Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH INTENSITAS DAN POLA BELAJAR TERHADAP PRESTASI

MATA PELAJARAN KOMPETENSI DASAR OTOMOTIF

Arif Yuliyanto, Bambang Dwi Wahyudi, Yuyun Estriyanto


PTK FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Ahmad Yani 200 Pabelan Surakarta
e-mail: Arifyuliyanto@in.com

Abstract: Effect of Learning Intensity and Learning Patterns toward Learning Achievemenat on Basic
Competence Automotive. The research objective was to determine: (1) Effect of the learning intensity
toward learning achievement, (2) Effect of learning patterns toward learning achievement, (3) Effect of
the learning intensity and learning patterns toward learning achievement.

Abstrak: PENGARUH INTENSITAS BELAJAR DAN POLA BELAJAR TERHADAP PRESTASI


BELAJAR MATA PELAJARAN KOMPETENSI DASAR OTOMOTIF. Tujuan penelitian ini adalah
(1) Pengaruh intensitas belajar terhadap prestasi belajar, (2) Pengaruh pola belajar terhadap prestasi
belajar, (3) Pengaruh intensitas belajar dan pola belajar terhadap prestasi belajar. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Teknik Otomotif di SMK
Bhinneka Karya Surakarta tahun ajaran 2011-2012. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 siswa.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Cluster random sampling. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
adalah uji analisis regresi linear ganda, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yang terdiri dari
uji normalitas, uji linearitas dan uji independensi. Simpulan bahwa intensitas belajar dan pola belajar
secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran kompetensi
dasar otomotif.

Kata kunci: intensitas belajar, pola belajar dan prestasi belajar

PENDAHULUAN merasa berat ketika akan menghadapi


Pola belajar siswa dalam kegiatan ujian. Penulis ingin mela-kukan
belajar mempunyai pola belajar yang penelitian permasalahan menge-nai
baik dan pola belajar kurang baik. Da- intensitas belajar dan pola belajar serta
lam kenyataan di sekolah dapat kita li- pengaruhnya terhadap prestasi be-lajar
hat terdapat siswa yang malas belajar pada siswa.
karena tidak memiliki pola belajar yang Menurut Sardiman AM (2001:46)
baik. Siswa tidak banyak yang meman- “Prestasi adalah kemampuan nyata yang
faatkan waktunya untuk melaksanakan merupakan hasil interaksi antara berba-
kegiatan belajar, bagi siswa yang tidak gai faktor yang mempengaruhi baik dari
bergairah dalam belajar maka dapat di- dalam maupun dari luar individu dalam
terapkan pola belajar yang dapat mem- belajar”. Sedangkan Whittaker dalam
buat siswa aktif. buku Syaiful (2002:12) “Belajar dapat
Pe-ngefektifan pola pembelajaran didefinisikan sebagai suatu proses dima-
siswa de-ngan menerapkan jam na tingkah laku ditimbulkan atau diubah
tambahan bagi semua siswa di sekolah melalui latihan atau pengalaman”. Pres-
untuk menam-bah porsi belajar dalam tasi belajar adalah penilaian hasil usaha
menghadapi uji-an. Banyak sekali kegiatannya yang dinyatakan dalam
diantara siswa yang belajar pada saat bentuk simbol, angka, huruf maupun
mendekati ujian saja. Hal ini tentu akan kalimat yang dapat mencerminkan hasil
membuat siswa kaget ketika harus yang sudah dicapai oleh setiap anak di-
belajar dalam porsi yang sangat banyak, dik dalam periode tertentu (Sutratinah,
maka sebaiknya seorang siswa mulai 2001:43). Jadi dapat disimpulkan bahwa
membenahi pola belajarnya agar tidak prestasi belajar merupakan hasil yang

1
2

dicapai siswa setelah melakukan usaha normalitas, uji linearitas dan uji inde-
yang dapat berupa bertambahnya penge- pendensi.
tahuan,sikap,keterampilan dan pengala-
man dalam periode tertentu, yang ber- HASIL
sifat relatif konstan dan berbekas. Data intensitas belajar diperoleh
Intensitas belajar adalah seberapa dengan cara teknik angket yang terdiri
sering usaha siswa yang dapat mengha- dari 22 pertanyaan, yang diberikan ke-
silkan perubahan-perubahan dalam pe- pada 60 orang siswa
ngetahuan,pemahaman,keterampilan ni- Tabel 4.1.Hasil pengelompokan data
lai dan sikap. Oemar (2001:58) mende- intensitas belajar
finisiskan bahwa: Pola belajar adalah Interval Frekuensi Frekuensi Relatif
langkah-langkah pokok yang harus di- 47 – 51 2 3,3%
52 – 56 8 13,3%
tempuh dalam belajar berupa pengorga-
57 – 61 15 25,0%
nisasian program kegiatan ataupun pro- 62 – 66 17 28,3%
gram belajar yang hendak dilaksanakan 67 – 71 11 18,3%
yang disusun secara sistematis. 72 – 76 4 6,7%
Intensitas belajar dan pola belajar 77 – 81 3 5,0%
secara bersama-sama akan mempenga- Jumlah 60 100,0%
ruhi prestasi belajar siswa. Belajar te- Adapun histogram dan poligon
rus-menerus namun dengan asal-asalan data intensitas belajar dapat dilihat pada
belum menjamin mendapatkan prestasi gambar 4.1.
yang maksimal. Begitu pula belajar de-
18 17
ngan pola yang baik namun tidak dila- 16 15
14
kukan secara berulang-ulang belum da- 12 11
frekuensi

10 8
pat menjamin prestasi yang maksimal. 8
6 4
Dengan mempelajari suatu pelajaran se- 4
2
2
3

cara berulang-ulang dan dengan pola 0


47 - 51 52 - 56 57 - 61 62 - 66 67 - 71 72 - 76 77 - 81

belajar yang baik maka akan meng- Interval

hasilkan prestasi belajar yang maksimal. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai


tertinggi sebesar 79, nilai terendah sebe-
METODE sar 47, rata-rata sebesar 63,13 dan stan-
Penelitian ini dilaksanakan di dar deviasi sebesar 6,878.
Sekolah Menengah Kejuruan Bhinneka Data pola belajar diperoleh de-
Karya Surakarta yang beralamat di Jl. ngan teknik angket yang terdiri dari 20
Dr. Ledjend.Suprapto 32 Surakarta. pertanyaan yang diberikan kepada 60 o-
Penelitian dilaksanankan p a d a bulan rang siswa
November sampai dengan bulan Ok- Tabel 4.2.Hasil pengelompokan data
tober 2012. Populasi adalah siswa ke- pola belajar
las X Teknik Otomotif SMK Bhinneka Interval Frekuensi Frekuensi Relatif
Karya Surakarta tahun ajaran 2011/ 38 – 42 2 3,3%
2012. Sampel penelitian 60 siswa. Tek- 43 – 47 9 15,0%
48 – 52 14 23,3%
nik pengambilan sampel yang diguna- 53 – 57 16 26,7%
kan adalah Cluster random sampling. 58 – 62 12 20,0%
Metode pengumpulan data yang diguna- 63 – 67 5 8,3%
kan adalah metode angket dan metode 68 – 72 2 3,3%
dokumentasi. Teknik analisis data yang Jumlah 60 100,0%
digunakan adalah uji analisis regresi li- Adapun histogram dan poligon data
near ganda, yang sebelumnya dilakukan pola belajar dapat dilihat pada gambar
uji prasyarat analisis yang terdiri dari uji 4.2.
3

18 16
Intensitas 60 0,0605 0,1144 Normal
16
14
14
12
Pola 60 0,0803 0,1144 Normal
12
Prestasi 60 0,0935 0,1144 Normal
frekuensi

10 9
8
6 5 Harga Lh masing-masing variabel lebih
4
2
2 2
kecil dari Lt, sehingga dapat disimpul-
0
38 - 42 43 - 47 48 - 52 53 - 57 58 - 62 63 - 67 68 - 72 kan bahwa data dari masing-masing va-
Interval riabel memiliki distribusi yang tidak
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai menyimpang dari distribusi normal.
tertinggi sebesar 71, nilai terendah sebe- Tujuan uji linearitas adalah untuk
sar 38, rata-rata sebesar 54,05 dan stan- mengetahui bagaimana bentuk hubu-
dar deviasi sebesar 6,773. ngan antara satu variabel bebas dengan
Data prestasi belajar diperoleh de- satu variabel terikat atau untuk meya-
ngan metode dokumentasi, yaitu me- kinkan bahwa persamaan regresi antara
ngambil rata-rata nilai ulangan harian masing-masing variabel Xi dengan Y
dari 60 orang siswa. merupakan persamaan regresi linear.
Tabel 4.3.Hasil pengelompokan data Tabel 4.5.Hasil Uji Linearitas
prestasi belajar Variabel Harga F Kesimpu
Interval Frekuensi Frekuensi Relatif
yang diukur Fh Ft lan
78,7 - 79,6 5 8,3%
X1Y 1,454 1,843 Linear
79,7 - 80,6 6 10,0%
X2Y 0,633 1,844 Linear
80,7 - 81,6 12 20,0%
81,7 - 82,6 15 25,0% Dari Tabel 4.5 diketahui bahwa hasil uji
82,7 - 83,6 11 18,3% linearitas diperoleh harga Fhitung masing-
83,7 - 84,6 6 10,0% masing variabel yang diukur lebih kecil
84,7 - 85,6 5 8,3% dari Ftabel, sehingga dapat disimpulkan
Jumlah 60 100,0% bahwa hubungan antara masing-masing
Adapun histogram dan poligon variabel bebas dengan variabel terikat
data prestasi belajar dapat dilihat pada berbentuk linear.
gambar 4.3 Maksud uji independensi adalah
16 15
14
12
antara variabel-variabel bebas saling in-
12
10
11
dependen dalam arti bahwa antar ma-
Frekuensi

8
5
6 6
5
sing-masing variabel bebas tidak saling
6
4 berkorelasi. Analisis data yang dipero-
2
0
leh koefisien korelasi antar variabel be-
78.7 - 79.6 79.7 - 80.6 80.7 - 81.6 81.7 - 82.6 82.7 - 83.6 83.7 - 84.6 84.7 - 85.6

Interval
bas sebesar 0,203, sedangkan nilai rtabel
Hasil perhitungan diperoleh nilai ter- untuk N = 76 dan tingkat kepercayaan
tinggi sebesar 85, nilai terendah sebesar 95% adalah 0,254, sehingga rhitung< rtabel,
78,7, rata-rata sebesar 81,84 dan standar yaitu 0,203< 0,254. Dengan demikian
deviasi sebesar 1,633. dapat dikatakan bahwa tidak terdapat
Uji normalitas dilakukan untuk korelasi antara intensitas belajar dengan
mengetahui apakah data mempunyai pola belajar.
distribusi yang normal atau tidak. Uji Sebelum melakukan pengujian hi-
normalitas dilakukan menggunakan tek- potesis penelitian terlebih dahulu dila-
nik uji Lilliefors. Kriteria dari uji nor- kukan analisis regresi linear ganda.
malitas bahwa data berdistribusi normal Tabel 4.6. Hasil Analisis Regresi
jika nilai Lh<Lt.Berdasarkan analisis da- Linear Ganda
Variabel Koefisien Regresi
ta dapat dibuat ringkasan hasil uji nor- Konstanta 69,4438
malitas sebagai berikut: Intensitas belajar 0,1105
Tabel 4.4.Hasil Uji Normalitas Pola belajar 0,1003
Harga L0 Kesim Berdasarkan tabel di atas diperoleh per-
Variabel N
Lhitung L0,05,60 pulan samaan regresi linear ganda sebagai be-
4

rikut : Y=69,4438+0,1105X1+0,1003X2 fikan atau tidak, selanjutnya koefisien


Adapun interpretasi dari persamaan regresi linear ganda ini diuji keberarti-
regresi linear ganda tersebut adalah:(1) annya menggunakan uji t.
a = 69,4438, berarti bahwa tanpa adanya Berdasarkan uji t diperoleh thitung
intensitas belajar dan pola belajar, maka sebesar 4,219, sedangkan ttabel untuk α/2
besarnyaprestasi belajar adalah 69,4438. =0,025 dan derajat kebebasan 73 diper-
(2) b1 = 0,1105, berarti bahwa setiap ke- oleh 2,002. Dengan demikian th>tt, yaitu
naikan nilai intensitas belajar sebesar 10 4,219>2,002, berarti pola belajar berpe-
satuan, maka prestasi belajar akan ber- ngaruh positif dan signifikan terhadap
tambah sebesar 1,105 satuan. Dengan a- prestasi belajar mata pelajaran kompe-
sumsi tidak ada penambahan nilai pola tensi dasar otomotif.
belajar. (3) b2=0,1003, berarti bahwa se- Hipotesis ketiga yang diajukan a-
tiap kenaikannilai pola belajar sebesar dalah ada pengaruhpositf intensitas be-
10satuan, maka prestasi belajar akan lajar dan pola belajar terhadap prestasi
bertambah sebesar 1,003 satuan. De- belajar mata pelajaran kompetensi dasar
ngan asumsi tidak ada penambahan nilai otomotif. Analisis regresi linear ganda
intensitas belajar. dapat diketahui bahwa koefisien regresi
Hipotesis pertama yang diajukan masing-masing variabel bebas bernilai
adalah ada pengaruh positf intensitas positif, sehingga dapat dikatakan bahwa
belajar terhadap prestasi belajarmata pe- variabel intensitas belajar dan pola bela-
lajaran kompetensi dasar otomotif. Dari jar bersama-sama berpengaruh positif
analisis regresi linear ganda diketahui terhadap prestasi belajar. Untuk menge-
bahwa koefisien regresi dari variabel in- tahui pengaruh tersebut signifikan atau
tensitas belajar (b1) adalah sebesar 0,11 tidak, selanjutnya dilakukan uji keberar-
05 atau positif, sehingga dapat dikata- tian regresi linear ganda (uji F).
kan bahwa intensitas belajar berpenga- Berdasarkan uji F diperoleh Fhitung
ruh positif terhadap prestasi belajar. Un- sebesar 25,104, sedangkan Ftabel pada
tuk mengetahui pengaruh tersebut signi- tingkat kepercayaan 95% (α =0,05), un-
fikan atau tidak, selanjutnya nilai koefi- tuk dk pembilang 2 dan dk penyebut 57
sien regresi linear ganda dari b1 ini diuji diperoleh 3,159. Dengan demikian th>tt,
signifikansinya mengunakan uji t. yaitu 25,104>3,159, berarti intensitas
Berdasarkan uji t diperoleh thitung belajar dan pola belajar secara simultan
sebesar 4,721, sedangkan ttabel untuk α/2 berpengaruh positif dan signifikan ter-
=0,025 dan derajat kebebasan 57 diper- hadap prestasi belajar mata pelajaran
oleh 2,002. Dengan demikian th>tt, yaitu kompetensi dasar otomotif.
4,721>2,002, berarti intensitas belajar Berdasarkan analisis data dipero-
berpengaruh positif dan signifikan ter- leh nilai koefisien determinasi (R2) se-
hadap prestasi belajar mata pelajaran besar 0,468. Arti dari koefisien ini ada-
kompetensi dasar otomotif. lah bahwa pengaruh yang diberikan o-
Hipotesis penelitian kedua yang leh kombinasi variabel intensitas belajar
diajukan adalah ada pengaruhpositf pola dan pola belajar terhadap prestasi bela-
belajar terhadap prestasi belajar mata jar adalah sebesar 46,8%, sedangkan si-
pelajaran kompetensi dasar otomotif. A- sanya 53,2%dipengaruhi oleh variabel
nalisis regresi linear ganda diketahui lain.
koefisien regresi linear ganda dari vari- Hasil perhitungan diketahui bah-
abel pola belajar (b2) adalah sebesar 0,1 wa variabel intensitas belajar membe-
003 atau bernilai positif, sehingga dapat rikan sumbangan relatif sebesar 54,7%
dikatakan bahwa pola belajar berpenga- dan sumbangan efektif 25,6%. Variabel
ruh positif terhadap prestasi belajar. Un- pola belajarmemberikan sumbangan re-
tuk mengetahui pengaruh tersebut signi- latif sebesar 45,3%dan sumbangan efek-
5

tif 21,2%. Dengan membandingkan ni- tinggi pola belajar akan semakin tinggi
lai sumbangan relatif dan efektif nam- prestasi belajar siswa, demikian pula se-
pak bahwa variabel pola belajar memili- baliknya semakin rendah pola belajar a-
ki pengaruh yang lebih tinggi terhadap kan semakin rendah prestasi belajar sis-
prestasi belajar dibandingkan variabel wa. Pola belajar memberikan sumba-
intensitas belajar. ngan efektif yang cukup besar (21,2%)
terhadap prestasi belajar, hal membuk-
PEMBAHASAN tikan bahwa pola belajar merupakan
Dari hasil analisis regresi dipero- faktor penting guna peningkatan pres-
leh persamaan Y= 69,4438+0,1105X1+ tasi belajar. (3) Pengaruh intensitas be-
0,1003X2. Berdasarkan persamaan ter- lajar dan pola belajar terhadap prestasi
sebut terlihat bahwa koefisien regresi belajar. Pengujian hipotesis ketiga de-
dari masing-masing variabel indepen- ngan uji F memperoleh nilai Fh>Ft=
den bernilai positif, artinya variabel in- 25,104>3,159, berarti secara bersama-
tensitas belajar dan pola belajar berpe- sama intensitas belajar dan pola belajar
ngaruh positif terhadap prestasi belajar. berpengaruh positif terhadap prestasi
(1) Pengaruh intensitas belajar terhadap belajar. Berdasarkan kesimpulan terse-
prestasi belajar. Analisis regresi linear but dapat dikatakan bahwa kecenderu-
ganda diketahui bahwa koefisien arah ngan peningkatan kombinasi variabel
regresi dari variabel intensitas belajar intensitas belajar dan pola belajar akan
(b1) adalah sebesar 0,1105 atau positif. diikuti peningkatan prestasi belajar sis-
Uji keberartian koefisien arah regesi li- wa, sebaliknya kecenderungan penuru-
near ganda untuk variabel intensitas be- nan kombinasi variabel intensitas bela-
lajar (b1) diperoleh th>tt,=4,721>2,002, jar dan pola belajar akan diikuti penuru-
sehingga dapat disimpulkan bahwa va- nan prestasi belajar siswa.
riabel intensitas belajar berpengaruh po- Dari perhitungan diketahui bahwa
sitif dan signifikan terhadap prestasi be- variabel intensitas belajar memberikan
lajar. Berdasarkan kesimpulan tersebut sumbangan efektif 25,6%, sedangkan
dapat dikatakan bahwa semakin baik in- variabel pola belajarmemberikan sum-
tensitas belajar belajar siswa akan sema- bangan efektif 21,2%. Denganmemban-
kin tinggi prestasi belajar siswa. Seba- dingkan nilai sumbangan efektif nam-
liknya semakin rendah intensitas belajar pak bahwa variabel intensitas belajar
siswa, maka semakin rendah prestasi memiliki pengaruh yang lebih tinggi
belajar siswa. Intensitas belajar membe- terhadap prestasi belajar dibandingkan
rikan sumbangan efektif yang cukup be- variabelpola belajar. Selanjutnya hasil
sar (25,6%) terhadap prestasi belajar, uji koefisien determinasi (R2) atau total
hal ini membuktikan bahwa intensitas sumbangan efektif memperoleh nilai se-
belajar merupakan faktor penting bagi besar 0,468, yang menunjukkan bahwa
peningkatan prestasi belajar siswa. (2) kombinasi variabel intensitas belajar
Pengaruh pola belajar terhadap prestasi dan pola belajar dapat mempengaruhi
belajar. Analisis regresi linear ganda di- prestasi belajarsebesar 46,8%, sedang-
ketahui bahwa koefisien arah regresi da- kan 53,2% sisanya dipengaruhi oleh va-
ri variabel pola belajar (b2) adalah sebe- riabel lain yang tidak diteliti.
sar 0,1003 atau bernilai positif. Uji t un-
tuk variabel intensitas belajar (b2) dipe- SIMPULAN
roleh th>tt=4,219>2,002, sehingga dapat Berdasarkan pengujian hipotesis
disimpulkan bahwa variabel pola belajar dan pembahasan yang telah dilakukan
berpengaruh positif terhadap prestasi maka dapat disimpulkan sebagai beri-
belajar. Berdasarkan kesimpulan terse- kut: (1) Intensitas belajar berpengaruh
but dapat dikatakan bahwa semakin positif dan signifikan terhadap prestasi
6

belajar mata pelajaran kompetensi dasar (3) Intensitas belajar dan pola belajar
otomotif. Berdasarkan uji t diperoleh secara bersama-sama berpengaruh posi-
thitung> ttabel, yaitu 4,721>2,002. (2) Pola tif dan signifikan terhadap prestasi bela-
belajar berpengaruh positif dan signifikan jar mata pelajaran kompetensi dasar o-
terhadap prestasi belajar mata pelajaran tomotif. Berdasarkan uji F diperoleh
kompetensi dasar otomotif. Berdasarkan uji Fhitung>Ftabel,yaitu25,104>3,159.
t diperoleh thitung> ttabel, yaitu 4,219>2,002.

DAFTAR PUSTAKA

Budiyono. 2004. Metodologi Penelitian Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi


Pendidikan. Surakarta: UNS Press. Pendidikan dengan
Pendekatan Baru. Bandung:
Gie, The Liang.1995. Cara Belajar Remaja Rosdokarya.
yang Efisien. Yogyakarta:
Liberty. Thabrany, H. 1994. Rahasia Kunci
Sukses Belajar. Jakarta: PT
Hamalik, oemar. 2002. Media Raja Grafindo Persada
Pendidikan. Bandung: PT
Citra Aditya Bakti. Tirtinegoro, Sutratinah. 2001. Anak
Super Normal dan Program
Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Pendidikannya. Jakarta: Bina
Satuan Pendidikan. Aksara.
Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Winarno Surachmat. 1986.
Perkembangan Pribadi dan
Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Keselamatan Mental.
Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali. Bandung: Jemmars.

Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar


Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru
Algesindo.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian.


Bandung: Alfabeta.

Sumadi Suryabrata. 1983. Proses


Belajar-mengajar di
Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai