Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM RESPIRASI

DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS (PPOK)

Tugas ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas Profesi Keperawatan Medikal
Bedah

Disusun Oleh:
SYAFIRA AINI(1941312080)
KELOMPOK V

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
SKENARIO 3

TUJUAN PEMBELAJARAN (Learning Objective)


Pada akhir modul ini, mahasiswa mampu menjelaskan :
1. Konsep dan patofisiologi penyakit PPOK
2. Prosedur melakukan pemeriksaan fsik PPOK
3. Asuhan keperawatan pada pasien dengan meliputi pengkajian dan diagnosa
keperawatan PPOK
4. Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien PPOK

Pasien laki-laki, umur 87 tahun, dirawat dengan keluhan sesak nafas dan batuk sejak
2 hari yang lalu. Keluhan sudah dirasakan sejak 3 tahun yang lalu, awalnya sesak
muncul bila pasien beraktifitas berat dan berkurang bila istirahat. Namun sesak nafas
memberat sejak 3 hari sebelum masuk RS, sesak tidak dipengaruhi oleh aktifitas dan
tidak berkurang dengan istirahat, sesak terus menerus, sesak menciut. Batuk sudah
dikeluhkan pasien sejak 5 tahun yang lalu, awalnya batuk kering dan lama kelamaan
batuk berdahak dan memberat sejak 3 hari yang lalu, batuk berdahak warna putih,
kurang lebih 1 sendok, batuk darah (-), dan tidak ada riwayat batuk darah
sebelumnya. Berkeringat malam hari (-), penurunan berat badan (-), nafsu makan
menurun sejak 3 hari yang lalu, demam (-),Nyeri ulu hati juga dirasakan sejak 3 hari
sebelum masuk RS, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri muncul bila pasien telat
makan, nyeri disertai mual tapi tidak sampai muntah tapi kalau sudah makan nyeri di
ulu hati berkurang.Ada riwayat merokok. Diagnosa medis PPOK

T.darah:165/100 mmHg
Nadi:112x/menit, isi dan tegangan cukup, irama teratur
Respirasi:32x/menit, irama tidak teratur, tipe thorakal
Suhu:36,7oC per aksiler

Pemeriksaan fisik didapatkan bentuk dada seperti tong (barrel chest), dinding dada
kiri dan kanan simetri, ekspirasi memanjang, ronkhi (-/-), wheezing (+/+).

Pemeriksaan darah lengkap


Hb : 13,4 gr/dl
Ht : 39,3 %
Leukosit : 6,0 mm3
Trombosit : 222 mm3
GDS : 88 mg/dl

Pemeriksaan rotgen:
Hiperlusen dengan corakan paru
Infiltrat di kedua lapang paru
Diafragma mendatar
Sela iga melebar
CTR < 50%

Analisa gas Darah


PH: 7.417
BE: 6.2 mmol/L
PCO2: 51.0 mmHg
PO2: 119.9 mmHg
Hematokrit: 38%
HCO3: 29.3 mmol/L
Total CO2: 27.8 mmol/L
O2 Saturasi: 98.0%(94.0-98.0)

Terapi Farmakologi :
IVFD RL 20 tpm
Drip aminophilin 200 mg (8,3 cc) dalam dektrose 5% (4mg/kgbb/hari)
Inj.ceftriaxone 2500mg (50-100mg/kgBB/hari) 3x1
Inj.methil prednisolon 35mg (0,7mg/kgBB/hari) 2x1
Farbiven (nebu) 4x1
Inj.ranitidine 50mg (1-2mg/kgBB/hari) 2x1
Antasida sy
Pemeriksaan lanjutan : spirometry jika sudah stabil

Pertanyaan:
1. Masukkanlah data diatas kedalam format pengkajian.
Apakah data focus lainnya yang harus ditanyakan kepada pasien berdasarkan data
diatas?
Kenapa data itu sangat penting, jelaskan rasionalisasinya!
2. Apakah data pengkajian fisik lainnya yang harus dilengkapi oleh perawat? Berikan
alasannya?
3. Buatlah diagnosa keperawatan berdasarkan analisa data yang muncul pada pasien?
4. Apakah yang dimaksud dengan Spirometri? Bagaimana hasil dan penatalaksanaan
pasien berdasarkan hasil spirometri?
5. Pasien mendapatkan terapi oksigen, bagaimanakah konsep pemberian oksigen pada
pasien ini?
6. Jika perawat akan memberikan intervensi keperawatan berupa pendidikan kesehatan
apakah edukasi keperawatan yang tepat
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Nama :Tn. X (L)
MEDIKAL BEDAH
No. MR :-

Tanggal Lahir/usia : 87 th
Ruang : - Tgl. MRS :08/072020 Tgl. Pengkajian: 09/072020
Pukul : 08.00
A. PENGKAJIAN
DATA DASAR
Kesadaran: Compos Mentis
TTV: TD165/100mmHg, N: 112X/mnt, S: 36,7.◦C, P:32X/mnt, Nyeri: Ya
Gol Darah: - Rh: - TB: - BB: -
Penanggung jawab: - Pembiayaan: -
Pekerjaan: - Diagnosis Medis: PPOK
1. Riwayat Kesehatan
1) RKS
Alasan masuk : Pasien Tn. X dirawat dengan keluhan sesak nafas dan
batuk sejak 2 hari yang lalu.
Saat pengkajian : Pada saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan
terasa sesak nafas dan batuk berdahak. Pasien mengatakan batuk berdahak
yang bewarna putih, kurang lebih 1 sendok, batuk darah (-), berkeringat
malam hari (-), penurunan BB (-), nafsu makan menurun sejak 3 hari yang
lalu, demam (-), nyeri ulu hati dirasakan sejak 3 hari yang lalu sebelum
masuk rumah sakit, nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk, nyeri
muncul bila pasien telat makan, nyeri dirasakan disertai mual tapi tidak
sampai muntah, nyeri di ulu hati berkurang apabila pasien sudah makan.
2) RKD
Pasien menngatakan keluhan sudah dirasakan sejak 3 tahun yang lalu,
awalnya sesak muncul saat pasien beraktifitas berat dan berkurang bila
istirahat.Namun sesak nafas memberat sejak 3 hari sebelum masuk RS,
sesak tidak dipengaruhi oleh aktifitas dan tidak berkurang dengan istirahat,
sesak terus menerus, sesak menciut.Batuk sudah dikeluhkan pasien sejak 5
tahun yang lalu, awalnya batuk kering dan lama kelamaan batuk berdahak
dan memberat sejak 3 hari yang lalu.Ada riwayat merokok.
3) RKK

2. Pengkajian Fungsional Gordon


a. Pola Persepsi Dan Penanganan Kesehatan
Persepsi terhadap penyakit : -
Kebiasaan: Ada riwayat merokok
Reaksi Alergi: -

b. Pola Nutrisi/Metabolisme:
Keluhan : Pasien mengatakan nafsu makan menurun sejak 3 hari yang lalu,
penurunan BB (-), nyeri ulu hati dirasakan sejak 3 hari yang lalu, nyeri yang
dirasakan seperti tertusuk-tusuk, nyeri muncul bila pasien telat makan, nyeri
yang dirasakan disertai mual, nyeri berkurang apabila pasien sudah makan.
Diet/Suplemen Khusus tidak ada Perubahan BB 6 Bulan Terakhir: -
Asupan Nutrisi : oral
Riwayat masalah kulit/ penyembuhan: -
Pantangan/ ALERGI : -

c. Pola Eliminasi:
Keluhan : -

d. Pola Aktivitas /Olah Raga:


Keluhan : -
Kemampuan Perawatan Diri (0 = Mandiri, 1 = Dengan Alat Bantu, 2 =
Bantuan dari orang lain , 3 = Bantuan peralatan dan orang lain, 4 =
tergantung/tdk mampu)

Aktivitas 0 1 2 3 4

Makan/Minum

Mandi

Berpakaian/berdandan

Toileting

Mobilisasi di Tempat Tidur

Berpindah

Berjalan

Menaiki Tangga

Berbelanja

Memasak

Pemeliharaan rumah

ALAT BANTU: Tidak ada

e. Pola Istirahat Tidur:


Keluhan:-
Kebiasaan : ..............jam/malam ______ tidur siang _____ Tidur sore______

f. Pola Kognitif –Persepsi:


Keluhan : -
Status mental : Sadar
Bicara : Normal
Bahasa sehari-hari :
Kemampuan membaca, bahasa Indonesia : Bisa berkomunikasi dengan
bahasa indonesia
Tingkat Ansietas:
Keterampilan Interaksi: Tepat
Pendengaran : Tidak ada masalah
Penglihatan : Tidak ada masalah
Vertigo: Tidak ada
Kesimpulan: Tidak ada terjadi gangguan pola kognitif dan persepsi selama
pasien sakit.

g. Pola Peran Hubungan:


Keluhan : -
Pekerjaan: -
Status Pekerjaan: ______ Bekerja ______ Ketidakmampuan jangka pendek
______ Ketidakmampuan jangka panjang ______ Tidak Bekerja
Sistem Pendukung: ______ Pasangan ______Tetangga/Teman_____Tidak
ada______ Keluarga serumah ______ Keluarga tinggal berjauhan______
Masalah keluarga berkenaan dengan perawatan di RS:_________________
Kegiatan sosial :_______________________________________________

h. Pola Seksualitas/Reproduksi:
Keluhan : -
Tanggal Menstruasi Akhir (TMA): ________________________________
Masalah Menstruasi: ______ Ya ______ Tidak ______________________
Pap Smear Terakhir: ___________________________________________
Pemeriksaan Payudara/Testis Mandiri Bulanan:_____ Ya ______ Tidak
Masalah Seksual B/D Penyakit: __________________________________
Kesimpulan__________________________________________________
i. Pola Koping-Toleransi Stres:
Keluhan :-
Masalah (finansial, perawatan diri): _______________________________
Kehilangan/perubahan besar di masa lalu:______Tidak______Ya _______
Hal yang dilakukan saat ada masalah:______________________________
Penggunaan obat untuk menghilangkan stres:________________________
Keadaan emosi dalam sehari hari:____________santai___________tegang
Kesimpulan: _________________________________________________

j. Pola Keyakinan-Nilai:
Keluhan : -
Agama: Pantangan Keagamaan: _________________________________
Ibadah selama sakit :___________________________________________
Permintaan kunjungan rohaniawan pada saat ini: ____________________
Kesimpulan: _________________________________________________

PEMERIKSAAN PENUNJANG (Hasil & interpretasi)

1. Labor
Darah lengkap
No Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
1 Hemoglobin 13,4 g/dl 14-16 g/dl
2 Leukosit 6,0 /mm3 5000-10000/mm3
3 Trombosit 222 unit/mm3 150000-400000 mm3
4 Hematokrit 39,3 % 40-48%
5 GDS 88 mg/dl <200 mg/dl

Analisa Gas Darah


No Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
1 PH 7.417 7.35-7.45
2 BE 6.2 mmol/L -2 sampai +2
3 PCO2 51.0 mmHg 35-45mmHg
4 HCO3 29.3 mmol/L 22-26 mmol/L
5 PO2 119.9mmHg 80-100mmHg
6 O2 saturasi 98.0 % 94.0 – 98.0 %

2. Radiologi
Pemeriksaan Rontgen :
- Hiperlusen dengan corakan paru
- Infiltrate di kedua lapang paru
- Diafragma mendatar
- Sela iga melebar
- CTR <50% (jantung berukuran normal apabila CTR <50% dan disebut
kardiomegali apabila CTR >50%)

3. Terapi Farmakologi
- IVFD RL 20 tpm
- Drip aminophilin 200 mg (8,3 cc) dalam dektrose 5% (4mg/kgbb/hari)
- Inj. Ceftriaxone 2500 mg (50-100 mg/kgBB/hari) 3x1
- Inj. Methyl prednisolon 35 mg (0,7mg/kgBB/hari) 2x1
- Farbiven (nebu) 4x1
- Inj. Ranitidine 50mg (1-2 mg/kgBB/hari) 2x1
- Antasida sy
- Pemeriksaan lanjutan : spirometry jika sudah stabil
ANALISA DATA
Inisial Nama Pasien: Tn. X No MR:……………………..

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM

1. Data Subjektif : Sekresi yang Ketidakefektifan


tertahan bersihan jalan
- pasien mengatakan masih terasa nafas
sesak nafas
- pasien mengatakan batuk masih
berdahak
- pasien mengatakan dahak sulit
untuk dikeluarkan
- Pasien mengatakan sesak nafas
memberat sejak 3 hari yang lalu
sebelum masuk RS
- Pasien mengatakan sesak yang
dirasakan secara terus menerus
dan terasa menciut.
- Pasien mengatakan batuk sudah
dirasakan sejak 5 tahun yang
lalu, yang awalnya batuk kering
lama kelamaan menjadi batuk
berdahak yang bewarna
putih,kurang lebih 1 sendok,

Data Objektif :
- Pasien masih terlihat sesak
- Pasien terlihat sulit untuk
mengeluarkan dahak
- Wheezing (+)
- Terapi O2 : 3,2 L
- Tanda- tanda vital :
TD : 165/100 mmHg
S : 36,7
N : 112X/menit
P : 32 X/menit

2. Data Subjektif : Ketidakseimbangan Gangguan


- Pasien mengatakan sesak nafas ventilasi perfusi pertukaran gas
- Pasien mengatakan batuk masih
berdahak

Data Objektif :
- Pasien masih terlihat sesak
- Pasien terlihat gelisah
- Napas cuping hidung (+)
- PCO2 : 51.0 mmHg (meningkat)
- PO2 : 119.9 mmHg (meningkat)
- HCO3 : 29.3 mmol/L
(meningkat)
- BE : 6.2 mmol/L (meningkat)
- Terapi O2 : 3,2 Liter
- TTV: P : 32 x/menit N :
112x/menit

3. Data Subjektif : Agen cidera Nyeri akut


biologis
- P : pasien mengatakan nyeri
karena tidak makan den
penurunan nafsu makan
- Q : pasien mengatakan nyeri
terasa seperti ditusuk-tusuk
- R : pasien mengatakan nyeri
terasa di ulu hati
- S : pasien mengatakan skala
nyeri : 5
- T : pasien mengtakan nyeri
dirasakan apabila belum makan,
jika sudah makan nyeri akan
berkurang, muntah (-)

Data Objektif :
- Pasien terlihat meringis
- N : 112 x/menit

1. Masukkanlah data diatas kedalam format pengkajian. Apakah data focus lainnya
yang harus ditanyakan kepada pasien berdasarkan data diatas?

Jawaban :
Data fokus yang ditanyakan pasien selanjutnya adalah :
 Mengkaji kebiasaan atau riwayat pasien perokok aktif atau tidak, jumlah rokok per
hari dan atau tempat tinggal atau tempat kerja pasien dengan lingkungan
perokok.Faktor asap rokok atau merokok merupakan faktor risiko terjadinya PPOK
pada pasien.
 Mengkaji lokasi lingkungan tempat tinggal atau tempat kerja, apakah diperkotaan
dengan polusi udara atau berabu, karena lingkungan tempat tinggal/kerja
diperkirakan merupakan faktor pencetus yang menyumbang 2-15%
 Mengkaji jenis pekerjaan dimana beberapa paparan pekerjaan yang khas
termasuk penambangan batu bara, panambangan emas, dan debu kapas tekstil
telah diketahui sebagai faktor risiko obstruksi aliran udara kronis.
 Mengkaji riwayat penyakit emfisema, asma pada keluarga, terdapat faktor
predisposisi pada masa kecil, misalnya berat badan lahir rendah (BBLR) serta
infeksi saluran pernafasan berulang, dimana hal tersebut menjadi faktor
pencetus terjadinya PPOK

2. Apakah data pengkajian fisik lainnya yang harus dilengkapi oleh perawat?
Berikan alasannya?

Jawaban :

Data pengkajian fisik lainnya yang harus dilengkapi


a) Inspeksi
 Pursed-lips breathing (mulut setengah terkatup/mencucu)
Sikap seseorang yang bernafas dengan mulut mencucu dan ekspirasi yang
memanjang. Ini diakibatkan oleh mekanisme tubuh yang berusaha
mengeluarkan CO2 yang tertahan di dalam paru akibat gagal nafas kronis.
 Pernafasan Cuping hidung
Pernafasan cuping hidung sebagai suatu tanda sesak nafas atau
meningkatnya usaha bernafas pada pasien PPOK.
 Penggunaan alat bantu napas
Penggunaan otot bantu napas terlihat dari retraksi dinding dada, hipertropi
otot bantu nafas, serta pelebaran sela iga.
 Pink puffer
Pink puffer adalah gambaran yang khas pada emfisema, yaitu kulit
kemerahan pasien kurus, dan pernafasan pursed-lips breating.
 Blue bloater
Blue bloater adalah gambaran khas pada bronkitis kronis, yaitu pasien
tampak sianosis sentral serta perifer, gemuk, terdapat edema tungkai dan
ronki basah di basal paru.
b) Palpasi
Pada pemeriksaan palpasi dada pasien PPOK akan didapatkan vokal fremitus
melemah dan sela iga melebar. Terutama dijumpai pada pasien dengan
emfisema dominan.
Penilaian CRTuntuk menilai apakah O2 dan darah mengalir sampai ke ujung
jaringan, pada umumnya pasien dengan PPOK dengan penilaian CRT>3
detik.
c) Perkusi
Pada pasien PPOK akan mengalami hipersonor akibat peningkatan jumlah
udara yang terperangkap, batas jantung mengecil, letak diafragma rendah,
hepar terdorong ke bawah terutama pada emfisema.
d) Auskultasi
Pada penderita PPOK akan didapatkan suara nafas vesikuler normal atau
melemah, terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernafas biasa atau
pada ekspirasi paksa, ekspirasi memanjang, bunyi jantung terdengar jauh
3. Buatlah diagnosa keperawatan berdasarkan analisa data yang muncul pada
pasien?

Jawab:
Diagnosa keperawatan yang muncul:
a) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d sekresi yang tertahan
b) Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi perfusi
c) Nyeri akut b.d agen cidera biologis

4. Apakah yang dimaksud dengan Spirometri? Bagaimana hasil dan penatalaksanaan


pasien berdasarkan hasil spirometri?

Jawaban :

Defenisi Spirometri :
Uji Spirometri merupakan suatualat sederhana yang digunakan untukmengukur
volume udara dalam paru. Alat inijuga dapat digunakan untuk mengukur
volumestatik dan volume dinamik paru. Volume static terdiri atas volume tidal
(VT), Volumecadangan inspirasi (VCI), volume cadanganekspirasi (VCE),
volume residu (VR), kapasitas.vital (KV), kapasitas vital paksa (KVP),kapasitas
residu fungsional (KRF) dankapasitas paru total (KPT). Contoh volumedinamik
adalah volume ekspirasi paksa detikpertama (VEP1) dan maximum
voluntaryventilation (MVV).

Spirometri digunakan untuk mengukur volume maksimal udara yang dikeluarkan


setelah inspirasi maksimal, atau disebut Forced vital capacity (FVC). Spirometri
juga mengukur volume udara yang dikeluarkan pada satu detik pertama pada saat
melakukan manuver tersebut, atau disebut dengan Forced Expiratory Volume in
1 second (FEV1) (GOLD, 2017).

Cara kerja dan hasil spirometri


Untuk melakukan tes sprirometri, pasien akan diminta untuk duduk dengan posisi
yang paling nyaman. Setelah itu, dokter akan menutup kedua hidung dengan alat
semacam klip tepat diatas hidung. Kemudian pasien diminta untuk menarik nafas
dalam-dalam, menahan nafas selama beberapa detik, lalu menghembuskannya
kedalam mouthpiece pada spirometer sekuat dan secepat yang mampu dilakukan
oleh pasien. Kemudian alat ini akan mengukur jumlah total udara yang bisa
dihempuskan oleh pasien. Yaitu kapasitas vital paksa (KVP), serta berapa banyak
udara yang dihembuskan oleh pasien dalam 1 detik (VEP1). Perbandingan antara
KVP dengan VEP1 akan menghasilkan sebuah presentase, dan presentase itulah
yang akan menjadi indicator apakah pasien tersebut memiliki penyakit paru-paru
atau tidak. Data yang dihasilkan dari tindakan ini dapat mengidentifikasi dua
jenis pola peredaran udara yang mungkin mengindikasikan kelainan pada paru-
paru yaitu restriktif dan obstruktif.

Spirometri bisa digunakan untuk penetuan klasifikasi (derajat) PPOK sesuai


dengan ketentuan Perkumpulan Dokter Paru Indonesia (PDPI)/GOLG tahun
2017:

Klasifikasi PPOK BerdasarkanSpirometri GOLD 2017 :

Derajat BeratPenyakit Gejala Klinis FungsiParu


Derajat I PPOK Ringan - Dengan atau tanpa Pemeriksaan spirometri
(Mild COPD) batuk post-bronchodilator
- Dengan atau tanpa menunjukan hasil rasio
produksi sputum FEV1/FVC < 70% dan
- Sesak nafas : nilai FEV1 ≥ 80% dari
derajat sesak 0 nilai prediksi.
sampai 1 (sesak
timbul pada saat
aktivitas)
Derajat II PPOK Sedang - Dengan atau tanpa Rasio FEV1/FVC < 70%
(Moderate batuk dengan perkiraan nilai
COPD) - Dengan atau tanpa FEV1 diantara 50-80%
produksi sputum dari nilai prediksi.
- Sesak nafas derajat
2 (sesak timbul
pada saat aktivitas)

Derajat III PPOK Berat - Sesak nafas derajat Rasio FEV1/FVC < 70%,
(Severe 3 dan 4 dengan dan nilai menunjukkan
COPD) gagal nafas kronik FEV1 diantara 30-50%
- Eksaserbasi lebih dari nilai prediksi.
sering terjadi
Derajat IV PPOK Sangat - Sesak nafas derajat Rasio FEV1/FVC < 70%,
Berat (Very 3 dan 4 dengan nilai FEV1 diperkirakan
Severe COPD) gagal nafas kronik kurang dari 30% ataupun
- Eksaserbasi sangat kurang dari 50% dengan
sering terjadi. kegagalan respirasi kronik.
- Disertai
komplikasi kor
pulmonale atau
gagal jantung
kanan.

5. Pasien mendapatkan terapi oksigen, bagaimanakah konsep pemberian oksigen


pada pasien ini?

Terapi oksigen adalah pemberian oksigen lebih dari udara atmosfer atau FiO2>21.
Tujuan terapi oksigen adalah mengoptimalkan oksigenasi jaringan dan mencegah
asidosis repiratorik, mencegah hipoksia jaringan, menurunkan kerja nafas dan
kerja otot jantung, serta mempertahankan P aO2>60 mmHg atau SaO2>90%.(Tawoto
dan Wartona, 2011).

Menurut Hidayati, R (2015), metode pemberian oksigen melalui nasal kanul


merupakan metode yang paling mudah dan paling dapat diterima karena lebih
efektif, mudah dipakai dan nyaman untuk pasien. Pasien yang menerima oksigen
melalui nasal kanul ke hidung dapat berkomunikasi dengan mudah, makan, dan
melakukan aktivitas setiap harinya. Oksigen dengan nasal kanul diberikan 1-6
liter/menit, dengan konsentrasi sekitar 30%. Diatas 6 liter/ menit, tidak akan
menigkatkan oksigen yang dihasilkan. Hal tersebut akan meningkatkan
kekeringan membran mukosa. Oleh karena itu, oksigen yang diberikan dengan
nasal kanul biasanya digunakan dengan kecepatan 2-3 liter/menit.

6. Jika perawat akan memberikan intervensi keperawatan berupa pendidikan


kesehatan apakah edukasi keperawatan yang tepat?

Jawaban :

Edukasi Keperawatan : batuk efektif dan teknik relaksasi seperti tarik nafas
dalam

Anda mungkin juga menyukai