Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KULIAH

KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL DAN BASIC LIFE


SUPPORT
Dosen : Estin Gita Maringga, SST, MPH

Nama : Riska Amaliya Sova


Nim : 201802044
Prodi : D3 Kebidanan Tk. 2

Contoh Kasus
Ny. N usia 28 tahun datang ke PMB pukul 14.30 WIB, pada tanggal 19 Maret
2020. Ibu mengatakan saat ini usia kehamilan 38 minggu dan ibu merasa
kenceng-kenceng dibagian perutnya. 1 jam kemudian lahir bayi perempuan
menanggis kuat, berwarna merah, dan gerak aktif. Kemudian oleh bidan
dilakukan pemeriksaan fisik. BB bayi 2300 gr, TB bayi 46 cm, Linkar kepala 30
cm, Lingkar Dada 28 cm. TTV : S: 360 C, P 40X/mnt, N 100x/mnt.

ASKEB
Tanggal / Jam : 19 Maret 2020 / 15.30 WIB
Tempat : PMB

► S : Subjektif
Ibu mengatakan saat ini usia kehamilan 38 minggu dan ibu merasa kenceng-
kenceng dibagian perutnya.
► O : Objektif
BB : 2300 gr
TB : 46 cm
Lingkar kepala : 30 cm
Lingkar dada : 28 cm
Suhu : 360 C
Pernafasan : 40x/mnt
Nadi : 100x/mnt
► A : Asessment
Bayi Ny. N usia 28 tahun dengan BBLR dan hipotermi
► P : Penatalaksanaan
1) Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa bayi lahir dengan
berat badan rendah. E/ Ibu mengerti
2) Menghangatkan tubuh bayi agar suhu bayi kembali normal yaitu dengan
memakaikan topi dan juga bedong, serta menjaga agar tubuh bayi tetap
kering dan terhindar dari aliran angin serta benda bersuhu dingin.
3) Memberikan salep mata, Vit. K, dan imunisasi hepatitis kepada bayi
4) Nilai kembali kondisi bayi, terutama tanda vital. Memantau tanda-tanda
vital pasien digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data
kardiovaskuler pernafasan, dan suhu tubuh guna menemukan dan
mencegah komplikasi.
5) Mengajarkan dan membantu cara metode kanguru pada ibu bayi kepada
bayinya. Metode kanguru dengan kontak kulit ibu dengan kulit bayinya
membantu mempertahankan BBLR agar tetap hangat. Perawatan
Metode Kanguru (PMK) merupakan cara efektif untuk memenuhi
kebutuhan bayiyang paling mendasar yaitu kehangatan. PMK
merupakan cara yang sederhana untuk merawat bayi baru lahir
dimana ibu menggunakan suhu tubuhnya untuk menghangatkan
bayinya. Metode PMK dapat menstabilisasi suhu, yakni suhu bayi
dalam keadaan stabil normal (36,5-37,5ºC) sehingga sangat bermanfaat
untuk pencegahan hipotermi (Maryunani, 2013). Kelompok ibu yang
melaksanakan PMK dengan baik maka tidak ada bayi yang menderita
hipotermi, sebaliknya pada sebagian ibu yang tidak melaksanakan PMK
dengan baik sebagian besar bayinya mengalami hipotermi. Langkah-
langkah PMK :
1. Bayi telanjang dada (hanya memakai popok, topi, kaus kaki, kaus
tangan), diletakkan telungkup diatas dada dengan posisi tegak
(diagonal). Tubuh bayi menempel/kontak langsung dengan ibu.
2. Atur posisi kepala, leher, dan badan untuk menghindari
terhalangnya jalan napas. Kepala menoleh ke samping dibawah
dagu ibu (ekstensi ringan).
3. Tangan dan kaki bayi dalam keadaan fleksi seperti katak.
4. Kemudian fiksasi dengan selendang.
5. Ibu menggenakan pakaian/blus longgar sehingga bayi berada
dalam 1 pakaian dengan ibu. Jika perlu, gunakan selimut.
6. Selain ibu, ayah dan anggota keluarga lain bisa melakukan PMK.
6) Membantu dan megajarkan ibu untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD). IMD adalah proses mendekatkan bayi baru lahir dengan ibu.
Keuntungan IMD bagi ibu adalah merangsang kontraksi uterus sehingga
mencegah perdarahan pasca persalinan dan mengeluarkan oksitosin. Bayi
yang mendapat ASI sedini mungkin akan dapat mengurangi terjadinya
gangguan pencernaan dan penyakit lain dan bahkan dapat menurunkan
angka kematian.
7) Melakukan Rawat Gabung antara ibu dan bayi. Sebagian, rawat gabung
didasari oleh tren untuk membuat seluruh fase mengasuh anak sealamiah
mungkin dan untuk membantu memulai hubungan ibu-anak sedini
mungkin. Diakhir hari pertama setelah melahirkan, ibu telah sepenuhnya
pulih kembali. Karena itu, dengan rawat gabung, dia dapat memimpin
dirinya dan bayinya mempraktikkan perawatan rutin. Suatu kelebihan
yang nyata adalah meningkatnya kemampuan ibu untuk merawat bayi
secara keseluruhan saat ibu tiba dirumah kembali.
8) Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang Berat Badan Rendah menurut
umur sesudah 14 hari
a. Untuk menetapkan apakah berat badan menurut umur masih rendah
b. Untuk penilaian cara menyusui
DAFTAR PUSTAKA
Hernawati Erni, Kamila Lia.2017. Buku Ajar Bidan “Kegawatdaruratan
Maternal dan Neonatal”. Jakarta : Trans Info Medika
Cunningham F. Gary, Gant F. Norman, dkk.2006. Obstetri William. Jakarta :
EGC
Pantiawati Ika. 2010. Bayi dengan BBLR. Yogyakart : Nuhu Medika.
Maryunani Anik.2013. Asuhan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR). Jakarta : Cv.Trans Info Media
Triana Ani, Damayanti Putri Ika, dkk.2015. Buku Ajar Kebidanan
“Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal”. Yogyakarta : deepublish
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai