Anda di halaman 1dari 10

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI Volume 5 No 2 Agustus 2018

PERANCANGAN DESAIN KEMASAN PRODUK OLAHAN


COKLAT “COKADOL” DENGAN METODE QUALITY FUNCTION
DEPLOYMENT

Endah Utami
Program Studi Teknik Industri, UniversitasAhmad Dahlan, Yogyakarta,
Jl.Prof.Supomo,SH.Umbulharjo
endah.utami@ie.uad.ac.id

ABSTRAK

Cokadol merupakan salah satu produk olahan coklat UPPKS Karya Lestari Padukuhan Gumawang.
Produk ini berupa produk coklat dengan berisi dodol coklat. Pada saat ini produk tersebut sudah
dipasarkan, meskipun pemasarannya belum meluas namun dari konsumen mendapatkan respon yang
positif. Mengingat produk ini telah mendapatkan ijin P-IRT dan dengan adanya respon yang baik dari
masyarakat maka pihak pengelola usaha berupaya meningkatkan kualitas produk. Adapun kualitas
produk yang dimaksud adalah upaya pengembangan kemasan produk Cokadol. Pihak pengelola
memandang perlu adanya perbaikan di dalam pengemasan produk demi menarik para konsumen
terhadap produk ini. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan merancang desain kemasan produk
Cokadol dengan metode Quality Function Deployment. Langkah-langkah di dalam penelitian ini
mengikuti tahapan pada metode Quality Function Deployment namun hanya sampai pada tahap Part
Deployment. Adapun jumlah sampel menggunakan teori jumlah atribut dikalikan 5 hingga 10 sesuai
pendapat Heirs et al Teknik sampling menggunakan purposive samping. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa berdasarkan suara konsumen atribut desain kemasan yang diinginkan antara lain, jenis bahan
kemasan, harga yang terjangkau, dibuat dengan warna yang menarik, dapat digunakan sebagai
tas oleh oleh, mempunyai bentuk yang unik, terdapat dalam berbagai ukuran, dapat didaur
ulang. Sedangkan respon teknis yang dilakukan antara lain adanya penambahan logo,
pemilihan bahan dengan kualitas baik, menambahkan warna dan motif yang unik dan desain
yang multifungsi dan flexible

Kata kunci: Perancangan, Quality Function Deplymen, House Of Quality,

ABSTRACT

Cokadol is one of the processed chocolate products of UPPKS Karya Lestari Padukuhan Gumawang.
This product is in the form of a chocolate product containing chocolate dodol. At the moment the
product has been marketed, even though the marketing has not yet been widespread but consumers get
a positive response. Considering that this product has obtained a P-IRT permit and with a good
response from the community, the business management is trying to improve the quality of the
product. The quality of the product in question is an effort to develop Cokadol product packaging. The
management sees the need for improvements in product packaging to attract consumers to this
product. This research was conducted with the aim of designing the packaging design of Cokadol
products with the Quality Function Deployment method. The steps in this study follow the stages in the
Quality Function Deployment method but only arrive at the Part Deployment stage. The number of
samples using the number of attributes theory multiplied by 5 to 10 according to the opinion of Heirs
et al. Sampling technique uses side purposive. The results showed that based on the consumer's voice
attributes the desired packaging design, among others, the type of packaging material, affordable
prices, made with attractive colors, can be used as a bag by, has a unique shape, available in various
sizes, can be recycled. While the technical response carried out included the addition of a logo,

DOI: https://dx.doi.org/10.24853/jisi.5.2.91-100
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

selection of materials of good quality, adding unique colors and motifs and a multifunctional and
flexible design

Keywords: Designing, Quality Function Deplymen, House Of Quality,

1. PENDAHULUAN pengelola usaha produk ini berupaya


Padukuhan Gumawang, Desa Putat meningkatkan kualitas produk. Adapun kualitas
Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul produk yang dimaksud adalah upaya
merupakan salah satu desa penghasil kakao di pengembangan kemasan produk Cokadol. Pihak
provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). pengelola memandang perlu adanya perbaikan
Kakao yang dihasilkan dusun ini mempunyai di dalam pengemasan produk demi menarik
kualitas bagus dan jumlahnya melimpah. para konsumen terhadap produk ini. Penelitian
Selama ini, petani-petani kakao di Padukuhan ini dilakukan dengan tujuan merancang desain
Gumawang hanya menjual kakaonya pada kemasan produk Cokadol dengan metode
perusahaan-perusahaan yang mengolah produk Quality Function Deployment. Adapun
coklat seperti coklat Monggo dan nDalem. perancangan desain kemasan hanya sampai
Apabila harga kakao menurun maka petani- tahap Part Deployment
petani akan merugi dan petani tidak mampu
menawar biji kakao dengan harga lebih baik. 2. TINJAUAN PUSTAKA
Kondisi tersebut membuat perekonomian warga Penelitian-penelitian yang terkait dengan
belum dapat ditingkatkan karena warga hanya perancangan produk juga telah dilakukan
bergantung pada penjualan biji kakao saja. diantaranya B.Imron ( 2014 ) dengan judul
Warga menyadari bahwa untuk meningkatkan “RANCANGAN PRODUK CHARGER
perekonomian dusun dapat dilakukan dengan HANDPHONE PORTABLE DENGAN
menambah nilai biji kakao melalui pengolahan METODE QUALITY FUNCTION
biji kakao. Oleh karena itu, warga mempunyai DEPLOYMENT (QFD)”. Objek penelitian
inisiatif untuk memperbaiki perekonomiannya tersebut adalah pembuatan carger handpone
dengan mengolah produk olahan coklat secara mengganti listrik sebagai alat carger handpone
mandiri. dengan menggunakan energy matahari sebagai
Saat ini, ibu-ibu di Padukuhan pengisi daya. Berdasarkan hasil analisis
Gumawang telah menjalankan sebuah unit penelitian, charger handphone portable yang
usaha yang memanfaatkan kakao tersebut. memanfaatkan energi matahari untuk mengisi
Produk dari unit usaha ini adalah dodol kakao ulang daya pada baterai handphone akan lebih
dan coklat berisi dodol. Berbekal pengetahuan berfungsi dibandingkan dengan charger
mengenai produk olahan coklat yang handphone pada umumnya.
didapatkan dari pelatihan Dinas Perindustrian Kajian penelitian berikutnya terhadap penelitian
DIY. Ibu-ibu yang mengikuti pelatihan yang dilakukan Bethari (2016) dengan judul
mempunyai keinginan untuk mengembangkan DISAIN ULANG VERTICAL GARDEN
Padukuhan Gumawang yang mendapat julukan VERTICAL PORTABLE MENGGUNAKAN
sebagai “Desa Kakao” dengan cara membuat METODE QUALITY FUNCTION
produk olahan coklat yang menjadi ciri khas DEPLOYMENT di KABUPATEN
dusun tersebut. BANJARNEGARA”Tujuan penelitian ini
Cokadol merupakan salah satu produk adalah membuat dan mendisain Vertical
olahan coklat dari ibu ibu yang tergabung pada Garden vertical secara portable, mendesain
UPPKS Karya Lestari Padukuhan Gumawang. dengan system timer pada penyiraman sehingga
Produk ini berupa produk coklat dengan berisi mempermudah penyiraman dan perawatan
dodol coklat. Pada saat ini produk tersebut tanaman. Penelitian ini menghasilkan vertical
sudah dipasarkan kepada masyarakat, meskipun garden sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
pemasaran produk tersebut belum meluas para pengguna yaitu penggunaan media karpet
namun dari respon konsumen mendapatkan sebagai media untuk tanamannya, kemudahan
respon yang positif. Mengingat produk ini telah dalam memindahkan Vertical Garden k etempat
mendapatkan ijin P-IRT dan dengan adanya yang diinginkan serta mempermudah operator
respon yang baik dari masyarakat pihak dalam menyiram dan merawat tanaman.

92
Endah Utami : Perancangan Desain Kemasan Produk Olahan Coklat “Cokadol” Dengan Metode Quality Function Deployment

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 5 (2) pp 91- 100 © 2018

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh permasalahan,fasilitas perkuliahan dapat


Saufik Luthfianto, dan Siswiyanti( 2013) digunakan sewaktu-waktu dan dalam kondisi
dengan judul “PERANCANGAN TAS baik, penjadwalan yang tepat sehingga tidak
PUNGGUNG LAPTOP MENGGUNAKAN terjadi jadwal yang bentrok ,adanya komunikasi
METODE QUALITY FUNCTION yang baik antara petugas simeru dengan
DEPLOYMENT PADA HOME INDUSTRY mahasiswa, petugas simeru melayani
LANGON KOTA TEGAL”. Penelitian tersebut mahasiswa dengan sopan dan adanya papan
dilakukan di home industri pembuatan tas yang pengumuman untuk menempel informasi
berada di wilayah Langon Kota Tegal. Tujuan perkuliahan.
dari penelitian ini adalah mengetahui rancangan Berdasarkan hasil kajian penelitian
tas punggung laptop dengan memperhatikan sebelumnya persamaan dengan penelitian yang
atribut-atribut yang berkaitan langsung dengan akan dilakukan adalah masih menggunakan
kebutuhan dan kepuasaan pelanggan produk tas, metode yang sama sedangkan perbedaannya
mengetahui tingkat kepentingan dan kepuasan adalah pada obyek penelitiannya, tiga
dari masing-masing atribut rancangan tas, penelitian sebelumnya metode QFD dilakukan
mengetahui prioritas atribut yang harus pada perancangan produk yang berbeda
dikembangkan. Metode penelitian yang sedangkan penelitian terakhir dilakukan pada
digunakan adalah dengan menggunakan metode bidang layanan dan penggunaan metode QFD
Quality Function Deployment terdiri dari empat hanya terbatas sampai pada House Of Quality
tahap, yaitu matrik perencanaan produk, matrik saja
pengembangan desain, matrik perencanaan
proses, dan matrik perencanaan produksi. Hasil 2.1.Quality Function Deployment (QFD)
dari penelitian ini adalah terdapat 10 atribut
yang menjadi kebutuhan pelanggan tas laptop Konsep QFD pertama kali ditemukan oleh Yoji
yaitu Estetika, Ergonomis, Multi fungsi, Mudah Akao di Jepang pada 1966 dalam sebuah artikel
dibawa, Varian lebih dari satu, mampu yang dipublikasikan 1972 dengan judul
membawa beban banyak, harga terjangkau, Hinshitsu Tenkai System atau dikenal dengan
kuat, bahan tas ramah lingkungan, dan awet. Quality Deployment dan untuk pertama kalinya
Metode Quality Function Deployement juga diaplikasikan pada sebuah perusahaan
pernah diterapkan di bidang layanan. Endah Mitsubishi pada 1978 ( Cohen,1995). QFD
Utami (2014) melakukan penelitian layanan mengandung arti sebagai Quality Function
Kegiatan Belajar Mengajar di Kampus III Deployment, akan tetapi sebenarnya kata ini
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. berasal dari bahasa jepang yang terdiri dari tiga
Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) kata yang mempunyai makna: (1) Hinshitsu
di Universitas Ahmad Dahlan sampai saat ini yang berarti “quality”, “features”,
terus berbenah diri untuk memberikan kualitas “attributes”, atau “qualities” (2) Kino yang
yang terbaik bagi para peserta didiknya. Hal ini berarti ”fuction” atau “mechanization” dan (3)
terlihat dari pembenahan yang dilakukan Tenkai yang berarti “deployment”, “diffusion”,
terhadap sistem yang lama yaitu dalam layanan “development” atau “evolution” sehingga
pelaksanaan KBM, SIMERU awalnya melayani kemudian dalam bahasa inggris diterjemahkan
KBM sesuai dengan lokasi kampus tempatnya sebagai Quality Function Deployment (QFD).
berada di lingkungan Universitas Ahmad Quality Function Deployment (QFD) adalah
Dahlan kemudian dilakukan sistem yang baru metode perencanaan dan pengembangan produk
yaitu bahwa SIMERU hanya melayani pada secara terstruktur yang memungkinkan tim
tiap-tiap Fakultas. Adapun di dalam pengembangan mengindentifikasi secara jelas
berlangsungnya pelaksanaan KBM, SIMERU kebutuhan dan harapan pelanggan
bukanlah satu-satunya ujung tombak kualitas (Cohen,1995) , dan mengevaluasi kemampuan
terselenggaranya pelaksanaan KBM namun produk atau jasa secara sistematik untuk
pihak PSMF serta BIFAS berrperan besar memenuhi kebutuhan dan proses yang
terhadap baik buruknya kualitas layanan KBM. mendefinisikan secara jelas kebutuhan dan
Hasil penelitian ada 13 keinginan dari pengguna harapan pelanggan, dan mengevaluasi
layanan SIMERU yang diharapkan dipenuhi kemampuan produk atau jasa secara sistematik
yaitu petugas simeru bersikap professional, untuk memenuhi kebutuhan dan proses yang
petugas simeru tanggap dalam menangani

93
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

memungkinkan organisasi untuk memenuhi 5. Outputnya adalah tindakan-tindakan utama


harapan pelanggan. yang dapat meningkatkan kepuasan pelanggan
QFD merupakan suatu teknologi perencanaan yang didasari masukan dari pelanggan .
yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
mengantisipasi dan menentukan prioritas 2.2.Manfaat QFD
kebutuhan dan keinginan pelanggan dalam Ada tiga manfaat utama yang dapat diperoleh
produk atau jasa yang disediakan bagi perusahaan bila menggunakan metode QFD,
pelanggan yaitu (Cohen, 1995) :
1. Mengurangi biaya
Pendefinisian lain dari QFD adalah sebagai Hal ini dapat terjadi karena produk yang
berikut (Cohen, 1995) : dihasilkan benar-benar sesuai dengan
1. QFD adalah suatu metode untuk proses kebutuhan dan harapan pelanggan, sehingga
perencanaan dan pengembangan produk tidak ada pengulangan pekerjaan atau
terstruktur yang memungkinkan suatu tim pembuangan bahan baku karena tidak sesuai
perancang produk untuk merinci keinginan dan dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh
kebutuhan pelanggan secara jelas, dan pelanggan. Pengurangan biaya dapat dicapai
kemudian mengevaluasi tiap kemampuan dengan pengurangan biaya pembelian, biaya
produk/jasa yang ditentukan secara sistematik, overhead, atau pengurangan upah,
dilihat dari segi pengaruhnya dalam memenuhi penyederhanaan proses produksi, dan
kebutuhan-kebutuhan tersebut. pengurangan pemborosan (waste)
2. QFD adalah suatu untuk menerjemahkan 2. Meningkatkan pendapatan
kebutuhan dan keinginan pelanggan ke dalam Dengan pengurangan biaya, maka hasil yang
suatu rancangan produk yang memiliki kita terima akan lebih meningkat. Dengan QFD
persyaratan teknikal dan karakteristik kualitas produk atau jasa yang dihasilkan akan lebih
tertentu. dapat memenuhi kebutuhan dan harapan
Penggunaan QFD dalam proses perancangan pelanggan.
dan pengembangan produk akan membantu 3. Pengurangan waktu produksi
manajemen dalam memperoleh keunggulan QFD adalah kunci penting dalam pengurangan
yang kompetitif melalui proses penciptaan biaya produksi. QFD akan membuat tim
karakteristik dan atribut kualitas produk atau pengembangan produk atau jasa untuk
jasa yang mampu meningkatkan kepuasan membuat keputusan awal dalam proses
pelanggan. pengembangan. Ada beberapa cara dimana
QFD menggunakan satu atau sejumlah matrik QFD dapat mengurangi biaya produksi antara
yang disebut House of Quality, yang lain: QFD mengurangi perubahan-perubahan,
menampilkan keinginan dan kepuasan QFD membantu mengurangi biaya pelaksanaan
pelanggan (voice of customer), serta produksi karena pengulangan kegiatan.
karakteristik teknikal untuk memenuhi Manfaat lain yang dapat diperoleh dari
keinginan dan kepuasan pelanggan tersebut. penerapan QFD juga meliputi:
QFD akan menghasilkan serangkaian prioritas 1. Customer focused
atau target yang akan digunakan dalam Mendapatkan input dan umpan balik dari
memuaskan keinginan pelanggan. pelanggan mengenai kebutuhan dan harapan
Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan pelanggan. Hal ini penting, karena performansi
beberapa kunci mengenai konsep QFD, yaitu: suatu organisasi tidak akan terlepas dari
1.Adalah suatu proses perencanaan, bukan pelanggan, apalagi bila para pesaing juga
sebuah alat untuk memecahkan masalah atau melakukan hal yang sama.
analisis. 2.Time efficient
2.Inputnya adalah keinginan dan kebutuhan Mengurangi waktu pengembangan produk.
pelanggan. Dengan menerapkan QFD maka program
3.Menggunkan format matriks untuk mendata pengembangan produk akan memfokuskan pada
informasi-informasi penting. kebutuhan dan harapan pelanggan.
4.Memungkinkan dilakukan analisis dan 3.Time oriented
penentuan dari hal-hal yang diprioritaskan. Menggunakan pendekatan yang berorientasi
pada kelompok. Semua keputusan didasarkan
pada konsensus dan keterlibatan semua orang

94
Endah Utami : Perancangan Desain Kemasan Produk Olahan Coklat “Cokadol” Dengan Metode Quality Function Deployment

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 5 (2) pp 91- 100 © 2018

dalam diskusi dan pengambilan keputusan Bagian ini berisi tentang penilaian
dengan teknik brainstorming kepuasan konsumen terhadap layanan yang
4.Documentation oriented diberikan saat ini.
Menggunakan data dan dokumentasi yang e. Competitive Satisfaction Performance
berisi semua proses dan seluruh kebutuhan dan Merupakan persepsi konsumen terhadap
harapan pelanggan. Data dan dokumentasi seberapa baik produk pesaing dapat
pelanggan yang selalu diperbaiki dari waktu ke memuaskan konsumen.
waktu. f. Importance Rating (Penilaian
Kepentingan)
2.3.Tahap-Tahap Implementasi Quality Nilai Importance Rating diperoleh dari
Function Deployment hasil perhitungan Importance to Customer
Tahap-tahap dan pengimplementasian Quality setelah diurutkan dari nilai terbesar,
Function Deployment (QFD) secara umum ada g. Goal and Improvement Ratio
tiga fase yaitu : Dibuat untuk memutuskan level dari
1. Fase pengumpulan suara konsumen (Voice customer performance yang ingin dicapai
Of Customer) dalam memenuhi kebutuhan konsumen.
Prosedur umum dalam pengumpulan suara h. Sales Point
konsumen adalah : Berisi informasi tentang seberapa
a. Menentukan atribut-atribut yang menguntungkan kebutuhan pelanggan
dipentingkan konsumen (berupa data tersebut berdampak pada perusahaan jika
kualitatif) dan data ini biasanya diperoleh kebutuhan tersebut dipenuhi.
dari wawancara dan observasi terhadap i. Raw Weight
konsumen. Memodelkan kepentingan keseluruhan
b. Mengukur tingkat kepentingan dari atribut- bagi tim dari tiap customer need,
atribut. improvement ratio, dan sales point.
2. Fase penyusunan rumah kualitas (House Of 3.Pembuatan Respon Teknis
Quality) Tahap ini merupakan tahap pemunculan
Langkah-langkah dalam pembuatan rumah karakteristik kualitas pengganti (Subtitute
kualitas meliputi: Quality Characteristic). Pada tahap ini
a. Pembuatan Matrik Kebutuhan Konsumen, dilakukan transformasi dari kebutuhan
tahap ini meliputi: yang bersifat non teknis menjadi data yang
1) Menentukan konsumen bersifat teknis guna memenuhi kebutuhan-
2) Mengumpulkan data keinginan dan kebutuhan konsumen.
kebutuhan konsumen 3. Menentukan Hubungan Respon Teknis
b. Pembuatan Matrik Perencanaan, tahap ini (Hows) dengan Kebutuhan Konsumen
meliputi: (Whats)
1) Mengukur kebutuhan konsumen Tahap ini menentukan seberapa kuat
2) Menentukan kebutuhan performasi hubungan antara respon teknis dengan
konsumen kebutuhan konsumen. Hubungan antara
keduanya bisa berupa hubungan yang sangat
Beberapa kolom dalam matrik perencanaan: kuat, sedang, lemah.
a. Importance To Customer 4. Korelasi Teknis
Tempat untuk menyatakan seberapa Tahap ini menggambarkan hubungan dan
penting tiap kebutuhan bagi konsumen. ketergantungan antar respon teknis.
b. Relative Importance Sehingga dapat dilihat apakah suatu respon
Merefleksikan suatu kebutuhan beberapa teknis yang satu mempengaruhi respon
kali lebih penting dibandingkan dengan teknis yang lain.
kebutuhan lainnya bagi konsumen. 5. Benchmarking dan Penetapan Target
c. Ordinal Importance Tahap ini dilakukan analisa perbandingan
Tingkat kepentingan ini meminta bagi pesaing dengan perusahaan. Sehingga
responden untuk mengurutkan data, dapat diketahui tingkat persaingan yang
sehingga keputusan akan lebih konsisten. terjadi.
d. Customer Satisfaction Performance 6. Fase Analisa dan Interpretasi

95
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

Merupakan analisa dari tahap-tahap 3. METODE PENELITIAN


sebelumnya Dalam penelitian ini beberapa tahapan
penelitian dilakukan. Adapun tahapannya
2.5.Rumah Kualitas sebagai berikut,
Alat yang digunakan untuk menggunakan Studi Lapangan
struktur QFD adalah matrik yang berbentuk Tahap studi lapangan ini merupakan
rumah, yang disebut House of Quality. Matrik tahapan yang mana penulis melakukan
ini menjelaskan apa saja yang menjadi observasi langsung melihat kondisi riil lokasi
kebutuhan dan harapan pelanggan dan penelitian sehingga terdapat kesesuaian antara
bagaimana memenuhinya. House of Quality permasalahan yang ada dengan materi yang
dapat kita lihat seperti gambar berikut : telah disiapkan.
Rumusan Masalah
Setelah studi lapangan kemudian
perumusan masalah yang berhubungan dengan
kondisi permasalahan yang ada untuk dapat
diselesaikan.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berkaitan erat dengan
rumusan masalah yang ditetapkan dan jawaban
terletak pada kesimpulan penelitian.
Batasan Masalah
Batasan dalam masalah ini yang dikaji
hanya terbatas pada objek yang dikaji dalam
penelitian.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini meliputi
Data Sekunder
Data yang diperoleh dari pihak lain,
tidak langsung diperoleh dari peneliti dari
subjek penelitiannya berupa data jurnal
penelitian terkait dengan design kemasan
Gambar 1. House of Quality Data Primer
(Sumber : Cohen,1995 ) Data yang diperoleh langsung dari subyek
penelitian yaitu penggalian suara pengguna
Fault Tree Analysis
tentang design kemasan
Fault tree analysis merupakan suatu
Kuisioner Pendahuluan
teknik untuk mengetahui penyimpangan atau
Pada tahap ini dilakukan dengan
kesalahan dalam suatu sistem, dan dapat
melakukan survei tentang kebutuhan yang
digunakan untuk mengetahui penyebab dari
diinginkan konsumen, penilaian konsumen
kesalahan tersebut. Kesalahan-kesalahan yang
terhadap design kemasan.
terjadi disebabkan oleh antara lain perangkat
Penentuan Jumlah Sample
keras, kesalahan manusia, sistem operasi atau
Penentuan jumlah sampel menurut Hair
peristiwa-peristiwa lain yang menyebabkan
et al. (1995 dalam Kiswati 2010) adalah
permasalahan dalam sistem tersebut.(Foster,
tergantung pada jumlah indikator dikali 5
2004)
sampai 10 .
Langkah-langkah yang dilakukan dalam fault
Diagram Afinitas
tree analysis:
Setelah menentukan jumlah sampel
1,Mendefinisikan permasalahan yang terjadi
kemudian membuat diagram afinitas. Pada
dalam suatu sistem.
tahap ini hasil dari suara pengguna tentang
2.Mempelajari sistem dengan cara mengamati
design kemasan produk coklat Cokadol yang
spesifikasi produk, lingkungan kerja, dan
dibutuhkan dan yang diinginkan dicatat dalam
prosedur operasi.
suatu daftar dan juga hasil kajian dari beberapa
3.Mengembangkan fault tree.
jurnal yang memuat tentang design kemasan
coklat Cokadol.

96
Endah Utami : Perancangan Desain Kemasan Produk Olahan Coklat “Cokadol” Dengan Metode Quality Function Deployment

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 5 (2) pp 91- 100 © 2018

Penyususan Kuisioner Terbuka jawaban responden diberi bobot atau skala


Berdasarkan hasil dari diagram afinitas, sebagai berikut:
langkah selanjutnya dilakukan penyusunan 1 = sangat tidak penting bagi konsumen
kuesioner tertutup. Kuesioner ini berisi butir- 2 = tidak penting bagi konsumen
butir kuesioner tentang design kemasan produk 3 = penting bagi konsumen
coklat Cokadol berdasarkan kebutuhan 4 = sangat penting bagi konsumen
pengguna. Uji Validitas dan ujiReliabilitas Berdasarkan penilaian konsumen tentang
juga dilakukan pada tahap ini (Dirgiyatmo, derajat kepentingan diperoleh bahwa
2003) kebutuhan desain kemasan yang tahan lama
Pengolahan Data menjadi prioritas utama, sedangkan penilaian
Pembuatan VOC terendah yaitu kebutuhan konsumen pada
Menggambarkan keinginan konsumen akan desain kemasan yang dapat digunakan sebagai
kebutuhan design kemasan produk coklat tas oleh oleh dan kemasan produk dapat didaur
Cokadol. Keinginan ini disusun dalam daftar ulang.
customer requirement (matriks what). Penentuan Target Value
Penentuan Target Value berkaitan dengan
Pembuatan HOQ keputusan tim terhadap tingkat pengembangan
Tahap ini menampilkan apa yang diinginkan dan peningkatan yang akan dilakukan oleh
dan dibutuhkan pengguna (Voice Of pihak tim pengembang untuk memenuhi
Customer), respon teknis untuk keinginan dan kebutuhan konsumen. Dan juga harapan target
kebutuhan yang di respon dari beberapa tim performansi dari masing-masing kebutuhan
pengembang, dan lain-lain pengguna keinginan dan kebutuhan konsumen
Pembuatan Part Deployment tentang kemasan produk yang tahan lama
Pada tahap ini adalah perencanaan komponen- diberikan nilai tertinggi oleh tim pengembang.
komponen part yang akan dibuat oleh Pertimbangan tim pengembang adalah nilai
penelitian. target inilah yang akan dicapai dan mudah
dipenuhi oleh tim pengembang. Sedangkan
nilai target terendah ada pada pemenuhan
kebutuhan dan keinginan konsumen tentang
4. HASIL DAN PEMBAHASAN kemasan yang dapat didaur ulang. Hal yang
4.1.Menyusun Voice of Customer (VOC) menjadi pertimbangan tim pengembang bahwa
Menyusun Voice of Customer merupakan untuk mendapatkan bahan yang dapat didaur
langkah awal dalam pembuatan House of ulang perlu dilakukan analisis yang lebih
Quality. Voice of Customer ini mendalam karena terkait dengan uji bahan
menggambarkan keinginan-keinginan kemasan yang lebih mendalam.
konsumen terhadap design kemasan produk Scale up Factor
olahan coklat Cokadol. Dalam penelitian ini Nilai scale up factor ini merupakan
atribut-atribut yang berhubungan dengan perbandingan antara target value dengan
perancangan design kemasan produk olahan performance. Semakin besar pula usaha yang
coklat Cokadol diperoleh dari para konsumen harus dilakukan untuk mewujudkannya.
produk olahan coklat “Cokadol”. Im portance Rating
4.2.Matriks Perencanaan Scale up factor =
Data-data kebutuhan dan keinginan konsumen T arget V alue
(atribut) yang telah diperoleh, digunakan untuk Berdasarkan scale up factor maka nilai
membuat kuisioner yang merupakan proses terbesar pada kebutuhan konsumen pada
kuantifikasi atas keinginan dan kebutuhan bentuk kemasan yang unik dan tahan lama,
tersebut. Kuisioner ini berisi tentang kuisioner sedangkan nilai yang terendah pada kebutuhan
tingkat kepentingan konsumen terhadap konsumen tentang kemasan yang dapat
atribut, Adapun jumlah responden sejumlah digunakan sebagai tas oleh oleh dan dapat
68 orang (Heirs, 2010) dengan teknik sampling didaur ulang.
purposive sampling Sales Point
Data berupa tingkat kepentingan konsumen Nilai sales point yang paling umum digunakan
produk olahan coklat Cokadol.. Alternativ Nilai 1 berarti break point
Nilai 1,2 berarti menguntungkan

97
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

Nilai 1,5 berarti sangat menguntungkan digunakan. Digunakan untuk mengevaluasi


Nilai sales point ditentukan oleh pihak tim kemampuan tim pengembang dalam
pengembang, dimana nilai ini mencerminkan mengimplementasikan peningkatan kualitas,
tingkat keuntungan yang dapat diperoleh dimana nilai degree of difficulty ditunjukan
apabila dilakukan pengembangan dan dalam angka berskala:
peningkatan untuk atribut yang diprioritaskan. 1 : Sulit sekali
Berdasarkan nilai sales point diperoleh bahwa 2 : Sulit
nilai yang diberikan oleh tim pengembang 3 : Mudah
mencerminkan tingkat sangat keuntungan yang 4 : Mudah sekali
akan diperoleh oleh pihak perusahaan jika Berdasarkan tingkat kesulitan,tim pengembang
atribut-atribut kebutuhan konsumen tersebut memberikan penilaian bahwa semua technical
dipenuhi. Keseluruhan atribut diberikan nilai requirement tersebut ada pada penilaian mudah
1,5 oleh tim pengembang. Hal ini dan mudah sekali dilakukan. Hal ini
menunjukkan apabila atribut-atribut tersebut menunjukkan bahwa semua customer
dipenuhi maka akan memberikan nilai jual requirement dapat dijawab dengan mudah oleh
yang sangat menguntungan bagi UPPKS Karya tim pengembang.
Lestari sebagai pengelola usaha produk olahan Absolute weight and percent
coklat Cokadol. Pada tahap ini ditentukan prioritas absolut dari
tindakan teknis yang ada dilakukan oleh tim
4.3.Technical Requirement (Respon Teknis) pengembang berdasarkan keinginan pengguna
Respon teknis merupakan jawaban dari atribut serta dengan memperhatikan kemampuan tim
kebutuhan konsumen dan diperoleh dari pihak pengembang. Nilai absolut ini digunakan
perusahaan (tim pengembang) yang berisi untuk mengetahui nilai kepentingan teknik
tentang hal-hal yang sudah dilakukan masing-masing atribut sehingga diketahui
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan atribut yang memiliki kepentingan yang
keinginan konsumen. tertinggi sampai yang terendah.
Technical requirement penambahan logo Relative weight and percent
dilakukan atau menjawab customer Pada tahap ini ditentukan prioritas relative dari
requirement kemasan dibuat dengan warna tindakan teknis yang dapat dilakukan oleh tim
menarik dan kemasan mempunyai bentuk yang pengembang berdasarkan keinginan konsumen
unik. Sedangkan technical requirement serta dengan memperhatikan kemampuan tim
pemilihan bahan dengan kualitas baik untuk pengembang.
menjawab customer requirement jenis bahan Pada technical requirement desain kemasan
kemasan, harga yang terjangkau, tahan lama yang multifungsi dan flexible menduduki
dan dapat didaur ulang. Adapun technical prioritas utama pengembang di dalam
requirement menambahkan kemasan dengan mengembangkan desain kemasan produk
warna dan motif yang unik dilakukan pada olahan coklat Cokadol, sedangkan adanya
customer requirement terhadap jenis bahan penambahan warna dan motif yang unik
kemasan, harga yang terjangkau, kemasan menjadi prioritas kedua. Adapun prioritas
dibuat warna yang menarik, kemasan terdapat ketiga adalah pemilihan bahan dengan kualitas
dalam berbagai ukuran dan kemasan dapat yang baik sedangkan prioritas terakhir adalah
didaur ulang. Adapun technical requirement adanya penambahan logo pada kemasan
desain kemasan multifungsi dan flexible Berikut gambar 2 yaitu matriks House of
dilakukan pada customer requirement kemasan Quality hasil perolehan nilai dari proses
adanya informasi ketahanan produk, jenis tahapan yang telah dilakukan
bahan kemasan, harga yang terjangkau,
kemasan dapat digunakan sebagai tas oleh-
oleh, kemasan mempunyai bentuk yang unik
dan terdapat dalam berbagai ukuran
Degree of Difficulty
Matriks ini berisi tentang tingkat kesulitan
yang mungkin dialami oleh tim pengembang
dalam melakukan perancangan desain kemasan
produk olahan coklat Cokadol yang akan

98
Endah Utami : Perancangan Desain Kemasan Produk Olahan Coklat “Cokadol” Dengan Metode Quality Function Deployment

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 5 (2) pp 91- 100 © 2018

Langkah berikutnya adalah penyusunan Part


0
Deployment. Gambar 4. Berikut hasil dari Part
Deployment

M enam bah kan w arna d an m otif yang unik


Pem ilih an ba han d en gan ku alitas baik
Technical requirement
Critical Parts

D esign m ultifug si dan flek sibel


Relative Key

diberi gam bar kakao dan warna menarik

Diberi informasi produksi yang lengkap


0 strong = 9

penam b ah an lo go

Diberi handle agar mudah dibawa


moderate = 3

dibuat dengan bentuk yang ideal


Bahan dari kertas dan plastik
weak = 1
Customers Requirement

1 0o
Informasi ketahanan produk 3.4 3.5 0.971 1.5 4.954
2 0 0 0
jenis bahan kemasan 3.1 3.2 0.969 1.5 4.505
0 0 0
3 harga yang terjangkau 3.3 3.3 1 1.5 4.95
Coloumn weight
4 0 0
dibuat dengan warna menarik 3.3 3.5 0.943 1.5 4.667
Menambahkan warna dan motif yang unik

Technical Requirement
5 0 59.57
Tahan Lama 3.8 3.7 1.027 1.5 5.854
6 0 Pemilihan bahan dengan kualitas baik
dapat digunakan sebagai tas oleh-oleh 2.7 2.9 0.931 1.5 3.771 92.36

7
mempunyai bentuk yang unik
0 0
3.7 3.6 1.028 1.5 5.704 penambahan logo
92.47
8 0 0
terdapat dalam nernagai ukuran 2.8 3 0.933 1.5 3.92 Design multifugsi dan fleksibel
189
9 0 0
dapat didaur ulang 2.7 2.9 0.931 1.5 3.771

Kinerja ditentukan

Kinerja ditentukan

Kinerjaditentukan
Bahan ditentukan

Bahan ditentukan
column weightpart spesification
degree of difficulty 3 4 3 3
a bso lu te w eigh t a n f p ercen t
Im p o rtan ce to cu sto m er

target value 4 4 4 4

absolute weight and percent 41.1 61.5 64.2 130.2


scale up facto r
ta rget va lue

sa le s po in t

1676.31

2255.49
relative weight and percent 59.57 92.36 92.47 189

536.13

178.71

1701
ranking 4 3 2 1
Keterangan :

: Sangat kuat hubungannya Gambar. Part Develoyment


Gambar 2. Hasil Matrik HoQ : Hubungan sedang

: Lemah hubungannya

Langkah berikutnya adalah penyusunan Part Gambar 4. Part Deployment


Deployment. Langkah awal untuk menyusun
Part Deployment dilakukan terlebih dahulu 5. KESIMPULAN
menentukan critical part deployment dengan Berdasarkan analisis dan pembahasan
metode Fault Tree Analysis,yaitu menganalisis yang telah dilakukan di dalam penelitian
elemen-elemen yang diperkirakan sebagai ini, maka dapat ditarik kesimpulan
penyebab ketidaksesuaian target dengan 1. Design kemasan produk olahan
technical requirement. Berikut hasil dari Fault coklat ‘Cokadol” yang diinginkan
Tree Analysis disajikan pada gambar 3 dan yang dibutuhkan
a.Pengguna adalah adanya informasi
ketahanan produk
b.Jenis bahan kemasan, harga yang
terjangkau,
c.Dibuat dengan warna yang
menarik, dapat digunakan sebagai tas
oleh oleh, d.Mempunyai bentuk yang
unik, terdapat dalam berbagai ukuran
dan
e.Kemasan dapat didaur ulang
2. Respon teknis yang dilakukan untuk
menjawab Voice of Customer dengan
mempertimbangkan hubungan
keefratan diantara keduanya antara
lain
a.Penambahan logo,
b.Pemilihan bahan dengan kualitas
Gambar 3. Perolehan Fault Tree Analysis baik,
c.Menambahkan warna dan motif
yang unik dan
d.Desain multifungsi dan flexible

99
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

DAFTAR PUSTAKA Heir et al, 2010, Multivariate Data


Allison, RA and Foster J, 2004, Fault Analysis,Prentice Hall 7th ed.Upper
TreeAnalysys Saddle River, London
B, Imron,2014, “Rancangan Produk Charger Luthfianto,Saufik. 2013 dengan judul
Handphone Portable Dengan Metode “Perancangan Tas Punggung Laptop
Quality Function Deployment “ Menggunakan Metode Quality Function
Bethari, 2016, Disain Ulang Vertical Garden Deployment Pada Home Industri,
Vertical Portable Menggunakan Metode Langon Kota Tegal”
Quality Function Deployment di Sugiyono, 1999 “ Metode Penelitian Bisnis”
Kab.Banjarnegara Alfabeta, Bandung CV
Cohen, Lou. 1995, Quality Function Umar, Husain, 2005,” Riset Pemasaran dan
Deployment : How to Make QFD Work Perilaku Konsumen, PT Gramedia
For You, Addison-Wesley Publishing bekerjasama dengan
Company Jakarta Business, ResearchCenter
Dirgiyatmo, Yong, 2003 “Uji Validitas dan (JBRC), Jakarta
Reliabilitas, Universitas Sebelas Maret” Utami, Endah (2013), Perancangan Kualias
Makalah Layanan Kegiatan Belajar Mengajar
Dengan Metode House Of Quality

100

Anda mungkin juga menyukai