Anda di halaman 1dari 9

Nama : Defriyanto Sadu

Kelas : B. Pendidikan Biologi

Nim : 431418067

RESUME

A. Ekologi sebagai dasar ilmu lingkungan dan organisasi


1. Pengertian Ekologi
Ekologi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1869 oleh Ernest Haeckel, seorang
ahli biologi bangsa Jerman. Ekologi berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata oikos
dan logos. Oikos berarti rumah atau tempat tinggal sedangkan logos berarti ilmu.
Jadi secara harfiah ekologi dapat diterjemahkan sebagai ilmu yang mempelajari
rumah tangga makhluk hidup. Yang menjadi rumah tangga makhluk hidup adalah
lingkungan di sekitar makhluk hidup. Apabila tidak ada keterangan lain yang
mengikutinya maka istilah lingkungan, lingkungan hidup dan lingkungan hidup
manusia memiliki arti yang sama, yaitu kumpulan organisme hidup (biotic
community) dan kumpulan benda mati (abiolic community) yang berada di sekitar
ruang hidup manusia, bukan di sekitar hewan atau di sekitar makhluk mati lainnya.
Lingkungan di sekitar ruang hidup hewan dipelajari dalam ekologi hewan. Demikian
pula ekologi tumbuhan berarti ilmu yang mempelajari rumah tangga tumbuhan.
Beberapa puluh tahun kemudian, definisi secara luas tentang ekologi dikemukakan
pula oleh beberapa ahli ekologi. Odum pada tahun 1971 menyebutkan bahwa
ekologi adalah ilmu yang membahas mengenai struktur dan funsi alam serta
interaksi antara sesama makhluk hidup dengan lingkungannya, sedangkan pada
tahun 1975, Miller menyebutkan bahwa ekologi adalah ilmu tentang hubungan
timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat
tinggalnya. Lebih lanjut, pada tahun 1994 Odum menjelaskan bahwa ekologi
merupakan ilmu yang bahas mengenai rumah tangga bumi, termasuk flora, fauna,
mikroorganisme serta manusia yang hidup bersama dan saling berinteraksi satu
dengan lainnya
2. Organisme Ekosistem
Miller (1979) menyebutkan bahwa organisasi ekostem merupakan bagian dari
organisasi kehidupan seperti pada Gambar 3.5 berikut ini. Dari Gambar tersebut
jelas bahwa organisasi ekosistem dimulai dari tingkat individu hingga mencapai satu
kesatuan yang sangat besar dalam bentuk ekosfer. Namun demikian, pembahasan
mengenai perilaku ekosistem selalu dimulai dari tingkat populasi sebagai unit
terkecil dalam kajian ekologi karena ekologi menitikberatkan hubungan timbal balik
atau interaksi antara beberapa individu dengan lingkungannya.
B. Ruang lingkup ekologi lingkungan
1. Ruang Lingkup Kajian Ekologi
Kajian mengenai ekologi tidak terlepas dari kajian mengenai sistem
makhluk-hidup atau biosistem. Biosistem tersusun atas komponen biotik dan
komponen abiotik, Setiap Komponen biotik membutuhkan semua
komponen abiotik yang meliputi materi, energi, ruang, waktu dan
keanekaan untuk membentuk biosistem secara utuh. Secara hirarkis
komponen biotik dan komponen abiotik yang membentuk biosistein
tersebut dapat dilihat pada Gambar berikut ;

Komponen Biotik Komponen Abiotik Biosistem

Gen
Sistem gen
Sel
 Materi Sistem sel
Organ
 Energi Sistem organ
Individu
 Ruang Organisme
Populasi
 Waktu Sistempopulasi
Komunitas
 Keanekaan Ekosistem
Ekosistem Ekosfer

Gen sebagai komponen biotik dapat membentuk sistem gen apabila memiliki materi,
energi, ruang, waktu dan keanekaan. Demikian pula komponen biotik yang lain.
Berdasarkan hal tersebut di atas, ruang lingkup kajian ekologi dimulai dari tingkat
populasi sebagai komponen biotiknya dan sistem populasi pada tingkat
biosistemnya, karena yang ditekankan di sini adalah interaksi individu dengan
individu yang lain, baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis.
2. Ekosistem dan Lingkungan Hidup
Mannusia tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya tumbuhan dan binatang di
sekitarnya. Selain itu manusia memerlukan ruang, waktu, cahaya, air, udara, tanah
serta kondisi iklim tertentu yang dipengaruhi suhu, kelembaban, curah hujan untuk
dapat hidup secara wajar. Kumpulan organisme hidup dan benda mati tersebut yang
berada bersama-sama pada suatu tempat akan saling mempengaruhi satu dengan
lainnya, membentuk suatu kesatuan sistem yang disebut sebagai sistem ekologi
(ecological system) atau ekosistem. istilah ekosistem ini pertama kali dikemukakan
oleh Tinsley (1935). la menyebutkan bahwa ekosistem merupakan sistem hubungan
timbal balik antara komponen biotik (komunitas dan populasi) dengan komponen
abiotiknya. Oleh karena itu ekosistem seringkali disebut sebagai satuan fungsional
dasar di dalam ekologi.
Di dalam Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang Pokok-pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Pasal I disebutkan bahwa ekosistem adalah tatanan kesatuan
antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Dijelaskan pula
bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya. Ruang merupakan tempat bagi komponen lingkungan hidup
melakukan suatu proses. Daya merupakan sesuatu yang memberikan kemampuan
dalam melakukan kerja. Keadaan merupakan suatu kondisi atau situasi. Kondisi ini
ada yang dapat mendukung berlangsungnya interaksi di antara komponen penyusun
ekosistem adapula yang menghambat berlangsungnya interaksi secara harmonis.
Emil Salim (1990 dalam Darsono, 1992) mengartikan lingkungan hidup sebaga segala
benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita
tempati dan mempengaruhi hal yang hidup, termasuk kehidupan manusia.
Pengertian ruang lingkungan menurut pengertian ini sangat luas, oleh karena itu
pembahasan mengenai ruang lingkungan dapat dibatasi oleh faktor-faktor yang
dapat dijangkau oleh manusia seperti faktor alam, faktor politik, faktor ekonomi dan
faktor social.
Secara umum sangat sulit untuk menentukan batas-batas suatu ekosistem. Batas-
batas ekosistem sering ditentukan secara abstrak untuk memudahkan pengkajian.
Berdasarkan karakteristik habitatnya dikenal ekosistem sawah, danau, hutan, taman,
padang rumput, kelautan dan sebagainya.
3. Ekosistem Alami dan Ekosistem Binaan
Sehubungan dengan ada tidaknya campur tangan manusia di dalam
ekosistem, dikenal dua macam ekosistem yaitu ekosistem alami yang
belum terjamah oleh manusia dan ekosistem binaan yang ada karena
adanya campur tangan manusia. Pulau yang tidak dihuni oleh manusia
karena tidak layak dihuni atau tidak boleh dihuni karena dilindungi oleh
undang-undang merupakan contoh ekosistem alami. Demikian pula hutan
belantara dan sungai-sungai. Ekosistem binaan yang kini makin
bertambah banyak karena memiliki keuntungan langsung secara ekonomis
adalah ekosistem yang kompomponennya didominasi oleh tanaman-tanaman
pertania/hortikultura seperti persawahan dan perkebunan. Selain itu akuarium
atau kolam ikan juga merupakan suatu contoh ekosistem binaan.
Ekosistem alami berupa hutan atau semak belukar dapat berubah menjadi
ekosistem binaan dalam bentuk persawahan atau pemukiman. Demikian pula
ekisistem binaan seperti hutan kota dan hutan lindung beransu-ansur dapat
menjadi ekosistem alami apabila tidak terpelihara dengan baik. Beberapa
perbedaan antara lain ekosistem alami dan ekosistem binaan dapat dilihat
pada tabel di bawah ;
Perbedaan Ekosistem Alami dan Ekosistem Binaan

Ekosistem Alami Ekosistem Binaan


Dapat memenuhi kebutuhan sendiri Tidak dapat
Dapat memenuhi energinya sendiri Perlu mendapat energy dari luar
Ekosistem Alami Ekosistem Binaan
Tidak menimbulkan pencemaran Menimbulkan pencemaran
Membentuk keseimbangan sendiri Keseimbangannya mudah terganggu
Dapat memulihkan tubuhnya sendiri Tidak dapat memulihkan dirinya sendiri
Tidak membutuhkan perawatan Membutuhkan Perawatan

4. Komponen Ekosistem
Secara umum ekosistem terdiri dari komponen-komponen penyusunan yang bersifat
hidup (biotik) dan tak hidup (abiotik) yang saling berhungan satu sama lain. Ini
berarti dalam struktur maupun dalam fungsi komponen-komponen tersebut
merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Apabilah salah satu komponen
terganggu maka komponen yang lain cepat atau lambat akan terpengaruh pula.
Komponen abiotik meliputi semua faktor yang bersifat tidak hidup seperti cahaya,
tanah, air dan udara. Komponen air meliputi suhu air, gerakan air. Konsebtrasi
garam dalam air (salinitas), dan keasaman air (pH) sedangkan komponen udara
meliputi suhu udara, kelembaban dan angin sebagai udara yang bergerak.
Komponen tanah meliputi tekstur tanah (komposisi partikel tanah seperti liat, pasir
dan debu), kandungan unsur hara (oksigen, kalsium, garam-garam nitrogen, bahan
organik dan anorganik di dalam tanah) dan nilai keasaman tanah (pH). Faktor-faktor
tersebut dapat terjadi tempat mengalirnya energi dan menjadi faktor penentu bagi
berlangsungnya proses-proses biologis di dalam tubuh makhluk hidup.
Komponen biotik suatu ekosistem terdiri atas hewan, tumbuhan serta
mikroorganisme. Tumbuhan merupakan komponen biotik satu-satunya yang
memiliki zat hijau daun (klorofil) sehingga mampu melakukan proses fotosintesis,
mengubah bahan organik di lingkungannya menjadi bahan organik yang dapat di
manfaatkan oleh makhluk lainnya. Karbondioksida dari udara, air dari dalam tanah
dengan bantuan energimatahari dapat diubah menjadi karbohidrat. Karbohidrat
inilah yang dapat menjadi sumber energi bagi makhluk hidup lainnya. Oleh karena
itu tumbuhan disebut sebagai produsen, sedangkan hewan herbivora, hewan
karnivora yang memakan hewan herbivora dan hewan-hewan lain disebut sebagi
konsumen.
Mengingat tumbuhan juga merupakan mahluk hidup yang dapat mensintesis
makanannya sendiri maka tumbuhan disebut juga sebagai organisme ototrofik,
sedangkan makhluk hidup yang hanya mampu memanfaatkan bahan organik yang
diproduksi oleh organisme ototrof sebagai bahan makanannya disebut organisme
heterotrof. Yang termasuk di dalam kelompok ini adalah hewan, sebagian besar
mikro-organisme serta manusia. Tumbuhan juga disebut sebagai makhluk hidup
fotoototrof karena dapat mensintesis makanannya sendiri dengan menggunakan
energi cahanya.
Matahari merupakan sumber energi utama di muka bumi ini. Tumbuhan dapat
langsung memanfaatkan energi matahari untuk melangsungkan proses fotosintesis,
sedangkan hewan memanfaatkan energi matahari secara tidak langsung dengan
terlebih dahulu memakan tumbuhan. Pengiriman energi matahari dari matahari ke
tumbuhan, kemudian dari tumbuhan ke konsumen I, dan seterusnyadisebut jarak
transfer energi. Oleh karena itu berdasarkan jarak transfer energinya, tumbuhan
disebut sebagai tingkatan trofik I, konsumen I disebut tingkatan trofik II, konsumen II
disebut tingkatan trofik III dan konsumen III disebut tingkatan trofik IV.
Secara ringkas, penamaan komponen biotik di dalam ekosistem adalah seperti
tampak pada Tabel berikut ini.

Tabel : Berbagai macam penamaan komponen biotik suatu ekosistem


Dasar penamaan Komponen Biotik di dalam Ekosistem
1. Jenis makhluk Tumbuhan Herbivora Karnivora I Karnivora II
hidup
2. Fungsi di dalam Produsen Konsumen I Konsumen II Konsumen III
ekosistem
3. Jarak transfer Ting.Trofik I Ting.Trofik II Ting.Trofik III Ting.Trofik IV
energi
Selain komponen yang telh disebutkan di atas, ekosistem juga tersusun oleh
sekelompok pengurai, berupa mikroorganisme ototrof seperti bakteri dan
jamur yang mampu menguraikan produsen dan konsumen yang telah mati.
Pengurai memiliki peranan yang cukup penting dalam suatu ekosistem serta
tanpa kehadiran pengurai senyawa-senyawa organik yang kompleks sukar
untuk diserap atau dimanfaatkan kembali oleh makhluk hidup lain. Dalam
proses penguraian ini, materi organik yang kompleks akan diuraikan menjadi
materi yang lebih sederhana sehingga menjadi mineral-mineral yang dapat
dimanfaatkan kembali oleh produsen. Karena menggunakan energi kimia
untuk menguraikan materi organik tersebut maka mikroorganisme disebut
sebagai makhluk hidup kemoototrof.
Manusia merupakan komponen biotik ekosistem yang memiliki perbedaan
yang sangat mendasar dibandingkan dengan komponen ekosistem lainnya
karena manusia dianugrahi pikiran dan akal budi oleh Yang Maka Kuasa.
Oleh karena itu manusia mempunyai peran yang sangat dominan di dalam
ekosistem bumi.
1. Habitat dan Relung
Ekosistem dan penyebaran polulasi suatu spesies sangat ditentukan oleh
habitat dan relung ekologisnya. Untuk itu perlu kita bahas lebih lanjut
mengenai apakah habitat dan relung itu.
Habitat
Habitat adalah tempat hidup yang khas dari suatu organisme atau
"alamat” organisme. Dalam biosfer terdapat 4 macam habitat utama yaitu
daratan, perairan air samudera dan estuaria. Semua organisme
mempunyai tempat hidup. Habitat air tawar adalah danau dan sungai,
padi di tanah dataran rendah, teratai hidup dipermukaan perairan. Istilah
habitat dapat disebut biotop untuk menunjukkan tempat tumbuh
sekelompok organisme dari berbagai jenis yang membentuk suatu
komunitas. contohnya adalah biotop hutan mangrove, biotop padang
rumput dan sebagainya.
Kadang kala istilah mikrohabitat dapat dipergunakan untuk menunjukkan
habitat yang lebih intimdan bersifat spesifik bagi populasi spesises
tertentu, misalnya habitat cacing tanah adalah daratan dan
mikrohabitatnya adalah di bawah permukaan tanah, teratai hidup di
permukaan air, sedangkan burung bangau sering mencari makanan di
tepi danau.
Habitat dapat bervariasi berdasarkan waktu dan ruang. Menurut
southwood (1965 dalam Odum, 1971), ditinjau dari organisme yang
mendiaminya, maka klasifikasi habitat berdasarkan waktu dapat :
1. Konstan, yaitu kondisi-kondisi lingkungan yang baik dan tidak baik
bagi organisme berlangsung bersama-sama secara terus menerus
2. Memusim, yaitu priode kondisi lingkungan yang baik secara teratur
dan priodik akan berganti dengan kondisi-kindisi tidak baik.
3. Tidak dapat diprediksi, yaitu priode kondisi lingkungan yang baik
lamanya bervariasi dan tidak dapat ditentukan berganti dengan
priode kondisi lingkungan yang tidak baik yang lamanya juga
bervariasi dan tidak dapat ditentukan.
4. Efemeral, yaitu priode kondisi lingkungan yang baik berlangsung
sangat singkat diikuti dengan priode kondisi lingkungan yang tidak
baik yang sangan lama.
Sedangkan berdasarkan ruang, habitat dapat dibedakan menjadi :
1. Berkesinambungan (kontiyu), yaitu wilayah yang berkondisi baik
jauh lebih luas daripada wilayah yang dapat dijangkau oleh
oerganisme yang hidup di dalamnya.
2. Bercampur aduk, yaitu wilayah yang berkondisi baik dan tidak baik
berselang-seling, namun organisme mudah berpindah dari wilayah
yang berkondisi baik yang satu ke wilayah yang berkondisi yang
baik.
3. Terisolasi, yaitu wilayah yang berkondisi baik letaknya terpencil
dan letaknya berjauhan dengan wilayah yang berkondisi baik
lainnya, sehingga tidak mudah dijangkau oleh oerganisme yang
hidup di dalamnya.

Relung
Semua organisme mempunyai fungsi tertentu di dalam habitatnya.
Fungsi ini dinamakan relung (niche). Charles Elton (1972 dalam Odum,
1971) adalah seorang ilmuwan Inggris yang pertama kali
memperkenalkan istilah niche sebagai status fungsionalsuatu organisme
di dalam lingkungan tertentu.
Pendapat lain menyebutkan bahwa relung ekologis merupakan
kedudukan (status fungsional) populasi suatu spesies di dalam habitat,
komunitas dan ekosistemnya sebagai hasil dari pengaturan fisiologis,
adaptasi-adaptasi struktural dan pola perilaku spesies tersebut. Spesies-
spesies yang nichenya sama, komunitasnya serupa tetapi memiliki
daerah geografis yang berbeda disebut spesies yang berekivalen
ekologis.
Relung ekologis dapat tersegregasi (terpisah) secara alami. Segregasi
relung ekologi ini sangat menguntungkan bagi spesies-spesies yang ber-
kohabitasi (hidup bersama pada habitat yang sama) karena akan
terhindar dari persaingan yang terus menerus, sesuai dengan asas
koeksistensi yang dikemukakan oleh beberapa peneliti ekologi hewan.
Asas ini menyebutkan bahwa untuk dapat survive (layak hidup) atau
memiliki eksitensi dalam komunitas atau ekosistem yang sama secara
langgeng, spesies-spesies harus menempati relung ekologis yang
berbeda. Di Australia banyak dijumpai beberapa jenis burung yang hidup
bersama pada satu jenis pohon (pada habitat yang sama), ternyata
diketahui memiliki relung ekologis yang berbeda-beda.
Perbedaan relung ekologis juga dapat menyebabkan keanekaragaman
spesies dalam ekosistem menjadi tinggi karena suatu wilayah dapat
dihuni oleh berbagai jenis spesies sesuai dengan asas divergensi. Asas
divergensi menurut Darwin menyatakan bahwa makin besar perbedaan
yang terdapat diantara berbagai spesies, maka makin banyak pula
jumlah spesies yang dapat hidup bersama di suatu area karena makin
besar perbedaan mengenai apa yang dapat diperbuat dan dibutuhkan
spesies tertentu dalam lingkungan hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai