BAGIAN
KEEMPAT
ARTISTIK
Artistik berkait dengan kehdiran keindahan aspek visual dan auditif dalam sebuah
pertunjukan. Tim artistik adalah orang-orang yang membantu sutradara dalam mengurus
(1) panggung atau pentas (stage), (2) setting atau dekorasi, (3) tatalampu/sinar lighting (4)
tatasuara/sound effect, (5) kostum (kostum), dan tatarias wajah (make up).
A. Panggung/Pentas
Panggung adalah tempat pementasan drama berlangsung. Ada tiga jenis
panggung dalam pentas drama.
1. Panggung Proskenium atau panggung konvensional, yaitu bentuk panggung
yang menggunakan batas depan. Panggung lebih tinggi dan jarak antara
pemain dan penonton dibatasi. Contoh bangunan gedung teater ada panggung
dan tempat penontonnya. Semua gedung pertunjukan biasanya berbentuk
proskenium. Selain untuk pentas teater,gedung proskenium biasanya juga
digunkan untuk pentas tari dan musik.
2. Dalam panggung proskenium ada bagian wing di bagian kiri dan kanan
panggung. Pada bagian belakang panggung terdapat lorong untuk jalan
pemain sebelum mereka masuk dalam panggung.
3. Panggung teater arena yaitu tidak berbentuk panggung, tetapi sejajar dan
dekat dengan penonton. Pentas arena dapat berbentuk U, L, O, segitiga, segi
empat dan disesuaikan dengan keinginan sutradara. Dalam panggung ini
menuntut aktor bermain profesional dan kuat, bahkan mampu
berimproviasasi. Jika melakukan kesalahan dalam dialog dan lakuan, dalam
teater arena tidak ada pembisik. Jarak antara pemain dan penonton sangat
dekat, bahkan bisa berkomunikasi.
4. Panggung terbuka yaitu pentas di udara terbuka atau di luar gedung. Pentas
ini menarik karena memiliki latar alami seperti candi (misalnya untuk pentas
Sendratari Ramayana di Candi Prambanan), di bawah pohon, di bagian
Dian Risdiawati
Gb 2. Pentas Arena
Gb 3. Pentas Proscenium
B. Setting/Dekorasi
Setting atau dekorasi adalah pemandangan latar belakang (background)
tempat pementasan. Background dapat berupa sebuah gerbong kereta api,
jembatan, rumah bordil, jalan raya, pos gardu ronda, kamar periksa di rumah sakit,
kantor polisi, café, penjara, dsb. Dekorasi adalah semua perabot
Dian Risdiawati
rumah/kantor/tempat lain berupa perabot rumah, lukisan dan segala anasir benda
dan suasana yang memberikan makna latar cerita. Setting juga tidak mesti harus
berwujud perabotan rumah tetapi juga bisa berupa level (kayu berundak) yang
disusun secara estetis. Setting juga bisa berupa siluet dan cahaya. Jika pentas
dilakukan di gedung pertunjukan maka dinding gedung adalah dekorasi. Jika
pentas dimainkan di arena, maka candi, pohon, monument adalah dekorasi.
Dekorasi diklasifikasi dari struktur setting, lokasi visualisasi, dan watak
desainnya. Dari struktur setting terdapat (a) drop dan wings, dekorasi digantung di
pentas belakang (drop), sementara di sisi kiri dan kanan sayap terbuka untuk
keluar masuk aktor (wing), (b) box : sisi kiri dan kanan pentas tertutup dinding
sehingga aktor keluar masuk melalui pintu khusus.
Ditinjau dari lokasi visualisasinya terdapat dekorasi interior yaitu dekorasi
yang menggambarkan keadaan ruang tertutup dan dekorasi eksterior dekorasi
yang menggambarkan di luar ruangan. Dalam teater tertentu, sebelum masuk
panggung tertutup penonton sudah disuguhi dekorasi eksterior seperti foto, bau-
bauan, misalnya kemenyan, wewangian, lentera, dll untuk mengantar ke gedung
pertunjukan. Eksterior di luar gedung bisa memberi kesan magis, romantik,
historis, dan sebagainya.
Ditinjau dari watak desain terdapat dekorasi naturalis yang meniru imitasi
alam. Misalnya rumah di desa, bangunan mall, kamar di rumah sakit, sudut
penjara, terali penjara, dst. Dekorasi impresionis yang me- lukiskan hal-hal yang
berkarakter, untuk mewakili keseluruhan naskah. Misalnya dalam Drama Kode-
Kode Davinci (Saduran Novel Daninci Code) dekorasi berupa sebuah ruang
Gereja dengan penanda salib bercahaya dan ada patung dan suster sedang bedoa
dengan kostum suster biara. Dekorasi simbolisme, melukiskan dekorasi dengan
berbagi symbol. Mi- salnya dalam Naskah Sidang Para Setan Karya Joko
Umbaran, simbol ke- rajaan setan yang takut menjadi manusia disimbolkan
dengan tempat yang tinggi bercahaya kemerahan dengan singgaraja penghulu
setan.
C. Tata Lampu/Lighting
Dian Risdiawati
E. Kostum
Kostum merupakan pakaian dan perlengkapan yang melekat pada tubuh
aktor. Kostum dapat membantu menghidupkan karakter tokoh. Sebelum berdialog
pun penonton dapat mengambarkan karakter dari kostum yang dipakai aktor.
Kostum dapat juga membantu gerak aktor. Aktor dapat melakukan stage
bussisness (gerak-gerak kecil) di panggung memanfaatkan kostum.
Bagian-bagian kostum dapat dibedakan : (1) pakaian dasar, kostum yang
kelihatan atau tidak kelihatan seperti korset, stagen, (2) sepatu, sepatu sangat
penting sebagai kostum karena mempengaruhi cara bergerak dan cara berjalan.
Sepatu boot, sepatu tumit tinggi, yang dipakai wanita berbeda dengan sepatu
kanvas. (3) pakaian tubuh pakaian yang dilihat penonton berupa blus, rok, kemeja,
celana, dipakai aktor sesuai warna, watak dan usianya, (4) pakaian kepala perupa
topi, mahkota, kopiah, gaya rambut, sanggul, gelung, wig. Pakaian kepala harus
seuai dengan kostum tubuh dan rias wajah, dan (5) kostum pelengkap, yaitu
kostum yang memberi efek yang beum dicapai dalam kostum lain seperti jenggot,
kumis, kaus tangan, ikat pinggang, tas, kacamata, sapu tangan, pipa, tongkat, dsb.
Fungsi kostum selain memperkuat karakter juga membantu akting aktor untuk
menumbuhkan atmosfer sedih, gembira, cemburu, resah, gelisah, takut, dan
sebagainya.
Dian Risdiawati
Pada dasarnya kostum dapat dibedakan dalam kostum sehari- hari dan
kostum budaya. kostum sehari-hari digunakan oleh para professional seperti
pekerja kantor, guru, ustadz, pastor, petani, buruh, pemulung, montir, hakim,
jaksa, polisi, tentara, direktur, dokter, preman, dan sebagainya. Kostum budaya
digunakan oleh etnis dan budaya tertentu seperti kostum Jawa, Minang, Batak
China, Arab, Jepang, Korea, Bali, Barat, Bugis, Sunda, Makasar, Papua, dan
sebagainya.
dan Korea pasti mata lebih sipit dipandingkan dengan orang Asia Tenggara
terlebih orang Eropa dan Amerika.
3. Harmonisasi Antara sinar dan bayangan. Harmonisasi keduanya melahirkan
aspek keindahan.
Hal yang harus diperhatikan dalam make aup wajah adalah menggunakan
alat-alat kosmetika yang tidak membahayakan kesehatan wajah dan mudah
dibersihkan dengan susu pembersih.
Dalam merias wajah dibagi menjadi rias wajah sehari-hari, dan merias
dengan memberi karakter jahat, cantik, luka, seram, tergores, tesayat, dan
sebagainya. Misalnya merias wajah seram kuntilanak, hantu, dracula, merias
suster “ngesot” merias tangan yang terluka, merias wajah bekas sayatan, dan
sebagainya.