Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


PENGUKURAN KINERJA DIPEMERINTAH : TEORI DAN APLIKASI

OLEH
RESKY IFAH (01117002)

PRODI AKUNTANSI B
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAROTAMA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat-Nyalah sehingga
makalah ini berhasil penyusun diselesaikan. Penyusunan makalah ini merupakan tugas mata
kuliah Akuntansi Sektor Publik di program jurusan S1 Akuntansi di UNIVERSITAS NAROTAMA
SURABAYA. Adapun judul yang diambil dalam makalah ini adalah “PENGUKURAN KINERJA
DIPEMERINTAH : TEORI DAN APLIKASI”

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, sehingga kritik dan
saran sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan dapat
memberi manfaat bagi semua pihak.

Surabaya, Mei 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

Kinerja merupakan gambaran dari pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/


kebijakan untuk mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Menurut Mardiasmo
(2002), sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu manajer sektor publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial
dan nonfinansial. Sistem pengukuran kinerja ini dapat dijadikan sebagai alat pengendalian
organisasi. Maksud dilakukannya pengukuran kinerja sektor publik antara lain:

1. Membantu memperbaiki kinerja pemerintah agar dapat berfokus pada tujuan dan
sasaran program unit kerja yangn pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan
efektivitas organisasi sektor publik dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
2. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan
pembuatan keputusan.
3. Untuk mewujudkan tanggung jawab publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan.
4. Capital rationing

Tujuan sistem pengukuran kinerja antara lain:

1. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down and bottom up).
2. Untuk mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara berimbang sehingga dapat
ditelusur berkembangan pencapaian strateginya.
3. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah
serta motivasi untuk mencapai good congruence.
4. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan
kemampuan kolektif yang rasional.

Semua organisasi baik swasta maupun sektor public pasti memiliki tujuan yang hendak
dicapai,untuk mencapai tujuan organisasi tersebut,setiap organisasi memiliki strategi yang
berbeda beda.pemilihan dan penetuan strategi yang akan diterapkan tergantung pada kondisi
internal dan eksternal yang dimiliki dan dihadapi oleh organisasi.Agar dapat
dilakasanakan,starategi organisasi harus dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan.untuk
menjamin program dan kegiatan yang telah ditetapkan tersebut dilaksanakan dengan baik dan
sesuai dengan tujuan organisasi,maka diperlukan sistem pengendalian manajemen.

(Mardiasmo,2009).Sistem pengendalian manajemen organisasi sektor public berfokus


pada bagaimana strategi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai efisiensi dan efektifitas organisasi telah menjadi obsesi dari hampir
semua pendekatan ilmu manajemen,baik pendekatan ilmu manajemen klasik maupun
pendekatan manajemen ilmiah (scientific management)

Pada dasarnya tipe pengendalian manajemen dibagi menjadi tiga kelompok,yaitu :


pengendalian preventife,pengendalian operasional,pengendalian kinerja.preventife merupakan
pengendalian manajemen yang terkait dengan perumusan strategi dan perencanaan strategis
yang dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan.sedangkan pengendalian operasional
merupakan pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang
telah ditetapkan melalui anggaran.
BAB II

PEMBAHASAN

PENGUKURAN KINERJA DAN FUNGSI PENGENDALIAN MANAJEMEN ORGANISASI


SEKTOR PUBLIK

Pengendalian manajemen sudah melekat dengan keberadaan organisasi artinya,fungsi


pengendalian manajemen dalam suatu organisasi sudah ada sejak organisasi tersebut berdiri
dan akan tetap ada seiring dengan keberlangsungan organisasi.

Mahmudi (2007) membagi fungsi pengendalian menjadi dua jenis,yaitu pengendalian


formal dan informal.pengendalian formal dilakukan melalui komunikasi formal berupa aktivitas-
aktivita resmi organisasi yang bersifat rutin seperti perumusan strategi,perencanaan
strategi,penganggaran,operasional anggaran dan evaluasi kinerja.pengendalian informal
dilakukan melalui komunikasi informal seperti komunikasi langsung,pertemuan
informal,diskusi,memo,observasi lapangan,jamuan atau disebut juga melalui metode
management by walking around.semenjak adanya konsep new public management pedekatan
pengendalian manajemen organisasi sektor publik,terutama pemerintahan menjadi
fleksibel,yaitu kombinasi antara pengendalian formal dan informal.

Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu manajer public menilai capaian suatu strategi melalui tolak ukur kinerja yang
ditetapkan.tolak ukur kinerja tersebut dapat berupa pengukuran kinerja keuangan dan
nonkeuangan.Mahmudi (2007:14) mengidentifikasi pengukuran kinerja pada organisasi sektor
public,yaitu :

a. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi

b. Menyediakan sarana pembelajaran bagi karyawan

c. Memperbaiki kinerja untuk periode berikutnya

d. Memberikan pertimbngan yang sistematik dalam pembuatan keputusan pemberian


reward dan punishmen

e. Memotifasi pegawai

f. Menciptakan akuntabilitas public

Sedangkan manfaat disusunnya pengukuran kinerja bagi organisasi pemerintah adalah


(Mardismo,2009:122) :
a. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja
manajemen

b. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan

c. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya


dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja

d. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman secara objektif atas
pencapaian prestasi yang diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah
disepakati

e. Sebagai alat komunikasi antara pimpinan dan bawahan dalam rangka memperbaiki
kinerja organisasi

f. Membantu mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi

g. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah,dan

h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif

Berdasarkan tujuan dan manfaat diatas pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk
memenuhi tiga maksud,adalah sebagai berikut (Mardiasmo, 2009:121)

1. Pengukuran kinerja sektor public dimaksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja


pemerintah,maksudnya adalah membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan
sasaran program unit kerja.akibatnya hal ini dapat meningkatkan efisiensi dan
efektivitas organisasi sektor public dalam memberikan layanan publik

2. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan
pembuatan keputusan

3. Ukuran kinerja sektor public dimaksudkan untuk mewujudkan akuntabilitas public dan
memperbaiki komunikasi kelembagaan.

KESESUAIAN DESAIN PENGUKURAN KINERJA DENGAN DESAIN SISTEM


PENGENDALIAN MANAJEMEN

Pengukuran kinerja merupakan alat bagi manajemen untuk menilai keberhasilan organisasi.
Dalam organisasi sektor public, keberhasilan organisasi dinilai dari kemampuan organisasi
dalam menyediakan pelayanan public yang murah dan berkualitas, maka organisasi tersebut
akan memperoleh kepercayaan dan dukungan public.

Terdapat beberapa hal yang perlu dijawab untuk mengetahui keberhasilan suatu organisasi
sektor public (Mahmudi, 2007:13) yaitu sebagai berikut :

1. Apa yang sebenarnya akan diukur


2. Skala atau ukuran apaq yang akan digunakan?

3. Siapa toleransi kesalahan yang akan diterima ?

4. Siapa yang akan mengukur ?

5. Untuk siapa informasi kinerja tersebut dan apa yang akan mereka lakukan dengan
laporan hasil kinerja tersebut ?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut diperlukan koherensi, keterpaduan, dan keterikatan atar-
elemen sistem pengendalian manajemen dan kesesuaian atar proses pengendalian
manajemen dan struktur pengendalian manajemen.

Sudrajat (2007) menyebutkan faktor-faktor yang perlu menjadi pertimbangan dalam menyusun
sistem pengendalian manajemen, yang nantinya juga akan mempengaruhi dalam menyusun
sistem pengukuran kinerja, yaitu sebagai berikut :

1. Desain sistem pengendalian tergantung pada karakteristik lingkungan yang dihadapi.

2. Paradigm,

3. Sistem terdiri atas dua bagian, yaitu proses dan struktur.

4. Keahlian manajerial.

KONSEP VALUE FOR MONEY PADA PENGUKURAN KINERJA

Konsep value money merupakan konsep untuk mengukur ekonomi, efektivitas, dan efisiensi
kinerja program, kegiatan dan organisasi.konsep value for money adalah konsep yang penting
dalam organisasi sektor publiksehingga sering kali disebut dengan inti dari pengukuran kinerja
sektor public

Untuk mengimplementasikan konsep VFM pada pengukuran kinerja yang diperlukan


pengembangan indicator kinerja. Indicator kinerja tersebut kemudian dibandingkan dengan
target kinerja atau standar kinerja. Pada dasarnya pengembangan indicator kinerja meliputi
pengembangan indicator mikro dan indicator makro.

Pengukuran ekonomi

Mahmudi (2007) mengartikan ekonomi sebagai perbandingan antara input sekunder dengan
input primer. Dalam konteks organisasi pemerintah, ukuran ekonomi berupa berapa anggaran
yang dialokasikan untuk membiayai aktivitas tersebut.

Pengukuran efisiensi
Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar output disbanding
input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi (mardiasmo (2009)

Dalam pengukuran kinerja value for money, efisiensi dapat dibagi menjadi dua yaitu

a) Efisiensi alokasi

b) Efisiensi teknis atau manajerial

Efisiensi alokasi terkait dengan kemampuan untuk mendayagunakan sumber daya input pada
tingkat kapasitas optimal. Efisiensi teknis berkaitan dengan kemampuan mendayagunakan
sumber daya input pada tingkat output tertentu.

Perbaikan terhadap efisiensi dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain :

1. Meningkatkan output pada tingkat input yang sama

2. Meningkatkan output dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi peningkatan
input

3. Menurunkan input pada ingkat output yang sama

4. Menurunkan input pada tingkat proporsi yang lebih besar daripada proporsi peningkatan
output

Dalam implementasinya untuk mengukur efisiensi organisasi sektor public dapat menggunakan
teknis tertentu, seperti data envelopment analysis (DEA). DEA adalah sebuah teknis yang
didasarkan pada pemograman linier yang membantu analis untuk mengukur dan memperbaiki
kinerja dari sebuah agen program layanan, atau keputusan unit lainnya dengan
memperkenankan mereka untuk menentukan efisiensi relatifnya

Pengukuran efektivitas

Indicator efektivitas menggambarkan jangkauan akibat dan dampak dari keluaran program
dalam mencapai tujuan program. Semakin kontribusi output yang dihasilkan berperan terhadap
pencapaian tujuan atatu sasaran yang ditentukan, makasemakin efektif proses kerja suatu
organisasi. Pengukuran efektivitas bias dilakukan hanya dengan mengukur outcome

PENGUKURAN VALUE FOR MONEY

Kriteria pokok manajemen publik didasari atas : ekonomi, efisiensi, efektivitas,


transparansi, dan akuntabilitas publik. Dengan tujuan yang dikehendaki masyarakat mencakup
pertanggungjawaban atas pelaksanaan value for money, yaitu: ekonomis (hermat cermat)
dalam pengadaan dan alokasi sumberdaya, efisiensi (berdaya guna) dalam penggunaan
sumberdaya, serta efektif (berhasil guna) dalam arti mencapai tujuan atau sasaran.
Untuk mengukur kinerja organisasi dapat dilakukan secara obyektif digunakanlah
indikator kinerja, yang idealnya terkait paada efisiensi biaya dan kualitas pelayanan.

KONSEP DASAR: INPUT, OUTPUT, DAN OUTCOME

Pengukuran kinerja pada organisasi pemerintahan adalah implementasi konsep VFM. VFM
memiliki tiga komponen yaitu ekonomi, efisien, dan efektif . untuk bias mengukur tingkat
ekonomi, efisiensi, dan efektifitas, organisasi pemerintahan harus dapat mengetahui tingkat
input, output, dan outcome.

Mahmudi (2007:89) menyebutkan indicator kinerja yang akan dikembangkan hendaknya


memiliki karakteristik yaitu :

1. Sederhana dan mudah dipahami

2. Dapat diukur

3. Dapat dikuantifikasikan

4. Dikaitkan dengan standar atau target kinerja

5. Berfokus pada pelayanan pelanggan, kualitas, dan efisiensi

6. Dikaji secara teratur

Sedangkan dalam organisasi pemerintahan indicator kinerja memiliki peran antara lain :

1. Untuk membantu memperjelas tujuan organisasi

2. Untuk mengevaluasi target akhir yang dihasilkan

3. Sebagai masukan untuk menentukan skema insentif manajerial

4. Memungkinkan bagi pemakai jasa layanan pemerintah untuk melakukan pilihan

5. Untuk menunjukkan standar kinerja

6. Untuk menunjukkan efektivitas

7. Untuk membantu menentukan aktivitas yang memiliki efektivitas biaya paling baikuntuk
mencapai target sasaran

8. Untuk menunjukkan wilayah, bagian, atau proses yang masih potensial untuk dilakukan
penghematan biaya

Untuk menentukan indicator kinerja perlu mempertimbangkan komponen sebagai berikut :

1. Biaya pelayanan
2. Tingkat penggunaan

3. Kualitas dan standar pelayanan

4. Cakupan pelayanan

5. Kepuasan

Indicator input

Input dibagi menjadi dua yaitu input primer dan sekunder pengukuran input adalah pengukuran
sumber daya yang dikonsumsi oleh suatu proses dalam rangka menghasilkan
output.pengukuran input dilakukan dengan cara membandingkan input sekunder dengan input
primer atau dengan kata lain sama dengan pengukuran ekonomi untuk mengetahui biaya per
unit input

Indicator output

Ukuran output menunjukkan hasil implementasi program atau aktivitas. Sudrajat


(2007:197)menyatakan bahwa pengukuran output harus memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Ditunjukkan ke bidang kinerja sesungguhnya

2. Tepat sasaran, dalam artian tidak hanya mencerminkan estimasi kasar

3. Tepat waktu

4. Objektif, dalam artian tidak dapat dimanipulasi

Jika pengukuran output tidak memiliki salah satu dari empat karakteristik diatas maka sistem
pengendalian yang berorientasi kepada output kemungkinan besar akan mengalami kegagalan.

Indicator outcome

Outcome adalah hasil yang dicapai dari suatu program atau kegiatan dibandingkan dengan
hasil yang diharapkan. Pengukuran outcome dilakukan untuk mengukur nilai dari suatu kegiatan
atau program. Pengukuran outcome lebih bersifat mengukur kuantitas barang atau jasa yang
dihasilkan oleh suatu aktivitas,sedangkat outcome mengukur nilai kualitas dari output tersebut.

KONSEP BEST VALUE

Dalam konteks organisasi pemerintahan, konsep best value merupakan suatu konsep yang
mewajibkan unit kerja pemerintah pemberi pelayanan public untuk memberikan pelayanan
terbaik.
Karakteristik utama kosep best value adalah penetapan serangkaian indicator kinerja untuk
mengukur kinerja unit kerja pemberi layanan yang merupakan unit kerja best value. Setiap unit
kerja yang ditunjuk sebagai otoritas best value akan menyusun target kinerjayang
mencerminkan pencapaian tujuan dan prioritas. Untuk implementsi konsep best value tentunya
tidak hanya dibutuhkan keseriusana pemerintah, melainkan juga aparatur public yang kompeten
untuk menjalankan unit kerja best value.

IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA DI PEMERINTAHAN

Mahmudi (2007) menyatakan bahwa manajemen kinerja yang terintegritas terdiri dari dua
bagian utama yaitu perncanaan kinerja dan pengukuran kinerja. Perencanaan kinerja terdiri
atas empat tahap yaitu :

1. Penentuan visi, misi, dan tujuan

2. Penerjemahan visi, misi, dan tujuan serta strategi ke dalam :

a) Sasaran strategis

b) Inisiatif strategis

c) Indicator kinerja

d) Target kinerja

3. Penyusunan program

4. Penyusunan anggaran

Sementara itu, pengukuran kinerja vaue for money dibangunatas tiga komponen utama yaitu :

1. Komponen visi, misi, sasaran, dan target

2. Komponen input, proses, output, dan outcome

3. Komponen pengukuran ekonomi, efisiensi, dan efektivitas


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Sistem Pengukuran Kinerja sector public adalah suatu system yang bertujuan untuk
membantu manajer public menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non
finansial. System pengukuran kinerja merupakan salah satu alat pengendalian organisasi
karena diperkuat dengan adanya mekanisme reward dan punishment. Pengukuran kinerja
sector public dimkasudkan untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah, memperbaiki
pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan, serta untuk memfasilitasi terwujudnya
akuntabilitas public
Pengendalian manajemen ada sejak organisasi berdiri dan akan tetap ada bersama
dengan keberlangsungan organisasi. Desain sistem pengendalian manajemen yang baik
adalah yang mampu menciptakan senergi yang optimal antara pengendalian formal dengan
pengendalian formal dan informal. Dalam organisasi birokrasi,pendekatan manajemen yang
sering digunakan adalah metode  formal. Dengan munculnya pendekatan New Public
Management, pengendalian manajemen sektor publik cenderung lebih fleksibel,yaitu kombinasi
antara pengendalian formal dan informal.
Manajemen yang baik membutuhkan pengendalian yang efektif. Tidak mungkin
organisasi ada tanpa pengendalian. Salah satu bentuk pengendalian adalah pada pengukuran
dan pengawasan kinerja untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengendalian dalam akuntansi manajemen terkait dengan pengendalian biaya dan
pengendalian anggaran yang dikendaliakan melalui pusat pertanggungjawaban akuntansi.
Konsep baru dalam pengendalian biaya dan anggaran tidak secara langsung terkait
dengan input, akan tetapi berupa pengendalian aktifitas.
Pengukuan kinerja merupakan bagian dari fungsi pengendalian manajemen karena
pengukuran kinerja dapat digunakan untuk melakukan aktifitas. Setiap aktifitas harus terukur
kinerjanya agar dapat diketahui tingkat efktifitas dan efesiensinya.

Anda mungkin juga menyukai