Anda di halaman 1dari 7
PENGURUS WILAYAH NAHDLATUL ULAMA JAWA TIMUR Jian Masi Al- Akbar Tor 9 Surabaya 60285, Telopon 031) 8296146 8296147 - 8292677 Fei (091) Ag E-mall: pwnujatim@gmall.com Websito : www.pwnulatim.orid Nomor : (88 /PW/Acll/L/1V/2019 ‘19Shafar 1440 Lampiran : 1 (satu) bended 2 April 2019 Hal: Instruksi Optimalisasi Zakat, Infaq dan Shaclagah Kepada Yih: 1. Sar, PCNU Se Jawa Timur 2. Sdr, PC LAZISNU Se Jawa Timur 3.Sdr. Badan otonom dan Lembaga NU se Jawa Timur 4, Warga Nahdliyyin se Jawa Timur Assalamualaikum Wr. Wb, Salam silaturrahim kila sampaikan semoga kesuksesan senantiasa mengiringt setiap aktifitas kita, Amin, Schubungan dengan optimalisasi potensi zakat, infaq dan shadaqah di seluruh Jingkungan NU se Jawa Timur dan Keputusan Bahisul Masail Pengurus Wilayoh Naha! Ulama (PWNU) Jawa Timur Tentang Legalitas NU CARE LAZISNU Sebagai Ami Syor pada 10 Sya’ban 1440 H/16 April 2019, maka dengan ini PWNU menginstruksikan kepada: 1, PCNU Se Jawa Timur segera menyosialisasikan keputusan bahstul masail tersebut di seluruh wilayah kerjanya 2. PCLAZISNU Se Jawa Timur. 4. segera menyosialisasikan dan melaksanakan keputusan bakstul masailtesebut di seluruh wilayah kerjanya; b. Dersinergi dengan PC LBM NU masing-masing dalam» menyelesaikan permasalahan fighiyyah yang berkaitan dengan pengelolaan zakat, infaq dan shadagah. 3. Kepada badan olonom, lembaga dan jaringan struktural dan aultural NU: magia, rmushala, pondok pesantren, majelis talim, rumah sakt, lembaga pendidikan, ‘korporasibadan usaha dan semisalnya di seluruh wilayah Jawa Timur yang melakuan pengelolaan zaka, infaq dan shadagah agar segera memproses legalisasi Amil sari dengan menginduk kepada NU CARE-LAZISNU (menjadi JPZIS). 4. Kepada warga Nahdliyyin se Jawa Timur agar menyalurkan zakat, infaq dan shadagah melalui NU CARE-LAZISNU sebagai satu-satunya Amil syari di lingkungan NU, Demikian surat ini disampaikan dan atas perhatiannya diucapkan terimakasih. Wallaul Mucwafig Ha Aqwamit Thera, Wassalam ‘alam Wr. Wo. Tembusan: 1. PBNU dijokarta, 2 Arsp. Keputusan Bahtsul Masail Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur tentang Legalitas NU CARE LAZISNU Sebagai Amil Syari ‘A, Pendahuluan Pembahasan legalitas Lembaga Amil Zakat (LAZ) sebagai Amil syar‘i telah berulang kali dilakukan oleh PWNU Jawa Timur, baik secara internal dalam forum bahtsul masail NU Jawa Timur, maupun secara eksternal khususnya dalam forum bahtsul masail Munas dan Konbes NU di Lombok 23-25 November 2017 yang menerima Rumusan Amil Zakat usulan PWNU Jawa Timur. Namun demikian, di kalangan NU sendiri masih terdapat beragam pemahaman terhadap berbagai keputusan bahtsul masail tersebut seiring perkembangan perundang-undangan zakat, sehingga sering muncul pertanyaan: “Apakah LAZISNU termasuk Amil syar‘l, mana dasarnya”, dan pertanyaan semisal, yang sedikit banyak menghambat kinerja NU CARE LAZISNU sendiri. Sebab itu, diperlukan rumusan yang lebih aplikatif dan dapat dijadikan rujukan oleh NU CARE LAZISNU maupun warga Nahdliyyin untuk lebih bersemangat menyalurkan zakat infaq dan shadaqah melalui NU CARE LAZISNU demi keabsahannya secara syar‘ sekaligus tercapainya cita-cita kemandlrian jamaah dan jam'iyyah NU. B. Definisi Amil Zakat Merujuk Keputusan Bahtsul Masail PWNU Jawa Timur di PP Tremas Pacitan pada 09-10 November 2014, Amil Zakat dalam konteks syar’i adalah orang yang ditunjuk Imam (penguasa tertinggi negara) sebagai penarik, pengumpul dan pendistribusi zakat kepada delapan golongan yang berhak menerima zakat. Hal ini seiring penjelasan al-Gadhi Abdul Haq bin Ghalib al-Andalusi al-Maliki (481-543 H/1088-1147 M) dalam tafsirnya, al-Muharrar al-Wajiz: EES Ye ata pa a OB cata 8 itl sag a gh OS 5a ls ‘sd be se “Amit adolah orang ditugaskon oleh imam untuk menggantikonnya dalam menarik zaket, dan setiop ‘orang yong berkerja membant ‘ami yang pest dibutubkannya, moka a termasuk golongan aml.” Demikian pula Ibn Qasim al-Ghazi (859-918 H/ 1455-1512 M) dalam karya legendarisnya, Fath al-Qarib menjelaskan: Y Nga gas cabs SAI ge pay AL on Oates “Amil adalah orang yang ditugasi mam untuk memungut zakat dan menyerahkan kepada mustahignya.” Pengangkatan Amil Zakat sebenarnya merupakan kewenangan Imam (penguasa tertinggi) seperti dalam definisi di atas. Namun demikian, kewenangan itu dapat dilimpahkan kepada para pejabat pembantunya, badan maupun lembaga sesuai perundang-undangan yang berlaku.* C. Perbedaan Amil Syari dan Amil yang Belum Syar!” Dalam perspektiffikih terdapat tiga perbedaan substansial antara Amil syar“idan Amil yang belum sya’ yaitu: 1. Amil syar‘ berstatus sebagai naib (pengganti) mustahiq, sehingga bila terjadi penyelewengan dalam pengelolaan zakat, kewaliban zakat muzakkitelsh gugur dengan hanya menyerahkan zakat kepadanya, Berbeda dengan Amil yang belum syari yang berstatus sebagai wakil dari muzakki (bila wakalahnya sah), sehingga bila terjadi penyelewengan dalam pengelolaan zakat, kewajiban zakat muzokki belum gugur. 2, Amil syar/l berhak mengambil sebagian harta zakat sebagai biaya opera sedangkan Amil yang belum syor tidak berhak. 3. Amil syor' berhak mendapatkan bagian zakat atas nama Amil Zakat, sementara sedangkan Amil yang belum syar tidak berhak? al bila dibutuhkan, 1 Tim PW LBM NU Jawa Timur, NU Menjawab Problematika Umet, Keputusan Bahtsul Masai PWINU Jawa Timur ld 2: 2009 ~ 2014, (Surabaya: Pustaka Gertang Lama dan PW LBM NU Jawa Timur, 2015), ed: Ahmad Muntaba AM, 675. 7 Abdul Haq bin Ghalib abAndalus, a} Muharor al Waj fat Tofir ata oz (Barut Dar alKutubaiyah, 1622 2008 M748, 3 bn Qasim a Ghex, Fath ok Qri pad HasyyohofBojur (Bart: Dara Kutub aslaiya, th) 283 “Tim PW LEN NU Jawa Timur, NU Menjawab Problematita Umat i 2: 2009 ~ 2014, 682. ‘Tim PWLBN NU Jawa Timur, NU Menjawab Problematita Umat ii 2: 2008-2014, 694. Legalitas Lembaga Amil Zakat (LAZ) Sebagai Amil Syart Lembaga Amil Zakat dalam forum bahtsul masail PWNU Jawa Timur pernah diputuskan tidak termasuk sebagai Amil syar, mengingat dalam UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat dan PP No. 14 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, status Amil Zakat adalah diberi izin, bukan diangkat. Dalam keputusan bahtsul masail tersebut dinyatakan: *... yang jelasjelas diangkat leh pemerintah hanya BAZNAS, sedangkan LAZ hanya diberi izin don ‘Pengelola Zakat Perseorangon atau Kumpulan Perseorangan dalam Masyarakat hanya dlakul. Sehingga -keduanya tidok berstatus sebagal status Amil syar* Namun demikian, setelah dikaji ulang dengan melihat perundang-undangan zakat dan surat izin operasional LAZISNU, kemudian diputuskan sebaliknya, bahwa LAZ dapat berstatus sebagai Amil syar‘. Hal ini tampak dalam keputusan bahtsul masail Munas NU di Lombok 2017 atas usulan PWNU Jawa Timur dalam poin E, Status Kepanitian Zakat yang Dibentuk atas Prakarsa Masyarakat yang berbunyi: “Panitia zokat yang dibentuk secara swokarsa oleh masyarakat, tidak termasuk ‘amil yang berhak ‘menerima bagian zakat, sebab tidak diangkat oleh pihak yong berwenang yong menjadl kepanjangan tangan kepala negara dalam urusan zakat. Lain halnya, jika pembentukan tersebut sesual dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku di mana minimal dicatatkon ke KUA untuk ‘omil perseorangan atau ‘amil kumpulan perseorangan.”” Meski secara tekstual tidak mencantumkan LAZ, namun keputusan tersebut secara substansial memberikan legalitas Amil syar’i kepada lembaga pengelola zakat yang dibentuk oleh ‘masyarakat selama lembaga tersebut telah diangkat, dibert izin atau diakui sebagai Amil Zakat oleh pihak yang berwenang yang menjadi kepanjangan tangan kepala negara dalam urusan zakat, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang beriaku. Dalam konteks ini, Negara memberi kewenangan BAZNAS untuk mengatur LAZ sebageimana diatur dalam PP No 14 tahun 2014 pasal 4, yang berbuny/ “1. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BAZNAS menyusun Pedoman Pengeloloan Zakat 2. Pedoman Pengelolaan Zakat sebagoimana dimaksud pada ayat (1) menjadi acuan Pengelolaan Zokat Untuk BAZNAS, BAZNAS provinsi, BAZNAS kabupaten/kota, dan LAZ.” ‘Adapun pengertian Amil Zakat diatur dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 417 tahun 2018 yang memuat Peroturan Badan Amil Zakat Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kode Etik Amil Zakat pasal 1 ayat 13, berbunyi ‘“Amil Zokat adalah seseorang atau sekelompok orang yang diangkat dan/atau diberi kewenangan oleh pemerintah, pemerintoh daerah, bodan, lembaga yang diberikan izin oleh pemerintah don/atau pemerintah doerah, dan/atau seseorang yang mendapat mandat dari pimpinan Pengelola Zakat untuk ‘mengelola Zakat.* Peraturan Pemerintah dan Perbaznas di atas memberi pengertian bahwa: AZ yang telah diangkat dan atau diberikan izin oleh pemerintah, dapat mengangkat atau memberi wewenang kepada seseorang atau sekelompok orang sebagai Amil Zakat. 2. LAZ dengan kriteria seperti itu, juga dapat mendelegasikan kewenangannya dalam mengangkat atau memberi wewenang kepada seseorang atau sekelompok orang sebagai Amil Zakat tersebut kepada orang | 43. Dalam konteks yang lebih Iuas, proses pelimpahan wewenang pengeszhan dan pengangkatan ‘Amil zakat di lingkungan NU CARE LAZISNU telah diatur dalam Pedoman Organisasi NU CARE- LAZISNU, sehingga seluruh proses pembentukan, pengesahan, pengangkatan dan pelantikan Amil Zakat di lingkungan NU yang telah sesuai dengan Pedoman Organisasi NU CARE- LAZISNU dapat dikategorikan sebagal Amil syar'l 1 Tim PW LBM NU Jawa Timur, NU Menjowab Problematika Umot lid 2: 2009 ~ 2014, 692. ? Mujib Qulyubi dk, Hasi-Hasil MunasAlim Ulame Konbes NU 2017, (Jakarta: Lembaga Tai wan Nasyt PBNU, 2017), 73 " Berita Negara Republk indonesia No. 417 Tahun 2018. Pengertian yang sama juga dicantumkan dalam Berita Negara Repub indonesia No. 417 Tahun 2018 yang memuat Praturan Badan AmilZakat Nasional Republik Indonesia Nomor 2 ‘Tahun 2018 Tentang Sertifikasi AmilZakat pasal1ayat 6. 3 E. Legalitas PP NU CARE-LAZISNU PP NU CARE-LAZISNU sebagai Pengurus Pusat Lembaga ‘ami! Zakat Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama di tingkat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang bertugas menghimpun zakat dan shadaqah yang berskala nasional serta mentasharufkannya kepada para mustahiqnya, telah mendapatkan legalitas operasional, yaitu melalui Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 255 Tahun 2016 Tentang Pemberian Izin Kepada Yayasan Lembaga Amil Zakat Infaq ‘Shadagah Nahdiatul Ulama Sebagai Lembaga ‘aml Zakat Skala Nasional. Dengan demikian, PP INU CARE-LAZISNU berstatus sebagal Amil syar’i yang mempunyai wilayah kerja skala nasional. Hal ini sebagaimana diatur dalam UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, Pasal 18 ayat (1) dan PP Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang Undang-Undang No. 23 ‘Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, Pasal 57 dan Pasal 59 ayat (1) serta Keputusan Menteri ‘Agama (KMA) Nomor 333 Tahun 2015 tentang Pedoman Pemberian Izin Pembentukan Lembaga Amil Zakat, BAB Ill, poin A. F. Legalitas PW NU CARE-LAZISNU Jawa Timur PW NU CARE-LAZISNU Jawa Timur sebagai perwakilan PP NU CARE-LAZISNU di Provinsi Jawa Timur juga telah mendapatkan legalitas sebagai Amil syar‘i, yaitu melalui Keputuson Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Timur Nomor 1979 Tahun 2017 Tentang Pemberian izin Kepada Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadagah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) ‘Sebagai Perwakilan Lembaga Amil Zakat Skala Nasional di Provinsi Jawa Timur. Hal ini seperti diatur dalam PP Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang Undang- Undang No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, Pasal 62 ayat (1) sampal dengan ayat (5) serta KMA Nomor 333 Tahun 2015 tentang Pedoman Pemberian izin Pembentukan Lembaga Amil Zakat BAB VII poin A. G. Legalitas UPZIS NU CARE-LAZISNU Kabupaten/Kota Se-Jawa Timur PC LAZISNU yang juga disebut UPZIS (Unit Pengelola Zakat Infaq dan Shadaqah) NU CARE- LAZISNU KABUPATEN/KOTA se-Jawa Timur yang bertugas membantu pengelolaan zaket, infaq, dan shadagah di tingkat Kabupaten/Kota dapat berstatus sebagal Amil syar’ apabila telah sesuai dengan Pedoman Organisasi NU CARE-LAZISNU, yaitu: 1. Mendapat pengesahan secara resmi dari PP NU CARE-LAZISNU sebagai perwakilan Pengurus Pusat di tingkat Kabupaten/Kota. 2. Diangkat dan dilantik oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU). Hal ini berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Pusat Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadagah Nohdlatul Ulama Nomor: 001 Tahun 2016 tentang Pedoman Organisasi NU CARE- LAZISNU tentang Tata Kelola Organisasi sebagai berikut: 1. Pasal 2 ayat (8) berbunyi: “UPZIS NU Care-Lazisnu Kabupaten/Kota adalah Pengurus Cabang Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Nahdlatul lama di tingkat Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama yang berkedudukan di Kabupaten/Kota. Memiliki tugas sebagai perwakilan Pengurus Pusat yang ‘membantu dalam pengelolaan zakat,infag, dan shadaqah di tingkat Kabupaten/Kota.® 2. Pasal 19 ayat 5 tentang tugas dan wewenang Pengurus Pusat yang berbunyi: “Mengesahkan Pengurus Wilayah dan UPZIS Kabupaten/Kota dan Luar Negeri sebagai perwakilan Pengurus Pusat NU CARE-LAZISNU melalui surat keputusan.”"® 3. Pasal 16 ayat (2) berbunyi: “Pengurus UPZIS NU Care-Lazisnu diangkat dan dilontik oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) atau Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU).”"* H. Legalitas UPZIS NU CARE-LAZISNU Kecamatan LAZISNU MWC NU atau yang disebut UPZIS NU CARE-LAZISNU Kecamatan di masing-masing Kecamatan yang bertugas sebagai perwakilan NU CARE-LAZISNU Kabupaten/Kota dapat berstatus sebagal Amil syar’ apabila telah sesuai dengan Pedoman Organisasi NU Care-LAZISNU, yaitu: 3 Rah di, Pan Oars MU CARE MY Ms nt 2035200 ar: CAE LAZISNU, 2016), 5, - Nal honor prs NU AE A201 Maen pr nae f Mendapat pengesahan secara resmi darl UPZIS NU CARE-LAZISNU Kabupaten/Kota sebagal perwakilan UPZIS NU CARE LAZISNU Kabupaten/Kota, 2. Diangkat dan dilantik oleh Pengurus Majells Waklll Cabang Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU). Hal ini berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Pusat Lembaga Amil Zakat infaq dan ‘shadoqah Nohdlatul Ulama Nomor: 001 Tahun 2016 Tentang Pedoman Organlsas| NU Care- Lazisnu tentang Tata Kelola Organisasi sebagal berikut: 41, Pasal 2 ayat (10) berbunyt: *UPZIS NU Care-Lezisnu Kecamatan adalah Pengurus Lembaga Amil Zakat infaq dan Shadagah Nahdlotul Ulama Mojells Waki! Cobang dl tingkat Kecamatan. Memilki tugas seboga! perwallian ‘NU CARE-Lazisnu Kabupaten/Xota yang berfungs! sebagal baglan dar! UPZIS Kabupaten/Kota."= 2, Lampiran tentang Bagan Struktur Manajemen Eksekutif, nomor 4, berbunyl: “Upzis Kabupaten/Kota berwenang membentuk atau mengesahkan UPZIS kecamatan atas rekomendas! dan usulon MWC:NU. UPZIS kecamatan adalah perpanjangan tangan pengelolaan zakat, Infag dan shadaqoh UPZIS kabupten/kota a tingkat kecamatan.”" 3, Pasal 17 ayat (2) berbunyi: “Pengurus UPZIS NU CARE-Lazisnu Kecamatan dlangkat dan dilantik oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU).”'* |. Legalitas UPZIS NU CARE-LAZISNU Kelurahan/Desa LAZISNU. Pengurus Ranting NU atau yang disebut UPZIS NU CARE-LAZISNU KELURAHAN/DESA di masing-masing Kelurahan/Desa yang bertugas sebagai perwakllan NU CARE-LAZISNU Kecamatan dapat berstatus sebagal Ami! syar’ apabila telah sesual dengan Pedoman Organisasi NU Care-LAZISNU yaltu: 1. Mendapat pengesahan secara resmi dari UPZIS NU CARE-LAZISNU Kecamatan sebagal perwakilan UPZIS NU CARE-LAZISNU Kecamatan. 2. Diangkat dan dilantik oleh Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU). Hal ini berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Pusat Lembaga ‘amil Zakat Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama Nomor: 001 Tahun 2016 Tentang Pedoman Organisasi NU Care- Lazisnu tentang Tata Kelola Organisasi sebagai berikut: 41. Pasal 2 ayat (11) berbunyi: “UPZIS NU Core-Lazisnu Kelurahan/Desa adalah adalah Pengurus Ranting Lembaga Ail Zakat Infog don Shadagah Nahalatu! Llama ditingkatKelurahar/Deso. Memillk tugas sebagal perwokllan UPZIS NU Core-tazisnu Kecamatan yang berfungs! sebagal baglon dari UPZIS NU Core-Larisnu Kecamaton." 2. Lampiran tentang Bagan Struktur Manajemen Eksekutif, nomor 5, berbunyi: “UP2IS kecamaton berwenang membentuk atau mengesahkan UPZIS kelurahan/desa atos rekomendasi dan usulan MWC-NU. UPZIS kecamatan adalah perpanjangan tangan pengelolaan zakat, info dan shadoqah UPZIS kobupaten/kota af tingkat kecamatan.UPZIS Kelurahan/Desa (Ranting)."® 3, Pasal 18 ayet (2) berbunyi: “Pengurus UPZIS NU CARE-LAZISNU Kelurahan/Desa diangkat dan dilantik oleh Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU).”"" J. Legalitas JPZIS CARE-LAZISNU IPZIS NU CARE-LAZISNU adalah Jaringan Pengelola Zakat, Infaq, Shadagah, yaitu jejaring kultural Nahdlatul Ulama di seluruh Indonesia dan Luar Negeri yang berfungsi sebagat perpanjangan tangan dari struktur NUCARE-LAZISNU pada setiap level. JPZIS dapat dibentuk di berbagai lembaga (Masjid, Pondok Pesantren, Majelis Ta'lim, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milk Daerah, korporasi, dan lain-lain) atau kelompok masyarakat disemua tingkatan, balk di dalam negeri maupun diluar negeri dan mendapatkan Surat Keputusan dar struktur NU CARE- LAZISNU di masing-masing tingkatan. + Mas‘ud dk, Pedoman Organisas NU CARE LAZISNU, 5. 2 Mas‘ud dk, Pedoman Organisasi NU CARE ~LAZISNU, 18. 2 Masud dk, Pedoran Organisas! NU CARE ~LAZISNU, 10. * Mas'ud dk, Pedoman Organisas! NU CARE - LAZISNU, 5. + Masud dkc, Pedoman Orgonisos! NU CARE ~LAZISNU, 18. 7 Masud dk, Pedoman Organisas/ NU CARE LAZISNU, 11. JPZIS NU CARE-LAZISNU yang berfungsl sebagal perpanjangan tangan darl struktur NU CARE-LAZISNU pada setiap tingkatan, dapat berstatus sebagal Ami! syar‘/ apabila sesual dengan Pedoman Organisasi NU Care-LAZISNU, yaltu: 1._ Dibentuk oleh Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, UPZIS NU CARE-LAZISNU Kabupaten/Kota, Kecamatan atau Kelurahan/Desa atau oleh oleh Induk organisasi masing-masing. 2. Mendapat pengesahan secara resmi dari Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, UPZIS NU CARE- LAZISNU Kabupaten/Kota, Kecamatan atau Kelurahan/Desa sesual tingkatan masing-masing. Hal ini berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Pusat Lembaga ‘mil Zakat infaq dan Shadogah Nahdlatul Ulama Nomor: 001 Tahun 2016 Tentang Pedoman Organisas! NU Care- Larisnu tentang Tata Kelola Organisasi sebagai berikut: 1, Pasal 2 ayat (12) berbunyi: “JPZIS NU CARE-LAZISNU adalah Joringan Pengelola Zakat, infaq, Shadaqah, yattu jejaring kultural ‘Nahdlatul Uloma di seluruh Indonesia dan Luar Neger! yang berfungs! sebagal perpanjangan tangan

Anda mungkin juga menyukai