PATI
PENDAHULUAN
Pati alami memiliki kegunaan yang sangat terbatas dalam industri karena keterbatasan
karakteristik yang dimilikinya. Seperti pada tepung tapioka memiliki sifat-sifat yang sangat mirip
dengan amilopektin, dimana sifat-sifat amilopektin sangat disukai dalam pengolahan pangan,
diantaranya adalah dalam bentuk pasta sangat jernih, memiliki daya pemekat yang tinggi, tidak
mudah pecah atau rusak, dan suhu gelatinisasi lebih rendah. Tetapi juga memiliki beberapa sifat
yang kurang baik seperti sifat sangat kohesif, viskositas tinggi, serta mudah rusak jika mendapat
perlakuan panas dan asam. Masalah tersebut dicoba untuk dipecahkan dengan melakukan
perubahan-perubahan karakteristik pati dengan berbagai metode. Pati yang dihasilkan disebut
pati termodifikasi.
Pati termodifikasi didefinisikan sebagai pati yang telah mengalami modifikasi baik secara
kimia, fisika ataupun enzimatik. Modifikasi yang biasa digunakan adalah hidrolisis asam, oksidasi,
substitusi dan ikatan silang. Akibat dari modifikasi akan terbentuk ikatan-ikatan baru antara
molekul-molekul penyusun di dalam pati itu sendiri (inter-molecular linkage) atau diantara molekul
pati yang satu dengan molekul pati lainnya (intra-molecular linkage). Pati termodifikasi yang telah
membentuk ikatan silang diantara molekul pati granulanya menjadi lebih kuat, yang
menyebabkan sifat pengerasannya meningkat. Karena itu tahan terhadap panas dan asam.
Perubahan terhadap karakteristik pati termodifikasi dan aplikasinya disajikan pada Tabel 10.1.
BAHAN DAN ALAT
Bahan : Pati (Tapioka, sagu, maizena)
Alat : Gelas piala, pengaduk, ayakan tepung, baskom, penggorengan, kompor,
loyang, blender.
PROSEDUR
1. Pati Sitrat (Cross-linking starch)
à Prosedur komersial pada Gambar 1
-‐‑ Timbang 20 g asam sitrat kemudian larutkan ke dalam 20 ml akuades dalam labu
Erlenmeyer. Atur pH larutan dengan NaOH 10 M hingga pH 3.5 kemudian tera hingga
volume 50 ml.
-‐‑ Timbang 50 g pati dan larutkan dalam larutan asam sitrat hingga homogen, kemudian tuang
dalam nampan pengering dan diamkan pada suhu kamar selama 16 jam.
-‐‑ Masukkan nampan yang berisi larutan pati dan asam sitrat ke dalam oven pada suhu 60ºC
selama 6 jam. Setelah itu naikkan suhu oven menjadi 130ºC dan masukkan larutan dalam
nampan ke dalam oven selama 2 jam.
-‐‑ Pati hasil pengeringan kemudian dicuci dengan akuades dan disaring menggunakan filter
glass 3G3 untuk membuang sisa asam sitrat yang tidak bereaksi dengan pati. Bilas pati
dengan etanol 96% kemudian dengan metanol dan dikering-anginkan.
-‐‑ Pati yang dihasilkan kemudian dihaluskan sehingga pati sitrat siap digunakan.
Tabel 1. Modifikasi pada pati : perubahan karakteristik dan aplikasinya