Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Komunikasi dalam Perubahan Perilaku

Disusun untuk memenuhi tugas Komunikasi Kesehatan

Dosen Pengampuh :

M. Ridwan SKM., MPH

Disusun oleh :

Nama: Siska Meriza

Nim: N1A117200

Program Study Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Jambi

2018
Kata Pengantar

Alhamdulillahirobbil’alamin.Puji syukur kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan


rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
’’Komunikasi dalam Perubahan Perilaku ’’ sesuai dengan jangka waktu yang telah
ditentukan. Tanpa pertolonganNya mungkin penulis tidak akan sanggup dalam
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga
terlimpahcurahkan kepada baginda tercinta yakni Nabi Muhammad SAW.

Dalam menyusun Makalah ini, penulis telah mengkaji dari beberapa referensi,
referensi yang telah ditulis secara detail, sehingga dalam menyusun Makalah ini,
penulis dapat menambahkan beberapa materi dari referensi tersebut, untuk
melengkapi dalam menyelesaikan makalah ini, namun dalam penulisan makalah ini
mungkin ada kekurangan-kekurangan baik dalam penulisan maupun materi,
mengingat akan kemamapuan yang dimiliki penulis, penulis berharap kritik dan
saran dari semua pihak, demi menyempurnakan makalah ini.

Semoga materi di dalam makalah ini dapat menjadi sumber pengetahuan bagi
pembaca dan dapat bermanfaat sebagai landasan referensi menambah khazanah
ilmu pengetahuan dan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Jambi,21februari 2018

Penulis
Bab 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Perilaku merupakan Hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan
respon Skinner, cit. Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3
domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Kognitif diukur dari
pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan tindakan (ketrampilan).
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman, selain guru, orangtua, teman, buku,
media massa (WHO 1992). Menurut Notoatmojo (1993), pengetahuan
merupakan hasil dari tabu akibat proses penginderaan terhadap suatu objek.
Penginderaan tersebut terjadi sebagian besar dari penglihatan dan
pendengaran. Pengetahuan yang cakap dalam koginitif mempunyai enam
tingkatan, yaitu : mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan,
menyimpulkan dan evaluasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang Menjadi Tinjauan mengenai unsur-unsur dan Proses
Komunikasi?
2. Bagaimana Bentuk Tinjauan dari Jenis Pesan?
3. Bagaimana Bentuk Tinjauan dari Karakteristik Komunikasi Efektif?
4. Apa yang Menjadi Tinjauan dari Faktor Penyebab Perubahan Perilaku?
5. Bagaimana Bentuk Tinjauan mengenai Pendekatan Perubahan Perilaku?
6. Bagaimana Teori Aplikasi Praktik atau Tindakan?
7. Bagaimana Teori Aplikasi Perubahan Perilaku?
C. Tujuan
1. Mengetahui Tinjauan unsur-unsur dan Proses Komunikasi
2. Mengetahui Bentuk Tinjauan Jenis Pesan
3. Mengetahui Bentuk Tinjauan Karakteristik Komunikasi Efektif
4. Mengetahui Tinjauan Faktor Penyebab Perubahan Perilaku
5. Mengetahui Tinjauan Pendekatan Perubahan Perilaku
6. Mengetahui Teori Aplikasi Praktik atau Tindakan
7. Mengetahui Teori Aplikasi Perubahan Perilaku
D. Manfaat
1. Sebagai Referensi Tambahan dalam Pembelajaran
2. Sebagai Media Cetak dalam Pembelajaran

Bab 2

Tinjauan Pustaka

A. Unsur – unsur dan Proses Komunikasi

Menurut Didik et al.( 2004) proses komunikasi meliputi beberapa unsur, yaitu :

1. Komunikator ( sumber / pengirim )

Adalah sumber / asal informasi yang dikomunikasikan atau orang yang mengambil
prakarsa dalam berkomunikasi.

2. Pesan ( buah pikiran / idea / message)

Adalah pengertian dari komunikator yang disampaikan dalam bentuk lambang –


lambang, misalnya berupa gerakan, sinar, suara, tulisan, gambar dan lain – lain.

3. Sarana (perantara / media)

Adalah sarana tempat berlalunya lambang – lambang tersebut. Saluran tersebut


berupa indera ; indera pendengaran untuk pesan yang berupa suara, indera
penglihatan untuk pesan yang berupa cahaya, indera penciuman untuk pesan yang
berupa bau – bauan,indera peraba untuk pesan yang berupa getaran / rabaan.

Selain saluran berupa alat indera, terdapat pula saluran fisik yang lain, yaitu :

 Buku, surat, disket dan bentuk rekaman lainnya yang bertujuan untuk
menggandakan pesan.

 Televisi, telepon, radio yang bertujuan untuk mendekatkan jarak


komunikatordengan komunikan.

 Loud speaker untuk memperkuat intensitas pesan.


4. Komunikan (penerima pesan)

Disebut juga reseptor, yaitu orang yang menerima berita atau lambang – lambang
pesan.

Adapun urutan - urutan proses terjadinya komunikasi adalah sebagai berikut :

a) Pada Komunikator :

Merumuskan pesan,Mengubah pesan menjadi lambang, Mengirimkan lambang,


melalui media.

b) Pada komunikan :

Menerima lambang, Lambang diterjemahkan kembali menjadi isi pesan ( Decoding),


Pesan dipahami dan dilaksanakan ( Feedback )

Dalam hal ini komunikator, yang melakukan encoding disebut juga


encoder,sedangkan komunikan yang melaksanakan decoding disebut decoder.
Komunikasi disebut sukses apabila keseluruhan proses diatas berlangsung dengan
baik, makna pesan dapat dipahami dengan benar oleh komunikan, dan feedback
yang diberikan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh komunikator.

B. Jenis Pesan

Menurut Heryana,(2014) Pesan yang disampaikan dalam upaya mengubah perilaku


sehat terbagi menjadi dua, yaitu: pesan yang bersifat positif dan bersifat negatif.
Pesan yang bersifat positif lebih mengutamakan keuntungan-keuntungan yang
didapat jika menjalankan upaya kesehatan atau disebut juga pesan yang
berorientasi promosi kesehatan. Sedangkan yang bersifat negatif lebih
memunculkan rasa takut atau ancaman, atau disebut juga pesan yang berorientasi
pencegahan.

Misalnya pada anjuran untuk melakukan vaksinasi flu. Pesan yang positif lebih
menonjolkan keuntungan-keuntungan yang didapat jika melakukan vaksinasi.
Sedangkan pesan yang bersifat negatif lebih menonjolkan pada ketidaknyamanan
jika menderita influenza.
Pesan yang bersifat positif akan efektif digunakan pada :

- Perubahan perilaku dengan kepastian dampak yang dihasilkan tinggi misalnya


pada upaya pencegahan kanker kulit, berhenti merokok, dan anjuran berolahraga.

- Orang-orang yang lebih berorientasi pada upaya promosi atau meningkatkan


kesehatan. Contoh: pesan “Kalsium akan menjaga kesehatan tulang Anda”

- Orang-orang yang memulai perubahan perilaku

Sedangkan pesan yang bersifat negatif sebaiknya digunakan pada:

- Upaya mengubah perilaku sehat yang memiliki ketidakpastian hasil dan hanya
membutuhkan sekali intervensi, misalnya pada vaksinasi;

- Orang-orang yang memiliki orientasi pencegahan penyaki. Contohnya dengan


pesan: “Asupan kalsium yang rendah akan meningkatkan kekeroposan tulang”

- Orang-orang yang memelihara perubahan perilaku selamanya.

C. Karakteristik Komunikasi Efektif

Menurut Taylor,(2015) ada beberapa karakteristik komunikasi efektif untuk


mengubah perilaku sehat, adalah sebagai berikut :

 Komunikasi sebaiknya penuh warna dan hidup/animasi, jangan hanya berupa


data statistik dan jargon-jargon. Bila memungkinkan ditambahkan kisah nyata;
 Penyampai pesan sebaiknya seseorang yang ahli di bidangnya, prestisius,
dapat dipercaya, disukai, dan setara dengan audiens
 Argumen yang kuat (tentang perilaku sehat) sebaiknya disajikan di awal atau
di akhir presentasi
 Pesan yang disampaikan sebaiknya singkat, jelas, dan langsung
 Pesan yang disampaikan sebaiknya terdapat konklusi/simpulan secara jelas
 Pesan yang ekstrim akan menimbulkan perubahan sikap yang sangat nyata,
namun disampaikan secara ringkas saja. Hindari pesan yang sangat
berlebihan. Misalnya: anjuran untuk berolahraga 30-60 menit sehari lebih
efektif dibanding menganjurkan olahraga 3 jam per hari;
 Jika audiens terlihat mau menerima perubahan perilaku sehat, maka
komunikasi sebaiknya difokuskan pada hal-hal yang menyenangkan. Jika
audiens terlihat menolak perubahan perilaku sehat, maka komunikasi
ditekankan pada diskusi terhadap issue penolakan;
 Intervensi yang disarankan sebaiknya memperhatikan norma-norma yang
berlaku di masyarakat. Misalnya: intervensi penggunaan kondom untuk
mencegah HIV sebaiknya jangan disampaikan pada anak remaja

D. Faktor Penyebab Perubahan Perilaku

Menurut Mubarak,(2014) Beberapa faktor turut menyebabkan terjadinya perubahan


sikap dan perilaku sehat pada seseorang. Faktor-faktor tersebut adalah:

1.Pendidikan

Seseorang akan mengubah kebiasaan sehatnya jika mereka memiliki informasi yang
baik tentang kebiasaan sehat tersebut. Untuk itu dibutuhkan penyampaian informasi
yang bisa diterima oleh seseorang untuk mengubah perilakunya.

2. Faktor rasa takut

Bila seseorang takut kebiasaan tidak sehat akan mengganggu kesehatannya, maka
orang tersebut akan mengubah perilakunya untuk mengurangi rasa takut. Namun
demkian, pesan-pesan kesehatan yang mengandung banyak unsur menakutkan,
cenderung akan mengurangi perubahan perilaku sehat seseorang. Dengan demikian
rasa takut itu sendiri tidak cukup untuk mengubah perilaku sehat seseorang, karena
umumnya tujuan utama orang mengubah perilaku sehat adalah mengurangi rasa
takut bukan penyakitnya.
E. Pendekatan Perubahan Perilaku

Menurut Heryana,(2014) Terdapat berbagai macam pendekatan yang dapat


dilakukan dalam rangka perubahan perilaku sehat pada seseorang. Pendekatan
tersebut antara lain:

1.Pendekatan Sikap

mengubah perilaku sehat dengan melakukan perubahan sikap pada seseorang.


Pendekatan ini terdiri dari: Health Belief Model (HBM), Theory of Planned
Behavior, dan Self-Determination Theory;

2.Pendekatan Kognitif

Mengubah perilaku sehat dengan melakukan modifikasi pada cara berfikir


seseorang. Salah satunya yang sering diterapkan adalah Cognitive-Behavior
Therapy (CBT);

3.Pendekatan Transformatif

Mengubah perilaku sehat yang dilakukan melalui berbagai tahap transformatif.


Pendejakan ini antara lain adalah Transtheoretical Model of Behavior Change;

4.Pendekatan rekayasa sosial

Mengubah perilaku sehat dengan memodifikasi lingkungan sosial seseorang.


Bab 3

Pembahasan ( Teori Aplikasi )

A. Praktik atau Tindakan

Tindakan merupakan bentuk aktif perilaku (overt behavior) yang dinilai berdasarkan
observasi, baik secara langsung maupun tidak langsung (misalnya dari rekam
medik).

1. Tindakan mempunyai 4 tingkatan, yakni

a. Persepsi (Perception) : Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan


dengan tindakan yang akandiambil merupakan praktik tingkat pertama, misalnya
seorang ibu dapat membuat makanan yang bergizi bagi anak balitanya.

b. Respon Terpimpin (Guided Respons) : Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan


urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah indikator praktik tingkat dua,
misalnya seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar, mulai dari cara mencuci,
memotong, memasak,menutup panci dan sebagainya.

c. Mekanisme (Mecanism) : Apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan


benar secara otomatis, atau mengerjakan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan,
misalnya seorang ibu yang sudah biasa mengimunisasikan bayi pada umur tertentu,
tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain.

d. Adaptasi (Adoption) : Adaptasi adalah praktik atau tindakan yang sudah


berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa
mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Misalnya ibu dapat memilih dan memasak
makanan yang bergizi tinggi berdasarkan bahan-bahan yang murah dan sederhana.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan

Perilaku (tindakan) seseorang dapat dipengaruhi oleh hal berikut.

 Predisposing factors mencakup pengetahuan, sikap, dan nilai seseorang.


 Enabling factors yang mencakup ketersediaan dan keterjangkauan sarana
dan sumber daya.
 Reinforcing factors yang mencakup sikap dan tindakan petugas kesehatan
dan aturan lingkungan sosialnya.

B. Perubahan Perilaku

Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku
tanpa dasar pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa
sebelum orang mengadopsi perilaku baru. Dalam diri orang tersebut, terjadi proses
yang berurutan sebagai berikut.

 Awareness (kesadaran) seseorang terhadap adanya stimulus (objek)


tertentu.
 Interest (merasa tertarik), yaitu munculnya sikap subjek terhadap objek
tertentu.
 Evaluation (menimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya.
 Trial, yaitu seseorang mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh stimulus.
 Adoption, yaitu seseorang telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan dan sikapnya terhadap stimulus.

Mekanisme tingkah laku tiruan sebagai berikut.

1. Tingkah laku sama (same behavior) <>Contoh: dua orang yang berbelanja di toko
yang sama dan dengan barang yang sama.

2. Tingkah laku tergantung (macthed dependent behavior) <>Contoh : kakak-beradik


yang menunggu ibunya pulang dari pasar. Biasanya ibu mereka membawa cokelat
(ganjaran). Adiknya yang semula hanya meniru tingkah laku kakaknya, di lain waktu
meski kakaknya tak ada, ia akan lari menjemput ibunya yang baru pulang dari pasar.

3. Tingkah laku salinan (copying behavior) <>Perbedaannya dengan tingkah laku


bergantung adalah si peniru hanya bertingkah laku terhadap isyarat yang diberikan
oleh orang lain. Sementara itu, pada tingkah laku salinan, si peniru memperhatikan
juga tingkah laku model di masa lalu dan masa yang akan datang. Tingkah laku
model dalam kurun waktu relatif panjang ini akan dijadikan patokan si peniru untuk
memperbaiki tingkah lakunya sendiri, sehingga lebih mendekati tingkah laku model.
Bab 4

Simpulan dan Saran

A. Kesimpulan
Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau
seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987). Dalam
berubah terdapat beberapa teori perubahan yaitu Teori Redin, Teori Lewin,
Teori Lippitt, Teori Rogers, Teori Havelock dan Teori Spradley.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak
di dalam individu sendiri yang disebut faktor intern yaitu keturunan dan motif.
Sedangkan sebagian terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu
faktor lingkungan.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak
di dalam individu sendiri yang disebut faktor intern yaitu keturunan dan motif.
Sedangkan sebagian terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu
faktor lingkungan.Sedangkan aspek perilaku berupa aspek fisik, aspek psikis,
dan aspek sosial.
B. Saran
Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat dan saling
berkesinambungan, individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang
sehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat akan mencerminkan
individu dengan kualitas hidup baik.
Manfaat dari hidup sehat yang paling penting adalah meningkatkan
produktivitas kita dengan segala kemampuan dan potensi diri kita. Untuk itu
konsep hidup sehat seperti tingkatkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat) harus dipupuk dari tiap individu untuk dapat meningkatkan kualitas
hidup yang sehat.
Daftar Rujukan

Mubarak. 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Konsep, dan Aplikasi dalam


Kebidanan. Jakarta:Salemba Medika.

Sarudji,D.et al.(2004).Ilmu Kesehatan Masyarakat Jilid 1.Jakarta.Departemen RI


Badan Pengembagan dan Pemberdayaan.

Heryana.A. 2014. Perubahan Perilaku Sehat dan Teori Perubahan Perilaku Sehat.
Jakarta: Universitas Esa Unggul.

Supardi.S dan surahman. 2016. Ilmu Kesehatan Masyarakat PKM. Jakarta selatan:
Pusdik SDM Kesehatan.

Notoatmodjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai