Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN

KEGAWATDARURATAN
MATERNAL DAN
NEONATAL
“ NEONATUS DENGAN
BBLR”

Dosen pengampu :
Nurul Indah Sari S.ST.M.Biomed
Nama & Nim Kelompok
Fitri Khairunisa 20.15.011
Gina Irmayani 20.15.012
Gusti Devita Rosa 20.15.013
Herliza Febriyanti 20.15.014
Hesty Afriana 20.15.015
Hesty Lestari 20.15.016
Lisa 20.15.019
Definisi Neonatus dengan BBLR

Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi


baru lahir yang berat badannya saat lahir
kurang dari 2.500 gram (sampai dengan
2.499 gram). Sejak tahun 1961 WHO telah
mengganti istilah premature dengan bayi
berat lahir rendah (BBLR). Hal ini dilakukan
karena tidak semua bayi yang berat kurang
dari 2.500 gram pada waktu lahir bayi
premature.
Berkaitan dengan penanganan dan
harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah
dibedakan dalam:

1. Bayi berat lahir rendah (BBLR),


berat lahir 1.500 – 2.500 gram.
2. Bayi berat lahir sangat rendah
(BBLSR), berat lahir <1.500
gram.
3. Bayi berat lahir ekstrem rendah
(BBLER), berat lahir <1.000
gram.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

1. Bayi premature sesuai masa kehamilan (SMK)


Terdapat derajat prematuritas, menurut Usher di
golongkan menjadi 3 kelompok :
 Bayi sangat premature (extremely premature) :
24-30 minggu.
 Bayi premature sedang (moderately premature) :
31-36 minggu.
 Borderline Premature: 37-38 minggu.
Bayi ini mempunyai sifat premature dan matur.
Beratnya seperti bayi matur akan tetapi sering
timbul masalah seperti yang dialami bayi premature
misalnya gangguan pernafasan, hiperbilirubinemia
dan daya isap yang lemah.
Next…..
2. Bayi premature kecil untuk masa kehamilan
(KMK)
Banyak istilah yang diupergunakan untuk
menunjukkan bahwa bayi KMK ini dapat
menderita gangguan pertumbuhan di dalam uterus
(intrauterine growth retardation = IUGR ) seperti
pseudopremature, small for dates, dysmature, fetal
malnutrition syndrome, chronis fetal distress,
IUGR dan small for gestational age (SGA)
Ada dua bentuk IUGR
menurut Renfield, yaitu :
 Proportionate IUGR
Janin menderita distress yang lama, gangguan pertumbuhan
terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum
bayi lahir. Sehingga berat, panjang dan lingkaran kepala
dalam proporsi yang seimbang, akan tetapi keseluruhannya
masih dibawah masa gestasi yang sebenarnya.

 Disproportionate IUGR
Terjadi akibat distress sub akut. Gangguan terjadi beberapa
minggu beberapa hari sebelum janin lahir. Pada keadaan ini
panjang dan lingkaran kepala normal, akan tetapi berat
tidak sesuai dengan masa gestasi. Tanda-tanda sedikitnya
jaringan lemak dibawah kulit, kulit kering, keriput dan
mudah diangkat, bayi kelihatan kurus dan lebih panjang.
Etiologi
1. Faktor ibu
Factor ibu merupakan hal yang dominan dalam mempengaruhi
kejadian premature :
a) Toksemia gravidarum (pre-eklampsia dan eklamsia)
b) Riwayat kelahiran premature sebelumnya, perdarahan
antepartum dan malnutrisi, anemia sel sabit
c) Kelainan bentuk uterus (misalnya : uterus bikurnis,
inkompeten serviks
d) Tumor (misalnya : mioma uteri, eistoma
e) Ibu yang menderita penyakit antara lain:
1) Akut dengan gejala panas tinggi (misalnya : tifus
abdominalis dan malaria)
2) Kronis (misalnya : TBC, penyakit jantung,
hipertensi penyakit ginjal (glomerulonephritis akut)
Next…..

f) Trauma pada masa kehamilan antara lain


jatuh.
g) Kebiasaan ibu (ketergangungan obat
narkotik, rokok dan alcohol.
h) Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20
tahun atau lebih dari 35 tahun.
i) Bekerja yang terlalu berat.
j) Jarak hamil dan bersalin yang terlalu dekat.
k) Perdarahan antepartum.
Faktor janin
Beberapa factor janin yang mempengaruhi
kejadian premature antara lain :
1. Kehamilan ganda
2. Hidramnion
3. Ketuban pecah dini
4. Cacat bawaan
5. Kelainan kromosom
6. Infeksi (misal : rubella, sifilis,
toksoplasmosis)
7. Insufensi plasenta
8. Inkompatibilitas darah ibu dari janin (factor
rhesus, golongan darah A,B, dan O)
9. Infeksi dalam Rahim.
Faktor lain

Selain factor ibu dan janin factor lain :


 Factor plasenta:
1. Plasenta previa
2. Solusio plasenta

 Factor lingkungan :
1. Radiasi atau zat-zat beracun
2. Keadaan sosiao ekonomi yang rendah kebiasaan
3. Pekerjaan yang melelahkan dan merokok.
Penatalaksanaan

Perawatan pada bayi berat lahir rendah (BBLR) :

1) Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR


mudah mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu
tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat
2) Mencegah infeksi dengan ketat. BBLR sengat rentan
dengan infeksi, perhatikan prinsip-prinsip pencegahan
infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi
3) Pengawasan nutrisi/ASI. Repleks menelan BBLR
belum sempurna, oleh sebab itu pemberian nutrisi harus
dilakukan dengan cermat
Next…..
4) Penimbangan ketat. Perubahan berat badan
mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya
dengan daya taha tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat
badan harus dilakukan dengan ketat.
5) Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang
kering dan bersih, pertahankan suhu tetap hangat.
6) Kepala bayi ditutup topi, beri oksigen bila perlu.
7) Tali pusat dalam keadaan bersih.
8) Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian ASI.
9) Bila tidak mungkin infuse dekstrose 10% + bicarbonas
natricus 1,5% = 4 : 1, hari 1 = 60 cc/kg/hari (kolaborasi
dengan dokter) dan berikan antibiotic.
Next…..
Pasca penatalaksaan BBLR, hal yang perlu dilakukan yaitu
melakukan observasi yang meliputi :
1. Pemantauan saat dirawat:

a.Terapi
Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan
(kolaborasi)
b.Tumbuh kembang.
Pantau BB secara periodic (7-10 hari pertama 10% BBL
>1500 gram dan 15% bayi dengan berat lahir <1500)
c. Perhatikan kemampuan menghisap bayi.
d. Tingkatkan jumlah ASI 20 ml/kg/hari sampai tercapai 180
ml/kg/hari.
e. Ukur BB setiap hari, PB dan lingkar kepala tiap minggu.
Next…..

2. Pemantauan setelah pulang untuk:

a. Mengetahui perkembangan bayi dan


mencegah / mengurangi komplikasi setelah
pulang sesudah hari ke 2, ke 10, ke 30,
dilanjutkan setiap bulan.
b. Lakukan penilaian pertumbuhan BB,PB dan
lingkat kepala.
c. Tes perkembangan, Denver Development
Screening Test (DDST).
d. Awasi adanya kelainan bawaan.
Next…..
Kasus BBLR sangat membutuhkan pencegahan / preventif
penting:
1. Pemeriksaan kehamilan berkala minimal 4x dimulai sehak
umur kehamilan muda. Ibu hamil diduga bersiko melahirkan
BBLR harus cepat dirujuk
2. Penyuluhan kesehatan tentang tumbuh kembang janin dalam
Rahim, tanda bahaya kehamilan dan perawatan diri selama
kehamilan
3. Hendaknya ibu merencanakan persalinannya pada kurun umur
reproduksi sehat (20-34 tahun)
4. Perlu dukungan sector lain yang terkait untuk turut berperan
dalam meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi
keluarga untuk meningkatkan akses terhadap pemanfaatan
pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.

Anda mungkin juga menyukai