IDENTITAS PASIEN
Dilakukan autoanamnesis kepada pasien pada tanggal 2 September 2019 pukul 13.00
di Pavilliun Kasih lantai 1 Panti Werdha Kristen Hana
Keluhan Utama : Kemerahan pada kedua tungkai bawah
Keluhan Tambahan : Nyeri pada kedua lutut, penurunan pendengaran
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien mengeluhkan terdapat kemerahan pada kedua tungkai bawahnya yang
muncul sejak hampir setahun yang lalu. Kemerahan ini muncul secara tiba-tiba tanpa
rasa nyeri, dan terkadang gatal dirasakan. Riwayat demam dan kebal disangkal oleh
pasien. Pasien menggunakan stocking ukuran XS dan mengkonsumsi Ardium
(Micronized Purified Flavonoid Fraction, diosmin, hesperidin) 500 mg tab 1-0-0 p.c
dan Neurovit E (vitamin B1 100 mg, vitamin B6 200 mg, vitamin B12 200 mcg,
vitamin E 50 mg) tab 1-0-0 p.c. untuk keluhan tersebut. Sebelumnya pasien pernah
menggunakan Pletaal (Cilostazol) 50mg tab 0-1-1 a.c, sempat berhenti, namun sejak 5
September pasien kembali mengonsumsi obat ini dan stop minum Neurovit E.
Pasien juga mengatakan nyeri pada lutut kiri dan kanan sudah lama (pasien
lupa kapan nyerinya muncul). Nyeri dirasakan hilang timbul terutama saat berdiri lama
atau berjalan jauh, sehingga pasien harus menggunakan four wheels walker apabila
ingin berjalan di luar pavilliun dan Standard Cane untuk berjalan di sekitar pavilliun.
Nyeri dirasakan hanya pada sendi lututnya, tidak di sendi lainnya dan membaik saat
istirahat. Skala nyeri menurut pasien pada kedua lututnya adalah 3/10.
Pasien merasa pendengaran telinga kanan dan kiri perlahan-lahan menurun
sejak 2 tahun yang lalu sejak pasien pindah ke Kasih 1. Pasien merasa saat di tempat
ramai jadi lebih sulit berbicara meskipun pasien mengaku mendengar suara orang tapi
tidak jelas kata-katanya. Pasien menyangkal adanya riwayat trauma telinga, telinga
berdenging, keluar cairan dari telinga, telinga terasa penuh, tinggal di tempat bising,
dan nyeri pada telinga.
Pasien juga pernah didiagnosis tekanan darah tinggi pada tahun 2017. Saat itu
tekanan darah pasien yang tertinggi adalah 160/80mmHg sehingga diberikan obat
captopril 12.5mg 1-0-1. Namun dikarenakan efek samping berupa batuk membuat
pasien terganggu, obat captopril tab 12.5mg digantikan dengan amlodipine tab 10mg
1-0-0. Saat ini tekanan darah pasien kembali normal dan obat tersebut distop oleh
pasien sendiri. Untuk keluhan seperti sakit kepala, pusing, dan lemas disangkal oleh
pasien.
Riwayat Imunisasi:
Pasien tidak mengingat riwayat imunisasinya saat muda. Namun, saat dewasa
dan usia lanjutnya, pasien tidak pernah disuntik imunisasi apapun.
Riwayat Makanan:
Nafsu makan pasien baik. Pasien makan sesuai jadwal yang sudah ditentukan
PWK Hana yaitu yaitu makan besar 3 kali sehari dengan porsi sedang, ditambah 2 kali
selingan/snack. Pasien tidak suka jajan makanan di luar panti. Kadang-kadang pasien
makan cemilan biskuit dari tamu yang suka datang ke PWK Hana. Pasien minum air
putih kurang lebih 6-7 gelas per hari (kira-kira 250 cc atau 1,5 L/ hari). Pasien jarang
minum teh/kopi/minuman manis.
Riwayat Kebiasaan:
Pasien bangun setiap hari pukul 04.00 WIB, menyikat gigi, dan berdoa pagi.
Setelah itu Pasien akan menyapu kamar dan beres-beres, kemudian Pasien mandi.
Pasien lalu diukur tekanan darahnya pukul 05.30 WIB. Pasien selalu mengikuti senam
di panti 2 kali seminggu pada pukul 07.00. Setelah makan pagi pukul 08.00, pasien
bersiap ke gereja jika ada kegiatan di gereja. Pulang gereja, pasien masuk kamar dan
menunggu sampai jam makan siang. Setelah itu, pasien makan siang, lalu membaca
alkitab, tensi sore 14.30 WIB, mandi kemudian makan sore pukul 17.30 WIB. Setelah
makan, pasien masuk ke kamar untuk menonton TV pukul 19.00, namun terkadang
pasien ketiduran setelah menonton TV dan bangun kembali pukul 23.00, pasien susah
untuk memulai tidur kembali, biasanya pasien kembali menonton TV dan kembali
tertidur lagi.
Riwayat BAK:
Buang air kecil pasien lancar, frekuensi pada siang hari sekitar 2 kali dan 1-2
kali pada malam hari. Warna urin kuning jernih, darah (-), nyeri (-). Tidak ada keluhan
saat buang air kecil.
b. Riwayat pekerjaan :
Pasien tidak pernah bekerja sejak lulus SMP karena tidak
diperbolehkan bekerja oleh orang tua dan kakek pasien. Setelah lulus, pasien
mengisi waktu dengan les-les keterampilan seperti menjahit, membuat sandal.
Pasien juga belajar memasak dari ibu dan akhirnya ikut membantu pekerjaan
rumah seperti menyapu, mengepel, dan lainnya. Pasien sempat menjahit
pesanan orang lain namun hanya menerima pesanan dari keluarga dan pasien
tidak diberi upah.
d. Riwayat keluarga :
Pasien menghabiskan masa kecil di Semarang bersama kedua orang
tua dan 3 saudara kandungnya. Pasien adalah anak ke-empat dari empat
bersaudara. Kakak pertamanya perempuan dengan selisih usia 13 tahun,
kakak kedua laki-laki dengan selisih 7 tahun, kakak ketiga perempuan dengan
selisih 6 tahun. Pasien mengatakan meskipun memiliki jarak usia yang cukup
jauh, pasien paling dekat dengan kakak pertamanya karena pasien dapat
curhat. Hubungan pasien dengan kakak kedua dan ketiga sama dekatnya. Dari
kecil keluarga pasien harmonis dan pasien mengaku tidak pernah bertengkar
antar saudara.
Pasien dekat dengan ibu pasien karena ibu pasien merupakan tempat
utama pasien mengeluarkan curhatannya. Oleh karena itu, pasien sangat sedih
ketika ibu pasien meninggal dunia pada tahun 1981. Diketahui ibu pasien
menderita penyakit hipertensi. Pasien yang menyaksikan langsung
menceritakan bahwa ibu pasien sempat terjatuh ke belakang dan terbentur
kepalanya saat sedang berada di wastafel rumah. Setelah kejadian tersebut,
ibu pasien segera dibawa ke rumah sakit. Di rumah sakit, ibu pasien sempat
dirawat beberapa minggu namun akhirnya meninggal dunia. Setelah kejadian
tersebut, pasien sempat 2 bulan tidak nafsu makan, namun teman-teman dan
saudara pasien mengajak pasien untuk pergi ke luar jalan-jalan, pasien tetap
ikut pergi namun tetap tidak nafsu makan. Pasien tidak menimbang berat
badan ataupun merasa baju menjadi longgar karena menurut pasien ia sudah
kurus dari dulu. Pasien menyangkal adanya kesulitan tidur, malas keluar,
terganggunya aktivitas keseharian.
Ayah dari pasien meninggal dua tahun setelahnya, yaitu pada tahun
1983. Sebelumnya sepengetahuan pasien, ayah pasien tidak memiliki sakit
apapun. Pasien bercerita bahwa saat itu setelah jalan-jalan sore, pasien pergi
ke dapur dan mendengar ada suara ayahnya minta tolong dari kamar. Saat
didatangi, ayannya sudah terduduk di lantai. Pasien langsung meminta
bantuan kepada orang sekitar dan segera membawa ayahnya ke rumah sakit.
Sebelum sempat sampai ke rumah sakit, ayah pasien sudah meninggal dunia.
Pasien mengatakan bahwa saat itu pasien merasa sedih karena pasien sudah
berusaha memberitahu dan mengingatkan ibu dan ayah pasien untuk selalu
minta bantuannya jika mau beranjak dari tempat tidur.
f. Riwayat Agama :
Dari kecil pasien menganut agama Konghucu, mengikuti kedua orang
tua nya. Setelah kedua orang tuanya meninggal dan pasien pindah ke
Surabaya, pasien tinggal bersama keluarga kakak keduanya yang semuanya
sudah menjadi Kristen. Beberapa kali pasien dikunjungi orang gereja dan
pendeta ke rumah, dan beberapa kali pasien ikut kakaknya ke gereja dan
ditawarkan untuk belajar lebih lagi mengenai agama Kristen. Pasien mengaku
awalnya seperti ada tahanan/pembatas, namun lama kelamaan setelah sekitar
1 tahun, pasien memutuskan untuk belajar dan berpindah agama menjadi
agama Kristen Protestan.
Genogram
STATUS INTERNUS:
Kepala
Mesocephal, tidak teraba benjolan, rambut warna putih keabuan, terdistribusi
merata, tidak mudah dicabut, tidak tampak kelainan kulit kepala.
Mata :
OD OS
Edema (-) Edema (-)
Palpebra
Xantelasma (-) Xantelasma (-)
Anemis (-) Anemis (-)
Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Sekret (-) Sekret (-)
Sklera Ikterik (-) Ikterik (-)
Jernih Jernih
Kornea Arcus senilis (+) Arcus senilis (+)
Refleks kornea (+) Refleks kornea (+)
Bulat, isokor, 3 mm Bulat, isokor, 3 mm
Pupil
RCL (+), RCTL (+) RCL (+), RCTL (+)
Lensa IOL(-), shadow test (-) IOL(-), shadow test (-)
Visus 6/8 6/9
TIO (palpasi) Normal Normal
Lapang pandang Normal Normal
Retina Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan
Telinga :
AD AS
Bentuk Normotia Normotia
Daun telinga Fistel preaurikuler (-) Fistel preaurikuler (-)
Fistel retroaurikuler (-) Fistel retroaurikuler (-)
Abses mastoiditis (-) Abses mastoiditis (-)
Nyeri tekan tragus (-) Nyeri tekan tragus (-)
Nyeri tarik aurikuler (-) Nyeri tarik aurikuler (-)
Liang telinga Lapang Lapang
M3 M2 M1 P2 P1C1 I2 I1 I1 I2 C1 P1 P2 M1 M2 M3
M3 M2 M1 P2P1C1 I2 I1 I1 I2 C1 P1 P2 M1 M2 M3
Leher : trakea di tengah, kelenjar tiroid tidak teraba membesar, tidak ada
pembesaran KGB
Thorax :
Pulmo
Inspeksi : dinding dada kanan dan kiri simetris, tidak ada retraksi
Palpasi : stem fremitus kanan dan kiri sama kuat
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler +/+, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Cor
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : pulsasi iktus cordis teraba pada ICS VI MCL Sinistra
Perkusi : Batas atas pada ICS II parasternal line sinistra, batas
kanan pada ICS IV sternal line dextra, batas kiri pada ICS V midclavicula
line sinistra
Auskultasi : BJ I & II normal, reguler, tidak terdengar murmur atau
gallop
Abdomen :
Kepaniteraan Klinik Ilmu Geiatri
Panti Werdha Kristen Hana
Periode: 5 Agustus 2019 – 8 September 2019 9
Inspeksi : datar, tidak tampak striae/peristaltik
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : supel, tidak ada nyeri tekan pada semua kuadran, tidak
terdapat pembesaran hepar maupun lien
Perkusi : Timpani di 4 kuadran abdomen, shifting dullness (-)
Punggung
Inspeksi : tidak ada kifosis, tidak ada sikatrik, tidak ada benjolan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan
Perkusi : Tidak ada nyeri ketok
Ekstremitas :
Superior Inferior
Edema tidak ada tidak ada
Clubbing finger tidak ada tidak ada
Akral dingin tidak ada tidak ada
Akral sianosis tidak ada tidak ada
CRT < 2 detik < 2 detik
Kuku tidak ada spoon nails tidak ada spoon nails
Dextra Sinistra
Lutut Deformitas (+) Deformitas (+)
Krepitasi (+) Krepitasi (+)
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Kemerahan (-) Kemerahan (-)
Bengkak (-) Bengkak (-)
ROM terbatas (+) ROM terbatas (+)
Kulit : Kulit keriput, warna kulit kuning langsat, tampak lesi makula eritema
berukuran plakat dan berbatas tegas pada regio cruris dextra et sinistra dengan
skuama kasar dengan hiperpigmentasi pada regio tarsal dextra. Tampak lesi
makula eritema berukuran lentikuler-numular dan berbatas tegas pada regio
femoralis sinistra. Tampak perbesaran vena.
Kesimpulan :
STATUS NEUROLOGIS
A. Fungsi Luhur
Orientasi : Orienasi tempat, waktu, orang baik
Gangguan bicara dan bahasa : normal, afasia motorik atau sensorik (-)
Daya ingat : baik
B. Rangsang Meningeal
Kaku kuduk : Negatif Brudzinsky IV : Negatif
Brudzinsky 1 : Negatif Kerniq : Normal (>1350)
Brudzinsky II : Negatif Laseque : Normal (>700)
Brudzinsky III : Negatif
C. Saraf Kranialis
N. I (Nervus Olfaktorius)
Daya penghidu : Normosmia (+/+)
N. II (Nervus Opticus)
Visus : OD 6/8, OS 6/9
Lapang pandang : Normal
Funduskopi : Tidak dilakukan.
N. III, IV, VI (Nervus Occulomotor, Nervus Trochlearis, Nervus Trigeminus)
Kedudukan bola mata : simetris, strabismus konvergen (-/-)
Ptosis (-/-)
Gerakan bola mata : Normal.
Pupil : Bulat, diameter 3mm/3mm, isokor.
Refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/+).
N. V (Nervus Trigeminus)
Sensorik : Normal.
Membuka mulut : Normal.
Menggerakkan rahang : Normal.
Menggigit : Sama kuat.
N. VII (Nervus Fasialis)
STATUS MENTAL
a. Deskripsi Umum
Penampilan
Seorang perempuan berusia 89 tahun, tampak sesuai dari usianya,
berperawakan sedang, rambut beruban terdistribusi merata, berpakaian daster
berwarna ungu bermotif bunga, bersih, rapi, dan higienis diri baik.
Pembicaraan
Pasien berbicara dengan suara yang jelas dan intonasi yang baik. Kata-kata
serta kalimat yang dilontarkan jelas. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa
Indonesia. Tata bahasa dan pilihan kata pasien baik. Pasien dapat menjawab
pertanyaan dengan asosiasi baik dan tidak membingungkan.
Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien bersikap kooperatif dan sopan terhadap pemeriksa selama anamnesis
dan pemeriksaan fisik. Tidak tertutup tentang kehidupan pribadinya, bicara
terus terang apa adanya, tidak ragu-ragu, dan ramah.
Interpretasi hasil
19
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 5 Agustus 2019 – 8 September 2019
Max
1 ORIENTASI
Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), (hari) apa? 5 5
2 Kita berada di mana? (Negara), (propinsi), (kota), (rumah
sakit), (lantai/ kamar) ? 5 5
3 REGISTRASI
Sebutkan 3 buah nama benda (apel, baju, mobil) tiap benda
1 detik, klien disuruh mengulangi ketiga nama benda 3 3
tersebut dengan benar dan catat jumlah pengulangan
4 ATENSI DAN KALKULASI
Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk setiap jawaban yang
benar. Hentikan setelah 5 jawaban. Atau disuruh mengeja 5 5
kata “ WAHYU “ (Nilai diberikan pada huruf yang benar
sebelum kesalahan misalnya = 2)
5 MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
Pasien diminta mengingat kembali 3 nama benda di atas 3 0
6 BAHASA
Pasien diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukan 2 2
(pensil, arloji)
7 Pasien diminta mengulang kata-kata: “tanpa kalau dan atau 1 1
tetapi.”
8 Pasien diminta melakukan perintah: “Ambil kertas ini 3 3
dengan tangan kanan, lipatlah menjadi dua dan letakkan di
lantai”
9 Pasien diminta membaca dan melakukan perintah 1 1
“Angkatlah tangan kiri anda”
10 Pasien diminta menulis sebuah kalimat dengan spontan 1 1
JUMLAH 30 27
Nilai MMSE:
25-30 : Tidak ada gangguan kognitif
20-24 : dicurigai ada gangguan kognitif
<20 : ada gangguan kognitif
20
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 5 Agustus 2019 – 8 September 2019
GERIATRIC DEPRESSION SCALE
21
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 5 Agustus 2019 – 8 September 2019
Skor total : 2 (tidak depresi)
Penilaian GDS versi Indonesia
Jawaban TIDAK untuk butir 1, 5, 7, 11, 13 mendapat skor 1
Jawaban YA untuk butir 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 12, 14,15 mendapat skor 1
Jawaban lainnya mendapat skor 0
Total skor :
1.) Skor <5 : tidak depresi
2.) Skor 5-9 : kemungkinan besar depresi
3.) Skor >10 : depresi
Instruksi : Pasien diminta membuat jam dinding bulat lengkap dengan angka-angkanya, lalu
menggambarkan jarum jam yang menunjukkan pukul sepuluh lewat lima belas menit.
22
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 5 Agustus 2019 – 8 September 2019
STATUS FUNGSIONAL
ACTIVITIES OF DAILY LIVING (INDEKS ADL BARTHEL)
23
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 5 Agustus 2019 – 8 September 2019
7. Mobilisasi atau berjalan 0 Tidak mampu
1 Bisa berjalan dengan kursi roda
2 Berjalan dengan bantuan orang lain atau
walker
3 Mandiri
Interpretasi
o 20 : mandiri
o 12 – 19 : ketergantungan ringan
o 9 – 11 : ketergantungan sedang
o 5–8 : ketergantungan berat
o 0–4 : ketergantungan total
24
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 5 Agustus 2019 – 8 September 2019
INSOMNIA SEVERITY INDEX
Insomnia Severity Index memiliki tujuh pertanyaan. Tujuh jawaban yang dijumlahkan
untuk mendapatkan skor total. Intepretasi hasil berdasarkan 'Pedoman Scoring /
Interpretasi'. Untuk setiap pertanyaan, silahkan LINGKARI angka yang paling
menggambarkan jawaban Anda. Silakan menilai saat ini (yaitu 2 minggu terakhir)
tingkat keparahan gangguan tidur Anda
Sangat Puas Puas Cukup Puas Tidak Puas Sangat Tidak Puas
0 1 2 3 4
5. Menurut Bapak/Ibu seberapa terlihatkah oleh orang lain masalah tidur yang
mempengaruhi kualitas hidup Bapak/Ibu ?
26
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 5 Agustus 2019 – 8 September 2019
DERAJAT BERATNYA PENYAKIT OSTEOARTRITIS LUTUT DAN HIP
beberapa langkah
27
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 5 Agustus 2019 – 8 September 2019
Ada, segera saat pertama 2
melangkah
Nyeri/ketidaknyamanan saat Tidak Ada 0
bangun dari duduk tanpa
Ada 1
bantuan kedua tangan
Tidak 0
Perlu alat bantuan
Perlu 1 tongkat 1
berjalan
Perlu 2 tongkat 2
28
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 5 Agustus 2019 – 8 September 2019
Tidak mampu sama sekali 2
Mudah 0
29
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 5 Agustus 2019 – 8 September 2019
PEMERIKSAAN PENUNJANG
I. Laboratorium
Laboratorium Darah Tanggal : 8 Januari 2019 di Prodia
30
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 5 Agustus 2019 – 8 September 2019
Optimal: <100
Mendekati optimal: 100-
129
Cholesterol LDL Direk 131 mg/dL
Batas tinggi: 130-159
Tinggi: 160-189
Sangat tinggi: >190
Rendah: <40
Cholesterol HDL 43 mg/dL
Tinggi: >= 60
Normal: <150
Batas tinggi: 150-199
Trigliserida 102 mg/dL
Tinggi: 200-499
Sangat tinggi: >=500
Fungsi Ginjal
Ureum 15.9 mg/dL 17.1 - 49.2
Serum Kreatinin 1.07 mg/dL 0.6 – 1.2
Asam Urat 5 mg/dL <7
Immunologi
Non Reaktif bila indeks
HBsAg Non Reaktif
<1,0
Non Reaktif bila indeks
Anti-HCV Non Reaktif
<1,0
Urinalisis
Warna Kuning tua
Kejernihan Jernih
Berat jenis 1,015 1,010 – 1,030
pH 6,0 5,0 – 8,0
Protein Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
31
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 5 Agustus 2019 – 8 September 2019
Bilirubin Negatif Negatif
Urobilinogen 1 (+1) Mg/dL 0,1-1,0
Nitrit Negatif Negatif
Darah Negatif Negatif
Leukosit esterase 500(+3) Negatif
Sedimen
Eritrosit 0-1 /lp 0-1
Leukosit 2-4 /lp 0-5
Epitel 1-2 /lp <10
Silinder Negatif /lp Negatif
Kristal Negatif Negatif
Lain-lain Negatif `
PERMASALAHAN
RESUME
Telah diperiksa seorang perempuan berusia 89 tahun dengan keluhan kemerahan
pada kedua kaki dan nyeri kedua lutut yang timbul kurang lebih setahun yang lalu.
Kemerahan timbul tiba-tiba tanpa nyeri dan terkadang gatal. Untuk nyeri lutut, nyeri
dirasakan hilang timbul terutama saat berdiri lama atau berjalan jauh dan membaik saat
istirahat, sehingga pasien menggunakan four wheels walkers. Nyeri dirasakan skala
3/10. Penurunan pendengaran secara perlahan juga dirasakan pasien terutama saat di
tempat ramai, pasien mendengar suara orang namun tidak jelas kata-katanya. Pasien
memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi, namun sekarang tekanan darah pasien
kembali normal dan pasien stop obat sendiri
Pada pemeriksaan fisik ditemukan arcus senilis pada kedua mata pasien, dan
penurunan penglihatan (VOD : 6/8 dan VOS 6/9), ditemukan juga penurunan
pendengaran yang didapatkan dari hasil tes berbisik pada telinga kanan dan kiri masing-
masing 1/6, Terdapat deformitas genu varum pada kedua lutut, krepitasi (+/+), ROM
terbatas (+/+) dan pada pemeriksaan kulit tampak lesi makula eritema berukuran plakat
dan berbatas tegas pada regio cruris dextra et sinistra dengan skuama kasar dengan
32
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 5 Agustus 2019 – 8 September 2019
hiperpigmentasi pada regio tarsal dextra juga tampak lesi makula eritema berukuran
lentikuler-numular dan berbatas tegas pada regio femoralis sinistra dan tampak adanya
perbesaran vena. Pada pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kelainan, pemeriksaan
status mental, ditemukan gangguan memori jangka pendek dan segera. Fungsi
intelektual utuh, tidak terdapat gangguan fungsi kognitif, pada pemeriksaan ADL
ditemukan ketergantungan ringan, pasien tidak insomnia dan tidak terdapat gangguan
visuospasial, pemeriksaan Indeks Lequesne, ditemukan pasien mengalami OA dengan
derajat extremely severe. Tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan penunjang.
DIAGNOSA KERJA
Diagnosis utama :
Deep Vein Thrombosis e.c Chronic Venous Insufficiency regio cruris dextra et
sinistra
Diagnosis Differential :
Dermatitis statis
Selulitis
Diagnosis tambahan :
33
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 5 Agustus 2019 – 8 September 2019
RENCANA PENGELOLAAN
1. Deep Vein Thrombosis et causa Chronic Venous Insufficiency
Terapi saat ini :
o Farmakologis :
- Ardium (Micronized Purified Flavonoid Fraction, diosmin,
hesperidin) tab 500 mg 1-0-0
- Pletaal (Cilostazol) 50mg tab 0-1-1 a.c
o Non-Farmakologis: Pemakaian Stocking ukuran XS
Usul :
o Konsul ke Sp.KK
o Pemeriksaan
- Pemeriksaan USG Doppler pembuluh darah kaki ke Sp.JP
o Non-farmakologis :
Melakukan stretching pada pagi hari untuk mengurangi
kekakuan sendi
Melakukan olahraga (senam pagi)
Alat bantu jalan : four wheels walker
Usul :
o Farmakologis :-
o Non-farmakologis :
Konsultasi dokter Sp.KFR atau bagian rehabilitasi untuk melatih
sendi atau mengurangi rasa sakit.
Menghindari aktivitas berlebihan yang membebani lutut.
Rontgen pada articulation genu dextra et sinistra AP lateral
untuk melihat derajat keparahan OA
4. Presbiopi ODS
Terapi saat ini :
o Farmakologis :-
o Non-farmakologis : Alat bantu baca kacamata
Usul :
o Farmakologis :-
o Non-farmakologis : kontrol ke dokter Sp.M
RENCANA EVALUASI
Evaluasi tekanan darah untuk memantau tekanan darah
Evaluasi visus ODS apabila tidak dilakukan pemeriksaan dan penanganan lebih
lanjut, dapat menyebabkan gangguan fungsi visual lebih buruk dan mengganggu
aktivitas sehari-hari.
Evaluasi DVT dan Chronic Venous Insufficiency pasien agar tidak semakin parah
dan dikonsultasikan ke bagian kardiovaskuler untuk diperiksa USG Doppler kaki,
juga ke Sp.KK.
Evaluasi pendengaran ADS apabila tidak dilakukan pemeriksaan dan penanganan
lebih lanjut, dapat menyebabkan gangguan fungsi pendengaran lebih buruk dan
mengganggu aktivitas sehari-hari seperti berkomunikasi.
Evaluasi untuk osteoarthritis untuk foto rontgen genu AP Lateral
PROGNOSIS SECARA KESELURUHAN
Ad vitam :Dubia ad malam
DVT pasien yang tidak terkontrol merupakan faktor resiko terjadinya emboli paru
Ad functionam : malam
Nyeri lutut akibat osteoarthritis menyebabkan pasien susah dalam melakukan
aktivitas sehari-hari dan dapat mempengaruhi psikis pasien.
35
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Geriatri Panti Werdha Kristen Hana
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 5 Agustus 2019 – 8 September 2019