Anda di halaman 1dari 5

PAPPER PENGANTAR AGROINDUSTRI

PERANAN PERTANIAN DALAM PENYEDIAAN ENERGI

Rahma Maulida
F34160060

Dosen :
Prof. Dr. Ir. Djumali Mangunwidjaja, DEA

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
PERANAN PERTANIAN DALAM PENYEDIAAN ENERGI

Masalah energi merupakan masalah cukup potensial dikembangkan pada daerah-


yang sangat sensitif saat ini. Ketergantungan daerah penghasil ubi kayu dan tebu.
masyarakat terhadap minyak bumi sangatlah 1. Ubi kayu / singkong (Manihot utilissima
besar, baik untuk kebutuhan rumah tangga, pohl)
transportasi, industri maupun sebagai Menurut Badan Pusat Statistik BPS),
sumber energi lainnya, sehingga terus dicari tahun 2015, Indonesia menghasilkan lebih
dan diburu yang menyebabkan cadangan 24 juta ton ubi kayu per tahun. Tahun 2016,
minyak bumi terus menipis. Untuk mengatasi diperkirakan produksi nasional sekitar 27 juta
masalah tersebut, perlu dilakukan langkah- ton. Indonesia termasuk dari tiga negara
langkah diversifikasi energi. Kita harus mulai penghasil ubi kayu terbesar di dunia—
mengubah arah yang semula hanya setelah Nigeria dan Thailand. Provinsi
memburu energi (energy-hunting) dari energi Lampung saat ini masih menjadi sentra
fosil ke upaya membudidayakan energi penghasil ubi kayu terbesar di Tanah Air.
(energy-farming) dengan tanaman. Produksinya per tahun rata-rata mencapai 9
Penggunaan sumber energi nabati juta ton.
(bioenergi) merupakan pilihan yang paling Ubi kayu sebagai bahan baku
tepat, mengingat kondisi geografis Indonesia bioetanol memiliki kelebihan, yaitu dapat
yang mendukung serta sebagian besar tumbuh di tanah yang kurang subur, memiliki
penduduknya bertumpu pada sektor daya tahan yang tinggi terhadap penyakit,
pertanian. Pengembangan bioenergi ini, di dan dapat diatur waktu panennya.
samping dalam rangka diversifikasi energi Adapun beberapa proses produksi
untuk mengatasi krisis sumber energi, juga bioetanol dari ubi kayu, yaitu :
untuk menunjang upaya diversifikasi 1. Persiapan bahan baku
pengelolaan hasil pertanian. Tiga jenis 2. Liquifikasi dan sakarifikasi
bioenergi terbarukan (renewable) yang 3. Fermentasi
berasal dari tumbuh-tumbuhan yang dapat 4. Distilasi
dikembangkan antara lain: (1) bioetanol yang 5. Dehidrasi
dibuat dari bahan-bahan bergula seperti ubi
kayu dan tetes tebu, digunakan untuk
menyubstitusi bensin; (2) biodiesel yang
dibuat dari minyak nabati seperti kelapa
sawit dan minyak kelapa, digunakan sebagai
pengganti solar, dan (3) biogas yang
memanfaatkan sampah dan kotoran hewan
maupun manusia, digunakan untuk
menyubstitusi minyak tanah dan elpiji yang
banyak dikembangkan dalam skala rumah
tangga.
Gambar 1 Diagram alir proses pembuatan
Bioetanol dari ubi kayu.
BIOETANOL
2. Tebu (Saccharum officanarum L)
Bioetanol merupakan etanol yang
Indonesia memiliki banyak pabrik
dibuat dari bahan hasil pertanian yang
gula tebu, baik yang dikelola oleh negara
mengandung gula, pati, atau selulosa. Etanol
(PT Perkebunan Nusantara/PTPN) maupun
umumnya digunakan dalam industri
swasta. Direktorat Jenderal Perkebunan
minuman, farmasi, dan kosmetika. Bioetanol
(2009)melaporkan bahwa produksi tebu
nasional adalah 33 juta ton/tahun dan saat
ini terdapat 58 pabrik gula dengan kapasitas
giling total 195.622 ton tebu per hari (TTH). Proses pengolahan kelapa menjadi
Sementara itu, data P3GI (2010) minyak dapat dilakukan melalui 4 metode,
menunjukkan terdapat 15 perusahaan yaitu :
dengan 62 pabrik gula. Tetes tebu yang 1. Metode rendering
merupakan produk dari tebu ini bisa 2. Metode kempal/press
dijadikan sebagai bahan baku bioetanol. 3. Metode ekstraksi
Proses produksi bioetanol ini sama 4. Metode enzimatis
seperti proses produksi bioetanol pada ubi
kayu, memang secara umum seperti itu.

Tetes
Hidrolisis Fermentasi
Tebu

Etanol Dehidrasi Destilasi

Gambar 2 Diagram alir proses produksi


bioetanol dari tetes tebu.

BIODIESEL
Biodiesel adalah bahan bakar yang
dibuat dar minyak nabati, baik minyak yang
baru maupun dari minyak jelantah melalui
proses esterifikasi yang digunakan sebagai
bahan alternatif pengganti solar. Biodiesel
memiliki sifat seperti solar tetapi ramah
Gambar 3 Diagram alir proses pembuatan
lingkungan, dapat terurai, dan terbuat dari
minyak kelapa.
bahan alam yang dapat diperbarui.
2. Kelapa Sawit (Elais guineensis)
Indonesia kaya akan bahan baku
Kelapa sawit merupakan salah satu
penghasil biodiesel. Tanaman yang potensial
tanaman penghasil minyak nabati yang
sebagai bahan baku biodiesel di Indonesia
potensial di Indonesia. Minyak kelapa sawit
adalah kelapa dan sawit. Kedua jenis
diperoleh dari pengolahan buah kelapa sawit
tanaman ini memiliki kandungan minyak
yang diolah di Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
yang tinggi dan tersedia dalam jumlah yang
menjadi minyak sawit kasar (CPO). Produksi
cukup melimpah.
kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2012
1. Kelapa (Cocos nucifera)
mencapai 23,6 juta ton. Daerah penghasil
Kelapa merupakan salah satu
kelapa sawit terutama adalah Provinsi Riau,
komoditi perkebunan yang penting dalam
Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan
pembangunan sub sektor perkebunan antara
Kalimantan Tengah.
lain untuk memenuhi kebutuhan domestik
Pengolahan kelapa sawit untuk
maupun sebagai komoditi ekspor penghasil
dijadikan CPO meliputi :
devisa negara. Produksi kelapa Indonesia
1. Proses sterilisasi
pada tahun 2012 mencapai 3,3 juta ton.
2. Proses perontokan
Hampir semua wilayah di Indonesia
3. Proses pencacahan
menghasilkan kelapa. Produsen kelapa
4. Proses pengepresan
paling besar di Indonesia adalah Propinsi
Riau, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan
Sulawesi Utara.
bobot sapi. Dengan asumsi bahwa bobot
sapi rata-rata 450 kg maka akan dihasilkan
36,9 kg kotoran sapi per ekor per hari.
Proses pembuatan biogas dari
kotoran hewan dengan proses fermentasi
anaerob oleh aktivitas bakteri metanogenik
dan bakteri asidogenik pada kondisi tanpa
udara, bakteri ini secara alami terdapat
dalam kotoran hewan/manusia.

Gambar 4 Diagram proses pengolahan


minyak kelapa sawit.

BIOGAS
Biogas adalah suatu gas yang
dihasilkan dari proses anaerobik (fermentasi)
bahan bahan organik seperti kotoran Gambar 5 Diagram proses pembuatan
manusia, limbah rumah tangga dan juga biogas dari kotoran hewan/manusia.
kotoran hewan. Bahan yang sangat 2. Limbah cair agroindustri
dibutuhkan dalam membuat biogas yaitu Setiap pabrik agroindustri
metana dan karbon dioksida yang menghasilkan limbah cair dalam jumlah yang
terkandung di dalam bahan organik. Biogas besar dan mengandung bahan organik yang
dapat digunakan sebagai gas alternatif yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
dapat digunakan untuk memanaskan dan produksi biogas. Dari beberapa hasil
menghasilkan energi listrik. Kemampuan penelitian menyatakan bahwa produksi
biogas sebagai sumber energi bergantung biogas dari limbah cair agroindstri dapat
dari jumlah gas metan. Sebagai pembangkit mencapai 0,25 kg CH4 per kg COD.
energi listri mampu menghasilkan 60-100 Dari industri etanol diperoleh potensi
watt untuk penerangan selama 6 jam. limbah cair sebanyak 100 meter kubik per
Bahan baku untuk memproduksi hari–yang menghasilkan 1.200 meter kubik
biogas yang potensial di Indonesia adalah biogas, setara dengan 744 liter minyak
kotoran hewan/manusia, limbah cair tanah, setara dengan 552 kg elpiji. Satu
agroindustri, dan limbah pertanian meter kubik biogas sama dengan 0,62 liter
(biomassa). minyak tanah atau 0,46 kg elpiji.
1. Kotoran hewan/manusia Limbah cair pabrik industri
Biogas dari kotoran manusia dihitung, merupakan limbah agroindustri yang
dengan asumsi 1 keluarga terdiri atas 5 mengandung bahan organik dan nutrien
orang yang masing-masing menghasilkan tinggi. Proses pengolahan biogas dari limbah
kotoran 0,3 kilogram per hari. Dari 3.000 cair yaitu dengan proses fermentasi anaerob
keluarga terkumpul 4.500 kg. Satu kilogram dengan reaktor UASB.
kotoran manusia menghasilkan 0,05 meter
kubik biogas. Jadi, total bisa dihasilkan 225
meter kubik biogas, setara dengan 103,5 kg Realisasi dalam pemanfaatan produk
elpiji per hari. pertanian sebagai penyedia energi saat ini
Produksi limbah kotoran sapi pada masih belum optimal. Walaupun sebenaenya
kegiatan penggemukan sapi atau usaha sapi tiap-tiap daerah memiliki potensi untuk
perah diperkirakan mencapai 8,2% dari mengolah produk pertanian unggulannya
sebagai bahan baku bioenergi Hal ini
disebabkan karena ketersediaan teknologi
yang dimiliki Indonesia untuk mengolah
produk-produk pertanian tersebut sebagai
bioenergi masih terbatas dan kurangnya
rasa percaya diri SDM di Indonesia untuk
memulai hal yang baru.
Dalam optimalisasi pemanfaatan
produk pertanian sebagai bahan baku
bioenergi perlu langkah-langkah
pengembangan, antara lain: (1)
mengembangkan dan meningkatkan
produksi teknologi (peralatan/mesin)
penunjang pengolahan bioenergi, (2)
meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan
optimalisasi produk hasil pertanian tiap-tiap
daerah di Indonesia, dan (3) kerja sama
antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah dengan para pengembang energi
biogas. Sehingga cita-cita untuk
menyediakan energi yang bersifat
berkelanjutan dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai