Anda di halaman 1dari 3

Sesampainya di ruang BK

Tantri:Aku jadi makin penasaran. Jawabannya ada di ruangan ini. (sambil menunjuk ruang BK

yang tertera nama ibu Rosidah, S.Pd. di pintu ruangan)

Fadli:Assalamualaikum (mengetik pintu)

Ibu Rosidah:Waalaikumsalam. Silahkan masuk!

Fadli:Terima kasih bu.

Ibu Rosidah:Oh, kalian. Ada apa? Silahkan duduk.

Fadli, Dhani, Tantri:Terima kasih bu.

Ibu Rosidah:Ada yang bisa ibu bantu? Kalian sampai ke ruangan ibu di jam istirahat begini.

Tantri:Begini bu, langsung saja ke topik pembicaraan yang ingin kami utarakan. Saya ingin

bertanya soal Eross. Akhir-akhir ini ia berubah menjadi lebih pendiam, pemurung, dan

seringkali menghindar dari kami, padahal kami ini sahabatnya.

Fadli: Betul bu, sebenarnya apa yang terjadi dengan Eross?

Dhani: kami merasa ada yanga aneh bu.

Bu Rosidah :Hmm, sebenarnya ibu sudah menangkap maksud kalian menemui ibu sebelum

kalian mengutarakannya. Sebenarnya Eross meminta ibu untuk merahasiakan ini kepada

siapapun, termasuk kalian. Tapi ya sudahlah, ibu percaya karena kalian ini adalah sahabat

terdekat Eross.

Fadli:Masalah apa yang sedang dialami sahabat kami bu?

Bu Rosidah :Saat ini Eross tengah dirundung masalah perekonomian keluarga yang cukup pelik.

Sudah hampir setahun ayahnya tidak bekerja. Karena perusahaan di tempat ayah Eross bekerja

gulung tikar. Sementara kebutuhan hidup semakin bertambah dan menuntut agar bisa

terpenuhi. Kesulitan perekonomian tersebut berimbas pada masalah lain diantaranya adalah

sulitanya keluarga Eross untuk membayar uang sekolahnya dan juga adik-adiknya.

Tantri:Hmm, begitu ya bu? Sudah berapa bulan Eross tidak membayar uang sekolahnya bu?
Bu Rosidah:8 bulan Tantri. Sekolah sudah memberikan keringanan batas waktu pembayaran

berkali-kali. Akan tetapi untuk saat ini, sulit bagi kami untuk mempertimbangkan

keberlangsungan stidi Eross di sekolah ini.

Fadli:Apa tidak ada solusi lain bu, seperti misalnya beasiswa dan lain sebagainya?

Bu Rosidah:Ibu rasa sangat sulit Fadli, Sekolah di tahun ini tidak menganggarkan beasiswa

seperti yang kamu maksudkan.

Tantri:Begini bu, saya ada usulan. Bagaimana kalau sekolah menerapkan sistem subsidi silang.

Besaran SPP disesuaikan dengan pendapatan orang tua wali. Masalah teknis saya serahkan

kepada pihak sekolah.

Bu Rosidah :Masya Allah, ide mu cemerlang sekali Tantri. Kalau soal itu ibu bisa membawa ide

mu ke pihak komite sekolah.

Dhani:Kalau bisa secepatnya bu. Eross tidak bisa menunggu lebih lama lagi kan?

Bu Rosidah: Ibu janji akan membantu kalian dan juga Eross, sesegera mungkin.

2 minggu kemudian, di ruang kelas pada saat jam istirahat pertama.

Fadli:Dhani, Tantri, dan Eross. Kita semua dipanggil untuk menghadap ibu Rosidah di

ruangannya.

Eross:Ada masalah apa Fadli?

Fadli:Sudah, ayo segera menghadap. Aku khawatir beliau akan marah kalau kita tidak cepat.

Keempat sahabat itu berjalan cepat menuju ke ruang BK. Sesampainya di ruangan Bu Rosidah

Dhani pun mengetuk pintu ruangan.

Dhani:Assalamualaikum (seraya mengetuk pintu)

Bu Rosidah:Waalaikumsalam, silahkan masuk!

Tantri:Permisi bu, ibu memanggil kami?

Bu Rosidah:Ya Tantri, silahkan duduk. Ada yang ingin ibu sampaikan kepada kalian, terutama

pada Eross.

Eross:Menyangkut saya bu? Oh iya, mengenai SPP sekolah. Ayah saya berjanji akan segera

melunasinya begitu dapat uang pinjaman. Saya mohon izinkan saya untuk tetap bersekolah di
sini bu!

Bu Rosidah:Tenang dulu Eross. Ibu akan menyampaikan kabar gembira kepada kamu dan

teman-temanmu. Begini, dua minggu lalu Tantri mengusulkan sebuah ide cemerlang yakni suatu

konsep subsidi silang pembayaran SPP. Pembayaran SPP tersebut besarannya disesuaikan

dengan pendapatan orang tua / wali murid. Hal ini memungkinkan siswa tidak mampu untuk

tetap bisa bersekolah. Bahkan diantara mereka ada beberapa yang tidak diwajibkan membayar

uang SPP. Nah, salah satu siswa tersebut adalah Eross. Kamu juga tidak perlu membayar SPP

beberapa bulan lalu yang menunggak. Pihak sekolah telah membebaskan tunggakan SPP-mu

selama delapan bulan itu.

Eross:Alhamdulillah ibu, terima kasih banyak. (sembari menagis haru)

Bu Rosida :Ya, bersyukurlah pada Allah dan berterima kasihlah pada sahabat-sahabatmu yang

peduli kepadamu. Fadli, Dhani, dan Tantri telah berupaya membantu kamu sejauh ini.

Eross:Terima kasih Dhan, Fadli. Maaf selama ini aku tidak menceritakan hal ini kepada kalian.

Aku malah menghindar dari kalian. (sembari memeluk Fadli dan Dhani)

Dhani:Sudahlah kawan, jangan dipikirkan! Bukankah kita ini teman? (menangis haru)

Fadli:(menangis haru sambil menepuk-nepuk pundak Eross, tidak berbicara sepatah kata pun)

Tantri :(menangis sambil terus menerus mengusapkan lembaran tisu untuk menyeka air mata

harunya).

Setelah urusan keempat sahabat itu selesai, mereka meninggalkan ruang BK dengan mata

berkaca-kaca. Mereka pun kembali ke kelas dengan perasaan lega karena permasalahan telah

diselesaikan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai