Anda di halaman 1dari 13

EEAJ 5 (3) (2016)

Economic Education Analysis Journal


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj

PENGARUH KESIAPAN BELAJAR, KOMPETENSI PROFESIONAL GURU


DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATA
PELAJARAN KEARSIPAN

Rizkia Yulikasari, Hengky Pramusinto

Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak dari dalam maupun luar diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai secara maksimal. Motivasi belajar siswa diantaranya
Diterima Agustus 2016 dipengaruhi oleh faktor intern yang berasal dari dalam diri siswa yakni kesiapan belajar dan faktor ekstern yang
Disetujui Agustus 2016 berasal dari luar diri siswa yakni kompetensi profesional guru dan lingkungan belajar. Berdasarkan hasil observasi
Dipublikasikan awal ada indikasi bahwa motivasi belajar siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK N 1
Kendal masih rendah. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini yaitu adakah pengaruh kesiapan belajar,
Oktober 2016 kompetensi profesional guru, dan lingkungan belajar terhadap motivasi belajar mata pelajaran kearsipan secara
________________ simultan maupun parsial. Tujuan penelitian ini yaitu adakah pengaruh kesiapan belajar, kompetensi profesional
guru, dan lingkungan belajar terhadap motivasi belajar mata pelajaran kearsipan secara simultan maupun parsial.
Keywords: Populasi yang diteliti dalam penelitian ini merupakan siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran
Readiness in Learning; tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 71 siswa. Variabel yang dikaji yaitu kesiapan belajar, kompetensi profesional
guru, lingkungan belajar, dan motivasi belajar. Pengumpulan data dilakukan dengan cara kuesioner dan
Professional Competence; dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif dan regresi berganda. Hasil dari analisis regresi linier
Learning Environment; and berganda diperoleh persamaan Y = -14,855+ 0,571X1 + 0,309X2 + 0,519X3 + e. Ada pengaruh secara simultan
Learning Motivation.. antara kesiapan belajar, kompetensi profesional guru dan lingkungan belajar terhadap motivasi belajar sebesar
63,3%, sedangkan pengaruh secara parsial kesiapan belajar sebesar 38,5%, kompetensi profesional guru sebesar
____________________ 7,9%, dan lingkungan belajar sebesar 20,25%.

Abstract
___________________________________________________________________
Motivation was the entire driving force from within and outside the student who raised learning activities so that the desired
objectives could be achieved optimally. Student's motivation was influenced by internal factors that came from within the
student's readiness in learning and external factors that came from outside the student that was the professional competence of
teachers and the learning environment. Based on the results of the preliminary observations there were several indications that
the class X students of Office Administration Program of at SMK N 1 Kendal motivations were remain low. Problems studied
in this research were to study whether there were any influence readiness in learning, professional competence of teachers and the
learning environment on motivation to learn filing subjects simultaneously or partially or not. The purpose of this study was to
study whether there were any influences of the readiness in learning, professional competence of teachers and the learning
environment on motivation to learn filing subjects simultaneously or partially or not. The population studied in this research
was class X students of Office Administration Program 2014/2015 academic year as many as 71 students. Variables examined
namely the readiness in learning, professional competence of teachers, the learning environment and learning motivation. Data
collected by means of questionnaires and documentation. Data were analyzed using descriptive and multiple regression. The
results of multiple linear regression analysis obtained by the equation Y = -14,855+0,571X1+0,309X2+0,519X3+e. There
was a simultaneous effect between readiness in learning, professional competence of teachers and the learning environment on
motivation to learn at 63.3%, while the partial effect of readiness in learning by 38.5%, professional competence of teachers by
7.9%, and the learning environment at 20, 25%.
© 2016 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6544
Gedung C6 Lantai 1 FE Unnes
e-ISSN 2502-356X
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: Rizkiayulika@gmail.com

825
Rizkia Yulikasari / Economic Education Analysis Journal 5 (3) (2016)

PENDAHULUAN kejuruan di SMK yaitu administrasi perkantoran.


Pada program studi administrasi perkantoran,
Pendidikan memiliki peranan penting peserta didik diajarkan berbagai macam keahlian
dalam meningkatkan kualitas sumber daya yang bersifat teori maupun praktik yang sangat
manusia. Terciptanya sumber daya manusia berguna ketika mereka memasuki dunia kerja.
yang unggul merupakan modal dasar tercapainya Oleh karena itu, agar peserta didik memiliki
pembangunan nasional di bidang pendidikan. keahlian yang kompeten di bidang adminsitrasi
Bagi kehidupan manusia pendidikan merupakan perkantoran maka mereka dituntut untuk dapat
kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi secara memahami materi pelajaran dan mampu
sadar dan terencana sepanjang hayat. Karena mengaplikasikannya. Sehingga motivasi belajar
tanpa adanya pendidikan manusia tidak akan sangat dibutuhkan bagi siswa karena tanpa
berkembang sejalan dengan cita-cita dan adanya motivasi belajar siswa tidak akan dapat
tujuannya. melakukan dan proses pembelajaran tidak akan
Pendidikan dinilai sebagai sarana paling berjalan optimal.
ideal untuk meningkatkan kualitas sumber daya Motivasi belajar sangat dibutuhkan dalam
manusia sebagaimana fungsi dan tujuan proses pembelajaran. Sebab, lengkapnya fasilitas
pendidikan Nasional yang tertuang dalam belajar dan tingginya tingkat intelektual siswa
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal tetapi jika tidak didukung dengan motivasi
3 yang berbunyi: belajar yang tinggi maka proses pembelajaran
“Pendidikan nasional berfungsi tidak akan berlangsung secara optimal.
mengembangkan kemampuan dan Sardiman (2011:75) mengemukakan,
membentuk watak serta peradaban bangsa “Motivasi belajar adalah keseluruhan daya
yang bermartabat dalam rangka penggerak di dalam diri siswa yang
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan menimbulkan kegiatan belajar”.
untuk berkembangnya potensi peserta didik Menurut Rifa’i dan Catharina Tri Anni
agar menjadi manusia yang beriman dan (2009:157), “Motivasi merupakan salah satu
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, faktor yang ikut menentukan keberhasilan
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, anak di dalam belajar”.
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara Oleh karena itu, motivasi yang dimiliki
yang demokratis serta bertanggung jawab”. peserta didik berperan penting dalam aktivitas
Berdasarkan Undang-Undang tersebut,
sehari-hari terutama dalam kegiatan belajar
maka pendidikan haruslah menjadi prioritas dan
mengajar.
orientasi utama dalam perwujudan peradaban
Wong (2006) menyatakan bahwa,
bangsa yang mampu dicapai melalui sebuah “Motivation has long been considered by
wadah yang bernama sekolah. Sekolah sebagai psychologists and educators as an important factor
lembaga formal tempat terjadinya interaksi antar that affects student learning and achievement”.
komponen pendidikan merupakan tempat yang Artinya motivasi dipertimbangkan dengan
psikologis dan pendidik yang menjadi faktor
paling memungkinkan bagi seseorang untuk
penting yang mempengaruhi pengetahuan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dan prestasi.
guna mengembangkan potensi dirinya. Peneliti menduga bahwa motivasi belajar
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) siswa kelas X administrasi perkantoran pada
sebagai salah satu pendidikan formal pada mata pelajaran kearsipan dipengaruhi oleh
jenjang pendidikan menengah bertujuan untuk beberapa faktor/variabel baik dari dalam diri
mempersiapkan tenaga kerja yang berkualitas, siswa maupun luar.
membekali ketrampilan berkeahlian profesional Slameto (2013:113) menyatakan,
dan mampu bersaing di dunia kerja. Oleh karena “Kesiapan belajar adalah keseluruhan kondisi
itu, SMK memberikan bekal secara mendalam seseorang yang membuatnya siap untuk
kepada peserta didik dengan berbagai macam memberi respon atau jawaban di dalam cara
tertentu terhadap suatu situasi”.
keahlian yang telah disesuaikan dengan Hal tersebut menunjukkan bahwa, siswa
kurikulum kejuruan. Salah satu program yang dalam kondisi siap secara fisik maupun

826
Rizkia Yulikasari / Economic Education Analysis Journal 5 (3) (2016)

psikologis akan lebih cepat menerima dan manusia serta makhluk hidup lainnya.
memahami materi yang disampaikan oleh guru, Lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai
sehingga dengan adanya kesiapan belajar yang berbagai faktor lingkungan yang berpengaruh
baik akan menumbuhkan motivasi belajar yang terhadap praktek pendidikan. Lingkungan
tinggi dari setiap individu. pendidikan dapat diartikan pula sebagai berbagai
Guru sebagai pendidik memiliki tanggung lingkungan tempat berlangsungnya proses
jawab untuk menciptakan motivasi belajar yang pendidikan, yang merupakan bagian dari
tinggi. Guru harus mampu menciptakan kegiatan lingkungan sosial. Mengacu pada pengertian
belajar yang menarik dikarenakan guru tidak tersebut, maka lingkungan pendidikan dipilah
hanya berperan sebagai pentransfer ilmu saja menjadi 3, yakni lingkungan keluarga, sekolah,
melainkan juga bertanggung jawab untuk dan masyarakat. Ketiga lingkungan tersebut
mengarahkan dan membimbing peserta didik. dikenal dengan tripusat pendidikan atau ada yang
Kompleksnya peran guru sebagai pendidik dan menyebut tripusat lembaga pendidikan (Munib,
pembentuk sumber daya manusia yang potensial 2011: 76).
bukanlah hal yang mudah. Agar guru mampu Berdasarkan hasil wawancara dengan
mengemban dan melaksanakan tanggung jawab Bapak Eko Kurniawan, S.Pd selaku guru yang
tersebut, seorang guru harus memiliki mengampu mata pelajaran kearsipan pada
kompetensi yang relevan dengan tugas dan tanggal 23 Januari 2015 menyatakan bahwa
tanggung jawab tersebut. motivasi belajar siswa masih rendah. Beliau
Kompetensi yang berkaitan erat dengan menjabarkan bahwa indikasi kurangnya motivasi
tugas guru sebagai sebuah profesi yakni belajar yakni, saat guru memberikan tugas
kompetensi profesional. praktik siswa tidak langsung tanggap untuk
Menurut Kariman dalam Uno mengerjakan. Kondisi tersebut terlihat saat
(2008:18), “Profesionalisme seorang guru proses praktik berlangsung. Siswa hanya
merupakan suatu keharusan dalam berpangku tangan menunggu hasil pekerjaan
mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan,
yaitu pemahaman tentang pembelajaran, teman yang kemudian hasil pekerjaan tersebut
kurikulum, dan perkembangan manusia disalin ke pekerjaannya tanpa berusaha untuk
termasuk gaya belajar”. bertanya bagaimana langkah atau cara
Guru yang profesional harus menguasai mengerjakan tugas tersebut dengan baik dan
cara belajar yang efektif, harus mampu membuat benar. Kondisi tersebut diperkuat dengan hasil
model satuan pelajaran, mampu memahami pengamatan pada tanggal 22 Januari 2015 pukul
kurikulum secara baik, mampu mengajar di 07.00-09.15 WIB, 19 siswa dari 36 siswa mudah
kelas, mampu menjadi model bagi siswa, mampu menyerah ketika mendapatkan kesulitan,
memberikan petunjuk yang berguna, menguasai sehingga selama proses pembelajaran siswa
teknik-teknik memberikan bimbingan dan terlihat mengantuk, malas, bosan, dan tidak
penyuluhan, mampu menyusun dan bersungguh-sungguh.
melaksanakan prosedur penilaian kemampuan Tampak masih rendahnya motivasi belajar
belajar (Hamalik, 2008:40). siswa juga diungkapkan oleh Ibu Sri Hardjanti, S.
Disebutkan pula bahwa lingkungan belajar Pd saat melakukan wawancara dengan beliau
yang kondusif dapat meningkatkan munculnya selaku guru yang mengampu mata pelajaran
motivasi belajar siswa di sekolah. Aspek kearsipan pada tanggal 22 Januari 2015,
lingkungan belajar berasal dari lingkup yang lebih dijelaskan bahwa siswa belum memiliki motivasi
luas dikenal dengan istilah lingkungan yang tinggi, sehingga ketika siswa mendapatkan
pendidikan. Lingkungan secara umum diartikan kesulitan maka akan mudah menyerah. Rasa
sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, ingin tahu siswa juga masih rendah, hal tersebut
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk terlihat saat guru memberikan kesempatan untuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi bertanya siswa hanya pasif dan diam serta hanya
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan menerima arahan dari guru saja tanpa ada rasa

827
Rizkia Yulikasari / Economic Education Analysis Journal 5 (3) (2016)

ingin tahu kegunaan belajar kearsipan di dunia antara guru dengan guru baik, hal tersebut
kerja yang sesungguhnya. terlihat dari suasana keakraban di ruang guru.
Indikasi rendahnya motivasi belajar siswa Sama halnya dengan interaksi antara guru
ternyata tidak berbanding lurus dengan kesiapan dengan siswa juga saling menunjukkan
belajar yang baik. Siswa kelas X Program keakrabannya.
Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK N 1 Lingkungan keluarga, meskipun siswa
Kendal berjumlah 71 siswa yang terdiri dari dua rata-rata berasal dari keluarga dengan tingkat
kelas, yaitu kelas X AP 1 sebanyak 36 siswa dan ekonomi menengah. Namun, orang tua peserta
X AP 2 sebanyak 35 siswa. Seluruh siswa di SMK didik memberikan perhatian kepada anaknya
N 1 Kendal sebelumnya telah diseleksi melalui mengenai prestasi belajarnya. Hal tersebut
tes pengetahuan dan kesehatan. Seleksi terlihat saat pengambilan raport orang tua peserta
dilakukan secara ketat, sehingga siswa yang didik selalu hadir. Lingkungan masyarakat, siswa
memiliki kondisi cacat secara fisik terutama pada umumnya bertempat tinggal di desa namun
bagian jari tidak akan lolos seleksi. Selain dari untuk mendapatkan berbagai macam fasilitas
kesiapan secara fisik siswa juga mempunyai penunjang belajar seperti buku dan perlengkapan
mental dan emosional yang baik. Pengetahuan sekolah mampu mereka dapatkan dengan
siswa mengenai kearsipan pun baik, hal tersebut mudah. Di luar jam sekolah siswa membuat
terlihat ketika guru menyampaikan materi siswa kelompok belajar, mengikuti kegiatan organisasi
mampu memahami materi yang lalu maupun dan kegiatan ekstrakulikuler yang ada di sekolah.
materi yang akan disampaikan. Data yang diperoleh pada saat melakukan
Dilihat dari aspek kompetensi profesional, observasi di SMK N 1 Kendal, menunjukkan
guru jurusan administrasi perkantoran dalam bahwa siswa memiliki kesiapan belajar yang baik,
mengajar telah menguasai materi sesuai dengan guru memiliki kompetensi profesional yang
bidang studi, sehingga dalam penyampaian sesuai, dan lingkungan belajar yang mendukung
materi tersebut guru mampu menggunakan ternyata tidak serta merta berbanding lurus
media dan sumber belajar yang relevan. dengan tingkat motivasi belajar yang tinggi dari
Kemampuan guru dalam mengelola kelas sudah siswa.
baik, hal tersebut terlihat dari suasana kelas yang Penelitian yang dapat mendukung
kondusif dan kemampuan yang dimiliki guru penelitian ini khusunya variabel kesiapan belajar
untuk memahami karakteristik dari masing- yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sasmita
masing peserta didik. Dalam proses (2013), yang menunjukkan adanya pengaruh
pembelajaran guru juga memberikan penilaian signifikan baik secara simultan maupun parsial
sebagai bahan evaluasi melalui tugas, praktik, terhadap motivasi belajar. Penelitian yang
maupun ulangan harian. dilakukan Pebrinovita (2013), ada pengaruh
Aspek lingkungan belajar meliputi positif yang berarti (signifikan) dari kompetensi
lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan profesional dan pedagogik guru terhadap
lingkungan masyarakat. Lingkungan sekolah, motivasi belajar dengan Fhitung > Ftabel yaitu,
secara geografis SMK N 1 Kendal merupakan 13,246 > 3,220. Variabel kompetensi profesional
sekolah yang terletak di lingkungan perkotaan dan kompetensi pedagogik guru secara simultan
dan menjadi salah satu pusat lingkungan sebesar 38,7% berpengaruh signifikan terhadap
pendidikan di Kabupaten Kendal. Luas tanah motivasi belajar siswa. Penelitian lain yang
sebesar 10,490.46 m2 tersebut, terdapat berbagai terkait dengan pokok bahasan ini juga dilakukan
macam fasilitas yang menunjang untuk kegiatan oleh Ridho (2012), yang menyatakan lingkungan
belajar siswa seperti, ruang kelas, lab administrasi belajar dan motivasi belajar secara simultan
perkantoran, ruang praktik komputer, dan sebesar 52,6% berpengaruh signifikan terhadap
perpustakaan. SMK N 1 Kendal telah prestasi belajar siswa.
menggunakan kurikulum 2013 sejak tahun ajaran Berdasarkan uraian di atas, maka penulis
2013/2014 sampai dengan sekarang. Interaksi sangat tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh

828
Rizkia Yulikasari / Economic Education Analysis Journal 5 (3) (2016)

Kesiapan Belajar , Kompetensi Profesional Guru, yang menjadi indikator-indikator motivasi


dan Lingkungan Belajar terhadap Motivasi belajar adalah sebagai berikut:
Belajar Mata Pelajaran Kearsipan pada Siswa a. Ulet menghadapi kesulitan.
Kelas X Program Keahlian Administrasi b. Menunjukan minat terhadap bermacam-
Perkantoran di SMK N 1 Kendal. macam masalah.
c. Lebih senang bekerja sendiri.
Motivasi Belajar d. Suka terhadap hal-hal baru.
Uno (2011:6) menyatakan bahwa: e. Senang memecahkan masalah atau soal-
“Motivasi merupakan konsep hipotesis soal.
untuk suatu kegiatan yang dipengaruhi oleh
persepsi dan tingkah laku seseorang untuk Kesiapan Belajar
mengubah situasi yang tidak memuaskan atau
tidak menyenangkan”. Menurut Slameto (2013:59),
“Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi
Adapun Dimyati dan Mudjiono
response atau bereaksi. Kesediaan itu timbul
(2009:239) berpendapat bahwa: dari dalam diri seseorang dan juga
“Motivasi belajar merupakan kekuatan berhubungan dengan kematangan, karena
mental yang mendorong terjadinya proses kematangan berarti kesiapan untuk
belajar”. melaksanakan kecakapan. Kesiapan perlu
Dorongan ini terdapat dalam diri diperhatikan dalam proses belajar, karena jika
seseorang untuk menggerakkan dan melakukan siswa belajar dan padanya sudah ada
sesuatu terutama dalam aktivitas belajar kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih
mengajar. Sardiman (2011:75) menyatakan baik”.
Adapun Thorndike yang dikutip dalam
bahwa:
Slameto (2013:114) menyatakan bahwa:
“Motivasi adalah keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang “Kesiapan adalah prasyarat untuk
menimbulkan kegiatan belajar dan yang belajar berikutnya”.
memberikan arah pada kegiatan belajar, Hamalik (2009:41) berpendapat bahwa:
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek “Kesiapan adalah keadaan kapasitas
belajar itu dapat tercapai” yang ada pada diri siswa dalam hubungan
Menurut Hamalik (2009:112) terdapat dengan tujuan pengajaran tertentu”.
dua jenis motivasi belajar siswa, yakni Motivasi Djamarah (2008:67) menyatakan
intrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam bahwa:
“Faktor yang mempengaruhi kesiapan
situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan
belajar meliputi, kesiapan fisik, kesiapan
dan tujuan-tujuan siswa sendiri dan motivasi psikis dan kesiapan materil”.
ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh Selanjutnya Slameto (2013:113)
faktor-faktor dari luar situasi belajar. Sardiman menyatakan bahwa:
(2011:83) menyatakan bahwa motivasi belajar “Kondisi kesiapan mencakup 3 aspek,
yang ada pada diri anak memiliki ciri-ciri sebagai yaitu kondisi fisik, mental, emosional,
berikut, tekun dalam menghadapi tugas, ulet kebutuhan-kebutuhan, motif, tujuan,
keterampilan, pengetahuan dan pengertian
menghadapi kesulitan, tidak memerlukan
lain yang telah dipelajari”.
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik Kesiapan belajar dalam mata pelajaran
mungkin, menunjukkan minat terhadap kearsipan merupakan kondisi awal peserta didik
bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja dan kondisi saat pembelajaran kearsipan
mandiri, suka terhadap hal-hal baru, dapat berlangsung. Berdasarkan penjabaran di atas
mempertahankan pendapatnya, tidak mudah maka indikator yang akan digunakan peneliti
melepaskan hal yang diyakini itu, senang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
mencari dan memecahkan masalah soal-soal. a. Kondisi fisik
Berlandaskan teori yang dikemukakan oleh b. Kondisi mental
Sardiman (2011:83), maka dalam penlitain ini c. Kondisi emosional
d. Kebutuhan

829
Rizkia Yulikasari / Economic Education Analysis Journal 5 (3) (2016)

e. Keterampilan “Lingkungan secara umum diartikan


f. Pengetahuan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang
Kompetensi Profesional Guru mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
Littrell dalam Uno (2008:62) dan kesejahteraan manusia serta makhluk
mengemukakan, hidup lainnya. Sedangkan lingkungan
“Kompetensi adalah kekuatan mental pendidikan dapat diartikan sebagai faktor
dan fisik untuk melakukan tugas atau lingkungan yang berpengaruh terhadap
keterampilan yang dipelajari melalui latihan praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan
dan praktik”. dapat pula diartikan sebagai berbagai
Mulyasa (2009:26) menyatakan, lingkungan tempat berlangsungnya proses
“Kompetensi mengacu pada pendidikan, yang merupakan bagian dari
kemampuan melaksanakan sesuatu yang lingkungan sosial. Lingkungan belajar dibagi
menjadi tiga yaitu lingkungan keluarga,
diperoleh melalui pendidikan”.
Uno (2008:68) mengemukakan, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat”.
“Kompetensi profesionalisme guru Ahmadi (2007:108) mengemukakan
dapat diartikan sebagai kemampuan dan
bahwa,
kewenangan guru dalam menjalankan profesi
keguruannya dengan kemampuan tinggi”. ”Keluarga adalah wadah yang sangat
Sedangkan Mulyasa (2009:138) penting diantara individu dan grup, dan
berpendapat bahwa: merupakan kelompok sosial yang pertama
dimana anak-anak menjadi anggotanya”.
“Kompetensi profesional merupakan Nasution (2000:146) mengartikan,
kompetensi yang harus dikuasai guru dalam
kaitannya dengan pelaksanaan tugas “Sekolah adalah suatu lembaga yang
utamanya mengajar”. bertujuan mempersiapkan anak untuk hidup
sebagai anggota masyarakat yang sanggup
Guru yang memiliki kompetensi
berpikir sendiri dan berbuat efektif”.
profesional harus mampu menguasai bahan Suwarno (2008:46) menyatakan bahwa,
pembelajaran, mengelola program belajar “Lingkungan masyarakat adalah
mengajar, mengelola kelas, menggunakan lingkungan pendidikan nonformal yang
media/sumber, menguasai landasan-landasan memberikan pendidikan secara sengaja dan
kependidikan, mengelola interaksi belajar berencana kepada seluruh anggotanya, tetapi
mengajar, menilai prestasi siswa untuk tidak sistematis”.
Berdasarkan penjabaran teori di atas,
kepentingan pengajaran, mengenal fungsi dan
indikator lingkungan belajar yakni:
program bimbingan dan penyuluhan di sekolah,
a. Lingkungan keluarga
mengenal dan menyelenggarakan administrasi
b. Lingkungan sekolah
sekolah serta memahami prinsip-prinsip dan
c. Lingkungan masyarakat
menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna
keperluan pengajaran (Sardiman, 2011:164).
METODE
Berdasarkan teori di atas, indikator kompetensi
profesional guru yakni:
Sugiyono (2012b:117) berpendapat bahwa,
a. Penguasaan bahan pembelajaran.
“Populasi adalah wilayah generalisasi
b. Kemampuan penyelenggaraan yang terdiri atas obyek/subyek yang
pembelajaran di kelas. mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
c. Pemahaman terhadap karakteristik peserta yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
didik. dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
d. Penggunaan media/sumber dan teknologi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
e. Menilai prestasi siswa. kelas X program keahlian administrasi
perkantoran SMK N 1 Kendal tahun pelajaran
2014/2015 dengan rincian sebagai berikut:
Lingkungan Belajar
Munib (2011:76) mengemukakan,
Tabel 1. Jumlah Populasi Penelitian

830
Rizkia Yulikasari / Economic Education Analysis Journal 5 (3) (2016)

No Kelas Laki- Perempuan Jumlah sebesar 78% dan berada dalam kategori baik.
laki Dengan demikian lingkungan belajar siswa kelas
1 X Ap 1 0 36 36 X program keahlian administrasi perkantoran di
2 X Ap 2 0 35 35
SMK N 1 Kendal tergolong baik.
Jumlah 71
Pengujian normalitas menggunakan
Sumber : Tata Usaha & BK SMK N 1 Kendal
dengan uji statistik non parametrik Kolmogrov-
Smirnov (K-S). Apabila nilai probabilitas > 0,05
Sugiyono (2012a:91) menyatakan bahwa,
maka data berdistribusi normal. Berdasarkan
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi hasil uji normalitas untuk masing-masing
tersebut”. variabel kesiapan belajar, kompetensi profesional
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 71 guru, lingkungan belajar, dan motivasi belajar
siswa atau keseluruhan dari jumlah populasi mata pelajaran kearsipan memiliki nilai
penelitian (sampel jenuh). Sampel jenuh adalah Kolmogrov Smirnov sebesar 0,963. Jika
teknik penentuan sampel bila semua anggota diketahui nilai α adalah 0,05 maka H0 diterima
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini karena Sig > α (0,963> 0,05). Oleh karena H0
sering dilakukan bila jumlah populasi relatif diterima dan H1 ditolak maka data terdistribusi
kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang dengan normal dapat disimpulkan bahwa model
ingin membuat generalisasi dengan kesalahan regresi ini berbentuk linear. Disisi lain uji asumsi
yang sangat kecil (Sugiyono, 2012a:96). Metode klasik terdiri dari uji multikolinearitas dan uji
pengumpulan data menggunkan angket dan heteroskedastisitas.
dokumentasi. Sedangkan metode analisis data Pada uji multikolonieritas diperoleh nilai
meliputi teknik deskriptif presentase dan analisis VIF pada setiap variabel bebas memiliki nilai
regresi linier berganda. tolerance masing-masing yaitu kesiapan belajar
sebesar 0,775 atau 77,5%, kompetensi profesional
HASIL DAN PEMBAHASAN guru sebesar 0,968 atau 96,8% dan lingkungan
belajar sebesar 0,769 atau 76,9%. Sedangkan nilai
Berdasarkan data yang diperoleh dari VIF untuk kesiapan belajar sebesar 1,290,
SMK N 1 Kendal, jumlah siswa kelas XII kompetensi profesional guru sebesar 1,033 dan
program keahlian administrasi perkantoran yaitu lingkungan belajar sebesar 1,300. Hasil pengujian
sejumlah 71 siswa yang tersebar dalam dua kelas. tersebut menunjukkan bahwa setiap variabel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua siswa bebas mempunyai nilai tolerance > 0,1 dan nilai
kelas X program keahlian administrasi VIF < 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa
perkantoran yaitu sejumlah 71 siswa. tidak ada multikolinieritas antarvariabel bebas
Berdasarkan analisis deskriptif persentase dalam model regresi ini. Kemudian untuk uji
diperoleh rata-rata kesiapan belajar siswa heteroskedostisitas menggunakan grafik
program keahlian administrasi perkantoran Scatterplot, terlihat bahwa titik-titik disekitar nol
sebesar 75% dan berada dalam kategori siap. tampak random, sehingga dapat disimpulkan
Dengan demikian kesiapan belajar siswa kelas X bahwa data tidak mengandung
program keahlian administrasi perkantoran di heteroskedostisitas. Pengujian hipotesis dalam
SMK N 1 Kendal tergolong siap. Hasil analisis penelitian ini menggunakan analisis regresi linier
deskriptif kompetensi profesional guru kearsipan berganda dengan tiga variabel bebas yaitu
di SMK N diperoleh rata-rata sebesar 79% dan kesiapan belajar (X1), kompetensi profesional
berada dalam kategori kompeten. Dengan guru (X2), dan lingkungan belajar (X3).
demikian kompetensi profesional guru kearsipan Sedangkan variabel terikatnya adalah motivasi
di SMK N 1 Kendal tergolong kompeten. belajar siswa kelas X program keahlian
Sedangkan hasil analisis deskriptif persentase administrasi perkantoran SMK Negeri 1 Kendal
diperoleh rata-rata lingkungan belajar siswa (Y). Hasil analisis regresi berganda dapat dilihat
program keahlian administrasi perkantoran pada berikut :

831
Rizkia Yulikasari / Economic Education Analysis Journal 5 (3) (2016)

Tabel 2.Hasil Uji Regresi Liner Berganda dengan Motivasi Belajar sebagai Variabel Dependen
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) -14.855 6.839 -2.172 .033
Kesiapan_Belajar .571 .088 .533 6.487 .000
1
Kompetensi_Guru .309 .129 .177 2.400 .019
Lingkungan_Belajar .519 .126 .341 4.126 .000
a. Dependent Variable: Motivasi_Belajar

Tabel di atas menunjukkan bahwa 3. Koefisien Kompetensi Profesional Guru


persamaan regresi berganda yang dihasilkan (X2) = 0,309
adalah: Jika kompetensi profesional guru
Y=14,855+0,571X1+0,309X2+0,519X3+ e mengalami peningkatan sebesar 1 point
Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sedangkan kesiapan belajar dan lingkungan
sebagai berikut: belajar adalah tetap, maka akan
1. Konstanta = -14,855 menyebabkan kenaikan motivasi belajar
Jika variabel kesiapan belajar, variabel mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas X
kompetensi profesional guru dan variabel Program Keahlian Administrasi
lingkungan belajar adalah 0, maka motivasi Perkantoran di SMK N 1 Kendal sebesar
belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa 0,309.
kelas X Program Keahlian Administrasi 4. Koefisien Lingkungan Belajar (X3) = 0,519
Perkantoran di SMK N 1 Kendal sebesar - Jika lingkungan belajar mengalami
14,855. peningkatan sebesar 1 point sedangkan
2. Koefisien Kesiapan Belajar (X1) = 0,571 kesiapan belajar dan kompetensi profesional
Jika kesiapan belajar mengalami guru adalah tetap, maka akan menyebabkan
peningkatan sebesar 1 point sedangkan kenaikan motivasi belajar mata pelajaran
kompetensi profesional guru dan kearsipan pada siswa kelas X Program
lingkungan belajar adalah tetap, maka akan Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK
menyebabkan kenaikan motivasi belajar N 1 Kendal sebesar 0,519.
mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas X Uji statistik F untuk menguji
Program Keahlian Administrasi kebermaknaan model regresi bergada dapat
Perkantoran di SMK N 1 Kendal sebesar dilihat hasilnya dari SPSS versi 16 sebagai
0,571. berikut:
Tabel 3.Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) dengan Motivasi Belajar Sebagai Variabel
Dependen
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 1334.518 3 444.839 41.226 .000a
1 Residual 722.947 67 10.790
Total 2057.465 70
a. Predictors: (Constant), Lingkungan_Belajar, Kompetensi_Guru, Kesiapan_Belajar
b. Dependent Variable: Motivasi_Belajar

832
Rizkia Yulikasari / Economic Education Analysis Journal 5 (3) (2016)

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa kearsipan pada siswa kelas X Program Keahlian
menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar Administrasi Perkantoran di SMK N 1 Kendal”
41,226 dengan signifikansi 0,000. Dikarenakan diterima.
nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka Uji statistik t digunakan untuk
menunjukkan bahwa nilai F hitung yang menunjukan seberapa jauh pengaruh satu
diperoleh signifikan. Sehingga hipotesis 1 (H1) variabel penjelas/independen secara individual
yang diuji dalam penelitian ini, yaitu “ada dalam menerangkan variansi variabel dependen.
pengaruh antara kesiapan belajar, kompetensi Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik t
profesional guru, dan lingkungan belajar dengan bantuan SPSS versi 16 sebagai berikut:
terhadap motivasi belajar mata pelajaran

Tabel 4. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik T) dengan Motivasi Belajar sebagai Variabel
Dependen
Coefficientsa
Correlations
Model t Sig.
Zero-order Partial Part
(Constant) -2.172 .033
Kesiapan_Belajar 6.487 .000 .718 .621 .470
1
Kompetensi_Guru 2.400 .019 .306 .281 .174
Lingkungan_Belajar 4.126 .000 .621 .450 .299

a. Dependent Variable: Motivasi_Belajar

Hasil uji statistik variabel kesiapan belajar lingkungan belajar memberikan pengaruh positif
(X1) sebesar 0,621. Uji keberartian koefisien terhadap motivasi belajar mata pelajaran
korelasi dengan uji t diperoleh thitung = 6,487 kearsipan pada siswa kelas X program keahlian
dengan signifikansi 0,000, karena signifikansi administrasi perkantoran di SMK N 1 Kendal.
yang diperoleh kurang dari 0,05 menunjukkan Nilai motivasi belajar pada persamaan
bahwa nilai t yang diperoleh tersebut signifikan. regresi sebesar – 14,855, menurut Rietveld dan
Pada variabel kompetensi profesional guru (X2) Sunaryanto (1994:39),
sebesar 0,281. Uji keberartian koefisien korelasi “Konstanta yang negatif ini tidak
dengan uji t diperoleh thitung = 2,400 dengan menjadi masalah sepanjang X1 dan X2 tidak
signifikansi 0,019, karena signifikansi yang mungkin sama 0 karena tidak mungkin
dilakukan, yang perlu dipertimbangkan
diperoleh kurang dari 0,05 menunjukkan bahwa mencari nilai X1 dan X2 terendah”.
nilai t yang diperoleh tersebut signifikan. Pada persamaan regresi yang ada nilai dari
Koefisien korelasi secara parsial untuk variabel kesiapan belajar, kompetensi profesional guru
lingkungan belajar (X3) sebesar 0,450. Uji dan lingkungan belajar tidak sama dengan nol,
keberartian koefisien korelasi dengan uji t sehingga nilai negatif motivasi belajar dalam
diperoleh thitung = 4,126 dengan signifikansi persamaan regresi tidak dianggap. Hal ini berarti
0,000, karena signifikansi yang diperoleh kurang apabila nilai kesiapan belajar, kompetensi
dari 0,05 menunjukkan bahwa nilai t yang profesional guru dan lingkungan belajar sebesar
diperoleh tersebut signifikan. nol maka akan mempengaruhi motivasi belajar
Hasil analisis regresi berganda dengan sebesar 14,855.
bantuan program SPSS for windows release 16 Hasil penelitian yang diperoleh dari
diperoleh persamaan analisis regresi berganda analisis deskriptif menunjukkan variabel
dengan hasil Y= - 14,855+0,571X1+0,309X2+ kesiapan belajar diukur dengan 6 indikator yaitu
0,519X3 + e . Persamaan tersebut, baik kesiapan kondisi fisik, kondisi mental, kondisi emosional,
belajar, kompetensi profesional guru dan kebutuhan, keterampilan dan pengetahuan

833
Rizkia Yulikasari / Economic Education Analysis Journal 5 (3) (2016)

diperoleh sebesar 75 % yang termasuk dalam Nilai t hitung yang signifikan


kondisi siap. Variabel kompetensi profesional menunjukkan bahwa H2 diterima yaitu ada
guru diukur dengan 5 indikator yaitu penguasaan pengaruh antara kesiapan belajar terhadap
bahan pembelajaran, kemampuan motivasi belajar mata pelajaran kearsipan pada
penyelenggaraan pembelajaran di kelas, siswa kelas X Program Keahlian Administrasi
pemahaman terhadap karakteristik peserta didik, Perkantoran di SMK N 1 Kendal. Besarnya
penggunaan media/sumber dan teknologi serta kontribusi variabel kesiapan belajar terhadap
menilai prestasi siswa diperoleh sebesar 79% motivasi belajar mata pelajaran kearsipan pada
yang termasuk dalam kategori kompeten. siswa kelas X Program Keahlian Administrasi
Variabel lingkungan belajar diukur dengan 3 Perkantoran di SMK N 1 Kendal adalah sebesar
indikator yaitu lingkungan keluarga, lingkungan 38,5%. Variabel kesiapan belajar memberikan
sekolah dan lingkungan masyarakat diperoleh pengaruh paling besar dibandingkan dengan
sebesar 78% yang termasuk dalam kategori baik. variabel kompetensi profesional guru maupun
Besarnya pengaruh kesiapan belajar, lingkungan belajar.
kompetensi profesional guru dan lingkungan Berdasarkan analisis deskriptif untuk
belajar terhadap motivasi belajar mata pelajaran mengukur kesiapan belajar siswa didapatkan
kearsipan pada siswa kelas X program keahlian hasil rata-rata klasikal kondisi fisik sebesar 75%
administrasi perkantoran di SMK N 1 Kendal yang termasuk dalam kategori siap. kondisi fisik
secara simultan dapat diketahui nilai R2 yakni sebesar 76% yang termasuk dalam kategori siap ,
Adjusted R Square sebesar 0,633 atau 63,3% kondisi mental sebesar 74% yang termasuk dalam
sehingga sisanya sebesar 36,7% dipengaruhi oleh kategori siap, kondisi emosional sebesar 82%
faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini. yang termasuk dalam kategori sangat siap,
Kesiapan belajar merupakan salah satu kebutuhan sebesar 80% yang termasuk dalam
faktor yang mempengaruhi motivasi belajar kategori siap, keterampilan sebesar 75% yang
siswa. Berdasarkan hasil analisis berganda termasuk dalam kategori siap dan pengetahuan
dengan menggunakan program SPSS for sebesar 67% yang termasuk dalam kategori siap.
windows release 16 menunjukkan bahwa secara Berdasarkan analisis deskriptif tersebut
parsial ada pengaruh antara kesiapan belajar menunjukkan bahwa indikator pengetahuan
terhadap motivasi belajar mata pelajaran memiliki presentase paling rendah.
kearsipan pada siswa kelas X Program Keahlian Berdasarkan hasil analisis dengan
Administrasi Perkantoran di SMK N 1 Kendal menggunakan program SPSS for windows
yang ditunjukkan dengan hasil uji t untuk release 16 menunjukkan bahwa secara parsial ada
variabel kesiapan belajar (X1) diperoleh thitung pengaruh antara kompetensi profesional guru
sebesar 6,487 dengan signifikansi 0,000 < 0,05. terhadap motivasi belajar mata pelajaran
Signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05 kearsipan pada siswa kelas X Program Keahlian
maka nilai t yang diperoleh tersebut signifikan. Administrasi Perkantoran di SMK N 1 Kendal
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang yang ditunjukkan dengan hasil uji t untuk
mendukung pada penelitian yang dilakukan oleh variabel kompetensi profesional guru (X2)
Sasmita (2013) dalam jurnalnya yang diperoleh thitung sebesar 2,400 dengan
menjelaskan bahwa, kesiapan belajar signifikansi 0,019 < 0,05. Signifikansi yang
memberikan kontribusi sebesar 16,08% terhadap diperoleh kurang dari 0,05 maka nilai t yang
motivasi belajar siswa Kelas X program keahlian diperoleh tersebut signifikan. Hal tersebut sejalan
administrasi perkantoran di SMK N 2 Semarang. dengan penelitian yang dilakukan Febrinovita
Kesiapan belajar merupakan hal yang sangat (2013), yang menyatakan bahwa ada pengaruh
penting. Tanpa kesiapan belajar, siswa tidak akan secara signifikan antara kompetensi profesional
memiliki motivasi dan pembelajaran tidak dapat guru terhadap terhadap motivasi belajar siswa
berjalan optimal. SMA di Kota Pekanbaru sebesar 26,01%.

834
Rizkia Yulikasari / Economic Education Analysis Journal 5 (3) (2016)

Nilai t hitung yang signifikan bahwa, lingkungan belajar memberikan


menunjukkan bahwa hipotesis tiga (H3) yang kontribusi sebesar 23,05% terhadap motivasi
menyatakan bahwa ada pengaruh antara belajar siswa SMK Muh. Kutowangun
kompetensi profesional guru terhadap motivasi Kebumen.
belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas Nilai t hitung yang signifikan
X Program Keahlian Administrasi Perkantoran menunjukkan bahwa hipotesis empat (H4) yang
di SMK N 1 Kendal diterima. Besarnya menyatakan bahwa ada pengaruh antara
kontribusi variabel kompetensi profesional guru lingkungan terhadap motivasi belajar mata
terhadap motivasi belajar mata pelajaran pelajaran kearsipan pada siswa kelas X Program
kearsipan pada siswa kelas X Program Keahlian Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK N 1
Administrasi Perkantoran di SMK N 1 Kendal Kendal diterima. Besarnya kontribusi variabel
adalah sebesar 7,9%. Jumlah pengaruh variabel lingkungan belajar terhadap motivasi belajar
kompetensi profesional guru terhadap motivasi mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas X
belajar memang tidak terlalu besar, namun guru Program Keahlian Administrasi Perkantoran di
merupakan salah satu subjek pendidikan yang SMK N 1 Kendal adalah sebesar 20,25%.
berperan langsung dalam proses pembelajaran. Berdasarkan analisis deskriptif untuk
Berdasarkan analisis deskriptif untuk mengukur lingkungan belajar didapatkan hasil
mengukur kompetensi profesional guru rata-rata klasikal lingkungan keluarga sebesar
didapatkan hasil rata-rata klasikal penguasaan 83% termasuk dalam kategori sangat baik,
bahan ajar sebesar 82% termasuk dalam kategori lingkungan sekolah sebesar 73% termasuk dalam
sangat kompeten, penyelengaraan pembelajaran kategori baik, dan lingkungan masyarakat
di kelas sebesar 79% termasuk dalam kategori sebesar 75% termasuk dalam kategori baik.
kompeten, pemahaman terhadap karakteristik Berdasarkan analisis deskriptif tersebut
peserta didik sebesar 79% termasuk dalam menunjukkan bahwa indikator lingkungan
kategori kompeten, penggunaan media/sumber sekolah siswa memiliki presentase paling rendah
dan teknologi sebesar 77% termasuk dalam dibandingkan dengan indikator lingkungan
kategori kompeten dan menilai prestasi siswa keluarga maupun lingkungan masyarakat.
sebesar 76% termasuk dalam kategori kompeten.
Berdasarkan analisis deskriptif tersebut SIMPULAN
menunjukkan bahwa indikator menilai prestasi 1. Ada pengaruh signifikan secara simultan
siswa memiliki presentase paling rendah. antara variabel kesiapan belajar, kompetensi
Lingkungan belajar merupakan salah satu profesional guru dan lingkungan belajar
faktor yang mempengaruhi motivasi belajar terhadap motivasi belajar mata pelajaran
siswa. Berdasarkan hasil analisis berganda kearsipan pada siswa kelas X Program
dengan menggunakan program SPSS for Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK
windows release 16 menunjukkan bahwa secara N 1 Kendal sebesar 63,3%. Sehingga
parsial ada pengaruh antara lingkungan belajar kenaikan kesiapan belajar, kompetensi
terhadap motivasi belajar mata pelajaran profesional guru dan lingkungan belajar
kearsipan pada siswa kelas X Program Keahlian akan mempengaruhi kenaikan motivasi
Administrasi Perkantoran di SMK N 1 Kendal belajar.
yang ditunjukkan dengan hasil uji t untuk 2. Ada pengaruh signifikan secara parsial
variabel lingkungan belajar (X3) diperoleh antara kesiapan belajar terhadap motivasi
thitung sebesar 4,126 dengan signifikansi 0,000 < belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa
0,05. Signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05 kelas X Program Keahlian Administrasi
maka nilai t yang diperoleh tersebut signifikan. Perkantoran di SMK N 1 Kendal dengan
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang nilai kontribusi sebesar 38,5%. Jadi,
mendukung pada penelitian yang dilakukan oleh semakin tinggi kesiapan belajar siswa maka
Ridho (2012) dalam jurnalnya yang menjelaskan motivasi belajar siswa akan tinggi pula

835
Rizkia Yulikasari / Economic Education Analysis Journal 5 (3) (2016)

begitu juga sebaliknya semakin rendah Hamalik, Oemar. 2008. Pendidikan Guru
kesiapan belajar siswa maka motivasi Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.
belajar siswa juga semakin rendah. Jakarta: Bumi Aksara
3. Ada pengaruh signifikan secara parsial Mulyasa. 2009. Standar Kompetensi dan
antara kompetensi profesional guru Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja
terhadap motivasi belajar mata pelajaran Rosdakarya.
kearsipan pada siswa kelas X Program Munib, Ahmad. 2011. Pengantar Ilmu
Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri
N 1 Kendal dengan nilai kontribusi sebesar Semarang Press.
7,9%. Jadi, semakin baik kompetensi Nasution. 2000. Didaktik Azaz-Azaz Mengajar.
profesional guru maka motivasi belajar Jakarta: PT Bumi Aksara.
siswa akan baik pula begitu juga sebaliknya Pebrinovita, Wulan. 2013. “Pengaruh
semakin buruk kompetensi profesional guru Kompetensi Profesional dan Pedagodik
maka motivasi belajar siswa juga semakin Guru Ekonomi Terhadap Motivasi Belajar
buruk. Siswa SMA di Kota Pekanbaru”. Jurnal
4. Ada pengaruh signifikan secara parsial Penelitian Pendidikan. Pekanbaru:
antara lingkungan belajar terhadap motivasi Universitas Riau.
belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa Ridho, Muhammad Akbar. 2012. Pengaruh
kelas X Program Keahlian Administrasi Lingkungan Terhadap Motivasi Belajar
Perkantoran di SMK N 1 Kendal dengan dan Dampaknya Terhadap Prestasi Belajar
nilai kontribusi sebesar 20,25%. Jadi, Siswa Kompetensi Keahlian Audio Video
semakin baik lingkungan belajar maka SMK Muh. Kutowinangun Kebumen.
motivasi belajar siswa akan baik pula begitu Jurnal Penelitian Pendidikan. Yogyakarta:
juga sebaliknya semakin buruk lingkungan Universitas Negeri Yogyakarta.
belajar maka motivasi belajar siswa juga Rietveld, Piet dan Lasmono Tri Sunaryanto.
semakin buruk. 1994. 87 Masalah Pokok dalam Regresi
Berganda. Yogyakarta: Andi Offset
DAFTAR PUSTAKA Rifa’i, Ahmad dan Catharina Tri Anni. 2009.
Psikologi Pendidikan. Semarang:
Ahmadi, Abu. 2007. Sosiologi Pendidikan. Universitas Negeri Semarang Press.
Jakarta: PT Rineka Cipta. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo
Pembelajaran. Bandung: Rineka Cipta. Persada.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Rahasia Sukses Sasmita, Erna. 2013. “Pengaruh Kesiapan
Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Belajar, Disiplin Belajar, dan Manajemen
Waktu Terhadap Motivasi Belajar Mata
Diklat Bekerjasama dengan Kolega dan Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian
Pelanggan Pada Siswa Kelas X Program Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Keahlian”. Skripsi. Semarang: Fakultas Cipta.
Ekonomi Unnes Suwarno, Wiji. 2008. Dasar-Dasar Ilmu
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Pendidikan. Jogjakarta:Ar-Ruzz Media
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Sugiyono. 2012a. Metode Penelitian Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Administrasi. Bandung: Alfabeta. Nasional.
---------. 2012b. Metode Penelitian Pendidikan Uno, Hamzah B. 2008. Profesi Kependidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan Problema, Solusi, dan Reformasi
R&D. Bandung: Alfabeta. Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT
Bumi Aksara.

836
Rizkia Yulikasari / Economic Education Analysis Journal 5 (3) (2016)

---------. 2011. Teori Motivasi dan Study Strategies of Hongkong Chinese


Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi Secondary Students. Diperoleh dari
Aksara. http://joct.blogspot/2010/01/intrinsik-
Wong, Angel. 2006. A Study of Intrinsic motivation.html. (13 Januari 2015).
Motivation, Achievement Goals and

837

Anda mungkin juga menyukai