Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ALAM SEMESTA,

MANUSIA DAN AGAMA


Januari 24, 2016
ALAM SEMESTA, MANUSIA DAN AGAMA
MAKALAH
Disusun untuk melengkapi tugas-tugas dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam dari dosen Ustd.
Mohamad Ramdan, S.Ag.

Disusun oleh :
Yosep
14212068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) GARUT

TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji sukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha Esa atas rahmat dan karunianya yang
diberikan kepada penyusun  sehingga Makalah Pendidikan Agama Islam Ini dapat terselesaikan dengan
baik tak lupa, penulis ucapkan terimakasih atas dukungan rekan rekan semua, makalah ini disusun
untuk membantu didalam mengetahui Pendidikan Islam yang secara khusus menjelaskan tentang
“Alam Semesta Manusia dan Agama”.
Penyusun mohon maaf atas kesalahan dan kekhilafan yang diperbuat baik sengaja maupun tidak
sengaja dan mengharapakan kritik dan saran demi menyempurnakan makalah ini agar lebih baik dan
dapat berguna semaksimal mengkin.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa penulisan dan penyusunan makalah ini tidak mungkin
terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan dukungan dari semua pihak yang membantu.
Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih dan berharap semoga makalah ini dan manfaat
bagi kita semua yang membacanya. Semoga Allah Swt. Memberikan petunjuk serta rahmat-nya kepada
kita semua.
Wasaalamualaikum Wr. Wb.

Garut, 11 Oktober 2015

     Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................
Daftar Isi......................................................................................................
BAB I: PENDAHULUAN.........................................................................
A.    Latar Belakang Masalah...................................................................
B.     Rumusan Masalah............................................................................
C.     Tujuan Penulisan..............................................................................
D.    Manfaat Penulisan............................................................................
BAB II : PEMBAHASAN..........................................................................
A.    Penciptaan Alam Semesta................................................................
1.      Asal Usul Alam Semesta............................................................
2.      Eksistensi Allah..........................................................................
B.     Penciptaan Manusia dan Kehidupannya..........................................
1.      Pengertian Manusia Menurut Pandangan Islam.........................
2.      Pengertian Hakikat Manusia......................................................
3.      Teori-teori hakikat hidup dan kehidupan manusia.....................
C.     Agama dan Kebutuhan Manusia Terhadapnya................................
1.      Definisi Agama..........................................................................
2.      Pembagian/macam agama..........................................................
3.      Agama sebagai fitrah/kebutuhan manusia..................................
BAB III : PENUTUP..................................................................................
A.    Kesimpulan......................................................................................
B.     Saran................................................................................................
C.     Penutup............................................................................................
Daftar Pustaka.............................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Alam semesta adalah jagad raya yang kita saksikan didunia ini, mulai dari yang tampak
(syahadah) sampai yang tidak tampak (gaib), dari yang bernyawa sampai yang tidak bernyawadan dari
yang ada didalam perut bumi sampai yang ada diruang angkasayang dipenuhi beribu-ribu miliar
bintang. Pertanyaan yang perlu diajukan adalah dari mana asal usul alam semesta ini? Apakah alam
semesta ini terjadi dengan sendirinya? Atau ada yang menjadikanya? Pertanyaan ini menarik para
ilmuan (sainitis) untuk melakukan penelitian hingga melahirkan berbagai teori. Namun teori yang
berlaku sampai abad ke-20 ialah bahwa alam semesta mempunyai ukuran yang tak terbatas, ada tanpa
awal, dan terus ada untuk selama-lamanya.
Manusia adalah makhluk-Nya yang paling sempurna dan sebaik-baik ciptaan dibandingkan
makhluk-makhluk-Nya yang lain. Manusia dilengkapi akal untuk berfikir yang membedakannya
dengan binatang. Mengenai proses kejadian manusia, dalam Al-Qur’an (QS. Al-Hijr (15) : 28-29)
diterangkan bahwa manusia diciptakan dari tanah dengan bentuk yang sebaik-baiknya kemudian
ditiupkan ruh kepadanya hingga menjadi hidup.
Banyak ahli ilmu pengetahuan mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa manusia berasal
dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang sederhana kemudian mengalami
evolusi dan kemudian menjadi manusia seperti sekarang ini. Di lain pihak banyak ahli agama yang
menentang adanya proses evolusi manusia tersebut. Khususnya agama Islam yang meyakini bahwa
manusia pertama adalah Nabi Adam a.s. disusul Siti Hawa dan kemudian keturunan-keturunannya
hingga menjadi banyak seperti sekarang ini. Hal ini didasarkan pada berita-berita dan informasi-
informasi yang terdapat pada kitab suci masing-masing agama yang mengatakan bahwa Adam adalah
manusia pertama.
Manusia sebagai makhluk paling sempurna di antara makhluk-makhluk lain mampu mewujudkan
segala keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang dimilikinya. Di samping itu manusia
juga mempunyai kecenderungan untuk mencari sesuatu yang mampu menjawab segala pertanyaan
yang ada dalam benaknya. Segala keingintahuan itu akan menjadikan manusia gelisah dan kemudian
mencari pelampiasan dengan timbulnya tindakan irrasionalitas. Munculnya pemujaan terhadap benda-
benda merupakan bukti adanya keingintahuan manusia yang diliputi oleh rasa takut terhadap sesuatu
yang tidak diketahuinya.
Kepercayaan manusia akan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat yang
tergantung pada hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang dimaksud. Ketakutan manusia apabila
hubungan baik manusia dengan kekuatan gaib tersebut hilang, maka hilang pulalah kesejahteraan dan
kebahagiaan yang dicari.
B.  Rumusan Masalah
a.    Bagaimana Asal Usul Alam Semesta ini?
b.    Coba Jelaskan Tentang Eksistensi Allah!
c.    Apa Pengertian Manusia Menurut Pandangan Islam?
d.   Jelaskan Pengertian Hakikat Manusia!
e.    Sebutkan Teori-teori hakikat hidup dan kehidupan manusia!
f.     Apa Definisi Agama?
g.    Sebutkan Pembagian/macam agama!
h.    Jelaskan Agama sebagai fitrah/kebutuhan manusia!
C.  Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
a.    Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen Mata Kulia PAI
b.    Mengetahui serta memahami dan mendalami proses penciptaan alam semesta.
c.    Mengetahui serta memahami dan mendalami penciptaan manusia dan kehidupannya.
d.   Mengetahui serta memahami dan mendalami agama dan kebutuhan manusia terhadapnya.
D.  Manfaat Penulisan
a.  Bagi pengajar bisa dijadikan sebagai acuan dalam mengajar agar para peserta didiknya dapat
berprestasi lebih baik dimasa yang akan datang.
b. Bagi penulis bisa dijadikan sebagai bahan kajian belajar dalam rangka meningkatkan prestasi diri pada
khususnya dan meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENCIPTAAN ALAM SEMESTA
1. Asal Usul Alam Semesta
Jika ada ilmuwan yang berpendapat bahwa alam semseta ini tanpa awal dan akhir, yang berarti
ada dengan sendirinya, tidak ada yang menciptakan dan terus ada selamanya (abadi) serta tidak akan
berubah, maka kita melihat apa yang ada disekitar kita.
Disekitar rumah yang kita tempati dengan segala perabotanya, makanan yang kita makan,
pakaian, sepatu dan kendaraan yang kita pakai, gedung-gedung tinggi yang ada di ibukota tidak ada
dengan sendirinya dan tidak muncul dengan tiba-tiba. Semuanya ada yang menjadikanya dan ada asal
usulnya. Tembok-tembok rumah, gedung misalnya, ia tersusun dari batu bata dan semen yang terbuat
dari kayu yang berasal dari pohon yang tumbuh dari tanah. Besi kawat dan paku yang turut
memperkokoh rumah/gedung juga berasal dari tanah. Pertanyaan berikutnya adalah “dari mana asal
tanah ini, bumi tempat kita berpijak?” pasti bumi ini ada asal usulnya, tidak jadi dengan sendirinya dan
juga tidak jadi secara tiba-tiba.
Jika kita tilik lebih jauh lagi, tidak hanya asal usul planet bumi saja, tetapi alam semesta ini,
ternyata alam semesta ini termasuk planet bumi, ada asal usulnya. Temuan-temuan ilmiah di abad ke-
20 dan memasuki abad ke-21, yang dilakukan oleh para pemikir terkemuka dunia, melalui berbagai
percobaan, pengamatan dan perhitungan, fisika modern telah menemukan bahwa alam semesta telah
memiliki permulaan. bahwa ia muncul dari ketiadaan pada sebuah momen ledakan akbar, yakni
ledakan yang teramat besar. Sebaiknya alam semesta selalu mengalami pergerakan, perubahan, dan
pengembangan. Fakta-fakta yang baru ditemukan ini memukau peti mati teori alam semesta sainitis.
Sekarang fakta ini telah diterima oleh masyarakat ilmiah.
Informasi ini sepenuhnya sesuai dengan temuan-temuan para ilmuwan masa kini. Sebagaimana
telah dinyatkan di atas, simpulan yang telah dicapai astrofisika dewasa ini adalah bahwa seluruh jagad
raya, berikut dimensi materi dan waktu, menjadi ada sebagai hasil dari ledakan akbar yang terjadi
dahulu kala. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan “Big Bang”, merupakan katalis untuk penciptaan
alam semesta dari ketiadaan.
Temuan para ilmuwan modern ini membuktikan kebenran yang telah diterangkan dalam Al-
Qur’an lima belas abad lalu, bahwa alam semesta sebelum kejadianya masih berupa asap. Allah Swt
menjelaskan penciptaan-Nya terhadap alam semesta sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an  :
Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan
kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”. Dan
dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia
menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu
sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit
dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu
keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang
dengan suka hati". Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada
tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang
dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi
Maha Mengetahui. (Fushshilat ayat 9-12
Mengapa Allah menciptakan bumi dalam enam masa padahal Dia mampu menciptakannya dalam
sekejap masa. Bukanlah hanya dengan ,engucapkan “kun”, Dia mampu menciptakan sesuatu dengan
segera?
“Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya
mengatakan kepadanya: "Kun (jadilah)", maka jadilah ia”.(QS. An-Nahl : 40)
Akal kita sangat terbatas  untuk menemukan jawaban atas pertanyaan di ats, namun kita dapat
mencari hikmah dari rahasia Allah mengenai penciptaan itu, yakni agar hamba-hamba-Nya mengambil
pelajaran supaya bersikap perlahan, tidak tergesa-gesa dan teratur serta cermat dalam setiap urusan.
Fenomena ini merupakan refleksi dan manifetasi dari kekuasaan, kebesaran dan keagungan sang Maha
pencipta Allah Azza Wajala dan istilah islam di kenal dengan istilah sunnatullah, yaitu ketentuan dan
hukum yang ditetapkan oleh Allah.
2. Eksistensi Allah
a.    Mengalihkan akal dan nalar kepada ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan Allah) di alam yang berbicara
bahwa di baliknya ada pencipta yang Maha Bijaksana, yaitu hukum axiomatik menurut logika akal
yang meyakini secara alamiah prinsip kausalitas tanpa memerlukan suatu argumentasi ataupun
pembuktian, yaitu bahwa ciptaan ini harus ada penciptanya dan keteraturan ini harus ada yang
mengaturnya.

  "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang
berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, apa yang Allah turunkan dari langit
berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah matinya dan Dia sebarkan di bumi itu
segala jenis hewan, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit da bumi.
Sungguh (terdapat) tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal (memikirkan)".
(Q.S. Al Baqarah [2]: 164).
b.    Menggunakan fitrah manusia yang dengannya seseorang dapat langsung mengetahui bahwa ia
memiliki Tuhan dan sesembahan yang Maha Kuat dan Maha Besar yang melindungi dan merawatnya.

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang
telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama
yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,” (Q.S. Ar-Rum : 30)
c.    Kuotsi (pengambilan fakta) oleh Al-Qur’an berdasarkan fakta sejarah manusia bahwa keimanan
kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan suatu bahtera keselamatan bagi penganutnya dan bahwa
pendustaan terhadap Allah dan Rasul-Nya merupakan suatu ancaman yang merupakan kehancuran
serta kemusnahan.

“Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya
dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami.
Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya)”. (Q.S. Al-A’raf : 64)
B. PENCIPTAAN MANUSIA DAN KEHIDUPANNYA

1. Pengertian Manusia Menurut Pandangan Islam


Manusia dalam pandangan kebendaan (materialis) hanyalah merupakan sekepal tanah di bumi.
Manusia dalam pandangan kaum materialism, tidak lebih dari kumpulan daging, darah, urat, tulang,
urat-urat darah dan alat pencernaan. Akal dan pikiran dianggapnya barang benda, yang dihasilkan oleh
otak. Pandangan ini menimbulkan kesan seolah-olah manusia ini makhluk yang rendah dan hina, sama
dengan hewan yang hidupnya hanya untuk memenuhi keperluan dan kepuasan semata.
Dalam pandangan Islam, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat di sisi-Nya, yang
diciptakan Allah dalam bentuk yang amat baik. Manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat
memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa Al-Qur’an menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia
mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at-Tiin : 95:4). Namun
demikian, manusia akan tetap bermartabat mulia kalau mereka sebagai khalifah (makhluk alternatif)
tetap hidup dengan ajaran Allah (QS. Al-An’am : 165). Karena ilmunya itulah manusia dilebihkan (bisa
dibedakan) dengan makhluk lainnya, dan Allah menciptakan manusia untuk berkhidmat kepada-Nya,
sebagaimana firman Allah dalam surat Adz-Dzariyat (51) : 56.
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (Adz-
Dzariyat (51) : 56).

2. Pengertian Hakikat Manusia


Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia diantara makhluk ciptaan-Nya. Oleh
sebab itu manusia diharuskan mengenal siapa yang menciptakan dirinya sebelum mengenal lainnya.
Hakikat manusia adalah sebagai berikut :
  Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya.
  Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas)
selama hidupnya.
  Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya
sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
  Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
  Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa
berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.

3. Teori-teori hakikat hidup dan kehidupan manusia


a.    Teori Generasi Spontan

Teori ini berkembang atas dasar keyakinan bahwa kehidupan secara berulang dan spontan berasal
dari bahan-bahan tak hidup (From non living materials by spontaneous generation).

b.    Teori Penciptaan Khusus

Teori ini dilandasi oleh kepercayaan orang-orang primitif bahwa ‘hidup dan kehidupan
diciptakan oleh kekuatan supernatural’.

c.    Teori Kosmozoik

Menurut teori ini, protoplasma dalam bentuk kehidupan yang sangat sederhana mungkin telah
sampai kepada planet bumi secara kebetulan berasal dari sumber di alam ray atau ruang angkasa, dari
pristiwa ini berkembanglah kehidupan di muka bumi.

d.   Teori Naturalistik

Menurut teori ini alam raya berasal dari kabut fijar berpilin. Jangka miliaran sampai triliunan
tahun yang telah lampau melalui evolusi kosmos terjadi penurunan suhu yang juga disertai pemisahan
material yang membentuk kelompok-kelompok benda-benda langit yang disebut rasi bintang, tata
surya, planet, satelit, dll. Salah satu kelompok bintang  itu adalah Bima Sakti (Milkway).

e.    Teori Evolusi
Teori evolusi ini mulai terlihat kelemahan dan kebohongannya diantaranya :

1.      Teori ini menyebutkan bahwa kehidupan terbentuk secara kebetulan.


2.      Teori ini menyatakan bahwa spesies baru terbentuk melalui seleksi alam dan mutasi
3.      Teori ini berpendapat bahwa hewan darat berasal dari hewan laut yang pindah ke darat.
4.      Teori ini berpendapat bahwa burung dan mamalia berevolusi dari reftil.
Hal ini mustahil diantaranya karena :
a.       Sayap burung mustahil terbentuk dan berasal dari perubahan sisik reftil.

b.      Cara bekerja paru-paru burung sama sekali berbeda dari cara kerja paru-paru hewan darat.

c.       Tulang burung lebih ringan dibandingkan dengan tulang hewan darat. Hal ini merupakan faktor
penting bagi kemampuan terbang dan lain-lainnya.

Evolusi manusia menurut ahli paleontologi berdasarkan tingkat evolusianya dapat dibagi menjadi
:

1.      Tingkat pramanusia, fosilnya ditentukan di Johanesburg Afrika Selatan pada tahun 1924 dan dinamai
fosil Australopithecus.

2.      Tingkat manusia kera, fosilnya ditemukan di Solo pada tahun 1891 yang di sebut Pithecantropus
erectus.

3.      Manusia Purba, disebut homo neanderthalesis dan kerabatnya ditemukan di Solo (homo soloensis).

4.      Manusia modern atau homo sapiens yang telah pandai berfikir menggunakan otak dan nalarnya.

Namun, ketika memasuki abad 20, bebagai penemuan mualai mempertanyakan kembali akan
teori evolusi ini, terutama tentang adanya manusia primitif, beberapa bukti yang menyangkal hal ini
adalah :
1.      Fosil yang digali di wilayah Atapuerca, Spanyol, pada tahun 1995 telah meruntuhkan kisah ‘evolusi
manusia’.

2.      Dalam majalah New Scientist terbitan 14 Maret 1998 ada artikel berjudul “manusia dahulu lebih pintar
dari yang kita perkirakan..... “ disebutkan didalamnya bahwa 700.000 tahun yang lalu, manusia yang
dinamai homo erectus telah pandai melaut.

3.      Fosil jarum yang berusia 26.000 tahun milik Nenderthal menunjukan bahwa mereka memiliki
pengetahuan mengenai pakaian puluhan ribu tahun yang lalu.

Kemudian juaga ada sinyalemen bahwa para penganut teori ini (kaum evolusionis) telah
melakukan kebohongan publik secara sistematis  yang dijadikan sebagai argumentasi teori ini,
diantaranya :
1.      Gambar-gambar ‘manusia kera’ yang kita lihat di koran-koran atu film-film semuanya merupakan
lukisan imajinasi buatan kaum evolusionis.
2.      Kaum evolusionis juga tidak ragu membuat fosil-fosil palsu untuk mewakili apa-apa yang tidak
mereka temukan, pemalsuan yang paling termashur adalah tenatang Manusia Piltdown dan Manusia
Nebraska.
Dalam Islam ketika berbicara asal muasal penciptaan manusia, maka tidak dapat dipisahkan dari
figur manusia pertama yaitu Nabi Adam AS. Al-Qur’an menjelasakan tentang Adam ini dalam
beberapa ayatnya, tetapi lebih kedalam figur Adam sebagai manusia yang sempurna, baik dari segi
tujuan penciptaannya ataupun tingakat intelegasi yang tinggi dibandingkan makhluk yang lainnya, ayat
tersebut antara lain :
“Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan
padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami
bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya
Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Dan telah diajarkanNya kepada Adam nama-
nama semuanya, kemudian Dia kemukakan semua kepada Malaikat, lalu Dia berfirman :Beritakanlah
kepadaKu nama-nama itu semua, jika adalah kamu makhluk-makhluk yang benar”. (Q.S. Al-Baqarah :
30-31)
Dalam proses, penciptaan manusia secara efektif diciptakan melalui proses
pencampuran bahan dari laki-laki dan perempuan. Jika masuk kedalam rahim terjadilah
proses kreatif, tahap demi tahap membentuk wujud manusia.
Tahap pertama manusia dibuat dari sripati tanah melalui makanan yang dimakan oleh
laki-laki dan perempuan, sebagian dari inti zat yang di makan menjadi bahan seperma (air
mani), yaitu bahan terciptanya manusia. Tahap kedua adalah nutfah, yaitu cairan yang
mengandung gamet pria dan gamet wanita kemudian disimpan di dalam rahim atau uterus,
yaitu wadah yang ideal untuk mengembangkan embiro. Tahap ketiga adalah ‘alaqoh’ yaitu
embiro yang berumur 24-25 hari, kemudian berubah menjadi stadium mudghoh (26-27 hari).
Selanjutnya masuk kedalam stadium tulang (idzam), yitu cikal tulang kerangka yang
terbentuk dalam stadium mudghoh (25-40 hari) berubah menjadi tulang rawan, setelah itu
embiro berada dalam stadium tulang (idzam). Pada stadium ini tumbuh berbagai organ
benda dalam posisi baru yang berhubungan dengan pertumbuhan tulang rangka.
Setelam embiro masuk dalam stadium dibungkus daging yang meliputi tulang-tulang
tersebut. Pada minggu kedelapan, embiro menjadi vetus membentuk otot-otot. Dalam
minggu ke dua belas terjadi asifikasi pada pusat-pusat pertulangan. Anggota badan ber-
differensiasi dan terbentuk kuku pada jari kaki dan tangan. Disamping pertumbuhan macam-
macam organ, masing-masing organ juga mengalami pertumbuhan bersama-sama dengan
pertumbuhan badan. Disamping pertumbuhan organ-organ tubuh, dalam proses akhir
kehamilan, Allah meniupkan ruh kepada bayi.
Uraian-uraian di atas disimpulkan dari beberapa ayat Al-Qur’an, antara lain :
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati yang (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami balut
dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Mahasucilah Allah,
Pencipta Yang Paling Baik.”(Q.S. Al-Mu'minun, 23: 12-14)
Selanjutnya untuk memahami manusia secara dalam, berikut ini beberapa ciri yang membedakan
manusia dengan makhluk lainnya (M.D. Ali, 1998 : 12) yaitu :
1.      Makhluk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang baik, ciptaan Tuhan yang paling sempurana.
“sesungguhnya kami telah menjadikan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. (Q.S. At-Tin : 4)
2.      Manusia memiliki potensi (daya atau kemampuan yang mungkin dikembangka) beriman kepada Allah.
3.      Manusia diciptalan Allah untuk mengabdi kepadanya. Dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Az-Zariat :
56.
4.      Manusia diciptakan Allah untuk menjadi Kholifah di muka bumi. Dijelaskan dalam Al-Qur’an surat
Al-Baqarah : 30.
5.      Manusia dilengkapi oleh Allah dengan perasaan, kemauan atau kehendak. Dijelaskan dalam Al-Qur’an
surat Al-Kahfi :29 dan Al-Insan : 3.
6.      Manusia secara individual bertanggung jawab asta segala perbuatannya.
7.      Dijelaskan dal Q.S. Ath-Thur : 21.
8.      Berakhlak. Ini merupakan ciri manusia yang membedakannya dengan makhluk lainnya.
C. AGAMA DAN KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAPNYA
1. Definisi Agama
Secara bahasa, agama berasal dari bahasa sanskerta, yaitu ‘Gam’ yang mendapatkan awalan dan
akhiran ‘a’ sehingga menjadi ‘a-gam-a’ yang berarti peraturan, tata cara upacara hubungan manusia
dengan raja. Jika diucapkan dalam berbagai bahasa asing, maka agama diucapkan menjadi beberapa
istilah dibawah ini :
a.       Religie (religion) menurut pujangga kristen, Sainagustinus, berasal dari kata ‘re dan eligare’ yang
berarti ‘memilih kembali dari jalan sesat ke jalan Tuhsn’.
b.      Religie, menurut Lactantus, berasal dari kata ‘Re dan Ligare’ yang artinya menghubungkan kembali
sesuatu yang telah putus.
c.       Religie berasal dari kata ‘Re dan Ligere’, artinya meembaca berulang-ulang bacaan suci dengan
maksud agar jiwa si pembaca terpengaruh oleh kesuciannya, demikian pendapat Cicero.
Sedangkan menurut istilah, agama diartikan sebagai peraturan ilahi yang mendorong manusia
berakal untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat.
Dalam Al-Qur’an agama dikenal dengan istilah al Din yaitu keyakinan terhadap eksistensi
(wujud) suatu dzat atau beberapa dzat ghaib yang maha tinggi, ia memiliki perasaan dan kehendak, ia
memiliki wewenang untuk mengurus dan mengatur urusan yang berkenaan dengan nasib manusia.
Singkatnya, Addin adalah keyakinan (keimanan) tentang suatu Dzat ketuhanan (Ilahiyyah) yang
pantas untuk menerima ketaatan dan ibadah (penyembahan).
2. Pembagian/macam agama
a.    Agama samawi atau kitabi, yaitu agama yang memiliki kitab suci wahyu Ilahi yang turun dari langit
membawa petunjuk atau hidayah Allah bagi manusia, seperti Yahudi, dengan kitabnya Tauret yang
diturunkan kepada Nabi Musa, Nasrani dengan kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa dan agama
islam dengan kitabnya Al Qur’an yang ditutunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
b.    Agama paganis (Watsaniyyah) atau agama positif (Wadhiyyah) yaitu agama yang dihubungkan kepada
bumi bukan dihubungkan kepada langit, dihubungkan kepada manusia bukan kepada Allah seperti
agama Budha, Hindu, Majusi, Konghucu, dan lainnya.
3. Agama sebagai fitrah/kebutuhan manusia
a.    Kebutuhan akal terhadap pengetahuan mengenai hakikat eksistensi terbesar (keberadaan manusia di
dunia).

b.    Kebutuhan fitrah manusia akan agama

c.    Kebutuhan manusia terhadap kesehatan jiwa dan kesehatan rohani.

d.   Kebutuhan masyarakat terhadap motivasi dan disiplin akhlak.

e.    Kebutuhan masyarakat terhadap solidaritas dan soliditas.

Hal ini sesuai dengan firman Allah :

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah
yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah)
agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS, Ar-Rum : 30)
Demikianlah alam semesta, manusia dan agama merupakan tiga hal yang saling berpautan satu
dengan yang lainnya, keberadaan hal yang satu merupakan akibat adanya hal yang lainnya. Dan hal
yang lain merupakan sebab dari adanya hal selanjutnya. Bila manusia ingin memahami dan
menyelaraskan hidupnya dengan alam semesta, maka hiduplah dengan (Islam) karena itu adalah
firahnya.
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Alam semesta ini tidak terbentuk dengan sendirinya ataupun terbentuk secara kebetulan,
melainkan melalui proses yang luar biasa yang tentunya diciptakan oleh Allah Swt, melalui proses Big
Bang, Keseimbangan yang dicapai dengan Big Bang; pembentukan alam semesta yang seketika
meruupakan bukti bahwa alam semesta tidak muncul secara kebetulan. Serta manusia sebagai mahkluk
ciptaan Allah Swt harus terus menjaga demi kelangsungan hidup yang baik serta hidup yang selalu di
berkahi Allah Swt, dan manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini harusnya dapat menjaga bumi ini.
Pengertian manusia menurut pandangan Islam, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat di
sisi-Nya, yang diciptakan Allah dalam bentuk yang amat baik. Manusia diberi akal dan hati, sehingga
dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut sunah rasul. Dengan ilmu
manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at-Tiin :
95:4).
Manusia adalah makhluk yang sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satunya makhluk hidup
yang mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri. Ia mampu mempelajari, manganalisis,
mengetahui dan menilai dirinya.
Terdapat dua pendapat mengenai asal usul manusia, yaitu bahwa asal usul manusia dari nabi
Adam a.s yang merupakan pendapat para ahli agama sesuai dengan kitab-kitab suci sebagai dasar
(termasuk agama Islam). Pendapat kedua berdasarkan penemuan fosil-fosil oleh para ilmuan yang
berpendapat bahwa asal usul manusia sesuai dengan teori evolusi merupakan hasil evolusi dari kera-
kera besar selama bertahun-tahun dan telah mencapai bentuk yang paling sempurna. Teori kedua yang
dianggap ilmiah itu ternyata tidak mutlak karena antara teori dengan kenyataan tidak dapat dibuktikan.
Terdapat  tiga alasan yang melatar belakangi perlunya manusia terhadap agama  yaitu, fitrah
manusia, kelemahan dan kekurangan manusia, dan tantangan manusia. Berdasarkan hal-hal tersebut di
atas, maka kebutuhan manusia akan agama Tuhan yang benar lebih besar daripada kebutuhannya akan
unsur-unsur pertama untuk menjaga hidupnya seperti air, makanan dan udara. Dan tidak ada yang
mengingkari atau memperdebatkan kebenaran ini kecuali pembangkang yang sombong, tidak berguna
kesombongannya dan tidak perlu didengar alasan-alasannya. Manusia beragama karena memerlukan
sesuatu dari agama yaitu memerlukan petunjuk-petunjuk untuk kebahagiaan hidupnya di dunia dan
akhirat.
B.  Saran
Makalah Pendidikan Agama Islam  ini dibuat untuk memenuhui salah satu tugas mata kuliah
PAI, dan itulah tadi isi dari semua materi yang penulis ambil dari buku Pendidikan Agama Islam untuk
perguruan tinggi. semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis dan para pembaca.
Penulis mengakui bahwa dalam makalah ini masih banyak sekali kata-kata yang salah dan tidak
benar, untuk itu penulis berharap kritik dan saran sangat penulis harapkan, karna akan menjadi suatu
pacuan untuk penulis sendiri. Dan penulis ucapkan Terima Kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu menyelesaikan Makalah ini
C.  Penutup
Demikianlah makalah yang sederhana ini saya susun semoga dapat bermanfaat bagi penyusun
pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Akhirnya saya merasa kerendahan hati sebagai manusia
yang mempunyai banyak sekali kekurangan. Oleh sebab itu kritik dan saran–bahkan yang tidak
membangun sekalipun- kami tunggu demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga niat baik kita
diridhai oleh Allah SWT. Amin.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama RI, 1986/1987.
Muhammad Ramdan, dkk. (2003). Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi, Garut : Penerbit
-
Ensikklopedia Islam, Jakarta : Penerbit PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994, Cet. 3.
Modul Pendidikan Agama Islam Berbasis Karakter, Jakarta : Penerbit  PT RajaGrafindo Persada
Syafe’i Imam, Ruswanto, Rodliyah nunung dkk, 2012.

Anda mungkin juga menyukai