Anda di halaman 1dari 22

Laporan Pendahuluan dan

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pasien


dengan Kecemasan dan Defisit Perawatan Diri
Diajukan guna memenuhi tugas M.K Keperawatan Jiwa
Pengampu : Lailatul Fadilah,S.Kep,Ners, M.Kep

Disusun Oleh :

Annisa Tsalats Nabila


(P27901118055)

REGULER / SEMESTER : 3B SEMESTER 5

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
TANGERANG
2020
1
LAPORAN PENDAHULUAN

I. KASUS (MASALAH UTAMA)


Defisit Perawatan Diri
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu
keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000).
Tanda dan Gejala :
 Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor
 Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acak-acakan,
pakain kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki
bercukur, pada pasien perempuan tidak berdandan.
 Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makana tidak pada
tempatnya
 Ketidakmampuan eliminasi sevara mandiri, ditandai dengan buang air besar
atau buang air kecil tidak pada tempatnya, dan tidak membersihakan diri
dengan baik setelah BAB/BAK

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


A. Faktor Predisposisi
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kurang perawatan diri
adalah, Perkembangan. Dalam perkembangan, keluarga yang terlalu
melindungi dan memanjakan klien dapat menimbulkan perkembangan inisiatif
dan keterampilan. Lalu faktor predisposisi selanjutnya adalah Faktor Biologis,

2
beberapa penyakit kronis dapat menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri secara mandiri. Faktor selanjutnya adalah kemampuan realitas
yang menurun. Klien dengan gangguan jiwa mempunyai kemampuan realitas
yang kurang, sehingga menyebabkan ketidak pedulian dirinya terhadap
lingkungan termasuk perawatan diri. Selanjutnya adalah faktor Sosial, kurang
dukungan serta latihan kemampuan dari lingkungannya, menyebabkan klien
merasa

B. Faktor Presipitasi
Yang merupakan factor presipitasi defisit perawatan diri adalah
kurangnya atau penurunan motivasi, kerusakan kognisi, atau perseptual,
cemas, lelah / lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu
kurang mampu melakukan perawatan diri. Sedangkan menurut Depkes tahun
2000 faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah body Image, praktik
social, status sosial ekonomi, pengetahuan, budaya, kebiasaan dan kondisi
fisik.
Berikut penjabarannya. gambaran individu terhadap dirinya sangat
mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik
sehingga individu tidak perduli dengan dirinya. Pada anak anak selalu
dimanja dalam kebersihan diri maka,kemungkinan akan terjadi perubahan
pola personal hygiene.
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan, seperti sabun, sikat gigi,
shampoo dan alat mandi lainnya yang membutuhkan uang untuk
menyediakannya.
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien penderita
DM yang harus menjaga kebersihan kakinya. Pada factor Budaya, terdapat
budaya di sebagian masyarakat tertentu jika individu sakit tidak boleh
dimandikan. Ada pula kebiasaan seseorang yang enggan menggunakan
produk tertentu dalam perawatan diri, missal sabun, shampoo, dll.
Sedangkan, untuk factor kondisi fisik, pada keadaan tertentu / sakit
kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk
melakukan nya.

3
C. Jenis
Menurut Nanda (2012),jenis perawatan diri terdiri dari :
1. Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
2. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
berpakaian dan berhias untuk diri sendiri
3. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
makan secara mandiri
4. Defisit perawatan diri : eliminasi / toileting
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
eliminasi sendiri.

D. Fase – fase
1. Mandi/Hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air
mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta
masuk dan keluar kamar mandi
2. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil
potongan pakaian ,menanggalkan pakaian,serta memperoleh atau
menukar pakaian.Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk
mengenakan pakaian dalam,memilih pakaian,mengambil pakaian dan
mengenakan sepatu
3. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, melengkapi makanan, mencerna makanan
menurut cara yang diterima masyarakat, serta mencerna cukup makanan
dengan aman
4. Eliminasi

4
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan
jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi
pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan
tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.

E. Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan Tidak melakukan


seimbang diri tidak seimbang perawatan diri

Keterangan :
1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan
mampu untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang
dilakukan klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan
stresor kadang kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli
dan tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.

F. Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan nya di bagi 2 (Stuart &
Sundeen, 2000), yaitu :
1. Mekanisme Koping Adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan,
belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah : Klien bisa memenuhi
kebutuhan perawatan diri secara mandiri.
2. Mekanisme Koping Mal Adaptif
Mekanisme koping yang menghambat, fungsi integrasi, memecah
pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai
lingkungan. Kategori nya adalah : Tidak mau merawat diri.

5
III. POHON MASALAH
A. Pohon Masalah

Effect Gangguan pemeliharaan Kesehatan


(BAB/BAK, mandi, makan, minum)

Core problem
Defisit perawatan diri

Causa Menurunnya motivasi dalam


Perawatan diri

Isolasi sosial : menarik diri

B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


Masalah yang ditemukan adalah : Defisit Perawatan Diri (SP 1
Kebersihan Diri, SP 1 Makan, SP 1 Toileting (BAB / BAK), SP 1 Berhias).
Contoh data yang biasa ditemukan dalam Defisit Perawatan Diri :
Kebersihan Diri adalah :

a) Data Subjektif :
Pasien merasa lemah,malas untuk beraktivitas,dan merasa tidak
berdaya
b) Data Objektif :
Rambut kotor acak-acakan,badan dan pakaian kotor serta bau, mulut
dan gigi bau,kulit kusam dan kotor,kuku panjang dan tidak terawat.
c) Mekanisme Koping :
Regresi, penyangkalan, isolasi social menarik diri, intelektualisasi.

Defisit perawatan diri bukan merupakan bagian dari komponen pohon


masalah (causa,core problem,effect) tetapi sebagai masalah pendukung.
a) Effect

6
b) Core Problem
c) Causa
d) Defisit Perawatan Diri.

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Defisit Perawatan Diri : Ketidakmampuan merawat kebersihan diri
2. Menurunnya motivasi dalam merawat diri

V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Dx. Perencanaan
Keperawatan Tujuan Kriteria hasil Intervensi
Defisit TUM : Setelah …x 1. Bina hubungan saling
Perawatan Klien dapat interaksi klien percaya dengan : Beri
Diri : Merawat melakukan menunjukkan tanda salam setiap berinteraksi
Kebersihan perawatan diri – tanda percaya 2. Perkenalkan nama, nama
Diri secara mandiri pada perawat : panggilan perawat, dan
1. Wajah cerah, tujuan perawat
TUK 1 : tersenyum berinteraksi.
Klien dapat 2. Mau berkenalan 3. Tanyakan dan panggil
membina 3. Ada kontak mata nama kesukaan klien
hubungan 4. Bersedia 4. Tunjukkan sikap empati,
saling percaya menceritakan jujur dan menepati janji
perasaan setiap kali berinteraksi.
5. Bersedia 5. Tanyakan perasaan klien
mengungkapkan dan masalah yang
masalahnya dihadapi klien
6. Buat kontrak interaksi
yang jelas
7. Dengarkan dengan
empati
8. Penuhi kebutuhan dasar
klien

TUK 2 :  Dalam…x interaksi Diskusikan dengan klien :


Klien klien menyebutkan : 1. Penyebab klien tidak
mengetahui 1. Penyebab tidak merawat diri
pentingnya merawat diri 2. Manfaat menjaga
perawatan diri 2. Manfaat perawatan diri untuk
menjaga keadaan fisik, mental dan
perawatan diri sosial
3. Tanda-tanda 3. Tanda-tanda perawatan
bersih dan rapi diri yang baik
4. Gangguan yang 4. Penyakit / gangguan
dialami jika kesehatan yang bisa
perawatan diri dialami oleh klien bila

7
tidak perawatan diri tidak
diperhatikan adekuat

TUK 3 : Dalam …x interaksi Diskusikan frekuensi


Klien klien menyebutkan menjaga perawatan diri
mengetahui frekuensi menjaga selama ini
cara-cara perawatan diri : 1. Mandi
melakukan 1. Frekuensi mandi 2. Gosok gigi
perawatan diri 2. Frekuensi gosok 3. Keramas
gigi 4. Berpakain
3. Frekuensi 5. Berhias
keramas 6. Gunting kuku
4. Frekuensi ganti Berikan pujian untuk setiap
pakaian respon kliken yang positif
5. Frekuensi
berhias
6. Frekuensi
gunting kuku

Dalam …x interaksi
klien menjelaskan
cara menjaga
perawatan diri :
1. Cara mandi
2. Cara gosok gigi
3. Cara keramas
4. Cara berpakaian
5. Cara berhias
6. Cara gunting
kuku

TUK 4 : Dalam …x interaksi Bantu klien saat perawatan


Klien dapat klien mempraktekan diri :
melaksanakan perawatan diri 1. Mandi
perawatan diri dengan dibantu oleh 2. Gosok gigi
dengan perawat : 3. Keramas
bantuan 1. Mandi 4. Berpakain
perawat 2. Gosok gigi 5. Berhias
3. Keramas 6. Gunting kuku
4. Berpakain 4.2 Beri pujian setelah klien
5. Berhias selesai melaksanakan
6. Gunting kuku perawatan diri

TUK 5 : Dalam …x interaksi Pantau klien dalam


Klien dapat klien melaksanakan melaksanakan perawatan
melaksanakan praktek perawatan diri :
perawatan diri secara mandiri : 1. Mandi
secara mandiri 1. Mandi 2x sehari 2. Gosok gigi
2. Gosok gigi 3. Keramas
sehabis makan 4. Berpakain

8
3. Keramas 2x 5. Berhias
seminggu 6. Gunting kuku
4. Ganti pakaian 1x Beri pujian saat klien
sehari melaksanakan perawatan
5. Berhias sehabis diri secara mandiri
mandi
6. Gunting kuku
setelah mulai
panjang
TUK 6 : Dalam …x interaksi Diskusikan dengan keluarga
Klien keluarga :
mendapatkan menjelaskan cara- 1. Penyebab klien tidak
dukungan cara membantu melaksanakan
keluarga untuk klien dalam perawatan diri
meningkatkan memenuhi 2. Tindakan yang telah
perawatan diri kebutuhan dilakukan klien selama di
perawatan dirinya Rumah Sakit dalam
menjaga perawatan diri
dan kemajuan yang telah
dialami oleh klien
3. Dukungan yang bisa
diberika oleh keluarga
untuk meningkatkan
kemempuan klien dalam
perawatan diri

Dalam …x interaksi Diskusikan denagn keluarga


keluarga tentang :
menyiapakan 1. Sarana yang diperlukan
sarana perawatan untuk menjaga
diri klien : sabun perawatan diri klien
mandi, pasta gigi, 2. Anjurkan kepada
sikat gigi, sampo, keluarga menyiapkan
handuk, pakaian sarana tersebut
bersih, sandal dan
alat berhias

Keluarga Diskusikan dengan keluarga


mempraktekan hal-hal yang perlu dilakukan
perawatan diri keluarga dalam perawatan
kepada klien diri :
1. Anjurkan keluarga untuk
mempraktekan
perawatan diri (mandi,
gosok gigi, keramas,
ganti baju, berhias dan
gunting kuku)
2. Ingatkan klien waktu
mandi, gosok gigi,
keramas, ganti baju,

9
berhias dan gunting kuku
3. Bantu jika klien
mengalami hambatan
dalam perawatan diri
4. Berikan pujian atas
keberhasilan klien

VI. SUMBER
Damaiyanti, I. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika

Aditama.Kusumawati, H. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba


Medika

Keliat, B. A. 2001. Gangguan Konsep Diri. Jakarta: EGC.

Carpenito, Lynda. 2009. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Jiwa. Jakarta:


EGC.

Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi.


Yogyakarta: CV Andi Offset

10
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Defisit Perawatan Diri : Kebersihan Diri

SP I

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
Pasien merasa lemah,malas untuk beraktivitas,dan merasa tidak berdaya
Data Objektif :
Rambut kotor dan acak-acakan, badan dan pakaian kotor serta bau, mulut
dan gigi bau,kulit kusam dan kotor,
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Keperawatan Diri : Mandi, Gosok gigi, cuci rambut
3. Tujuan Tindakan keperawatan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

b. Klien dapat menjelaskan, pentingnya kebersihan diri.

c. Klien dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan diri.

d. Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat.

e. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri.

4. Tindakan Keperawatan

a. Bina hubungan saling percaya.

b. Jelaskan pentingnya perawatan diri yang baik.

c. Ajarkan klien mempraktekan cara perawatan diri : mandi, gosok gigi dan
cuci rambut

d. Bantu klien mempraktekan cara perawatan diri.

e. Anjurkan klien memasukan kegiatan perawatan diri secara mandiri di


dalan jadwal kegiatan harian.

11
B. Proses Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum..!! Selamat Pagi Bu, Perkenalkan nama saya Suster
Bella, Saya Mahasiswa Praktik dari Poltekkes Banten, saya akan dinas
diruangan Ini selama 3 minggu. Hari ini saya dinas pagi, dari jam 07 pagi
sampai jam 2 siang. Saya akan merawat ibu selama di RS ini, nama ibu
siapa? Senang nya dipanggil apa.”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini..? Apakah ibu sudah mandi & gosok
gigi..? ”
c. Kontrak
1) Topik
“Baiklah bu.. Bagaimana kalau kita diskusi tentang kebersihan diri..?”
2) Waktu
“Berapa lama ibu ingin mengobrolnya?”
“Bagaimana jika 20 menit?”
3) Tempat
”Dimana ibu ingin mengobrol?”

2. Fase Kerja
a. “Berapa kali ibu mandi dalam sehari..?”
b. “Menurut ibu, apa sih kegunaan mandi..?”
c. “Apa alasan ibu sehingga tidak mau mandi..?
d. “Menurut ibu, apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri kita,,?”
e. “Kira – kira tanda tanda orang yang merawat diri dengan baik, seperti apa
yaa..?”
f. “Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri, masalah apa menurut
ibu yang biasa timbul..?”
g. “Sekarang coba ibu sebutkan alat apa saja yang digunakan untuk
menjaga kebersihan diri, seperti kalau kita mandi, cuci rambut, gosok
gigi… apa saja yang disiapkan..?”

12
h. Benar sekali..!! Ibu perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sabun, sikat
gigi, sampo dan odol serta sisir. Wahhhh… Bagus sekali..!! Ibu biasa
menyebutkan dengan benar..”.

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
“..Bagaimana perasaan ibu setelah, kita membicarakan tentang cara
merawat kebersihan diri? Baguss sekali Bu..! Nah, sekarang, coba ibu
sebutkan, cara perawatan diri yang telah kita pelajari dan latih tadi..?
Bagus sekali..!!”
b. Rencana Tindak Lanjut
“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi kita jika kita
menjaga kebersihan diri, dan kita juga sudah melakukan latihan, cara
Merawat diri, masukan kedalam jadwal yaa..! Selanjutnya jangan lupa
untuk melakukan sesuai jadwal ya bu..! mandi 2 X Sehari, gosok gigi 2 X
sehari juga, keramas 2 X Seminggu. Bagaimana bu..? Bisa dilakukan..?
Baguss sekali, ibu mau mencoba melakukannya..!”

c. Kontrak Topik yang akan datang


1) Topik
“Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu lagi, dan
membicarakan tentang kebutuhan dan latihan cara makan dan minum
yang baik dan benar, apakah ibu bersedia..?..”
2) Waktu
“Mbak ingin jam berapa mengobrolnya?” “Bagaimana jika jam 11.00?”
3) Tempat
“Ibu ingin berbincang-bincang dimana? Bagaimana jika diruang
makan?” Baiklah mbak besok kita akan berbincang-bincang kembali
jam 11.00. Sampai jumpa ibu, saya permisi. Wassalamualaikum”

13
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Defisit Perawatan Diri : Makan dan Minum

SP II

1. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
Pasien merasa lemas dan merasa tidak berdaya
Data Objektif :
Badan kurus, kulit bersih dan mulut bersih tapi klien masih terlihat lemah,
klien terlihat mengacuhkan makanan nya.
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Keperawatan Diri : Makan dan minum

3. Tujuan Tindakan keperawatan

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

b. Klien dapat menjelaskan, pentingnya manfaat makan dan minum.

c. Klien dapat menjelaskan cara makan dan minum yang baik.

d. Klien dapat melakukan pemenuhan makan dan minum dengan bantuan


perawat.

e. Klien dapat melakukan pemenuhan makan dan minum dengan bantuan


perawat.

4. Tindakan Keperawatan

a. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien.

b. Evaluasi pengetahuan klien tentang manfaat makan dan minum

c. Ajarkan klien mempraktekan tata cara makan dan minum yang baik

d. Bantu klien mempraktekan tata cara makan dan minum yang baik

e. Anjurkan klien memasukan kegiatan makan dan minum secara mandiri


di dalan jadwal kegiatan harian.

14
B. Proses Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum..!! Selamat Pagi Bu, Apa kabar hari ini?
b. Evaluasi / Validasi
“Apakah ibu sudah mandi & gosok gigi? bagaimana perasaan ibu
setelah mandi dan menggosok gigi?”
c. Kontrak
1) Topik
“Baiklah bu.. sesuai janji kita kemarin, hari ini jam 11 kita berjumpa
lagi dan akan membicarakan tentang manfaat dan tata cara makan
dan minum yang baik”
2) Waktu
“ sesuai janji kita kemarin , kita akan mengobsrol selama 15 menit ya
bu, bagaimana ibu setuju?”
3) Tempat
”sesuai janji kemarin juga, hari ini kita mengobrol di ruang makan ya
bu ”

2. Fase Kerja
“..Berapa kali ibu makan sehari..? Iya baguss..!! Ibu makan 3 X Sehari..!
Kalau minum, sehari berapa gelas bu..?? Betul, Minum 10 Gelas sehari..?
Apa saja yang disiapkan untuk makan,,? Dimana ibu makan..? Bagaimana
cara makan yanag baik menurut ibu..? Apa yang dilakukan sebelum
makan..? Apa pula yang dilakukan setelah makan..?..”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
“..Bagaimana perasaan ibu setelah, kita membicarakan tentang cara
Makan dan minum yang baik? Baik sekali bu, ibu sudah bisa
menyebutkan manfaat makan dan minum dengan baik”
b. Rencana Tindak Lanjut
“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi kita jika kita
menjaga kebersihan diri, dan kita juga sudah melakukan latihan,

15
Selanjutnya jangan lupa untuk melakukan sesuai jadwal ya bu..! makan
3 X sehari, dan minum 8 – 10 gelas sehari..”

c. Kontrak Topik yang akan datang


1) Topik :
“..Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu lagi,
dan membicarakan tentang kebutuhan dan latihan cara Toileting
yang baik dan benar (BAB dan BAK) besok..”
2) Waktu :
“.. Ibu mau jam berapa..? bagaimana kalau jam 11,,?..”
3) Tempat :
“..Ibu maunya kita berbincang dimana..? bagaimana kalau di ruang
makan..? baiklah bu, besok saya akan kesini jam 11 ya..! Sampai
Jumpa besok ya bu.. Saya permisi. Assalamualaikum..Wr. Wb..”

16
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Defisit Perawatan Diri : Toileting

SP III

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
Pasien merasa lemas dan merasa tidak berdaya
Data Objektif :
Kulit kotor, baju bau pesing, sekitar kamar klien bau pesing
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Keperawatan Diri : Toileting (BAB dan BAK)

3. Tujuan Tindakan keperawatan


a. Klien dapat membina hubungan saling percaya..
b. Klien dapat menjelaskan cara BAK dan BAB dengan benar.
c. Klien dapat melakukan pemenuhan kebutuhan BAK dan BAB dengan
benar dengan bantuan perawat
d. Klien dapat melakukan pemenuhan makan dan minum secara mandiri
e. Klien dapat memasukan kegiatan BAK dan BAB dengan benar ke dalam
jadwal harian

4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya..
b. Jelaskan cara BAK dan BAB dengan benar.
c. Bantu Klien dalam melakukan pemenuhan kebutuhan BAK dan BAB
dengan benar
d. Anjurkan klien melakukan pemenuhan makan dan minum secara mandiri
e. Anjurkan klien untuk memasukan kegiatan BAK dan BAB dengan benar
ke dalam jadwal harian

B. Proses Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan


1. Fase Orientasi

17
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum..!! Selamat Pagi Bu, Apa kabar hari ini?
b. Evaluasi / Validasi
“Apakah ibu sudah mandi & gosok gigi? bagaimana perasaan ibu setelah
mandi dan menggosok gigi? Apakah ibu sudah sarapan?”
c. Kontrak
1) Topik
“Baiklah bu.. sesuai janji kita kemarin, hari ini jam 11 kita berjumpa
lagi dan akan membicarakan tentang tatacara BAK dan BAB yang
baik”
2) Waktu
“ sesuai janji kita kemarin , kita akan mengobsrol selama 15 menit ya
bu, bagaimana ibu setuju?”
3) Tempat
”sesuai janji kemarin juga, hari ini kita mengobrol di ruang makan ya
bu ”

2. Fase Kerja
“..Berapa kali ibu BAB sehari..? Kalau BAK berapa kali sehari..?, kalau ibu
BAB dan BAK di mana biasanya..? Setelah BAK dan BAB biasanya apa yang
ibu lakukan..? Menurut ibu apa manfaatnya jika menjaga kebersihan setelah
BAB dan BAK..?”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
“..Bagaimana perasaan ibu setelah kita membicarakan tentang cara BAB
dan BAK yang baik..? Bagaimana perasaan ibu setelah membersihkan
diri setelah BAB dan BAK..? BAgus sekali bu, ibu sudah bisa
menyebutkan dengan baik cara BAK dan BAB yang benar..!”

b. Rencana Tindak Lanjut


“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi kita jika kita
menjaga kebersihan diri setelah BAB dan BAK. Sekarang, coba ibu
masukan kedalam Jadwal Kegiatan Harian ibu, sesuai ceklis, BAB 1x di
toilet, BAK 1x di toilet/dikamar?”

18
c. Kontrak Topik yang akan datang
1) Topik :
“..Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu lagi, dan
membicarakan tentang kebutuhan dan latihan cara berhias diri
(berpakaian dan berdandan)..!”
2) Waktu :
“.. Ibu mau jam berapa..? bagaimana kalau jam 11,,?..”
3) Tempat :
“..Ibu maunya kita berbincang dimana..? bagaimana kalau di ruang
makan..? baiklah bu, besok saya akan kesini jam 11 ya..! Sampai
Jumpa besok ya bu.. Saya permisi. Assalamualaikum..Wr. Wb..”

19
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Defisit Perawatan Diri : Berhias

SP IV

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
Pasien merasa lemas dan merasa tidak berdaya
Data Objektif :
Baju kotor dan berantakan, rambut acak2an, muka kusam
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Keperawatan Diri : Berhias (berpakaian dan berdandan)
3. Tujuan Tindakan keperawatan

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

b. Klien dapat menjelaskan cara berhias dengan benar.

c. Klien dapat melakukan pemenuhan kebutuhan berhias dengan benar


dengan bantuan perawat.

d. Klien dapat melakukan pemenuhan berhias secara mandiri.

e. Klien dapat memasukan kegiatan berhias dengan benar ke dalam jadwal


harian.

4. Tindakan Keperawatan

a. Bina hubungan saling percaya.

b. Jelaskan caraberhias (berpakaian dan berdandan) dengan benar.

c. Bantu Klien dalam melakukan pemenuhan kebutuhan berdandan dengan


benar.

d. Anjurkan klien melakukan pemenuhan berdandan secara mandiri.

e. Anjurkan klien untuk memasukan kegiatan berdandan dengan benar ke


dalam jadwal harian

B. Proses Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan

20
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum..!! Selamat Pagi Bu, Apa kabar hari ini?
b. Evaluasi / Validasi
“Apakah ibu sudah mandi & gosok gigi? bagaimana perasaan ibu setelah
mandi dan menggosok gigi? Apakah ibu sudah sarapan? sudah BAB /
BAK pagi ini? Dimana ibu BAB dan BAK pagi ini?”
c. Kontrak
1) Topik
“Baiklah bu.. sesuai janji kita kemarin, hari ini jam 11 kita berjumpa
lagi dan akan membicarakan tentang Berhias (berpakaian dan
berdandan)”
2) Waktu
“ sesuai janji kita kemarin , kita akan mengobsrol selama 15 menit ya
bu, bagaimana ibu setuju?”
3) Tempat
”sesuai janji kemarin juga, hari ini kita mengobrol di ruang makan ya
bu ”

2. Fase Kerja
“..Menurut ibu apa itu berhias..? Apa manfaat berpakaian dan berdandan
untuk ibu..? Bagus sekali ibu bisa menyebutkan manfaat berhias dan
berpakaian..! Sekarang coba ibu tunjukan cara berpakaian dan berdandan
yang baik..? Bagus sekali ibu sudah dapat menunjukan cara berhias dan
berpakaian yang baik! Mulai besok coba ibu masukan Berhias dan
Berpakaian kedalam kegiatan harian..!”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
“..Bagaimana perasaan ibu setelah kita membicarakan tentang manfaat
dan tata cara berhias dan berpakaian yang baik..? BAgus sekali bu, ibu
sudah bisa menyebutkan dengan baik tentang manfaat dan cara berhias
dan berpakaian yang baik, “

21
b. Rencana Tindak Lanjut
“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi ibu tentang cara
berhias dan berpakaian yang baik dan benar, mulai besok coba ibu
masukan ke jadwal kegiatan harian ibu”
c. Kontrak Topik yang akan datang
1) Topik :
“..Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu lagi, dan
mengevaluasi tentang kebutuhan dan latihan cara berhias diri
(berpakaian dan berdandan)..!”
2) Waktu :
“.. Ibu mau jam berapa..? bagaimana kalau jam 11,,?..”
3) Tempat :
“..Ibu maunya kita berbincang dimana..? bagaimana kalau di ruang
makan..? baiklah bu, besok saya akan kesini jam 11 ya..! Sampai
Jumpa besok ya bu.. Saya permisi. Assalamualaikum..Wr. Wb..”

22

Anda mungkin juga menyukai