020
NADIA/20.15.021
DENGAN KEJANG
NANA SISKA/20.15.022
NIA NURADILLAH/20.15.023
NIKMATUN NAZAIDA/20.15.024
NURUL INDAH SARI, S.ST, M. NOVRADA ARDELA/20.15.025
NURHIDAYAH/20.15.026
Biomed
DEFINISI
Kejang pada BBL secara klinis adalah perubahan proksimal dari
fungsi neurologik (misalnya perilaku, sensorik, motorik, dan
fungsi autonom sistem syaraf yang terjadi pada bayi berumur
sampai dengan 28 hari. (Kosim, Soleh:2014)
Kejang merupakan pergerakan abnormal atau perubahan tonus
badan dan tungkai. Kejang yang terjadi pada bayi baru lahir adalah
kejang yang terjadi pada bayi baru lahir sampai dengan usia 28
hari. Kejang pada BBL merupakan keadaan darurat karena kejang
merupakan suatu tanda adanya penyakit sistem saraf pusat (SSP),
kelainan metabolik atau penyakit lain. Kejang pada bayi baru lahir
sering tidak dikenali karena berbeda dengan kejang pada anak dan
dewasa. Hal ini disebabkan karena ketidakmatangan organisasi
korteks pada bayi baru lahir.
KLASIFIKASI
1. Berdasarkan lokasi kejang
2. Berdasarkan serangan pada otot
3. Berdasarkan sisi otak yang terkena
4. Berdasarkan demam sebagai gejala penyerta
MASALAH YANG
DITIMBULKAN
1. Kejang pada BBL sering berhubungan dengan penyakit yang
berat dan memerlukan penanganan yang lebih spesifik.
2. Kejang pada BBL sering memerlukan intervensi khusus seperti
pemberian bantuan nutrisi dan respirasi yang berhubungan
dengan penyakit yang bersangkutan.
3. Harus berhat-hati karena pada keadaan tertentu, kejang pada BBL
dapat mengakibatkan kelainan pada otak.
4. Kejang yang terjadi terus menerus menyebabkan hipoksia
serebral progresif, perubahan aliran darah otak, edema cerebral
dan asidosis laktat. Perubahan tersebut tampak pada pemeriksaan
USG Dopler dan spektroskopi resonansi magnetik.
ETIOLOGI
1. Primer
Karena kelainan SSP (proses intrakranial).
Misalnya: meningitis, cerebrovascular accident,
encephalitis, perdarahan intrakranial, tumor.
2. Sekunder
Karena masalah sistemik atau metabolik.
Misalnya: iskemik hipoksik-hipokalsemia,
hipoglikemia, hiponatremia.
Etiologi Kejang
Ensefalopati iskemik
hipoksik Gangguan perkembangan otak
Perdarahan intrakranial
Kelainan yang diturunkan
Metabolik: hipoglikemik,
hipokalsemia/hipomagnesia, Idiopatik
hiponatremia dan hipernatremia.
Infeksi
Obat
FAKTOR RESIKO
Riwayat kejang pada keluarga
Adanya kejang pada masa BBL pada anak
terdahulu.
Riwayat kehamilan prenatal
Infeksi TORCH, Preeklampsi gawat janin,
Pemakaian obat golongan narkotika, Imunisasi anti
tetanus.
Riwayat persalinan
Asfiksi, episode hipoksik, Trauma persalinan, KPD
(ketuban pecah dini), Anastesi lokal blok.
Riwayat postnatal
Infeksi BBL, Bayi dengan pewarnaan kuning dan
timbulnya dini, Infeksi tali pusat, Suara bising atauk
karena prosedur perawatan.
PATOFISIOLOGI
Dalam Buku Ajar Neonatologi, mekanisme dasar terjadinya kejang akibat loncatan muatan
listrik yang berlebihan dan sinkron pada otak atau depolarisasi otak yang mengakibatkan
gerakan yang berulang. Terjadinya depolarisasi pada syaraf akibat masuknya natrium dan
repolarisasi terjadi karena keluarnya kalium melalui membrane sel. Untuk mempertahankan
potensial membrane memerlukan energi yang berasal dari ATP dan tergantung pada
mekanisme pompa yaitu keluarnya Natrium dan masuknya Kalium.
Dalam keadaan norma, membran sel neuron dapat dilalui oleh ion K, ion Na, dan elektrolit
seperti Cl. Konsentrasi K+ dalam sel neuron lebih tinggi daripada di luar sel, sedangkan
konsentrasi Na+ di dalam sel lebih rendah daripada di luar sel. Karena perbedaan jenis dan
konsentrasi ion di dalam dan di luar sel maka terdapat perbedaan potensial membran.
Pada keadaan demam, kenaikan suhu 1 derajat celcius akan menyebabkan metabolisme
basal meningkat 10 – 15% dan kebutuhan oksigen meningkat 20%. Jadi pada kenaikan
suhu tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan dari membran dan dalam waktu yang
singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun natrium melalui membran, dengan akibat
terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini sedemikian besarnya sehingga
dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel lainnya dengan bantuan bahan yang
disebut neurotransmitter sehingga terjadi kejang.
PATOFISIOLOGI
Kejang dapat terjadi akibat adanya depolarisasi
(penurunan muatan negatif dari keadaan potensial
istirahat).
Penyebab depolarisasi:
Jumlah neurotransmiter eksitatori ( As Glutamat ) yang
berlebihan
Berkurangnya neuro transmitter inhibisi (GABA).
Gangguan pada pompa NA K ATP Ase
Gangguan pada membran sel neuron
PATOFISIOLOGI
Terjadi akibat pelepasan muatan listrik yang berlebihan
terus-menerus (depolarisasi neuron).
Efek biokimia kejang neonatal termasuk derangements
metabolisme energi.
Energi pompa ion terganggu, dan kenaikan difosfat
(ADP) adenosin tingkat. Kenaikan ADP merangsang
glikolisis dengan peningkatan paling dalam piruvat, yang
terakumulasi sebagai hasil kompromi dari fungsi
mitokondria.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIK
Tremor/gemetar
Hiperaktif
Kejang-kejang
Tiba-tiba menangis melengking
Tonus otot hilang diserati atau tidak dengan hilangnya
kesadaran
Pergerakan tidak terkendali
Nistagmus atau mata mengedip ngedip paroksismal
DIAGNOSIS
1. Anamnesis yang teliti tentang keluarga, riwayat
kehamilan, riwayat persalinan dan kelahiran.
2. Pemeriksaan kelainan fisik bayi baru lahir
3. Penilaian kejang
4. Pemeriksaan laboratorium
PENATALAKSANAAN
Prinsip tindakan untuk mengatasi kejang
Menjaga jalan nafas tetap bebas
Penting sekali mengusahakan jalan napas yang bebas agar oksigenasi terjamin. Tindakan
yang dapat segera dilakukan adalah membuka semua pakaian yang ketat. Kepala sebaiknya
dimiringkan untuk menghindari aspirasi isi lambung. Bisa juga dengan memberikan benda
yang dapat digigit guna mencegah tergigitnya lidah atau tertutupnya jalan napas.
Mengatasi kejang secepat mungkin
Untuk pertolongan pertama, bila suhu penderita meninggi, dapat dilakukan kompres
dengan air kran atau alkohol atau dapat juga diberi obat penurun panas (antipiretik). Obat
anti kejang seperti diazepam dalam sediaan perectal dapat diberikan sesuai dengan dosis.
Dosis tergantung dari BB, BB <10kg diberikan 5mg dan BB >10kg rata-rata
pemakaiannya 0,4 - 0,6mg/KgBB.
Mengobati penyebab kejang
Setelah penyebab kejang diketahui, dapat diberikan obat-obatan untuk mengatasi
penyebabnya. Misalnya kejang dikarenakan infeksi traktus respiratori bagian atas,
pemberian antibiotik yang tepat dapat mngobati infeksi tersebut.
PENATALAKSANAAN
Kejang berhenti
Phenobarbital 10mg/kgbb IV selama 10 menit
Phenobarbital
3-5 mg/kg bb/hr IV / PO
kejang
Phenobarbital 10 mg/kg bb IV
Funduskopi dapat
menunjukan kelainan Pemeriksaan talipusat. Ada
perdarahan retina atau infeksi?
subhialoid.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
• Gula darah, elektrolit, ammonia/BUN, laktat.
Pemeriksaan •
•
Darah rutin: H2TL.
AGD.
laboratorium •
•
Analisa cairan serebrospinal.
Jika curiga infeksi, kultur dan uji kepekaan kuman.
• Kadar bilirubin total/direk, indirek.