AI Reference Book For Primary Healthcare Workers
AI Reference Book For Primary Healthcare Workers
b) Kasus Suspek
Seseorang yang menderita demam dengan suhu > 38oC disertai satu atau lebih
gejala:
• Batuk
• Sakit tenggorokan
• Pilek
• Sesak Nafas
DAN DISERTAI
Terdapat salah satu atau lebih keadaan di bawah ini:
1. Dalam 7 hari terakhir sebelum muncul gejala klinis, mempunyai riwayat kontak
erat dengan penderita (suspek, probabel atau konfirmasi) seperti merawat,
berbicara atau bersentuhan dalam jarak < 1 meter.
2. Dalam 7 hari terakhir sebelum muncul gejala klinis, mempunyai riwayat kontak
erat dengan unggas (misalnya menyembelih, menangani, membersihkan bulu
atau memasak)
3. Dalam 7 hari terakhir sebelum muncul gejala klinis, mempunyai riwayat kontak
dengan unggas, bangkai unggas, kotoran unggas, bahan atau produk mentah
lainnya di daerah yang satu bulan terakhir telah terjangkit Flu Burung pada
unggas, atau adanya kasus pada manusia (suspek, probabel atau konfirmasi).
4. Dalam 7 hari terakhir sebelum muncul gejala klinis, mempunyai riwayat
mengkonsumsi produk unggas mentah atau yang tidak dimasak dengan
sempurna, yang berasal dari daerah yang satu bulan terakhir telah terjangkit Flu
Burung pada unggas, atau adanya kasus pada manusia (suspek, probabel atau
konfirmasi).
5. Dalam 7 hari terakhir sebelum muncul gejala klinis, kontak erat dengan binatang
selain unggas yang telah dikonfimasi terinfeksi H5N1, antara lain: babi atau
kucing.
c) Kasus Probabel
Kriteria kasus Suspek ditambah dengan satu atau lebih keadaan di bawah ini:
1. Ditemukan kenaikan titer antibodi terhadap H5, minimun 4 kali dengan
pemeriksaan uji HI menggunakan eritrosit kuda atau uji ELISA.
2. Hasil laboratorium terbatas untuk influenza H5 (terdeteksinya antibodi spesifik
H5 dalam spesimen serum tunggal) menggunakan uji Netralisasi (dikirim ke
laboratorium rujukan)
ATAU
Seseorang yang meninggal karena penyakit saluran nafas akut yang tidak bisa
dijelaskan penyebabnya, dan secara epidemiologis menurut waktu, tempat dan
pajanan berhubungan dengan kasus probabel atau kasus konfirmasi.
d) Kasus Konfirmasi
Seseorang yang memenuhi kriteria kasus Suspek atau kasus Probabel
DAN DISERTAI
Hasil positif salah satu hasil pemeriksaan laboratorium berikut:
1. Isolasi virus Influenza A/H5N1 positif.
2. PCR Influenza A/H5N1 positif.
3. Peningkatan 4 kali lipat titer antibodi netralisasi untuk H5N1 dari spesimen
konvalesen dibandingkan dengan spesimen akut (diambil 7 hari setelah muncul
gejala penyakit), dan titer antibodi netralisasi konvalesen harus pula 1/80.,
Titer antibodi mikronetralisasi H5N1 1/80 pada spesimen serum yang diambil pada
hari ke 14 atau lebih setelah muncul gejala penyakit (onset), disertai hasil positif uji
serologi lain, misalnya titer HI sel darah merah kuda 1/160 atau western blot spesifik
H5 positif.
Disertai satu/lebih: Batuk, pilek, sakit tenggorokan, atau dyspnea (sesak nafas)
1. Dalam 7 hari terakhir sebelum muncul gejala klinis, mempunyai kontak erat dengan unggas sakit/mati mendadak
atau kontak dengan kotoran atau produk unggas mentah lainnya, atau tinggal di lokasi yang terdapat kematian
unggas.
2. Dalam 7 hari terakhir sebelum muncul gejala klinis, mempunyai kontak dengan penderita AI konfirmasi atau kontak
dengan spesimen Flu Burung.
3. Ditemukan leukopenia.
4. Foto rontgen dada/toraks menggambarkan pneumonia yang cepat memburuk pada serial foto.
* Kombinasi APD akan mempengaruhi urutan pemakaian. Lakukan dengan cara yang
praktis
Pilih respirator yang sesuai ukuran dan pakai hingga menutup hidung,
mulut dan dagu. Rapatkan penjepit di bagian tulang hidung, kemudian
kencangkan karet di bagian kepala. Sesuaikan agar pas dan lakukan tes
pengepasan: Tarik nafas–respirator harus kempis/tertarik. Hembuskan
nafas – periksa apakah udara keluar di sekitar wajah
Sarung tangan
Masker atau respirator
** Mengikuti urutan untuk meminimalkan penyebaran penyakit
Melepaskan sarung tangan. Ingat! Bahwa bagian luar sarung tangan telah terkontaminasi
dan merupakan bagian yang paling perlu diperhatikan, selain bagian luar masker.
Pegang pergelangan bagian luar salah satu sarung tangan dengan sarung tangan pada
tangan lainnya, lepaskan. Pegang sarung tangan yang telah terlepas dengan menggunakan
tangan yang masih memakai sarung tangan. Selipkan jari tangan tanpa sarung tangan
dibawah sarung tangan yang belum dilepas di pergelangan tangan. Lepaskan sarung
tangan secara terbalik sehingga sarung tangan lainnya terbungkus dalam sarung tangan
ini. Buang sepasang sarung tangan ini di tempat sampah infeksius.
Melepaskan masker. JANGAN SENTUH bagian muka masker karena telah terkontaminasi.
Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau karet bagian atas. Buang ke tempat
sampah infeksius.
Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir (atau gunakan
penggosok tangan berbasis alkohol, jika tidak ada air bersih yang
mengalir). Keringkan.
Gambar 1. Pemberian label dan pengamanan label dengan parafilm (agar kedap air)
Spesimen darah
Darah vena diambil pada waktu pertama kali pasien dinyatakan suspek AI. Darah yang
diambil pertama kali ini disebut darah fase akut (diambil dalam waktu 7 hari setelah
muncul gejala) dan harus segera dikirim.Darah ke 2 (fase konvalesen) diambil 10-14 hari
kemudian, atau menjelang pasien dipulangkan (kalau perawatan < 10 hari) atau diambil
pada waktu pasien kontrol sesuai dengan jadwal (10-14 hari setelah pengambilan darah
pertama).
Untuk pengambilan spesimen digunakan swab yang terbuat dari dacron/rayon steril
dengan tangkai plastik. Jangan menggunakan kapas yang mengandung Kalsium Alginat
atau kapas dengan tangkai kayu, karena mungkin mengandung substansi yang dapat
menghambat pertumbuhan virus dan menghambat pemeriksaan PCR.
Spesimen dari swab yang valid adalah spesimen yang mengandung sel epitel hidung dan
tenggorok. Untuk itu pada saat pengambilan swab, perlu dilakukan tekanan pada lokasi
di mana spesimen diambil.
Masukkan semua cryotube/tabung berisi spesimen ke dalam plastik kedap air dan sisipkan
kertas tissue sebagai alat penyerap. Masukkan tabung ini kedalam kotak pengiriman
primer (bahan boleh dari pipa paralon atau sejenis tupper ware).
Gambar 4. Sampel yang telah dimasukkan ke dalam plastik kedap air dan
disisipkan kertas menyerap cairan/tissue.
Gambar 6. Wadah pengiriman sekunder yang telah diisi dengan wadah primer
dan beberapa ice pack
Kepada:
Kepala Puslitbang Biomedis dan Farmasi
Badan Litbang Kesehatan
JANGAN DIBALIK Jalan Percetakan Negara 29
Jakarta Pusat 10560
Telp: 021-4261088 pswt 282 & 133
Spesimen Pengirim:
segera simpan Dr. ………. ………..
RS/Pkm ……………
di lemari es (Kota……………….)
(4-8oC)! Telp:……….………..
II. Administrasi
▪ Menjelaskan rencana rujukan pasien kepada pasien & keluarga.
Semua pasien yang didiagnosa sebagai kasus Suspek, maka pasien tersebut harus
di rujuk ke RS untuk selanjutnya dilakukan terapi, dan akan didiagnosa lanjut
apakah pasien masuk dalam konfirmasi H5N1 melalui pemeriksaan PCR. Pasien
dan keluarganya harus dijelaskan bahwa Flu Burung merupakan suatu penyakit
yang sudah ditetapkan sebagai KLB yang berpotensi untuk menimbulkan wabah
atau bahkan pandemi. Di Indonesia Flu Burung sejak tahun 2005 sudah ditetapkan
sebagai KLB yang dapat menimbulkan wabah melalui SK Menkes; yaitu:
1. SK Menkes. 1372 / Menkes / SK / IX / 2005 tentang penetapan kondisi KLB Flu
Burung.
2. SK Menkes. 1371 / Menkes / SK / IX / 2005 tentang penetapan kondisi Flu
Burung sebagai penyakit yang dapat menimbulkan wabah.
Untuk itu pemerintah telah menetapkan 100 RS yang ditunjuk sebagai RS Rujukan Flu
Burung, melalui SK Menkes No. 414 / Menkes / SK / IV /2007.
Pada proses rujukan pasien tidak dikenal batas administrasi daerah, misalnya untuk
pasien yang berada di Jawa Barat tetapi jika dianggap RSUP Persahabatan di Jakarta lebih
cepat ditempuh maka pasien dapat dirujuk ke Jakarta.
Untuk RS bukan rujukan Flu Burung dan fasilitas kesehatan lain, maka sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan, RS non rujukan tidak merawat pasien tersebut, tapi
merujuk ke RS rujukan terdekat.
Sementara itu untuk RS Rujukan Flu Burung pada saat menerima rujukan pasien FB dari
RS atau fasilitas kesehatan lainnya langsung merawat pasien tersebut di ruang isolasi.
- Pemerintah Daerah
(Instruksi Presiden RI No. 1 tahun 2007)
Para Gubernur / Bupati / Walikota : Mengalokasikan dana untuk pelaksanaan
penanganan & pengendalian virus Flu Burung.
Untuk SK Menkes No. 756 / Menkes / SK / IX / 2006 tanggal 20 September 2006 tentang
Pembebasan Biaya Pasien Penderita Flu Burung diperuntukkan bagi pasien-pasien yang
dirawat di RS Rujukan maupun RS Non Rujukan (Pemerintah maupun Swasta), tetapi
dengan penekanan bahwa RS Non Rujukan tidak merawat pasien Flu Burung tetapi bila
menerimanya segera merujuk ke RS Rujukan yang sudah ditetapkan melalui SK Menkes.
Pada saat kasus Flu Burung pertama kali ditemukan di Indonesia, Agustus 2005 konfirmasi
H5N1 didapatkan melalui laboratorium di Hongkong.
Sejak tahun 2006 pemeriksaan tersebut dapat dilakukan di Indonesia (Badan Litbangkes
dan Lembaga Eijkman). Pada tahun 2007 Depkes telah mengembangkan 8 laboratorium
regional yang memeriksa PCR.
( nama terang )
Kepada Yth.
Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota ……………………
di
……………………………
........................, .....................
Nama Pejabat yang bertanggung jawab
Catatan :
*) Coret yang tidak perlu
- Bila tidak ada kasus, tulis NIHIL
L/P
Ft.
Umur
Leu HI PCR
terakhir
penderita Paru
Tgl kontak
A. FORMULIR PEMANTAUAN KONTAK
*) Isikan : tgl & hsl pemantauan : x = sehat, D=demam, P=foto paru, L=drh leukosit, SP=usap nsfaring, usap tenggorok, darah
I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
- Informasi dari Balitbangkes hasil PCR positif H5N1 tanggal 8/1/2007 jam 16.00
WIB
- Diturunkannya Tim Reaksi Gerak Cepat Gabungan dari Depkes Pusat tanggal
9/1/2007 ( Zoonosis 1 orang, Surveilens/BBTKL 2 orang, BaLitbangkes 2 orang,
APW 2 orang ), berkoordinasi dengan Tim Dinas Kesehatan Prov.Banten, DinKes
Kab.Tangerang, Puskesmas PJ, Disnak Kab.Tangerang.
TUJUAN
Tujuan Umum
Mengetahui gambaran epidemiologi, virologi dan klinis kasus konfirmasi Flu
Burung yang mampu mendukung upaya penanggulangan KLB Flu Burung di
Kel.PJ, Kec.SR, Kab. Tangerang
Tujuan Khusus
1. Mendapatkan gambaran epidemiologi Flu Burung pada manusia, sumber
dan cara penularan serta rumusan penanggulangannya
2. Mendeteksi dini risiko penularan AI dari unggas ke manusia
3. Mendeteksi dini risiko penularan dari manusia ke manusia
b. Perjalanan Penyakit:
Keluhan :
- demam Tidak ada
- batuk (+) perubahan TD:150/100
- sakit Demam. N:137 x/mnt
tenggorok Batuk. S:37,RR on
Ayam Peliharaan sesak Hasil Positif ventilasi
Mati Mendadak Berobat alternative H5N1 dari Rh+/+, wh-/-
berobat ke Klinik D/ AI
(10 Ekor) H.Kaip, Rawa lini Balitbangkes
Harapan Mulya T/ Tamiflu
Tangerang.
2x1cap
15/12 30/12 1/1 3/1 5/1 6/1 7/1 8/1 9/1 11/1
6 Januari 2007 (RSUD 7 Januari 2007 (RSUD 8 Januari 2007 9 Januari 2007
Tangerang) Tangerang) (RSU Persahabatan) (RSU Persahabatan)
Kesan : Perselubungan Kesan : Pneumonia Kesan : Pneumonia Kesan : Pneumonia
d. Hasil Laboratorium
2. Kontak Manusia
• Kasus tinggal satu rumah dengan suami dan 2 orang anaknya, serta satu
orang keponakan.
• Tidak ada kematian penduduk di lingkungannya dalam 14 hari terakhir
akibat Flu Burung atau dengan gejala yang sama.
• Tidak ada anggota keluarga maupun tetangga yang sakit dengan gejala
yang hampir sama dengan kasus
U
Kandang Kandang merpati
ayam dan R.Yaman
burung Jl.Raya
R.Rainah Tangerang
R.Gojod
R.Sudirman
R.Nursiman R.Ny.Rh
Kasus AI
R.Dina
R.Rimot
Kandang ayam
b. Perjalanan Penyakit:
Keluhan :
- demam
Ayam Peliharaan - batuk
Istri mulai
Mati Mendadak demam Diambil
(10 Ekor) Dan batuk darah,TS,NS
d. Temuan Epidemiologi :
1. Unggas
• Sejak tanggal 15 Desember 2006 sampai 29 Desember 2006 terdapat
sekitar 10 ekor ayam peliharaan H.R (mertua) mati mendadak dan
tersebar dilingkungan sekitar.
• Tanggal 27 Desember 2006 dilingkungan kasus, sekitar 200 meter dari
halaman belakang rumah kasus ada 1 ekor ayam mati mendadak.
2. Kontak Manusia
• Tn.Us tinggal satu rumah dengan istri (kasus) dan 2 orang anaknya, serta
satu orang keponakan.
• Pada tanggal 11 Januari 2007 pkl.19.15 istri Tn.U meninggal di RS
Persahabatan akibat Positif Flu Burung.
• Istri Tn.Us dirawat di RSU Persahabatan sejak tanggal 8 Januari 2007
dengan diagnosa Flu Burung (kasus konfirmasi)
• Kontak terakhir Tn.U dengan istrinya (kasus) tanggal 8 Januari 2007
sebelum istri dirawat di ruang isolasi khusus Flu Burung
• Dalam 7 hari terakhir tidak ada kasus pneumonia maupun ISPA di Kel. PJ
(data dari Puskesmas PJ).
• Data dari Puskesmas PJ pada bulan Desember jumlah penderita ISPA di
Kel.PJ sebanyak 35 penderita untuk usia bayi dan 1-4 tahun. Penderita
ISPA Rawat Jalan Puskesmas PJ bulan Desember pada berjumlah 124
orang.
b. Perjalanan Penyakit:
Keluhan :
- batuk
Ayam Peliharaan Hasil
Ibu mulai S : 37OC
Mati Mendadak Positif
demam Diambil
(10 Ekor) H5N1
Dan batuk darah,TS,NS
d. Temuan Epidemiologi :
1. Unggas
• Sejak tanggal 15 Desember 2006 sampai 29 Desember 2006 terdapat
sekitar 10 ekor ayam peliharaan H.Rian (kakek) mati mendadak dan
tersebar dilingkungan sekitar.
• Tanggal 27 Desember 2006 dilingkungan kasus, sekitar 200 meter dari
halaman belakang rumah kasus ada 1 ekor ayam mati mendadak.
2. Kontak Manusia
• Tn.A tinggal satu rumah dengan ibu (kasus), Tn.Us, adiknya serta satu
orang sepupu.
• Pada tanggal 11 Januari 2007 pkl.19.15 ibu (kasus) meninggal di RS
Persahabatan akibat Positif Flu Burung.
• Ibu Tn.A dirawat di RSU Persahabatan sejak tanggal 8 Januari 2007 dengan
diagnosa Flu Burung (kasus konfirmasi)
• Kontak terakhir Tn.A dengan ibunya (kasus) tanggal 7 Januari 2007
sebelum dirawat di ruang isolasi khusus Flu Burung
• Dalam 7 hari terakhir tidak ada kasus pneumonia maupun ISPA di Kel. PJ
(data dari Puskesmas PJ).
• Data dari Puskesmas PJ pada bulan Desember jumlah penderita ISPA di
Kel.PJ sebanyak 35 penderita untuk usia bayi dan 1-4 tahun. Penderita
ISPA Rawat Jalan Puskesmas PJ pada bulan Desember berjumlah 124
orang.
15/12 30/12 1/1 3/1 5/1 6/1 7/1 8/1 9/1 11/1
Dirujuk ke RS
Persahabatan
untuk di
Saran.
- Perlu segera dilakukan tindak lanjut pemutusan rantai penularan dengan
adanya faktor risiko lingkungan dengan melakukan stapping out semua
unggas di wilayah lingkungan rumah kasus sampai radius 1 km.
- Perlu ditindak lanjuti secara tegas koordinasi yang tidak baik antara lintas
sektor Disnak Kab.Tangerang dan pihak kesehatan
- Perlu dilakukan surveilans ketat ILI karena ada faktor risiko untuk terjadinya
kasus AI pada manusia.
- Perlu dilakukan sosialisasi oleh Promkes, Dinas Kesehatan dan Puskesmas
kepada masyarakat sekitar secara berkala dan terus menerus tentang
tanggap dan waspada Flu Burung, serta penyuluhan tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat
- Perlu adanya pelatihan teknik tentang tatalaksana kasus AI bagi tenaga medis
di Rumah Sakit maupun Puskesmas.
- Perlu adanya pelatihan bagi petugas surveilans epidemiologi AI di tingkat
Provinsi, kabupaten dan Puskesmas.
- Perlu mempersiapkan sarana dan prasarana investigasi di Rumah Sakit,
Puskesmas dan di lapangan.