DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
UNIVERSITAS JAMBI
2018
NO PERATURAN/UU POKOK MATERI PASAL
PASAL
TENTANG K3
Peraturan Menteri Ketentuan Umum Jaminan kecelakaan dan
Ketenagakerjaan RI Nomor 1 jenis kecelakaannya.
44 Tahun 2015
Setiap Pemberi Kerja Jasa Konstruksi wajib
mendaftarkan pekerjaannya dalam Program
2
JKK dan JKM kepada BPJS
Ketenagakerjaan.
3 Pengisian pendataran
Apabila terjadi risiko terhadap pekerja/tubuh,
Pemberi Kerja Jasa Konstruksi wajib
4
membayar hak-hak pekerja/buruh sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemberi Kerja Jasa Konstruksi wajib
melaporkan Kecelakaan Kerja atau Penyakit
Akibat Kerja yang menimpa Pekerja kepada
15
BPJS Ketenagakerjaan dan instansi yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang ketenagakerjaan setempat.
Dalam hal Pekerja yang mengalami
Kecelakaan Kerja meninggal dunia, maka
18
hak atas manfaat JKK diberikan kepada ahli
warisnya.
PERATURAN MENTERI KETENAGARKERJAAN RI
BAB I
KETENTUAN UMUM
PASAL 1
1. Jaminan Kecelakaan Kerja yang selanjutnya disingkat JKK adalah manfaat berupa
uang tunai dan/atau pelayanan kesehatan yang diberikan pada saat Peserta mengalami
Kecelakaan Kerja atau penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
2. Jaminan Kematian yang selanjutnya disingkat JKM adalah manfaat uang tunai yang
diberikan kepada ahli waris ketika Peserta meninggal dunia bukan akibat Kecelakaan
Kerja.
3. Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk
kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau
sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
4. Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau
lingkungan kerja.
5. Cacat adalah keadaan berkurang atau hilangnya fungsi tubuh atau hilangnya anggota
badan yang secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan berkurang atau
hilangnya kemampuan pekerja untuk menjalankan pekerjaannya.
BAB II
KEPESERTAAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN
PASAL 2
1. Setiap Pemberi Kerja Jasa Konstruksi wajib mendaftarkan pekerjaannya dalam
Program JKK dan JKM kepada BPJS Ketenagakerjaan.
PASAL 3
1. Pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 mencantumkan nama dan jumlah
pekerja/buruh, alamat pekerja/buruh, harga satuan upah dari masing-masing jenis
pekerjaan/buruh bila upah diketahui.
PASAL 4
3 Apabila terjadi risiko terhadap pekerja/tubuh setelah melewati batas waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemberi Kerja Jasa Konstruksi wajib membayar
hak-hak pekerja/buruh sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
BAB V
TATA CARA PELAPORAN
PASAL 15
1. Pemberi Kerja Jasa Konstruksi wajib melaporkan Kecelakaan Kerja atau Penyakit
Akibat Kerja yang menimpa Pekerja kepada BPJS Ketenagakerjaan dan instansi yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan setempat.
2. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan laporan tahap 1 yang harus
disampaikan dalam jangka waktu paling lama 2 x 24 jam sejak terjadi Kecelakaan
Kerja atau sejak didiagnosis Penyakit Akibat Kerja dengan menggunakan formulir
Kecelakaan Kerja tahap 1 yang telah ditetapkan.
3. Pemberi Kerja Jasa Konstruksi wajib melaporkan akibat Kecelakaan Kerja atau
Penyakit Akibat Kerja kepada BPJS Ketenagakerjaan dan instansi yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan setempat.
4. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan laporan tahap II yang harus
disampaikan dalam jangka waktu 2 x 24 jam sejak Pekerja dinyatakan sembuh, Cacat,
atau meninggal dunia berdasarkan surat keterangan dokter yang menerangkan bahwa:
a. Keadaan sementara tidak mampu bekerja telah berakhir;
b. Cacat Total Tetap untuk selamanya;
c. Cacat Sebagian Anatomis;
d. Cacat Sebagian Fungsi; atau
e. Meninggal dunia.
PASAL 18
1. Dalam hal Pekerja yang mengalami Kecelakaan Kerja meninggal dunia, maka hak
atas manfaat JKK diberikan kepada ahli warisnya.
KODE-KODE / PANDUAN PADA HAZARD
Rambu – rambu K3 pada umumnya terdiri dari beberapa simbol atau kode yang menyatakan
kondisi yang perlu mendapat atensi bagi siapa saja yang ada dilokasi tersebut. Guna
mempertegas suatu tanda atau rambu, dalam pelaksanaannya dibedakan dalam bentuk warna
– warna dasar yang sangat menyolok dan mudah dikenali . Warna yang dipasang pada setiap
rambu berupa warna :
Warna – warna tersebut diatas merupakan warna dasar sebagai latarbelakang (background),
sedangkan gambar atau logo/simbol diatas warna dasar tersebut merupakan warna kontras.
Menurut standar yang berlaku secara internasional berupa warna putih atau hitam.
Adapun bentuk – bentuk kombinasi warna dasar dan tulisan dasar rambu K3 yang perlu
dipahami adalah seperti dalam table
Penggunaan bentuk rambu yang memuat tanda – tanda atau symbol ada 3 (tiga) bentuk dasar
yaitu :
1. Rambu Larangan
Rambu ini adalah rambu yang meberikan larangan yang wajib ditaati kepada siapa saja
yang ada di lingkungan itu harus mematuhinya, tanpa ada pengecualiain. Adapun
larangan yang harus ditaati adalah sesuai dengan rambu gambar atau informasi yang
terpasang(Unfallverhutung – sicherheitzeichen). Ciri-ciri rambu larangan yang sering
ditemui yaitu bentuk bulat, latar belakang berwarna putih, dan logo berwarna hitam,
dengan lingkaran terpotong berwarna merah sebagai berikut :
Gbr 3. Rambu larangan
2. Rambu Peringatan
Rambu ini adalah rambu yang meberikan peringatan yang perlu diperhatikan kepada
siapa saja yang ada di lingkungan itu karena dapat mengakibatkan kejadian yang tidak
diinginkan. . Adapun Peringatan yang perlu diikuti adalah sesuai dengan rambu gambar
atau informasi yang terpasang. Ciri-ciri rambu peringatan yang sering ditemui yaitu
bentuk segitiga, latar belakang berwarna kuning, dan logo/gambar berwarna hitam,
dengan bingkai berwarna hitam.
Gbr 4.Rambu Peringatan
4. Rambu Pertolongan
Rambu ini adalah rambu yang meberikan bantuan/pertolongan serta arah yang ada di
lingkungan itu karena arah/per/longan tersebut merupak petunjuk arah yang harus diikuti
siapa saja terutama bila terjadi kondisi darurat.
Adapun rambu pertolongan atau petunjuk arah tersebut dipasang pada tempat yang
strategis dan mudah terlihat. dengan jelas. Ciri-ciri rambu pertolongan atau petunjuk arah
tersebut berbentuk segi empat dengan warna dasar hijau dan logo/gambar warna putih
Gbr 6.Rambu Keselamatan
Pemasangan rambu harus mengikuti etika standar rambu – rambu keselamatan dan kesehatan
kerja yang berlaku, dan dapat dipahami secara internasional, tidaklah asal pasang kerena jika
kita salah pasang, bisa saja yang tadinya kita ingin pekerja selamat malah membuat mereka
berada dalam suatu resiko atau bahaya. Untuk memilih rambu yang tepat, kita perlu melihat
kegiatan yang sedang di lakukan dengan memperhitungkan : Mengidentifikasi bahaya,
Menentukan kontrol apa yang dibutuhkan, dan Menentukan jenis rambu dan indicator apa
yang perlu digunakan Berapa hal yang perlu diperhatikan dalam mempergunakan tanda
rambu K3, di tempat kerja maupun disekeliling area kerja (laboratorium). Jenis rambu perlu
dipasang dguna mendukung terselenggaranya praktikum dengan baik dan aman dapat
berupa :Rambu dengan Simbol standar, Rambu dengan Simbol dan Tulisan, Rambu berupa
pesan dalam bentuk Tulisan, Rambu tulisan seharusnya digunakan apabila tida