Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KORELASI

Konsep
 Metode analisis terhadap data, tidak hanya yang
terdiri dari satu karakteristik saja.
 Banyak persoalan atau fenomena yang meliputi lebih
Agus Susworo Dwi dari sebuah variabel: berat orang dewasa sampai
taraf tertentu bergantung pada tinggi badannya,
Marhaendro keterampilan melempar ke target bergantung pada
koordinasi mata-tangan, hasil produksi padi
berantung jumlah pupuk.
 Dirasa perlu mempelajari analisis data yang terdiri
dari banyak variabel dan bagaimana mereka
berhubungan.

Konsep (lanjutan) Arah hubungan


 Analisis korelasi merupakan studi yang  Arah dinyatakan dalam bentuk hubungan
membahas tentang derajat (seberapa kuat) positif atau negatif
hubungan antara dua variabel atau lebih.  Arah hubungan positif, berarti
 Ukuran derajat hubungan disebut Koefisien  Apabila nilai variabel ditingkatkan , maka akan
meningkatkan nilai variabel yang lain.
Korelasi.
 Apabila nilai variabel diturunkan , maka akan
 Koefisien korelasi merupakan angka yang menurunkan nilai variabel yang lain. Arah
menunjukkan arah dan kuat hubungan antara hubungan negatif, berarti
dua varibel atau lebih.  Apabila nilai variabel ditingkatkan , maka akan
menurunkan nilai variabel yang lain.
 Apabila nilai variabel diturunkan , maka akan
meningkatkan nilai variabel yang lain.

Kuat hubungan Bentuk (kuat & arah) hubungan

1
 Kuat hubungan dinyatakan dalam bentuk angka,
antara 0 – 1
 Angka 0 menujukkan hubungan yang tidak ada
 Angka 1 menunjukkan hubungan yang sempurna

semakin kecil koefisien korelasi, maka akan


semakin besar kesalahan untuk membuat
prediksi

Koefisien korelasi Teknik Korelasi


 Besar koefisien korelasi, memiliki range dari Pedoman memilih teknik korelasi
-1 sampai +1 berdasarkan jenis data yang digunakan
 Besar koefisien korelasi dapat diketahui
berdasarkan penyebaran titik pertemuan Jenis Data Teknik Korelasi
antara dua variabel
Nominal Koefisien Kontingensi
Ordinal Spearman Rank
Kendal Tau
Interval dan Ratio Pearson Product
Moment
Korelasi Ganda
Korelasi Parsial

Korelasi Product Moment Harga yang diperlukan

2
Untuk keperluan penghitungan koefisien  ΣX = Jumlah semua data variabel X
korelasi (r) berdasarkan sekumpulan data (X, Y)  ΣY = Jumlah semua data variabel Y
berukuran n dapat digunakan rumus:  ΣX2 = Jumlah semua data variabel X dikuadratkan
 ΣY2= Jumlah semua data variabel Y dikuadratkan
 ΣXY = Jumlah semua data variabel X dikali Y

n.XY-(X).(Y) X Y X2 Y2 XY
X1 Y1
r X2 Y2

n.X (X) .n.Y 


2 2 2
Xn Yn

() 
2 ∑X ∑Y ∑ X2 ∑ Y2 ∑ XY

Contoh… Persiapan perhitungan


Sampel X Y X2 Y2 XY
1 2.45 2.45 6.0025 6.0025 6.0025
Data uji coba instrumen Standing Broad jump dengan
2 2.12 2.22 4.4944 4.9284 4.7064
tes retes dikumpulkan untuk mendapatkan koefisien
3 2.01 2.07 4.0401 4.2849 4.1607
korelasi:
4 2.03 2.05 4.1209 4.2025 4.1615

3
Tes I 2,45 2,12 2,01 2,03 1,87 1,87 1,87 2,22 2,15 2,12

5 1.87 1.92 3.4969 3.6864 3.5904


Tes II 2,45 2,22 2,07 2,05 1,92 1,88 1,90 2,24 2,18 2 , 6 1.87 1.88 3.4969 3.5344 3.5156
20
7 1.87 1.90 3.4969 3.6100 3.5530

8 2.22 2.24 4.9284 5.0176 4.9728


9 2.15 2.18 4.6225 4.7524 4.6870
10 2.12 2.20 4.4944 4.8400 4.6640
Jumlah 20,71 21,11 43,1939 44,8591 44,0139

MARI…….KITA COBA!!!

Tugas…….ya?
Perhitungan
n.XY-(X).(Y) r 

n.X (X) .n.Y () 


2 2 2 2

Data uji coba instrumen Standing Broad jump


1044,0139-(20,71)(21,11) dengan tes retes dikumpulkan untuk mendapatkan
r koefisien korelasi:
Tes I 2,45 2,12 2,01 2,03 1,87 1,87 1,87 2,22 2,15 2,12
(1043,1939)(20,71) .(1044,8591)(21,11) 
2 2
2,08 2,19 1,91 1,93 2,00 2,04 2,25 2,17 1,98 1,
88
440,139-437,1881 1,97 2,04 2,08 2,21 2,15 2,09 2,05 2,27 2,14 2,
01
r

4
431,939428,9041.448,591445,6321
Tes II 2,45 2,22 2,07 2,05 1,92 1,88 1,90 2,24 2,18 2,
 2,08 2,15 1,97 1,99 2,04 2,01 2,28 2,41 1,96
20
1,
89
2,9509 r 
3,03492,9589 2,00 2,08 2,19 2,20 2,18 2,11 2,07 2,30 2,14 2,
10

2,9509
r  0.9847
2,9967

Korelasi Product Moment


(nilai deviasi) Harga yang diperlukan
Untuk keperluan penghitungan koefisien  Σx2 = Jumlah semua data variabel X deviasi dikuadratkan
korelasi (r) berdasarkan sekumpulan data  Σy2= Jumlah semua data variabel Y deviasi dikuadratkan
(X, Y) berukuran n dapat digunakan rumus:
 Σxy = Jumlah semua data variabel X drviasi dikali Y deviasi

X Y x y x2 y2 xy
(X- (Y-
X) Y)

5
X1 Y1 x1 y1 y
xy X2 Y2 x2 2

r Xn Yn xn Yn

x y  ∑ y2
∑ ∑ ∑ ∑ xy
2 2 X Y x2

Korelasi Tata Jenjang


(Spearman Rank) Rumus
Disebut juga Rank order
6.D2

correlation atau
Rank defference corelation 1   2 NN
 Penemu Charles Spearman 1

 Spearman Rank ρ (rho) = koefisien korelasi


D = perbedaan skor antara 2
 Menghitung tingkat hubungan variabel
antara sesama variabel dengan N = Jumlah subyek dalam variabel
data ordinal

6
Contoh Perhitungan
Hubungan antara Mhs Peringkat IP Semester
Peringkat IP Peringkat IP D D2
peringkat masuk PT masuk 1
1 3,2 4,5 - 3,5 12,25
dengan indeks 1 1 3,2 2 3,2 4,5 - 2,5 6,25
prestasi selama 1 2 2 3,2
semester mahasiswa 3 3,5 1 +2 4
3 3 3,5
4 3,3 3 +1 1
4 4 3,3 5 3,1 6 -1 1
5 5 3,1 6 3,4 2 +4 16
6 6 3,4
7 3,0 7,5 - 0,5 0,25
7 7 3,0
8 3,0 7,5 + 0,5 0,25
8 8 3,0
9 2,8 10 -1 1
9 9 2,8 10 2,9 9 +1 1
10 10 2,9
Jumlah 0 43

Perhitungan (lanjutan) Korelasi phi


2
Diperoleh : N = 10, ∑D = 43  Untuk perhitungan memerlukan tabel
kontingensi

6.D2  Korelasi kontingensi


Menghitung hubungan antara variabel dengan
 

1 2 data nominal
NN 1
6.(43)
1  2 
1010 1
258
1 10,2606  0,7394

7
990

Rumus
Contoh
Hubungan antar jenis kelamin mahasiswa
adbc r 
dengan pemilihan program studi di PT
  Diambil sampel 200 mahasiswa di PT tersebut,
 meliputi 100 laki-laki dan 100

ab.(cd).(ac).
perempuan. Pada laki-laki ternyata 70 mhs
pada prodi A, dan 30 mhs pada prodi B.
Sedaangkan pada perempuan ternyata 40
(bd) mhs pada prodi A, dan 60 mhs pada prodi B.
Bagaimana hubungan antara jenis kelamin
Tabel kontingensi
mahasiswa dengan pemilihan program studi
X Y Total
di PT
1 2
1 a b (a+b)
2 c d (c+d)
Total (a+c) (b+d) N

Perhitungan Perhitungan (lanjutan)


Diketahui a+b =
Tabel kontingensi r  adbc
100  c+d =
Jenis Prodi Total
100 a+c = ab.(cd).(ac).(bd)
r
kelamin A B 110  b+d (70).(60)(30).(40)
Laki-laki 70 30 100 = 90
Perempuan 40 60 100
100.(100).(110).(90)
Total 110 90 200

8
000
 0,30
9950

Korelasi Poin Biserial Rumus


Menghitung tingkat hubungan variabel

berdata nominal bersifat dikotomi (X) Xp Xq
dengan variabel berdata skala interval (Y) rpbi pq s
 Nama serial akan mengikuti banyaknya
rpbi = koefisien korelasi
dikotomi pada variabel X

9
 Biserial = 2 Xp = rerata data interval kategori 1 Xq =
 Triserial = 3 rerata data interval kategori 0 s =
standar deviasi seluruh data interval p
= proporsi kasus kategori 1 q =
proporsi kasus kategori 0

Mahasiswa Kepekaan
Sosial
Aktivitas dlm
organisasi Pehitungan…..
Contoh 1 95 Aktif Mahasiswa Kepekaan Aktivitas dlm
Sosial organisasi
2 72 Tidak aktif
Hubungan antara 1 95 Aktif Aktif Tdk Aktif
3 92 Aktif
aktivitas dalam 2 72 Tidak aktif 95 72
organisasi 4 66 Tidak aktif 3 92 Aktif 92 66
kemahasiswaan 5 86 Aktif 4 66 Tidak aktif 86 80
dengan kepekaan 6 90 Aktif
5 86 Aktif 90 64
sosial mahasiswa 6 90 Aktif 88 70
7 80 Tidak aktif
7 80 Tidak aktif 75
8 64 Tidak aktif 8 64 Tidak aktif 90
9 88 Aktif 9 88 Aktif N=7 N=5
10 75 Aktif 10 75 Aktif X = 88 X = 70,4
11 70 Tidak aktif p = 0,58 q = 0,42
11 70 Tidak aktif
12 90 Aktif
12 90 Aktif N = 12 s = 10,43

10
Perhitungan (lanjutan)
 Diketahui
X p X q
Xp= 88 rpbi  pq
Xq= 70,4
s
rpbi  
p = 0,58 88 70,4
(0,58).(0,42)
q = 0,42 10,43
s = 10,43 17,6
rpbi  0,2436
10,43
rpbi  0,83285

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Analisis%20Korelasi.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai