Anda di halaman 1dari 7

MIKOLOGI KHUSUS

HUSNUL INAYAH (P062192012)


SITTI RAHMAH MUSTAKIN (P062192013)

PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena hanya
dengan, rahmat, hidayah, kebesaran dan keagungan-Nya lah, sehingga penulisan
makalah ini dapat diselesaikan, dengan judul “Dasar-Dasar Molekuler Genetika
Bakteri”.

Selama penulisan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan motivasi.


Teristimewa kepada dosen pembimbing mata kuliah Mikrobiologi Molekuler
yang telah berjasa dalam membimbing dan mencurahkan ilmu kepada penulis.
Dan juga kepada teman-teman tercinta yang telah memberikan masukan dan
dorongannya.

Mudah-mudahan penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua


pembaca. Apabila pembaca menemukan kesalahan atau kekurangan dalam karya
tulis ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
lebih baiknya karya tulis yang akan datang.

Makassar, 02 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang....................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah................................................................................. 2

1.2. Tujuan Penulisan................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Informasi Genetika Bakteri................................................................... 3

2.2. Polimerisasi Asam Nukleat................................................................... 3

2.3. Replikasi DNA in vivo.......................................................................... 5

2.4. Proses Transkripsi................................................................................. 9

2.5. Proses Transkripsi Balik........................................................................12

2.6. Proses Translasi.....................................................................................13

BAB III PENUTUP

3.1.Kesimpulan.............................................................................................18

3.2. Saran......................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Infeksi jamur atau mikosis adalah suatu kondisi infeksi baik lokal maupun sistemik yang
disebabkan oleh jamur yang menginfeksi tubuh. Prevalensi infeksi jamur menunjukkan baik peningkatan
maupun penurunan dari waktu ke waktu. Peningkatan disebabkan oleh bertambahnya jumlah orang dengan kondisi
immunocompromised, serta banyaknya penggunaan obat-obatan anti jamur serta profilaksis yang
menyebabkan resistensi. Sementara itu, penurunannya disebabkan salah satunya oleh kemajuan teknologi dan
taraf hidup masyarakat, sehingga lebih mengerti tentang bagaimana menjaga kebersihan dan kesehatan diri dan
lingkungan yang baik. Jika dilihat dari faktor iklim, prevalensi infeksi jamur lebih banyak terjadi di
negara beriklim tropis karena suhu dan kelembabannya yang relatif stabil. . 1,2,3,4
Pasien imunokompromais adalah pasien yang respons imunnya menurun (lemah) karena
pemakaian obat imunosupresan, radiasi, malnutrisi dan adanya proses penyakit misalnya
keganasan, infeksi human immunodeficiency virus/acquired immunodeficiency syndrome
(HIV/AIDS) dan lain sebagainya. Pada keadaan tersebut pasien mengalami gangguan berat pada
imunitas selularnya, sehingga rentan terhadap berbagai infeksi, termasuk jamur. . 1,2,3,4
Penyakit infeksi jamur pada pasien imunokompromais dapat digolongkan menjadi infeksi
jamur lokal (superfisial) dan infeksi jamur invasif. Infeksi jamur superfisial yang sering dijumpai
adalah dermatofitosis, malaseziosis dan kandidiasis superfisial. Infeksi jamur invasif meliputi
kandidiasis diseminata, aspergilosis, zigomatosis, fusariosis, histoplasmosis, kriptokokosis dan
sebagainya. Secara klinis infeksi jamur pada pasien imunokompromais berbeda dengan infeksi
jamur pada individu imunokompeten. Pada pasien imunokompromais bersifat atipik, yaitu
mempunyai gambaran klinis, perjalanan penyakit, jamur penyebab, lokasi dan distribusi yang
berbeda. Selain itu sensitivitas terhadap antijamur relatif rendah. Hal tersebut akan berakibat fatal
bagi pasien. . 1,2,3,4

Infeksi jamur invasif atau dikenal dengan infeksi jamur sistemik telah lama dikenal
dimana secara signifikan menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada pasien dengan
imunokompromais. Adanya koinsiden dengan berbagai regimen khemoterapeutik dan
peningkatan jumlah pasien dengan neutropenia berat yang lama, diduga menyebabkan
perubahan epidemiologi dari infeksi jamur pada pasien yang imunokompromais dalam

1
beberapa waktu ini. Candida albicans dan Aspergillus merupakan jumlah yang mayoritas
pada infeksi jamur invasif, dimana juga meningkat pada penyakit non Candida albicans (dan
antijamur yang resisten terhadap isolasi Candida), maupun pada jamur yang kurang umum,
seperti Fussarium, Zygomycetes dan Dermatiaceous. 6,7

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka, rumusan masalah yang ditemukan sebagai
berikut :
 Apa yang

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah sebagai berikut :
 Untuk mengetahui informasi genetika bakteri
 Untuk mengetahui polimerisasi asam nukleat
 Untuk mengetahui replikasi DNA in vivo
 Untuk mengetahui proses transkripsi pada informasi genetika bakteri
 Untuk mengetahui proses transkripsi balik pada informasi genetika bakteri
 Untuk mengetahui proses translasi pada informasi genetika bakteri

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Informasi Genetika Bakteri


Informasi genetik merupakan informasi (materi) yang bertanggung jawab terhadap sistem
informasi genetik

3
1. Gupta AK, Ryder J, Summerbell RC. Fungal Infections in immunocompromised patients. JEADV
2003; 17: 1-2.
2. Venkatesan P, Perfect JR, Myers SA. Evaluation and management of fungal infections in
immunocompromised patients. Dermatology Therapy 2005; 18: 44-57.
3. Johnson RA. Cutaneous manifestations of human immunodeficiency viral disease. Dalam:
Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SL, editor. Dermatology in General
Medicine; edisi ke-6. New York: McGraw-Hill, 2003: 2138-50.
4. Blauvelt A. Mucocutaneous manifestations of the non-HIV infected immunosuppressed host.
Dalam: Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SL, editor. Dermatology in
General Medicine; edisi ke-6. New York: McGraw-Hill, 2003: 1152-64.

6. Knapp KM, Flynn PM. Newer Treatments for Fungal Infections. The Journal of Supportive
Oncology 2005; 3(4): p.290-8.
7. Gvili AG,Vidal L,Goldberg E, Leobovici L, Paul M. Treament of Invasif Candidal Infections:
Systematic Review and Meta-analysis. Mayo Clin Proc. 2008; 83(9):p.1011-21

Anda mungkin juga menyukai