TINJAUAN PUSTAKA
dalam beberapa bagian, tetapi tidak dipisahkan. Hal ini membawa konsekuensi
Dalam bukunya yang berjudul L’Espirit des lois (The Spirit of Laws)
sesuatu (executive) pada urusan dalam negeri, yang meliputi Pemerintahan dan
Pengadilan; dan (3) kekuasaan untuk bertindak terhadap anasir asing guna
kepentingan negara atau kepentingan warga negara dari negara itu yang oleh
25
Moh. Kusnardi dan Ibrahim Harmaily, 1988, Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: Pusat
Studi Hukum Tata Negara FH UI. Halaman 140.
26
Ibid,
19
Locke dinamakan federative power27. Montesquieu membuat analisis atas
disatukan pada orang yang sama, atau pada lembaga tinggi yang sama, maka
tidak ada kebebasan; (2) tidak akan ada kebebasan, jika kekuasaan kehakiman
tidak dipisahkan dari kekuasaan legislatif dan eksekutif; (3) dan pada akhirnya
akan menjadi hal yang sangat menyedihkan bila orang yang sama atau lembaga
perselisihan para individu28. Kondisi ini menyebabkan raja atau badan legislatif
dengan cara yang tiran sehingga kebebasan oleh masyarakat atau rakyat tidak
kekuasaan negara itu terdiri atas empat cabang yang kemudian di Indonesia
27
Prodjodikoro Wirjono, 1983, Azas-Azas Hukum Tata Negara di Indonesia, Jakarta Timur:
Dian Rakjat. Halaman 16
28
Montesquieu, 2007, The Spirit of Laws, Dasar-Dasar Ilmu Hukum dan Ilmu Politik,
diterjemahkan oleh M. Khoiril Anam, Bandung: Nusamedia
20
(iv) fungsi politie yaitu berkaitan dengan fungsi ketertiban dan
keamanan29.
dalam pengertian negara hukum modern tugas bestuur itu adalah seluruh tugas
Donner dan Goodnow mempunyai pandangan yang hampir sama dalam melihat
dilakukan oleh penguasa hanya meliputi dua bidang saja yang berbeda, yaitu;
(i) bidang yang menentukan tujuan yang akan dicapai atau tugas yang akan
ajaran yang biasa di istilahkan dengan dwipraja, yaitu (i) policy making function
mengenai soal ini adalah seperti yang dikembangkan oleh Montesquieu, yaitu
adanya tiga cabang kekuasaan negara yang meliputi fungsi legislatif, eksekutif
dan yudikatif.
29
Jimly Asshiddiqie, 2006, Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca
Reformasi, Jakarta: Konstitusi Press. Halaman 33
30
Moh. Kusnardi dan Ibrahim Harmaily, 1988, Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: Pusat
Studi Hukum Tata Negara FH UI. Halaman 147
31
Ibid,
32
Jimly Asshiddiqie, 2006, Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca
Reformasi, Jakarta: Konstitusi Press. Halaman 34
21
Negara yang konsekuen melaksanakan teori Montesquieu ini adalah
Amerika Serikat, tetapi inipun tidak murni, karena antara ketiga badan
lainnya. Sistem ini dikenal dengan sebagai sistem “check and balance” atau
dalam suatu tugas yang sama, yaitu membuat undang-undang antara parlemen
dengan pemerintah, atau dalam parlemen di bentuk dua kamar yang saling
UUD 1945? Untuk melihat itu semua tidaklah bisa lepas dari sejarah
kekuasaan atau pembagian kekuasaan. UUD 1945 memang secara tegas tidak
menyebutkan mengenai trias politica tapi secara implisit bisa ditelaah bahwa
Indonesia menghendaki pembagian kekuasaan. Hal ini jelas dari pembagian bab
33
Bachsan Mustafa, 1990, Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara, Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti
34
Moh. Kusnardi dan Bintan R. Saragih, Susunan Pembagian Kekuasaan menurut Sistem
Undang-Undang Dasar 1945, Jakarta : PT Gramedia, halaman 31
22
Permusyawaratan Rakyat, Bab III tentang Kekuasaan Pemerintahan Negara,
Bab VII tentang Dewan Perwakilan Rakyat dan Bab IX tentang Kekuasaan
kepada Dewan Perwakilan Rakyat dan oleh karena itu tidak dapat dijatuhkan
juga tidak dapat membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat. Jadi, pada garis
besarnya, ciri-ciri azas Trias Politica dalam arti pembagian kekuasaan terlihat
sistem Trias Politica bersumber dari liberalisme. Sehingga pada masa tersebut
35
Miriam Budiardjo, 2008. Dasar- dasar Ilmu Politik. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Halaman 156.
36
Ibid, 157
23
mengimbangi (check and balances)37. Sedangkan pembagian kekuasaan bersifat
kedaulatan rakyat yang mana lembaga pemegang kedaulatan rakyat inilah yang
yang sah (menurut hukum) yang tertinggi, kekuasaan tersebut meliputi segenap
Oleh karena itu kekuasan yang sah dan tertinggi harus dimiliki oleh negara agar
yang berarti rakyat dan ‘kratien’ atau ‘cratie’ yang berarti kekuasaan40. Dengan
37
Jimly Asshiddiqie, 2005, Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan Dalam
UUD 1945, Yogyakarta: FH UII PRESS. Halaman 35
38
Juniarto, 1990, Demokrasi dan Sistem Pemerintahan Negara, Jakarta: Rineka Cipta,
halaman 11.
39
Jimly Asshiddiqie, 2012, Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi, Jakarta: Sinar
Grafika. Halaman 132
40
Jimly Asshiddiqie, Gagasan Kedaulatan Lingkungan: Demokrasi Versus Ekokrasi,
makalah, halaman 6, diakses dari www.jimly.com pada 10 April 2017.
24
prinsip dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Indonesia adalah salah satu
negara yang melaksanakan kedaulatan rakyat. Hal ini secara tegas dirumuskan
1 ayat (2) UUD 1945 (sebelum amandemen) yang berbunyi “Kedaulatan adalah
sepenuhnya dari rakyat atau pemegang kedaulatan rakyat yang tertinggi dalam
sebuah negara.
memilih dan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden untuk jangka waktu 5
(lima) tahunan41 dan menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara42. Selain itu
41
Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (sebelum amandemen) berbunyi
“Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan suara yang
terbanyak”.
42
Pasal 3 Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (sebelum amandemen) berbunyi “Majelis
Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-Undang Dasar dan garis-garis besar dari pada haluan
negara”.
25
Terkait dengan pelaksanaan kedaulatan rakyat oleh MPR dipertegas
rakyat tidak lagi dijalankan oleh MPR, tapi dilaksanakan menurut Undang-
26
rutin yaitu melantik Presiden dan Wakil Presiden terpilih hasil pemilihan
pengawasan dan fungsi legalisasi. Lembaga perwakilan atau yang lebih dikenal
Sistem satu kamar adalah sistem parlemen yang berdasar pada satu
undang-undang. Isi aturan mengenai fungs dan tugas parlemen unicameral ini
beragam dan bervariasi dari suatu negara ke negara lain, akan tetapi pada
sebagai tanggung jawab satu badan tertinggi yang dipilih oleh rakyat.
menjadi dua lembaga legislative dalam suatu struktur negara dan dalam
prinsipnya kedua kamar majelis dalam bicameral ini memiliki kedudukan yang
sederajat. Satu sama lainnya tidak saling membawahi baik secara politik
43
Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (setelah
mandemen) berbunyi “Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik Presiden dan/atau Wakil
Presiden”.
27
maupun secara legislative. Segala keputusan tidak dapat ditetapkan tanpa
persetujuan bersama.
Sistem tiga kamar adalah sistem yang parlemennya terbagi menjadi tiga
Dewasa ini, tidak ada satupun negara di dunia yang menerapkan sistem tiga
kamar seperti ini. Karena itu, Indonesia dapat dikatakan merupakan satu-
satunya negara di dunia yang menerapkan sistem tiga kamar ini 44.
Indonesia yang memegang kedaulatan negara. Berkaitan dengan hal ini, Sri
44
Jimly asshidiqie, 2006, Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca
Reformasi, Jakarta: Konstitusi Press.
28
of government” yang digunakan oleh Rosco J. Tresolini dan Martin Shapiro,
kedaulatan politik yang dimiliki oleh rakyat dilaksanakan oleh MPR. Lembaga
hukum ini menjadi dasar bagi MPR dan lembaga tinggi negara lainnya untuk
negara”45.
UUD dan di perjelas pula dengan TAP MPR mengenai tugas dan wewenang
dalam pemerintahan Indonesia. Tugas MPR tersebut terdapat dalam pasal 3 dan
Tata Tertib MPR disebutkan lebih luas tugas dan wewenang Majelis, antara
lain:
45
Sumali, 2003, Reduksi Kekuasaan Eksekutif di Bidang Peraturan Pengganti Undang-
undang (Perpu), Malang: UMM Press.
29
a. Membuat peraturan-peraturan yang tidak dapat dibatalkan oleh
putusan Majelis.
Majelis.
janji angota46.
berada langsung dibawah UUD 1945. Hal ini karena UUD 1945 dengan tegas
46
Moh. Mahfud MD, 2001, Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia, Jakarta: PT Asdi
Mahastya, halaman 107
30
2. Setelah Amandemen UUD 1945
Tugas dan wewenang MPR memang sedikit yang berkurang setelah
perubahan UUD 1945 sampai keempat kali, akan tetapi dampaknya sangat besar
kedudukan MPR telah sama seperti lembaga negara lainnya. Tentunya ini akibat
MPR maka berubah pula dengan tugas dan wewenang dari MPR dalam
sebagai berikut :
telah terpilih.
31
peninjauan materi dan status hukum TAP MPRS dan MPR
Rakyat tahun 2003”47. Dalam aturan ini jelas bahwa setelah putusan
pada sidang MPR tahun 2003 telah diambil maka tugas ini akan
lembaga tinggi negara justru malah tidak dijelaskan secara jelas. Sedangkan
yang bisa ditemui mengenai wewenang MPR RI dalam UUD 1945 adalah
sebagai berikut :
RI 1945).
47
Undang-Undang Dasar 1945 amandemen keempat pada aturan tambahan
32
3. Memilih Presiden atau Wakil Presiden pengganti sampai terpilihnya
Dari adanya amandemen UUD ini telah jelas bahwa kewenangan MPR
telah berbeda dari sebelumnya. Selain terkait dengan kewenangan tersebut yang
berubah maka kedudukan MPR sebagai lembaga tertinggi juga ikut berubah
pula. MPR yang awalnya adalah lembaga tertinggi negara kemudian dengan
negara saja yang setara dengan DPR, Presiden, MA dan lembaga tinggi lainnya.
yang lain. Dan MPR merupakan lembaga negara yang mengeluarkan peraturan
yang lebih tinggi49. Sehingga MPR masih bisa dikatakan sebagai lembaga
masih memuat adanya ketetapan MPR yang masih berlaku dan di tempatkan
48
Jimly Asshiddiqie, Struktur Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan Keempat
UUD Tahun 1945,
49
Maria Farida Indrati Soeprapto, 1998, Ilmu Perundang-undangan; Dasar-Dasar dan
Pembentukannya, Jakarta: Kanisius
33
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
Undang;
d. Peraturan Pemerintah
e. Peraturan Presiden
mempunyai fungsi yang kurang efektif. MPR yang keanggotaannya terdiri dari
DPR dan DPD sebagaimana yang di atur dalam UUD 1945 setelah
lembaga legislatif.
50
UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
merupakan produk hukum terbaru yang mengatur mengenai hierarki perundang-undangan di
Indonesia yang sebelumnya telah di atur dalam TAP MPRS NO.XX/MPRS/1966, UU NO. 2 Tahun
1985, selanjutnya di perbarui dengan TAP MPR NO. III/MPR/2000, dan setelah amandemen UUD
1945 dibentuklah UU NO. 10 Tahun 2004 dan yang terbaru adalah UU NO. 12 Tahun 2011 keempat
aturan ini di dalamnya mengatur mengenai hierarki perundang-undangan yang ada di Indonesia.
51
Lihat pasal 2 ayat (1) UUD 1945 perubahan keempat menyatakan “Majelis
Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan
Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan undang-undang”.
34
E. Checks and Balances Sistem Ketatanegaraan Indonesia
Amandemen UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah awal
perubahan dari sebuah sistem ketatanegaraan yang ada di Indonesia pada masa
kekuasaan penuh yang dimiliki oleh lembaga ini baik sebagai eksekutif,
bentuk kelembagaan yang setara. Jika dihadapkan teori trias politica dengan
menghindarkan terjadinya campur tangan yang satu terhadap yang lain, maka
52
MPR RI, 2014, Panduan dalam Memasyarakatkan UUD Tahun 1945, Sekretariat Jendral
MPR RI: Jakarta, halaman 9.
35
mekanisme checks and balances pasca perubahan UUD 1945 tampaknya dapat
powers).
balances dimana dalam hubungan antar lembaga negara terdapat saling menguji
yang terjadi perubahan dari masa sebelum amandemen UUD 1945 dengan masa
setelah amandemen UUD 1945 sebagai bagian dari reformasi dan ditinjau
53
Romi Librayanto, 2008, Trias Politica dalam Struktur Ketatanegaraan Indonesia,
Makasar: PUKAP, halaman. 28
36
Kewenangan MPR dalam
struktur ketatanegaraan RI
37