Anda di halaman 1dari 6

Nama : Riska Amaliya Sova

Nim : 201802044

TUGAS PORTOFOLIO IX

Kasus Kegawatdaruratan Neonatal “BBLR”

BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya 2500 gram atau kurang (sampai
dengan 2499 gram) (Triana, Ani, dkk , 2015).

Ada 2 macam BBLR :

a) Bayi kurang bulan sekitar umur kehamilan 37 minggu


b) Bayi kecil masa kehamilan (KMK) bayi dilahirkan kurang dari percentil ke-10 kurva
pertumbuhan janin.

Jika dilihat dilihat dari penanganan dan harapan hidup BBLR dapat dibedakan dalam :

a) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) : 1500-2499 gram


b) Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) : <1500 gram
c) Bayi Berat Lahir Ekstrim Rendah (BBLER) : <1000 gram

Tanda dan gejala dari BBLR :

► Berat badan <2500 gram


► Panjang badan <45 cm, lingkar kepala <33 cm, lingkar dada <30 cm
► Kepala bayi lebih besar dari badan, rambut kepala tipis dan halus, elastis daun telinga
► Dada : dinding thorax elastis, puting susu belum terbentuk
► Abdomen : distensi abdomen, kulit perut tipis, pembuluh darah kelihatan
► Kulit : tips, transparan, pembuluh darah kelihatan
► Jaringan lemak subkutan sedikit, lanugo banyak
► Genetalia : pada laki-laki skrotum kecil, testis tidak teraba, pada perembpuan labia
mayora hampir tidak ada, klitoris menonjol

Faktor-faktor yang mempengaruhi :


► Faktor umur ibu, paritas, ras, infertilitas, riwayat kehamilan tidak baik, lahir abnormal,
jarak kelahiran terlalu dekat, bayi berat lahir rendah (BBLR) pada anak sebelumnya,
penyakit akut dan kronik, kebiasaan tidak baik seperti merokok dan minum alkohol,
preeklamsi dll
► Faktor plasenta tumor, kehamila ganda
► Faktor janin infeksi bawaan, kelainan kromosom
► Faktor janin, contohnya premature, hidramnion, kehamilan kembar/ganda (gameli) dan
kelainan kromosom
► Faktor lingkungan, contohnya tempat tinggal didataran tinggi, radiasi, sosio ekonomi
rendah dan paparan zat racun

Penatalaksanaan awal pada kasus BBLR, adalah:

1. Stabilisasi suhu, jaga bayi agar tetap hangat. Karena bayi BBLR rentan terhadap
hipotermi sehingga dijaga agar tetap hangat. Caranya agar menjaga tubuh bayi tetap
kering dan terhindar dari aliran angin serta benda bersuhu dingin
2. Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka
3. Nilai segera kondisi bayi, terutama tanda vital: frekuensi pernafasan, frekuensi denyut
jantung, warna kulit dan aktivitas
4. Kelola sesuai dengan kondisi spesifik/komplikasinya. Jika bayi mengalami gangguan
nafas, kelola gangguan nafas (Hernawati, Kamila, 2017)

Alasan bayi BBLR untuk dirjuk adalah ,jika bayi BBLR lahir dengan komplikasi berat
seperti:

1. Penyakit sangat berat


 Infeksi berat/sepsis
 Kejang
 Gangguan nafas berat
 Hipotermi berat
2. Bayi kuning
 Ikterus
3. Asfiksia atai asfiksia tidak teratasi
4. BB lahir <2000 gram atau BB lahir<2500 gram dengan komplikasi
5. Bayi baru lahir dengan kelainan konginetal
6. Diare/dehidrasi
 Dehidrasi berat

Setiap kasus dengan kegawatdaruratan neonatal yang datang ke puskesmas PONED harus
langsung dikelola sesuai dengan prosedur tetap sesuai dengan Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Setelah dilakukan stabilisasi kondisi pasien, kemudian
ditentukan apakah pasien akan dikelola ditingkat Puskesmas PONED atau dilakukan rujukan ke
Rumah Sakit PONEK untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik sesuai dengan tingkat
kegawatdaruratannya. Bidan dapat memilih tempat rujukan yaitu:

► Puskesmas PONED yang memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan langsung


terhadap ibu hamil/ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir yang datang sendiri atau
atas rujukan kader/masyarakat, bidan didesa dan puskesmas. Puskesmas PONED dapat
melakukan pengelolaan kasus dengan komplikasi tertentu sesuai dengan tingkat
kewenangan dan melakukan rujukan pada Rumah Sakit PONEK.
► RS PONEK 24 jam memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan PONEK
langsung terhadap ibu hamil/ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir baik yang datang
sendiri atau atas rujukan kader/masyarakat, bidan didesa, puskesmas dan puskesmas
PONED.
Langkah terakhir setelah menentukan tempat rujukan adalah persiapan penderita
(BASOKUDA), diantaranya:
o B (Bidan) : pastikan bayi didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan memiliki
kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan.
o A (Alat) : membawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan seperti : spuit, infus
set, tensimeter, dan stetoskop.
o K (Keluarga) : Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir bayi (klien) dan alasan
mengapa bayi dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain harus menerima bayi
(klien) ke tempat rujukan.
o S (Surat) : memberikan surat ke tempat rujukan yang berisi identifikasi bayi (klien),
alasan rujukan, uraian hasil rujukan. Asuhan atau obat-obat yang telah diberikan.
o O (Obat) : membawa obat-obat esensial yang diperlukan selama perjalanan merujuk.
o K (Kendaraan) : menyiapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan bayi
dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu cepat.
o U (Uang) : ingatkan keluarga untuk menyiapkan uang dalam jumlah yang cukup untuk
membeli obat dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempat rujukan.
o DA (Darah) : siapkan darah untuk sewaktu-waktu membutuhkan tranfusi darah apabila
terjadi perdarahan.
DAFTAR PUSTAKA

Hernawati Erni, Kamila Lia.2017. Buku Ajar Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Trans Info Media
Triana Ani, dkk.2015. Buku Ajar Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal.
Yogyakarta : DEEPUBLISH
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai