Anda di halaman 1dari 23

TEORI MAKRO EKONOMI I

MAKALAH

BAB 14

Ekspetasi: Sarana Dasar

Disusun Oleh:

Kelompok 11

1. 1811011025 Fidya Syarah Afdhola


2. 1851011007 Yovita Riska Ramadhina
3. 1811011063 Alfina Damayanti
4. 1851011009 Ahmad Gusmawan
5. 1311011057 Syauqi Herlambang

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa
ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang
“Ekspetasi: Sarana Dasar”
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, Sekaligus pula kami menyampaikan rasa
terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk Bapak Dr. I Wayan
Suparta,S.E.,M.Si. dan Ibu Tiara Nirmala, S.E.,M.Sc. selaku dosen mata kuliah
Teori Makro Ekonomi I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang
telah menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.
Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu
berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan
terkait Ekspetasi: Sarana Dasar. Selain itu, kami juga sadar bahwa pada makalah
kami ini dapat ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik dan saran untuk
kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali
kali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai
saran yang konstruktif.
Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh
setiap pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.
Kepada Allah SWT. kami mohon ampun.

Bandar Lampung, 15 Mei 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………… ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang………………………………………………. 1
2. Rumusan Masalah………………………………………….. 2
3. Tujuan……………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN

1. Perbedaan Antara Suku Bunga Nominal versus Rill………. 3


2. Suku Bunga Nominal dan Rill, serta Model IS-LM………... 7
3. Pertumbuhan Uang,Inflasi, Suku Bunga Nominal dan Rill… 8
4. Nilai Sekarang yang Didiskontokan yang Diharapkan…….. 14

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan………………………………………………………. 19
2. Saran………………………………………………………………. 20

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsumen yang sedang mempertimbangkan untuk membeli sebuah mobil


harus bertanya: Dapatkah saya dengan mulus meminta pinjaman mobil baru?
Berapa besar kenaikan gaji yang saya harapkan selama beberapa tahun ke
depan? Apakah resesi akan terjadi lagi? Seberapa amankah pekerjaan saya?

Manajer yang mengamati peningkatan penjualan saat ini harus bertanya:


Apakah ini merupakan booming sementara yang harus saya usahakan untuk
dipenuhi dengan kapasitas produksi yang ada? Atau apakah peningkatan
penjualan tersebut akan bertahan lama, sehingga saya harus memesan mesin
baru?

Manajer dana pension yang mengamati booming pasar saham harus


bertanya: Apakah harga saham akan terus naik, atau apakah booming ini
mungkin berakhir mengecewakan? Apakah peningkatan harga saham
menrefleksikan laba perusahaan yang lebih tinggi di masa depan? Apakah
saya harus berbagi ekspetasi tersebut? Apakah saya harus memindahkan
sejumlah dana ke dalam atau ke luar pasar saham?

Contoh-contoh tersebut akan memperjelas bahwa banyak keputusan


ekonomi tidak hanya bergantung pada apa yang terjadi hari ini tetapi juga
pada ekspetasi apa yang akan terjadi di masa depan. Jadi, beberapa keputusan
akan tidak begitu bergnatung pada apa yang terjadi pada saat ini. Sebagai
contoh, mengapa peningkatan penjualan hari ini—jik atidak disertai oleh
ekspetasi penjualan yang terus lebih tinggi di masa mendatang—akan
menyebabkan perusahaan mengubah rencana investasinya? Mesin baru
mungkin menganggur, dan dipenuhi debu.

Hingga sekarang, kita tidak mencurahkan perhatian yang sistematis


terhadap peran ekspetasi. Sebagai contoh, kita membahasnya secara informal
ketika membahas pengaruh kepercayaan konsumen terhadap konsumsi, atau
pengaruh penurunan pasar saham terhadap pengeluaran. Akan tetapi, sudah
waktunya untuk membahasnya secara lebih cermat. Ini adalah apa yang akan
kita lakukan disini.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana konsep pertama, perbedaan suku bunga rill dan suku bunga
nominal?
b. Bagaimana menggunakan perbedaan tersebut untuk membahas kembali
pengaruh pertumbuhan uang terhadap suku bunga?
c. Bagaimana Hal ini menimbulkan hasil yang hasil yang mengejutkan tetapi
penting: Pertumbuhan uang yang lebih tinggi akan menyebabkan suku
bunga nominal yang lebih rendah dalam jangka pendek,tetapi suku bunga
nominal yang lebih tinggi dalam jangka menengah?
d. Bagaimanakah konsep yang kedua, nilai sekarang didiskontokan yang
diharapkan?

1.3 Tujuan
a. Untuk membahas perbedaan antara suku bunga rill dan suku bunga
nominal..
b. Untuk membahas penggunaan pengaruh pertumbuhan uang terhadap suku
bunga.
c. Untuk membahas Pertumbuhan uang yang lebih tinggi akan menyebabkan
suku bunga nominal yang lebih rendah dalam jangka pendek,tetapi suku
bunga nominal yang lebih tinggi dalam jangka menengah.
d. Untuk membahas nilai sekarang didiskontokan yang diharapkan.
BAB II

PEMBAHASAN

14-1. Suku Bunga Nominal versus Riil.

Pada bulan Januari 1981, suku bunga T-bill satu tahun -- suku suku bunga atas
obligasi pemerintah satu tahun – adalah 12,6%. Pada bulan Januari 2006,suku bunga T-
bill satu hanya 4,5%. Walaupun sebagian besar dari kita tidak dapat meminjam pada
suku bunga yang sama seperti pemerintah, suku bunga yang hadapi sebagai konsumen
juga secara substansi lebih rendah pada tahun 2006 daripada di tahun 1981. Jauh lebih
murah untuk meminjam di tahun 2006 daripada tahun 1981. Di tahun 1981,inflasi
adalah sekitar 12%. Di tahun 2006,inflasi adalah sekitar 2%. Hal tersebut tampak
relevan: Suku bunga memberitahukan kita berapa banyak dolar yang harus kita
bayarkan di masa mendatang demi memiliki satu dolar lebih saat ini.

Oleh karena itulah, muncul perbedaan antara suku bunga nominal dan suku
bunga rill :

 Suku bunga diekspresikan dalam istilah dollar (atau, secara lebih umum dalam
unit mata uang nasional) disebut suku bunga nominal ( nominal interest rates).
Suku bunga yang dicetak di halaman merupakan suku bunga nominal. Sebagai
contoh, ketika kita mengatakan bahwa suku bunga T-billsatu tahun adalah 4,5%,
itu berarti atas setiap dolar yang dipinjam pemerintah dengan menerbitkan T-
bill satu tahun, pemerintah berjanji membayar 1.045 dolar per tahun dari
sekarang. Secara lebih umum, jika suku bunga nominal untuk tahun t adalah
it ,maka meminjam 1 dolar tahun ini mengharuskan anda membayar 1 + i t ,
dolar tahun berikutnya.
 Suku bunga diekspresikan dalam istilah sekeranjang barang disebut suku bunga
riil (real interest rates). Jika kita melambangkan suku bunga riil untuk tahun t
dengan rt maka, berdasarkan definisinya, meminjam ekuivalen satu keranjang
barang tahun ini menghasruskan anda membayar ekuivalen 1+rt , keranjang
barang tahun berikutnya.

Gambar 14-1
 Awali dengan tanda panah yang menunjuk ke bawah dibagian kiri bawah
gambar 14-1. Misalkan anda ingin memakan satu pound (setara 0,453 kg) lebih
banyak roti tahun ini. Jika harga satu pound roti tahun ini adalah Pt dolar, untuk
memakan satu pound lebih lebih banyak roti, anda harus meminjam Pt dolar.
 Jika it adalah suku bunga nominal satu tahun-suku bunga dalam istilah dolar-dan
jika anda meminjam Pt dolar, Anda akan harus membayar ( 1 + it ) Pt dolar tahun
berikutnya. Hal ini diekspresentasikan oleh tanda panah dari kiri ke kanan pada
bagian bawah Gambar 14-1.
 Akan tetapi, apa yang Anda pedulikan bukanlah dolar, tetapi pound roti. Jadi,
langkah terakhir melibatkan pengkonversian dolar kembali ke pound roti tahun
e
berikutnya. Misalkan Pt +1adalah harga roti yang Anda harapkan pada tahun
berikutnya. (Huruf e diatas menunjukkan bahwa ini merupakan ekspektasi: Anda
akan membayar kembali berapa hargapada tahun berikutnya). Berapa besar
anda berharap akan membayar kembali tahun depan, dalam istilah pound roti,
sehingga sama dengan (1+it) Pt (jumlah dolar yang harus anda bayar kembali
e
tahun depan) dibagi dengan Pt +1 (harga roti dalam dolar yang diharapkan untuk
e
tahun depan), sehingga (1+it) Pt / Pt +1Ini direpresentasikan oleh tanda panah
yang menunjuk ke atas dibagian kanan bawah Gambar 14-1.

Dengan menempatkan bersama apa yang Anda lihat baik dibagian atas maupun
bagian bawah Gambar 14-1, terlihat bahwa suku bunga rill satu tahun, rt diberikan
oleh:

pt
1+ rt = (1+it) (14.1)
p et+ 1
Hubungan tersebut tampak mengintimidasi. Dua manipulasi sederhana membuatnya
lebih ramah:

 Lambangkan inflasi ynag diharapkan antara t dan t+ 1 dengan π et +1


Dengan mengetahui bahwa hanya ada satu barang-roti-tingkat inflasi yang
diharapkan sama dengan perubahan harga dolar roti yang diharapkan antara
tahun ini dan tahun berikutnya, dibagi dengan harga dolar tahun ini:

e (P¿¿ t+ 1e −Pt )
π t +1 = ¿
Pt
(14.2)
 Dengan menggunakan persamaan (14.2) tulis kembali Pt/Pet+1 , dalam persamaan

(14.1) sebagai 1/(1+ π et +1). Ganti dalam (14.1) untuk memperoleh

1+i t
(1+rt) = (14.3)
1+ π te+1

 Persamaan (14.3) memberikan kita kita hubungan pasti suku bunga riil dengan
suku bunga nominal dan inflasi yang diharapkan. Akan tetapi, ketika suku bunga
nominal dan inflasi yang diharapkan tidak terlalu besar-- misalkan, kurang dari
20% per tahun-aproksimasi yang mendekati persamaan ini diberikan oleh
hubungan yang lebih sederhana.

e
rt = it - π t +1 (14.4)

Perhatikan beberapa implikasi dari persamaan (14.4)

 Jika inflasi yang diharapkan sama dengan nol, suku bunga nominal dan suku
bunga riil adalah sama.
 Karena inflasi yang diharapkan umumnya positif, suku bunga riil pada
umumnya lebih rendah dari suku bunga nominal.
 Untuk suku bunga nominal tertentu, semakin tinggi tingkat inflasi yang
diharapkan semakin rendah suku bunga riil.

Suku bunga nominal dan riil di Amerika Serikat sejak Tahun 1978

Gambar 14-2
Gambar 14-2 menunjukkan jawaban yang memplot baik suku bunga
nominal maupun suku bunga rill sejak tahun 1978. Untuk setiap tahun, suku
bunga nominal adalah suku bunga T-bill satu tahun pada awal tahun berjalan.
Untuk menetapkan suku bunga rill, kita harus mengukur inflasi yang diharapkan –
secara lebih tepat, tingkat inflasi yang diharapkan pada awal setiap tahun. Untuk
setiap tahun, kita menggunakan ramalan inflasi atas tahun tersebut yang
dipublikasikan pada akhir tahun sebelumnya oleh OECD. Sebagai contoh,
ramalan inflasi yang digunakan untuk menetapkan suku bunga rill tahun 2006
adalah ramalan inflasi yang terjadi selama tahun 2006 seperti yang dipublikasikan
oleh OECD di bulan Desember 2005 – 2,2%.

Bahwa suku bunga rill (I - π e) didasarkan pada inflasi yang diharapkan.


Jika inflasi actual ternyata berbeda dari inflasi yang diharapkan, suku bunga rill
yang direalisisasi (1 – π) akan berbeda dari suku bunga rill. Karena alas an
tersebut, suku bunga rill kadang-kadang disebut suku bunga rill ex- ante (sebelum
fakta, sebelum inflasi diketahui). Suku bunga yang direalisasi disebut suku bunga
rill ex-post (setelah fakta, setelah inflasi diketahui).

Gambar 14-2 menunjukkan pentingnya penyesuaian inflasi. Walaupun


suku bunga nominal jauh lebih rendah daripada tahun 1981, suku bunga rill
sebenarnya lebih tinggi di tahun 2006 daripada tahun 1981 : Suku bunga rill
adalh sekitar 2% di tahun 2006 dan sekitar 0,0% di tahun 1981. Dengan kata lain,
walaupun terjadi penurunan yang besar atas suku bunga nominal, pinjaman secara
actual lebih mahal di tahun 2006 daripada 1981. Hal ini diakibatkan oleh fakta
bahwa inflasi (dan bersamaan dengannya, inflasi yang diharapkan) telah menurun
secara stabil sejak awal 1980an.
14-2 Suku Bunga Nominal dan Rill, serta Model IS-LM

 Pertama ambil hubungan IS. Pembahasan di bagian 14-1 memastikan


bahwa perusahaan, dalam emmutuskan berapa banyak investasi yang akan
dilakukan, memperhatikan suku bunga rill : Perusahaan memproduksi
barang, Perusahaan ingin mengetahui berapa banyak yang akan harus
dibayar kembali, bukan dalam istilah dolar, tetapi dalam bentuk barang.
Jadi, yang masuk dalam hubungan IS adalah suku bunga rill. Misalkan r
melambangkan suku bunga rill. Jadi, hubungan IS harus dimodifikasi
untuk membaca :
Y= C(Y-T) +I(Y,r)+ G (14.5)

Pengeluaran investasi dank arena itu permintaan akan barang, bergantung


pada suku bunga rill.

 Kembali ke hubungan LM. Ketika kita menderivasi hubungan LM, kita


mengasumsikan bahwa permintaan akan uang bergantung pada suku bunga.
Suku bunga nominal, suku bunga akan mempengaruhi permintaan akan
uang. Ketika orang memutuskan apakah akan memegang uang atau
obligasi, mereka akan memperhitungkan biaya oportunitas memegang
uang dan bukan obligasi—biaya oportunitas adalah apa yang mereka
korbankan dengan memgang uang daripada obligasi. Uang membayar
suku bunga nominal nol. Obligasi membayar suku bunga nominal sebesar
I. Karena itu, biaya oportunitas memgang uang adalah sama dengan
perbedaan antara suku bunga karena memegang obligasi dikurangi bunga
karena memegang uang, sehingga i-0=I , yang merupakan suku bunga
nominal. Karena itu, hubungan LM masih diberikan oleh
M
=Y L(i)
P
Dengan menempatkan bersama persamaan IS di atas dengan
persamaan ini dan hubungan antara suku bunga rill dan suku bunga
nominal, model IS-LM yang diperluas akan diberikan oleh
Hubungsn IS : Y= C (Y-T)+ I(Y,r) + G
M
Hubungan LM: =Y L(i)
P
Suku bunga rill: r= I - π e

Perhatikan implikasi segera 3 hubungan tersebut :


 Suku bunga yang dipengaruhi secara langsung oleh kebijakan
moneter (suku bunga yang masuk ke dalam persamaan LM ) adalah
suku bunga nominal.
 Suku bunga yang mempengaruhi pengeluaran dan output (suku
bunga yang masuk ke dalam hubungan IS ) adalah suku bunga rill.
 Jadi, pengaruh dari kebijakan moneter terhadap output karenanya
bergantung pada bagaimana pergerakan suatu suku buinga nominal
diterjemahkan ke dalam pergerakan suku bunga rill.

14-3 Pertumbuhan Uang, Inflasi, Suku Bunga Nominal dan Rill

“Keputusan the Fed untuk mengizinkan pertumbuhan uang yang lebih


tinggi merupakan factor utama di balik penurunan suku bunga selama enam bulan
terakhir” (sekitar tahun 1981).

“Nominasi sebagai ketua Federal Reserve dari dua ekonom berhaluan kiri,
yang keduanya dipersepsikan bersikap lunak terhadap inflasi, telah menyebabkan
pasar keuangan khawatir menyangkut pertumbuhan uang yang lebih tinggi, inflasi
yang lebih tinggi, dan suku bunga yang lebih tinggi di masa depan.” (sekitar bulan
Mei 1994). Dua ekonom Alam Blinder, dari Princeton, dan Janet Yellen, dari
Berkeley, sekarang adalah wakil ketua the Fed.

Terdapat dua kunci jawaban perbedaan antara jangka panjang dan jangka
menengah, sebagai berikut:

1. Pertumbuhsn uang yang lebih tinggi menimbulkan suku bunga nominal


yang lebih rendah dalam jangka pendek tetapi suku bunga nominal yang
lebih tinggi dalam jangka menengah.
2. Pertumbuhan uang yang lebih tinggi menimbulkan suku bunga rill lebih
rendah dalam jangka pendek tetapi tidak memiliki pengaruh terhadap suku
bunga rill dalam jangka menengah.

Membahas Kembali Model IS-LM

Gambar 14-3

Kurva IS dan LM yang berhubungan digambar 14-3 untuk nilai


P,M,G,dam Ttertentu serta untuk tingkat inflasi yang diharapkan tertentu
πe
 Kurva IS masih memiliki kemiringan yang menurun. Untuk tingkat
inflasi yang diharapkan tertentu ( π e), suku bunga nominal dan suku
bunga rill bergerak bersama. Jadi, penurunan suku bunga nominal
akan menimbulkan penurunan yang sama atas suku bunga rill,
yang menyebabkan peningkatan pengeluaran dan output.
 Kurva LM memiliki kemiringan yang menaik: Berdasarkan stok
uang, peningkatan output, yang menyebabkan peningkatan
permintaan akan uang, memerlukan peningkatan suku bunga
nominal.
 Ekuilibrium berada pada perpotongan kurva IS dan LM, yaitu titik
A, dengan tingkat output YA, suku bunga nominal iA. Berdasarkan
suku bunga nominal, suku bunga rill rA diberikan oleh rA= iA - π e

Suku Bunga Nominal dan Rill dalam Jangka Pendek


Kebijakan moneter dalam jangka pendek bahwa peningkatan uang
nominal semakin cepat tidak akan dapat ditandingi oleh peningkatan yang
sama atas tingkat harga. Dengan kata lain, laju pertumbuhan uang nominal
yang lebih tinggi akan menyebabkan, dalam jangka pendek, peningkatan
stok uang rill,(M/P).
Peningkatan stok uang rill menyebabkan pergeseran kurva LM ke
bawah, dari yaitu LM ke LM’:: untuk tingkat output tertentu, peningkatan
stok uang rill menyebabkan penurunan suku bunga nominal. Jika kita
mengansumsikan – yang tampaknya menarik akal—bahwa orang dan
perusahaan tidak merevisi ekspetasi inflasinya dengan

Gambar 14-4

Segera, kurva IS tidak bergeser: berdasarkan inflasi yang diharapkan, suku


bunga nominal tertentu berhubungan dengan suku bunga rill yang sama
dengan tingkat pengeluaran serta output yang sama.
Ekonomi bergerak menurut kurva IS , dan ekuilibrium bergerak
dari A ke B output lebih tinggi, suku bunga nominal lebih rendah dan
berdasarkan inflasi yang diharapkan,sedmikian juga suku bunga rill.

Dalam jangka pendek, ketika laju pertumbuhan uang naik,M/P


naik. Baik maupun r turun dan Y naik.

Suku Bunga Nominal dan Rill dalam Jangka Menengah


Dalam jangka menengah, ouput kembali ke tingkat output alami,
Yn. Kita akan mengabaikan pertumbuhan output dan mengansumsikan
bahwa Yn tingkat output alami, bersifar konstan dengan berlalunya waktu.

Hal ini memiliki implikasi yang bersifat langsung atas apa yang
terjadi dengan suku bunga rill. Lihat kembali persamaan IS

Y= C(Y-T)+ I(Y,r)+G

Salah satu cara untuk mempertimbangkan hubungan IS adalah bahwa hal


tersebut memberitahukan kita, untuk nilai G dan T tertentu, berapa suku bunga rill
r yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat pengeluaran tertentu, sehingga
tingkat output tertentu Y. Sebagai contoh, jiks output sama dengan tingkat output
alam Yn maka untuk nilai G dan T tertetntu,suku bunga rill harus sedemikian rupa
sehingga

Yn = C(Yn-T) + I(Yn,,r)+G

Karena kita menggunakan kata “alami” untuk melambangkan tingkat output


dalam jangka menengah, dapat disebut sebagai suku bunga rill alami (natural
real interest rate) dan melambangkannya dengan rn. Kemudian dalam jangka
menengah, output kembali ke tingkat alaminya Yn , memiliki implikasi langsung
bagi suku bunga rill.

Dalam jangka menengah, suku bunga rill kembali ke suku bunga alami, r n. Ini
independen dari laju pertumbuhan uang.

 Dalam jangka menengah, tingkat inflasi sama dengan laju pertumbuhan


uang.

Ingat kembali hubungan antara suku bunga nominal dan suku bunga rill:

i= rn + π e

Dalam jangka menengah, suku bunga rill sama dengan suku bunga alami, rn.
inflasi yang diharapkan sama dengan inflasi actual (orang tidak memiliki
ekspetasi yang salah atas inflasi selamanya). Hal itu menyatakan:
i = rn + π

Sekarang, karena inflasi sama dengan pertumubuhan uang dalam jangka


menengah, kita memperoleh:

I = rn +gM

Dalam jangka menengah, suku bunga nominal sama dengan suku bunga
alami ditambah laju pertumbuhan uang. Jadi, dalam jangka menengah,
peningkatan pertumbuhan uang menyebabkan peningkatan yang smaa atas
suku bunga nominal. Dalam jangka menengah, pertumbuhan uang tidak
mempengaruhi suku bunga rill, tetapi mempengaruhi baik inflasi maupun suku
bunga nominal satu demi satu.

Peningkatan pertumbuhan uang nominal yang permanen, misalkan 10%,


pada akhirnya direfleksikan dalam peningkatan tingkat inflasi sebesar 10%,
dan peningkatan suku bunga nominal sebesar 10% -- suku bunga rill tidak
berubah. Hasil tersebut—bahwa, dalam jangka menengah, suku bunga
nominal meningkat sebandung dengan inflasi—yang dikenal sebagai efek
Fisher (Fisher Effect) atau hipotesis Fisher (Fisher hypothesis). Mengikuti
Irving Fisher, seorang ekonom di Yale University yang pertama kali
menyatakannya dan logikanya pada abad keduapuluh.

Dari Jangka Pendek hingga Jangka Menengah

Peningkatan pertumbuhan moneter (ekspansi moneter) menimbulkan


penurunan suku bunga nominal dalam jangka pendek, tetapi peningkatan suku
bunga nominal dalam jangka menengah. Dalam jangka pendek, suku bunga
rill dan suku bunga nominal keduanya turun. Mengapa tidak tetap turun
selamanya? Jawaban singkatnya : Karena suku bunga yang rendah
menimbulkan permintaan yang lebih tinggi, yang menyebabkan output lebih
tinggi pada akhirnya menyebabkan inflasi yang lebih tinggi, inflasi yang lebih
tinggi pada gilirannya akan menimbulkan penuruan stok uang rill dan
peningkatan suku bunga.
Penjelasannya:

 Selama suku bunga rill berada di bawah suku bunga rill alami—itu berarti,
nilai yang berhubungan dengan tingkat output alami—output lebih tinggi
dari tingkat output alami, dan pengangguran berada di bawah tingkat
alaminya.
 Dari hubungan kurva Philips, bahwa selama pengangguran berada di
bawah tingkat pengangguran alami, inflasi akan naik.
 Ketika inflasi naik, hal ini pada akhirnya akan lebih tinggi dari
pertumbuhan uang nominal, yang menimbulkan pertumbuhan uang rill
yang negatif. Ketika pertumbuan uang rill negatif,suku bunga nominal
mulai naik. Dan, berdasarkan inflasi yang diharapkan, demikian juga
dengan suku bunga rill.
 Dalam jangka menengah, suku bunga rill naik kembali ke nilai awalnya.
Output kemudia kembali ke tingkat output alami, pengangguran kembali
ke tingkat pengangguran alami, dan inflasi tidak lagi berubah. Ketika suku
bunga rill berkonvergensi kembali ke nilai awalnya, suku bunga nominal
berkonvergensi ke nilai baru yang lebih tinggi, sama dengan suku bunga
rill ditambah laju pertumbuhan uang nominal baru yang lebih tinggi.

Gambar 14-5

Gambar 14-5 meringkas hasil tersebut dengan menunjukkan penyesuaian


selama beberapa waktu dari suku bunga rill dan suku bunga nominal terhadap
peningkatan pertumbuhan uang nominal dari, misalkan t. Sebelum waktu t,
kedua suku bunga itu bersifat konstan dan sama satu sama lain.
Bukti tentang Hipotesis Fisher

Terdapat dua jenis bukti, antara lain:

1. Hubungan antara suku bunga nominal dan inflasi antarnegara. Hubunga


ini hanya terjadi dalam jangka menengah, tidak boleh mengharapkan
inflasi dan suku bunga nominal mendekati satu sama lain di salah satu
negara pada setiap waktu, tetapi hubungan tersebut harus secara rata-rata.
2. Hubungan antara suku bunga nominal dan inflasi setelah beberapa waktu
di negara tertentu.

Sekali lagi, hipotesis Fisher tidak menyiratkan bahwa keduanya harus


bergerak bersama dari tahun ke tahun. Akan tetapi, hal ini menunjukkan
bahwa ayunan inflasi yang lama pada akhirnya akan direfleksikan dalam
ayunan serupa pada suku bunga nominal.

14-4 Nilai Sekarang yang Didiskontokan yang Diharapkan

Nilai sekarang yang didiskontokan yang diharapkan dari urutan


pembayaran sama dengan nilai tahun ini dari urutan pembayaran yang diharapkan,
ini bergantung secara posutuf pada ekspetasi pembayaran saat ini dan pembayaran
yang diharapkan dimasa depan dan secara negatif pada suku bunga saat ini dan
masa depan yang diharapkan.

Menghitung Nilai Sekarang yang Didiskontokan yang Diharapkan

Gambar 14-7

Jika Anda meminjamkan 1/(1+ it) dolar tahun ini. Anda akan
menerima1/(1+ it) dikalikan (1+ it) =1 dolar tahun berikutnya. Demikian juga, jika
Anda meminjam 1/(1+ it) dolar tahun ini, Anda harus membayar kembali tepat
satu tahun berikutnya. Jadi, satu dolar tahun berikutnya bernilai 1/(1+ it) dolar
tahun ini.

Secara lebih formal, bahwa 1/(1+ it) adalah nilai sekarang yang
didiskontokan dari satu dolar ke depan. Kata “sekarang” berasal dari fakta bahwa
nilai pembayaran tahun depan dalam dolar hari ini. Kata “diskonto” berasal dari
fakta bahwa nilai tahun depan didiskontokan, dengan 1/(1+ it) sebagai factor
diskonto (discount factor) (suku bunga nominal satu tahun, it, kadang-kadang
disebut tingkat diskonto (discount rate).

Karena suku bunga nominal selalu positif, factor diskonto selalu kurang
dari 1: Satu dolar tahun depan bernilai lebih sedikit dari satu dolar tahun ini.
Semakin tinggi suku bunga nominal, semakin rendah nilai hari ini dari satu dolar
yang diterima tahun depan. Untuk dolar yang diterima dua tahun dari sekarang,
diasumsikan bahwa suku bunga satu tahun saat ini dan di masa mendatang
diketahui dengan pasti. Misalkan it adalah suku bunga nominal tahun ini it+1
adalah suku bunga nominal satu tahun untuk tahun depan.

Nilai sekarang yang didiskontokan dari satu dolar dua tahun dari
sekarang adalah sama dengan 1/(1+ it)(1+ it+) dolar.

Rumus Umum

Nilai sekaranng yang didiskontokan dari urutan pembayaran ini—yaitu


nilai dolar saat ini dari urutan pembayaran—yang akan disebut $Vt dinyatakan
dengan:

1 1
$Vt = $zt + $zt+1 + $z + …
(1+i t ) (1+i t )(1+i t+1 ) t+2

Setiap pembayaran di masa depan dikalikan dengan masing-masing factor


diskontonya. Semakin lama pembayaran, semakin kecil factor diskonto, sehingga
nilai saat ini dari pembayaran lama tersebut semakin kecil. Dengan kata lain,
pembayaran di masa depan didiskontokan lebih besar, sehingga nilai yang
sekarang didiskontokan dari pembayaran masa depan lebih rendah.

Secara formal, lambing pembayaran yang diharapkan tahun depan dengan

$ z et+1, pembayaran yang diharapkan 2 tahun dari sekarang dengan $ z et+2 dan
seterusnya. Demikian juga, lambing suku bunga nominal yang diharapkan dengan
i et +1 dan seterusnya. Nilai yang sekarang didiskontokan dari urutan pembayaran
yang diharapkan dinyatakan dengan

1 1
$Vt = $zt + $ z et+1+ $ ze + … (14.6)
(1+i t ) (1+i t )(1+i et+1 ) t+2

“Nilai sekarang yang didiskontokan yang diharapkan”yang sering digunakan nilai


sekarang yang didiskontokan (present discount value) atau cuku dengan nilai
sekarang (present value).

Suku Bunga Konstan

1 1
$ z et+1+ e
$Vt = $zt + e 2 $ z t+2 + … (14.7)
(1+i t ) (1+i t )(1+i t+1 )

Nilai sekarang adalah rata-rata tertimbang jumlah pembayaran saat ini


dan masa depan yang diharapkan,dengan bobot yang menurun secara geometris
sepanjang waktu. Bobot pembayaran tahun ini adalah1, sementara bobot atas
pembayaran n tahun dari sekarang adalah (1/(1+i)n.

Suku Bunga Konstan dan Pembayaran

Pertimbsngkan urutan pembayaran yang sama- sebut saja $z tanpa indeks


waktu—selama n tahun.

$Vt = $ z ¿]

Karena suku pada ekspresi dalam tanda kurung merupakan deret


geometric, kita dapat menghitung jumlah dari deret itu dan memperoleh:
1−[1/(1+i)n ]
$Vt = $z
1−¿ ¿ ¿

Suku Bunga Konstan dan Pembayaran Selamanya

1 1
$Vt = $ z+ 2
$ z +…
( 1+i ) (1+i)

1 1
= [ 1+ + …] $z
(1+i) (1+i)

Baris kedua diperoleh dengan mengeluarkan factor yang sama, yaitu 1/(1+i).
Persamaan ini merupakan jmulah geometric tidak terhingga. Sehingga kita dapat
menggunakan sifat jumlah geometric untuk menulis ulang nilai sekarang sebagai

1 1
$Vt = $z
1+ i ¿ ¿

Atau dengan menyederhanakan, sebagai berikut

$z
$Vt =
t

Nilai sekarang dari urutan pemnbayaran yang konstan $z sama dengan $z


terhadap suku bunga,i.

Suku Bunga Nol

Suku bunga sama dengan nol, jika i = 0 maka 1/(1+i) sama dengan 1.
Dengan demikian pula (1/(1+i)n) untuk setiap pangkat n. Nilai sekarang yang
didiskontokan dari urutan pembayaran yang diharapkan hanya merupakan jumlah
dari pembayaran yang diharapkan tersebut. Karena suku bunga umumnya
positif,mengansumsikan suku bunga nol hanyalah sebuah aproksimasi dan
berguna untuk melakukan hitungan kasar.

Suku Bunga Nominal versus Riil,dan Nilai Sekarang


1 1
$Vt = $zt + $ z et+1+ e $ z et+2 + … (14.6)
(1+i t ) (1+i t )(1+i t+1 )

Kemudian

1 1
Vt = zt + z et +1 + e z et +2 (14.8)
(1+r t ) (1+r t )(1+. r t +1)

Kedua cara perhitungan niali sekarang itu ternyata ekuivalen. Itu berarti
nilai rill yang diperoleh dengan membentuk $Vt dengan menggunakan persamaan
(14.6) dan membagi dengan Pt tingkat harga. Adalah sama dengan nilai rill Vt
yang diperoleh dari persamaan 14.8 sehingga

$Vt / Pt = Vt

Dalam menghitung nilai sekarang dari urutan pembayaran ada dua cara, yakni

1. Menghitungnya sebagai nilai sekarang dari urutan pembayaran yang


diekspresikan dalam dolar, yang didiskontokan dengan menggunakan
suku bunga nominal, dan kemudian dibagi dengan tingkat harga hari
ini.
2. Menghitungnya sebagai nilai sekarang dari urutan pembayaran yang di
ekspresikan dalam istilah rill, yang didiskontokan dengan
menggunakan suku bunga rill.
BAB III

Penutup

3-1 Kesimpulan

Suku bunga nominal memberitahukan kita seberapa besar dolar yang akan
kita perlukan untuk membayar kembali di masa depan sebagai pertukaran atas
satu dolar hari ini. Suku bung rill memberitahukan kita seberapa banyak barang
yang kita perlukan untuk membayar kembali di masa depan sebagai pertukaran
atas satu barang hari ini. Suku bunga rill kurang lebih sama dengan suku bunga
nominal dikurangi inflasi yang diharapkan. Keputusan investasi pada suku bunga
rill. Pilihan antara uang dan obligasi bergantung pada suku bunga nominal. Jadi,
suku bunga rill terlibat dalam hubungan IS , sementara suku bunga nominal
terlibat dalam hubungan LM.

Dalam jangka pendek,peningkatan pertumbuhan uang akan menurukan


baik suku bunga nominal maupun suku bnnga rill. Dalam jangka menengah,
peningkatan pertumbuhan uang tidak mempengaruhi suku bunga rill, tetapi
meningkatkan suku bunga nominal dengan proporsi yang sebanding. Proporsi
bahwa, dalam jangka menengah,perubahan inflasi direfleksikan satu dmei satu
dalam perubahan suku bunga nominal dikenal sebagai Efek Fisher atau hipotesis
Fisher. Bukti empiris menunjukkan bahwa, walaupun diperlukan waktu yang
lama, perubahan inflasi pada akhirnya direfleksikan dalam perubahan suku bunga
nominal.

Nilai sekarang yang didiskontokan yang diharapkan dari urutan


pembayaran sama dengan nilai tahun ini dari urutan pembayaran yang diharapkan.
Ini bergantung secara positif pada ekspetasi pembayaran saat ini dan pembayaran
yang diharapkan di masa depan dan secara negatif pada suku bunga saat ini dan
masa depan yang diharapkan.

Ketika mendiskontokan urutan pembayaran nominal saat ini dan masa


depan yang diharapkan, seseorang harus menggunakan suku bunga nominal saat
ini dan masa depan yang diharapkan. Dalam mendiskontokan urutan pembayaran
rill saat ini dan masa depan yang diharapkan, seseorang harus menggunakan suku
bunga rill saat ini dan masa depan yang diharapkan.

3-2 Saran

Sebaiknya kita menyisihkan sebagian pendapatan kita untuk ditabung,


agar dimasa depan kita mempunyai simpanan harta yang bisa digunakan, ketika
perekonomian sedang tidak stabil.

DAFTAR PUSTAKA

Blanchard, Olivier. 2015.MakroEkonomi Edisi Keenam. Jakarta : Penerbit


Erlangga

Anda mungkin juga menyukai