Anda di halaman 1dari 2

Infeksi fungi merupakan masalah kesehatan yang dihadapai di seluruh dunia dan terus mengalami

peningkatan terutama di negara-negara berkembang. Fungi tumbuh subur di daerah beriklim tropis
dengan kelembapan tinggi seperti indonesia. Salah satu fungi yang sering menginfeksi manusia adalah
Candida albicans (Setianingrum, 2014).
Candida albicans merupakan anggota flora normal yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran
pencernaan, selaput mukosa saluran pernapasan, vagina, uretra, kulit dan dibawah jari-jari kuku tangan
dan kaki (Nuryanti dkk, 2016). Infeksi yang disebabkan oleh Candida albicans dapat diobati dengan
menggunakan antibiotik seperti nistatin, ketokonazol atau flukonazol (Jawetz et al, 2013). Namun
ternyata penggunaaan antibiotik tersebut dapat menyebabkan resistensi dan efek samping yang
berbahaya. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor bagi masyarakat beralih ke pengobatan alternatif
menggunakan bahan alam atau obat tradisional (Setianingrum, 2014). Salah satu tanaman yang dapat
dimanfaatkan sebagai obat tradisonal dan diduga mempunyai efek sebagai antifungi adalah Kersen
(Muntingia calabura L.). Menurut (Kurniawati dkk, 2016) Kandungan senyawa kimia aktif pada Daun
Kersen (Muntingia calabura L.) yang bersifat sebagai antifungi yaitu flavonoid, tanin dan saponin.
Senyawa tersebut memiliki mekanisme dapat merusak membran sel dalam menghambat pertumbuhan
Candida albicans.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin membandingkan daya hambat antifungi dari Ekstrak Etanol
Daun Kersen (Muntingia calaburaL.) dan Daun Salam (Syzygium polyanthum Wight.) Serta kombinasi
keduanya terhadap pertumbuhan fungi Candida albicans.

Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang terkenal dengan keanekaragaman
tanamannya yang dapat digunakan sebagai obat. Bagian tanaman yang dapat digunakan
sebagai obat berupa daun, batang, buah, bunga dan akar (Peoloengan et al. 2006). Salah
satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat adalah kersen. Menurut cerita rakyat
Peru, daun kersen dapat direbus atau direndam dalam air untuk mengurangi pembengkakan
kelenjar prostat, sebagai obat untuk menurunkan panas, menghilangkan sakit kepala, flu
dan mengobati penyakit asam urat, selain itu juga dapat dimanfaatkan sebagai antiseptik,
antioksidan, antimikroba, antiinflamasi (mengurangi radang), antidiabetes, dan antitumor
(Siddiquaet al. 2010).

Kandidiasis oral adalah infeksi oportunistik yang disebabkan oleh Candida albicans (C.
albicans) dan
sering dijumpai di bagian mukosa oral. C. albicans adalah salah satu komponen dari
mikroflora normal rongga mulut dan sekitar 30% sampai 50% orang mempunyai
mikroorganisme ini dan jumlahnya akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia.1
Obat yang efektif untuk menanggulangi kandidiasis oral adalah Nistatin. Tetapi
penggunaan nistatin yang merupakan obat sintetis sering menimbulkan banyak
masalah seperti adanya efek samping setelah pemakaian per oral diantaranya adalah
mual, muntah, gangguan gastrointestinal, dan diare, serta harga obat-obat sintetis juga
tidak murah. (NO.9)
Adanya efek samping dari obat-obatan sintetis, membuat masyarakat Indonesia mulai
beralih menggunakan produk-produk herbal karena dipercaya menimbulkan efek
samping yang minimal dan efek terapetik yang maksimal. Berkaitan dengan masalah
diatas, perlu dicari bahan lain yang memiliki sifat antijamur. Salah satu sumber bahan
obat yang potensial berasal dari tanaman, yang
dikenal dengan sebutan obat herbal. Kersen merupakan tanaman yang telah lama
digunakan masyarakat untuk berbagai tujuan pengobatan antara lain sebagai obat
batuk, dan sakit kuning. Masyarakyat Peru memanfaatkan daun Kersen untuk
mengurangi rasa gatal pada sakit kulit (panu) dengan cara direbus atau direndam
dalam air hangat. Pada penelitian yang telah dilakukan Soraya menunjukkan bahwa
kandungan senyawa dari ekstrak etanol daun Kersen memiliki aktivitas antijamur. 3
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin membandingkan efektivitas ekstrak
etanol daun Kersen bila dibandingkan dengan nistatin terhadap hambatan pertumbuhan
C. albicans.

2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi kepada
masyarakat luas dan ilmu pengetahuan tentang manfaat
ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn.) yang dapat
digunakan sebagai anti jamur terhadap Candida albicans.
b. Membuka kemu kemungkinan pembuatan preparat obat anti Candida dari bahan
alamiah

Anda mungkin juga menyukai