Disusun Oleh :
NAMA : NURHAFIFAH
NIM : P27901118080
PRODI : D3 KEPERAWATAN
HALUSINASI
I. Masalah Utama
GSP : Halusinasi
II. Proses terjadinya masalah
A. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi
adalah:
a. Biologis
b. Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang
berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif
baru mulai dipahami.
c. Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat
mempengaruhi respon dan kondisi psikologis klien. Salah
satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi
gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan
kekerasan dalam rentang hidup klien.
d. Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi
realita seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya (perang,
kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi
disertai stress.
B. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan
setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi,
perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya. Penilaian
individu terhadap stressor dan masalah koping dapat
mengindikasikan kemungkinan kekambuhan (Keliat, 2006).
Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan
halusinasi adalah:
a. Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang
mengatur proses informasi serta abnormalitas pada
mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus
yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
b. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi
terhadap stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya
gangguan perilaku.
c. Mekanisme Koping
Regresi: menjadi malas beraktifitas sehari-hari.
Proyeksi: menjelaskan prubahan suatu persepsi dengan
berusaha untuk mengalihkan tanggung jawab kepada orang
lain.
Menarik diri: sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan
stimulus internal. (Stuart, 2007).
C. Jenis Halusinasi
Tahap halusinasi :
F. Mekanisme Koping
a. With Drawal : Menarik diri dan klien sudah asik dengan pelaman
internalnya
b. Proyeksi : Menggambarkan dan menjelaskan persepsi yang
membingungkan
Regresi : Terjadi dalam hubungan sehari hari untuk memproses
masalah dan mengeluarkan sejumlah energi dalam mengatasi
cemas(Iskandar;2012;58)
III. Masalah Keperawatan
a. Pohon Masalah
Resiko mencederai diri sendri dan orang lain (Akibat)
DX Perencanaan
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Halusinasi Tujuan Umum : a. Setelah 2x SP 1 Halusinasi
Pasien mampu pertemuan 1. Mengidentifikasi jenis
mengontrol halusinasi pasien mampu halusinasi pasien
yang dialaminya menyebutkan 2. Mengidentifikasi isi
Tujuan Khusus : waktu, isi, halusinasi pasien
1. Pasien dapat frekuensi 3. Mengidentifikasi waktu
mengenali timbulnya halusinasi pasien
halusinasinya halusinasi, dan 4. Mengidentifikasi
2. Pasien dapat respon frekuensi halusinasi
mengontrol terhadap pasien
halusinasinya halusinasi 5. Mengidentifikasi situasi
3. Pasien dapat b. Setelah 2x halusinasi pasien
mengikuti pertemuan 6. Mengidentifikasi respons
program pasien mampu halusinasi pasien
pengobatan menyebutkan 7. Mengajarkan pasien
secara optimal cara menghardik halusinasi
mengontrol 8. Menganjurkan pasien
halusinasi : memasukkan cara
menghardik, menghardik halusinasi
minum obat, dalam jadwal kegiatan
bercakap – harian
cakap, dan SP 2 Halusinasi
melakukan 1. Mengevaluasi jadwal
aktifitas kegiatan harian pasien
c. Setelah 2x 2. Memberikan pendidikan
pertemuan kesehatan tentang
pasien mampu penggunaan obat secara
mendemonstras teratur
ikan cara 3. Menganjurkan pasien
menghardik, memasukkan dalam
minum obat, jadwal kegiatan harian
bercakap – SP 3 Halusinasi
cakap, dan 1. Mengevaluasi jadwal
melakukan kegiatan harian pasien
aktifitas 2. Melatih pasien
mengendalikan halusinasi
dengan cara bercakap –
cakap
3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
SP 4 Halusinasi
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien
2. Melatih pasien
mengendalikan halusinasi
dengan melakukan
kegiatan (kegiatan yang
biasas dilakukan pasien
dirumah)
3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
VI. Sumber
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, Achir Yani. (2000). Buku Pedoman Askep Jiwa-1 Keperawatan Jiwa Teori
dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
Isaacs, Ann. (2005). Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Yudi Hartono Dkk. (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
1) Klien mengatakan mendengar suara laki – laki
2) Klien mengatakan suaranya datang ketika ia sendiri pada siang dan
malam hari
b. Data Objektif
1) Klien tampak tertawa sendiri
2) Klien tampak mengarahkan telinga ke suatu tempat
2. Diagnosa Keperawatan : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan
a. Mengontrol halusinasi dan mengontrol halusinasi dengan menghardik
b. Mengontrol halusinasi dengan 6 benar minum obat
c. Mengontrol halusinasi dengan bercakap - cakap
d. Mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas sehari – hari
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengidentifikasi jenis halusinasi klien.
b. Mengidentifikasi isi, waktu dan frekuensi halusinasi klien.
c. Mengidentifikasi situasi yang dapat menimbulkan halusinasi.
d. Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi.
e. Menjelaskan cara mengontrol halusinasi : menghardik, minum obat,
bercakap – cakap, melakukan kegiatan.
f. Menganjurkan klien memasukkan cara menghardik halusinasi kedalam
jadwal kegiatan harian.
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik, “Assalamualaikum Ibu, selamat pagi, perkenalkan saya
Nurhafifah, Ibu bisa manggil saya suster Fifah, saya yang akan merawat ibu
pagi ini sampai 3 hari ke depan.”
“Sebelumnya nama Ibu siapa ya?”
“AJENG?... Oke baikalh kalau begitu…”
b. Evaluasi / validasi : “Bagaimana perasaan ibu hari ini ?”
c. Kontrak :
1) Topik : “Baiklah bu, pagi ini bagaimana jika kita berbincang – bincang
tentang suara yang mengganggu ibu dan cara mengontrol suara - suara
yang ibu dengar, apa Ibu bersedia ?”
2) Waktu : “Berapa lama Ibu ingin kita berbincang – bincang ? Baiklah 10
menit ya bu.”
3) Tempat : “dimana ibu ingin kita berbincang – bincang ? Baiklah di
taman ya bu.”
2. Fase Kerja
“Apakah Ibu sering mendengar suara tanpa wujudnya ? saya percaya ibu
mendengar suara tersebut. Tapi saya sendiri tidak mendengar suara tersebut.”
“Apakah Ibu mendengar suara tersebut terus – menerus atau sewaktu –
waktu ? Kapan waktu yang paling sering ibu dengar suara itu ? Berapa kali
dalam sehari Ibu dengar suara itu ? Pada saat keadaan apa suara itu Ibu dengar
? Apakah waktu ibu sendiri ? Apa yang Ibu rasakan saat mendengar suara itu ?
Apa yang Ibu lakukan ketika mendengar suara – suara itu ? Apa dengan cara –
cara itu, suara itu hilang ?”
“Apa yang Ibu alami atau yang Ibu rasakan namanya halusinasi. Ada 4
cara untuk mengontrol halusinasi : menghardik, minum obat, bercakap – cakap,
dan melakukan kegiatan.”
“Bagaimana kalau kita latihan cara pertama yaitu menghardik ?
Bagaimana Ibu bersedia ? Baiklah kita mulai ya Bu.”
“Baiklah saya akan mempraktikan terlebih dahulu, setelah itu Ibu
mempraktikan kembali apa yang saya lakukan. Seperti ini bu, jika ada suara itu
muncul Ibu katakana dengan keras “Pergi saya tidak mau dengar, kamu palsu”
sambil menutup kedua telinganya ya bu. Seperti ini.”
“Coba sekarang ibu ulangi apa yang saya lakukan tadi ? Bagus sekali
Ibu.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita latihan cara mengontrol halusinasi
dengan menghardik ?”
“Coba Ibu lakukan sekali lagi. Wah bagus sekali bu.”
b. Rencana tindak lanjut
“Ibu lakukan cara itu ketika Ibu mendengar suara itu dan dilakukan sampai
suara itu hilang.”
“Ibu bisa berlatih cara itu 3x dalam sehari yaitu pada jam 09.00, 14.00, dan
jam 20.00. Latihan cara ini akan dimasukkan kedalam jadwal kegiatan
harian Ibu. Ibu beri tanda (M : Mandiri), Jika Ibu berlatih cara ini sendiri
tanpa dibantu atau diingatkan. Ibu beri tanda (B : Bantuan), jika ibu berlatih
cara ini diingatkan atau dibantu. Dan beri tanda (T : Tidak), jika ibu tidak
melakukan.”
c. Kontrak
1) Topik : “Bagaimana besok kita berbincang – bincang tentang cara
kedua minum obat untuk mengontrol halusinasi Ibu. Apakah Ibu
bersedia ?”
2) Waktu : “Jam berapa Ibu ingin berbincang – bincang ? Baiklah jam
10.00 WIB ya bu. Berapa lama Ibu ingin berbincang – bincang ? baiklah
15 menit ya bu.”
3) Tempat : “Dimana besok kita ingin berbincang – bincang ? baiklah
ditaman ya bu.”
“Baiklah bu kalau begitu saya permisi, sampai jumpa besok. Selamat
pagi. Lanjutkan Aktivitas Ibu. Assalamualaikum bu.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
1) Klien mendengar suara laki-laki
2) Klien mengatakan suara itu datang ketika klien sendiri, di siang dan
malam hari
b. Data Objektif
1) Klien tampak tertawa sendiri
2) Klien tampakmengarahkan telinga ke suatu tempat
2. Diagnosa Keperawatan : Halusinasi pandangan
3. Tujuan : Pasien mampu mengontrol halusinasi pendengaran dengan 6 benar
minum obat
4. Tindakan Keperawatan :
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Menjelaskan dan melatih klien minum obat dengan prinsip 6 benar
c. Menjelaskan manfaat dan kerugian minum obat
d. Menganjurkan klien memasukkan minum obat ke dalam jadwal kegiatan
harian
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik : “Assalamualaikum ibu, selamat pagi. Masih ingat dengan
saya ? Ya bu benar, saya suster Fifah yang akan merawat ibu pagi ini”
b. Evaluasi / validasi : “Bagaimana perasaan ibu hari ini ?”
“Apakah ibu masih mendengar suara-suara itu ?”
“Apakah ibu telah melakukan apa yang telah kita pelajari kemarin ?
Bagaimana, apakah dengan menghardik suara-suara itu hilang ?”
“Coba ibu praktekkan kepada saya bagaimana ibu melakukannya, wah
bagus sekali bu”
“Coba saya lihat jadwal kegiatan harian ibu, wah bagus bu”
c. Kontrak
1) Topik : “Baiklah bu sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan latihan
cara kedua untuk mengontrol halusinasi yaitu minum obat dengan
prinsip 6 benar. Apakah ibu bersedia ?”
2) Waktu : “Sesuai dengan janji kita kemarin, kita akan latihan cara
iniselama 10 menit ya bu”
3) Tempat : “Ibu ingin kita berbincang dimana ?Baiklah ditaman ya bu”
2. Fase Kerja
“Ibu, apa ibu hari ini sudah dapat obat dari perawat ?”
“Ibu, perlu meminum obat ini secara teratur agar pikiran ibu jadi tenang dan
tidur dengan nyenyak”
“Obatnya ada 3 macam ya bu. Yang warna orange itu namanya CPZ bu diminum
3x sehari gunanya supaya tenang dan mengurangi rasa marah. Yang warnanya
putihh itu ThP diminum 3x sehari bu gunanya agar rileks dan tidak kaku.
Sedangkan yang warnanya merah jambu itu namanya HcP diminum 3x sehari,
gunanya untuk menghilangkan suara-suara yang ibu dengar. Sebelum ibu
minum obat, ibu lihat terlebih dahulu di plastik obat, apakah benar nama ibu
tertulis disitu, kemudian ibu lihat jenis obatnya. Ibu lihat juga berapa butir yang
harus ibu minum ? setelah itu ibu lihat juga waktunya kapan saja untuk
meminum dan juga ibu bisa tanyakan kepada suster cara meminumnya seperti
apa ? dan setelah ibu meminum obat, ibu bisa masukkan ke dalam jadwal
kegiatan harian. Obat ini diminum 3x sehari ya bu pada jam 07:00 pagi – 13:00
siang, dan jam 19:00 malam. Bila nanti sehabis minum obat, ibu terasa kering
ibu bisa mengatasinya dengan menghisap es batu, bila terasa kunang-kunang
ibu bisa beristirahat sejenak. Dan ibu tidak boleh berhenti minum obat sampai
dokter memperbolehkannya ya bu”
“Cara mengisi jadwalnya bu seperti ini, ibu beri tanda ceklis di kolom (M :
mandiri) jika ibu minum obat tanpa bantuan dan tidak diingatkan. Ibu beri
tanda di (B : Bantuan) jika ibu minum obat diingatkan dan beri tanda di (T :
tidak) jika ibu tidak meminum obatnya”
3. Fase Terapeutik
a. Evaluasi subjektif dan objektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berlatih hari ini ?”
“Sudah berapa cara yang sudah kita pelajari untuk mengontrol halusinasi ?
coba ibu sebutkan. Ya bagus bu”
b. Rencana tindak lanjut
“Jadwal minum obatnya sudah kita buat ya bu, yaitu jam 07:00 – 13:00 dan
jam 19:00. Nah sekarang kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan ibu ya bu
dan jangan lupa diminum secara teratur ya bu”
c. Kontrak
1) Topik : “Baiklah bagaimana kalau kita besok bertemu lagi ? untuk
melihat manfaat minum obat dan berlatih cara ketiga untuk
mengontrol halusinasi ya bu”
2) Waktu : “Jam berapa ibu ingin kita bertemu dan berapa lama bu besok
ingin kita berbicang-bincang ? Baiklah kita besok akan bertemu jam
09:00, selama 15 menit ya bu”
3) Tempat : “Dimana ibu ingin kita bertemu ? Baiklah di taman ya bu”
“Tidak terasa sudah 10 menit kita berbincang. Sampai jumpa besok ya
bu, selamat pagi, assalamualaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
1) Klien mengatakan mendengar suara laki-laki
2) Klien mengatakan suara itu datang ketika ia sendiri pada siang dan
malam hari
b. Data Objektif
1) Klien tampak tertawa sendiri
2) Klien tampak mengarahkan telinga ke suatu tempat
2. Diagnosa keperawatan : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan : mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain
4. Tindakan keperawatan :
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Menjelaskan dan melatih cara bercakap-cakap saat halusinasi
c. Menganjurkan klien memasukkan kegiatan bercakap-cakap ke dalam
jadwal kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik : “ Assalamualaikum Ibu Selamat pagi? Masih ingat
dengan saya? Ya benar saya suster Fifah yang akan merawat Ibu hari ini”
b. Evaluasi atau validasi: “ Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Apakah
halusinasinya masih sering muncul? “
“Apakah ibu telah melakukan dua cara yang telah kita pelajari kemarin? “
"Coba Ibu bisa jelaskan dua cara yang sudah kita pelajari kemarin?"
“Coba saya lihat jadwal kegiatan ibu. Wah bagus sekali, semuanya
dilakukan secara teratur “
c. Kontrak
1) Topik : “ Baiklah Bu, sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan
berlatih cara ketiga untuk mengontrol halusinasi yaitu dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Apakah ibu bersedia? “
2) Waktu : “ sesuai janji kita kemarin ya Bu, kita akan berbincang-
bincang selama 15 menit ya Bu "
3) Tempat: “ Dimana Ibu ingin kita berbincang-bincang? Baiklah di
taman ya Bu”
2. Fase Kerja
“Ibu masih Suka mendengar suara-suara tersebut? “
“ Baiklah Bu, jika kemarin kita sudah berlatih cara menghardik dan minum
obat. Sekarang kita coba cara ketiga untuk mengontrol suara-suara tersebut.
Caranya adalah jika Ibu mulai mendengar suara-suara tersebut, Ibu bisa
langsung mencari teman untuk mengobrol dengan ibu "
“ Contohnya seperti ini. “ Ayo kita ngobrol dengan saya! “, atau bisa meminta
perawat untuk berbicara dengan ibu "
“ Coba Ibu Praktekkan. Wah bagus sekali Bu”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif
“ Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berbincang-bincang tadi? “
“ Jadi Sudah berapa cara yang kita gunakan untuk mengontrol suara-suara
tersebut Bu? Coba Ibu sebutkan. Wah bagus sekali Bu”
“ Mari kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan ibu ya”
b. Rencana Tindak Lanjut
“ jangan lupa Bu untuk melakukan cara-cara yang sudah kita pelajari agar
suara-suara tersebut tidak terdengar lagi "
“ nanti Beri tanda jika Ibu melakukannya Bu, seperti kemarin”
c. Kontrak
1) Topik : “Bagaimana kalau kita besok Bertemu lagi untuk berlatih Cara
yang keempat untuk mengontrol suara-suara tersebut. Bagaimana
apa Ibu bersedia ?”
2) Waktu : “Jam berapa Ibu ingin kita bertemu dan Berapa lama kita
besok bertemu ? Baiklah Bu jam 10:00 dan 15 menit untuk kita
berbicara ya Bu”
3) Tempat : “ di mana Ibu ingin kita bertemu besok ? Baiklah di ruang
tamu ya Bu”
“ Tidak terasa sudah 15 menit kita berbicara ya Bu. Kalau begitu saya
permisi ya Bu. Selamat beraktifitas Selamat pagi, Assalamualaikum.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
1) Klien mengatakan mendengar suara laki-laki
2) Klien mengatakan suara datang ketika sendiri dan datangnya di siang
dan malam
b. Data Objektif
1) Klien Tampak tertawa sendiri
2) Klien mengarahkan telinganya ke suatu tempat
2. Diagnosa Keperawatan : gangguan persepsi sensori, halusinasi pendengaran
3. Tujuan : klien mampu mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian client
b. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian
dengan dimulai dari dua kegiatan
c. Mengajarkan klien memasukkan kegiatan untuk mengendalikan halusinasi
ke dalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik : “ Assalamualaikum, masih ingat dengan saya bu? Ya,
benar”
b. Evaluasi / Validasi “ Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Apakah masih ada
halusinasinya? Apakah ibu telah melakukan tiga cara yang telah dipelajari
untuk menghilangkan suara suara yang mengganggu? coba saya lihat
jadwal kegiatan hariannya? Bagus sekali Bu, Ibu minum obat dan latihan
bercakap-cakap dengan secara teratur. Apakah suara-suara itu masih
sering terdengar Bu? Syukurlah kalau mulai berkurang”
c. Kontrak :
1) Topik : “ Baiklah Ibu sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan
melakukan latihan cara melakukan aktivitas fisik sesuai jadwal.
Apakah ibu bersedia?”
2) Waktu : “ Berapa lama waktunya kita berbincang? Bagaimana jika 15
menit? Baiklah”
3) Tempat : “ Ibu mau berbincang di mana tanda tanya Bagaimana jika
duduk di ruang tamu?”
2. Fase Kerja
“Apa saja yang ibu lakukan? Apa saja kegiatan yang bisa dilakukan? (Terus
tanyakan sampai didapatkan kegiatan malam) Wah banyak sekali Bu
kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut)
bagus sekali ibu dapat melakukannya, kegiatan yang lain kita latih lagi agar dari
pagi sampai malam Ibu ada kegiatan”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif
“ Bagaimana perasaan Ibu setelah kita melakukan kegiatan tadi. Apakah
selama kegiatan tersebut suara-suara itu datang? Bagus sekali Bu Jadi
selama latihan suara-suara itu tidak ada ya Bu? Jadi ibu dapat melakukan
kegiatan untuk menghilangkan suara-suara. sekarang Coba ulangi
langkah-langkah yang tadi telah kita lakukan.
b. Rencana tindak lanjut
“Bagus sekali Bu, sekarang masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian.
Bagus sekali Bu. Jam berapa ibu akan melakukan kegiatan ini? Baiklah Bu
jam 06.00 dan jam 15.00. setelah bangun tidur ya bagus.”
c. Kontrak yang akan datang
1) Topik “ Bagaimana Bu jika besok kita berbincang-bincang tentang
kebersihan diri Ibu? Apakah ibu bersedia?”
2) Waktu “ Ibu ingin jam berapa tanda tanya Bagaimana jika jam 11. 00?
Berapa lama Ibu ingin berbincang-bincang? Bagaimana jika 15
menit?”
3) Tempat “ Ibu inginnya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana
jika di ruang tamu? Baiklah Bu Saya besok akan kembali lagi, sampai
jumpa besok, saya Permisi Bu. Assalamualaikum”