Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

ANTROPOLOGI DAN SOSIOLOGI KESEHATAN

Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
Rahmelia Andini P101 19 012
Nurul Izza P101 19 036
Annasya Septiani Mahaputri P101 19 066
Anggun Puspita P101 19 084
Faramita Sari P101 19 114
Deiske Simbaju P101 19 144
Sri Inang Sari P101 19 233

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
A. Kecanduan Smartphone
1. Definisi
Kwon, dkk (2013) menyebutkan bahwa istilah smartphone
addiction atau kecanduan smartpohone adalah sebagai perilaku
keterikatan atau ketergantungan terhadap smartphone yang
memungkinkan menjadi maslah social seperti halnya menarik diri,
dan kesulitan dalam perfoma aktivitas sehari-hari aatau sebagai
gangguan kontrol impuls terhadap diri seseorang.Menurut beberapa
pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa kecanduan smartphone
merupakan sebuah perilaku yang menyebabkan keterikatan atau
ketergantungan pada teknologi yang memiliki dampak negative
pada individu.
2. Aspek Kecanduan Smartphone
a). Daily-life disturbance
Merupakan gangguan kehidupn sehari-hari mencakup
hilangnya pekerjaan yang sudah direncanakan, mengalami
kesulitan konsentrasi di dalam kelas atau saat belajar,
penglihatan menjaid buram, nyeri pada pergelangan tangan dan
dibelakang leher serta terjadinya gangguan tidur.
b). Withdrawal
Withdrawal terkait dengan rasa tidak sabar, gelisah dan
tidak sanggup tanpa smartphone, selalu mengingat walaupun
tidak menggunakannya.
c). Cyberspace-oriented relationship
Cyberspace-oriented telationship mencakup pertanyaan
mengenai sesesorang yang merasa hubungan dengan teman yang
dikenalnya melalui smartphone menjadi jauh lebih akrab
daripada hubungan dengan teman didunia nyata.
d). Overuse
Overuse mengacu pada penggunaan smartphone yang
tidak terkontrol, lebih memilih mencari sesuatu lewat
smartphone daripada meminta bantuan orang lain, dan dorongan
untuk kembali menggunakan smartphone setelah berhenti
menggunakannya.
e). Tolerance
Tolerance yaitu selalu berusaha untuk mengontrol agar
tidak menggunakan smartphone akan tetap selalu gagal
melakukannya.
A. Analisa Faktor yang Menyebabkan Perubahan Terjadi
1. Faktor Personal
a). Genetik

Ternyata, kecanduan bisa dipengaruhi oleh gen bawaan dari


lahir. Hal ini akan memengaruhi apakah seseorang cenderung bisa
kecanduan akan sesuatu dan apakah ia akan mengalami gejala
putus yang berat atau tidak.
Misalnya saja, orangtua memiliki adiksi akan sesuatu hal, maka ia
berpeluang memiliki anak yang bisa kecanduan terhadap sesuatu.
Meski memang hal yang membuat kecanduan mungkin akan
berbeda.
Meskipun demikian penyebab kecanduan yang satu ini
cukup rumit dan tidak akan langsung menjadikan seseorang
kecanduan. Hal ini akan dipengaruhi oleh faktor yang lebih besar
yaitu lingkungan sosial.
b). Pelepasan Dopamin
Namanya juga candu, maka hal ini berkaitan dengan sesuatu
yang ‘menyenangkan’, seperti bermain smartphone, berhubungan
seks, merokok, atau berbelanja barang-barang mewah.
Tahukah anda dari mana datangnya rasa senang dan puas ketika
melakukan aktivitas-aktivitas tersebut? Hormon dopamin atau
disebut hormon ‘bahagia’ adalah jawabannya. Masalahnya,
dopamin yang diproduksi oleh neurotransmitter di dalam otak ini
bisa menjadi tak terkendali.
Jika sudah begitu, terjadilah yang namanya kecanduan karena
dopamin yang dihasilkan melebihi jumlah yang ideal. Oleh sebab
itu, mengontrol diri sendiri terhadap pelbagai hal yang
‘menyenangkan’ tersebut menjadi penting sebelum hilang kendali.

c). Masalah Pribadi

Penyebab kecanduan selanjutnya adalah adanya masalah


pribadi yang dialami oleh orang yang akhirnya menjadi seorang
pecandu, misalnya pecandu alkohol atau narkoba. Masalah pribadi
yang dimaksud bisa berupa masalah keluarga, pekerjaan, hingga
asmara.
Akibat adanya masalah pribadi yang mungkin membikin stres
hingga depresi, seseorang mungkin akan mencari semacam
‘pelarian’. Alkohol dan narkoba adalah dua hal yang kerap
dijadikan sebagai pelarian tersebut. Rasa senang dan tenang yang
didapat dari keduanya lantas menyebabkan ketergantungan yang
berubah menjadi candu.

d). Karakteristik Sifat

Pada beberapa orang yang memiliki karakter sifat seperti


impulsif atau senang mencoba hal-hal baru yang ‘menantang’,
potensi untuk menjadi kecanduan terhadap sesuatu menjadi
semakin besar.
Penyebab kecanduan yang satu ini dimungkinkan karena:

Sifat impulsif mendorong seseorang untuk melakukan


sesuatu yang membangkitkan hasratnya

Sifat ingin mencoba hal-hal baru dan ‘menantang’ membuat


seseorang ingin melakukan hal tersebut dengan tujuan
mendapatkan kesenangan dan rasa puas

Sebagai contoh, seseorang ingin melakukan hubungan


seksual pra-nikah karena dirasa ‘menantang’. Setelah
melakukannya, ia mendapatkan semacam kepuasan, tak hanya dari
hubungan seks itu sendiri namun juga adrenalin yang terpacu
karena berhasil melakukan sesuatu yang—bagi banyak orang—
terlarang itu.
Nah, kepuasan tersebutlah yang akhirnya membuat seseorang
untuk terus-menerus mengulangi perbuatannya hingga akhirnya
menjadi kecanduan.
2. Faktor Perilaku
a) Sensationseeking
Sensationseeking merupakan kecenderungan individu
melakukan aktivitas yang bersifat tidak monoton untuk mencari
pengalaman baru.Individu dengan tingkat sensationseeking yang
tinggi cenderung mudah mengalami kebosanan ketika
melakukan aktivitas yang monoton, sehingga individu tersebut
perlu pemuasan psikologis untuk mengurangi
kebosanan.Kepuasan psikologis ini dapat diperoleh dengan
menggunakan ponsel misalnya untuk mendengarkan lagu,
mengirim SMS, melihat foto atau video, bermain game,
mengakses media sosial, atau browsing internet.
b) Selfesteem yang rendah
Individu dengan selfesteem rendah memiliki tingkat
kepercayaan diri dan kontrol diri yang rendah. Individu dengan
selfesteem rendah mengevaluasi dirinya secara negatif dan
merasa dirinya memiliki banyak kekurangan serta merasa tidak
aman ketika berinteraksi dengan orang lain. Ketika individu
dengan selfesteem rendah mendapatkan keamanan dan kepuasan
secara psikologis maka ia cenderung akan menggunakan ponsel
untuk berkomunikasi daripada tatap muka. Aktivitas
penggunaan ponsel ini secara tidak sadar akan meningkat dan
menjadi berlebihan karena kurangnya kemampuan mengontrol
diri.
c) Kepribadian ekstraversi yang tinggi.
Individu dengan kepribadian tipe ekstraversi memiliki
sosialbilitas tinggi yang ditandai dengan mempunyai banyak
teman, suka bergaul, ramah, responsif terhadap lingkungan,
membutuhkan orang lain untuk diajak komunikasi, dan tidak
menyukai aktivitas sendiri, sehingga individu yang memiliki
kepribadian ini butuh menjalin relasi denganorang lain,
misalnya melalui media sosial yang diakses melalui smartphone.
d) Kontrol diri yang rendah.
Kontrol diri merupakan kemampuan untuk menahan
keinginan dan dorongan dalam diri sendiri, namun kebiasaan
menggunakan smartphone yang tinggi, dan kesenangan pribadi
yang tinggi dapat menjadi prediksi kerentanan individu
mengalami kecanduan smartphone.
3. Faktor Lingkungan
a) Lingkungankeluarga
Orang tua memegang peranan penting dalam siklus
kecanduan anak terhadap gadget. Sebagian orang tua
memberikan gadget kepada anak terlalu dini, atau tanpa batasan
waktu pemakaian gadget yang direkomendasikan oleh para ahli
kesehatan dan psikologi anak. Akibatnya, kecanduan pun rawan
terjadi. Berikut adalah problem utama orang tua dalam
pengasuhan anak di era gadget :
 Kesibukan
Kesibukan orang tua di era modern seakan tak ada
habisnya, mulai urusan pribadi, keluarga, rumah tangga,
pekerjaan, hingga komunitas. Karena itu, bagi sebagian
orang tua, gadget seakan menjadi penyelamat yang dapat
diandalkan.
Sebagian orang tua dengan sengaja memberikan
gadget pada anak agar mereka dapat menyelesaikan berbagai
urusan lainnya sementara anak bermain gadget. Sayangnya,
hal ini terkadang dilakukan secara kebablasan hingga anak
pun akhirnya mengalami kecanduan
 Teladan yang salah
Banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa anak-
anak banyak belajar dengan cara menirukan situasi di
sekitarnya. Jika anak sering melihat orang tua sibuk bermain
gadget di rumah, besar kemungkinan anak juga akan tumbuh
dengan kebiasaan yang sama.
b) Pergaulan anak
Terkadang orang tua mungkin sudah mengawasi
penggunaan gadget secara maksimal di rumah. Namun,
lingkungan pergaulan anak akan semakin meluas seiring
bertambahnya usia. Pengaruh teman sebaya pun semakin lama
akan semakin menguat. Tidak jarang terjadi anak menjadi
kecanduan gadget karena mengikuti teman-temannya di sekolah
atau teman sepermainan nya di lingkungan sekitar rumah.
c) Gaya hidup masyarakat
Remaja pada masa inilah yang paling sangat banyak
terpengaruh, contohnya ketika seorang remaja melihat iklan
smartphone terbaru di televisi yang menampilkan segalafitur-
fitur pendukung yang canggih dan sangat tren saat ini. Membuat
remaja tersebut menginginkan smartphone tersebut. Bukan
karena untuk kebutuhan, melainkan menjadi tuntutan gaya
dilingkungan nya dan juga serta mengikuti perkembangan
zaman.
B. Dampak Kesehatan Yang Ditimbulkan Dari Penggunaan
Smartphone
Ada berbagai gangguan kesehatan yang bisa muncul sebagai
dampak negatif dari penggunaan smartphone yang bias muncul
karena penggunaannya yang berlebihan. Berikut ini jenis-jenis
penyakit yang bisa muncul sebagai dampak negatif smartphone:
1) Gangguan Mata
Tulisan-tulisan kecil yang terpampang di layar hp serta
pancaran sinarnya yang terkadang terlalu terang, dalam jangka
panjang bisa merusak mata.Sebab, kedua hal tersebut membuat
kerja mata kita menjadi lebih berat dari yang seharusnya.Bahkan,
saat ini sudah ada nama khusus untuk kondisi mata yang
berkaitan dengan penggunaan hp atau gadget secara keseluruhan,
yaitu digital eye strain. Gejala dari kondisi tersebut antara lain
adalah mata merah, mata kering dan pandangan terlihat kabur.
2). Mengganggu Siklus Tidur
Smartphone dapat memancarkan sinar biru atau blue
light dari layarnya. Saat Anda menggunakan hp sebelum tidur,
paparan sinar ini akan menghambat produksi melatonin.
Melatonin adalah hormon yang memicu rasa kantuk.Dengan
adanya paparan sinar biru, mekanisme otak menjadi berpikir
bahwa saat itu masih siang hari, sehingga untuk membuat Anda
tetap terjaga di malam hari.
3). Mengganggu Kesehatan Mental
Hubungan penggunaan smartphone dengan kesehatan
mental, sangat dipengaruhi oleh adanya sosial media. Beberapa
penelitian menyebutkan bahwa orang yang terlalu sering melihat
unggahan kehidupan orang lain, umumnya merasa lebih tidak
bahagia, depresi, dan merasa sendiri dibandingkan teman-
temannya.
4). Mengganggu Struktur Tulang
Menggunakan smartphone berlama-lama dengan posisi
badan tidak benar dapat mengakibatkan kelainan postur tubuh.
Misalnya menggunakan smartphone sembari duduk dengan posisi
tulang belakang terlalu membungkuk ke depan juga dapat
menyebabkan struktur tulang pengguna membungkuk dan sulit
untuk kembali ke posisi normal dan dapat menyebabkan nyeri di
bagian leher dan bahu.
5). Memicu Risiko Kanker
Gelombang radiofrekuensi yang dipancarkan oleh telepon
genggam, dianggap berpotensi untuk memicu kanker.Berdasarkan
penelitian kanker internasional telah memasukkan gelombang
radiofrekuensi sebagai salah satu hal yang berpotensi
karsinogenik.Artinya, gelombang tersebut berpotensi
meningkatkan risiko kanker.Gelombang tersebut bisa diserap oleh
jaringan di tubuh yang letaknya berdekatan
dengan handphone saat digunakan.
6). Membuat Kita Jadi Anti Sosial
Hal ini terbukti saat seseorang bermain smartphone, mereka
tidak lagi memperdulikan keberadaan orang lain di sekitarnya.
Banyak orang yang lebih memilih untuk menunduk menatap
layar smartphone untuk chattingan, berinteraksi menggunakan
social media. Tentu ini bisa saja membuat hilangnya rasa social
terhadap dunia nyata, dan lebih mempedulikan pada dunia maya
yang ada dalam smartphone kita
C. Solusi mengurangi penggunaan media sosial
1). Batasi penggunaan sosial media
Batasi jumlah waktu yang Anda habiskan di media sosial
setiap harinya dengan menggunakan alarm atau stopwatch untuk
mengontrol penggunaan sosial media. Ketika Anda terbiasa untuk
membatasi waktu yang digunakan di media sosial Anda telah
mengatur diri sendiri untuk tidak ketergantungan terhadap sosial
media.
2). Cari informasi lain selain dari media sosial
Media sosial digunakan untuk mendapatkan informasi
terbaru, jika Anda menggunakan media sosial untuk itu, maka
carilah alternatif lain untuk mendapatkan info. Anda bisa membaca
situs berita (bukan dari akun media sosial), membaca koran, atau
menonton berita di televisi.
3). Mencari kegiatan yang lebih bermanfaat
Mencari kegiatan lain bisa mengurangi intensitas Anda
mengunjungi media sosial. Semakin sibuk Anda, tentu semakin
tidak ada waktu banyauntuk Anda terpaku pada sosial media.Coba
alihkan perhatian Anda pada olahraga atau kumpul bersama orang-
orang terdekat.
4). Mengguanakan sosial media dengan bijak
Bukan berarti mengurangi aktivitas di media sosial
menjadikan media sosial adalah suatu hal yang buruk.Tetap ada
manfaat yang didapatkan ketika Anda menggunakannya dengan
bijak.Tetap ada rasa nyaman jika Anda menggunakan media sosial
dengan cerdas.Bagaimana media sosial berdampak tergantung
bagaimana Anda menggunakannya.
Jadi solusi dalam mengatasi penggunaan smartphone ini
sebaiknya kita harus bisa membatasi, mengatur waktu dalam
memainkannya, gunakan  hanya untuk hal positif saja kurangi hal-
hal negatif seperti bermain game sepanjang waktu dan melupakan
hal yang harusnya dikerjakan, perbanyak interaksi langsung
sehingga mempererat hubungan dalam kehidupan bermasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai