Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2015, Hal.

25-31 ISSN : 2355-9977


Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang

Aplikasi Mikrokontroler Pada Sistem Kran air Wudhu


Otomatis Dengan Tampilan LCD ( Liquid Crystal Display)
Dan Output Suara Yang Diimplementasikan Pada Mesjid
Atau Mushalla

Romi Wijaya
Universitas Putra Indonesia YPTK Padang, Indonesia
e-mail : wijayaromi@upiyptk.ac.id

Abstrak
Perkembangan teknologi komputer bukan hanya dimanfaatkan untuk pengolahan data saja, tetapi juga
digunakan sebagai media pengontrol alat. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan sistem
pengontrolan kran air dengan memanfaatkan sensor PIR (Napion Mn12111) dan menggunakan
Mikrokontroler sebagai pengendali proses. Hasil yang didapat dari otomatisasi pengontrolan kran air ini
adalah menghindari pemborosan air karena kelalaian menutup kran air dan penelitian menunjukan alat
yang dibuat dapat berfungsi dengan baik serta dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.

Kata Kunci : Pengontrolan kran air, Sensor PIR, ISD25120,Mikrokontroler ATmega32

1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi mikrokontroler telah dirasakan disemua bidang kehidupan
manusia. Mikrokontroler telah banyak digunakan dalam memudahkan pekerjaan manusia, baik
itu dikalangan perkantoran, dunia pendidikan, alat berat, remote control sampai di dalam rumah
tangga. Pemanfaatan mikrokontroler digunakan untuk pengontrolan rangkaian elektronik
ataupun sebagai kendali system kontrol.
Kran air adalah salah satu fasilitas yang sangat penting yang digunakan sebagai saklar
untuk menutup dan membuka aliran air. Biasanya sistem kran air ini digerakkan secara manual
oleh manusia dengan cara memutar atau menggerakkan kran air ke kiri atau ke kanan. Sistem
kran air yang digerakkan secara manual ini memiliki kelemahan. Kelemahannya adalah
pemborosan air karena kelalaian menutup kran air.
Sensor adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi dan sering berfungsi untuk
mengukur magnitude (besaran) sesuatu, misalnya suhu. Sensor adalah jenis tranduser yang
digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, cahaya, dan kimia menjadi
tegangan dan arus listrik. Sensor biasanya dikategorikan melalui pengukur, seperti sensor
proximity,sensor cahaya, sensor ultrasonik, sensor tekanan dan sensor suhu.
Menyikapi hal tersebut di atas, penulis ingin mengimplementasikan kemampuan komputer
dalam mengontrol kran air yang memanfaatkan sensor PIR (Passive Infrared) sebagai
pendeteksi gerakan manusia dan memanfaatkan ISD25120 (Information Storage device) sebagai
perekam dan pemutar ulang suara dalam rekaman dengan Mikrokontroler sebagai pusat
pengendalinya.
2. Landasan Teori
Mikrokontroller ATmega32 adalah mikrokontroler yang diproduksi oleh ATmel.
mikrokontroler ini memiliki clock dan kerjanya tinggi sampai 16 MHz, memiliki ukuran flash
memory yang cukup besar, yaitu kapasitas SRAM sebesar 2 Kb, 32 buah port I/O yang sangat
memadai untuk berinteraksi dengan LCD dan keypad. Mikrokontroler ini memiliki banyak
keunggulan, antara lain mempunyai kecepatan eksekusi yang lebih cepat dari mikrokontroler
versi sebelumnya dan memiliki kapasitas memori yang lebih besar dari versi yang sebelumnya.

25
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2015, Hal. 25-31 ISSN : 2355-9977
Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang

ATmega32 adalah mikrokontroller CMOS 8 bit berdaya rendah, berbasis arsitektur


RISC yang ditingkatkan. Kebanyakan instruksi dikerjakan pada satu siklus clock, Atmega32
mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHz membuat disainer sistem untuk
mengoptimasi komsumsi daya versus kecepatan proses.
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap merancang suatu sistem dan program
adalah membuat usulan pemecahan masalah secara logikal. Alat bantu yang digunakan antara
lain adalah :
1. DFD (Data Flow Diagram)
2. FLOWCHART
Pada setiap karya manusia yang dapat dikategorikan sebagai mesin-mesin adalah
mekanisme yang di kontrol, terdiri atas bagian-bagian yang terpasang mati dan bagian-bagian
yang dapat bergerak untuk melaksanakan pengubahan gaya, gerak atau listrik agar dapat
menghasilkan suatu usaha, tidak ada sifatnya tidak terkontrol. Baik itu terkontrol secara
otomatis berdasarkan rancangan kerja suatu alat tertentu.
Tujuan pengontrolan adalah untuk menciptakan hasil kerja yang optimal, sesuai dengan
output yang diharapkan dan memiliki kesalahan sekecil mungkin. Sistem kontrol berdasarkan
cara kerjanya dapat dibagi menjadi dua bagian, sistem loop terbuka dan sistem loop tertutup.
[(Sharon, 1992), (Hanstein, 1992), (Yantian, 1992), Terjemahan].

3. Hasil dan Pembahasan


Secara umum bentuk dari sistem kran air ini terdiri atas sistem mekanik dan rangkaian
elektronik. Gerakan dari sistem mekanik akan ditentukan oleh gerakan simulasi yang
digunakan, sedangkan rangkaian elektronika berfungsi untuk memberikan data berupa sinyal
yang akan diproses oleh Mikrokontroler sesuai logika program yang yang dirancang. Untuk
menggambarkan sistem yang dibangun ini secara umum dan menyeluruh digunakan Data Flow
Diagram yang terdiri dari.
Contex diagram adalah gambaran secara umum tentang suatu sistem yang terdapat dalam
organisasi yang memperlihatkan batasan sistem (boundary system), entity-entity luar yang
berinteraksi secara umum dengan sistem dan informasi utama mengalir diantara entity-entity
dan sistem (Hoffer,et al,1996)
Secara umum bentuk dari simulator sistem kran air ini terdiri dari sistem mekanik dan
rangkaian elektronika. Gerakan dari sistem mekanik akan ditentukan oleh gerakan simulasi
yang digunakan, sedangkan rangkaian elektronika berfungsi untuk memberikan data berupa
sinyal yang nantinya data ini akan diolah oleh program yang ada pada Mikrokontroler.
Dalam proses perancangan alat ini, diperlukan gambaran yang memperlihatkan hubungan
sebuah proses dengan dunia luarnya. Gambaran hubungan tersebut dapat dilihat pada gambar
3.1.

Gambar 3.1 Context Diagram Sistem Kontrol

26
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2015, Hal. 25-31 ISSN : 2355-9977
Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang

Untuk menguraikan lebih terinci dari sistem yang dirancang adalah menggunakan Data
Flow Diagram level 0, seperti gambar 3.2. Data Flow Diagram level 0 ini diuraikan
berdasarkan Context Diagram yang telah dijabarkan sebelumnya

Gambar 3.2 Data Flow Diagram Level 0 Sistem Kran Air

Blok diagram dari alat yang dibuat dapat dilihat pada gambar 3.3.

Gambar 3.3 Blok Diagram Sistem

4. Hasil dan Pembahasan


Tahap implementasi sistem merupakan salah satu tahap dalam daur hidup
pengembangan sistem, dimana tahap ini merupakan tahap pengujian sistem kran air wudhu
otomatis. Beberapa aktifitas secara berurutan berlangsung dalam tahap ini, yakni mulai dari

27
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2015, Hal. 25-31 ISSN : 2355-9977
Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang

menerapkan rencana implementasi, melakukan kegiatan implementasi, dan tindak lanjut


implementasi.
Suatu rencana implementasi perlu dibuat terlebih dahulu, supaya implementasi berjalan
dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Rencana implementasi ini dimaksud untuk
mengatur biaya serta waktu yang dibutuhkan selama tahap implementasi.
Setelah pembuatan alat selesai, alat yang dirancang diuji baik dari segi hardware
maupun software. Tujuan pengujian ini untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan alat yang
dirancang serta membandingkan dengan spesifikasi yang diinginkan. Dari segi hardware
dilakukan pengukuran tegangan pada masing-masing rangkaian. Sedangkan dari segi software
masing-masing rangkaian dicek dengan membuat program pengetesan rangkaian tersebut,
dimana program pengetesan disimpan dalam Flash PEROM mikrokontroler Amega32.
Alat dan sistem ini akan diaplikasikan pada Mesjid dan Mushalla. Pengujian dari sistem
kran air wudhu otomatis ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Hubungkan alat dengan sumber listrik dan tekan tombol On/Off, seperti gambar 4.1 berikut
:

Gambar 4.1 Alat terhubung ke sumber listrik

2. Selanjutnya tunggu beberapa saat sampai sensor berhenti Aktif, untuk mendeteksi suhu di
dalam ruangan, seperti gambar 4.7 berikut :

Gambar 4.2 Sensor Setelah Mendeteksi Suhu Ruangan

3. Selanjutnya berdirilah di depan kran Air Otomatis, kran akan bekerja ketika sensor
mendeteksi apakah terjadi perubahan suhu atau tidak, jika terjadi perubahan suhu maka
sensor akan aktif,, seperti gambar 4.3 berikut :

28
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2015, Hal. 25-31 ISSN : 2355-9977
Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang

Gambar 4.3 Sensor Mendeteksi Perubahan Suhu

4. Setelah sensor aktif, maka sensor akan memberikan intruksi kepada AT89S51, dan
AT89S51 akan menerima instruksi kepada ISD25120, sehingga ISD25120 akan
mengeluarkan Suara “ Bacalah Do’a Sebelum berwudhu”.
5. Setelah ISD25120 mengeluarkan suara yang telah direkam, maka LCD akan menampilkan
bacaan sebelum berwudhu “ Sengaja Aku Berwudhu untuk menghilangkan Hadast Kecil
karena Allah S.W.T”, seperti gambar 4.4 berikut :

Gambar 4.4 Tampilan Bacaan Sebelum Berwdhu

6. Selanjutnya ISD25120 akan kembali mengeluarkan suara “Pergunakan Air Secukupnya”,


dan kran Selenoid Valve akan menjadi Aktif, seperti gambar 4.5 berikut :

Gambar 4.5 Kran Selenoid Valve On

7. Setelah beberapa saat sebelum kran air mati, ISD25120 akan kembali mengeluarkan suara
“Terimakasih Telah menggunakan layanan ini”, seperti gambar 4.6 berikut :

29
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2015, Hal. 25-31 ISSN : 2355-9977
Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang

Gambar 4.6 Kran Selenoid Valve Off

5. Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan hasil penelitian dalam perancangan dan pembuatan alat ini, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistem pengontrolan kran air dengan memanfaatkan sensor PIR(Napion Mn12111) yang
dikendalikan oleh mikrokontroler AT89S51 lebih optimal untuk membuka dan menutup
aliran air.
2. Pada flash PEROM Mikrokontroler AT89S51 dapat disimpan berbagai logika program
untuk mengontrol kran solenoid.
3. Sistem ini memakai sensor PIR (Napion Mn12111)sebagai detektor suhu yang bekerja
pada -20 Co - 50 C o, dengan jangkauan efektif sejauh 2.5 meter pada sudut 0 o.
4. Sistem ini bekerja dengan cara sensor PIR (Napion Mn12111)mendeteksi gerakan
dengan memanfaatkan radiasi infra merah yang dipancarkan dengan panjang
gelombang 9,4 µm.
5. Sistem kran air ini menggunakan solenoid sebagai penghalang aliran air yang disatukan
dengan badan kran.

30
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2015, Hal. 25-31 ISSN : 2355-9977
Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang

Referensi
[1] Depari, Ganti. 1992. Belajar Teori dan Ketrampilan Elektronika. Bandung:PT. Elex Media
Computindo
[2] Jogiyanto, HM. 1992. Intisari Elektronika. Jakarta : PT. Elex Media Computindo
[3 ] Afrie Setiawan. 2010 .Aplikasi Mikrokontroler ATMEGA 8535 & ATMEGA 16 menggunakan
BASCOM-AVR
[4] Turner,Rufus P dan Rutherford,BrintonP(1995), 133 Rangkaian Elektronika, Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo Kelompok Gramedia.
[5] (http:// www.atmel.com) 8 - bit Microcontroller with 4 k bytes In-System Programmable
Flash (Atmega32)
[6] (http://www.ft-elektro.usk.ac.id/rekayasa/2007/613_2007.pdf), download tanggal 12/03/08.
[7] (http://www.electronics123.net/amazon/datasheet/kc7783R.pdf), download tanggal 12/03/08.
[8] (http://www.mti.ugm.ac.id/~rudy/I-%20Pendahuluan.pdf), download tanggal 12/03/08.
[9] (http://www.parallax.com/dl/docs/prod/audiovis/PIRSensor-V1.2.pdf), download tanggal 15/08/08.
[10] (http://www.reuk.co.uk/PIR-Sensors.htm), download tanggal 20/08/08.
[11] (http://www.delta-electronic.com/Design/Apnote/Aplikasi%20PIR.htm), download tanggal 01/09/08
[12] (http://ballz.ababa.net/suryascience/elektronika.html), download tanggal 01/09/08

31

Anda mungkin juga menyukai