Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi sosial merupakan usaha untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui berbagai kelompok sosial. Kekerabatan juga berkaitan erat dengan pengertian perkawinan dalam suatu masyarakat karena perkawinan merupakan inti atau dasar pembentuk suatu komunitas atau organisasi sosia. Definisi perkawinan tersebut juga dapat diperluas dengan karena mengandung unsur unsurlain seperti jenis perkawinan, prinsip jodoh yang ideal, adat menetap, keluarga batih dan keluarga luas. Berdasarkan pendekata sosiologi sastra roman ini dianalisis mengenai kemampuan mempertimbangkan segi sosial berupa perubahan sosial, dan lembaga sosial (agama, adat istiadat, hukum sosial terhadap karya sastra) dan lain sebagainya. sehingga karya sastra tersebut mampu hidup dan dipertahankan oleh masyarakat. Di dalam roman ini mengandung unsur budaya sistem kekerabatan dan organisasi berupa adat menetap. Di kehidupan masyarakat metropolitan unsur – unsur budaya yang dianut tidak menunjukkan perbedaan yang relavan dengan adat dan budaya dalam kehidupan masyarakat dahulu. Meskipun mereka hidup serba modern namun mereka tetap mengemban budaya yang sama dengan nenek moyang atau leluhur mereka. bahwasannya seorang istri harus tetap tinggal dan menetap dikediaman suami hal ini tergambar pada kutipan berikut ini:
“...”nah, kalau demikian, paling lama ia akan bekerja dua tahun
kalau ia sudah bersuami tentu ia akan tinggal dirumahnya itulah kesudahannya sebagai perempuan” maka tuti berubah mendengar kata pamannya itu, tahu benar ia jika ucapan yang terakhir itu sengaja ditunjjukan kepadanya. Ia hendak berkata hendak menjawab ...” (Sutan Takdir A.1936:137)
Dari kutipan diatas dari kutipan novel tersebut menunjukan jika
seorang wanita yang sudah menikah haus menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri untuk tinggal dirumah suami dan mengurus segela keperluannya. menikah adalah fase yang harus dijalani setiap orang. Bahkan hal ini sudah menjadi adat istiadat bahkan hukum sosial yang sangat kuat dan menganggap pernikahan adalah tradisi untuk memperkuat prinsip kekerabatan. perkawinan merupakan suatu nilai hidup untuk meneruskan keturunan, mempertahankan silsilah dan kedudukan sosial yang bersangkutan bahkan sudah menjadi hukum sosial bahwasannya seorang istri harus menjadi bayangan suami dan tinggal bersamanya untuk menjalankan kewajiban. Adat menetap yang dianut dalam roman ini ialah adat Virilokal yaitu adat yang menetapkan seorang pengantin harus tinggal disekitar pusat kediaman kerabat suami. budaya inilah yang diangkat dalam roman Layar terkembang melalui ucapan Parta (paman tuti). Bahwasannya kesudahan dan tangung jawab wanita ialah tinggal bersama sang suami. Meskipun masyarakat metropolitan sangat kental dengan budaya modern mereka tetap berpegang tegah dengan budaya yang telah dianut sejak dahulu bahkan mereka menganggap hal ini sebagai suatu keharusan atau hukum adat yang harus dijalankan setiap wanita untuk tinggal dan menjankan kewajiban sebagai seorang istri.
B. Sistem ekonomi atau mata pencaharian
Unsur budaya berupa sistem ekonomi, mata pencaharian, atau aktivitas ekonomi di Dalam suatu masyarakat menjadi satu fokus penting. Dalam pendekatan sosiologi sastra roman ini dianalisis mengenai kemampuan mempertimbangkan segi sosial berupa perubahan sosial, dan lembaga sosial (agama, adat istiadat, hukum sosial terhadap karya sastra) dan lain sebagainya. jika dianalisis dengan pendekatan sosiologi sastra dalam novel layar terkembang terdapat unsur budaya sistem ekonomi masyarakat metropolitan yang lebih memilih menjadi seorang pekerja kantor dengan gaji besar dan hidup serba berkemudahan berbeda dengan sistem ekonomi masyarakat tradisional yang bekerja dengan bercocok tanam, berburu, beternak, dan menangap ikan hal ini digambarkan dalam kutipan berikut ini : “...tetapi menurut dugaan saya usaha itu untuk sekarang payahlah akan berhasil. Kaum terpelajar kita belum pandai menghargai pertanian, seorang ang menamatkan sekolah mulo masih jauh lebih suka menjadi magang yang bergaji lima belas rupiah sebulan, dengan tiada mempunyai harapan yang nyata dari pada pergi mengerjakan tanah atau berternak di desa..jangab lagi disebut pergi ke tanah rimba yang lebat. Masakan termakan oleh akal. Seorang yang tiada pernah memegang pacul atau parang ia harus banyak memiliki uang untuk mengupah kuli untuk mengerjkan pekerjaan berat dan merebah hutan...” (Sutan Takdir A.1936:243)
Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwasannya pemuda pemuda
terpelajar yang hidup di lingkungan atau dikota metropolitan lebih memilih pekerjaan yang mudah menurut sudut pandang mereka tanpa mencangkul dan melakukan berbagai pekerjaan berat bahkan diantara mereka rela menjadi seorang magang dibandingkan harus bekerja di desa dan bercocok tanam hal ini digambarkan dalam percakapan saleh dan yusuf. Saleh adalah seorang lelaki terpelajar yang besar dan tumbuh di lingkungan masyarakat modern, hidup di kota metropolitan tidak merubah pemikirannya dalam memahami unsur budaya masyarakat desa dalam sudut pandang perekonomian. Ia memutuskan untuk tinggal di desa bersama sang istri, mencari nafkah dengan bercocok tanam dan beternak Bahkan menangkap ikan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini sungguh terbalik dengan sudut pandang pemuda kota yang digambarkan saleh, mereka lebih memilih pekerjaan ringan dikota meskipun harus menjadi magang, hal ini jika dianalisis dengan pendekatan sosiologis tergambar jelas mengenai unsur – unsur budaya masyarakat kota yang sudah mengikuti kehidupan modernitas dan meninggalkan adat serta budaya zaman dahulu untuk mencari nafkah dengan bercocok tanam. C. Kesenian Kesenian berkaitan erat dengan rasa keindahan (estetika) yang dimiliki oleh setiap manusia dan masyarakat. Rasa keindahan ini yang melahirkan berbagai bentuk seni yang berbeda antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain berdasarkan jenisnya seni dibagi menjadi seni rupa, seni musik, seni tradisional dan seni modern di dalam roman Layar terkembang ini juga mengangkat salah satu unsur kesenian yang dibuktikan dengan kutipan berikut ini :
“...pemandangan tentang seni mendapat pukulan yang hebat
pertunjukan sandyakala ning majapahit yang lain benar dengan pertunjukan biasa diperlihatkan dalam keramaian yang lain amat berat mengguris kalbunya jarang perasaan semesrea itu memenuhi hatinya, menyamai kemesraan selama penghidupannya sebagai perempuan pergerakan yang melakukan seluruh pekerjaan dengan penuh jiwa.betapa besarnya pengaruh seni yang dahulu sering diejeknya itu atas jiwa manusia, sementara itu ketakjubannya bukan ketakjuban biasa melainkan perasaan ketakjuban akan keindahan sandiwara itu yang memberatkan suatu perasaan...” (Sutan Takdir A.1936:156)
Berdasarkan kutipan diatas dapat diperoleh bahwasannya kesenian begitu
mendarah daging dalam kehidupan masyarakat bahkan dengan seni manusia dapat tergugah hatinya hal ini dibuktikan dengan sikap keras tuti seorang wanita organisasi yang susah mendapatkan rasa kagum terhadap sesuatu, seketika dapat takjub dan tergugah hatinya dengan adanya sandiwara tersebut. Unsur- unsur budaya kesenian di dalam roman Layar terkembang lebih menganut budaya modernitas hal ini dibuktikan dengan adanya pertunjukan sandiwara akan tetapi jika kita telisik lebih lanjut dengan pendekatan sosiologi sastra yang mempertimbangkan segi sosial berupa perubahan sosial, dan lembaga sosial (agama, adat istiadat, hukum sosial terhadap karya sastra) dan lain sebagainya. Dapat diperoleh satu unsur budaya tradisional yang dipadukan dengan budaya modern dalam kehidupan masyarakat metropolitan ini. Masyarakat metropolitan memilih jenis seni sandiwara yang tergolong pertunjukan modern atau penampilan seni yang berbau modernitas akan tetapi hal ini dipadukan dengan budaya tradisonal karena pemilihan cerita yang diambil berdasarkan kisah zaman lampau yang digambarkan dalam novel Layar terkembang ini. mereka mengangkat cerita sandyakala ning majapahit yang dibungkus dengan pertunjukan sandiwara modern. Hal ini membuktikan jika masyarakat perkotaan menghargai dan melestarikan budaya tradisional meskipun mereka menganut budaya modernitas yang berkembang di kehidupan mereka.