Abstract
___________________________________________________________________
Motivation was the entire driving force from within and outside the student who raised learning activities so that the desired
objectives could be achieved optimally. Student's motivation was influenced by internal factors that came from within the
student's readiness in learning and external factors that came from outside the student that was the professional competence of
teachers and the learning environment. Based on the results of the preliminary observations there were several indications that
the class X students of Office Administration Program of at SMK N 1 Kendal motivations were remain low. Problems studied
in this research were to study whether there were any influence readiness in learning, professional competence of teachers and the
learning environment on motivation to learn filing subjects simultaneously or partially or not. The purpose of this study was to
study whether there were any influences of the readiness in learning, professional competence of teachers and the learning
environment on motivation to learn filing subjects simultaneously or partially or not. The population studied in this research
was class X students of Office Administration Program 2014/2015 academic year as many as 71 students. Variables examined
namely the readiness in learning, professional competence of teachers, the learning environment and learning motivation. Data
collected by means of questionnaires and documentation. Data were analyzed using descriptive and multiple regression. The
results of multiple linear regression analysis obtained by the equation Y = -14,855+0,571X1+0,309X2+0,519X3+e. There
was a simultaneous effect between readiness in learning, professional competence of teachers and the learning environment on
motivation to learn at 63.3%, while the partial effect of readiness in learning by 38.5%, professional competence of teachers by
7.9%, and the learning environment at 20, 25%.
© 2016 Universitas Negeri Semarang
Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6544
Gedung C6 Lantai 1 FE Unnes
e-ISSN 2502-356X
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: Rizkiayulika@gmail.com
825
Rizkia Yulikasari / Economic Education Analysis Journal 5 (3) (2016)
826
Rizkia Yulikasari / Economic Education Analysis Journal 5 (3) (2016)
psikologis akan lebih cepat menerima dan manusia serta makhluk hidup lainnya.
memahami materi yang disampaikan oleh guru, Lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai
sehingga dengan adanya kesiapan belajar yang berbagai faktor lingkungan yang berpengaruh
baik akan menumbuhkan motivasi belajar yang terhadap praktek pendidikan. Lingkungan
tinggi dari setiap individu. pendidikan dapat diartikan pula sebagai berbagai
Guru sebagai pendidik memiliki tanggung lingkungan tempat berlangsungnya proses
jawab untuk menciptakan motivasi belajar yang pendidikan, yang merupakan bagian dari
tinggi. Guru harus mampu menciptakan kegiatan lingkungan sosial. Mengacu pada pengertian
belajar yang menarik dikarenakan guru tidak tersebut, maka lingkungan pendidikan dipilah
hanya berperan sebagai pentransfer ilmu saja menjadi 3, yakni lingkungan keluarga, sekolah,
melainkan juga bertanggung jawab untuk dan masyarakat. Ketiga lingkungan tersebut
mengarahkan dan membimbing peserta didik. dikenal dengan tripusat pendidikan atau ada yang
Kompleksnya peran guru sebagai pendidik dan menyebut tripusat lembaga pendidikan (Munib,
pembentuk sumber daya manusia yang potensial 2011: 76).
bukanlah hal yang mudah. Agar guru mampu Berdasarkan hasil wawancara dengan
mengemban dan melaksanakan tanggung jawab Bapak Eko Kurniawan, S.Pd selaku guru yang
tersebut, seorang guru harus memiliki mengampu mata pelajaran kearsipan pada
kompetensi yang relevan dengan tugas dan tanggal 23 Januari 2015 menyatakan bahwa
tanggung jawab tersebut. motivasi belajar siswa masih rendah. Beliau
Kompetensi yang berkaitan erat dengan menjabarkan bahwa indikasi kurangnya motivasi
tugas guru sebagai sebuah profesi yakni belajar yakni, saat guru memberikan tugas
kompetensi profesional. praktik siswa tidak langsung tanggap untuk
Menurut Kariman dalam Uno mengerjakan. Kondisi tersebut terlihat saat
(2008:18), “Profesionalisme seorang guru proses praktik berlangsung. Siswa hanya
merupakan suatu keharusan dalam berpangku tangan menunggu hasil pekerjaan
mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan,
yaitu pemahaman tentang pembelajaran, teman yang kemudian hasil pekerjaan tersebut
kurikulum, dan perkembangan manusia disalin ke pekerjaannya tanpa berusaha untuk
termasuk gaya belajar”. bertanya bagaimana langkah atau cara
Guru yang profesional harus menguasai mengerjakan tugas tersebut dengan baik dan
cara belajar yang efektif, harus mampu membuat benar. Kondisi tersebut diperkuat dengan hasil
model satuan pelajaran, mampu memahami pengamatan pada tanggal 22 Januari 2015 pukul
kurikulum secara baik, mampu mengajar di 07.00-09.15 WIB, 19 siswa dari 36 siswa mudah
kelas, mampu menjadi model bagi siswa, mampu menyerah ketika mendapatkan kesulitan,
memberikan petunjuk yang berguna, menguasai sehingga selama proses pembelajaran siswa
teknik-teknik memberikan bimbingan dan terlihat mengantuk, malas, bosan, dan tidak
penyuluhan, mampu menyusun dan bersungguh-sungguh.
melaksanakan prosedur penilaian kemampuan Tampak masih rendahnya motivasi belajar
belajar (Hamalik, 2008:40). siswa juga diungkapkan oleh Ibu Sri Hardjanti, S.
Disebutkan pula bahwa lingkungan belajar Pd saat melakukan wawancara dengan beliau
yang kondusif dapat meningkatkan munculnya selaku guru yang mengampu mata pelajaran
motivasi belajar siswa di sekolah. Aspek kearsipan pada tanggal 22 Januari 2015,
lingkungan belajar berasal dari lingkup yang lebih dijelaskan bahwa siswa belum memiliki motivasi
luas dikenal dengan istilah lingkungan yang tinggi, sehingga ketika siswa mendapatkan
pendidikan. Lingkungan secara umum diartikan kesulitan maka akan mudah menyerah. Rasa
sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, ingin tahu siswa juga masih rendah, hal tersebut
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk terlihat saat guru memberikan kesempatan untuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi bertanya siswa hanya pasif dan diam serta hanya
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan menerima arahan dari guru saja tanpa ada rasa
827
Rizkia Yulikasari / Economic Education Analysis Journal 5 (3) (2016)
ingin tahu kegunaan belajar kearsipan di dunia antara guru dengan guru baik, hal tersebut
kerja yang sesungguhnya. terlihat dari suasana keakraban di ruang guru.
Indikasi rendahnya motivasi belajar siswa Sama halnya dengan interaksi antara guru
ternyata tidak berbanding lurus dengan kesiapan dengan siswa juga saling menunjukkan
belajar yang baik. Siswa kelas X Program keakrabannya.
Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK N 1 Lingkungan keluarga, meskipun siswa
Kendal berjumlah 71 siswa yang terdiri dari dua rata-rata berasal dari keluarga dengan tingkat
kelas, yaitu kelas X AP 1 sebanyak 36 siswa dan ekonomi menengah. Namun, orang tua peserta
X AP 2 sebanyak 35 siswa. Seluruh siswa di SMK didik memberikan perhatian kepada anaknya
N 1 Kendal sebelumnya telah diseleksi melalui mengenai prestasi belajarnya. Hal tersebut
tes pengetahuan dan kesehatan. Seleksi terlihat saat pengambilan raport orang tua peserta
dilakukan secara ketat, sehingga siswa yang didik selalu hadir. Lingkungan masyarakat, siswa
memiliki kondisi cacat secara fisik terutama pada umumnya bertempat tinggal di desa namun
bagian jari tidak akan lolos seleksi. Selain dari untuk mendapatkan berbagai macam fasilitas
kesiapan secara fisik siswa juga mempunyai penunjang belajar seperti buku dan perlengkapan
mental dan emosional yang baik. Pengetahuan sekolah mampu mereka dapatkan dengan
siswa mengenai kearsipan pun baik, hal tersebut mudah. Di luar jam sekolah siswa membuat
terlihat ketika guru menyampaikan materi siswa kelompok belajar, mengikuti kegiatan organisasi
mampu memahami materi yang lalu maupun dan kegiatan ekstrakulikuler yang ada di sekolah.
materi yang akan disampaikan. Data yang diperoleh pada saat melakukan
Dilihat dari aspek kompetensi profesional, observasi di SMK N 1 Kendal, menunjukkan
guru jurusan administrasi perkantoran dalam bahwa siswa memiliki kesiapan belajar yang baik,
mengajar telah menguasai materi sesuai dengan guru memiliki kompetensi profesional yang
bidang studi, sehingga dalam penyampaian sesuai, dan lingkungan belajar yang mendukung
materi tersebut guru mampu menggunakan ternyata tidak serta merta berbanding lurus
media dan sumber belajar yang relevan. dengan tingkat motivasi belajar yang tinggi dari
Kemampuan guru dalam mengelola kelas sudah siswa.
baik, hal tersebut terlihat dari suasana kelas yang Penelitian yang dapat mendukung
kondusif dan kemampuan yang dimiliki guru penelitian ini khusunya variabel kesiapan belajar
untuk memahami karakteristik dari masing- yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sasmita
masing peserta didik. Dalam proses (2013), yang menunjukkan adanya pengaruh
pembelajaran guru juga memberikan penilaian signifikan baik secara simultan maupun parsial
sebagai bahan evaluasi melalui tugas, praktik, terhadap motivasi belajar. Penelitian yang
maupun ulangan harian. dilakukan Pebrinovita (2013), ada pengaruh
Aspek lingkungan belajar meliputi positif yang berarti (signifikan) dari kompetensi
lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan profesional dan pedagogik guru terhadap
lingkungan masyarakat. Lingkungan sekolah, motivasi belajar dengan Fhitung > Ftabel yaitu,
secara geografis SMK N 1 Kendal merupakan 13,246 > 3,220. Variabel kompetensi profesional
sekolah yang terletak di lingkungan perkotaan dan kompetensi pedagogik guru secara simultan
dan menjadi salah satu pusat lingkungan sebesar 38,7% berpengaruh signifikan terhadap
pendidikan di Kabupaten Kendal. Luas tanah motivasi belajar siswa. Penelitian lain yang
sebesar 10,490.46 m2 tersebut, terdapat berbagai terkait dengan pokok bahasan ini juga dilakukan
macam fasilitas yang menunjang untuk kegiatan oleh Ridho (2012), yang menyatakan lingkungan
belajar siswa seperti, ruang kelas, lab administrasi belajar dan motivasi belajar secara simultan
perkantoran, ruang praktik komputer, dan sebesar 52,6% berpengaruh signifikan terhadap
perpustakaan. SMK N 1 Kendal telah prestasi belajar siswa.
menggunakan kurikulum 2013 sejak tahun ajaran Berdasarkan uraian di atas, maka penulis
2013/2014 sampai dengan sekarang. Interaksi sangat tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh
828
Rizkia Yulikasari / Economic Education Analysis Journal 5 (3) (2016)
829
Rizkia Yulikasari / Economic Education Analysis Journal 5 (3) (2016)
830
Rizkia Yulikasari / Economic Education Analysis Journal 5 (3) (2016)
No Kelas Laki- Perempuan Jumlah sebesar 78% dan berada dalam kategori baik.
laki Dengan demikian lingkungan belajar siswa kelas
1 X Ap 1 0 36 36 X program keahlian administrasi perkantoran di
2 X Ap 2 0 35 35
SMK N 1 Kendal tergolong baik.
Jumlah 71
Pengujian normalitas menggunakan
Sumber : Tata Usaha & BK SMK N 1 Kendal
dengan uji statistik non parametrik Kolmogrov-
Smirnov (K-S). Apabila nilai probabilitas > 0,05
Sugiyono (2012a:91) menyatakan bahwa,
maka data berdistribusi normal. Berdasarkan
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi hasil uji normalitas untuk masing-masing
tersebut”. variabel kesiapan belajar, kompetensi profesional
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 71 guru, lingkungan belajar, dan motivasi belajar
siswa atau keseluruhan dari jumlah populasi mata pelajaran kearsipan memiliki nilai
penelitian (sampel jenuh). Sampel jenuh adalah Kolmogrov Smirnov sebesar 0,963. Jika
teknik penentuan sampel bila semua anggota diketahui nilai α adalah 0,05 maka H0 diterima
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini karena Sig > α (0,963> 0,05). Oleh karena H0
sering dilakukan bila jumlah populasi relatif diterima dan H1 ditolak maka data terdistribusi
kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang dengan normal dapat disimpulkan bahwa model
ingin membuat generalisasi dengan kesalahan regresi ini berbentuk linear. Disisi lain uji asumsi
yang sangat kecil (Sugiyono, 2012a:96). Metode klasik terdiri dari uji multikolinearitas dan uji
pengumpulan data menggunkan angket dan heteroskedastisitas.
dokumentasi. Sedangkan metode analisis data Pada uji multikolonieritas diperoleh nilai
meliputi teknik deskriptif presentase dan analisis VIF pada setiap variabel bebas memiliki nilai
regresi linier berganda. tolerance masing-masing yaitu kesiapan belajar
sebesar 0,775 atau 77,5%, kompetensi profesional
HASIL DAN PEMBAHASAN guru sebesar 0,968 atau 96,8% dan lingkungan
belajar sebesar 0,769 atau 76,9%. Sedangkan nilai
Berdasarkan data yang diperoleh dari VIF untuk kesiapan belajar sebesar 1,290,
SMK N 1 Kendal, jumlah siswa kelas XII kompetensi profesional guru sebesar 1,033 dan
program keahlian administrasi perkantoran yaitu lingkungan belajar sebesar 1,300. Hasil pengujian
sejumlah 71 siswa yang tersebar dalam dua kelas. tersebut menunjukkan bahwa setiap variabel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua siswa bebas mempunyai nilai tolerance > 0,1 dan nilai
kelas X program keahlian administrasi VIF < 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa
perkantoran yaitu sejumlah 71 siswa. tidak ada multikolinieritas antarvariabel bebas
Berdasarkan analisis deskriptif persentase dalam model regresi ini. Kemudian untuk uji
diperoleh rata-rata kesiapan belajar siswa heteroskedostisitas menggunakan grafik
program keahlian administrasi perkantoran Scatterplot, terlihat bahwa titik-titik disekitar nol
sebesar 75% dan berada dalam kategori siap. tampak random, sehingga dapat disimpulkan
Dengan demikian kesiapan belajar siswa kelas X bahwa data tidak mengandung
program keahlian administrasi perkantoran di heteroskedostisitas. Pengujian hipotesis dalam
SMK N 1 Kendal tergolong siap. Hasil analisis penelitian ini menggunakan analisis regresi linier
deskriptif kompetensi profesional guru kearsipan berganda dengan tiga variabel bebas yaitu
di SMK N diperoleh rata-rata sebesar 79% dan kesiapan belajar (X1), kompetensi profesional
berada dalam kategori kompeten. Dengan guru (X2), dan lingkungan belajar (X3).
demikian kompetensi profesional guru kearsipan Sedangkan variabel terikatnya adalah motivasi
di SMK N 1 Kendal tergolong kompeten. belajar siswa kelas X program keahlian
Sedangkan hasil analisis deskriptif persentase administrasi perkantoran SMK Negeri 1 Kendal
diperoleh rata-rata lingkungan belajar siswa (Y). Hasil analisis regresi berganda dapat dilihat
program keahlian administrasi perkantoran pada berikut :
831
Rizkia Yulikasari / Economic Education Analysis Journal 5 (3) (2016)
Tabel 2.Hasil Uji Regresi Liner Berganda dengan Motivasi Belajar sebagai Variabel Dependen
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) -14.855 6.839 -2.172 .033
Kesiapan_Belajar .571 .088 .533 6.487 .000
1
Kompetensi_Guru .309 .129 .177 2.400 .019
Lingkungan_Belajar .519 .126 .341 4.126 .000
a. Dependent Variable: Motivasi_Belajar
832
Rizkia Yulikasari / Economic Education Analysis Journal 5 (3) (2016)
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa kearsipan pada siswa kelas X Program Keahlian
menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar Administrasi Perkantoran di SMK N 1 Kendal”
41,226 dengan signifikansi 0,000. Dikarenakan diterima.
nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka Uji statistik t digunakan untuk
menunjukkan bahwa nilai F hitung yang menunjukan seberapa jauh pengaruh satu
diperoleh signifikan. Sehingga hipotesis 1 (H1) variabel penjelas/independen secara individual
yang diuji dalam penelitian ini, yaitu “ada dalam menerangkan variansi variabel dependen.
pengaruh antara kesiapan belajar, kompetensi Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik t
profesional guru, dan lingkungan belajar dengan bantuan SPSS versi 16 sebagai berikut:
terhadap motivasi belajar mata pelajaran
Tabel 4. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik T) dengan Motivasi Belajar sebagai Variabel
Dependen
Coefficientsa
Correlations
Model t Sig.
Zero-order Partial Part
(Constant) -2.172 .033
Kesiapan_Belajar 6.487 .000 .718 .621 .470
1
Kompetensi_Guru 2.400 .019 .306 .281 .174
Lingkungan_Belajar 4.126 .000 .621 .450 .299
Hasil uji statistik variabel kesiapan belajar lingkungan belajar memberikan pengaruh positif
(X1) sebesar 0,621. Uji keberartian koefisien terhadap motivasi belajar mata pelajaran
korelasi dengan uji t diperoleh thitung = 6,487 kearsipan pada siswa kelas X program keahlian
dengan signifikansi 0,000, karena signifikansi administrasi perkantoran di SMK N 1 Kendal.
yang diperoleh kurang dari 0,05 menunjukkan Nilai motivasi belajar pada persamaan
bahwa nilai t yang diperoleh tersebut signifikan. regresi sebesar – 14,855, menurut Rietveld dan
Pada variabel kompetensi profesional guru (X2) Sunaryanto (1994:39),
sebesar 0,281. Uji keberartian koefisien korelasi “Konstanta yang negatif ini tidak
dengan uji t diperoleh thitung = 2,400 dengan menjadi masalah sepanjang X1 dan X2 tidak
signifikansi 0,019, karena signifikansi yang mungkin sama 0 karena tidak mungkin
dilakukan, yang perlu dipertimbangkan
diperoleh kurang dari 0,05 menunjukkan bahwa mencari nilai X1 dan X2 terendah”.
nilai t yang diperoleh tersebut signifikan. Pada persamaan regresi yang ada nilai dari
Koefisien korelasi secara parsial untuk variabel kesiapan belajar, kompetensi profesional guru
lingkungan belajar (X3) sebesar 0,450. Uji dan lingkungan belajar tidak sama dengan nol,
keberartian koefisien korelasi dengan uji t sehingga nilai negatif motivasi belajar dalam
diperoleh thitung = 4,126 dengan signifikansi persamaan regresi tidak dianggap. Hal ini berarti
0,000, karena signifikansi yang diperoleh kurang apabila nilai kesiapan belajar, kompetensi
dari 0,05 menunjukkan bahwa nilai t yang profesional guru dan lingkungan belajar sebesar
diperoleh tersebut signifikan. nol maka akan mempengaruhi motivasi belajar
Hasil analisis regresi berganda dengan sebesar 14,855.
bantuan program SPSS for windows release 16 Hasil penelitian yang diperoleh dari
diperoleh persamaan analisis regresi berganda analisis deskriptif menunjukkan variabel
dengan hasil Y= - 14,855+0,571X1+0,309X2+ kesiapan belajar diukur dengan 6 indikator yaitu
0,519X3 + e . Persamaan tersebut, baik kesiapan kondisi fisik, kondisi mental, kondisi emosional,
belajar, kompetensi profesional guru dan kebutuhan, keterampilan dan pengetahuan
833
Rizkia Yulikasari / Economic Education Analysis Journal 5 (3) (2016)
834
Rizkia Yulikasari / Economic Education Analysis Journal 5 (3) (2016)
835
Rizkia Yulikasari / Economic Education Analysis Journal 5 (3) (2016)
begitu juga sebaliknya semakin rendah Hamalik, Oemar. 2008. Pendidikan Guru
kesiapan belajar siswa maka motivasi Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.
belajar siswa juga semakin rendah. Jakarta: Bumi Aksara
3. Ada pengaruh signifikan secara parsial Mulyasa. 2009. Standar Kompetensi dan
antara kompetensi profesional guru Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja
terhadap motivasi belajar mata pelajaran Rosdakarya.
kearsipan pada siswa kelas X Program Munib, Ahmad. 2011. Pengantar Ilmu
Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri
N 1 Kendal dengan nilai kontribusi sebesar Semarang Press.
7,9%. Jadi, semakin baik kompetensi Nasution. 2000. Didaktik Azaz-Azaz Mengajar.
profesional guru maka motivasi belajar Jakarta: PT Bumi Aksara.
siswa akan baik pula begitu juga sebaliknya Pebrinovita, Wulan. 2013. “Pengaruh
semakin buruk kompetensi profesional guru Kompetensi Profesional dan Pedagodik
maka motivasi belajar siswa juga semakin Guru Ekonomi Terhadap Motivasi Belajar
buruk. Siswa SMA di Kota Pekanbaru”. Jurnal
4. Ada pengaruh signifikan secara parsial Penelitian Pendidikan. Pekanbaru:
antara lingkungan belajar terhadap motivasi Universitas Riau.
belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa Ridho, Muhammad Akbar. 2012. Pengaruh
kelas X Program Keahlian Administrasi Lingkungan Terhadap Motivasi Belajar
Perkantoran di SMK N 1 Kendal dengan dan Dampaknya Terhadap Prestasi Belajar
nilai kontribusi sebesar 20,25%. Jadi, Siswa Kompetensi Keahlian Audio Video
semakin baik lingkungan belajar maka SMK Muh. Kutowinangun Kebumen.
motivasi belajar siswa akan baik pula begitu Jurnal Penelitian Pendidikan. Yogyakarta:
juga sebaliknya semakin buruk lingkungan Universitas Negeri Yogyakarta.
belajar maka motivasi belajar siswa juga Rietveld, Piet dan Lasmono Tri Sunaryanto.
semakin buruk. 1994. 87 Masalah Pokok dalam Regresi
Berganda. Yogyakarta: Andi Offset
DAFTAR PUSTAKA Rifa’i, Ahmad dan Catharina Tri Anni. 2009.
Psikologi Pendidikan. Semarang:
Ahmadi, Abu. 2007. Sosiologi Pendidikan. Universitas Negeri Semarang Press.
Jakarta: PT Rineka Cipta. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo
Pembelajaran. Bandung: Rineka Cipta. Persada.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Rahasia Sukses Sasmita, Erna. 2013. “Pengaruh Kesiapan
Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Belajar, Disiplin Belajar, dan Manajemen
Waktu Terhadap Motivasi Belajar Mata
Diklat Bekerjasama dengan Kolega dan Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian
Pelanggan Pada Siswa Kelas X Program Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Keahlian”. Skripsi. Semarang: Fakultas Cipta.
Ekonomi Unnes Suwarno, Wiji. 2008. Dasar-Dasar Ilmu
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Pendidikan. Jogjakarta:Ar-Ruzz Media
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Sugiyono. 2012a. Metode Penelitian Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Administrasi. Bandung: Alfabeta. Nasional.
---------. 2012b. Metode Penelitian Pendidikan Uno, Hamzah B. 2008. Profesi Kependidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan Problema, Solusi, dan Reformasi
R&D. Bandung: Alfabeta. Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
836
Rizkia Yulikasari / Economic Education Analysis Journal 5 (3) (2016)
837