Anda di halaman 1dari 13

AKUNTANSI FORENSIK

“ KECURANGAN E-COMMERCE”

Disusun oleh :
Resky Ifah W ( 01117002 )
Holil Bahroni ( 01117023 )
Vika Ardiantika ( 01117047 )

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAROTAMA
SURABAYA
2020
KECURANGAN E-COMMERCE
Tujuan:
1. Memahami risiko kecurangan e-commerce
2. Mengambil langkah-langkah untuk mencegah kecurangan dalam e-
commerce
3. Mendeteksi kecurangan e-business
Dalam bab ini, melakukan terkait aspek-aspek unik dari kecurangan e-
business, risiko-risiko tertentu untuk e-business dan cara untuk mencegah
kecurangan elektronik. Terkait pendeteksian kecurangan e-business
secara singkat, tapi tidak meninvestigasi kecurangan secara rinci karena
metode berbasis teknologi, proses yang digunakan untuk investigasi
kecurangan e-business sama dengan kecurangan lainnya. Tugas-tugas
khusus yang digunakan untuk mendeteksi kecurangan e-business mungkin
membutuhkan pengetahuan teknis yang lebih banyak, tapi keseluruhan
prosesnya sama.
Resiko Kecurangan dalam E-Commerce
Walaupun kecurangan dapat terjadi dalam lingkungan manapun,
beberapa aspek dari lingkungan e-business memperlihatkan resiko
yang unik. Karakteristik ini merupakan aspek pendorong perekonomian
berbasis internet yang menciptakan tekanan dan memberikan ruang
kesempatan secara khusus untuk kecurangan e-commerce. Kecurangan
dilakukan ketikatekanan, kesempatan dan rasionalisasi muncul
bersamaan.
Resiko Kecurangan E-Commerce dalam Organisasi.
Hampir sebagian besar risiko kecurangan e-commerce yang serius
ditemukan didalam organisasi. Setelah pelaku mendapatkan firewall dan
pemeriksaan keamanan, jauh lebih mudah untuk masuk kedalam system,
mencuri uang dan informasi, dan menyebabkan kerusakan. Pelaku yang
memiliki akses dari dan kedalam perusahaan, mengetahui lingkungan
pengendalian, memahami mekanisme jaminan keamanan dan menemukan
cara untuk melewati prosedur keamanan. Salah satu permasalahan sangat
serius adalah penyalagunakan wewenang yang telah diberikan pada para
pengguna. Sering kali, penghapusan akses program terabaikan ketika
system masuk dalam lingkungan produksi, memungkinkan mereka
mendapatkan akses yang bebas dan tidak terbatas dari data yang memiliki
perusahaan hingga beberapa tahun kedepan. Dalam survey, lebih dari
sepertiga pengelola jaringan yang diminta keterangannya, mengaku
melakukan sniffing kedalam catatan sumber daya manusia, daftar
pemberhentian sementara, dan basis data tertentu. Survey yang terkait
menemukan bahwa 88 persen pengelola jaringan akan mengambil data-
data penting jika mereka diberhentikan dan 33 persen diantaranya
mengatakan bahwa mereka akan mengambil daftra kata sandi yang dimiliki
perusahaan
Risiko-Risiko Kecurangan E-commerce dalam Organisasi
Hampir sebagian besar risiko kecurangan e-commerce yang serius
ditemukan di dalam organisasi. Setelah pelaku mendapatkan firewall dan
pemeriksaan keamanan, jauh lebih mudah untuk masuk ke system,
mencuri uang dan informasi, dan menyebabkan kerusakan. Pelaku yang
memiliki akses dari dan ke dalam perusahaan, mengetahui lingkungan
pengendalian, memahami mekanisme jaminan keamanan, dan
menemukan cara untuk melewati prosedur keamanan. Salah satu
permasalahan sangat serius adalah penyalahgunaan wewenang yang telah
diberikan kepada para pengguna. Contohnya, pemrogram dan pegawai di
bagian pendukung secara teknis biasanya mamiliki akses penuh,
pengguna pada tingkatan lebih tinggi memiliki akses dalam system yang
mereka ciptakan dan mereka kelola. Seringkali, penghapusan akses
pemrograman terabaikan ketika system masuk dalam lingkungan produksi,
memungkinkan mereka mendapat akses yang bebas dan tidak terbatas
dari data yang dimiliki perusahaan hingga beberapa tahun kedepan. Dalam
suatu survey, lebih ari sepertiga pengelola jaringan yang dimintai
keterangannya, mengaku melakukan sniffing ke dalam catatan
sumberdaya manusia, daftar pemberhentian sementara, dan basis data
tertentu. Survey yang terkait menemukan bahwa 88% pengelola jaringan
akan mengambil data-data pentig jika mereka diberhentikan, dan 33%
diantaranya mengatakan bahwa mereka akan mengambil data sandi yang
dimiliki perusahaan.
Pencuraian uang biasanya menjadi tujuan utama dalam kecurangan
secara tradisional. Dalam lingkungan bebas elektronik, pencurian data
biasanya menjadi kekhawatiran yang pertama kali muncul karena data
memiliki banyak cakupan manfaar yang menguntungkan. Pertama, data
dapat dikonversikan menjadi kas dengan lebih mudah. Contohnya,
informasi pribadi pelanggan yang dicuri, dapat dijual atau disalahgunakan
dan individu yang bersangkutan dapat diperas atau difitnah. Kedua,
informasi tersebut dapat direplikasi, memungkinkan pelaku dapat lebih
mudah menyalin data daripada ,enghapus seperti yang telah dilakukan
dalam kejahatan tradisional. Tindak pencurian sering meninggalkan sangat
sedikit jejak karena sumber data tetap, lengkap dan dapat digunakan
seperti biasa. Kemudian replikasi atas data yang ada merupakan sebuah
alasan bahwa kecurangan E-commerce seringkali tidak dapat terdeteksi
pada periode waktu yang panjang kecuali perusahaan secara hati-hati
melakukan pelaksanaan terhadap akses logbook area melakukan tindakan
replikasi, yang hampir tidak pernah mereka perhatikan. Ketiga, data dapat
ditransfer dengan mudah dan cepat ke beberapa lokasi di dunia jika pelaku
menggunakan ponsel atau koneksi pribadinya melalui internet untuk
mentransfer data, kegiatan pendeteksian akan semakin sulit dilakukan. Hal
ini disebabkan karena banyak manajer yang memiliki keahlian teknis yang
minim untuk dapat mencegah dan mendeteksi adanya pencurian data.
Manajer IT dan penyedia jaminan kemanan perlu menyadari point penting
dalam infrastruktur e-business, tempat data dengan mudah dicuri.
Bahkan jika pelaku tidak memiliki akses secara pribadi ke system
yang dibutuhkan, ia dapat membajak kata sandi orang lain untuk mendapat
akses. Kata sandi bias menjadi salah satu kelemahan dan kegagalan
perusahaan dalam menghadapi ancaman pihak luar, karena dalam banyak
system, pemilihan kata sandi tertinggal/tersisa untuk pengguna akhir dan
tidak dapat dikendalikan sepenuhnya. Nama gadis ibu, tanggal lahir anak,
lokasi favorit, dan informasi pribadi lainnya dapat digunakan untuk
menghasilkan kata sandi yang dengan mudah dapat ditebak oleh paraa
pelaku ketika kecurangan terjadi secara internal dan para pegawai saling
mengenal secara pribadi. Peretas sering menggunakan Teknik
perekayasaan social untuk mendapatkan akses kata sandi, pesan instan,
catatan blog, dinding facebook, dan jejaring social lainnya memberikan
pada para pelaku sebuah metode baru dalam mengumpulkan informasi.
Yang akurat mengenai pengguna dan menyatakan “sedikit lebih banyak”,
beberape pengguna berfikir permintaan tersebut telah sesuai. Sebagai
contoh, peretas mungkin menghubungkan pengguna yang menjadi objek
dan mengajukan diri sebagai seorang tenaga pendukung secara teknis.
Ketika perusahaan mengharuskan adanya perubahan kata sandi
secara berkala, banyak pengguna sengaja tidak menambahkan urutan
nomor atau karakteristik lainnya untuk menggantikan kata sandi terakhir
mereka. Komunikasi yang tidak terenkripsi antar pengguna sering menjadi
ancaman bahwa banyak pegawai tidak mendapat apresiasi.
TABEL 5.1 ELEMEN-ELEMEN RESIKO KECURANGAN DALAM E-
COMMERCE

Tekanan :
 Pertumbuhna dramatis, yang membuat besarnya kebutuhan akan
arus kas
 Aktivitas merger atau akuisisi, yang menciptakan tekanan untuk
‘meningkatkan hasil keuangan yang dilaporkan’
 Meminjam atau mengeluarkan saham; tekanan tambahan untuk “
mengolah pembukuan (cook the books)”
 Produk baru, yang membutuhkan system pemasaran yang lebih
intensif dan mahal saat pasar tidak ada lagi
 Model bisnis yang cacat atau tidak terbukti, dengan tekanan arus
kas yang besar.

Kesempatan :
 Teknologi yang baru dan inovatif, dengan mengembangkan
keamanan sering tertinggal daripada mengembangkan transaksi.
 Kompleksnya system informasi yang menciptakan kesulitan
dalam aplikasi pengendalian.
 Transfer informasi dalam jumlah besar, sebuah factor yang
menciptakan risiko atau pencurian dan risiko indentitas, seperti
pengawasan illegal dan akses yang tidak terotorisasi.
 Pemindahan kontak pribadi yang memudahkan pemalsuan
identitas atau penyamaran. Tidak adnya took secara fisik yang
minim aktivitas online (brick and mortar) dan fasilitas fisik lainnya
yang memfasilitasi pemalsuan situs dan transaksi bisnis.
 Ketidakmampuan untuk membedakan perusahaan besat dan/
atau perusahaan yang dibentuk dari perusahaan baru atau
perusahaan yang lebih kecil, sehingga mudah untuk melakukan
penipuan terhadap konsumen dengan memalsukan identitas
dan/atau pemaparan kegiatan bisnis.
 Transfer elektronik atas ketersediaan dana, memungkinkan
klecurangan dalam skala besar mudah untuk dilakukan.
 Luasnya keterbatasan yang disepakati, yang mengakibatkan
pencurian lebih mudah dilakukan dengan menggunakan
informasiyang dicuri atau dipalsukan.
Peningkatan Kecenderungan terhadap Rasionaloisasi
 Jarak yang dirasakan mengurangi kontak pribadi antar pelanggan
dan pemasok.
 Transaksi antar pembeli dan penjual anonym atau yang tidak
diketahui – Anda tidak dapat melihat siapa yang anda sakiti.
 Pemikiran ekonomi baru berpendapat bahwa metode akuntansi
secara tradisional tidak lagi diterapkan.

Sniffting adalah mencatat, menyaring, dan melihat informasi yang ada


melalui jaringan, itu merupakan sebuah metode yang umum dalam
mengumpulkan informasi dari informasi yang tidak terenkripsi. Sniffting
dengan mudah dilakukan pada sebagian besar peretas yang menjalankan
secara bebas aplikasi yang tersedia seperti wireshack dan tpcdump.
Meskipun firewall, penyaringan Spam, dan aktivitas virus
melindungi organisasi dari serangan eksternal, laptop pegawai dan
perangkat telepon genggam memberikan risiko yang cukup sulit untuk
diatur. Pada jaringan ini, computer dapat terkena virus, spyware dan
peretas yang sering tidak ada dalam jaringan kerja biasanya. Dalam laptop
yang dicuri dapat memberikan kesempatan bagi pelaku, ketika pegawai
kembali dengan menggunakan laptopnya dan menyambungkan laptop
tersebut kejaringan perusahaan, mereka mengesampingkan firewall dan
pengendalian. Virus trojan dan upaya untuk menyelinap masuk dapat
berada diarea yang dilindung, karena pegawai secara fisik menjalankan
laptop dari jaringan yang tidak dilindungi ke jaringan yang dilindungi.
Salah satu praktik penipuan terbaru untuk orang yang sering
melakukan perjalanan bisnis disebut wartrapping. Dalam penipuan jenis
ini, peretas dapat mengetahui lokasi orang tersebut seperti bandara dan
membuat poin akses melalui laptop mereka via internet. Laptop mereka
terlihat seperti jaringan nirkabel yang secara regular dapat
menghubungkan satu sama lain. Ketika orang tersebut membuka laptop
mereka, kartu nirkabel mereka terhubung secara otomatis ke tituk akses
internet “grati” ini. Banyak yang berfikir mereka terhubung ke jaringan
nirkabel bandara yang resmi lewat computer peretas. Saat orang tersebut
mengecek surel, dan menggunakan jaringan perusahaan mereka, peretas
mencuri kata sandi dan informasi penting lainnya.
Baru-baru ini, munculnya perangkat USB, meningkatkan memori di
telepon, dan perangkat keras eksternal yang tersedia secara portable
menimbulkan ancaman keamanan. Kapasitas mereka dalam sekala besar
memungkinkan mereka mengunduh informasi dari jaringan internal dalam
jumlah jumlah yang signifikan. Perangkat ini termasuk ponsel berkamera
dan pemutar music seperti ipod, telah terpasang pada banyak instalasi
militer karena potensi keamanan yang mereka hadapi.
Vandalisme adalah cara mudah bagi pegawai untuk
membahayakan system internal. Vandalisme dapat terlihat jelas, atau
dapat sangat sulit ditemukan tersembunyi berminggu-minghu atau
berbulan-bulan sebelum dampaknya diketahui.
RISIKO – RISIKO E-COMMERCE DI LUAR ORGANISASI
Virus computer harus dianggap serius di lingkungan e-commerce saat ini.
Virus sebenarnya berkembang dalam tiga varietas. Virus ebenarnya
menyerang diri mereka sendiri ketika berada dalam program computer.
Virus semakin merajalela selama tahun 1980 dan tahun 1990-an. Ancaman
terbesar saat ini datang dari internet, program-program berisi virus itu
sendiri yang menyebar via transfer langsung,surel atau mekanisme lainnya.
Spyware telah menjadi sebuah permasalahan online yang sulit dalam
beberapa tahun terakhir. Tipe malware sama dengan Trojan horse
menginstal perangkat lunak untuk pengawasan sebagai tambahan untuk
perangkat lunak yang biasa diunduh atau dibeli oleh pengguna.
Phising adalah metode umum yang digunakan peretas untuk menggali
informasi pribadi atau informasi perusahaan dari pegawai.
Spoofing mengubah informasi dalam header surel atau alamat IP. Pelaku
menyembunyikan identitas mereka hanya dengan mengubah informasi
dalam header,kemudian mereka memungkinkan adanya akses yang tidak
terotorisasi.
Pemalsuan identitas adalah risiko yang signifikan lainnya dalam e-
bussiness. Untuk transaksi elektronik yang berlangsung setiap pihak dalam
bertransaksi harus yakin bahwa identitas yang diklaim oleh pihak lain
adalah otentik.

Mencegah Kecurangan dalam E-Commerce

Mencegah kecurangan dalam setiap kegiatan pengelolaan bisnis


menyertakan pengurangan atau penghilangan factor-fakto yang
memotivasi terjadinya kecurangan : tekanan,kesempatan,dan rasionalisasi.
Dalam pengelolaan e-bussiness mengurangi tekanan dan menghilangkan
rasionalisasi sulit dibuktikan. Kurangnya kontrak pribadi membuatnya sulit
untuk mengetahui tekanan apa yang ada atau apa rasionalisasi yang
digunakan pelaku.
Salah satu kegagalan besar dalam keamanan e-commerce adalah
langkah-langkah pencegahan yang diketahui sebagai jaminan keamanan
melalui ketidakjelasan adalah strategi menjaga celah kelemahan dari
keamanan, bahasa algoritma enkripsi dan kerahasiaan proses dalam
upaya untuk membingungkan pihak lawan.

Lingkungan Pengendalian

Salah satu cara terbaiik untuk mencegah kecurangan dalam pengelolaan


e-bussiness adalah adanya focus pada pengurangan
kesempatan,biasanya melalui implementasi pengendalian internal yang
sesuai. Di dalam bisnis yang dikelola secara tradisional , pengendalian
internal menyertakan lima unsur yang berbeda :
1. Lingkungan pengendalian
2. Penilaian risiko
3. Aktivitas atau prosedur pengendalian
4. Informasi dan komunikasi
5. Pengawasan
Dalam e-bussiness tiga unsur pertama sering kali menjadi yang paling
penting.

Esensi organisasi yang dikendalikan secara efektif terletak pada peilaku


pihak manajemen mereka. Jika manajemen puncak percaya bahwa
pengendalian penting pihak lain dalam organisasi akan merespon dengan
benar-benar memperhatikan pengendalian yang ada. Di sisi lain jika cukup
jelas bagi pegawai bahwa manajemen hanya memberi konstribusi kecil
erkait pengendalian, daripada dukungan yang berarti tujuan pengendalian
organisasi hamper sepenuhnya tidak tercapai dan kevurangan lebih
mungkin terjadi.

Integritas dan nilai etika


Budaya suatu organisasi terkait integritas dan etika adalah produk dari apa
yang seharusnya menjadi standard dan bagaimana seharusnya pihak-
pihak yang terkait dengan perusahaan melakukan komunikasi dan saling
menguatkan.Hal ini disertai dengan tindakan manajemen untuk menghapus
dan mengurangi dukungan dan godaan yang mungkin mendorong
Ingatlah hal ini………….
“sifat pada manajemen puncak” merupakan faktor yang paling penting dalam
keefektifan pengendalian

seseorang untuk terikat dalam kecurangan.


Partisipasi dewan direksi dan komite audit
Dewan direksi yang efektif adalah mereka yang independen terhadap
manajemen, dan para anggotanya secara hati-hati memeriksa dengan teliti
aktivitas yang dilakukan manajemen.Para delegasi dari dewan direksi
bertanggung jawab atas pengendalian internal terhadap manajemen tetapi
melakukannya secara teratur,penilaian independen dari pengendalian
internal yang ditetapkan oleh pihak manajemen.
Filosofi dan gaya operasional manajemen
Manajemen memberikan isyarat yang jelas untuk pegawai terkait
pentingnya pengendalian internal.Pemahaman mengenai hal ini dan aspek
yang sama terkait filosofi dan gaya operasional manajemen memberikan
pemahaman lebih lanjut atas perilaku manajemen terhadap pengendlian
internal dan kecurangan.
Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
Aspek yang paling penting dari pengendalian internal adalah personel,jika
pegawai memiliki kompetensi dan dapat dipercaya, pengendalian lainnya
dapat ditiadakan dan keandalan transaksi masih dapat dihasilkan.Kejujuran
orang yang efisien dapat melakukannya pada level yang lebih tinggi
bahkan jika ada beberapa pengendalian lain untuk mendukung kinerja
mereka.
Penilaian risiko
Penilaian risiko mengidentifikasi risiko melakukan bisnis dengan mitra e-
business.bagian utama dari penilaian ini fokus pada lingkungan
pengendalian organisasi tersebut.Cabang yang dikhususkan dari penilai
risiko adalah pendeteksian terjadinya kekacauan.perusahaan yang fokus
utamanya pada pendeteksian terjadinya kekacauan mencoba untuk
memperoleh akses kejaringan dan mendapat informasi,dan mereka
melaporkan temuan mereka secara langsung pada pihak manajemen.
Mencegah kecurangan melalui aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang memastiakan
bahwa tindakan yang diperlukan telah diambil terhadap adanya resiko dan
terjadinya kecurangan,aktivitas pengendalian umumnya gagal pada lima
tipe berikut :
1. Pemisahan tugas yang memadai
2. Otorisasi yang sesuai atas transaksi dan aktivitas
3. Dokumentasi dan kegiatan pencatatan yang memadai
4. Pengendalian fisik atas aset dan pencatatan
5. Pengecekan yang independen atas kinerja

Pemisahan tugas yang memadai


Dalam e-business pengendalian ini berguna untuk memastikan bahwa
individu yang mengotorisasi transaksi berbeda dengan individu yang
secara aktual mengeksekusi transaksi tersebut,pemisahan tugas yang
memadai mencegah penyuapan karena pelanggan tidak sepenuhnya
memiliki pengendalian atas transaksi
Otoritas yang sesuai atas transaksi dan aktivitas
Otoritas yang sesuai adalah pengendalian lain yang memiliki peranan
dalam e-business,pengendalian yang paling umum adalah kata
sandi,firewall,akta dan tanda tangan digital,dan biometrika

 Kata sandi adalah bagian penting dari keamanan dari sejumlah


sistem elektronik,tapi kata sandi juga merupakan Achilles’heel
karena keterlibatan banyak orang.
 Akta dan tanda tangan digital dalam dokumen kertas yang
berfungsi sebagai otoritas atau verifikasi,tanda tangan digital
meyakinkan kembali bahwa transaksi valid.
 Biometrika penggunaan nilai-nilai unik dari bagian tubuh manusia
untuk memberikan jaminan atas pengendalian akses.

Dokumentasi dan kegiatan pencatatan yang memadai


Dokumentasi dan pencatatan (faktur penjualan,order pembelian,pencatatan
tambahan,jurnal penjualan,kartu jam kerja pegawai,dan bahkan cek)
merupakan objek fisik dimana transaksi dicatat,diklasifikasikan,dan
diikhtisarkan.Dokumentasi dan pencatatan biasanya merupakan
pengendalian investigatif bukan pengendalian preventif.Dokumen dan
pencatatan merupakan jejak penelusuran audit dan memungkinkan auditor
dan pemeriksa kecurangan untuk melakukan investigasi atas dugaan
adanya kesalahan yang dilakukan.
Pengendalian fisik atas aset dan pencatatan
Ketika pencatatan secara elektronik atau tercetak dengan kertas tidak
cukup mendapatkan jaminan,mereka dapat dicuri,dirusak,atau
hilang.perusahaan yang terkomputerisasi memerlukan sesuatu yang
khusus untuk melindungi peralatan,program dan arsip data yang ada
dikomputer.
Salah satu cara terbaik untuk mencegah kecurangan e-commerce adalah
dengan fokus pada pengurangan kesempatan melalui langkah-langkah
jaminan keamanan yang kuat dan sistem pengendalian yang solid.
Pengecekan yang independen atas kinerja
Sebagaimana bisnis yang dilakukan secara tradisional,komponen penting
dalam pengendalian e-business adalah melakukan peninjauan secara
berhati-hati dan berkelanjutan dari keempat komponen lainnya,pengecekan
yang independen dan verifikasi internal.kemungkinan transaksi yang
mengandung kecurangan muncul ketika pengendalian tidak berfungsi.
Pengecekan yang Independen atas Kinerja

Komponen penting dalam pengendalian e-business adalah melakukan


peninjauan secara berhati-hati dan berkelanjutan dari empat komponen
lainnya-pengecekan yang independen dan verifikasi internal. Kebutuhan
untuk pengecekan independen muncul karena adanya perubahan sistem
pengendalian internal dari waktu ke waktu. Kemungkinan transaksi yang
mengandung kecurangan muncul ketika pengendalian tidak berfungsi.

Mendeteksi Kecurangan E-Business

Semua jenis kecurangan yang mungkin terjadi diidentifikasi dan


kemudian teknologi dan aktivitas lainnya digunakan untuk melihat gejala
kecurangan. Oleh karena itu, pemeriksa kecurangan :
1. Berusaha untuk memahami bisnis atau kegiatan operasional
organisas
2. Mengidentifikasi kecurangan apa yang dapat terjadi dalam kegiatan
operasional
3. Menentukan gejala – gejala yang paling mungkin muncul saat
terjadinya kecurangan
4. Menggunakan basis data dan sistem informasi untuk mencari gejala
tersebut
5. Melakukan analisis terhadap hasil
6. Melakukan investigasi terhadap gejala – gejala untuk menentukan
apakah hal tersebut disebabkan oleh kecurangan secara aktual
atau faktor lainnya

Metode pendeteksian kecurangan ini memiliki kemampuan sangat baik


dalam mendeteksi kecurangan e-business. Salah satu teknik terbaik untuk
mengimplementasikan jenis pendeteksian kecurangan ini adalah
penggunaan teknologi dalam menangkap kecurangan berbasis teknologi.
Keuntungan transaksi e-business adalah bahwa informasi terkait transaksi
yang didapatkan secara elektronik dalam basis data dapat dianalisis dalam
sejumlah cara. Data ini membuat pendeteksian kecurangan berlangsung
lebih cepat dibandingkan sebelumnya, tapi teknik ini membutuhkan lebih
banyak tenaga dari ahli – ahli komputer. Aspek yang paling sulit dalam
mendeteksi kecurangan e-business adalah menentukan secara benar jenis
kecurangan yang dapat terjadi dan gejala – gejala keterjadiannya. Sistem
berbasis standar seperti VPN, firewall, infrastruktur yang utama dalam
sektor publik dan sektor swasta, enkripsi yang kuat, dan langkah – langkah
lain seharusnya digunakan dan diawasi penggunaannya setiap saat.
Sebagai tambahan untuk langkah – langkah secara teknis, melakukan
pencegahan dan pendeteksian secara sosial adalah hal yang penting.
STUDI KASUS
Gambaran Umum Perusahaan
Istilah fintech sendiri adalah hasil singkatan dari financial technology.
Amerika dan Cina menjadi negara terbesar pada tahun 2015 yang
memberikan investasinya melalui fintech, sedangkan Cina menjadi negara
yang memiliki inovasi terbaru terhadap perkembangan fintech di
negaranya. Hal ini diperkuat dengan adanya perusahaan Alibaba di Cina
yang sudah sangat stabil dan sangat mendukung perkembangan fintech di
Cina. Di Asia Tenggara, Singapura menjadi negara tetangga terdekat yang
pemerintahannya sangat memperhatikan Fintech. Hal ini dengan sangat
sederhana dapat diperhatikan dari banyaknya perangkat teknologi yang
digunakan untuk melakukan kegiatan transaksional seperti di toko-toko
serta kendaraan umum di Singapura. Selain mempermudah, perangkat-
perangkat fintech juga mempercepat transaksi serta mengurangi adanya
kesalahan dalam bertransaksi (“FinTech Indonesia dan Perkembangannya
| KoinWorks Blog,” n.d.). Pengertian fintech meluas menjadi keseluruhan
layanan finansial yang berbasis teknologi, bukan lagi suatu lembaga
swasta non-bank yang berbisnis di area ini saja. Bank konvensional juga
dapat menggunakan fintech sebagai alat dan menyediakan layanannya
untuk menjalankan bisnisnya. Maka saat ini di Indonesia, fintech sudah
didukung oleh BI dan OJK pada penggunaannya. OJK telah membuat
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 77/POJK.01/2016
tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi
pada akhir tahun 2016 (“POJK Nomor 77/POJK.01/2016,” n.d.). Hal ini
mengatur industri keuangan yang menjual dan menggunakan fintech di
Indonesia. Saat ini di Indonesia; berdasarkan jenis penggunanya,
dipisahkan menjadi bank dan non-bank. Istilah fintech sendiri lebih populer
kepada perusahaan rintisan non-bank yang menyedikan layanan keuangan
berbasis teknologi

Problem
Apakah perkembangan fintech dan e-commerce berpengaruh terhadap
perekonomian masyarakat ?

Analisis
Berdasarkan data OJK, langkah mengoptimalkan peran FinTech di
Indonesia, maka perlu membangun sinergi bisnis FinTech dengan Industri
Incumbents (Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank) Upaya ini dapat
ditempuh dalam beberapa bentuk antara lain : a. Kolaborasi jalur informasi
antara FinTech dan lembaga keuangan yang ada dengan memanfaatkan
data nasabahyang banyak dan jalur distribusi (distribution channel) yang
sudah dibangun. Pemanfaatan fungsi FinTech diharapkan dapat
meningkatkan efisiensibisnis bank dan lembaga keuangan. b. Kolaborasi
produkyang menjadi solusi bagi konsumen. Untuk ini, pelaku FinTech
bersama bank dan lembaga keuangan perlu melakukan proses desain
(desain thinking) untuk membuat produk (bundling product) yang
bermanfaat bagi kedua pihak. Sinergi ini bisa dilakukan oleh bank yang
berbisnis inti di UMKM dengan FinTech yang menyediakan platform UMKM
digital.
PERAN KEPERCAYAAN DALAM E-COMMERCE Agar semua pihak yang
mungkin belum pernah bertemu atau belum kenal sama sekali mau
melakukan transaksi secara on line maka keduanya harus saling percaya
(Ratnasingham, 1998; Wilson, 1997). Dengan adanya kepercayaan
tersebut maka biaya transaksi bisa diturunkan. Lebih jauh, hal ini bisa
meningkatkan nilai transaksi yang akan terjadi. Untuk berhasil memperoleh
kepercayaan (trust) dalam electronic commerce, Ratnasingham (1998)
menyatakan ada beberapa prinsip yang harus dipenuhi: 1. Keterbukaan
(business practice disclosure) Perusahaan mengungkapkan secara terbuka
dalam hal pelaksanaan transaksi secara elektronis dan melakukan
transaksi sesuai dengan apa yang dijanjikan. 2. Integritas transaksi
(transaction integrity) Hal ini merupakan pengendalian terhadap semua
transaksi yang diterima apakah sudah lengkap dan ditagih seperti apa yang
disetujui atau dipesan. 3. Perlindungan terhadap informasi (information
protection) Perusahaan harus menjaga informasi mengenai konsumen agar
tidak sampai ke tangan pihak yang tidak berkaitan dengan bisnisnya.
Dalam kaitannya dengan kepercayaan publik terhadap keamanan transaksi
di internet itulah maka ada pihak ketiga yang menyediakan jasa web trust.
Pihak ini sering disebut juga sebagai certification authority yaitu lembaga
yang membuat sertifikasi keotentikan transaksi di e-commerce yang akan
memungkinkan dua pihak untuk mengidentifikasi satu sama lain. Dengan
adanya pihak ketiga yang menjamin ini maka kepercayaan diharapkan juga
akan meningkat. Bentuk dari sertifikasi ini mungkin adalah tanda tangan
digital, atau cryptographic security. E-COMMERCE ANCAMAN UNTUK
SIAPA? Mengingat potensi e-commerce, wajar kalau ada pihak-pihak yang
merasa terancam. Tapi sebenarnya tidak semua transaksi akan bisa
diganti dengan e-commerce. Kekhatiran itu tidak perlu terjadi karena ada
tiga bentuk pasar di e-commerce yang tidak bisa saling menghilangkan,
yaitu: marketplace, marketspace dan customerspace (Oliver, 1998).
Marketplace berkaitan dengan karakter konsumen yang tidak sekedar
membutuhkan barang atau jasa tapi juga interaksi sosial baik dengan
penjual maupun masyarakat ketika berbelanja. Jadi mereka mau
membayar lebih dengan bersusah payah pergi ke toko atau mall hanya
karena ada kenikmatan berbelanja dan berinteraksi dengan masyarakat.
Contoh produk jenis ini adalah: teater, pakaian khusus di butik, atau makan
malam di rumah makan tertentu. Marketspace memungkinkan produk atau
jasa tertentu dijual melalui transaksi secara on line. Produk yang bisa dijual
di sini adalah produk yang telah mempunyai nama yang cukup kuat di
benak pelanggan dan produk itu sendiri mudah untuk dijelaskan dan
dibedakan oleh kedua pihak. Produk yang termasuk dalam kategori ini
misal: kaset/CD musik, jasa pasar uang/modal, dan perangkat lunak.
Sebagai contoh: Charles Schwab Inc. dengan ESchwab nya dan Merril
Lynch telah menggunakan internet untuk melakukan transaksi keuangan
(Laudon & Laudon, 1998). Customerspace berkaitan dengan produk atau
jasa yang membutuhkan jaminan kualitas terbaik dan bisa memenuhi
standar atau value yang dibutuhkan oleh pelanggan. Jadi pelanggan
produk jenis ini cenderung akan kritis dan bisa jadi merepotkan produsen
atau penjual jasa untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Produk
yang ada dalam jenis ini misal: jasa asuransi kesehatan atau jasa
manajemen keuangan personal.

Kesimpulan
Internet telah menghadirkan cara dan peluang baru dalam bisnis. Banyak
aspek yang harus dipertimbangkan dengan kehadiran ecommerce yang
sebelumnya mungkin belum pernah ada dalam praktik bisnis konvensional.
Meskipun semakin banyak pengguna ecommerce hal ini tidak bisa diartikan
bahwa transaksi e-commerce telah sepenuhnya aman. 394 Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Indonesia Juli Agar tercipta rasa aman dan untuk mengurangi
resiko maka salah satu hal penting adalah aspek kepercayaan antara pihak
penjual dan pembeli yang mungkin belum pernah bertemu secara fisik.
Aspek kepercayaan ini bisa tumbuh kalau didukung dengan hadirnya
beberapa persyaratan dasar misal: adanya certification authority. Karena
begitu besarnya potensi masalah e-commerce, maka semua pihak yang
berkompeten harus mencermatinya sejak dini dan membuat aturan main
yang jelas sehingga resiko tersebut tidak menjadi kenyataan. Financial
technology merupakan inovasi yang dinilai dapat meningkatkan pangsa
pasar UMKM sebagai langkah dalam mengatasi permasalahan terkait
pembiayaan modal, penyunsunan laporan keuangan, pembayaran dan
pemasaran, serta transaksi keuangan dan literasi keuangan lainnya.
Terdapat tiga peran penting UMKM yaitu : 1. Sarana mengentaskan
masyarakat dari jurang kemiskinan 2. Sarana untuk meratakan tingkat
perekonomian rakyat kecil 3. Memberikan pemasukan devisa bagi negara
Terdapat beberapa risiko yang harus dihadapi oleh investor yaitu
kredibilitas penyedia layanan P2P lending, terdapat pembayaran pinjaman
yang tertunda, dan terdapat risiko gagal bayar. Oleh karena itu, investor
harus memiliki strategi untuk mengelola risiko tersebut dengan tindakan
yang bijak.

Anda mungkin juga menyukai