Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Koperasi adalah sebuah organisasi kerjasama antar anggota yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan bagi para anggotanya. Koperasi pada awalnya terbentuk
karena adanya ketidak adilan dalam pelaksanaan sistem ekonomi. Pada pertengahan abad
ke-18 kemajuan teknologi dan pengetahuan telah mengubah wajah dunia. Berbagai
penemuan di bidang teknologi melahirkan tata dunia ekonomi yang baru. Tatanan dunia
ekonomi menjadi terpusat pada keuntungan perseorangan, yaitu kaum pemilik modal
( kapitalisme) atau borjuis. Kaum kapitalis atau pemilik modal memanfaatkan penemuan
baru tersebut dengan sebaik-baiknya untuk memperkaya dirinya dan memperkuat
kedudukan ekonominya. Hasrat serakah ini melahirkan persaingan bebas yang tidak
terbatas. Sistem ekonomi kapitalis/liberal memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya
kepada pemilik modal dan melahirkan kemelaratan dan kemiskinan bagi masyarakat
ekonomi lemah. Banyak buruh yang kelaparan dan meninggal. Gaji yang ditetapkan para
pengusaha tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Akibat keserakahan para pengusaha
untuk mendapatkan efisiensi dalam perusahannya. Cara yang ditempuh para pengusaha
untuk mencapai efisiensi adalah dengan menekan biaya produksi yaitu upah buruh. Karena
hal ini kehidupan para buruh semakin menderita.

Dalam kemiskinan dan kemelaratan ini, Beberapa orang yang penghidupannya


sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas, terdorong oleh penderitaan dan beban
ekonomi yang sama, secara sepontan mempersatukan diri untuk menolong dirinya sendiri
dan manusia sesamanya dengan mendirikan koperasi. Petama kali koperasi muncul di
Eropa pada awal abad ke-19. Pada tahun 1844 lahirlah koperasi pertama di Inggris yang
terkenal dengan nama Koperasi Rochdale di bawah pimpinan Charles Howart. Di Jerman,
Frederich Willhelm Raiffeisen dan Hermann Schulze memelopori Koperasi Simpan
Pinjam. Di Perancis, muncul tokoh-tokoh kperasi seperti Charles Fourier, Louis Blance,
dan Ferdinand Lassalle. Setelah keberhasilan koperasi Rochdale ini menimbulkan banyak
bermunculan koperasi-koperasi baru baik di Eropa maupun Asia. Koperasi masuk ke
Indonesia sejak akhir abad XIX yaitu sekitar tahun 1896 yang dipelopori oleh
R.A.Wiriadmaja. Namun secara resmi gerakan koperasi Indonesia baru lahir pada tanggal
12 Juli 1947 pada kongres I di Tasikmalaya yang diperingati sebagaiHari Koperasi
Indonesia.

Awalnya keberadaan koperasi itu hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok para
anggotanya, sehingga hanya ada koperasi konsumsi atau single purpose. Namun dalam

1
perkembangannya fungsi koperasi menjadi bermacam-macam antara lain sebagai tolak
ukur kegiatan usaha, sebagai bentuk usaha baru, dan sebagai alternatif kegiatan usaha.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah koperasi di dunia?

2. Bagaimana sejarah koperasi di Indonesia?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui sejarah koperasi di dunia dan di Indonesia.

1.4 Manfaat

1. Manfaatnya untuk Mahasiswa adalah sebagai panduan atau tunjangan dalam mata kuliah
Perilaku organisasi.

2. Manfaatnya untuk Masyarakat untuk mengetahui tentang sejarah koperasi di Indonesia


bahkan di dunia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Koperasi Dunia

Gerakan Koperasi di dunia, di mulai pada pertengahan abad 18 dan awal abad 19 di
Inggris. Lembaga ini sering disebut dengan “KOPERASI PRAINDUSTRI”. Dari sejarah
perkembangannya, dimulai dari munculnya revolusi industri di Inggris tahun 1770 yang
menggantikan tenaga manusia dengan mesin-mesin industri yang berdampak pada semakin
besarnya pengangguran hingga revolusi Perancis tahun 1789 yang awalnya ingin
menumbangkan kekuasaan raja yang feodalistik, ternyata memunculkan hegemoni baru
oleh kaum kapitalis. Semboyan Liberte- Egalite- Fraternite (kebebasan-persamaan-
kebersamaan) yang semasa revolusi didengung-dengungkan untuk mengobarkan semangat
perjuang rakyat berubah tanpa sedikitpun memberi dampak perubahan pada kondisi
ekonomi rakyat. Manfaat Liberte (kebebasan) hanya menjadi milik mereka yang memiliki
kapital untuk mengejar keuntungan sebesar-besarnya. Semangat Egalite dan Fraternite
(persamaan dan persaudaraan) hanya menjadi milik lapisan masyarakat dengan strata sosial
tinggi (pemilik modal kapitalis). Sistem ekonomi kapitalis / liberal memberikan keuntungan
yang sebesar-besarnya kepada pemilik modal dan melahirkan kemelaratan dan kemiskinan
bagi masyarakat ekonomi lemah. Dalam kemiskinan dan kemelaratan ini, Beberapa orang
yang penghidupannya sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas, terdorong oleh
penderitaan dan beban ekonomi yang sama, secara sepontan mempersatukan diri untuk
menolong dirinya sendiri dan manusia sesamanya dengan mendirikan koperasi.

2.1.1 Perkembangan koperasi di Eropa

Pada tahun 1771-1858 gerakan koperasi digagas oleh Robert Owen, dia menerapkannya
dalam usaha permintaan kapsa di New Lanark, Skotlandia. Ternyata koperasi ini di
kembangkan lagi oleh William King pada tahun 1786-1865 dengan mendirikan toko
koperasi di Brighton, Inggris. King lalu menerbitkan publikasi bulanan yang berjudul The
Cooperator pada tanggal 1 Mei 1828, yang isinya mengenai gagasab dan saran tentang
mengelola toko dengan menggunakan prinsip koperasi. Koperasi pun berkembang di
negara-negara lainnya. Pada akhirnya koperasi berkembang luas di negara-negara lainnya.
Di jerman juga berdiri koperasi yang menggunakan prinsip koperasi yang sama dengan
koperasi buatan inggris. Koperas di Inggris didirikan oleh Charles Foirer, Raffeinsen, dan
Schulze Delitch. Di Perancis, Louis Blanc membuat koperasi dengan megutamakan kualitas
barang. Di Denmark Pastor Christiansine mendirikan koperasi pertanian.

3
1. Inggris

Penderitaan yang dialami oleh kaum buruh di berbagai negara di eropa pada awal abad
ke -19 di alami pula oleh para pendiri Koperasi konsumsi di Rochdale,Inggris, pada tahun
1844. Pada mulanya Koperasi Rochdale memang hanya bergerak dalam usaha kebutuhan
konsumsi. Tapi kemudian mereka mulai mengembangkan sayapnya dengan melakukan
usaha-usaha produktif. Dengan berpegangan pada asas-asas Rochdale, para pelopor
Koperasi Rochdale mengembangkan toko kecil mereka itu menjadi usaha yang mampu
mendirikan pabrik,menyediakan perumahan bagi para anggotanya, serta menyelenggarakan
pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan anggota dan pengurus Koperasi.Menyusul
keberhasilan Koperasi Rochdale, pada tahun 1852 telah berdiri sekitar 100 Koperasi
Konsumsi di Inggris. Sebagaimana Koperasi Rochdale, Koperasi-koperasi ini pada
umumnya didirikan oleh para konsumen. Dalam rangka lebih memperkuat gerakan
Koperasi, pada tahun 1862, Koperasi-koperasi konsumsi di Inggris menyatukan diri
menjadi pusat Koperasi Pembelian dengan nama The Cooperative Whole-sale Society,
disingkat C. W. S. Pada tahun 1945, C. W. S. telah memiliki sekitar 200 buah pabrik dan
tempat usaha dengan 9.000 pekerja, yang perputaran modalnya mencapai 55.000.000
poundsterling. Sedangkan pada tahun 1950, jumlah anggota Koperasi di seluruh wilayah
Inggris telah berjumlah lebih dari 11.000.000 orang dari sekitar 50.000.000 orang
penduduk Inggris.
2. Perancis

Perancis dan perkembangan industri telah menimbulkan kemiskkinandan penderitaan


bagi rakyat Perancis. Berkat dorongan pelopor-pelopor mereka seperti Charles Forier,
Louis Blanc, serta Ferdinand Lasalle, yang menyadari perlunya perbaikan nasib rakyat,
para pengusaha kecil di Perancis berhasil membangun Koperasi-koperasi yang bergerak
dibidang produksi. Dewasa ini di Perancis terdapat gabungan Koperasi konsumsi nasional
Perancis (Federation Nationale Dess Cooperative de Consommation), dengan jumlah
koperasi yang tergabung sebanyak 476 buah. Jumlah anggotanya mencapai 3.460.000
orang, dan toko yang di miliki berjumlah 9.900 buah dengan perputaran modal sebesar
3.600 milyar franc/tahun.
3. Jerman

Sekitar tahun 1848, saat inggris dan perancis telah mencapai kemajuan, muncul
seorang pelopor yang bernama F.W.Raiffeisen, walikota di Flammersfield ia menganjurkan
agar kaum petani menyatukan diri dalam perkumpulan simpan pinjam. Setelah melalui
beberapa rintangan, akhirnya Raiffesien dapat mendirikan Koperasi dengan pedoman kerja
sebagai berikut :

1. Anggota Koperasi wajib menyimpan sejumlah uang


2. Uang simpanan boleh dikeluarkan sebagai pinjaman dengan membayar bunga.

4
3. Usaha Koperasi mula-mula dibatasi pada desa setempat agar tercapai
kerjasama yang erat.
4. Pengurusan Koperasi diselenggarakan oleh anggota yang dipilih tanpa
mendapatkan upah.
5. Keuntungan yang diperoleh digunakan untuk membantu kesejahteraan masyarakat

Pelopor Koperasi lainnya dari Jerman ialah seorang hakim bernama H. Schulze
yang berasal dari kota Delitzcsh. Pada tahun 1849 ia mempelopori pendirian Koperasi
simpan-pinjam yang bergerak di daerah perkotaan. Pedoman kerja Koperasi simpan -
pinjam Schulze adalah :

1. Uang simpanan sebagai modal kerja Koperasi dikumpulkan dari anggota

2. Wilayah kerjanya didaerah perkotaan.

3. Pengurus Koperasi dipilih dan diberi upah atas pekerjaannya.

4. Pinjaman bersifat jangka pendek.

5. Keuntungan yang diperoleh dari bunga pinjaman dibagikan kepada anggota.


4. Denmark

Jumlah anggota Koperasi di Denmark meliputi sekitar 30% dari seluruh penduduk.
Denmark. Hampir sepertiga penduduk pedesaan Denmark yang berusia antara 18 s/d 30
tahun balajar di perguruan tinggi. Dalam perkembangannya, tidak hanya hasil-hasil
pertanian yang didistribusikan melalui Koperasi, melainkan meliputi pula barang-barang
kebutuhan sector pertanian itu sendiri. Selain itu, di Denmark juga berkembang Koperasi
konsumsi. Koperasi-koperasi konsumsi ini kebanyak didirikan oleh serikat-serikat pekerja
di daerah perkotaan.

5. Swedia

Salah seorang pelopor Koperasi yang cukup terkemuka dari Swedia bernama Albin
Johansen. Salah satu tindakannya yang cukup spektakuler adalah menasionalisasikan
perusahaan penyaringan minyak bumi yang menurut pendapatnya, dapat dikelola dengan
cara yang tidak kalah efisiennya oleh Koperasi. Pada tahun 1911 gerakan Koperasi di
Swedia berhasil mengalahkan kekuatan perusahaan besar. Pada tahun 1926 Koperasi
berhasil menghancurkan monopoli penjualan tepung terigu yang dimilikki perusahan
swasta.Pada akhir tahun 1949, jumlah Koperasi di Swedia tercatat sebanyak 674 buah
dengan sekitar 7.500 cabang dan jumlah anggota hampir satu juta keluarga. Rahasia
keberhasilan Koperasi-koperasi Swedia adalah berkat program pendidikan yang disusun
secara teratur dan pendidikan orang dewasa di Sekolah Tinggi Rakyat (Folk High School),

5
serta lingkaran studi dalam pendidikan luar sekolah. Koperasi Pusat Penjualan Swedia
(Cooperative Forbundet), mensponsori program-program pendidikan yang meliputi 400
jenis kursus teknis yang diberikan kepada karyawan dan pengurus Koperasi.

2.2 Sejarah Koperasi di Indonesia

2.2.1 Masa sebelum kemerdekaan

Pada masa penjajahan di berlakukan “culturstelsel” yang mengakibatkan penderitaan


bagi rakyat, terutama para petani dan golongan bawah. Peristiwa tersebut menimbulkan
gagasan dari seorang Patih Purwokerto: Raden Ario Wiriaatmadja (1895) seorang pamor
praja di Puworkerto untuk mendirikan sebuah Bank untuk para pegawai negeri dan orang
kecil dalam membantu mengatasi kemelaratan rakyat. Didirikannya juga : rumah-rumah
gadai, lumbang desa, dan bank-bang desa.

Beliau memiliki inisiatif untuk menolong para pegawai yang menderita karena terjerat
oleh para rentenir dengan pinjaman bunga yang tinggi. Patih mendirikan seperti yang
didirikan di Jerman yaitu koperasi kredit modal. Cita-citanya dilanjutkan oleh De Wolfvan
Westerrode (seorang asisten Presiden Belanda), ketika beliau cuti berhasil mengunjungi
Jerman dan mengusulkan pengubahan nama “Bank Pertolongan Tabungan” menjadi “Bank
Pertolongan, Tabungan dan Pertanian” dengan diadakannya pergantian nama bank tersebut,
maka bukan hanya pegawai negeri yang perlu dibantu, melainkan para petani juga. Beliau
pun juga mengusulkan atas perubahan jenis badan usaha tersebut, dari Bank menjadi
Koperasi, dan usul untuk mendirikan lumbung untuk tiap desa supaya para petani dapat
menyimpan hasil panen pada musim panen dan memberikan pinjaman pada saat musim
paceklik. Beliau berusaha menjadikan para lumbung itu menjadi “Koperasi Kredit Padi”
akan tetapi Pemerintahan Belanda tetap berpendirian lain, melainkan membentuk lumbung
desa yang baru, bank-bank desa, rumah gadai dan “Centale Kas” yang sekarang berubah
nama menjadi “Bank Rakyat Indonesia (BRI)”. Adapun alasan pembentukan koperasi
belum bisa di laksanakan pada zaman Pemerintahan Belanda dikarenakan :

1. Belum ada instansi pemerintah ataupun badan non pemerintah yang memberikan
penerangan dan penyuluhan tentang koperasi
2. Belum ada Undang-undang yang mengatur kehidupan koperasi
3. Pemerintah jajahan sendiri masih ragu-ragu menganjurkan koperasi karena pertimbangan
politik, khawatir koperasi itu akan digunakan kaum politik untuk tujuan yang
membahayakan pemerintah jajahan itu.

Mengantisipasi perkembangan koperasi yang sudah mulai menyebar ke masyarakat,


maka Pemerintah Hindia belanda mengeluarkan peraturan perundangan tentang
perkoperasian, dengan tahap sebagai berikut :

6
a. Pertama kali pada tahun 1915 diterbitkan Peraturan Perkumpulan Koperasi No.
43,Pada tahun 1927 diterbitkan peraturan kembali yang mengatur Perkumpulan
Perkumpulan Koperasi bagi golongan Bumiputra No. 91, peraturan ini diberlakukan
bagi golongan Bumiputra.
b. Pada tahun 1933 ditetapkan Peraturan Umum Perkumpulan-Perkumpulan Koperasi
No. 21, peraturan ini diberlakukan bagi golongan yang tunduk kepada tatanan
hukum Barat.

Pada tahun 1908 lahir perkumpulan “Budi Utomo” didirikan oleh Raden Soetomo
yang dalam programnya memanfaatkan sektor perkoprasian untuk menyejahterakan rakyat
miskin, di mulai dengan koperasi industri kecil dan kerajinan. Ketetapan kongres Budi
Utomo di Yogyakarta adalah antara lain: memperbaiki dan meningkatkan kecerdasan
rakyat melalui pendidikan, serta mewujudkan dan mengembangkan gerakan berkoprasi.
Telah didirikan: “ Toko Adil “ sebagai langkah pertama pembentukan koperasi konsumsi.

Pada Tahun 1915 lahir UU Koperasi yang pertama: “Verordening Op De Cooperative


Vereenigining” dengan Koninklijk Besluit, 7 April 1912 stbl 431 yang bunyinya sama
dengan UU bagi rakyat Indonesia, anggaran dasar koperasi tersebut harus dalam Bahasa
Belanda dan dibuat di hadapan notaris.

Pada tahun 1927 dibuat kembali peraturan “Regeling Inlandschhe Cooperatieve” dan
dibentuknya Serikat Dagang Islam dengan tujuan untuk memperjuangkan kedudukan
ekonomi pengusaha-pengusaha pribumi. Pada tahun 1929didirikan Partai Nasional
Indonesia yang memperjuangkan penyebarluasan semangat koperasi. Pada tahun 1933
dikeluarkan UU yang menyerupai UU No. 431 sehingga mematikan usaha koperasi untuk
yang kedua kalinya.

Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia, kemudian Jepang mendirikan koperasi
“Kumiyai”. Awalnya koperasi yang didirikan ini jalan sesuai rencana, namun di kemudian
hari adanya perubahan drastis mengenai fungsi koperasi itu didirikan, yakni menjadi alat
Jepang untuk mengeruk keuntungan dan menyengsarakan rakyat Indonesia

2.2.2 Koperasi di Indonesia setelah merdeka

Pada tanggal 12 Juli 1947, dibentuk SOKRI (Sentral Organisasi Koperasi Rakyat
Indonesia) dalam Kongres Koperasi Indonesia I di Tasikmalaya, sekaligus ditetapkannya
sebagai Hari Koperasi Indonesia.

Pada tahun 1960 dengan Inpres no.2, koperasi ditugaskan sebagai badan penggerak
yang menyalurkan bahan pokok bagi rakyat. Dengan inpres no.3, pendidikan koperasi di
Indonesia ditingkatkan baik secara resmi di sekolah-sekolah, maupun dengan cara informal
melalui siaran media masa,dll yang dapat memberikan informasi serta menumbuhkan
semangat berkoperasi bagi rakyat.

7
Lalu pada tahun 1961, dibentuk Kesatuan Organisasi Koperasi Seluruh Indonesia
(KOKSI).Pada tanggal 2-10 Agustus 1965, diadakan (Musyawarah Nasional Koperasi)
MUNASKOP II yang mengesahkan Undang-Undang koperasi no.14 tahun 1965 di Jakarta.

2.2.3 Koperasi di Indonesia pada zaman orde baru hingga sekarang

Berikut beberapa kejadian perkembangan koperasi di Indonesia pada zaman orde baru
hingga sekarang :

· Pada tanggal 18 Desember 1967, Presiden Soeharto mensahkan Undang-Undang koperasi


no.12 tahun 1967 sebagai pengganti Undang-Undang no.14 tahun 1965.

· Pada tahun 1969, disahkan Badan Hukum terhadap badan kesatuan Gerakan Koperasi
Indonesia (GERKOPIN).

· Pada tanggal 9 Februari 1970, dibubarkannya GERKOPIN dan sebagai penggantinya


dibentuk Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN).

· Pada tanggal 21 Oktober 1992, disahkan Undang-Undang no.25 tahun 1992 tentang
perkoperasian, undang-undang ini merupakan landasan yang kokoh bagi koperasi Indonesia
di masa yang akan datang.

Masuk tahun 2000an hingga sekarang perkembangan koperasi di Indonesia cenderung jalan
di tempat.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

SEJARAH LAHIRNYA KOPERASI


• 1844 di Rochdale Inggris, lahirnya koperasi modern yang berkembang dewasa ini. Th
1852 jumlah koperasi di Inggris sudah mencapai 100 unit
• 1862 dibentuklah Pusat Koperasi Pembelian “The Cooperative Whole Sale Society
(CWS)
• 1818 – 1888 koperasi berkembang di Jerman dipelopori oleh Ferdinan Lasalle,
Fredrich W. Raiffesen
• 1808 – 1883 koperasi berkembang di Denmark dipelopori oleh Herman Schulze
• 1896 di London terbentuklah ICA (International Cooperative Alliance) maka
koperasi telah menjadi suatu gerakan internasional

Sejarah Perkembangan Koperasi di Indonesia


• 1895 di Leuwiliang didirikan pertama kali koperasi di Indonesia (Sukoco, “Seratus
Tahun Koperasi di Indonesia”). Raden Ngabei Ariawiriaatmadja, Patih Purwokerto
dkk mendirikan Bank Simpan Pinjam untuk menolong teman sejawatnya para
pegawai negeri pribumi melepaskan diri dari cengkeraman pelepas uang.
Bank Simpan Pinjam tersebut, semacam Bank Tabungan jika dipakai istilah UU No.
14 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan, diberi nama “De Poerwokertosche
Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Hoofden” = Bank Simpan Pinjam para ‘priyayi’
Purwokerto.
Atau dalam bahasa Inggris “the Purwokerto Mutual Loan and Saving Bank for
Native Civil Servants”
• 1920 diadakan Cooperative Commissie yang diketuai oleh Dr. JH. Boeke sebagai
Adviseur voor Volks-credietwezen. Komisi ini diberi tugas untuk menyelidiki
apakah koperasi bermanfaat di Indonesia.
• 12 Juli 1947, diselenggarakan kongres gerakan koperasi se Jawa yang pertama di
Tasikmalaya
• 1960 Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 140 tentang Penyaluran
Bahan Pokok dan menugaskan koperasi sebagai pelaksananya.
• 1961, diselenggarakan Musyawarah Nasional Koperasi I (Munaskop I) di Surabaya
untuk melaksanakan prinsip Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin

9
• 1965, Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 14 th 1965, dimana prinsip
NASAKOM (Nasionalis, Sosialis dan Komunis) diterapkan di Koperasi. Tahun ini
juga dilaksanakan Munaskop II di Jakarta
• 1967 Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 12 tahun 1967 tentang Pokok
Pokok Perkoperasian disempurnakan dan diganti dengan UU no. 25 tahun 1992
tentang Perkoperasian Peraturan Pemerintah No.9 tahun 1995 tentang kegiatan
Usaha Simpan Pinjam dan Koperasi

3.2 Saran
Setiap organisasi yang terbentuk pasti memiliki sejarah yang mendasari
berdirinya organisasi tersebut. Jadi untuk memahami dasar-dasar yang ada dalam
organisasi hendaknya perlu mengetahui juga sejarah dari didirikannya suatu
organisasi.

10
11

Anda mungkin juga menyukai