Oleh :
Kelompok 3
Defri Almuhtar Salau (841417127)
Sri Safitri L. Yahya (841417130)
Dhety Hutrisa R. Taludio (841417032)
Luthfatun Muthiah (841417143)
Dian Safitri Walinelo (841417117)
Nistain Kune (841417119)
Fitriyanti H. Taliki (841417111)
Jarwati Eka Saputri (841417105)
Gita Cornelia Djajitala (841417099)
Siti Halima Subrin (841417097)
Sri Yulman Panantu (841417139)
Dinda Purnama Sau (841417129)
Kelas : C
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa
kendala.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Demikian kata pengantar ini kami buat, semoga dapat bermanfaat, khususnya bagi diri
pribadi kami sendiri dan pembaca pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................3
2.1 Definisi Program Nasional Kesehatan Lansia...........................................................3
2.2 Kebijakan Terkait Lansia...........................................................................................3
2.3 Kegiatan Dalam Pembinaan Lansia...........................................................................4
2.4 Program Nasional Kesehatan Lansia.........................................................................8
BAB III PENUTUP........................................................................................................11
3.1 Kesimpulan................................................................................................................11
3.2 Saran..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami dan mengetahui tentang program nasional kesehatan lanisa
2. Untuk memahami dan mengetahui tentang kebijakan lanisa
3. Untuk mengetahui dan memahami kegiatan-kegiatan pembinaan lanisa
4. Untuk mengetahui dan memahami apa saja program-progam nasional lansia
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
a. Ayat 1: usaha kesehatan bagi lanjut usia harus ditunjukan untuk menjaga agar
tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun eonomis sesuai dengan
martabat manusia.
b. Ayat 2: pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan
dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk tetap dapat hidup mandiri dan
produktif secara sosial dan ekonomis.
2. Peraturan Presiden RI No. 72 Tahun 2012 tentang sistem kesehatan nasional.
3. Keputusan menteri kesehatan nomor 374 tahun2012 tentang berlakunya sistem
kesehatan nasional.
4. Keputusan menteri oordinasi kesejahteraan rakyat nomor 05 tahun 1990 tentang
pembentukan kelompok kerja tetap kesejahteraan usia lanjut.
5. Surat keputusan menteri kesehatan nomor 134 tahun1990 tentang pembentukan tim
kerja geatrik.
7
f. Meningkatkan kegiatan sosial dimasyarakat atau mengadakan kelompok sosial.
g. Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik, seperti merokok, alcohol, kopi,
kelehan fisik, dan mental.
h. Penanggulangan masalah kesehatannya sendiri secara benar.
2. Upaya preventif
Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit
maupun komplikasi penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan. Upaya preventif
dapat berupa kegiatan :
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk menemukan secara dini
penyakit-penyakit usia lanjut.
b. Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan
kemampuan usia lanjut serta tetap merasa sehat dan bugar.
c. Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu, misalnya kacamata, alat
pendengaran agar usia lanjut tetap dapat memberikan karya dan tetap merasa
berguna.
d. Penyuluhan untuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pada
usia lanjut.
e. Pembinaan mental dalam meningkatkan ketakwaan kepada tuhan yang Maha Esa.
3. Upaya kuratif
Upaya kuratif yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut. Bertambahnya umur pada lansia
akan menyebabkan banyak gangguan fisik maupun psikologis. Kegiatan dapat brupa
pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan spefikikasi melalui sistem rujukan.
4. Upaya rehabilitative
Upaya rehabilitative yaitu upaya mengembalikan fungsi organ tubuh yang telah
menurun. Kegiatan dapat berupa memberikan informai, pengetahuan dan pelayanan
tentang penggunaan alat bantu, misalnya alat pendengaran dan lain-lain agar usia lanjut
dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan kemampuan,
mengembalikan kepercayaan padda diri sendiri dan memperkuat mental penderita,
pembinaan usia dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadi dan aktivitas didalam maupun
8
diluar rumah, nasihat cara hidup yang sesuai degan penyakit yang diderita, serta
perawatan fisioterapi.
5. Upaya penyuluhan kesehatan
Upaya penyuluhan kesehatan masyarakat yang merupakan bagian integral dari setiap
program kesehatan. Adapu tujuan khusus program penyuluhan kesehatan masyarakat
usia lanjut ditunjukan kepada usia lanjut itu sendiri, kelompok keluarga yang memiliki
usia lanjut, kelompok masyarakat lingkungan usia lanjut, penyelenggaraan kesehatan,
dan lintas sektoral (pemerintah dan swasta).
Sedangkan penyuluhan kesehatan masyarakat pada usia lanjut terdiri dari :
a. Mengembangkan, memproduksi, menyebarluaskan bahan-bahan penyuluhan
kesehatan masyarakat usia lanjut.
b. Meningkatkan sikap, kemampuan dan motivasi petugas.
c. Puskesmas dan rujukan serta masyarakat dibidang kesehatan.
d. Masyarakat usia lanjut.
e. Melengkapi puskesmas dan rujukannya dengan sarana dan penyuluhan.
f. Meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk media massa agar pesan
kesehatan masyarakat usia lanjut menjadi again integral.
g. Meningkat penyuluhan kepada masyarakat umum dan kelompok khusus seperti
daerah terpencil, transmigrasi dan lain-lain.
h. Melakukan pengkajian dan pengembangan serta pelaksanaan teknologi tepat guna
dibidang penyebarluasan informasi.
i. Melaksanakan evaluasi secara berkala untuk mengukur dapampak serta
meningkatkan daya guna dan hasil guna penyuluhan.
j. Menyebarluaskan informasi secara khusus dalam keadaan darurat seperti wabah,
bencana alam, kecelakaan.
9
b. Melaksanakan kemampuan dan motivasi terhadap kelompok masyarakat, termasuk
swata yang melaksanakan pengembangan potensi swadaya masyarakat di bidang
kesehatan usia lanjut secara sistematis dan berkesinambungan
c. Mengembangkan, memproduksi, dan menyebarluaskan pedoman penyuluhan
kesehatan usia lanjut untuk para penyelenggara penyuluhan, baik pemerntah maupun
swasta.
10
2.4 Program Nasional Lansia
a. Program Posbindu
Program Posbindu merupakan bentuk program jelas dari puskesmas yang
berperan untuk memudahkan lansia dalam memperoleh manfaat pelayanan dan fasilitas
kesehatan dari Puskesmas (Bappenas, 2018).
1. Pemeriksaan Kesehatan Lansia
Dengan adanya kegiatan pemeriksaan, diharapkan lansia dapat mendeteksi dini
keluhan penyakit dan memeriksakannya melalui posbindu. Sehingga dalam setiap
bulan atau setiap pertemuan, lansia dapat mengetahui kondisi kesehatan terbaru
mereka. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini dikoordinasi oleh lima kader yang
masing-masing bertugas sebagai penanggungjawab, penggerak, pemantau, edukator,
dan pencatat. Peran kader juga sebagai komunikator antara lansia dengan pihak
petugas puskesmas. Peran lainnya yaitu mengajak dan mengingatkan lansia untuk
hadir ke posbindu dengan cara mengajak langsung maupun mengumumkannya dari
speaker masjid.
2. Senam Lansia
Kegiatan ini hanya dilakukan dalam periode waktu dua bulan sekali. Kegiatan
senam dipandu oleh instruktur lansia. Kegiatan ini tetap perlu dilakukan agar lansia
tetap sehat bugar di usia mereka dan terhindar dari berbagai keluhan penyakit.
Beberapa lansia juga mengatakan bahwa kegiatan senam ini sebagai aktivitas mengisi
waktu luang dan mengurangi stress mereka, serta ajang untuk silaturahmi dengan para
tetangga seusianya. Namun, masih terdapat beberapa kendala pada kegiatan senam
ini. Masih banyak lansia yang tidak hadir dalam kegiatan karena terkadang mereka
merasa kurang enak badan dan tidak bisa melakukan gerakan senam.
3. Sosialisasi Kesehatan Lansia
Peran Posbindu dalam upaya memberdayakan kesehatan diri lansia dilengkapi
dengan kegiatan sosialisasi yang diadakan beberapa bulan sekali dan kegiatan
konsultasi kesehatan yang dapat dilakukan setiap pertemuan posbindu. Lansia serta
petugas puskesmas dan para kader dapat saling berkomunikasi dan bertukar pikiran
terkait kesehatan. Sehingga lansia dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam
mendeteksi penyakit serta hal yang harus dilakukan agar tetap sehat.
11
b. Posyandu Lansia
1. Pengertian
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di
suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana
mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan
pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang
penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para
lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya
[ CITATION Dia13 \l 1033 ].
2. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia
Berbeda dengan posyandu balita yang terdapat sistem 5 meja, pelayanan yang
diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada mekanisme dan kebijakan
pelayanan kesehatan di suatu wilayah kabupaten maupun kota penyelenggara. Ada yang
menyelenggarakan posyandu lansia sistem 5 meja seperti posyandu balita, ada juga hanya
menggunakan sistem pelayanan 3 meja, dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan atau
tinggi badan
b. Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh
(IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga
dilakukan di meja II ini.
c. Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa
dilakukan
3. Jenis Pelayanan Posyandu Lansia
a. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam
kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat
tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.
b. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental
emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua ) menit.
c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
12
d. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama satu menit.
e. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat
f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
gula (diabetes mellitus)
g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit ginjal.
h. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan
kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7. Dan
i. Penyuluhan Kesehatan.
c. Puskesmas Lansia
1. Tujuan pelaksanaan kegiatan dalam program usia lanjut adalah :
a. Melaksanakan penyuluhan secara teratur dan berksinambungan sesuai kebutuhan
melalui berbagai media mengenai kesehatan usia lanjut.Usaha ini dilakukan
terhadap berbagai kelompok sasaran yaitu usia lanjut sendiri, keluarga dan
masyarakat dilingkungan usia lanjut.
b. Melaksanakan penjaringan usia lanjut resiko tinggi, pemeriksaan berkala usia
lanjut dan memberi petunjuk upaya pencegahan penyakit, gangguan psikososial
dan bahaya kecelakaan yang dapat terjadi pada usia lanjut.
c. Melaksanakan diagnose dini, pengobatan,perawatan dan pelayanan rehabilitative
kepada usia lanjut yang membutuhkan dan memberi petunjuk mengenai tindakan
kuratif atau rehabilitative yang harus dijalani, baik kepada usia lanjut maupun
keluarganya.
d. Melaksanakan rujukan medic ke fasilitas rumah sakit untuk pengobatan,
perawatan atau rehabilitative bagi usia lanjut yang membutuhkan termasuk
mengusahakan kemudahan-kemudahannya.
2. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain :
a. Pemeriksaan tekanan darah,
b. pengobatan secara umum,
c. penyuluhan terkait dengan penyakit yang diderita (face to face),
d. mengirimkan pasien untuk operasi katarak setiap tahun,
13
e. senam lansia bila ada program dari dinas kesehatan dan rujukan medic ke Rumah
sakit.
d. Terapi Lansia
1 Terapi modalitas :Untuk mengisi waktu luang bagi lansia
2 Terapi Aktifitas Kelompok :Untuk meningkatkan kebersamaan, bertukar
pengalaman
3 Terapi Musik :Untuk meningkatkan gairah hidup
4 Terapi berkebun :Untuk melatih kesabaran
5 Terapi dengan binatang :Untuk meningkatkan kasih sayang dan mengisi
waktu luang
6 Terapi Kognitif :Agar daya ingat tidak menurun
7 Life review terapi :Meningkatkan gairah hidup dan harga diri
8 Terapi Keagamaan :Meningkatkan rasa nyaman menjelang kematian
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Program Nasional Kesehatan Lansia adalah Program kementerian kesehatan di indonesia
dalam upaya untuk meningkatkan status kesehatan para lansia. Upaya-upaya dalam
meningkatkan kesehatan lansia yaitu meliputi, upaya promotif, upaya preventif, upaya
kuratif, upaya rehabilitative, dan upaya penyuluhan kesehatan.
Upaya promotifyaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar mereka tetap
dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga, maupun masyarakat.Upaya
preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit maupun
komplikasi penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan. Upaya kuratif yaitu upaya
pengobatan pada usia lanjut.Upaya rehabilitative yaitu upaya mengembalikan fungsi organ
tubuh yang telah menurun.Upaya penyuluhan kesehatan masyarakat yang merupakan bagian
integral dari setiap program kesehtan.Program nasional kesehatan lansia meliputi posyandu
lanisa, puskesmas lanisa, dan terapi lanisa.
3.2 Saran
Setiap lansia pasti mengeluhkan berbagai penyakit, untuk itulansia diharapkan mengikuti
program-program pemerintah untuk mengetahui perubahan dan perkembangan kesehatannya
dan keluarga juga harus mendukung program ini.Diharapkan lansia melakukan pola hidup
sehat dengan mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang dan melakukan aktivitas fisik
secara teratur.
15
DAFTAR PUSTAKA
Iin Cintami Pangabean, d. (2013). Kebijakan dan Program Kesehatan Lansia. Retrieved April
11, 2019, from Scribd: https://www.scribd.com
Kusumah, L. D. (2020). Peran Posbindu dalam Upaya Memberdayakan Kesehatan Diri Lansia.
Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat
Utami, D. Y. (2013). Program Nasional Lansia. Retrieved April 24, 2019, from Scribd:
https://www.scribd.com
16