Defriyanto, Resume Ilmu Lingkungan
Defriyanto, Resume Ilmu Lingkungan
Nim : 431418067
RESUME
Gen
Sistem gen
Sel
Materi Sistem sel
Organ
Energi Sistem organ
Individu
Ruang Organisme
Populasi
Waktu Sistempopulasi
Komunitas
Keanekaan Ekosistem
Ekosistem Ekosfer
Gen sebagai komponen biotik dapat membentuk sistem gen apabila memiliki materi,
energi, ruang, waktu dan keanekaan. Demikian pula komponen biotik yang lain.
Berdasarkan hal tersebut di atas, ruang lingkup kajian ekologi dimulai dari tingkat
populasi sebagai komponen biotiknya dan sistem populasi pada tingkat
biosistemnya, karena yang ditekankan di sini adalah interaksi individu dengan
individu yang lain, baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis.
2. Ekosistem dan Lingkungan Hidup
Mannusia tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya tumbuhan dan binatang di
sekitarnya. Selain itu manusia memerlukan ruang, waktu, cahaya, air, udara, tanah
serta kondisi iklim tertentu yang dipengaruhi suhu, kelembaban, curah hujan untuk
dapat hidup secara wajar. Kumpulan organisme hidup dan benda mati tersebut yang
berada bersama-sama pada suatu tempat akan saling mempengaruhi satu dengan
lainnya, membentuk suatu kesatuan sistem yang disebut sebagai sistem ekologi
(ecological system) atau ekosistem. istilah ekosistem ini pertama kali dikemukakan
oleh Tinsley (1935). la menyebutkan bahwa ekosistem merupakan sistem hubungan
timbal balik antara komponen biotik (komunitas dan populasi) dengan komponen
abiotiknya. Oleh karena itu ekosistem seringkali disebut sebagai satuan fungsional
dasar di dalam ekologi.
Di dalam Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang Pokok-pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Pasal I disebutkan bahwa ekosistem adalah tatanan kesatuan
antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Dijelaskan pula
bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya. Ruang merupakan tempat bagi komponen lingkungan hidup
melakukan suatu proses. Daya merupakan sesuatu yang memberikan kemampuan
dalam melakukan kerja. Keadaan merupakan suatu kondisi atau situasi. Kondisi ini
ada yang dapat mendukung berlangsungnya interaksi di antara komponen penyusun
ekosistem adapula yang menghambat berlangsungnya interaksi secara harmonis.
Emil Salim (1990 dalam Darsono, 1992) mengartikan lingkungan hidup sebaga segala
benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita
tempati dan mempengaruhi hal yang hidup, termasuk kehidupan manusia.
Pengertian ruang lingkungan menurut pengertian ini sangat luas, oleh karena itu
pembahasan mengenai ruang lingkungan dapat dibatasi oleh faktor-faktor yang
dapat dijangkau oleh manusia seperti faktor alam, faktor politik, faktor ekonomi dan
faktor social.
Secara umum sangat sulit untuk menentukan batas-batas suatu ekosistem. Batas-
batas ekosistem sering ditentukan secara abstrak untuk memudahkan pengkajian.
Berdasarkan karakteristik habitatnya dikenal ekosistem sawah, danau, hutan, taman,
padang rumput, kelautan dan sebagainya.
3. Ekosistem Alami dan Ekosistem Binaan
Sehubungan dengan ada tidaknya campur tangan manusia di dalam
ekosistem, dikenal dua macam ekosistem yaitu ekosistem alami yang
belum terjamah oleh manusia dan ekosistem binaan yang ada karena
adanya campur tangan manusia. Pulau yang tidak dihuni oleh manusia
karena tidak layak dihuni atau tidak boleh dihuni karena dilindungi oleh
undang-undang merupakan contoh ekosistem alami. Demikian pula hutan
belantara dan sungai-sungai. Ekosistem binaan yang kini makin
bertambah banyak karena memiliki keuntungan langsung secara ekonomis
adalah ekosistem yang kompomponennya didominasi oleh tanaman-tanaman
pertania/hortikultura seperti persawahan dan perkebunan. Selain itu akuarium
atau kolam ikan juga merupakan suatu contoh ekosistem binaan.
Ekosistem alami berupa hutan atau semak belukar dapat berubah menjadi
ekosistem binaan dalam bentuk persawahan atau pemukiman. Demikian pula
ekisistem binaan seperti hutan kota dan hutan lindung beransu-ansur dapat
menjadi ekosistem alami apabila tidak terpelihara dengan baik. Beberapa
perbedaan antara lain ekosistem alami dan ekosistem binaan dapat dilihat
pada tabel di bawah ;
Perbedaan Ekosistem Alami dan Ekosistem Binaan
4. Komponen Ekosistem
Secara umum ekosistem terdiri dari komponen-komponen penyusunan yang bersifat
hidup (biotik) dan tak hidup (abiotik) yang saling berhungan satu sama lain. Ini
berarti dalam struktur maupun dalam fungsi komponen-komponen tersebut
merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Apabilah salah satu komponen
terganggu maka komponen yang lain cepat atau lambat akan terpengaruh pula.
Komponen abiotik meliputi semua faktor yang bersifat tidak hidup seperti cahaya,
tanah, air dan udara. Komponen air meliputi suhu air, gerakan air. Konsebtrasi
garam dalam air (salinitas), dan keasaman air (pH) sedangkan komponen udara
meliputi suhu udara, kelembaban dan angin sebagai udara yang bergerak.
Komponen tanah meliputi tekstur tanah (komposisi partikel tanah seperti liat, pasir
dan debu), kandungan unsur hara (oksigen, kalsium, garam-garam nitrogen, bahan
organik dan anorganik di dalam tanah) dan nilai keasaman tanah (pH). Faktor-faktor
tersebut dapat terjadi tempat mengalirnya energi dan menjadi faktor penentu bagi
berlangsungnya proses-proses biologis di dalam tubuh makhluk hidup.
Komponen biotik suatu ekosistem terdiri atas hewan, tumbuhan serta
mikroorganisme. Tumbuhan merupakan komponen biotik satu-satunya yang
memiliki zat hijau daun (klorofil) sehingga mampu melakukan proses fotosintesis,
mengubah bahan organik di lingkungannya menjadi bahan organik yang dapat di
manfaatkan oleh makhluk lainnya. Karbondioksida dari udara, air dari dalam tanah
dengan bantuan energimatahari dapat diubah menjadi karbohidrat. Karbohidrat
inilah yang dapat menjadi sumber energi bagi makhluk hidup lainnya. Oleh karena
itu tumbuhan disebut sebagai produsen, sedangkan hewan herbivora, hewan
karnivora yang memakan hewan herbivora dan hewan-hewan lain disebut sebagi
konsumen.
Mengingat tumbuhan juga merupakan mahluk hidup yang dapat mensintesis
makanannya sendiri maka tumbuhan disebut juga sebagai organisme ototrofik,
sedangkan makhluk hidup yang hanya mampu memanfaatkan bahan organik yang
diproduksi oleh organisme ototrof sebagai bahan makanannya disebut organisme
heterotrof. Yang termasuk di dalam kelompok ini adalah hewan, sebagian besar
mikro-organisme serta manusia. Tumbuhan juga disebut sebagai makhluk hidup
fotoototrof karena dapat mensintesis makanannya sendiri dengan menggunakan
energi cahanya.
Matahari merupakan sumber energi utama di muka bumi ini. Tumbuhan dapat
langsung memanfaatkan energi matahari untuk melangsungkan proses fotosintesis,
sedangkan hewan memanfaatkan energi matahari secara tidak langsung dengan
terlebih dahulu memakan tumbuhan. Pengiriman energi matahari dari matahari ke
tumbuhan, kemudian dari tumbuhan ke konsumen I, dan seterusnyadisebut jarak
transfer energi. Oleh karena itu berdasarkan jarak transfer energinya, tumbuhan
disebut sebagai tingkatan trofik I, konsumen I disebut tingkatan trofik II, konsumen II
disebut tingkatan trofik III dan konsumen III disebut tingkatan trofik IV.
Secara ringkas, penamaan komponen biotik di dalam ekosistem adalah seperti
tampak pada Tabel berikut ini.
Relung
Semua organisme mempunyai fungsi tertentu di dalam habitatnya.
Fungsi ini dinamakan relung (niche). Charles Elton (1972 dalam Odum,
1971) adalah seorang ilmuwan Inggris yang pertama kali
memperkenalkan istilah niche sebagai status fungsionalsuatu organisme
di dalam lingkungan tertentu.
Pendapat lain menyebutkan bahwa relung ekologis merupakan
kedudukan (status fungsional) populasi suatu spesies di dalam habitat,
komunitas dan ekosistemnya sebagai hasil dari pengaturan fisiologis,
adaptasi-adaptasi struktural dan pola perilaku spesies tersebut. Spesies-
spesies yang nichenya sama, komunitasnya serupa tetapi memiliki
daerah geografis yang berbeda disebut spesies yang berekivalen
ekologis.
Relung ekologis dapat tersegregasi (terpisah) secara alami. Segregasi
relung ekologi ini sangat menguntungkan bagi spesies-spesies yang ber-
kohabitasi (hidup bersama pada habitat yang sama) karena akan
terhindar dari persaingan yang terus menerus, sesuai dengan asas
koeksistensi yang dikemukakan oleh beberapa peneliti ekologi hewan.
Asas ini menyebutkan bahwa untuk dapat survive (layak hidup) atau
memiliki eksitensi dalam komunitas atau ekosistem yang sama secara
langgeng, spesies-spesies harus menempati relung ekologis yang
berbeda. Di Australia banyak dijumpai beberapa jenis burung yang hidup
bersama pada satu jenis pohon (pada habitat yang sama), ternyata
diketahui memiliki relung ekologis yang berbeda-beda.
Perbedaan relung ekologis juga dapat menyebabkan keanekaragaman
spesies dalam ekosistem menjadi tinggi karena suatu wilayah dapat
dihuni oleh berbagai jenis spesies sesuai dengan asas divergensi. Asas
divergensi menurut Darwin menyatakan bahwa makin besar perbedaan
yang terdapat diantara berbagai spesies, maka makin banyak pula
jumlah spesies yang dapat hidup bersama di suatu area karena makin
besar perbedaan mengenai apa yang dapat diperbuat dan dibutuhkan
spesies tertentu dalam lingkungan hidupnya.