Anda di halaman 1dari 2

Perkembangan teknologi dan media sosial sekarang bisa dibilang sangat pesat.

Banyak
sekali manfaat yang kita rasakan dari hal tersebut.

Sebutlah seperti kemudahan dalam berkomunikasi, kemajuan ekonomi secara global,


interaksi sosial yang lebih luas, dan segala kemudahan lainnya.

Namun, segala sesuatu yang berkembang pasti memiliki efek negatif, jika kita tidak bijak
dalam memanfaatkan segala kemudahan itu.

ertama, asosiasi antara penggunaan media sosial dan kesehatan mental dan
kesejahteraan bervariasi dalam arah dan kekuatan mereka tergantung pada
yang berikut: platform mana yang digunakan individu, untuk tujuan apa dan
dengan siapa mereka berinteraksi. Misalnya, waktu yang dihabiskan
menggunakan platform berbasis gambar seperti Instagram dan Snapchat (tetapi
bukan platform berbasis teks seperti Twitter) dikaitkan dengan penurunan
kesepian, mungkin karena peningkatan keintiman [ 50 ]. Manfaat ini berlaku
untuk individu yang menggunakan platform berbagi gambar ini untuk tujuan
berinteraksi dengan orang lain, sedangkan mereka yang hanya menyiarkan
konten sebenarnya melaporkan peningkatan kesepian [ 51 ]. Secara khusus,
tampaknya mereka yang menggunakan platform berbasis gambar untuk
berinteraksi dengan orang yang mereka kenal secara pribadi tidak berisiko
terhadap konsekuensi negatif, sementara mereka yang melihat dan berinteraksi
dengan konten berbasis gambar dari orang asing lebih cenderung terlibat dalam
perbandingan sosial negatif dan memiliki gejala depresi [ 52 ].

50. Pittman M, Reich B. Social media and loneliness: why an Instagram picture
may be worth more than a thousand Twitter words. Comput Hum
Behav. 2016;62:155–67. https://doi.org/10.1016/j.chb.2016.03.084  .

51. Yang CC. Instagram use, loneliness, and social comparison orientation:


interact and browse on social media, but don't compare. Cyberpsychol Behav
Soc Netw. 2016;19(12):703–8. https://doi.org/10.1089/cyber.2016.0201  

52. Lup K, Trub L, Rosenthal L. Instagram #Instasad?: exploring associations


among Instagram use, depressive symptoms, negative social comparison, and
strangers followed. Cyberpsychol Behav Soc Netw. 2015;18(5):247–
52. https://doi.org/10.1089/cyber.2014.0560  .
selain mengetahui dengan siapa individu berinteraksi, yang terpenting
adalah kualitas interaksi online ini yang membedakan hasil kesehatan mental
positif dan negatif [ 11 ••]. Sebagai contoh, cyberbullying merupakan kasus
yang jelas di mana interaksi dengan teman sebaya diketahui dapat berdampak
negatif pada berbagai hasil kesejahteraan remaja: dari harga diri dan suasana
hati yang lebih rendah hingga peningkatan masalah perilaku dan emosi
[ 53 , 54 ]. Sementara ini merupakan bidang penelitian penting yang
menghubungkan pengalaman pengguna media sosial dengan hasil kesehatan
mental, perlu dicatat bahwa sangat sedikit orang muda mengalami intimidasi
secara eksklusif melalui platform media sosial, dan ukuran efek untuk asosiasi
kesehatan mental yang buruk serupa dengan cyberbullying dan intimidasi fisik
dan relasional offline [ 53 , 55 ]. Sebaliknya, interaksi sosial
online positif dikaitkan dengan peningkatan harga diri dan kesejahteraan
mental yang positif, serta penurunan kecemasan dan depresi, dengan
memberikan dukungan sosial dan umpan balik positif [ 13 ••, 56 ].
11. Clark JL, Algoe SB, Green MC. Social network sites and well-being: the role of social
connection. Curr Dir Psychol
Sci. 2017;27(1):327. https://doi.org/10.1177/0963721417730833  Proposes a unifying
“interpersonal-connection-behaviours” framework to make sense of apparently
contradictory findings in fragmented literature on social media and well-being.

13.Seabrook EM, Kern ML, Rickard NS. Social networking sites, depression, and anxiety: a
systematic review. JMIR Ment
Health. 2016;3(4):e50. https://doi.org/10.2196/mental.5842  Comprehensively
catalogues how each study operationalised social media use and whether they
found positive, negative or non-significant associations with anxiety, depression
and mental well-being

53. Wolke D, Lee K, Guy A. Cyberbullying: a storm in a teacup? Eur Child Adolesc


Psychiatry. 2017;26(8):899–908. https://doi.org/10.1007/s00787-017-0954-6  

54. Kowalski RM, Giumetti GW, Schroeder AN, Lattanner MR. Bullying in the digital age: a
critical review and meta-analysis of cyberbullying research among youth. Psychol
Bull. 2014;140(4):1073–137. https://doi.org/10.1037/a0035618  

55. Przybylski AK, Bowes L. Cyberbullying and adolescent well-being in England: a


population-based cross-sectional study. Lancet Child Adolesc Health. 2017;1(1):19–
26. https://doi.org/10.1016/S2352-4642(17)30011-1  .

56. Valkenburg PM, Peter J, Schouten AP. Friend networking sites and their relationship to
adolescents' well-being and social self-esteem. Cyberpsychol Behav. 2006;9(5):584–
90. https://doi.org/10.1089/cpb.2006.9.584.

Anda mungkin juga menyukai