Anda di halaman 1dari 13

RPIJM Kabupaten Bekasi 2015 - 2019

BAB 2
PROFIL KABUPATEN BEKASI

2.1 GAMBARAN GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

Kabupaten Bekasi adalah salah satu kabupaten di provinsi Jawa Barat dan Ibukota
Kabupaten berada di Kota Cikarang.Bekasi merupakan kawasan pertumbuhan Jakarta dan
menjadi bagian kawasan Jabodetabek (Jakarta – Bogor – Depok – Tangerang – Bekasi).Sebagian
besar wilayah Kabupaten Bekasi adalah dataran rendah dengan bagian selatan yang berbukit-
bukit.Ketinggian Kabupaten Bekasi antara 0 – 115 meter dengan kemiringan 0 – 250 meter.
Secara geografis, letak Kabupaten Bekasi berada pada posisi 6° 10’ 53” Lintang Selatan dan 106°
48’ 28” – 107° 27’ 27’9” Bujur Timur. Dengan batas administrasi :

 Sebelah Utara : Laut Jawa


 Sebelah Selatan : Kabupaten Bogor
 Sebelah Barat : Kota Jakarta Utara dan Kota Bekasi
 Sebelah Timur : Kabupaten Karawang

Jumlah desa/kelurahandisetiapkecamatanberkisar antara6 (enam) sampai13 (tiga


belas)kecamatandenganjumlahdesa yang palingsedikityaitukecamatanCikarang
Pusat,BojongmangudanMuaragembong,sedangkan kecamatan yangmemiliki jumlah
desaterbanyakadalahKecamatanPebayuran.

2-1
RPIJM Kabupaten Bekasi 2015 - 2019

Tabel 2.1
Wilayah Administrasi Kabupaten Bekasi
Luas Wilayah Jumlah
No Kecamatan
Ha Persentase Desa/Kelurahan
1 Setu 6.216 4.88 11
2 Serang Baru 6.380 5.01 8
3 Cikarang Pusat 4.760 3.74 6
4 Cikarang Selatan 5.174 4.06 7
5 Cibarusah 5.039 3.96 7
6 Bojongmangu 6.006 4.71 6
7 Cikarang Timur 5.131 4.03 8
8 Kedungwaringin 3.153 2.48 7
9 Cikarang Utara 4.330 3.40 11
10 Karangbahagia 4.610 3.62 8
11 Cibitung 4.530 3.56 7
12 Cikarang Barat 5.369 4.21 11
13 Tambun Selatan 4.310 3.38 10
14 Tambun Utara 3.442 2.70 8
15 Babelan 6.360 4.99 9
16 Tarumajaya 5.463 4.29 8
17 Tambelang 3.791 2.98 7
18 Sukawangi 6.719 5.27 7
19 Sukatani 3.752 2.95 7
20 Sukakarya 4.240 3.33 7
21 Pebayuran 9.634 7.56 13
22 Cabangbungin 4.970 3.90 8
23 Muaragembong 14.009 11.00 6
Kabupaten Bekasi 127.388 187
Sumber:BPSKabupatenBekasi Tahun2013

Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa Kecamatan Muaragembong


merupakan kecamatan terbesar dengan sekitar 11% dari luas wilayah Kabupaten
Bekasi.Sedangkan untuk luasan Kecamatan terkecil adalah Kedungwaringin atau sekitar 2.48%
dari luasan wilayah Kabupaten Bekasi.Untuk lebih jelasnya mengenai wilayah administrasi
Kabupaten Bekasi dapat dilihat pada Gambar 2.1dibawah ini.

2-2
RPIJM Kabupaten Bekasi 2015 - 2019

Gambar 2.1
Peta Administrasi Kabupaten Bekasi

2-3
RPIJM Kabupaten Bekasi 2015 - 2019

2.2 GAMBARAN DEMOGRAFI

Berdasarkan datadariBadan Pusat Statistik(BPS), bahwajumlahpenduduk di


KabupatenBekasi sampai dengantahun 2012berjumlah2,788,638 jiwa,yangterdiri dari1,428,765
jiwapenduduklaki- lakidan1,359,873 jiwa penduduk perempuan.Keberadaan
pendudukmenurutkecamatantidak menyebarsecaramerata.
PendudukpalingbanyakberdomisilidiKecamatanTambunSelatanyaitu15.8 %,atausebanyak
441,315 jiwa dengantingkatkepadatan102 jiwa perHa, danyang paling
sedikitkepadatannyaadalahKecamatanBojongmangu yaitu 0.9% atau sebanyak 25,077 jiwa dengan
kepadatan penduduk hanya 4 jiwa/ha. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk
Kabupaten Bekasi dapat dilihat pada Tabel2.2 dibawah ini.

Tabel 2.2
Jumlah dan Kepadatan PendudukKabupaten Bekasi Tahun 2012
Penduduk (Jiwa) Kepadatan
No Kecamatan Luas (Ha) Penduduk
Laki-Laki Perempuan Jumlah (Jiwa/Ha)
1 Setu 6,216 60,338 58,277 118,615 19
2 Serang Baru 6,380 58,084 56,179 114,263 18
3 Cikarang Pusat 4,760 30,756 30,406 61,162 13
4 Cikarang Selatan 5,174 81,933 76,023 157,956 31
5 Cibarusah 5,039 40,206 38,295 78,501 16
6 Bojongmangu 6,006 12,516 12,561 25,077 4
7 Cikarang Timur 5,131 48,958 46,460 95,418 19
8 Kedungwaringin 3,153 29,215 27,618 56,833 18
9 Cikarang Utara 4,330 128,593 115,719 244,312 56
10 Karangbahagia 4,610 47,585 45,900 93,485 20
11 Cibitung 4,530 107,869 103,128 210,997 47
12 Cikarang Barat 5,369 117,842 107,318 225,160 42
13 Tambun Selatan 4,310 224,076 217,239 441,315 102
14 Tambun Utara 3,422 75,622 74,382 150,004 44
15 Babelan 6,360 113,976 111,258 225,234 35
16 Tarumajaya 5,463 59,991 56,615 116,606 21
17 Tambelang 3,791 17,902 17,529 35,431 9
18 Sukawangi 6,719 22,115 21,620 43,735 7
19 Sukatani 3,752 38,867 35,388 74,255 20
20 Sukakarya 4,240 21,766 20,974 42,740 10
21 Pebayuran 9,634 48,072 45,872 93,944 10
22 Cabangbungin 4,970 24,147 23,712 47,859 10
23 Muaragembong 14,009 18,336 17,400 35,736 3
Kabupaten Bekasi 127,368 1,428,765 1,359,873 2,788,638 22
Sumber:BPSKabupatenBekasi Tahun2013

2-4
RPIJM Kabupaten Bekasi 2015 - 2019

Pertambahanjumlahpendudukdi KabupatenBekasi dipengaruhi


olehpertumbuhanalami(lahirdan mati),pendudukdatangdanpedudukkeluar(migrasi). Berdasarkan
data penduduk dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa rata – rata laju pertumbuhan penduduk
Kabupaten Bekasi dari tahun 2008 sampai tahun 2012 sebesar 5.70% .
Rata – rata laju pertumbuhan terbesar terdapat di Kecamatan Cikarang Selatan yang
siebesar 12.38% pertahunnya.Sedangkan untuk rata- rata laju pertumbuhan terkecil terdapat di
Kecamatan Cabangbungin dimana terdapat pengurangan jumlah penduduk pada beberapa tahun
terakhir. Untuk lebih jelasnya mengenai laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bekasi dapat
dilihat pada Tabel 2.3 dibawah ini.

Tabel 2.3
Laju Pertumbuhan Penduduk
Kabupaten Bekasi 5 Tahun Terakhir
Jumlah Penduduk Rata - Rata
(Jiwa) Laju
No Kecamatan
Pertumbuhan
2008 2009 2010 2011 2012 Penduduk (%)
1 Setu 83,016 86,099 111,670 117,478 118,615 8.10%
2 Serang Baru 67,433 69,934 103,587 112,976 114,263 11.38%
3 Cikarang Pusat 44,644 46,272 56,756 60,605 61,162 7.31%
4 Cikarang Selatan 87,969 91,208 143,030 155,845 157,956 12.34%
5 Cibarusah 65,189 67,589 74,587 77,722 78,501 4.49%
6 Bojongmangu 26,286 27,205 25,033 25,131 25,077 -1.28%
7 Cikarang Timur 79,823 82,769 91,326 94,423 95,418 4.31%
8 Kedungwaringin 55,737 57,792 55,654 56,415 56,833 0.45%
9 Cikarang Utara 173,601 180,012 230,563 240,997 244,312 7.79%
10 Karangbahagia 83,232 86,318 90,654 92,512 93,485 2.85%
11 Cibitung 155,679 161,453 195,566 207,945 210,997 7.10%
12 Cikarang Barat 168,261 174,483 211,578 222,181 225,160 6.80%
13 Tambun Selatan 369,233 382,896 417,008 434,567 441,315 4.33%
14 Tambun Utara 96,326 99,924 137,099 148,101 150,004 9.85%
15 Babelan 159,247 165,147 209,564 222,099 225,234 7.95%
16 Tarumajaya 89,124 92,419 109,296 115,257 116,606 6.33%
17 Tambelang 37,410 38,785 35,376 35,386 35,431 -1.48%
18 Sukawangi 44,780 46,437 43,119 43,544 43,735 -0.68%
19 Sukatani 68,743 71,294 70,299 71,566 74,255 1.89%
20 Sukakarya 47,343 49,089 42,468 42,569 42,740 -2.85%
21 Pebayuran 99,444 103,130 92,821 93,370 93,944 -1.58%
22 Cabangbungin 52,289 54,186 47,844 47,672 47,859 -2.43%
23 Muaragembong 38,967 40,401 35,503 35,600 35,736 -2.40%
Kab. Bekasi 2,193,776 2,274,842 2,630,401 2,753,961 2,788,638 5.70%
Sumber : Hasil analisis Tahun 2014

2-5
RPIJM Kabupaten Bekasi 2015 - 2019

2.3 GAMBARAN TOPOGRAFI

Wilayah Kabupaten Bekasi mempunyai bentuk permukaan tanah yang berbeda antara
wilayah sebelah selatan dan wilayah sebelah utara. Morphologi/bentuk muka tanah di wilayah
selatan di dimensi diantara sisi daerah rendahnya terbentuk jalur rendah tempat mengalirnya air
permukaan yang kita sebut kali atau sungai. Daerah dengan kondisi tanah yang lebih tinggi dapat
berbentuk datar untuk daerah permukiman atau perumahan.
Ketinggian wilayah yang berada di sebelah selatan berdasarkan data peta yang diperoleh
dimulai dari ketinggian ± 128 m dari muka laut rata-rata.Adapun kawasan yang terletak disebalah
selatan ini meliputi Kecamatan SetudanKecamatanSerang. Sebagaianbesar
KabupatenBekasiberadapadakemiringan0-25%
Sedangkan untuk ketinggian wilayah utara sudah lebih datar, mulai dari utara jalan tol
sampai pantai mempunyai ketinggian ± 20 m sampai 0 dari permukaan laut rata-rata.Adapun
kawasan yang terletak disebelah utara ini meliputi KecamatanCikarang,Cibitung, Lemah Abang
dan KecamatanKedungwaringin.
Berdasarkandata diatassecaraumumtingkat kemiringanlahan(topografi)
diKabupatenBekasi masihmemungkinkanuntukpembangunan
berbagaijeniskeiatan.Keadaantopografiantara bagian
utaradanselatanKabupatenBekasimenciptakan peruntukandanfungsiwilayahsebagai
pengembanganpotensiindustri,pertaniandanpendukungnyadiwilayah utara,sdangkan
pengembanganindustrimanufaktur, perdagangandanpariwisata dibagianselatan.

2.4 GAMBARAN GEOHIDROLOGI

Kondisi hidrologi di wilayah Kabupaten Bekasi dipengaruhi oleh wilayah sebelah hulunya,
mulai dari wilayah Bopuncur lalu melewati wilayah Kabupaten Bogor dan akhirnya sampai atau
masuk ke wilayah Kabupaten Bekasi.Berdasarkan kondisi penggunaan lahan dan morfologinya,
wilayah Bopunjur tergolong pada wilayah zona resapan air yang menopang sumberdaya air bagi
beberapa wilayah, salah satunya adalah Kabupaten Bekasi.
Kondisi topografi yang bergelombang, dan penggunaan lahan yang masih cenderung
didominasi oleh lahan hutan dan areal pertanian, menunjukkan bahwa potensi wilayah tersebut
untuk dijadikan wilayah resapan air masih cukup tinggi. Air hujan yang jatuh pada wilayah tersebut
masih cukup tinggi dibandingkan wilayah yang berada di sebelah utara,sehingga potensi
terbentuknya limpasan permukaan masih cenderung rendah dibanding dengan wilayah yang lain,
sehingga wilayah tersebut sangat sesuai dijadikan sebagai kawasan resapan air. Wilayah tersebut

2-6
RPIJM Kabupaten Bekasi 2015 - 2019

tentunya sangat penting, disamping sebagai pemasok sumber air bersih bagi kawasan di
bawahnya (bagian utara), juga sebagai kawasan pengendali banjir yang berada di bawahnya atau
bagian utara Kabupaten Bekasi.
Kondisigeohidrologi dapat
dibedakandalamairpermukaantanah,airtanahdanairtanahdangkal. DiKabupaten Bekasi terdapat
16 aliransungaibesaryaitu: SungaiCitarum,SungaiBekasi,Sungai Cikarang, Sunagai Ciherang,
Sungai Belencong, Sungai Jambe, Sungai Sadang, Sungai Cikedokan, Sungai Ulu, Sungai
Cilemahabang, Sungai Cibeet, Sungai Cipamingkis, Sungai Siluman, Sungai Serengseng,
Sungai Sepakdan SungaiJearan.Lebarsungai tersebut berkisar antara3sampai 80meter.
SementaraitukeberadaansituyangtersebardibeberapakecamatandiKabupatenBekasiter
dapat13situ:SituTegalAbidin, SituBojongmangu, SituBungur,SituCeper,SituCipagadungan,Situ
Cipalahar, SituCiantara,SituTaman,SituBurangkeng,SituLiangMaung,Situ Cibeureum,Situ
Cilengsir,danSitu Binong.Luassitu berkisar3-40 Ha.Kondisi air tanahyangadadiwilayah
KabupatenBekasisebagianbesarmerupakan airtanahdangkalyangberadapadakedalaman5-25
meterdaripermukaantanah,sedangkanairtanahdalampadaumumnyadidapatpadakedalaman 90-
200meter.

2.5 GAMBARAN GEOLOGI

Berdasarkan struktur geologinya Kabupaten Bekasi tersusun oleh :


1. Formasi Parigi
Formasi ini tersusun oleh batugamping terumbu dan batugamping yang diendapkan di
perairan laut dangkal.Sebaran dari formasi ini ada pada Desa Karangmulya, Kecamatan
Bojongmangu.
2. Formasi Subang
Formasi ini terdiri dari batulempung yang dominan, batupasir, serta batupasir gampingan
yang diendapkan pada lingkungan laut dangkal. Formasi ini tersebar pada wilayah
Kecamatan Bojongmangu dan Cikarang Pusat
3. Formasi Cihoe
Formasi ini tersebar di Kecamatan Cikarang Pusat dan Kecamatan
Bojongmangu.Material dari formasi ini berupa batulempung tufan dan tuff.
4. Satuan batupasir dan batulanau
Wilayah persebaran dari formasi ini ada pada Kecamatan Cikarang Barat, Cikarang
Selatan, Cibarusah, dan Kecamatan Serang Baru.Material dari formasi ini berupa
batupasir konglomerat, batupasir dan batulanau.

2-7
RPIJM Kabupaten Bekasi 2015 - 2019

2-8
RPIJM Kabupaten Bekasi 2015 - 2019

5. Satuan batuan batupasir tufan dan konglomerat


Satuan ini terdiri dari batupasir tufan, tuff, breksi dan konglomerat
6. Endapan alluvium
Satuan formasi ini terdiri dari material lempung, lanau, pasir, dan kerakal.
7. Endapan Pantai
Formasi endapan pantai terdiri dari material pasir dan lanau campuran cangkang dan
pecahan koral
8. Endapan rawa Formasi ini mempunyai material berupa lempung, lanau campuran humus
dan gambut.
Sedangkan untuk satuan dan formasi batuan yang ada di Kabupaten Bekasi terdiri dari 6
jenis batuan antara lain sebagai berikut :
1. Satuan Aluvium Satuan alluvium merupakan satuan batuan yang tersusun dari material
yang dibawa dan diendapkan oleh sungai dan berupa material lepas-lepas. Jenis batuan
ini tersebar di sepanjang sisi sungai, pantai hingga dataran rendah. Sebaran dominan
terdapat pada wilayah sepanjang sungai-sungai seperti sungai CItarum, Bekasi, Sadang,
CIkedokan, Cilemahabang, Jambe, Jaeran, Cibeet, dan Sungai Cipamingkis. Jenis
material pada satuan alluvium terdiri dari pasir, lanau, lempung, hingga kerakal.
2. Satuan lempung tufan Satuan ini merupakan satuan dengan jenis material berupa
lempung dengan sifat plastisitas yang tinggi, permeabilitas yang tinggi, serta tingkat
kembang kerut yang tinggi. Satuan batuan ini memiliki warna abu-abu agak gelap hingga
kehijauan. Jenis satuan batuan ini terdapat pada singkapan lembah, kupasan lereng, dan
sungai.
3. Satuan pasir lempung Satuan ini disusun oleh pasir tufaan dan pasir lempung yang
berasal dari sedimentasi material letusan gunung berapi. Satuan batuan ini memiliki
warna abu-abu kehitaman. Material dari satuan ini padat hingga agak lepas, serta
memiliki sortasi yang sedang hingga buruk, dengan tekstur material pasir halus hingga
kasar. Sebaran dari satuan batuan pasir lempung berada di Kecamatan Serang Baru,
Setu, hingga Cikarang Selatan.
4. Satuan breksi vulkanik Satuan ini tersebar di Kabupaten Bekasi bagian barat pada
wilayah bergelombang, seperti Kecamatan Cikarang Barat, Setu, dan Kecamatan Serang
Baru. Material dari satuan batuan tersebut berwarna abubau hingga abu-abu kehitaman.
Fragmen penyusun batuannya terdiri dari batuan andesit, lapili, basalt, dengan ukuran
fragmen 0.5 cm hingga 5 cm dengan sortasi fragmen yang buruk serta tingkat porositas
batuan yang rendah.

2-9
RPIJM Kabupaten Bekasi 2015 - 2019

5. Satuan lempung Satuan ini memiliki sifat yang hampir sama dengan satuan lempung
tufan. Sebaran dari satuan ini adalah pada Kecamatan Cikarang Pusat, Cibarusah dan
Bojongmangu.
6. Satuan Batugamping Satuan batuan ini tersingkap pada perbukitan tinggi bergelombang.
Penyebarannya sangat terbatas terutama berada di bagian selatan-timur Desa
Karangmulya, Kecamatan Bojongmangu. Warna batuannya putih kotor, dengan tekstur
secara megaskopis mencerminkan tekstur klastik, dengan material asal berupa material
cangkang fosil.
Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi geologi di Kabupaten Bekasi, dapat dilihat pada
Gambar 2.2 dibawah ini.

Gambar 2.2
Peta Geologi Kabupaten Bekasi

2 - 10
RPIJM Kabupaten Bekasi 2015 - 2019

2.6 GAMBARAN KLIMATOLOGI

Curah hujan di wilayah hulu Kabupaten Bekasi pada umumnya tinggi.Berdasarkan hasil
perhitungan curah hujan rata-rata baik bulanan maupun hujan tahunan, tingkat curah hujan di
wilayah hulu rata-rata lebih besar dari daerah hilir DAS yang melewati wilayah Kabupaten
Bekasi.Hasil perhitungan curah hujan di stasiun-stasiun hujan yang ada di wilayah hulu,
menunjukkan pola curah hujan yang tinggi pada bulan November hingga Juni, di mana pada
bulan-bulan tersebut curah hujan rata-rata yang terjadi lebh dari 100 mm.
Antara bulan Juli hingga Oktober rata-rata curah hujan bulanan memiliki kisaran nilai
kurang dari 100 mm. pendeknya waktu bulan kering dibanding bulan basah menunjukkan bahwa
wilayah tersebut merupakan wilayah dengan curah hujan yang tinggi. Tingginya curah hujan di
wilayah hulu dibanding dengan wilayah lain (tengah dan hilir) disebabkan oleh faktor topografi
yang berupa perbukitan hingga bergelombang, dengan elevasi dari lokasi hulu sungai yang tinggi.
Faktor elevasi dan topografi sangat berpengaruh pada pembentukan hujan, di mana pada
daerah dengan topografi perbukitan dengan elevasi yang tinggi memiliki potensi terjadinya hujan
yang lebih intensif dibanding wilayah lain yang memiliki ketinggian lebih rendah. Hal tersebut
menyebabkan variabilitas curah hujan yang ada di wilayah dengan topografi perbukitan memiliki
Maka berdasarkan hal tersebut, maka wilayah tersebut memiliki curah hujan yang lebih tinggi
dibanding wilayah hilir yang berada di Kabupaten Bekasi

Tabel 2.4
Kondisi Klimatologi Kabupaten Bekasi Tahun 2012
Kondisi Klimatologi
Temperatur Kelemb. Kec. Itensitas
Bulan Curah Hujan Hari Hujan
Suhu Min Suhu Relatif Angin Penynrn
(mm) (hari)
(oC) Max (oC) (%) (knot) (%)
Januari 228.80 17 28 32 - - -
Februari 156.30 9 28 32 - - -
Maret 145.20 10 28 32 - - -
April 134.70 6 28 32 - - -
Mei 33.00 5 28 32 - - -
Juni 47.00 3 28 32 - - -
Juli 1.60 - 28 32 - - -
Agustus - - - - - - -
September 12.60 1 - - - - -
Oktober 12.00 2 28 32 - - -
November 157.40 9 28 32 - - -
Desember 154.60 10 28 32 - - -
Jumlah/Total 1,083.20 72 28 32 - - -
Sumber : BPS Kabupaten Bekasi Tahun 2013

2 - 11
RPIJM Kabupaten Bekasi 2015 - 2019

2.7 KONDISI SOSIAL EKONOMI

2.7.1 KONDISI SOSIAL

Pertumbuhan penduduk usia kerja akan meningkatkan jumlah angkatan kerja. Pertambahan
angkatan kerja tersebut dapat ditampung dalam lapangan kerja formal, dan sebagian lagi telah
berusaha menciptakan lapangan kerja formal, dan sebagian lagi telah berusaha menciptakan
lapangan kerja untuk dirinya sendiri, yang termasuk sebagai pekerjaan sektor informal. Namun
tidak semua angkatan kerja tersebut dapat tertampung pada lapangan kerja yang tersedia.
Yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja, mempunyai pekerjaan tetapi
sementara tidak bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan (menganggur). Penduduk yang
bersekolah, mengurus rumah tangga dan tidak melakukan kegiatan apapun termasuk kategori
bukan angkatan kerja.
Penilaian kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari tingkat pendidikan tertinggi yang
ditamatkan. Rendahnya rata-rata tingkat pendidikan penduduk dapat dijadikan idikator rendahnya
kualitas sumberdaya manusia yang ada.

Tabel 2.5
Jumlah dan Persentase Penduduk Pencari Kerja
Menurut Ijasah Tertinggi Yang Dimiliki Tahun 2010 – 2011
Ijasah Tertinggi Yang 2010 2011
Dimiliki
Jumlah % Jumlah %
Tidak Tamat SD - 0% 0%
Tamat SD 704 2% 565- 2%
Tamat SLTP sederajat 11,576 39% 2,469 9%
Tamat SLTA sederajat 12,577 42% 21,903 83%
Diploma I/II/III 1,666 6% 708 3%
Sarjana/S1 3,159 11% 825 3%
Pasca Sarjana/S2 - 0% - 0%
Jumlah 29,682 100% 26,470 100%
Sumber : BPS Kabupaten Bekasi Tahun 2013

2.7.2 KONDISI PEREKONOMIAN

Keunggulan suatu sektor ekonomi dapat dilihat dari segi pertumbuhan, kontribusi sektor
yang bersangkutan dalam perekonomian secara agregat, dan daya serapnya terhadap tenaga
kerja. Sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan dan kontribusi terhadap PDRB serta

2 - 12
RPIJM Kabupaten Bekasi 2015 - 2019

penyerapan tenaga kerja yang tinggi merupakan sektor yang paling unggul di antara sektor-
ekonomi yang ada. Sektor ini akan menjadi penggerak utama perekonomian pada suatu wilayah.
Berdasarkan distribusi persentase nilai PDRB Kabupaten Bekasi dari tahun 2007 – 2012
maka berdasarkan harga berlaku terlihat bahwa struktur perekonomian didominasi oleh sektor
industri pengolahan dengan distribusi sebesar 77.52 % pada tahun 2012. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 2.6 dibawah ini.

Tabel2.6
Distribusi Persentase PDRB Berdasarkan Harga Konstan
Kabupaten Bekasi Tahun 2007 - 2012
Sektor 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Pertanian 884,656.60 935,339.07 990,908.29 1,041,797.12 1,098,034.60 1,144,705.40
Pertambangan dan
633,410.71 655,916.11 678,180.90 744,832.90 787,764.63 839,400.40
Penggalian
Industri Pengolahan 37,050,863.06 39,067,966.95 40,653,221.28 42,896,819.97 45,389,607.90 48,113,395.60
Listrik, Gas dan Air Bersih 827,175.77 876,877.50 940,190.20 1,014,336.16 1,080,212.47 1,128,540.90
Bangunan 547,239.41 624,126.55 711,629.09 802,717.61 833,517.63 952,495.70
Perdagangan, Hotel dan
4,334,092.27 4,774,815.62 5,244,796.77 5,722,772.86 6,202,826.34 6,676,402.00
Restoran
Pengangkutan dan
692,403.77 739,028.63 803,964.40 867,276.12 948,099.02 1,017,268.10
Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan
489,177.19 532,336.52 579,516.75 626,897.00 679,286.54 722,068.40
Jasa Perusahaan
Jasa-Jasa 1,022,272.72 1,096,077.64 1,187,159.48 1,271,957.70 1,363,660.18 1,473,512.40
PDRB 46,481,291.50 49,302,484.59 51,789,567.16 54,989,407.44 58,383,009.31 62,067,788.90
Sumber : BPS Kabupaten Bekasi Tahun 2013

PDRB Kabupaten Bekasi tahun 2012 atas dasar harga berlaku, meningkat 9,08 % dari
tahun sebelumnya dari Rp. 106.773,29 milyar di tahun 2011 menjadi Rp. .763,55 milyar di tahun
2010. (Tabel 10.1.). Sedangkan atas dasar harga konstan mengalami peningkatan dari Rp.
51.116,88 milyar di tahun 2009 menjadi Rp. 54.249,85 milyar di tahun 2010.
Laju pertumbuhan PDRB berdasarkan harga konstan sebesar 6,13 % pada tahun 2010,
meningkat sebesar 1,06 % dibanding tahun 2009. Distribusi persentase PDRB menurut sektor
menunjukkan kontribusi masing-masing sektor dalam pembentukan PDRB.
Sektor industri mengalami penurunan kontribusi terhadap PDRB dari 77,63 % pada tahun
2009 menjadi 76,94 % di tahun 2010. Sektor ini adalah sektor yang paling dominan dalam
pembentukan PDRB.Sektor perdagangan memberikan kontribusi sebesar 9,66 %. Sebagaimana
layaknya sektor yang menjadi motor penggerak pembangunan, maka keberadaan sektor Industri
yang dominan di Kabupaten Bekasi mengangkat sektor Tersier (Perdagangan, angkutan, bank,
lembaga keuangan dan jasa) menjadi sektor ke 2 (dua) yang dominan di Kabupaten Bekasi.

2 - 13

Anda mungkin juga menyukai