan hubungan
yang baik dengan
keluarga klien

 
 
  

9. IMPLEMENTASI

No
Hari / Tanggal / Jam Implementasi Paraf
DX
 1  Jumat/17.7.2019/ 10.00  – Memantau Tanda Tanda Vital :  

  Temp : 38ºC

    Nadi  : 148 x / menit

    RR     : 68 x / menit

     

    – Mengamati perubahan warna kulit, kelembaban

    – Mengatur posisi bayi sedikit lebih ekstensi dengan


mengganjal bantal dibawah bahu.
   
 
   
– Memantau intake dan output
 2 Pukul 11.00 wib
  Mengecek residu lambung

    Memberi bayi minum PASI 15 cc

    Mengobservasi tetesan infuse : D5 ¼ NS

     

 3 Pukul 13.30 wib – Memberikan penyuluhan / penjelasan kepada keluarga


klien tentang penyakit yang diderita bayinya dan
tindakan keperawatan yang diberikan.

 
 

10. EVALUASI

No
Hari / Tanggal / Jam Evaluasi ( Formatif ) Paraf
DX
 1  Jumat/17.7.2019/16.30  S : Keadaan umum bayi masih lemah  

  O: Sianosis berkurang, apnoe berkurang, reflek hisap

         Mulai membaik,fekwensi kejang berkurang

    A: Sebagian masalah sudah teratasi

    P: Tindakan keperawatan dilanjutkan :

    – Memberikan O², NC : 0,5 – 1 L/menit

    – Mengobservasi TTV

    – Pertahankan posisi ektensi

    – Melanjutkan therapy hasil kolaborasi

     

    S : Keadaan Umum bayi masih lemah


    O: Suhu : 37ºC. Nadi 148 x/menit, RR 60 x/ menit

    A: Sebagian masalah sudah teratasi

 2 Pukul 17.00 wib P: Tindakan keperawatan dilanjutkan :

  – Pemberian asupan cairan yang sesuai kebutuhan dan


jadwal
   
 
   
S:
   
– Keluarga mengatakan mengerti tentang penyakit
   
anaknya
   
O:
 3 Sabtu / 18.7.2019 / 10.30
– Keluarga tampak tenang

– Cemas berkurang

A:

– Masalah teratasi

P:

– Pertahankan hubungan baik antara perawat dan


keluarga klien

 
 

Anda mungkin juga menyukai