Anda di halaman 1dari 206

i

dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK


semester 1
i
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
Dilindungi Undang-Undang

Disclaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka
implementasi Kurkulum Merdeka Belajar 2021. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai
pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Buku ini
dipergunakan dalam tahap awal penerapan Kurikulum Merdeka Belajar 2021. Buku ini merupakan
“dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui dan dimutakhirkan sesuai dengan
dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan dialamatkan kepada
penulis melalui alamat surel buku@kemdikbud.go.id diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku
ini

Buku Teks Siswa Dasar-Dasar Broadcasting dan Perfilman


untuk Kelas X SMK/MAK

Penulis
Ady Wicaksono
Hendra Budi Santoso

Penelaah
Tomy Widiyatno

Ilustrator
Ramadhian Sanjaya
Ady Wicaksono

Desain Sampul
Ady Wicaksono

Penata Letak (Desainer)


Fatchur Fauzi Saputra

Penyunting
Ary Agung Wibowo

Penyelia
Pusat Kurikulum dan Perbukuan

Penerbit
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan
Jalan Jenderal Sudirman Gedung E Lantai 12-13, Senayan, Jakarta 10270

Cetakan pertama. 2021


ISBN : ISBN : 978-623-6199-92-3

Isi buku ini menggunakan huruf Tahoma, 8/9/10/12pt


206 Hlm.: 17,6 x 25 cm

ii
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Sehubungan dengan telah terbitnya Keputusan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 165/M/2021 tentang Program
Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK), Direktorat SMK,
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi telah menyusun contoh perangkat
ajar.
Perangkat ajar merupakan berbagai bahan ajar yang digunakan oleh
pendidik dalam upaya mencapai Profil Pelajar Pancasila dan capaian
pembelajaran. Perangkat ajar meliputi buku teks pelajaran, modul ajar,
video pembelajaran, modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan
Budaya Kerja, serta bentuk lainnya. Pendidik dapat menggunakan
beragam perangkat ajar yang relevan dari berbagai sumber. Pemerintah
menyediakan beragam perangkat ajar untuk membantu pendidik yang
membutuhkan referensi atau inspirasi dalam pengajaran. Pendidik
memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih, dan memodifikasi
perangkat ajar yang tersedia sesuai dengan konteks, karakteristik, serta
kebutuhan peserta didik.
Buku ini merupakan salah satu perangkat ajar yang bisa digunakan
sebagai referensi bagi guru SMK dalam mengimplementasikan
Pembelajaran dengan Paradigma Baru. Buku teks pelajaran ini digunakan
masih terbatas pada SMK Pusat Keunggulan.
Selanjutnya, Direktorat SMK mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang terlibat dalam penyusunan buku ini mulai dari penulis,
penelaah, reviewer, edistor, ilustrator, desainer, dan pihak terkait lainnya
yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga buku ini bermanfaat
untuk meningkatkan mutu pembelajaran pada SMK Pusat Keunggulan.

Jakarta, Juli 2021


Direktur SMK

iii
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
PRAKATA
Terciptanya sumber daya manusia yang kreatif, adaptif, kompetitif
agar tidak ketinggalan dari perkembangan dunia yang semakin menglobal
sudah menjadi tujuan pendidikan kejuruan saat ini. Perkembangan
teknologi berimbas pada pesatnya perkembangan teknologi komunikasi
radio, televisi dan film. Konsekuensi yang muncul besarnya peluang
kebutuhan tenaga kerja (SDM) penyiaran dan produksi program radio, TV
dan produksi film. Dalam rangka tujuan tersebut, pemerintah
mengembangkan kurikulum sedemikian rupa untuk memenuhi standar
kompetensi lulusan pendidikan kejuruan. Dalam rangka mendukung
program tersebut, maka buku sumber dengan judul Dasar-dasar
Broadcasting dan Perfilman disiapkan agar dapat dimanfaatkan para
peserta didik bidang penyiaran dan produksi program radio, TV dan
Produksi Film sebagai buku sumber pembelajaran.
Buku Dasar-dasar Broadcasting dan Perfilman merupakan
kumpulan elemen pada Program Keahlian Broadcasting dan Perfilman.
Buku ini berisi dasar-dasar mata pelajaran untuk penguasaan kompetensi
pada produksi dan siaran program radio, produksi siaran dan program
televisi, produksi film dan program televisi dan produksi film.
Buku ini dibuat dengan tujuan untuk menambah pengetahuan
tentang komunikasi, media dan peralatan audio visual, media digital,
fotografi, pencahayaan, tata kamera, tata artistik, tata suara, editing, dan
estetika audio visual bagi peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan
khususnya kompetensi keahlian Produksi dan Penyiaran program radio,
TV dan Produksi Film. Selain itu juga sebagai tambahan wawasan bagi
peserta didik tentang profesi, technopreneur, peluang usaha dan dunia
kerja, perkembangan teknologi serta isu-isu global terkait broadcasting
dan perfilman.
Saran dan masukan sangat diharapkan bagi penulis, agar dapat
meningkatkan mutu buku ini, agar dapat menjadi bahan rujukan peserta
didik yang semakin baik.

Penulis

iv
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................... i
HALAMAN DISKLAIMER .................................................................. ii
KATA PENGANTAR …. ...................................................................... iii
PRAKATA ........................................................................................ iv
DAFTAR ISI …. ................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR …. ..................................................................... ix
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU …. ................................................ xiii
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................ 1
A. RASIONAL ........................................................................ 2
B. CAKUPAN ATAU RUANG LINGKUP....................................... 3
C. TUJUAN MATA PELAJARAN ............................................... 3
D. PENDEKATAN/STRATEGI PEMBELAJARAN .......................... 4
E. MEDIA PEMBELAJARAN ..................................................... 4
F. PROSES PEMBELAJARAN ................................................... 5
G. EVALUASI PEMBELAJARAN ................................................ 5
H. PETA KONSEP MATA PELAJARAN ....................................... 6
BAB 2. JENIS MEDIA AUDIO VISUAL ......................................... 7
PETA KONSEP MATERI PEMBELAJARAN .................................. 8
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ................................................... 9
APERSEPSI ..................................................................... 10
B. MEDIA AUDIO VISUAL .................................................... 11
1. INDUSTRI AUDIO VISUAL .......................................... 11
2. DASAR KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI MASSA ........... 19
3. SEJARAH PERKEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL ....... 28
4. KLASIFIKASI JENIS MEDIA AUDIO VISUAL .................. 39
5. FUNGSI MEDIA AUDIO VISUAL .................................. 51
C. RANGKUMAN .................................................................. 51
D. REFLEKSI ....................................................................... 54
E. EVALUASI ....................................................................... 54
F. PENGAYAAN .................................................................... 56
BAB 3. PERALATAN AUDIO VISUAL … ...................................... 57
PETA KONSEP MATERI PEMBELAJARAN ................................ 58

v
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
A. TUJUAN PEMBELAJARAN … .............................................. 59
APERSEPSI ..................................................................... 60
B. PERALATAN AUDIO VISUAL ............................................ 61
1. MIKROFON DAN KAMERA .......................................... 61
2. JENIS DAN FUNGSI PERALATAN AUDIO VISUAL .......... 76
3. STANDARD OPERATIONAL PROCEDURES DAN PERAWATAN
PERALATAN AUDIO VISUAL ........................................ 89
4. SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA (SMK3) ........................................................... 90
C. RANGKUMAN .................................................................. 92
D. REFLEKSI ....................................................................... 94
E. EVALUASI ....................................................................... 94
F. PENGAYAAN .................................................................... 95
BAB 4. MEDIA DIGITAL ............................................................ 97
PETA KONSEP MATERI PEMBELAJARAN ................................. 98
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ................................................. 99
APERSEPSI ..................................................................... 100
B. MEDIA DIGITAL ........................................................... 101
1. PENGERTIAN .......................................................... 101
2. PERKEMBANGAN MEDIA DIGITAL ............................. 102
3. JENIS MEDIA DIGITAL ............................................. 105
4. FORMAT FILE DAN KOMPRESI DATA ......................... 109
5. REGULASI MEDIA DIGITAL ...................................... 120
C. RANGKUMAN ................................................................ 122
D. REFLEKSI ..................................................................... 124
E. EVALUASI ..................................................................... 125
F. PENGAYAAN .................................................................. 125
BAB 5. FOTOGRAFI DASAR .................................................... 127
PETA KONSEP MATERI PEMBELAJARAN .............................. 128
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ............................................... 129
APERSEPSI ................................................................... 130
B. FOTOGRAFI DASAR ...................................................... 131
1. DEFINISI DAN SEJARAH FOTOGRAFI ......................... 132
2. JENIS FOTOGRAFI .................................................... 134
3. PERALATAN FOTOGRAFI ........................................... 139
4. TEKNIK FOTOGRAFI ................................................. 150

vi
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
5. PENCAHAYAAN ......................................................... 158
C. RANGKUMAN ................................................................ 162
D. REFLEKSI ..................................................................... 164
E. EVALUASI ..................................................................... 164
F. PENGAYAAN .................................................................. 166
DAFTAR RUJUKAN ....................................................................... 167
DAFTAR LINK GAMBAR ............................................................... 171
GLOSSARIUM ........................................................................... 175

vii
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
viii
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Peta Konsep Mata Pelajaran ......................................... 6
Gambar 2.1. Peta Konsep Materi Pelajaran ....................................... 8
Gambar 2.2. Storyboard ................................................................ 10
Gambar 2.3. Ilustrasi pesan tanda asap .......................................... 19
Gambar 2.4. Lukisan Gua Prasejarah .............................................. 20
Gambar 2.5. Relief Candi Borobudur ............................................... 20
Gambar 2.6. Hieroglyph ................................................................ 21
Gambar 2.7. Huruf Pallawa ............................................................ 21
Gambar 2.8. Ilustrasi Evolusi Komunikasi ........................................ 22
Gambar 2.9. Hubungan antar komponen komunikasi ...................... 23
Gambar 2.10. Teks Komunikasi Non Verbal ..................................... 25
Gambar 2.11. Ilustrasi Komunikasi non Verbal ................................ 26
Gambar 2.12. Perapatan dan perenggangan udara .......................... 29
Gambar 2.13. Gelombang sinusoidal suara...................................... 30
Gambar 2.14. Frekwensi audible .................................................... 31
Gambar 2.15. Ambang dengar telinga manusia ............................... 32
Gambar 2.16. Kecepatan Suara ...................................................... 33
Gambar 2.17. Media Cetak ............................................................. 40
Gambar 2.18. Media Elektronik....................................................... 45
Gambar 2.19. Mohammed ibn-Musa al-Khowarizmi.......................... 48
Gambar 2.20. Ilustrasi Media Digital ............................................... 49
Gambar 3.1. Peta Konsep Materi Pelajaran ..................................... 58
Gambar 3.2. Mikrofon dan Kamera ................................................. 61
Gambar 3.3. Konstruksi mikrofon dynamic ...................................... 62
Gambar 3.4. Mikrofon Dynamic ...................................................... 62
Gambar 3.5. Konstruksi Mikrofon Condenser ................................... 63
Gambar 3.6. Mikrofon Condenser ................................................... 63
Gambar 3.7. Konstruksi Mikrofon Ribbon ........................................ 63
Gambar 3.8. Mikrofon Ribbon......................................................... 64
Gambar 3.9. Mikrofon omnidirectional ........................................... 64
Gambar 3.10. Mikrofon bidirectional ............................................... 64
Gambar 3.11. Mikrofon unidirectional ............................................. 65
Gambar 3.12. Mikrofon shotgun ..................................................... 65
Gambar 3.13. Mikrofon lavaliere ..................................................... 65
Gambar 3.14. Mikrofon boom dengan aksesorisnya ......................... 66
Gambar 3.15. Headset Microphone ................................................. 66
Gambar 3.16. Desk Microphone ..................................................... 67
Gambar 3.17. Boundary Microphone ............................................... 67

ix
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Gambar 3.18. Long-distance Microphone ........................................ 68
Gambar 3.19. Camera Control Unit ................................................. 68
Gambar 3.20. Lensa Kamera Studio ................................................ 69
Gambar 3.21. Lensa kamera ENG/EFP ............................................ 69
Gambar 3.22. Kamera Studio ......................................................... 69
Gambar 3.23. Kamera ENG dan EFP ............................................... 70
Gambar 3.24. Kamera EFP ............................................................. 67
Gambar 3.25. Kamera Sinema (body only) ...................................... 72
Gambar 3.26. Kamera Sinema dengan lensa ................................... 73
Gambar 3.27. Kamera Sinema........................................................ 74
Gambar 3.28. Lensa Sinema .......................................................... 75
Gambar 3.29. Audio Mixer Radio .................................................... 77
Gambar 3.30. Playback audio ......................................................... 77
Gambar 3.31. Software Siaran Radio .............................................. 78
Gambar 3.32. Studio Monitor Speaker ............................................ 78
Gambar 3.33. Headphones ............................................................ 78
Gambar 3.34. Hybrid Phone ........................................................... 79
Gambar 3.35. Studio Transmitter Link ............................................ 79
Gambar 3.36. Antena pemancar ..................................................... 80
Gambar 3.37. Saluran transmisi ..................................................... 80
Gambar 3.38. Studio Spotlight ....................................................... 81
Gambar 3.39. Studio Floodlight ...................................................... 81
Gambar 3.40. TV Studio Audio control ............................................ 82
Gambar 3.41. TV Switcher ............................................................. 83
Gambar 3.42. Film Sound Recorder ................................................ 84
Gambar 3.43. Film lighting ............................................................. 85
Gambar 3.44. Lampu Blonde .......................................................... 85
Gambar 3.45. Lampu Fresnel ......................................................... 85
Gambar 3.46. Lampu Tungsten ...................................................... 86
Gambar 3.47. Lampu HMI .............................................................. 86
Gambar 3.48. Lampu Fluorescent ................................................... 87
Gambar 3.49. Lampu LED .............................................................. 87
Gambar 4.1. Peta Konsep Materi Pembelajaran .............................. 98
Gambar 4.2. Tipografi Media Digital ............................................. 101
Gambar 4.3. Ilustrasi E-Book ....................................................... 105
Gambar 4.4. Teknologi Hologram ................................................. 106
Gambar 4.5. Media Sosial ............................................................ 106
Gambar 4.6. Iklan di Layar Raksasa ............................................. 106
Gambar 4.7. Pilihan streaming Penyiaran ...................................... 107
Gambar 4.8. Media Interaktif. ...................................................... 107
Gambar 4.9. Museum dengan pengalaman imersif ........................ 108

x
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Gambar 4.10. Virtual Reality ........................................................ 108
Gambar 4.11. Augmented Reality ................................................. 104
Gambar 4.12. Konversi data Analog-Digital ................................... 110
Gambar 4.13. Video Analog Format Kaset ..................................... 115
Gambar 4.14. Optical Disc ........................................................... 116
Gambar 5.1. Peta Konsep Materi Pembelajaran ............................. 128
Gambar 5.2. Karya Fotografi “Everyday: The First 5000 Days” ....... 130
Gambar 5.3. Kamera Obscura ...................................................... 132
Gambar 5.4. Pinhole Camera........................................................ 183
Gambar 5.5. Portrait Photography ................................................ 134
Gambar 5.6. Fotografi jurnalistik .................................................. 134
Gambar 5.7. Fotografi Fashion ..................................................... 135
Gambar 5.8. Fotografi Olahraga ................................................... 135
Gambar 5.9. Fotografi Still Life ..................................................... 136
Gambar 5.10. Fotografi Editorial ................................................... 136
Gambar 5.11. Fotografi Arsitektural .............................................. 139
Gambar 5.12. Kamera Saku ......................................................... 139
Gambar 5.13. Kamera Prosumer .................................................. 140
Gambar 5.14. Kamera Mirrorless .................................................. 140
Gambar 5.15. Kamera DSLR......................................................... 140
Gambar 5.16. Kamera Aksi........................................................... 141
Gambar 5.17. Kamera Medium ..................................................... 141
Gambar 5.18. Bagian Kamera Analog ........................................... 142
Gambar 5.19. Bagian Kamera Digital ............................................ 144
Gambar 5.20. Lensa Standar ........................................................ 147
Gambar 5.21. Lensa Sudut Lebar ................................................. 147
Gambar 5.22. Lensa Mata Ikan .................................................... 147
Gambar 5.23. Lensa Tele ............................................................. 148
Gambar 5.24. Lensa Zoom ........................................................... 148
Gambar 5.25. Aperture ................................................................ 150
Gambar 5.26. Ilustrasi Shutter Speed ........................................... 151
Gambar 5.27. Ilustrasi ISO........................................................... 152
Gambar 5.28. Ilustrasi DOF Sempit .............................................. 153
Gambar 5.29. Ilustrasi DOF Lebar ................................................ 153
Gambar 5.30. Ilustrasi Framing .................................................... 154
Gambar 5.31. Angle kamera dalam Fotografi ................................ 155
Gambar 5.32. Panning ................................................................. 156
Gambar 5.33. Zoom .................................................................... 156
Gambar 5.34. Slow action ............................................................ 156
Gambar 5.35. Stop action ............................................................ 157
Gambar 5.36. Rule of Third .......................................................... 157

xi
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Gambar 5.37. Golden Ratio .......................................................... 158
Gambar 5.38. White Balance ........................................................ 159
Gambar 5.39. Three Points Lighting ............................................. 160

xii
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
PETUNJUK
PENGGUNAAN

Buku yang kalian baca ini merupakan buku pelajaran Dasar-dasar


Broadcasting dan Perfilman. Buku ini diharapkan bisa menjadi
panduan bagi kalian untuk memperluas cakrawala keilmuan,
meningkatkan kompetensi dan mengukur penguasaan kompetensi kalian.
Penguasaan yang dimaksud, tentu saja berkaitan dengan Broadcasting
dan Perfilman. Terdapat beberapa materi yang saling berkaitan satu
dengan yang lain. Diantara kalian ada yang berkonsentrasi pada
kompetensi keahlian Produksi dan Siaran Progran Radio, Produksi
dan Siaran Program Televisi, Produksi Film dan Televisi, dan juga
Produksi Film. Dengan materi yang beragam, diharapkan konten yang
ada mampu memberikan dasar bagi kalian pada 4 (empat) kompetensi
keahlian yang dimaksud.

Dalam mempelajari buku ini, ada beberapa hal yang harus kalian cermati:

1. Pahami terlebih dahulu bagian Tujuan Pembelajaran, agar kalian


memahami tujuan capaian bab yang kalian pelajari
2. Cermati peta konsep dari bab yang kalian pelajari, sehingga kalian
bisa memahami peta materi yang akan dipelajari
3. Selalu diskusikan materi yang kurang dipahami dengan guru mata
pelajaran, juga dengan teman sebaya
4. Pada bagian pengayaan, kalian bisa menambah wawasan dengan
tambahan pengetahuan. Bagian ini berisi tautan yang bisa kalian
akses, atau juga bisa berupa QR Code, yang bisa kalian pindai melalui
gadget kalian, untuk bisa terhubung secara online dengan sumbernya.

xiii
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
5. Refleksi Kegiatan yang dapat dilakukan oleh peserta didik maupun
guru di akhir kegiatan pembelajaran untuk mengevaluasi kegiatan
belajar mengajar
6. Aktifitas mandiri berisi kegiatan kalian untuk berlatih memahami
materi secara individual
7. Aktifitas kelompok merupakan kegiatan untuk memahami
materi secara berkelompok
8. Rangkuman merupakan bagian yang berisi ringkasaan dari materi
pokok didalam bab yang bersangkutan.
9. Capaian kalian dapat diukur pada bagian penilaian, yang diberikan
dalam beberapa jenis penilaian
10. Penilaian Akhir Semester merupakan bagian yang berisi evaluasi
kompetensi kaian dalam satu semester

xiv
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
2021
Buku Teks Siswa Dasar-Dasar Broadcasting dan Perfilman | Pendahuluan
SMK/MAK Kelas X Semester 1

Penulis: Ady Wicaksono dan Hendra Budi Santoso


ISBN: 978-623-6199-92-3 (PDF)

1
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
A. RASIONAL
Dunia broadcasting, baik radio maupun televisi, serta dunia film
merupakan representasi dari usaha manusia untuk berkomunikasi
dengan manusia lain. Dalam kehidupan sekarang, komunikasi sudah
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

Dasar-dasar Broadcasting dan Perfilman merupakan kumpulan mata


pelajaran pada Program Keahlian Broadcasting dan Perfilman yang
penting untuk diberikan. Mata pelajaran ini berisi dasar-dasar mata
pelajaran untuk penguasaan kompetensi pada produksi dan siaran
program radio, produksi siaran dan program televisi, produksi film dan
program televisi dan produksi film.

Mata pelajaran Dasar-dasar Broadcasting dan Perfilman diharapkan


dapat menumbuhkan kreativitas, mengasah kepekaan estetis dan
teknis, dan sensitivitas terhadap fenomena alam dan lingkungan
kehidupan. Peserta didik mengamati fenomena alam serta kehidupan
secara objektif dan imajinatif, melakukan eksplorasi atau eksperimen
untuk mengolah media audio visual dengan estetis, kreatif, dan
imajinatif. Dengan ini, peserta didik didorong untuk menemukan fakta-
fakta, membangun konsep, melakukan eksplorasi secara prosedural,
serta membangun nilai-nilai baru secara mandiri.

Masing-masing materi memuat soft skills untuk berfikir kritis dan


memecahkan masalah, kreativitas dan inovasi, kerjasama,
keterampilan komunikasi serta sadar prosedur kerja dan prosedur
teknis. Aspek hard skills merepresentasikan penguasaan spesifik
sesuai pekerjaan di dunia kerja serta integritas, yakni kejujuran,
determinasi untuk bekerja keras, inspiratif, sehat, berakhlak mulia,
bertanggungjawab, cinta tanah air, dan mengembangkan
keterampilan untuk hidup mandiri. Maka dengan demikian, mata
pelajaran ini diberikan memberi pemahaman peserta didik mengenai
tanggung jawab pribadi, kelompok dan tanggung jawab sebagai
makhluk ciptaan Tuhan dalam rangka membangun Profil Pelajar
Pancasila yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

2
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
berakhlak mulia, bernalar kritis, mandiri, kreatif, bergotong royong dan
peduli terhadap lingkungan.

B. CAKUPAN ATAU RUANG LINGKUP


Ruang lingkup mata pelajaran Dasar-dasar Broadcasting dan Perfilman
meliputi:
1. Profesi dalam industri broadcasting dan perfilman yang sedang
berkembang dan proses bisnis dalam broadcasting dan perfilman
2. Perkembangan teknologi di industri dan dunia kerja dan isu-isu
global terkait broadcasting dan perfilman
3. Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)
dalam proses produksi
4. Profil technopreneur, peluang usaha dan dunia kerja/profesi dalam
industri broadcasting dan perfilman
5. Prototype produksi Siaran Program Radio, Produksi Siaran dan
Program Televisi, Produksi Film dan Program Televisi serta Produksi
Film
6. Teknik dasar proses produksi pada industri broadcasting dan
perfilman
7. Jenis-jenis Audio Visual, Peralatan Audio Visual, Media Digital,
Fotografi Dasar, Tata Kamera Dasar, Tata Artistik Dasar, Tata
Suara Dasar, Editing Dasar, dan Estetika Seni Audio Visual.

C. TUJUAN MATA PELAJARAN

Mata pelajaran Dasar-dasar Broadcasting dan Perfilman bertujuan


membekali peserta didik dengan dasar-dasar pengetahuan,
keterampilan, dan sikap (hard skill dan soft skill), serta terkait dengan
kompetensi kejuruan serta perkembangan teknologi komunikasi audio
visual meliputi:

1. Memahami profesi dan proses bisnis yang sedang berkembang


dalam industri broadcasting dan perfilman;
2. Memahami perkembangan teknologi di industri dan dunia kerja dan
isu-isu global terkait broadcasting dan perfilman;
3. Memahami dan menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan Hidup (K3LH) dalam proses produksi;

3
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
4. Memahami profil technopreneur, peluang usaha dan dunia
kerja/profesi dalam industri broadcasting dan perfilman;
5. Memahami prototype Produksi dan Siaran Program Radio, Produksi
Siaran dan Program Televisi, Produksi Film dan Program Televisi
serta Produksi Film secara kreatif dan inovatif berdasarkan tren
pasar masa kini dan akan datang;
6. Memahami teknik dasar proses produksi pada industri broadcasting
dan perfilman;
7. Mengoperasikan peralatan audio video;
8. Menggunakan media digital;
9. Memahami dasar-dasar fotografi, tata kamera, tata artistik, tata
suara dan editing; dan
10. Memahami estetika seni audio visual.

D. PENDEKATAN/STRATEGI PEMBELAJARAN
Mata pelajaran Dasar Broadcasting dan Film merupakan mata
pelajaran yang menjadi fondasi Program keahlian Broadcasting dan
Film, serta salah satu mata pelajaran pada program keahlian
Broadcasting Radio, Televisi, Produksi Film dan Produksi Film dan
Program Televisi. Mata pelajaran ini mempunyai beberapa materi ajar
yang beragam, yang dipelajari melalui pengetahuan dan praktik,
dengan porsi dominan pada pemahaman dan penekanan softskill,
serta memiliki dinamika yang tinggi karena selalu terkait dengan
perkembangan teknologi. Berakar pada budaya bangsa untuk
membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang,
sehingga peserta didik merupakan pewaris budaya bangsa yang
kreatif.

E. MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran merupakan alat bantu yang dipergunakan untuk
menyampaikan materi ajar kepada peserta didik. Media ini bisa berupa
media fisik atau non fisik.

4
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
F. PROSES PEMBELAJARAN

Materi untuk mata pelajaran ini disampaikan dalam proses


pembelajaran yang diberikan secara interaktif. Pelaksanaan
pembelajaran menggunakan berbagai variasi model pembelajaran,
antara lain model pembelajaran project-based learning, problem based
learning, dan model-model pembelajaran lainnya sesuai dengan
karakteristik materi, serta metode pembelajaran yang menyenangkan
dan menumbuhkan kemandirian, seperti diskusi, observasi,
eksperimen, peragaan/demonstrasi. Pembelajaran Dasar-dasar
Broadcasting dan Perfilman dimungkinkan untuk dapat diterapkan
secara sistem blok (block system) disesuaikan dengan karakteristik
elemen yang dipelajari.

G. EVALUASI PEMBELAJARAN
Evaluasi pembelajaran diberikan dengan tujuan untuk mengukur
capaian belajar peserta didik. Capaian tersebut disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan. Kegiatan evaluasi ini
diberikan dengan melalui penugasan, uji petik kerja maupun lisan atau
tertulis, baik itu bersifat individu maupun kelompok. Penilaian meliputi
aspek pengetahuan (tes dan non tes), sikap (observasi) dan
keterampilan (proses, produk dan portofolio).

5
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
PETA KONSEP
MATA PELAJARAN

Sebelum kalian masuk ke materi pembelajaran, ada baiknya kalian pelajari


dahulu peta materi seperti tergambar dibawah. Peta materi tersebut
merupakan runtutan materi yang akan kalian pelajari pada semester 1 dan
semester 2.

SEMESTER 1

Industri
Tata kamera dasar
audio visual

jenis-jenis media
Tata suara dasar
audio visual

peralatan audio
Dasar editing
visual

Estetika Media digital


Audio visual

Fotografi dasar
SEMESTER 2

Gambar 1.1. Peta Konsep Mata Pelajaran

6
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
2021
Buku Teks Siswa Dasar-Dasar Broadcasting dan Perfilman | Media Audio
Visual
SMK/MAK Kelas X Semester 1

Penulis: Ady Wicaksono dan Hendra Budi Santoso


ISBN:

7
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
PETA KONSEP
MATERI PELAJARAN

Sebelum kalian masuk ke materi pembelajaran, ada baiknya kalian


pelajari dahulu peta materi seperti tergambar dibawah. Peta materi
tersebut merupakan runtutan materi yang akan kalian pelajari pada bab
2 ini.

industri audio
visual
1

komunikasi dan
komunikasi massa 2

klasifikasi
perkembangan
media 3 jenis media
audio visual
\
jenis media 3
audio visual 4

fungsi media
audio visual 5
Gambar 2.1. Peta Konsep Materi Pelajaran

8
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
A. Tujuan Pembelajaran
Dengan menambah rujukan melalui kegiatan literasi, menggali informasi
secara offline dan online, berdiskusi dan bekerjasama dengan teman
kalian, serta mensimulasikan materi, diharapan kalian mampu
mengklasifikasikan jenis media audio visual dengan
mengidentifikasi:
1. Industri audio visual
2. Komunikasi dan komunikasi massa
3. Perkembangan media
4. Jenis media audio visual
5. Fungsi media audio visual

Klasifikasi ini tidak hanya berdasarkan memori kalian, namun bisa


menerapkannya dengan menunjukkan sikap sosial yang baik.

Pada bab 2 ini, kalian akan mempelajari materi mengenai industri audio
visual, komunikasi, perkembangan media, juga jenis media audio visual.
Mengapa kalian mempelajarinya? Karena bagaimanapun, semuanya
berkaitan dengan hal-hal mendasar yang akan kalian pelajari di bidang
penyiaran radio, televisi dan produksi film. Kalian juga akan menemukan
kaitan materi dengan bagaimana menerapkannya dengan
bertanggungjawab, dan sesuai dengan norma sosial yang harus kita taati.

Bagaimana perkembangan teknologi dibidang penyiaran radio,


televisi dan film memberikan kontribusi terhadap perkembangan
QUESTION isu global?

Seberapa kuatnya perkembangan komunikasi merubah budaya


masyarakat?

Bagaimanakah perkembangan industri penyiaran dan film?

Profesi apakah yang menarik dalam industri penyiaran dan film?

Kata Kunci
komunikasi, suara, audio visual, persistence of vision,
media digital, radio, broadcasting, film

9
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Dibawah ini terdapat storyboard dan contoh
treatment dari skenario film. Coba kalian cermati.
APERSEPSI

Gambar 2.2. Storyboard

1. STASIUN. EXT – SIANG


Kita berada didalam stasiun kereta api, nampak gerbong
kereta dijalurnya. Didepan salah satu pintu gerbong,
dengan anak tangga kecil, nampak petugas berseragam
berjaga. Kita melihat beberapa orang lalu lalang
didepan gerbong, membawa travel bag dorong, ada pula
yang membawa kardus bawaan, juga beberapa anak muda
membawa ransel di punggung mereka. Lalu, kita melihat
Raafi, Niar dan Arsya beserta ibunya berdiri di koridor
tunggu, mereka memperhatikan jendela kaca salah satu
gerbong kereta. Sejenak kemudian, didalam gerbong,
nampak ayah mereka, meletakkan tas, lalu melambai-
lambaikan tangan kepada mereka. Kita melihat Raafi,
Niar, Arsya beserta ibunya juga melambaikan tangan
kepada Ayah...

10
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Coba kalian cermati potongan treatment dari skenario diatas. Jika
kalian bisa membayangkan bagian yang ditebalkan, maka kalian
seharusnya bisa menggambarkan secara jelas, kejadian apa yang
sedang berlangsung. Kalian bisa melihat Ayah, yang sedang
“menyampaikan sesuatu” kepada anak-anak dan istrinya. Kalian juga
bisa melihat anak-anak dan istri dari ayah yang juga “menyampaikan
sesuatu” kepada ayah.

B. MEDIA AUDIO VISUAL


1. Industri Audio Visual
a. Profesi dan proses bisnis

Industri Perfilman Indonesia adalah industri yang menopang


perekonomian Indonesia secara signifikan. Industri film di Indonesia
di masa sebelum pandemi sudah menghasilkan 51 juta penonton. Dan
ada lebih dari 30 judul film Indonesia yang menerima apresiasi di
festival-festival film internasional. Bioskop berkontribusi atas 90
persen sumber pendapatan distribusi film Indonesia

Di tahun 2019, ada lebih dari 50.000 tenaga kerja di subsektor film,
animasi, video serta lebih dari 2.500 jumlah usaha. Sejak dibukanya
Daftar Negatif Investasi di bidang perfilman di tahun 2016, perfilman
Indonesia memasuki era baru dengan jumlah penonton yang terus
meningkat dari tahun ke tahun. Selama 4 tahun terakhir sebelum
pandemi, pertumbuhan perfilman Indonesia sebesar 20 persen per
tahun. Dan akhir tahun 2019, industri perfilman Indonesia menduduki
peringkat 10 dunia sebagai pasar film terbesar di dunia dengan nilai
sebesar 500 juta dollar AS.

Industri perfilman terbuka dengan peluang baru yakni berupa layanan


streaming berbasis platform digital dengan video on demand.
Berdasarkan data statistik, pendapatan dari langganan video on
demand Indonesia bisa mencapai USD 411 juta di tahun 2021 dengan
penetrasi pengguna sebesar 16% di tahun 2021 dan diperkirakan
akan naik menjadi 20% di tahun 2025.

Layanan streaming ini menjadi peluang tambahan bagi industri


perfilman karena dapat menjangkau pasar yang lebih luas bahkan bisa

11
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
masuk pasar global. Ini peluang besar bagi para sineas Indonesia
yang berkiprah di regional maupun global.

Seiring pertumbuhan jumlah produksi film Indonesia, jumlah pekerja


film Indonesia juga turut meningkat secara signifikan. Berdasarkan
data filmindonesia.or.id, jumlah pekerja industri film terus meningkat
setiap tahun. Secara keseluruhan, sejak tahun 1998 sampai dengan
2017, jumlah orang yang pernah terlibat sebagai pekerja film di
Indonesia mencapai 23 ribu orang.

Kehadiran radio, televisi dan industri film dengan konten lokal memiliki
peran penting dalam mengubah ketidakseimbangan fungsi media
mainstream dalam mengangkat isu-isu lokal. Dengan pendekatan ini,
diharapkan dapat menampilkan budaya daerah serta peristiwa lokal
dengan menyentuh kehidupan nyata masyarakat setempat. Tujuan
dari kegiatan ini agar dapat merepresentasikan identitas budaya
masyarakat daerah dengan muatan budaya dan identitas yang
berbasis kearifan lokal. Keragaman yang dimiliki budaya di Indonesia
merupakan potensi yang luar biasa sebagai ide kreatif untuk dapat
diolah menjadi konten informasi audio visual.

Perkembangan dengan melandaskan keragaman budaya serta potensi


lokal akan memberikan ruang bagi masyarakat untuk terlibat langsung
sebagai sumber daya manusianya. Kebutuhan pekerja kreatif sebagai
profesi akan lebih merata. Profesi di industri radio, televisi dan film
sudah memiliki standar yang bisa dikejar oleh masyarakat
sebagaimana sudah tercantum dalam peta okupasi profesi.

b. Perkembangan teknologi
Subsektor ekonomi kreatif memberikan andil yang sangat besar
terhadap penyebaran informasi. Industri televisi dan radio dianggap
berakhir karena gempuran teknologi digital. Namun ternyata akses
terhadap konten televisi dan radio lebih mudah dan merata di
Indonesia meski tidak se-mobile gadget. Hal inilah yang membuat
kedua media informasi konvensional tersebut tak lekang oleh waktu.
Hadirnya internet menjadi tantangan tersendiri bagi industri televisi
dan radio di Indonesia saat ini. Keberadaan radio streaming misalnya,

12
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
tidak hanya menjadi akses sebuah perangkat yang praktis, namun
juga membebaskan pendengar dari biaya apapun.

Beradaptasi dengan membuat program televisi dalam platform digital


menjadi cara inovasi dan memperkaya kreativitas. Free To Air (FTA)
merupakan siaran yang berasal dari stasiun televisi dengan saluran
yang tidak terenkripsi, sehingga semua orang dapat menonton
dengan perangkat merk apapun, serta tidak perlu berlangganan
seperti televisi berbayar. Provider akan menerima pendapatan dari
kerjasama dengan pihak ketiga, itulah alasannya kenapa televisi
nasional selalu diselingi iklan berbagai produk.

Tipe siaran Free To Air ini hadir pada kanal UHF analog dan digital
serta spektrum tayangan via satelit. Penyiaran menggunakan
multimedia jaringan internet atau over the top (OTT) adalah salah
satu cara televisi untuk bertahan. Cepatnya perkembangan digital
tidak berarti menandakan akhir dari industri televisi di Indonesia.

Perkembangan OTT TV sendiri berpangkal pada populernya konten


video sharing. Industri kembali menyadari potensi yang dapat
dikembangkan dari jaringan ini. Berbeda dengan Television on
Demand (ToD) atau TV Internet, OTT TV adalah siaran konten televisi
melalui jaringan internet dengan bandwidth lebar yang dapat diakses
langsung di perangkat televisi.

Selain dapat diakses langsung oleh TV, kualitas piksel yang


ditampilkan oleh OTT TV berkualitas 720p DVD video bahkan hingga
1080p setara dengan kualitas Blue Ray untuk HD TV. Selain itu, OTT
TV juga bisa merekam acara TV favorit, bahkan acara yang belum
ditayangkan atau menonton acara TV pada saat mesin merekam.
Kegiatan menonton TV internet lain atau dari website lain dapat
dilakukan secara bersamaan. Disamping itu OTT TV dapat dipakai
untuk menelepon, memesan lagu baik lagu dengan lirik atau karaoke
dan berpatisipasi secara langsung dalam voting dengan menekan
remot. Intinya adalah OTT TV merupakan sarana komunikasi,

13
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
informasi dan hiburan terkini dalam satu paket. Dan semuanya dapat
dilakukan langsung di TV tanpa melalui komputer.

Menonton film tidak lagi menjadi monopoli bioskop. Masyarakat


memiliki pilihan untuk mengakses film secara instan dengan berbagai
layanan dan platform. Bisnis film dunia sudah memasuki kompetisi
denga kehadiran layanan SVoD (streaming video on demand) atau
bisa juga disebut VoD.

Dalam dua dekade terakhir industri perfilman global sedang


mengalami transformasi. Penyedia layanan SVoD merangkak naik
meraup keuntungan dari segmen pasar penonton film bioskop.

c. Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) dalam


proses produksi
Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada dasarnya
adalah rangkaian proses melakukan pekerjaan dari awal hingga akhir
yang saling terintegrasi, bertujuan untuk menghindari risiko
menyangkut keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja di
lingkungan kerja perusahaan. Pembuatan prosedur K3 diawali dengan
analisis dan penilaian mengenai risiko dan bahaya yang mungkin
timbul dalam proses-proses kerja di lingkungan perusahaan. Ini
berguna untuk mengetahui berbagai prosedur yang perlu dilakukan
guna menjamin keselamatan dan kesehatan kerja bagi para karyawan
dalam aktivitas pekerjaannya.

Prosedur K3 dituangkan dalam bentuk dokumen yang berisi


penjelasan-penjelasan spesifik untuk menjalankan aktivitas kerja
sesuai dengan aspek-aspek K3. Adapun aspek tersebut, antara lain
faktor fisika, faktor kimia, biologi, ergonomi, dan psikologi, seperti
tercantum pada Permenaker No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
Setiap perusahaan menetapkan kebijakannya masing-masing dalam
menerapkan prosedur K3. Namun kebijakan itu ditentukan
berdasarkan aspek-aspek umum, di antaranya:

14
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
1) Kesadaran bahwa keselamatan adalah masalah semua orang,
sehingga semua orang bertanggung jawab untuk menciptakan
suasana kerja yang aman dan produktif.
2) Penggunaan ruangan-ruangan di tempat kerja sesuai fungsinya
masing-masing secara disiplin dengan fasilitas penunjang yang
memadai.
3) Penyusunan ruang kerja berikut berbagai peralatan yang
diperlukan demi memudahkan aktivitas pekerjaan, serta posisi
kerja yang mengutamakan kenyamanan.
4) Setiap peralatan dan instalasi berpotensi bahaya harus dipastikan
keamanannya secara berkala.
5) Udara di lingkungan tempat kerja harus terjamin kebersihannya.
6) Ketersediaan alat pengaman darurat dan pelindung diri, serta
pelatihan untuk menghadapi situasi darurat.
7) Adanya kiat-kiat untuk menyegarkan kembali kondisi psikologis
para pekerja, mulai dari kegiatan rekreasional, konseling hingga
penetapan waktu istirahat yang cukup.

Sistem Manajemen K3 (SMK3) adalah bagian tak terpisahkan dari


sistem manajemen organisasi suatu perusahaan yang merupakan
perwujudan dari prosedur K3. Penyusunan SMK3 umumnya
berdasarkan aturan yang berlaku di suatu negara, atau standar yang
berlaku secara internasional.

Di Indonesia sendiri, pemerintah telah mengatur hal ini dalam


Permenaker No. 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Sementara standar internasional
yang biasa digunakan ada dua, yakni OHSAS 18001:2007 dan ILO-
OSH:2001.

Permenaker No. 5 Tahun 1996 memuat pengertian SMK3, yaitu


bagian dari sistem secara keseluruhan. Bagian-bagiannya, meliputi
perencanaan, pelaksanaan prosedur, penggunaan bahan dan sumber
daya, serta struktur organisasi berikut tanggung jawabnya.

15
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Sistem tersebut disusun dalam rangka mengkaji, menerapkan,
memelihara, mencapai, dan mengembangkan kebijakan K3.
Tujuannya tidak lain untuk mengendalikan atau mengurangi risiko
bahaya kerja, demi mewujudkan keamanan di lingkungan kerja, serta
meningkatkan efektivitas dan produktivitas.

Semua pejelasan yang sudah kalian pelajari mengenai K3 merupakan


deskripsi yang bersifat umum. Kalian harus paham bahwa K3 dan
Standard Operational Procedures (SOP) untuk penyiaran radio, televisi
dan film berbeda-beda. SOP yang dimaksudkan tidak hanya berkaitan
dengan proses produksi, namun juga bersifat teknis. Pengoperasian
alat yang dipergunakan sangat beragam, karena masing-masing alat
memiliki karakteristik berbeda.

Yang paling penting adalah, pemahaman menyeluruh terhadap


prosedur teknis alat, hingga perawatan serta resiko teknis yang
mengikuti.

d. Profil technopreneur
Istilah technopreneurship merupakan gabungan dari dua kata yaitu
technology dan entrepreneurship. Bisa disederhanakan sebagai
kewirausahaan di bidang teknologi. Kemampuan ini melibatkan
individu yang paham teknologi, kreatif, inovatif yang memiliki
kemampuan untuk mengambil risiko yang diperhitungkan, tidak
seperti kewirausahaan, yang terkadang bisa menjadi pertunjukan satu
orang. Keberhasilan seorang technopreneur tergantung pada
seberapa baik mereka dapat memotivasi tim individu. Jadi,
keberhasilan setiap start-up technopreneurship melibatkan
sekelompok orang yang berdedikasi dengan keahlian dan sumber
daya yang berbeda yang bekerja bersama-sama.

Seorang technopreneur memulai dengan ide baru. Gagasan ini


berpotensi mengubah cara masyarakat berfungsi secara tradisional.
Mereka menciptakan produk baru atau memberikan solusi untuk
beberapa masalah menggunakan teknologi. Jadi, sains dan teknologi
adalah ciri khas dari technopreneurship.

16
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Technopreneurship memiliki nilai penting bermacam-macam:
1) Menciptakan peluang kerja
Technopreneurship menciptakan lapangan kerja baru dan dapat
membantu bangsa kita mengatasi masalah pengangguran secara
signifikan.
2) Kemajuan teknologi
Technopreneur adalah individu yang inovatif. Seiring dengan
kumpulan karyawan, mereka akan berusaha untuk meningkatkan
teknologi yang ada. Pada gilirannya, ini akan mengarah pada
pemanfaatan sumber daya alam negara secara efektif.
3) Pembentukan modal
Investasi dan pendanaan merupakan bagian integral untuk setiap
start-up. Technopreneur juga membutuhkan investor yang secara
finansial dapat membantu start-up mereka. Pemodal ini
memanfaatkan tabungan masyarakat yang mengarah pada
pertumbuhan ekonomi negara.
4) Promosi pola pikir kewirausahaan
Generasi muda mendapat kesempatan untuk bekerja dengan
start-up ini. Ini mempromosikan kualitas di dalamnya seperti
keterampilan mengambil risiko, kreativitas, etos kerja yang kuat,
dan semangat. Generasi pekerja muda ini, di masa depan, bisa
menjadi pengusaha sukses sendiri.

Bagaimana dengan peluang pasar dan usaha, serta profesi dalam


dunia industri di bidang broadcasting dan perfilman?. Dengan semakin
berkembangnya teknologi serta industri, akses terhadap profesi
menjadi semakin mudah. Masyarakat bisa mengembangkan diri dan
menciptakan jaringan untuk berlatih, mengembangkan keterampilan
untuk terlibat sebagai pekerja di bidang broadcasting dan perfilman.

Pelatihan dibidang broadcasting dan perfilman sudah banyak


disediakan oleh badan-badan pelatihan. Dengan mengikuti pelatihan,
masyarakat bisa terjun langsung di industri tersebut. Yang penting
adalah bagaimana menumbuhkan jiwa entrepreneur dibidang
broadcasting dan perfilman. Dengan semangat ini, tidak

17
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
menggantungkan diri pada kesempatan kerja. Sebagai individu yang
tangguh, diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja dengan
memanfaatkan teknologi sebagai basis pengembangan usaha.

Profesi dibidang broadcasting dan perfilman sendiri sangat beragam


sesuai dengan peta okupasi profesi. Untuk lulusan SMK berada pada
level 2, yang ragam profesinya seperti dibawah.
Profesi dibidang Broadcasting radio level 2:
1) Presenter/announcer /anchor (news reader, continuity presenter)
2) Radio promotion staff
3) Radio event / off-air staff
4) Radio traffic staff
5) Program staff / staff siaran
6) Production operator
7) IT engineer
8) Creative production
9) Operator siaran /
10)Broadcast console operator
Profesi dibidang Broadcasting Televisi level 2:

1) Engineer technician
2) Production secretary
3) Production assistant
4) Traffic/contiunity assistant
5) Videographer assistant 2
6) Casting director assistant 2
7) Camera operator assistant 2
8) Lighting assistant 2
9) Desk assistant
10) Scenic designer assistant 2
11) Makeup artist assistant 2

Profesi dibidang Produksi Film level 2:

1) Asisten Juru Lampu (asisten Gaffer)


2) Asisten Grip

18
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
3) Property Buyer
4) Production Runner
5) Post Production Runner
6) Sound Report
7) Extras
8) Rotoscoping Entry Level
9) Mono chromakey Operator
10)Motion Capture Operator
11)Casting Coordinator
12)2D & 3D Animation Entry Level
13)Entry Level artist

2. Dasar-dasar komunikasi dan jenis komunikasi massa


Kembali pada contoh treatment, perhatikan potongan “…Sejenak
kemudian, didalam gerbong, nampak ayah mereka, meletakkan tas, lalu
melambai-lambaikan tangan kepada mereka. Kita melihat Raafi,
Niar, Arsya beserta ibunya juga melambaikan tangan kepada
Ayah...”. Hal yang harus kalian cermati adalah, ada “sesuatu” yang
merupakan “pesan” yang disampaikan ayah kepada anak istrinya. Makna
dari pesan yang dimaksud bisa beragam, karena persepsi tiap orang bisa
berbeda. Maka dari itu, ada materi yang harus dipelajari untuk memahami
hal yang berkaitan dengan “pesan” tersebut. Kalian benar, materi yang
akan dipelajari adalah materi yang berkaitan dengan komunikasi.

a. Sejarah Komunikasi
Mari kita melihat sesuatu yang
berbeda. Ternyata, sejak zaman
prasejarah pun, manusia sudah
berusaha berkomunikasi dengan
manusia lain. Mereka berusaha
menyampaian pesan kepada
kelompok manusia lain dengan
tanda asap, yang barangkali kalian
pernah lhat dalam ilustrasi, atau film
Gambar 2.3. Ilustrasi pesan tanda asap
kartun.

19
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Bisa saja kalian berandai-andai, barangkali mereka habis berburu dan
menyampaikan pesan “ini teman-teman, ada ayam bakar enak
disini…kemarilah”. Pada masa dahulu, masyarakat tradisional kita
memanfaatkan kentongan untuk mengabarkan waktu sahur di kampung,
atau jika ada keadaan berbahaya atau musibah.

Kalian pasti pernah membaca


mengenai lukisan gua tertua
didunia berusia 45.000 tahun yang
ada di Sulawesi. Demikian halnya
dengan relief dinding candi
Borobudur menceritakan banyak
hal yang ingin disampaikan kepada
Gambar 2.4. Lukisan Gua Prasejarah generasi setelah masa Syailendra.
Sumber: https://qrgo.page.link/TxyMs

Gambar 2.5. Relief Candi Borobudur


Sumber: https://qrgo.page.link/NxSXE

Kedua hal tersebut ternyata juga mengilustrasikan pokok yang sama


dengan potongan skenario yang sudah kalian baca. Terdapat “sesuatu”
yang ingin disampaikan oleh kedua hal tersebut kepada siapapun yang
mencermatinya. Manusia adalah makhluk mandiri, namun sekaligus juga
makhluk sosial. Manusia tidak bisa hidup sendiri, dan membutuhkan
interaksi dengan manusia lain. Berbagai usaha manusia untuk
menyampaikan ide, maksud, kemauan supaya manusia bisa saling

20
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
berhubungan dengan manusia lainnya adalah proses awal terjadinya
komunikasi.

Menurut Marshall (2011) proses


komunikasi manusia sudah
dimulai sejak masa 150.000
tahun yang lalu dengan bahasa
verbal. Selanjutnya berkembang
menjadi masa piktograf
hieroglyph di Mesir pada sekitar
4000 tahun SM. Komunikasi
berkembang dalam bentuk yang
lebih efektif dengan adanya
alfabet pada masa Phoenisia, di
Mediterania, pada masa 1700
hingga 1500 tahun SM. Di
Indonesia, kalian pasti mengenal
huruf Pallawa yang berkembang Gambar 2.6. Hieroglyph
Sumber: https://qrgo.page.link/PBppM
menjadi aksara Jawa Kuno.

Manusia berkembang, dan


berinteraksi dengan lingkungan
sosialnya hingga mampu
memanfaatkan sumber yang ada
untuk merekam sesuatu. Lembar
papyrus, batu, kayu, kulit, kain,
atau bahan lain dimanfaatkan
untuk berkomunikasi dalam
bentuk gambar atau tulisan.

Gambar 2.7. Huruf Pallawa


Sumber: https://qrgo.page.link/jZFVU

Gelombang radio dan gelombang elektromagnetik dikembangkan


sedemikian rupa hingga internet ditemukan. Data berubah dari wujud fisik
menjadi nirbentuk dalam rupa data digital. Hubungan antar manusia tidak

21
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
lagi membutuhkan keberadaan fisik karena kecepatan akses sudah tidak
lagi menjadi penghalang dengan adanya internet. Tulisan, gambar, suara,
film, tidak lagi memiliki penghalang yang berarti untuk dikomunikasikan
antar manusia.

Gambar 2.8. Ilustrasi Evolusi Komunikasi


Sumber: https://qrgo.page.link/n3KeK

b. Definisi komunikasi
Secara bahasa, kata komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio,
dan perkataan itu bersumber pada communis. Arti communis adalah
sama, dalam arti kata sama makna yaitu sama makna mengenai suatu
hal. Jadi, komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang
terlibat terdapat kesamaan mengenai suatu hal yang dikomunikasikan.

Definisi komunikasi sangat beragam, berikut beberapa definisinya:


1) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komunikasi adalah
pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau
lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
2) Oxford dictionary menyebutkan bahwa komunikasi adalah pengiriman
atau tukar menukar informasi ide dan sebagainya.
3) Menurut Dr. Phil Astrid Susanto (1983), komunikasi adalah proses
pengoperan lambang-lambang yang mengandung arti
4) Bernard Berelson dan Gary A. Steiner dalam Mulyana (2000)
menyatakan bahwa komunikasi merupakan sebuah tindakan atau
proses transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan

22
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
semacamnya. Hal yang di transmisikan ini dapat berupa simbol-
simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik dan semacamnya.
5) Komunikasi dapat didefinisikan sebagai prilaku verbal atau simbolik
dimana pengirimnya berusaha mendapatkan efek yang
dikehendakinya dari penerima. (B. F. Skinner)
6) John Fiske (2007) menyampaikan komunikasi sebagai proses
transmisi pesan (transmission of messages). Hal ini terkait pada
bagaimana komunikator dan komunikan melakukan “encode” dan
“decode”, serta bagaimana komunikator menggunakan saluran dan
media komunikasi. Hal ini menjadikan komunikasi sebagai sebuah
proses seseorang mempengaruhi tingkah laku atau pikiran orang lain

Dari beberapa definisi tersebut, ada komponen penting yang bisa kalian
simpulkan. Dalam komunikasi, pasti ada yang menyampaikan pesan,
pesan itu sendiri, dan yang diberi pesan. Ini diistilahkan sebagai
komunikator (pengirim pesan) dan komunikan (yang menerima pesan).

komunikator pesan komunikan

media respon

Gambar 2.9. Hubungan antar komponen komunikasi

Selanjutnya, ada komponen lain yang penting, yakni media untuk


menyampaikan pesan, dan respon terhadap pesan itu sendiri.

Ringkasnya, pahami deskripsi dari komponen komunikasi seperti berikut:


1) Komunikator
Komunikator pihak yang menyampaikan pesan.
2) Media Komunikasi
Media komunikasi adalah perantara, medium, untuk menyampaikan
pesan, media ini bisa berupa simbol, lambang, teks, gambar, kabel,

23
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
jaringan dan media lain. Media ini juga bisa bersifat non fisik, suara,
tindakan atau gerakan.
3) Message (Pesan)
Message pemahaman yang berusaha disampaikan oleh komunikator.
4) Komunikan
Komunikan merupakan pihak penerima pesan dari komunikator.
5) Sikap
Sikap respon dari komunikan terhadap pesan yang disampaikan oleh
komunikator

Mengapa pemahaman terhadap “ karena radio,


komunikasi ini penting bagi kalian? Tidak televisi, dan film,
dapat dipungkiri, karena belajar mengenai tidak akan bisa lepas
radio, televisi, dan film pasti berhubungan dari pemahaman
mengenai
dengan masalah komunikasi.
komunikasi “
c. Jenis Komunikasi
Saat kalian pulang sekolah, pada saat berpisah dengan teman kalian,
barangkali kalian akan mengucapkan “…sampai ketemu besok..”. Lalu di
kesempatan lain, kendaraan akan kalian hentikan pada saat lampu lalu
lintas menyala merah. Kedua pengalaman tersebut adalah bentuk yang
akrab kalian alami sebagai contoh jenis komunikasi.

Secara umum, menurut penyampaiannya, komunikasi dibedakan jenisnya


menjadi:
1) Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata,
bisa berupa lisan maupun tulisan atau bentuk komunikasi yang
menggunakan kata-kata, baik dalam bentuk percakapan maupun
tulisan.

Menurut Kusumawati (2016) jenis komunikasi verbal ini adalah


a) Berbicara dan menulis
Bicara adalah komunikasi verbal-vokal. Sedangkan menulis adalah
komunikasi verbal-non vokal.

24
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
b) Mendengarkan dan membaca.
Mendengar adalah mengambil getaran bunyi. Sedangkan
mendengarkan adalah mengambil makna dari apa yang didengarkan.
Dengan membaca, kita melakukan cara untuk mendapatkan informasi
dari sesuatu yang ditulis.

2) Komunikasi non verbal


Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya disampaikan
tanpa menggunakan kata-kata. Dalam kehidupan sehari-hari,
komunikasi jenis ini lebih banyak dipergunakan daripada komunikasi
verbal.

Menurut Kusmawati pula, komunikasi nonverbal (nonverbal


communicarion) menempati porsi yang penting karena banyak
komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak
menggunakan komunikasi nonverbal dengan baik dalam waktu
bersamaan.

Bentuk komunikasi non verbal sendiri di antaranya adalah, bahasa


isyarat, ekspresi wajah, sandi, simbol-simbol, pakaian seragam, warna
dan intonasi suara. Setelah kalian meneriakkan apa yang ada dalam
gambar dibawah, maka bisa jadi kalian akan berlari kencang. Kalian
sudah menerapkan komunikasi verbal.
Kedua jenis komunikasi tesebut
saling melengkapi satu dengan
yang lain. Komunikasi non verbal
bisa terjadi secara otomatis dan
tidak kita sengaja, misalnya,
pada saat kalian marah, kalian
akan bicara dengan intonasi
tinggi karena emosi.
Gambar 2.10. Teks Komunikasi Non Verbal
Sumber: https://qrgo.page.link/wwUuf

25
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Gambar 2.11. Ilustrasi Komunikasi non Verbal
Sumber: https://img.17qq.com/images/qtasarx.jpeg

d. Fungsi komunikasi
Terdapat beberapa fungsi komunikasi yang merujuk pada pendapat para
ahli dalam bidang ilmu komunikasi. Fungsi-fungsi ini menurut Ivony
(2017) dirangkum sebagai berikut:
1) Menyampaikan pikiran dan perasan
Dengan komunikasi, kita bisa mengungkapkan apa yang sedang kita
pikirkan atau rasakan kepada orang lain. Dengan cara ini, orang lain
akan memahami apa yang sedang kita pikirkan atau rasakan agar
terjadi keseimbangan. Namun penting untuk selalu memperhatikan
etika dalam berkomunikasi.
2) Berinteraksi dengan sesama
Dengan berinteraksi dengan sesama, kita menciptakan keterkaitan
dengan manusia lain. Dengan begitu, manusia tidak terisolasi dan
terasing dari pergaulan. Hal ini sangat penting untuk menjaga
kelangsungan hidup manusia itu sendiri.
3) Memberi Informasi
Penyampaian informasi yang baik akan mendistribusikan pesan
dengan lengkap. Dengan ini data bisa tersampaikan dengan rinci, dan
respon yang diharapkan akan dapat terpenuhi.
4) Menambah Wawasan/ Pengetahuan

26
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Sangat jelas, dengan informasi, wasasan dan pengetahuan kita akan
bertambah luas. Wawasan yang luas akan membantu kita untuk
memahami kehidupan kita lebih baik.
5) Hiburan
Dengan berkomunikasi seseorang dapat menghibur orang lain serta
mendapat penghiburan dari orang lain. Rudolf F. Verderber
menyatakan bahwa manusia melakukan komunikasi untuk
kesenangan. Effendi juga menyatakan bahwa salah satu fingsi
komunikasi adalah “to entertain”, yaitu untuk menghibur orang lain
dan menyenangkan hati orang.
6) Mempengaruhi orang lain
Thomas M. Scheidel menyebutkan bahwa dengan berkomunikasi
seseorang dapat mepengaruhi orang lain agar berpikir, merasa, atau
berprilaku seperti apa yang diharapkannya. Dengan menyampaikan
ide, gagasan, atau apa yang kita pikirkan kepada orang lain, kita dapat
membujuk seseorang untuk memiliki sikap serta prilaku seperti yang
kita harapkan dan memberikan arahan mengenai sikap atau prilaku
yang harus diikuti.
7) Pengendalian
Komunikasi dapat mengarahkan seseorang untuk bertindak sesuai
dengan aturan tertentu, dan sifatnya memaksa. Misalnya peraturan
untuk tidak membuat kegaduhan ketika berada di dalam
perpustakaan, atau peraturan mengenai aturan kerja di suatu
perusahaan.
8) Motivasi
Komunikasi dapat memperkuat motivasi seseorang untuk melakukan
sesuatu. Seperti yang dilakukan para motivator untuk membangkitkan
kualitas hidup pendengarnya.
9) Mengambil Keputusan
Seperti disebutkan sebelumnya, dengan komunikasi seseorang dapat
menyampaikan informasi tertentu mengenai suatu peristiwa atau
permasalahan sehingga dapat memberikan alternative pilihan. Dan
berdasarkan informasi yang ada, seseorang akan dapat melakukan
evaluasi dan analisis mengenai keputusan terbaik yang akan diambil.

27
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
AKTIFITAS
MANDIRI

Menurut fungsi komunikasi, coba berikan contoh kongkret kejadian sehari-


hari yang mencerminkan masing-masing dari fungsi komunikas tersebut.

AKTIFITAS
KELOMPOK

Kalian telah belajar mengenai dasar-dasar komunikasi dan jenis


komunikasi massa. Buatlah kelompok kecil yang terdiri dari 3 siswa, lalu
diskusikan hal-hal berikut:
1. Susunlah deskripsi menurut kelompok kalian, inti dari definisi
mengenai komunikasi.
2. Buatlah contoh dari jenis komunikasi verbal dan non verbal dalam
bentuk sederhana.
3. Komunikasi berjalan dengan adanya pemberi pesan, pesan itu sendiri,
dan penerima pesan melalui media, yang direspon oleh penerima
pesan. Menurut kelompok kalian, apa yang terjadi jika proses
komunikasi tidak berjalan dengan semestinya? Berikan contoh kejadian
penting disekitar kalian akibat terjadinya miskomunikasi, dan jelaskan.

3. Sejarah perkembangan media audio visual


Media audio visual menjadi jembatan manusia untuk melakukan
komunikasi dengan manusia lain. Teknologi memungkinkan manusia
untuk menciptakan media tersebut hingga sampai pada kemungkinan
yang sebelumnya barangkali tidak pernah terbayangkan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, media adalah alat (sarana)
komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan

28
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
spanduk. Selanjutnya “audio”, diartikan sebagai; bersifat dapat didengar;
alat peraga yang bersifat dapat didengar (misalnya radio). Sedangkan
visual, diartikan sebagai; dapat dilihat dengan indra penglihat (mata);
berdasarkan penglihatan. Sedangkan menurut kamus Oxford, media
berarti cara utama untuk orang banyak menerima informasi dan hiburan,
dalam hal ini, televisi, radio, koran dan internet.

Mari kita coba sederhanakan, sehingga kalian bisa sepaham untuk belajar
mengenai media audio visual. Dengan pengertian yang ada, maka media
audio visual bisa kita artikan sebagai alat (sarana) komunikasi yang
bersifat dapat didengar dan dilihat. Maka dari itu, ada baiknya kita pahami
mengenai audio, dan visual itu sendiri. Dirangkum dari materi Hartanto
(1994), beberapa hal yang dpat dipelajari mengenai suara bisa dijabarkan
seperti penjelasan berikut.

a. Suara
1) Gelombang suara
Seperti kita ketahui, suara sudah menjadi media komunikasi semenjak
manusia ada. Suara timbul akibat adanya getaran. Jika benda dipukul,
ditarik ulur, digores atau ditekuk secara berulang, maka partikel udara
disekitr benda tersebut akan bergerak pula secara berulang. Gerakan
benda secara berulang tersebut akan mengakibatkan udara
dimampatkan dan direnggangkan secara bergantian. Pemampatan
dan perenggangan ini akan menghasilkan gelombang suara di udara.

Gambar 2.12. Perapatan dan perenggangan udara


Sumber: https://img.17qq.com/images/qtasarx.jpeg

Gelombang ini akan merambat melalui udara hingga ke telinga kita,


lalu menggetarkan gendang telinga. Getaran ini diteruskan ke otak
hingga diterjemahkan sebagai suara. Untuk kepentingan analisa
gelombang suara, pada umumnya menggunakan bentuk gelombang

29
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
suara yang paling sederhana dalam bentuk gelombang sinusoidal
seperti pada gambar

Gambar 2.13. Gelombang sinusoidal suara


Sumber: https:// https://qrgo.page.link/4dKN4

2) Frekwensi
Dalam bentuk gelombang, jumlah siklus dalam setiap getaran yang
lengkap dalam setiap detik disebut sebagai frekwensi. Bisa
disederhanakan bahwa frekwensi adalah jumlah getaran setiap detik.
Frekuensi akan menentukan tinggi nada yang didengar telinga.
Semakin tinggi frekwensi, maka nada suara yang kita dengar akan
semakin tinggi. Sebaliknya, frekwensi yang rendah, nada suara yang
kita dengar juga semakin rendah. Hal ini seperti saat kalian
mendengar orang berteriak melengking dan orang yang menggumam.

Frekwensi suara disebut dengan satuan Hertz, diambil dari nama


Heinrich Rudolf Hertz, seorang fisikawan Jerman yang menemukan
gelombang radio pada tahun 1886. Jika benda bergetar sebanyak 50
kali dalam 1 detik, maka getaran benda tersebut akan menghasilkan
suara yang frekwensinya adalah 50 Hertz. Jika dalam 1 detik terdapat
10.000 getaran, maka frekwensinya adalah 10 kiloHertz.

Secara anatomis, telinga manusia mampu mendengar suara dengan


frekwensi dari 20Hz hingga 20kHz sebagai nada. Semua yang terletak

30
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
dalam daerah ini disebut sebagai frekuensi nada dan suara dalam daerah
frekuensi suara yang dapat terdengar. Dalam kenyataannya, bagian yang
lebih rendah (infrasonik) dan bagian yang lebih tinggi (ultrasonik) dari
frekwensi tersebut lebih banyak hanya bisa dirasakan daripada didengar.
Binatang dengan kemampuan pendengaran yang lebih sensitif, mampu
mendengarkan frekwensi yang lebih rendah atau lebih tinggi daripada
frekwensi yang bsia didengar manusia.

Dalam dunia broadcasting, atau film, keberadaan suara menjadi bagian


yang sangat penting. Seorang sound designer sering mengolah frekwensi
rendah dan tinggi tersebut untuk memberikan kesan lebih dramatis pada
penonton atau pendengar. Suara deru pesawat, dentuman gempa bumi,
atau suara mencekam dirancang untuk memberikan efek yang lebih
dramatis pada produk audio visual.

Gambar 2.14. Frekwensi audible


Sumber: https://https://qrgo.page.link/8KD4A

3) Amplitudo
Untuk bisa bergetar, maka benda harus berubah dari posisi awalnya
untuk melakukan simpangan. Seperti senar yang dipetik, maka senar
tersebut akan berayun-ayun dengan jarak ayunan sesuai kekuatan
saat memetiknya. Besar ayunan atau simpangan ini disebut dengan
amplitudo. Besar kecilnya amplitudo ini akan menentukan seberapa

31
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
besar perapatan dan perenggangan udara. Hal ini akan menentukan pula
keras dan lemahnya suara yang masuk ke telinga kita.

Impresi atau kesan obyektif terhadap fenomena tersebut bagi kita disebut
sebagai kekerasan suara (loudness).

Tekanan suara kecil = kuat suara rendah


Tekanan suara besar = kuat suara tinggi

Loudness diukur dengan satuan decibel (dB), yaitu satuan ukuran untuk
intensitas relatif dari tekanan akustik, tenaga listrik dan voltase. Kita harus
berterimakasih pada Alexander Graham Bell, seorang ilmuwan dan
penemu kelahiran Skotlandia, yang hidup di Amerika, yang menemukan
telepon. Satuan loudness diambil dari namanya.

Loudness memberikan rentang kuat


lemahnya nada yang memberikan
rasa nyaman atau sebaliknya pada
manusia. Loudness bisa menjadi
efektif atau sebaliknya jika ditata
dengan tepat. Loudness ini dari
rentang yang lembut ding ayang
paling keras disebut sebagai bidang
dinamika. Persepsi manusia terhadap
loudness ini sangat subyektif,
tergantung pada kondisi lingkungan.
Saat kita berada di pedesaan yang
sepi, suara motor akan menjadi hal
yang sangat mengganggu, namun Gambar 2.15. Ambang dengar telinga manusia
Sumber: Kemdikbud. Perekayasaan Sistem Audio
saat berada di area balap motor, hal /Hermanto (2013)
itu akan menjadi hal yang biasa.

32
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
4) Kecepatan suara
Frekwensi dan amplitudo (loudness)
merupakan komponen fisik yang
sangat penting pada suara. Satu lagi
komponen yang perlu diperhatikan
adalah kecepatan (velocity). Semakin
tebal dan semakin elastis
mediumnya, akan semakin lambat
molekul dapat menyebarkan bunyi.
Bunyi merambat tergantung pada
temperatur udara, dan tidak dapat
merambat dalam ruang hampa
udara.
Gambar 2.16. Kecepatan Suara
Sumber: Kemdikbud. Perekayasaan Sistem Audio/Hermanto (2013)

5) Gangguan pada suara.


Pada berbagai jenis komunikasi manusia, baik itu pembicaraan,
penyiaran, rekaman, sering terjadi gangguan. Jika gangguan ini
terjadi, maka akan mengakibatkan kualitas penyampaian pesan, baik
dalam penyiaran maupun audio film, akan terganggu. Gangguan
suara ini bisa bersifat internal dan eksternal.
a) Gangguan internal disebabkan karena gangguan teknis pada
pemancaran media. Contohnya adalah karena instrumen yang
bermasalah, sound system, atau problem psikologi dari sistem
respon manusia.
Distorsi, merupakan perubahan yang tidak dikehendaki dari sinyal
suara, yang menyebabkan perubahan pada frekwensi output,
yang tidak didapatkan dari frekwensi inputnya.
Noise, merupakan gangguan/keributan/derau yang ditimbulkan
oleh sistem listrik atau elektromagnetik dari peralatan yang kita
gunakan.
Kelelahan mendengar, merupakan gejala auditif yang
menghalangi penilaian terhadap penerimaan suara. Hal ini bisa
dipengaruhi karena durasi yang terlalu lama mendengarkan suara
keras.

33
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
b) Gangguan eksternal, yang diakibatkan oleh sesuatu diluar sistem
transmisi. Hal ini seperti gangguan kendaraan yang lewat, orang
batuk, atau alat yang jatuh saat perekaman suara.

6) Lingkungan suara
Lingkungan suara sangat berperan terhadap proses produksi bidang
broadcasting dan film. Lingkungan dumana suara terdengar akan
secara alangsung mempengaruhi kualitas suara yang kita dengar atau
kita rekam. Perilaku suara terhadap lingkungan disebut dengan
akustik.

Lingkungan suara ini terbagi atas:


a) Penyerapan suara oleh udara
Kelembaban dan temperatur udara berpengaruh terhadap hilangnya
energi suara. Kita bisa merasakan juga suara yang semakin lemah
saat sumber suara jaraknya jauh dari telinga kita.
b) Pemantulan suara
Pemantulan suara bisa menjadi hal yang sangat serius saat kita
melakukan kegiatan perekaman suara. Suara yang memantul pada
permukaan datar dank eras, akan kembali dengan energi yang sama.
Jika suara memantul pada permukaan yang cembung, maka suara
akan menyebar. Sebaliknya, jika memantul pada permukaan yang
cekung, pantulan akan memusat. Maka dari itu, menjadi hal yang
lumrah saat rekaman, disediakan alat bantu untuk menyerap suara
c) Pembiasan suara (refraksi)
Pembiasan terjadi jika suara beralih dari satu medium ke medium
yang lain, sedangkan kecepatan rambat kedua medium tadi berbeda.
Misalkan, suara dari permukaan laut diteruskan kedalam air. Kedua
medium memiliki kecepatan ramat yang berbeda.
d) Difraksi
Mirip dengan refraksi, defraksi mengubah arah hambatan suara yang
disebabkan karena adanya hambatan, sehingga suara baru menjadi
lebih lemah dari suara asli. Contoh dari hal ini adalah peredaman suara
noise di jalan tol dengan menanam pepohonan di tepi jalan tol.

34
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
e) Penyerapan suara (absorption)
Setiap benda memiliki perilaku berbeda
terhadap suara. Ada benda yang Suara menganut
memantulkan suara, ada pula yang prinsip-prinsip fisika
mutlak, sehingga
menyerapnya. Pengetahuan mengenai
perekaman suara tidak
daya serap material terhadap suara akan mentolerir adanya
sangat membantu dalam desain akustik gangguan suara

untuk kepentingan produksi audio visual.

b. Persistence of vision
Sekarang, kita akan mempelajari materi yang berkaitan dengan apa yang
dilihat oleh mata. Broadcasting televisi dan film melandaskan esensi dari
pesan yang disampaikan kepada penonton melalui bahasa visual.

Persistence of vision, secara harfiah berarti ketahanan daya penglihatan,


merupakan fenomena optis dari mata manusia dan simpulan otak.
Penjelasan dari hal ini adalah, saat cahaya mengenai retina mata,
kemudian pesan dari retina dikirimkan ke otak dan diterjemahkan sebagai
sebuah gambar. Sel di retina tetap mengirimkan pesan tersebut ke otak
walaupun cahaya telah dialihkan dari retina. Dari proses tersebut, saat
mata menerima gambar dalam jumlah yang banyak dengan cepat dalam
satuan waktu tertentu, akan mengkibatkan penumpukan gambar di otak,
sehingga menciptakan ilusi optis yang menjadi dasar dari film.

Secara sederhana, jika kalian memutar koin dengan cepat dalam posisi
tegak, maka akan terlihat gambar dua sisi mata uang bergabung menjadi
satu. Esensi ini yang dipergunakan untuk mengembangkan produk visual,
dari mulai animasi sederhana hingga film seluloid dan teknologi digital
dalam film. Kalian bisa pindai QR Code dibawah untuk melihat bagaimana
prinsip persistence of vision tersebut.
Kalian juga bisa mengakses laman
https://qrgo.page.link/baAv8. Dengan meman-faatkan
dasar dari persistence of vision ini, banyak penemuan
alat yang dibuat untuk merekonstruksi ilusi mata, dan
dipertontonkan pada masyarakat.

35
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
c. Perkembangan media
Media berkembang untuk memenuhi kebutuhan manusia terhadap
informasi. Memenuhi kebutuhan dasar manusia untuk berhubungan
dengan manusia lain dan menciptakan keterikatan, bahwa manusia tidak
bisa hidup sendirian. Media berkembang dari bentuk yang primitif, hingga
bentuk yang sangat dinamis dari cipta rasa karya manusia didukung
teknologi yang sangat berkembang. Saat ini, bisa dikatakan bahwa dunia
sudah berada dalam genggaman kita, dengan semakin kecilnya gadget
yang kita pergunakan. Gadget ini bahkan bisa menghubungkan kita
dengan manusia lain di seluruh penjuru dunia.

McLuhan, seperti disampaikan oleh Saefudin (2008), mengemukakan


bahwa media terbagi dalam 4 periode besar.
1) Lisan
Periode ini merupakan periode saat manusia berkomunikasi secara
langsung dengan manusia lain. Dalam buku Komunikasi Massa,
Nuruddin (2013) menyampaikan bahwa manusia di era ini mulai
memiliki kemampuan untuk berbicara dan berbahasa meskipun
terbata-bata dalam kelompok masyarakat tertentu. Percakapan dan
bahasa sendiri diperkirakan muncul sekitar 35.000 – 40.000 SM.
2) Tulisan
Termasuk dalam era tulisan ini adalah masa manusia purba dengan
lukisan goa-nya. Lukisan goa tertua ada di Sulawesi, yang
diperkirakan berusia 40.000 tahun. Manusia menemukan alphabet
yang bisa dipergunakan sebagai simbol-simbol untuk berkomunikasi
tanpa harus berinteraksi. Dengan ini, manusia semakin mudah untuk
mendapatkan informasi. Penglihatan merupakan indera yang sangat
penting dalam komunikasi ini.
3) Percetakan
Seiring dengan ditemukannya mesin cetak oleh Johann Gutenberg
pada tahun 1450, maka manusia memasuki periode percetakan. Buku
dan material cetak dipergunakan semua orang untuk menyampaikan
pesan. Pada masa ini, manusia sudah mulai menghilangkan
kebutuhan interaksi fisik secara langsung untuk berkomunikasi.

36
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
4) Teknologi
Periode ini dimulai saat Alexander Graham Bell menemukan telepon,
selanjutnya Samuel Morse yang menemukan telegraf. Demikian
halnya Guglielmo Marconi yang juga berperan penting sebagai orang
yang pertama kali mengirim pesan melalui radio.

Dunia menjadi semakin kecil dan seolah tanpa jarak. Komunikasi lisan
secara langsung tidak lagi diperlukan karena ada sambungan online.
Tulisan dan gambar yang harus dicetak dengan plat, sudah digantikan
dengan foto dan huruf, yang bisa dikirim secara langsung sebagai data.
Telepon kini sudah bergabung dengan gambar dalam bentuk live video
call. Kabar dibelahan dunia lain sudah bisa disaksikan secara langsung
melalui berita di internet atau live streaming.

Manusia berlomba menciptakan inovasi untuk meningkatkan kualitas


hidupnya. Bagi kita semua, sangat penting untuk tetap menjaga batasan-
batasan norma, agar inovasi yang ada menjadikan kita manusia yang lebih
baik.
Secara ringkas dalam bentuk timeline, perkembangan teknologi
komunikasi dirangkum seperti dibawah:
 40.000-30.000 SM komunikasi lisan prasejarah
 40.000 SM lukisan gua, petragliph
 3300 SM tulisan Piktograf (hieroglyphics)
 1800 SM tulisan Cuneiform
 1500 SM tulisan Alfabet
 450 BC telegraf optik Yunani
 800 M Seni cetak Cina
 1450 Percetakan (Guttenberg)
 1835 Fotografi
 1844 Telegraf
 1876 Telepon, phonograf
 1894 telegraf nirkabel
 1895 Film bisu
 1922 Radio broadcast
 1927 Film bersuara
 1930 pita rekam magnetis, cetak warna

37
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
 1935 film berwarna
 1940 siaran TV hitam putih
 1945 Komputer
 1947 Perekaman durasi panjang
 1954 Radio Transistor
 1960 siaran TV berwarna, fotokopi
 1962 satelit, Pita kaset
 1965 TV kabel lokal
 1972 BETA VCR
 1973 mesin fax
 1975 Personal Computer
 1976 VHS VCR
 1977 Apple II home computers
 1978 Laser disk
 1979 walkman
 1980 Printer laser, perekam video portabel
 1983 CDs (compact discs), fiber optics, camcorders, telpon seluler
 1984 TV Stereo
 1988 Digital audiotapes
 1990 High definition TV ditemukan, fotografi digital
 1991 CD-ROM, CD-I
 1993 Videophone, radio digital
 1994 On-line services, PCS (Personal Communications Services)
 1996 High definition TV broadcast, Internet berkembang pesat
 1997 DVD players
 1999 High speed Internet
 2002 kompresi data MP3
 2003 PC Tablet dengan video email, teks tulisan tangan.
 2005 Proyeksi holografis 3 dimensi
 2006 My Space, You Tube
 2010 IPad

Kalian juga bisa melihat tayangan yang berisikan film


yang menunjukkan evolusi perkembangan teknologi
melalui tautan https://qrgo.page.link/5ALoC atau
kalian bisa memindai QR Code yang ada.

38
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
AKTIFITAS
MANDIRI

Menurut fungsi komunikasi, coba berikan contoh kongkret kejadian sehari-


hari yang mencerminkan masing-masing dari fungsi komunikas tersebut.

AKTIFITAS
KELOMPOK

Kalian telah belajar mengenai perkembangan media. Buatlah kelompok


kecil yang terdiri dari 3 siswa, lalu diskusikan hal-hal berikut:
1. Buatlah ringkasan mengenai perkembangan media dalam bentuk
narasi audio singkat berdurasi 5 menit. Kalian bisa merekam audio
menggunakan handphone kalian.
2. Dalam bentuk visual, buatlah infografis yang menerangkan mengenai
sejarah perkembangan media, mulai dari massa prasejarah hingga
internet. Kalian bisa memanfaatkan penggunaan software pengolah
grafis untuk membuat infografis ini.

4. Klasifikasi jenis-jenis media audio visual


Harus dibatasi mengenai jenis media audio visual yang kalian pelajari pada
materi ini. Batasan ini merujuk pada kompetensi kalian yang mengarah
pada penyiaran radio, televisi, dan produksi film. Dengan batasan ini,
kalian akan mempelajari media audio visual yang berkaitan dengan tiga
ranah tersebut.

Media audio visual adalah seperangkat alat yang digunakan untuk


menampilkan gambar bergerak dan bersuara sehingga dapat membentuk
karakter sama dengan objek aslinya karena adanya keterpaduan antara

39
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
gambar dan suara yang ditampilkan (Sanaky, 2013). Rujukan
menyebutkan ada dua jenis media yakni bersifat auditif (suara) dan visual
(gambar). Studi mengenai komunikasi memberikan uraian mengenai
klasifikasi media audio visual.

a. Media Cetak

Media cetak adalah media


massa yang menggunakan
gambar dan tulisan di atas
kertas dalam penyampaian
informasinya. Cina dan Jepang
telah memulai awal pembuatan
media cetak ini pada abad ke 8.

Gambar 2.17. Media Cetak


Sumber: https://qph.fs.quoracdn.net/main-qimg-
fbf1becae4f847c8cef6c30ce57ac1ac

Dengan menggunakan mesin cetak dengan model baja yang dapat


bergerak Johan Gutenberg pada tahun 1455 lah yang membuat media
cetak memulai perkembangannya yang luar biasa. Terdapat bermacam-
macam turunan dari produk media cetak, namun menurut Marshall T Poe
(2012), media cetak diklasifikasikan ke dalam tiga media utama:

1) Buku
Pencetakan dan distribusi buku menyebabkan transformasi budaya,
seperti yang dilakukan radio, televisi, dan internet. Munculnya literasi
dan memungkinkan orang untuk mempelajari berbagai hal untuk diri
mereka sendiri. Dengan buku, manusia membedakan diri mereka dari
orang lain dengan apa yang mereka baca dan apa yang mereka
ketahui. Sebelumnya, manusia mengandalkan pendongeng, pendeta,
guru, atau pemimpin lain untuk mendapatkan informasi. Dengan cara
ini, orang mungkin hanya terpapar pada beberapa sumber informasi
sepanjang hidup mereka dan informasi yang disampaikan oleh
sumber-sumber ini dapat dibatasi dan disimpangkan.

40
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
2) Koran
Lebih dari sekedar buku, koran pernah berfungsi sebagai teman
kehidupan sehari-hari dalam masyarakat kita, menyediakan liputan
rutin peristiwa, baik bersejarah maupun duniawi, dan memungkinkan
kita untuk belajar tentang peristiwa terkini di luar komunitas dan
negara kita. Sementara radio, televisi, dan berita online melayani
fungsi tersebut bagi kebanyakan orang sekarang, koran adalah media
massa pertama yang mengumpulkan dan menyebarkan informasi
tersebut.
3) Majalah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, majalah adalah terbitan
berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik, pandangan
tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca, dan menurut
waktu penerbitannya dibedakan atas majalah bulanan, tengah
bulanan, mingguan, dan sebagainya dan menurut pengkhususan
isinya dibedakan atas majalah berita, wanita, remaja, olahraga,
sastra, ilmu pengetahuan tertentu, dan sebagainya.

Pada umumnya, manusia lebih menikmati melihat dan mendengar


daripada menulis dan membaca. Hal ini mengakibatkan majalah sebagai
media cetak menghadapi tantangan untuk bertahan menghadapi televisi
dan internet.

b. Media elektronik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), media elektronik adalah
sarana media massa yang menggunakan alat-alat elektronik modern,
seperti radio, televisi, komputer, handphone. Media elektronik adalah
informasi atau data yang dibuat, disebarkan, dan diakses dengan
menggunakan suatu bentuk elektronik, energi elektromekanikal, atau alat
lain yang digunakan dalam komunikasi elektronik.

Yang termasuk ke dalam media elektronik antara lain: televisi, radio,


komputer, handphone, dan alat lain yang mengirim dan menerima
informasi dengan menggunakan elektronik (Surya, 2012). Carl Xie-Connell
(2015) menyampaikan bahwa yang termasuk media elektronik adalah
radio, televisi dan internet.

41
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
1) Radio
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, radio berarti siaran
(pengiriman) suara atau bunyi melalui udara. Media massa berbasis
audio merujuk pada penemuan telegraf pada tahun 1840 oleh Samuel
Morse. Komunikasi ini berbasis kabel dengan sistem kode ketukan
listrik yang harus diterjemahkan artinya oleh penerima. Kelemahan
dari telegraf adalah membutuhkan kabel, dan tidak bisa mengirim
suara.

Bittner (1996) menyampaikan, selanjutnya ilmuwan Jerman, Heinrich


Hertz mengembangkan energi elektromagnetik. Dalam prakteknya,
energi ini dikembangkan oleh ilmuwan Italia Guglielmo Marconi
hingga terwujud komunikasi nirkabel pertama melintasi Samudera
Atlantik dalam bentuk wireless telegraf pada tahun 1896.

Nathan B. Stubblefield, seorang petani di Kentucky, dan Reginald A.


Fessenden, seorang professor dari Pittsburgh, Amerika, menjadi dasar
radio sebagai media massa saat mereka menyiarkan suara dan musik
melalui sinyal tanpa kabel pada sekitar tahun 1890. Dari awal pertama
pada tahun 1909 di California, radio menjadi bentuk penyiaran global
yang berkembang menjadi media massa yang sangat erat dengan
perkembangan dunia.

Radio menjadi media untuk menyampaikan hiburan, informasi dan


berita dengan jangkauan yang sangat luas. Pada sejarahnya,
Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda mendirikan
radio siaran pertamanya pada tanggal 16 Juli 1925 yang bernama
Bataviase Radio Vereniging atau BRV di Batavia atau Jakarta tempo
dulu.

Radio menjadi bagian tidak terpisahkan dari perkembangan


kemerdekaan Indonesia. Kalian pasti ingat bagaimana pahlawan
nasional Soetomo, melalui radio, membakar semangat arek-arek
Surabaya pada pertempuran 10 Nopember1945.

42
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
2) Televisi
Dari bahasa Yunani “tele” yang berarti jauh, dan “viso” yang berarti
penglihatan, TV diartikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang
menggunakan penglihatan. Televisi berkembang sedemikian rupa dari
bentuk sederhana hingga live streaming seperti sekarang.

Marshall (2011) menyampaikan bahwa manusia suka menonton dan


mendengarkan sesuatu pada saat bersamaan. Setidaknya selama
140.000 tahun, manusia mendapatkan hiburan dan informasi dengan
mengamati dan mendengarkan hal-hal yang terjadi di sekitar mereka.
Hal ini dilakukan secara langsung, karena pada masa itu, manusia
belum mampu membuat replika dari informasi itu dalam bentuk fisik.
Baru sekitar 40.000 tahun yang lalu kita tahu nenek moyang kita
pertama kali mulai menjelajahi media visual termasuk gambar,
lukisan, dan patung.

Seperti halnya radio, beberapa orang secara bersamaan


mengembangkan teknologi yang kemudian dikenal sebagai televisi.
Televisi paling awal harus diputar atau dipindahkan secara mekanis
sebelum bersifat elektronik. Pada tahun 1884, Paul Nipkow
menemukan perangkat mirip televisi mekanis yang dapat
memproyeksikan gambar visual Felix the Cat yang terkenal saat itu.
Pada tahun 1923, Vladimir Zworykin meningkatkan teknologi ini,
diikuti oleh John Baird dan Philo Farnsworth. Secara kolektif, orang-
orang ini bertanggung jawab atas penemuan televisi, yang merupakan
media massa pertama yang mampu mentransmisikan sinyal audio dan
visual secara instan dan tanpa kabel.

Televisi menjalankan peran yang luar biasa dalam membangun


peradaban manusia. Dari bentuk sederhana hingga bentuk digital
seperti sekarang, manusia masih sangat bergantung pada keberadaan
televisi untuk mengkonstruksi budayanya.

Televisi di Indonesia memulai sejarahnya saat TVRI memulai siaran


perdana nya di 17 Agustus 1962. TVRI menyiarkan peringatan hari
kemerdekaan Republik Indonesia dari halaman Istana Merdeka

43
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Jakarta pada saat itu. Sebelumnya, TVRI sebenarnya merupakan
program khusus yang dilaksanakan untuk menyukseskan Asian Games
di Jakarta tahun 1962. Presiden Soekarno memiliki andil yang cukup
besar dalam pembangunan TVRI sebagai stasiun televisi pertama di
Indonesia. Di tanggal 24 Agustus 1962, TVRI kembali menyiarkan
siaran langsung upacara pembukaan Asian Games keempat dari
Stadion Gelora Bung Karno. Hari inilah yang sampai kini diperingati
sebagai hari ulang tahun TVRI. Mengenai TVRI, kalian bisa mengakses
tautan https://qrgo.page.link/SuSFW untuk lebih mengenal stasiun
televisi nasional kita.

Diresmikannya satelit Palapa di tahun 1976 memungkinkan adanya


channel berbeda untuk siaran. Hal ini membuka kesempatan televisi
swasta untuk berkembang. Televisi swasta pertama adalah Rajawali
Citra Televisi Indonesia yang berdiri pada 24 Agustus 1989.
Selanjutnya, televisi swasta tumbuh dengan beragam gaya dan
karakteristiknya.

3) Telepon seluler atau handphone


Berapa dari kalian yang tidak memiliki handphone? Tanpa
mengabaikan fakta bahwa masih ada peserta didik yang belum
memiliki gawai ini, kalian hampir semua memilikinya. Berapa banyak
waktu yang kalian habiskan dalam sehari untuk mengakses
handphone kalian?. Kegiatan apa saja yang sudah kalian lakukan
dengan handphone kalian?. Membaca, berkirim pesan dengan teman,
membuka internet, mengirim lagu dan video, dan masih banyak lagi.

Dari bentuk konvensional, telepon berkembang dari kepentingan


komunikasi suara dua arah menjadi media mobile yang sangat
kompleks. Saat ini, sebagai media pembawa pesan, handphone sudah
mampu mengakomodir komunikasi massa dalam bentuk gambar,
suara, bahkan data dalam format lain.

44
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Gambar 2.18. Media Elektronik
Sumber: https://qrgo.page.link/pcntU

Kanal internet dan fungsi konversi data digital memungkinkan telepon


menjadi media yang serbaguna. Sambungan komunikasi dengan surat,
gambar, suara dan video sudah dikembangkan sedemikian rupa dengan
cerdas. Ditambah fungsi operasionalnya yang bersifat mobile, handphone
menjadi salah satu kebutuhan hidup manusia saat ini. Keberadaan media
ini sudah menjadi salah satu budaya massa manusia sekarang.

Sebagai bahan referensi dan membuka cakrawala


kalian, perkembangan teknologi telepon seluler
bisa kalian akses melalui tautan
https://qrgo.page.link/6DfsP atau pindai QR Code
yang tersedia.

4) Internet
Sebagai media elektronik, internet berawal dari tim Berners-Lee yang
membuat internet berfungsi untuk massa. Pada tahun 1989, Berners-
Lee membuat kode pemrograman komputer baru yang memperbaiki
beberapa masalah yang membatasi pertumbuhan Internet sebagai
media massa. Sebelumnya, tidak ada bahasa umum yang dapat
dikenali dan digunakan oleh semua komputer untuk berkomunikasi
dan terhubung.

Berners-Lee memecahkan masalah ini dengan pembuatan hypertext


transfer protocol (HTTP). Hal ini memungkinkan orang membuat

45
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
koneksi elektronik atau tautan ke informasi di komputer atau server
lain. Dia juga menemukan hypertext markup language (HTML), yang
memberi pengguna bahasa yang sama untuk membuat dan
mendesain konten online.

Berners-Lee juga menemukan browser pertama, yang memungkinkan


orang mencari informasi dan bernavigasi di antara banyak komputer.
Berners-Lee menamai jaringan barunya "World Wide Web". Jaringan
baru ini dibagi ke domain publik sehingga siapa pun dapat
menggunakan dan menyesuaikannya secara gratis.

Menurut Campbell (2007), dalam bentuk singkat, perkembangan


internet bisa disusun sebagai berikut:
 1960-an. Badan Proyek Penelitian Lanjutan (ARPA) Departemen
Pertahanan AS mulai mengembangkan jaringan komunikasi yang
disebut ARPAnet.
 1970–82. Internet sedang dalam tahap perkembangan, digunakan
terutama oleh peneliti akademis dan pemerintah untuk mengirim
informasi berbasis teks menggunakan email dan papan buletin.
 1982–93. Pembuatan jaringan komunikasi berkecepatan tinggi
dengan titik koneksi di seluruh negeri.
 1993. Gambar, video, dan suara (selain teks) dapat ditransmisikan.
 2005. Web 2.0 diwujudkan dengan penggunaan Internet menjadi
lebih sosial. Popularitas platform dan situs web seperti Flickr,
YouTube, Wikipedia, dan Facebook memungkinkan pembuatan dan
berbagi konten oleh penggunanya.
 2020. Kira-kira 4.5 miliar manusia, atau lebih dari setengah
populasi manusia di dunia, memiliki akses ke internet.

c. Film
Film media yang mampu mengemban fungsi sebagai media yang bersifat
massa. Film berawal dari keinginan manusia untuk merekam
kehidupannya sendiri dalam bentuk gambar (fotografi). Film adalah suatu
bentuk komunikasi massa elektronik yang berupa media audio visual yang
mampu menampilkan kata-kata, bunyi, citra, dan kombinasinya. Film juga

46
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
merupakan salah satu bentuk komunikasi modern yang kedua muncul di
dunia (Sobur, 2004).

Undang-Undang nomor 2 tahun 1992 tentang Perfilman menyampaikan


bahwa Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media
komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas
sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan
video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala
bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau
proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan
dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik,
dan/atau lainnya.

Secara harfiah, film (sinema) berasal dari kata “cinema“ (gerak) dan
“phytos” (gerak) dan “graphein” (tulisan, gambar, citra). Pengertian yang
bisa kalian simpulkan adalah, melukis gerak dengan cahaya. Tjasmadi
(2008) menyampaikan 3 fungsi film yakni:
1) Sebagai medium ekspresi, yang berkaitan dengan seni
2) Sebagai tontonan audio visual, yang bersifat hiburan
3) Sebagai alat untuk menyampaikan pesan, yang berkaitan dengan
informasi.

Film berkembang seiring teknologi yang semakin maju. Namun, film tidak
boleh meninggalkan fungsinya sebagaimana amanah Undang-Undang
Perfilman. Fungsi tersebut adalah:

1) Penerangan
Film merupakan media yang bisa mempromosikan nilai-nilai
keragaman budaya dan kepribadian bangsa kepada masyarakat
internasional
2) Pendidikan
Film merupakan media yang mampu menjadi sarana pendidikan bagi
khalayak melalui pesan-pesan di dalamnya.
3) Pengembangan budaya bangsa
Film sebagai media yang mampu memantapkan dan mengembangkan
nilai-nilai budaya bangsa melalui gambar dan pesan yang terdapat
dalam film.

47
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
4) Hiburan
film menjadi media yang mampu memberikan hiburan bagi
masyarakat secara umum.
5) Ekonomi
Perkembangan film sebagai sebuah industri berdampak pada strata
ekonomi dan sosial dalam masyarakat

d. Media Digital
Mari kita berkenalan dengan angka “0”. Mengapa angka tersebut menjadi
istimewa? Konsep digital tidak akan bisa lepas dari sejarah angka “0” dan
kombinasinya dengan angka 1 dalam bilangan biner. Angka nol,
operasinya pertama kali ditentukan oleh astronom dan ahli matematika
Hindu Brahmagupta pada tahun 628. Lalu Konsep nol digunakan di Cina
dan Timur Tengah. Pada tahun 773, nol mencapai Baghdad dan menjadi
bagian dari sistem angka Arab, yang didasarkan pada sistem India.

Seorang ahli matematika Persia,


Mohammed ibn-Musa al-Khowarizmi,
menyarankan bahwa sebuah lingkaran
kecil harus digunakan dalam perhitungan
jika tidak ada angka yang muncul di tempat
puluhan.

Orang Arab menyebut lingkaran ini "sifr"


atau "kosong". Nol sangat penting bagi Al-
Khowarizmi, yang menggunakannya untuk
menemukan aljabar pada abad
kesembilan. Al-Khowarizmi juga mengem- Gambar 2.19. Mohammed ibn-Musa
bangkan metode cepat untuk mengalikan al-Khowarizmi
Sumber: https:// https://qrgo.page.link/vEwQX
dan membagi angka, yang dikenal sebagai
algoritma.

Perkembangan kode digital adalah inovasi pertama yang membuka jalan


bagi internet dan semua media digital. Inovasi ini terjadi pada 1940-an,
yang mengarah pada pengembangan komputer pertama. Kedua, pada
tahun 1971, mikroprosesor yang mampu membaca dan menyimpan sinyal

48
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
elektronik membantu dalam membangun komputer. Terakhir,
pengembangan kabel serat optik pada pertengahan 1980-an
memungkinkan transmisi informasi dalam jumlah besar. Kabel ini mulai
menggantikan kabel tembaga yang digunakan oleh perusahaan telepon,
televisi, kabel, dan satelit. Karena kemajuan ini, informasi sekarang
bergerak di sekitar kita dalam bentuk pulsa cahaya yang mewakili digit
(kode digital), bukan pulsa listrik lama (Campbell, 2007). Era Internet dan
media digital dimulai pada tahun 1990 dan berlanjut hingga hari ini. Media
digital semuanya dibangun dengan cara yang sama, kode biner digital
terdiri dari satu dan nol.

Gambar 2.20. Ilustrasi Media Digital


Sumber: https:// https://qrgo.page.link/xJ85t

Bisa kita simpulkan secara sederhana, bahwa media digital adalah media
yang dikodekan dalam bahasa yang bisa dibaca oleh mesin. Kode ini
umumnya berbasis biner (0 dan 1). Media digital dirancang untuk
membaca kode numerik tersebut. Sistem kode bersama ini berarti bahwa
mesin apa pun yang dapat mendekode (membaca) kode biner dapat
memahami, menyimpan, dan memutar ulang informasi tersebut.

Bentuk media digital sangat beragam dengan bermacam-macam jenis dan


fungsinya. Media digital membaca, menulis, dan menyimpan data (teks,
gambar, suara, dan video) dengan menggunakan kode numerik. Saat
kalian mendengarkan musik di handphone kalian, atau membaca file tugas
dari guru kalian di email, kalian sudah mengakses media digital. Contoh
lain adalah saat kalian berinteraksi dengan teman kalian melalui media

49
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
sosial, atau sedang mengadakan video conference dengan guru kalian,
saat itu kalian juga sedang berinterkasi dengan media digital.

AKTIFITAS
MANDIRI

Terdapat beberapa media audio visual yang dipelajari dalam materi ini.
Untuk penugasan mandiri secara individual, silahkan pilih salah satu dari
penugasan dibawah:

Buatlah timeline dalam bentuk infografis mengenai:

1. Perkembangan radio di Indonesai


2. Perkembangan televisi di Indonesia
3. Perkembangan film di Indonesia

AKTIFITAS
KELOMPOK

Kalian telah belajar mengenai jenis-jenis media audio visual. Buatlah


kelompok kecil yang terdiri dari 4 siswa, lalu diskusikan hal-hal berikut:
1. Menurut kalian, apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan media
berikut:
a. Radio
b. Televisi
c. Film
d. Internet
Susunlah presentasi dalam bentuk sederhana. Kalian bisa
menggunakan aplikasi presentasi seperti power point atau yang lain.
2. Media memberikan akses kepada implementasi yang bersifat pribadi.
Cermati kejadian yang ada di sekitar kalian. Berikan contoh kejadian
yang terjadi akibat kecerobohan akses media di internet, dan berikan
pendapat kalian mengenai hal tersebut.

50
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
5. Fungsi media
Manusia memanfaatkan media untuk berkomunikasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya. Dengan itu, manusia mampu berkembang
menjadi makhluk yang terus berevolusi. Media menjadi bagian tak
terpisahkan dari perkembangan budaya manusia. Menurut Campbell
(2007) Dengan keberadaannya, media memiliki berbagai fungsi.
a. Fungsi informasi.
Manusia membutuhkan informasi untuk memuaskan rasa ingin tahu,
dan lebih memahami bagaimana menyesuaikan diri dengan dunianya.
b. Fungsi instruksional.
Beberapa media hadir untuk menumbuhkan pengetahuan dengan
memberikan manfaat pembelajaran, bukan hanya menyampaikan
informasi.
c. Fungsi sosial.
Media dapat mendekatkan manusia, dan menciptakan ruang maya
bagi mereka untuk bersosialisasi.
d. Fungsi hiburan.
Kita semua menggunakan media untuk memberikan hiburan, yang
semata-mata untuk membantu kita rileks.

C. Rangkuman
1. Dasar-dasar komunikasi dan jenis komunikasi massa
a. Sejarah komunikasi dimulai 150.000 tahun yang lalu saat manusia
melakukan komunikasai secara verbal sederhana. Selanjutnya
berkembang masa piktograf dan penemuan alphabet. Teknologi
berkembang dengan adanya gelombang radio dan
elektromagnetik. Perkembangan ini melahirkan masa internet,
yang menghapus jarak antar manusia.
b. Dalam komunikasi terdapat komponen penting yang terlibat yaitu:
1) Komunikator adalah pihak yang menyampaikan pesan.
2) Media Komunikasi merupakan perantara, medium, untuk
menyampaikan pesan, media ini bisa berupa simbol, lambang,
teks, gambar, kabel, jaringan dan media lain. Media ini juga bisa
bersifat non fisik, suara, tindakan atau gerakan.

51
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
3) Message (Pesan) merupakan pemahaman yang berusaha
disampaikan oleh komunikator.
4) Komunikan merupakan pihak penerima pesan dari komunikator.
5) Sikap merupakan respon dari komunikan terhadap pesan yang
disampaikan oleh komunikator
c. Jenis Komunikasi
Secara umum, komunikasi dibedakan menjadi komunikasi verbal
dan non verbal. Kedua jenis komunikasi ini saling melengkapi satu
dengan yang lain.
d. Fungsi Komunikasi
Komunikasi memiliki fungsi untuk: menyampaikan pikiran,
berinteraksi, memberi informasi, menambah wawasan, hiburan,
mempengaruhi orang lain, pengendalian, motivasi, dan mengambil
keputusan.
2. Sejarah perkembangan media audio visual
a. Suara menganut prinsip-prinsip fisika mutlak, sehingga perekaman
suara tidak mentolerir adanya gangguan suara
b. Esensi dari persistence of vision dipergunakan untuk
mengembangkan produk visual, dari mulai animasi sederhana
hingga film seluloid dan teknologi digital dalam film
c. Perkembangan media
Media berkembang mengikuti periode: lisan, tulisan, percetakan
dan periode teknologi
3. Klasifikasi Jenis media audio visual
a. Media cetak merupakan media massa yang menggunakan gambar
dan tulisan di atas kertas dalam penyampaian informasinya
b. Media elektronik, adalah sarana media massa yang menggunakan
alat-alat elektronik modern, seperti radio, televisi, komputer,
handphone. Media elektronik adalah informasi atau data yang
dibuat, disebarkan, dan diakses dengan menggunakan suatu
bentuk elektronik, energi elektromekanikal, atau alat lain yang
digunakan dalam komunikasi elektronik
c. Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media
komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas
sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video,
piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya

52
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi,
proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara,
yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem
proyeksi mekanik, elektronik, dan/atau lainnya.
d. Media digital adalah media yang dikodekan dalam bahasa yang bisa
dibaca oleh mesin. Kode ini umumnya berbasis biner (0 dan 1).
Media digital dirancang untuk membaca kode numerik tersebut.
Sistem kode bersama ini berarti bahwa mesin apa pun yang dapat
mendekode (membaca) kode biner dapat memahami, menyimpan,
dan memutar ulang informasi tersebut
4. Media memiliki fungsi informasi, instruksional, sosial dan hiburan
5. Profesi dibidang Broadcasting radio level 2:
a. Presenter/announcer /anchor (news reader, continuity presenter)
b. Radio promotion staff
c. Radio event / off-air staff
d. Radio traffic staff
e. Program staff / staff siaran
f. Production operator
g. It engineer
h. Creative production
i. Operator siaran
j. Broadcast console operator
Profesi dibidang Broadcasting Televisi level 2:

a. Engineer technician
b. Production secretary
c. Production assistant
d. Traffic/contiunity assistant
e. Videographer assistant 2
f. Casting director assistant 2
g. Camera operator assistant 2
h. Lighting assistant 2
i. Desk assistant
j. Scenic designer assistant 2
k. Makeup artist assistant 2

53
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Profesi dibidang Produksi Film level 2:

a. Asisten Juru Lampu (asisten Gaffer)


b. Asisten Grip
c. Property Buyer
d. Production Runner
e. Post Production Runner
f. Sound Report
g. Extras
h. Rotoscoping Entry Level
i. Mono chromakey Operator
j. Motion Capture Operator
k. Casting Coordinator
l. 2D & 3D Animation Entry Level
m. Entry Level artist

D. Refleksi

Dari semua materi yang sudah kalian pelajari dalam bab ini, kita
seharusnya bisa mengambil sesuatu yang bisa kita renungkan. Kalian bisa
mencermati betapa manusia berkembang sedemikian rupa, dari mulai
masa pra sejarah yang purba, hingga saat ini di masa yang sangat digital.
Dalam dunia penyiaran, baik radio dan televisi, maupun film, semua
berhubungan dengan penyampaian pesan kepada orang banyak. Kalian
harus cermat, dalam menyampaikan pesan tersebut harus tetap
mengindahkan norma-norma yang ada. Kalian pasti akan menghasilan
karya dalam bentuk audio visual. Jangan pernah diabaikan bahwa karya
yang kalian buat, bisa mempengaruhi orang lain. Maka dari itu,
seyogyanya kita selalu berusaha untuk menghasilkan karya yang bermutu.
Karya yang menunjukkan kalian sebagai manusia yang berbudi luhur,
berakhlak baik, menjunjung persatuan dan kesatuan bangsa.

E. Evaluasi
1. Jelaskan apa yang mendasari manusia untuk berkomunikasi.

54
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
2. Kalian cermati kejadian yang ada disekitar kalian, ada kejadian
dimana hal pribadi menjadi konsumsi publik melalui internet
dengan media sosialnya. Menurut kalian, bagaimana cara yang
menurut kalian efektif untuk bisa menyaring informasi yang positif
dan negatif dari media sosial?
3. Ikan paus berkomunikasi melalui nyanyian yang bisa didengar
antara ikan paus dalam jarak berkilo-kilo meter. Jika dikaitkan
dengan sifat suara, apa yang menyebabkan ikan paus bisa
berkomunikasi dalam jarak sejauh itu? jelaskan…
4. Mengapa audio dikatakan sebagai media/ material yang sangat
bersifat teknis dan sangat terikat pada hukum fisika murni?
5. Jelaskan fungsi sosial dari media, dan berikan contoh kejadian yang
mencerminkan fungsi tersebut.
6. Jika terkait dengan technopreneurship, bidang pekerjaan atau
potensi apa yang bisa dikembangkan untuk bidang broadcasting
radio, televisi dan film?

F. Pengayaan
Mengenai media audio visual, materi yang sudah kalian pelajari hanya
sebagian kecil dari perkembangan yang dinamis dari media audio visual
itu sendiri. Teknologi memungkinkan perkembangan yang sangat cepat,
yang memaksa kita untuk selalu membuka wawasan. Kalian bisa
mengembangkan diri dengan membuka jendela pikiran kalian untuk
mencari informasi secara mandiri. Dibawah terdapat beberapa rujukan
yang bisa kalian akses untuk menambah khasanah pengetahuan kalian.
Kalian bisa memindai QR Code atau mengakses tautan yang ada dibawah
untuk memperkaya pengetahuan kalian.

Tautan:
https://qrgo.page.link/pvnZ2 https://qrgo.page.link/A9jr5

55
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
56
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
2021
Buku Teks Siswa Dasar-Dasar Broadcasting dan Perfilman | Peralatan
Audio Visual
SMK/MAK Kelas X Semester 1

Penulis: Ady Wicaksono dan Hendra Budi Santoso


ISBN: 978-623-6199-92-3 (PDF)

57
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
PETA KONSEP
MATERI PELAJARAN

Sebelum kalian masuk ke materi pembelajaran, ada baiknya kalian


pelajari dahulu peta materi seperti tergambar dibawah. Peta materi
tersebut merupakan runtutan materi yang akan kalian pelajari pada bab
3 ini.

1 Mikrofon dan Kamera

klasifikasi
Jenis dan fungsi
peralatan 2 peralatan audio visual
audio visual

3 SOP dan perawatan


peralatan audio visual

\
3Manajemen
Sistem
4 Kesehatan dan
Keselamatan Kerja

Gambar 3.1. Peta Konsep Materi Pelajaran

58
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
A. Tujuan Pembelajaran
Dengan menambah rujukan melalui kegiatan literasi, menggali informasi
secara offline dan online, berdiskusi dan bekerjasama dengan teman
kalian, serta mensimulasikan materi, diharapan kalian mampu
mengklasifikasikan peralatan media audio visual dengan
mengidentifikasi serta menerapkan:
a. Mikrofon dan kamera
b. Jenis dan fungsi peralatan audio visual
c. Standard Operational Procedures dan perawatan peralatan audio
visual
d. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)

Kegiatan belajar kalian merupakan kegiatan yang terintegrasi antara teori


dan praktik. Diharapkan, kalian mampu bekerjasama, melatih kedisplinan,
cermat, percaya diri dan teliti dalam menyelesaikan pembelajaran.

Pada bab 3 ini, kalian akan mempelajari materi mengenai Jenis dan fungsi
peralatan audio visual, SOP penerapan peralatan audio visual, serta
perawatan peralatan audio visual dan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3). Mengapa kalian mempelajarinya? Karena
bagaimanapun, semuanya berkaitan dengan hal-hal mendasar yang akan
kalian pelajari di bidang penyiaran radio, televisi dan produksi film. Kalian
juga akan menemukan kaitan materi dengan bagaimana menerapkannya
dengan bertanggungjawab, dan sesuai dengan norma sosial yang harus
kita taati.

Mengapa peralatan audio video untuk radio, televisi dan


QUESTION produksi film berbeda-beda?

Bagaimanakah prosedur pengoperasian alat produksi?

Mengapa produksi audio visual bisa menghabiskan biaya yang


sangat mahal?

Kata Kunci
mikrofon, kamera, lensa, lighting, studio, televisi, radio,
broadcasting, film

59
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Sebuah produksi siaran radio, program televisi, dan
APERSEPSI produksi film, merupakan produksi yang bersifat
kolaboratif. Kegiatan dilaksanakan mulai dari pra
produksi hingga pasca produksi.

Banyak personel yang terlibat, yang masing-masing memiliki


tanggungjawab berbeda-beda. Masing-masing personel ini menentukan
secara keseluruhan hasil dari seluruh rangkaian produksi. Peralatan yang
dipergunakan dalam melaksanakan produksi siaran radio, televisi,
maupun produksi film sangat beragam. Alat-alat ini memiliki spesifikasi
dan karakteristik yang berbeda-beda. Masing-masing divisi kerja yang ada
menggunakan alat sesuai bidang kerjanya.

Mikrofon yang dipergunakan saat siaran radio berbeda dengan mikrofon


yang dipergunakan saat liputan. Demikian halnya mikrofon yang
dipergunakan untuk syuting film. Kamera yang dipergunakan pada saat
liputan berita, jelas akan berbeda dengan kamera yang diergunakan
syuting film layar lebar.

Sebuah produksi berita bisa jadi melibatkan sedikit personel dilapangan,


namun melibatkan banyak orang pada saat pengolahan untuk pasca
produksinya. Syuting film bisa melibatkan ribuan orang dalam satu
kesempatan produksi. Proses pengolahan audio dan video produksi bisa
memakan waktu yang panjang untuk menghasilkan produk yang
maksimal.

60
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
B. PERALATAN AUDIO VISUAL

1. Mikrofon dan kamera

Gambar 3.2. Mikrofon dan Kamera


Sumber: https://qrgo.page.link/uW4MP

Seperti kita ketahui, mikrofon dan kamera merupakan alat utama dalam
produksi siaran radio, televisi, dan produksi film. Kedua alat tersebut
memiliki peranan sangat vital terutama untuk televisi dan produksi film.
Bagian ini, untuk membahas lebih rinci mengenai kedua alat tersebut. Hal
ini agar tidak terjadi pengulangan materi. Dengan pembahasan lebih rinci,
kalian akan bisa lebih mengerti karakteristik masing-masing alat pada
masing-masing bidang.

61
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
a. Mikrofon.

Mikrofon merupakan salah satu transduser (perangkat yang mengubah


energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya). Mikrofon mengubah energi
akustik (gelombang suara) menjadi energi listrik (sinyal audio). Ada
berbagai jenis / tipe mikrofon, dan masing-masing tipe menggunakan
metode yang berbeda dalam mengkonversi energi.

Baik pada radio, televisi, maupun film, secara fisik, semua mikrofon
mengubah gelombang suara menjadi energi listrik/sinyal audio. Sinyal
suara diperkuat dan dikirim ke loudspeaker, yang mengubahnya menjadi
suara yang dapat didengar. Banyak sekali mikrofon yang tersedia saat ini
dirancang untuk melakukan tugas yang berbeda.

1) Berdasarkan konstruksi fisiknya, mikrofon dibagi menjadi 3 jenis


a) Dynamic
Mikrofon yang perangkat
pengambilan suaranya terdiri dari
membran yang terpasang pada
kumparan dengan magnet (coil).
Saat diafragma bergetar karena
tekanan udara dari suara, kumparan
bergerak dalam medan magnet, dan
menghasilkan arus listrik. Energi
listrik ini lah yang nantinya akan Gambar 3.3. Konstruksi mikrofon dynamic
Sumber: https://qrgo.page.link/xH1Tm
diamplifikasi sehingga menghasilkan
suara.

Gambar 3.4. Mikrofon Dynamic


Sumber: https://qrgo.page.link/uW4MP

62
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
b) Condenser
Mikrofon yang bekerja dengan
membran elektroda tipis. Saat terjadi
perubahan tekanan karena suara, akan
mengakibatkan perubahan kapasitas
muatan kedua elektroda. Hal ini
mengakibatkan perubahan tegangan
listrik yang diubah menjadi suara.
Condenser mic memerlukan sebuah
Gambar 3.5. Konstruksi Mikrofon Condenser sirkuit elektronik untuk mengubah
Sumber: https://qrgo.page.link/1Lgnf kapasitansi menjadi arus listrik. Oleh
karenanya membutuhkan energi listrik
untuk dapat menyala, biasanya disebut
dengan istilah phantom power

Gambar 3.6. Mikrofon Condenser


Sumber: https://qrgo.page.link/1Lgnf

c) Ribbon
Mikrofon ini prinsipnya hampir sama
dengan mikrofon dynamic, hanya
saja coil diganti dengan pita logam
yang tipis (seperti aluminium foil)
yang bergetar diantara 2 medan
magnet, perubahan medan magnet
inilah yang menghasilkan energi
listrik. Gambar 3.7. Konstruksi Mikrofon Ribbon
Sumber: https://qrgo.page.link/1Lgnf

63
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Gambar 3.8. Mikrofon Ribbon
Sumber: https://qrgo.page.link/cbonU

2) Berdasarkan pola penerimaannya (polar pattern), mikrofon dibagi


menjadi beberapa jenis
a) Omni directional
Mikrofon ini menerima suara dari
semua arah.

Gambar 3.9. Mikrofon omnidirectional


Sumber: https://www.lewitt-audio.com/blog/polar-
patterns

b) Bi directional
Mikrofon ini mencegah suara
dari samping tetapi peka dari
arah depan dan belakang.

Gambar 3.10. Mikrofon bidirectional


Sumber: https://www.lewitt-audio.com/blog/polar-patterns

64
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
c) Cardioid (Unidirectional)
Mikrofon ini menerima suara
hanya dari satu arah. Mikrofon
jenis ini paling banyak digunakan
dalam rekaman untuk film
maupun televisi. Dengan
kemampuannya menerima dari
satu arah, kita bisa memilah-
milah suara yang diperlukan dan
tidak.
Gambar 3.11. Mikrofon unidirectional
Sumber: https://www.lewitt-audio.com/blog/polar-patterns

d) Supercardioid, hypercardioid dan ultracardioid


Mikrofon ini memiliki pola
penerimaan lebih sempit dari
cardioid. Sehingga memiliki
kemampuan lebih baik dalam
mengisolasi suara. Mikrofon jenis
ini juga disebut dengan mikrofon
“shotgun”. Yang paling sempit
pola penerimaannya adalah
mikrofon ultracardioid.
Gambar 3.12. Mikrofon shotgun
Sumber: https://www.lewitt-audio.com/blog/polar-patterns

3) Tipe mikrofon menurut penggunaannya digolongkan dalam daftar


berikut
a) Lavaliere Microphones
Disebut juga clip-on, yang
dijepitkan di baju, menggunakan
mikrofon kecil. Sering digunakan
untuk berita, wawancara,
pengambilan suara pada talent atau
siaran yang bersifat instruksional.

Gambar 3.13. Mikrofon lavaliere


Sumber: https://qrgo.page.link/M6KQp

65
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
b) Hand Microphones
Mik jenis ini dipergunakan dengan dipegang langsung dengan tangan.

c) Boom Microphones
Mikrofon ini digunakan untuk
mengambil suara dari jarak
yang cukup jauh dari sumber
suara. Biasanya jenis yang
dipergunakan adalah shotgun
mic, yang terpasang pada
alat pemegang khusus
dengan pelindung. Mikrofon
boom memiliki pola kutub
yang sangat terarah dan
diposisikan di ujung tongkat Gambar 3.14. Mikrofon boom dengan
boom. aksesorisnya
Sumber: https://qrgo.page.link/Cv5so

d) Headset Microphones
Dengan mikrofon headset,
memungkinkan untuk
mendengarkan suara
sekaligus berbicara. Mikrofon
ini dipergunakan dengan
speaker yang dipasangkan di
telinga, sekaligus dengan
mikrofon yang terpasang dan
aktif.
Gambar 3.15. Headset Microphone
Sumber: https://qrgo.page.link/m1MZL
e) Wireless Microphones
Sesuai namanya, mikrofon jenis ini tidak menggunakan kabel
penghubung. Mikrofon ini ditambahkan perangkat untuk dapat
mentransmisikan suara. Bentuknya beragam, yang membedakan
adalah terdapat tambahan konstruksi perangkat pengirim sinyal yang
tergabung dalam tubuh mikrofonnya.

66
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
f) Desk Microphones
Jenis mikrofon yang
dipergunakan dengan
diletakkan dimeja. Mikrofon ini
banyak digunakan di acara
panel, audiensi publik, pidato,
konferensi pers, dan program
lain dari mana pembicara ada di
belakang meja, meja, atau
mimbar
Gambar 3.16. Desk Microphone
Sumber: https://qrgo.page.link/1n7or

g) Bondary Microphones
Mikrofon ini disebut juga dengan
mikrofon PZM (pressure zone
microphone). Memiliki kapsul
mikrofon yang ditempatkan sejajar
atau sedekat mungkin dengan batas
(dinding, lantai, langit-langit,
penyekat).
Gambar 3.17. Boundary Microphone
Sumber: https://qrgo.page.link/uBSKH
h) Hanging Microphones
Dalam beberapa kesempatan, penggunaan mikrofon boom atau
dengan stand bisa menjadi gangguan. Misalkan pada saat
pertunjukan teater dengan blocking pemain yang ketat. Kondisi ini
bisa dibantu dengan penggunaan mikrofon yang digantungkan untuk
mendapatkan suara.
i) Hidden Microphones
Mikrofon dengan penggunaan disembunyikan dipakai untuk keadaan
khusus. Keadaan ini memang direncanakan untuk kepentingan
auditory. Misalkan mikrofon disembunyikan di spion mobil untuk
mendapatkan dialog dalam mobil.

67
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
j) Long-distance Microphones
Seperti namanya, mikrofon ini
dipergunakan untuk mendapatkan
suara dari jarak yang jauh. Tidak
hanya sekedar karena menggunakan
jenis mikrofon cardioid, namun juga
untuk mendapatkan atmosfer suara
yang diperlukan. Suara riuh penonton
di stadion bisa didapatkan dengan
memasangkan mikrofon pada reflektor
berbentuk parabola.

Gambar 3.18. Long-distance Microphone


Sumber: https://qrgo.page.link/o8icc

b. Kamera
1) Televisi
a) Camera Control Unit
Merupakan peralatan yang terpisah dari kamera, yang berisi berbagai
kontrol video, termasuk ketepatan warna, keseimbangan warna,
kontras, dan kecerahan. CCU memungkinkan operator video
menyesuaikan kamera gambar selama produksi.

Gambar 3.19. Camera Control Unit


Sumber: https://qrgo.page.link/BRfyR

68
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
b) Lensa

Gambar 3.20. Lensa Kamera Studio


Sumber: https://qrgo.page.link/wVuza

Pekerjaan dasar lensa kamera adalah mengumpulkan dan


memfokuskan cahaya yang dipantulkan dari pemandangan atau
subjek. Saat sinar cahaya yang dipantulkan memasuki lensa kamera
dan melewati elemen, mereka diarahkan ke sensor gambar kamera.
Berbagai macam lensa memiliki fungsi dan karakterisrik berbeda demi
mendapatkan gambar terbaik sesuai perencanaan visual yang sudah
dibuat.
Lensa yang dipergunakan untuk
kamera studio disebut studio
zoom. Lensa ini berukuran lebih
besar dari kameranya sendiri.
Sedangkan lensa yang
dipergunakan untuk kamera
ENG/EFP disebut sebagai field Gambar 3.21. Lensa kamera ENG/EFP
Sumber: https://qrgo.page.link/wVuza
zoom.

c) Kamera Studio
Barangkali berbeda dengan
kamera seperti yang kalian
bayangkan. Kamera studio
berukuran besar, dan merupakan
kamera berkualitas tinggi dan
lensa yang tidak bisa digerakkan
dengan benar tanpa bantuan alat
kontrol tambahan dan dudukan
kamera lainnya.
Gambar 3.22. Kamera Studio
Sumber: https://qrgo.page.link/xXgtU

69
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Kamera ini dipergunakan untuk memproduksi acara televisi khusus di
dalam studio televisi. Kamera ini dilengkapi dengan pedestal, remote
control untuk focus dan zoom, terhubung ke CCU, RCP, VTR dan
switcher. Selain itu kamera ini dilengkapi dengan zoom servo, dan fitur
intercom yang memungkinkan Program Director berkomunikasi
dengan juru kamera dan mengarahkan dalam pengambilan gambar.

Kamera studio untuk produksi program televisi terdiri atas:


(1) Head Kamera
(a) Lensa
(b) Pick Up Tube / CCD
(c) View Finder
(d) Tripod / Pedestal / Crane
(2) Kabel Kamera
(3) Processor terdiri dari
a) Camera Control Unit
b) Remote Control Panel
c) Amplifier dan Drive Unit
d) Power Supply
(4) Alat Ukur
(a) Picture Monitor
(b) Wave Form Monitor
(c) Vector Scope

d) Kamera ENG (Electronic News Gathering) dan EFP (Electronic Field


Production)

Gambar 3.23. Kamera ENG dan EFP


Sumber: https://qrgo.page.link/S1Ket

70
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Merupakan kamera berkualitas tinggi yang bersifat portabel. Kamera
ini bisa dibawa oleh operator kamera sekaligus dengan peralatan
kontrol bawaan mereka. ENG/EFP dirancang untuk menghasilkan
sinyal video berkualitas tinggi yang dapat direkam secara terpisah
atau menjadi satu dengan kamera. Rekaman terpisah ini bisa direkam
dengan VTR, atau perangkat perekam disk yang dipasang pada
perangkat docking dengan kamera, atau pada VTR atau disk internal
perekam hard drive, optic cakram, dan kartu memori (flash drive).
Bagian kamera ENG adalah:
(1) Head Kamera
(a) Lensa
(b) Pick Up Tube / CCD
(c) View Finder
(2) Cam Corder / VTR
(3) Baterai

Gambar 3.24. Kamera EFP


Sumber: https://qrgo.page.link/Y7Fjt

71
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Sedangkan bagian dari kamera EFP adalah:
(1) Head Kamera
(a) Lensa
(b) Pick Up Tube / CCD
(c) View Finder
(d) Tripod/ Pedestal / Crane
(2) Processor terdiri dari:
(a) Camera Control Unit
(b) Remote Control Panel
(c) Power Supply
(3) Konektor
(4) Alat Ukur, yang terdiri dari:
(a) Picture Monitor
(b) Wave Form Monitor
(c) Vector Scope

2) Kamera Film
Kamera untuk sinema harus bisa memenuhi hasil perekaman gambar
dengan resolusi yang maksimal untuk pemutaran ukuran layar film.
Berbeda dengan televisi untuk kepentingan penyiaran dan perekaman
yang instan. Karena itu, sinema pada umumnya mengambil pendekatan
yang lebih terencana dan tepat dalam pembuatan gambar. Sehingga hal
ini berpengaruh terhadap konstruksi kamera sendiri dan karakteristik
kamera untuk sinema.
Benar, yang kalian lihat pada
gambar disamping adalah
kamera untuk motion
pictures/sinema (film layar
lebar). Namun yang kalian
lihat hanya tubuh dari kamera
yang dimaksud. Kamera
sinema masih harus
diintegrasikan dengan
berbagai komponen dan
peralatan pendukung untuk
Gambar 3.25. Kamera Sinema (body only)
bisa dioperasikan.
Sumber: https://qrgo.page.link/Y7Fjt

72
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Beberapa kriteria yang harus dipenuhi kamera film antara lain:
a) Kamera film harus mampu merekam gambar dengan kualitas setinggi
mungkin. Kualitas gambar terdiri dari banyak parameter, seperti
rentang dinamis gambar, kedalaman warna, sensitivitas sensor.
b) Data hasil rekaman harus berupa data mentah yang tidak terkompresi.
Hal ini berhubungan dengan pengolahan gambar untuk banyak
kepentingan pasca produksi.
c) Kuat dan andal di semua kondisi lingkungan. Hal ini berkaitan dengan
rentang suhu pengoperasian yang luas, tahan debu dan percikan air
serta goncangan.
d) Pengoperasian yang sederhana dan mudah. Kru film profesional
bekerja berjam-jam, terkadang dalam kondisi yang sangat buruk,
sehingga peralatan mereka harus sederhana dan mudah dioperasikan.
e) Antarmuka profesional. Kamera adalah salah satu bagian dari
beberapa komponen yang dihubungkan menjadi satu. Kamera film
memiliki dukungan antar muka untuk memonitor segala macam
pengaturan untuk pengambilan gambarnya.
f) Kamera film tidak pernah berdiri sendiri di set pada saat produksi.
Banyak komponen yang dihubungkan dan berkomunikasi dengan
kamera. Komponen-komponen tersebut harus tepat secara mekanis,
hemat daya, dan melakukan transfer data sebaik mungkin ke kamera.
Komponen-komponen tersebut seperti lensa, baterai, koneksi kabel
data, handle, kotak matte, monitor, remote kontrol nirkabel,
pemancar video nirkabel, dan pendukung kamera yang lain.

Gambar 3.26. Kamera Sinema dengan lensa


Sumber: https://qrgo.page.link/fbjS8

73
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Kesimpulannya, kamera film adalah peralatan yang cukup rumit. Dengan
ini, maka pengoperasiannya harus dibekali dengan pengetahuan dan
latihan yang cukup.

Gambar 3.27. Kamera Sinema


Sumber: https://qrgo.page.link/HfAED

Lensa untuk kamera film (lensa sinematik) memiliki fungsi yang lebih luas
daripada lensa kamera secara umum. Fasilitas ini diperlukan untuk
memberikan keleluasaan setting pada saat pengambilan gambar.
a) Lensa sinematik dibuat untuk pemakaian kelas berat. Biasanya
bodinya full metal yang tahan banting dalam kondisi yang paling
ekstrim sekalipun. Jadi lensa sinematik lebih besar dan berat
dibanding lensa foto.
b) Salah satu fitur penting lensa sinematik adalah kemampuannya untuk
menjaga fokus pada subyek yang bergerak atau dengan halus
mengganti fokus dari satu subyek ke lainnya. Lensa sinematik memiliki
focus ring dengan penanda yang jelas di awal dan akhir shot.
c) Lensa sinematik memiliki ring iris dengan penanda. Dengan ini,
pengukuran pasti soal jumlah cahaya yang memasuki lensa bisa
dikontrol secara langsung. Lensa ini memiliki fitur kontrol manual

74
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
exposure berpresisi tinggi dan memungkinkan menjaga exposure di
setiap adegan, tak peduli kondisi cuaca dan paparan saat shooting
d) Kualitas optik sebuah lensa
sangat bergantung pada
kualitas kaca. Kaca pada lensa
sinematik memungkinkan
pengambilan gambar dalam
kondisi lighting buruk, misalnya
di bawah sinar terik atau kontras
tinggi. Lensa menghasilkan
ketajaman yang rata hingga ke
bagian pojok image dan
mengurangi chromatic
aberration, distorsi dan
vignetting yang biasa terdapat
pada video.
Gambar 3.28. Lensa Sinema
Sumber: https://qrgo.page.link/HfAED

AKTIFITAS
MANDIRI

Menurut fungsi dan karakteristik dari peralatan audio, coba berikan


penjelasan mengapa pada penyiaran radio, produksi televisi dan produksi
film membutuhkan mikrofon yang berbeda-beda?.

75
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
AKTIFITAS
KELOMPOK

Kalian telah mempelajari materi tentang mikrofon dan kamera, perhatikan


contoh kasus dibawah ini.

Seorang penyiar sedang menyiarkan berita di radio, berita tersebut


berasal dari liputan kejadian demonstrasi yang sedang terjadi di lapangan.
Kru yang berada dilapangan meliput berita demonstrasi dengan
mewawancarai dan merekam gambar salah seorang demonstran. Selain
wawancara, kamerawan juga mengambil gambar demonstran dari jarak
yang jauh.

Buatlah kelompok kecil yang beranggotakan 3 orang. Selanjutnya buatlah


simpulan dari pertanyaan berikut.
2. Mikrofon dan kamera apa yang dipergunakan masing-masing personel
yang ada dalam kasus diatas?
3. Mengapa masing-masing personel menggunakan mikrofon dan
kamera seperti yang kalian pilih?

2. Jenis dan fungsi peralatan audio visual


Peralatan audio visual mutlak diperlukan dalam menghasilkan produk
audio visual. Berbagai jenis peralatan diproduksi untuk memenuhi
kebutuhan kreatif tersebut. Peralatan yang dibahas adalah peralatan
untuk bidang radio, televisi, dan produksi film.

a. Produksi Siaran Radio


Radio mengelola material audio sebagai bahan utamanya. Peralatan yang
dipergunakan dalam kegiatan produksi siaran radio pun, diutamakan
untuk memaksimalkan audio agar bisa diterima masyarakat dengan baik.

76
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
1) Audio Mixer
Audio Mixer sebagai audio konsol,
adalah perangkat dengan fungsi
utama untuk menerima,
menggabungkan, memproses dan
memonitor audio.
Mixer terutama digunakan dalam
empat jenis lingkungan: live (di
konser), di studio rekaman, untuk
audio siaran, dan untuk film Gambar 3.29. Audio Mixer Radio
/televisi. Mixer audio bisa Sumber: https://qrgo.page.link/7jCYN

berbentuk analog atau digital.

Recording dan playback.


Perekaman dan pemutaran
suara, ini dipergunakan saat
material audio direkam pada saat
produksi dan untuk rekonstruksi
pascaproduksi.

Gambar 3.30. Playback audio


Sumber: https://qrgo.page.link/zeCUh

2) Komputer
Komputer berguna untuk memasukan input dan memproses data
dengan mengeluarkan hasil output yang kita inginkan dan bekerja
secara otomatis. Dikerjakan dengan software atau aplikasi dan
tersimpan melalui media penyimpanan data.
3) Software
Hal utama yang paling penting dari keberadaan siaran radio adalah
sajian program atau materi acara yang menarik. Hal ini dapat
didukung dengan salah satu komponen acara yang penting yaitu
seorang penyiar radio dengan format siaran yang variatif. Siaran

77
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Radio yang bagus dan bervariasi tentu dapat menarik perhatian
konsumen atau pendengar, sehingga dibutuhkan sistem siaran yang
lebih baik. Dengan keberadaan software khusus, konten siaran radio
dapat diorganisasikan dengan rapi. Bahkan, konten ini dapat
diotomasi-kan sehingga dalam beberapa kesempatan, tidak lagi
mengharuskan adanya keberadaan host secara fisik.

Gambar 3.31. Software Siaran Radio


Sumber: https://qrgo.page.link/TZZzC

4) Studio Monitor Speaker


Dengan Studio monitor speaker
memberikan cara mudah untuk
mendengar apa yang terjadi tanpa
headphone. Keberadaan speaker ini
bisa membantu mendeteksi adanya
kelainan kualitas suara. Speaker ini
akan otomatis masuk kondisi “mute”
saat headphone diaktifkan. Gambar 3.32. Studio Monitor Speaker
Sumber: https://qrgo.page.link/nkfbw

5) Headphones
Dibutuhkan untuk mendengarkan
aktifitas yang sedang mengudara.
Penyiar biasanya diwajibkan untuk
menggunakan headphones saat siaran
berlangsung. Headphones juga digu-
nakan untuk mengantisipasi brooming
jika menggunakan speaker control yang
biasa, mengingat dalam ruangan tersebut
Gambar 3.33. Headphones
Sumber: https://qrgo.page.link/nkfbw microphone juga aktif ketika siaran.

78
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
6) Hybrid Phone
Hybrid adalah alat yang mengkonversi sambungan telepon biasa ke mixer
siaran. Hal ini membuat penyiar bisa berkomunikasi langsung dengan
pendengar.

Gambar 3.34. Hybrid Phone


Sumber: https://qrgo.page.link/CBdzW

7) Webcam
Walaupun siaran radio merupakan produksi berbasis audio, namun
webcam diperlukan untuk siaran interaktif berbasis online.
8) Studio Transmitter Link (STL). Alat berfungsi untuk memancarkan
siaran dari studio ke pemancar yang berada di tempat lain. Jika
stasiun pemancar atau stasiun radio berada di dataran rendah atau
berada di tengah kota di antara gedung-gedung tinggi, maka fungsi
STL sangat dibutuhkan. STL ini ada beberapa jenis, ada yang berupa
landline atau dengan kabel, ada pula berupa sinyal berfrekuensi radio
secara analog maupun digital

Gambar 3.35. Studio Transmitter Link


Sumber: https://qrgo.page.link/bueHJ

79
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
9) Antene pemancar dan transmiter.
Antene pemancar adalah batang
konduktor yang mengubah arus
frekuensi radio (RF) menjadi
gelombang elektromagnet dan
memancarkannya. Dalam sis-
tem rancangan 133 yang baik,
hanya antene yang boleh
melakukan pemancaran. Antene
penerima merupakan batang
konduktor yang mengubah
Gambar 3.36. Antena pemancar
induksi gelombang elektro- Sumber: https://omb.com/wp-
magnet menjadi arus listrik. content/uploads/2017/01/OMB73.jpg

Saluran transmisi (transmission


line) adalah sarana untuk
menghantarkan tenaga listrik yang
berasal dari sumber (pesawat
pemancar) ke beban (antene
pemancar), dimana letak beban
berjauhan. Selain untuk meng-
hubungkan antara pemancar dan
antene, saluran transmisi juga
dipergunakan untuk saluran ukur
dalam pengukuran VHF/UHF dan
sebagai trafo penjodoh (matching
transformer). Saluran transmisi
Gambar 3.37. Saluran transmisi
Sumber: https://omb.com/wp- disebut juga saluran pancar atau
content/uploads/2017/01/OMB73.jpg saluran pengumpan (feeder line).

b. Produksi Program Televisi


Produksi program televisi merupakan sistem kompleks yang
menggabungkan banyak sekali komponen. Masing-masing komponen
berkolaborasi sedemikian rupa menghasilkan tayangan program televisi.
Pada dasarnya, program televisi tidak memperkenankan adanya
kesalahan (zero tolerance). Hal ini karena satu kesalahan akan

80
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
mengakibatkan mundur atau gagalnya program yang saling susul
menyusul. Dalam buku Television Production Handbook, dijabarkan
secara singkat pembagian elemen produksi yang berkaitan dengan
peralatan audio visual.

1) Pencahayaan
Pencahayaan berarti mengontrol cahaya dan bayangan karena tiga
alasan utama
a. membantu kamera televisi melihat dengan baik, yaitu
menghasilkan gambar yang secara teknis optimal
b. membantu pemirsa dapat melihat dengan baik, untuk mengenali
rupa benda dan orang serta di mana mereka berada hubungan
satu sama lain dan dengan lingkungan terdekat mereka, dan
c. menetapkan pemirsa suasana hati tertentu yang membantu
mengintensifkan perasaan tentang acara tersebut

Jenis lampu dalam pencahayaan produksi program televisi

a) Spotlight,
Menghasilkan cahaya spot dengan
baik yang bisa diatur dari pancaran
sinar yang tajam seperti lampu
senter ke sinar yang lebih lembut
yang masih sangat terarah tetapi
menerangi area yang lebih luas.
Terdapat jenis lampu yang lebih
tajam sinarnya dalam bentuk zoom Gambar 3.38. Studio Spotlight
light. Sumber: https://qrgo.page.link/MaAQr

b) Floodlight
Dirancang untuk menghasilkan
cahaya dalam jumlah besar dan
tersebar. Sering digunakan sebagai
sumber cahaya utama. Dengan
sifatnya yang menyebar, bayangan
bisa diminimalkan, dan mengurangi
falloff (kontras antara area terang
Gambar 3.39. Studio Floodlight
dan bayangan).
Sumber: https://qrgo.page.link/Cnbic

81
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Kedua jenis pencahayaan tersebut, jika dipergunakan untuk fungsi
outdoor, maka menggunakan jenis pencahayaan yang sama, hanya
bersifat portabel. Dengan berbagai kebutuhan pencahayaan, masih ada
beberapa jenis lampu untuk pencahayaan televisi. Pencahayaan ini
dipergunakan untuk kebutuhan produksi konten program yang lebih
khusus. Kekhususan ini membutuhkan karakter pencahayaan yang khas,
seperti misalkan lampu spot yang berwarna-warni dan megah.

2) Audio

Gambar 3.40. TV Studio Audio control


Sumber: https://qrgo.page.link/pEH9n

Pada saat melihat televisi, penonton tidak bisa dipaksa untuk fokus
dan diam. Maka dari itu, audio sangat penting untuk membangun
suasana hati dan mengintensifkan acara. Audio juga membantu dalam
menghubungkan potongan-potongan visual yang relatif singkat.
Dengan audio, potongan-potongan tersebut bisa menjadi bentuk utuh
yang bermakna. Semua konsol audio, atau papan kontrol audio,
dibuat untuk menjalankan lima fungsi utama:
(a) Input
Untuk preamplify dan mengontrol volume dari berbagai sinyal
yang masuk

82
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
(b) Mix
untuk menggabungkan dan menyeimbangkan dua atau lebih
sinyal audio masuk
(c) Kontrol kualitas
untuk memanipulasi karakteristik audio
(d) Output
untuk membagi output sinyal gabungan ke alat output yang lebih
spesifik
(e) Monitor
untuk mendengarkan suara sebelum atau sudah diolah untuk
direkam atau disiarkan

3) Switcher
Switcher menjalankan fungsi untuk memilih berbagai video input,
seperti kamera, perekam video, dan judul atau efek khusus lainnya.
Semua input video digabung dengan berbagai variasi transisi saat
acara sedang berlangsung. Secara sederhana, switcher berfungsi
melakukan pengeditan instan.

Switcher melakukan fungsi dasar: memilih sumber video yang sesuai


dari beberapa input, melakukan transisi dasar antara dua video
sumber, dan memilih efek khusus.

Gambar 3.41. TV Switcher


Sumber: https://qrgo.page.link/tf8Hu

83
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
c. Produksi Film
1) Sound Recorder
Aspek suara merupakan aspek yang sangat penting dalam produksi
film. Banyak aspek suara dalam film yang harus diseimbangkan dan
diselaraskan. Suara merupakan aspek teknis sekaligus estetis dalam
produksi film. Mikrofon disambungkan ke perekam suara yang
dioperasikan terpisah dari kamera. Hal ini karena dalam film, kualitas
suara harus maksimal, sehingga perangkat khusus dengan
kemampuan rekam yang presisi dipergunakan. Material suara dalam
film tidak diambilkan dari perekam suara dari kamera.

Disamping itu, recorder harus bisa


merekam data track hasil rekaman yang
nantinya disinkronkan dengan gambar.
Dibutuhkan peralatan pen-dukung yang
dipergunakan untuk mendukung
perkaman suara.

Peralatan ini seperti peredam getaran


untuk mikofon, kabel atau pendukung
wireless, tongkat untuk pemegang mic
(fishpole). Gambar 3.42. Film Sound Recorder
Sumber: https://qrgo.page.link/JEoFh

2) Lighting
Film dibuat dengan memanfaatkan cahaya untuk menciptakan imaji.
Maka dari itu, peralatan yang bisa menghasilkan cahaya sesuai
kebutuhan kreatif visual sangat diperlukan. Beberapa lampu untuk
pencahayaan film memiliki karakateristik berbeda, dan menciptakan
kesan pencahayaan yang berbeda.

84
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Gambar 3.43. Film lighting
Sumber: dokumen pribadi

a) Open-Faced Fixtures
Lampu terbuka digunakan untuk
menciptakan bayangan terang
dan gelap yang keras. Ini adalah
lampu sederhana yang terdiri
dari rumah dan reflektor untuk
bohlam. "Redhead" 800W yang
umum dikenal dan "Blonde"
2000W adalah contoh lampu
jenis Open-Faced Fixtures.
Gambar 3.44. Lampu Blonde
Sumber: https://qrgo.page.link/tixEi
b) Fresnels
Lampu fresnel meng-gunakan
reflektor spherical dan lensa
fresnel. Karena karakter lensa
bergerigi pada sisi luarnya maka
bagian tengah lingkaran cahaya
yang dihasilkan lebih terang dan
meredup ke arah garis tepi
cahaya.

Gambar 3.45. Lampu Fresnel


Sumber: https://qrgo.page.link/Gzqw1

85
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
c) Tungsten (Quartz Halogen/Tungsten Halogen)
Lampu tungsten bisa dianggap satu
keluarga dengan lampu pijar yang
kita semua miliki di rumah kita
sampai saat ini. Perbedaan
utamanya adalah lampu tungsten
yang dimaksudkan ini me-
manfaatkan halogen bertekanan.
Lampu ini bekerja pada suhu yang
jauh lebih tinggi daripada bohlam
tungsten pijar. Hal ini
memungkinkannya memiliki suhu
Gambar 3.46. Lampu Tungsten warna yang lebih tinggi, dan
Sumber: https://qrgo.page.link/yQvx2 efisiensi pencahayaan yang lebih
baik. Lampu tungsten
mengeluarkan cahaya hangat.

d) HMI
HMI merupakan singkatan dari
Hydrargyrum Medium-arc Iodide
Lampu HMI menggunakan uap
merkuri dicampur dengan logam
halida dalam quartz-glass, dengan
dua elektroda tungsten. Lampu
beroperasi dengan menciptakan
semacam busur listrik diantara dua
elektroda dalam bohlam, sehingga
output cahaya yang dihasilkan sangat
tinggi dengan tingkat terang yang
lebih besar daripada unit lampu pijar
Gambar 3.47. Lampu HMI
Sumber: https://qrgo.page.link/Dav6q

86
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
e) Fluorescent Lights
Lampu fluorescent meng-
gunakan uap merkuri
bertekanan rendah untuk
menghasilkan cahaya ultra-
violet. Hal ini menyebabkan
lapisan fosfor di bagian dalam
tabung kaca bersinar dan
memancarkan cahaya dalam
spektrum yang terlihat. Lampu
fluorescent menghasilkan
keluaran yang hampir sama
dengan HMI, dan jauh lebih
Gambar 3.48. Lampu Fluorescent
Sumber: https://qrgo.page.link/UcjTi efisien daripada lampu pijar.

f) LED Lights
LED adalah singkatan dari Light
Emitting Diode dan merupakan
perangkat semikonduktor solid-
state. LED adalah teknologi
yang lebih baru, tetapi sekarang
mampu mencapai output
cahaya yang serupa dengan
lampu lain dan lebih efisien.
Lampu LED bisa memiliki suhu
warna bervariasi. Banyak yang
memiliki warna variabel di
seluruh spektrum RGB, yang
tidak mungkin dilakukan
dengan teknologi pencahayaan
Gambar 3.49. Lampu LED lainnya.
Sumber: https://qrgo.page.link/GXSCH

87
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
AKTIFITAS
MANDIRI

Selain mikrofon dan kamera, banyak ragam peralatan audio dan video
yang tidak semuanya bisa dicantumkan dalam materi. Coba kalian cari
peralatan audio dan video yang bersifat sebagai peralatan pendukung dan
atau aksesoris dari peralatan utama. Kalian bisa membuka internet untuk
mencari referensi dari tugas yang dimaksudkan.

1. Sebutkan dan berikan contoh gambar dari 10 peralatan pendukung


siaran radio.
2. Sebutkan dan berikan contoh gambar dari 10 peralatan pendukung
siaran televisi
3. Sebutkan dan berikan contoh gambar dari 10 peralatan pendukung
produksi film

AKTIFITAS
KELOMPOK

Kalian telah mempelajari materi tentang peralatan utama untuk audio


visual, perhatikan contoh kasus dibawah ini.

Pada sebuah proses produksi podcast, siaran dirancanakan dalam bentuk


interaktif dengan penonton, host ditata secara dinamis bergerak untuk
menjelaskan konten, serta dirancang untuk bisa berkomuniasi secara
interaktif dengan pendengar/penonton. Menurut kalian, peralatan apa
saja yang harus disiapkan untuk produksi tersebut? Susunlah peralatan
yang dipergunakan, baik untuk host maupun peralatan pendukung audio
visual lainnya serta fungsi masing-masing alat dalam produksi podcast
tersebut.

88
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
3. Standard Operational Procedures dan perawatan peralatan
audio visual
Dari semua materi yang berisi deskripsi alat, ada hal yang tidak boleh kita
abaikan. Kalian pasti mengenal istilah Prosedur Operasional Standar
(standard operational procedure) atau biasanya disebut SOP. Mentaati
prosedur pengoperasian peralatan penting untuk dilakukan. Kegiatan ini
bertujuan agar peralatan dapat berfungsi maksimal dan mempunyai
efektivitas serta efisiensi dalam penggunaannya. SOP sendiri adalah
pedoman atau acuan yang bersifat prosedural untuk melaksanakan tugas
pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat.

Masing-masing peralatan memiliki karakteristik yang berbeda, baik fisik,


maupun secara operasional. Peralatan akan dapat memberikan hasil yang
maksimal jika kita mengetahui dengan benar bagaimana
pengoperasiannya. Tidak hanya hasil yang maksimal, namun juga
menjamin keselamatan dari penggunanya dan kinerja alat. Manfaat lain
dari hal ini adalah alat yang dipergunakan akan awet, dan memenuhi umur
maksimalnya.

Seperti halnya Standard Operational Procedures dalam mengoperasikan


alat-alat audio visual, perawatan alat juga sangat penting. Alat-alat audio
visual sangat beragam. Masing-masing alat diproduksi dengan
menggunakan bahan dan teknis produksi yang berbeda. Perbedaan bahan
dan konstruksi serta fungsi, mengakibatkan perbedaan cara
memperlakukan alat, juga perawatannya.

Sebagai contoh, mikrofon merupakan alat yang sangat elektronis. Didalam


mikrofon terdapat membran yang tipis dan peka getaran. Karena sangat
elektronis, maka mikrofon juga rentan terhadap kelembaban. Struktur fisik
mikrofon juga mudah dimasuki debu. Jika tidak hati-hati, debu dan
partikel air bisa masuk kedalam mikrofon dan menyebabkan hubungan
arus pendek yang bisa merusak mikrofon. Penyimpanan mikrofon juga
harus diperhatikan dengan membungkus dalam plastik disertai penyerap
kelembaban (silica gel). Jika disimpan dalam lemari, diusahakan suhu
dalam lemari konstan dalam suhu ruangan dan kering.

89
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
4. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)

Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) mutlak dipahami dalam


mengoperasikan alat-alat yang dipergunakan. Pemerintah mengatur
SMK3 Berdasarkan PP RI Nomor 50 Tahun 2012, yang merupakan segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja.

Dengan peraturan tersebut, pemetintah dengan jelas secara tertulis


mengatur dan menerapkan rujukan sanksi. Aturan ini mengikat semua
pemberi kerja atau perusahaan terhadap karyawannya. Melalui aturan di
atas, pemerintah secara tertulis mengatur bagaimana pemberi kerja atau
perusahaan untuk selalu menjaga kesehatan dan keselamatan kerja.
Apabila pemberi kerja atau perusahaan tidak menjalankan atau melanggar
aturan tersebut, akan terdapat sanksi yang dikenakan.

Ringkasan dari peraturan pemerintah tersebut bisa dijabarkan seperti


uraian berikut. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara
keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif.

Tujuan penerapan SMK3 adalah untuk meningkatkan efektifitas


perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur,
terstruktur, dan terintegrasi; mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen,
pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh; serta menciptakan
tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas. Penerapan SMK3 memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan serta konvensi atau standar internasional.

Seperti diketahui, pekerja dibidang produksi audio visual termasuk pekerja


yang berhadapan langsung dengan resiko teknis. Kru radio, televisi, dan
film berhadapan dengan peralatan listrik. Kondisi ini, jika dilaksanakan

90
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
dengan ceroboh tentu akan berbahaya. Maka dari itu, penerapan SMK3
harus menjadi salah satu prioritas dalam setiap tahapan produksinya.

Bagaimanapun, sikap kerja adalah hal yang sangat penting untuk selalu
menjadi sikap dasar saat melaksakan pekerjaan. Sikap kerja yang positif
bisa mendukung keberhasilan pekerjaan dan menjamin hasil produksi itu
sendiri.

Sikap kerja yang baik adalah:


b. Kooperatif (cooperative): kesediaan untuk bekerjasama,
berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan
c. Perhatian pada detil (Attention to Details): kecenderungan untuk
memperhatikan detil-detil secara cermat, teliti, akurat dan
menyeluruh dalam menyelesaikan sesuatu
d. Berorientasi prestasi (Achievement Oriented): fokus pada pencapaian
tujuan; dorongan untuk berupaya menjadi lebih baik dari sebelumnya;
menetapkan sasaran-sasaran yang menantang (namun realistik);
memanfaatkan umpan balik untuk perbaikan
e. Fleksibel (Flexible): Kesediaan untuk mengubah atau memodifikasi
suatu pendekatan (dalam batas-batas yang dimungkinkan) untuk
mencapai hasil yang lebih baik atau dalam menghadapi hambatan
f. Adaptif (Adaptable): kesediaan untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi; mampu menempatkan diri secara
tepat dalam berbagai situasi; mampu belajar dari pengalaman
g. Berpikiran terbuka (open minded): kesediaan menerima gagasan
gagasan yang berbeda, yang baru; bisa menghadapi keragaman
dengan baik; tidak mengembangkan prasangka tertentu pada pihak
lain
h. Kreatif (creative): kesediaan dan kemampuan untuk memunculkan
ide-ide baru; kesediaan untuk mencoba pendekatan-pendekatan
baru; mampu melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda;
mampu menemukan pola-pola yang terselubung

91
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
C. RANGKUMAN
1. Mikrofon dan Kamera
Mikrofon dan kamera berfungsi seperti halnya telinga dan mata bagi
manusia saat membuat produksi siaran radio, televisi, atau produksi
film.
Jenis mikrofon dibedakan menurut konstruksi fisik, pola penerimaan
dan bagaimana mikrofon tersebut dipergunakan.
Kamera untuk produksi televisi berbeda dengan kamera untuk
produksi film.
Kamera televisi lebih diperuntukkan bagi produksi dengan kecepatan
yang tinggi dan menuntut mobiltas. Kamera in dibedakan sebagai:
kamera studio, kamera ENG dan EFP.
Kamera dalam produksi film lebih rumit, karena berkaitan dengan
estetika yang lebih detail untuk mendapatkan gambar. Demikian
halnya dengan lensa film, menuntut kualitas yang sangat tinggi
karena berhubungan dengan ketahanan pada saat dipergunakan
untuk produksi.
2. Jenis dan fungsi peralatan audio visual
Peralatan audio visual sangat beragam, tergantung fungsinya untuk
masing-masing bidang dalam produksi.
Peralatan radio dibedakan atas:
a. Audio Mixer
b. Recording dan playback.
c. Komputer
d. Software
e. Studio Monitor Speaker
f. Headphones
g. Hybrid Telepon
h. Webcam
i. Studio Transmitter Link (STL).
Peralatan Produksi televisi dibagi atas:
a. Pencahayaan
jenis lampu dalam pencahayaan produksi program televisi
1) Spotlight,
2) Floodlight

92
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
b. Audio
Semua konsol audio, atau papan kontrol audio, dibuat untuk
menjalankan lima fungsi utama:
(1) Input
(2) Mix
(3) Kontrol kualitass
(4) Output
(5) Monitor
c. Switcher
Peralatan produksi film dibagi atas:
a. Sound Recorder
Aspek suara merupakan aspek yang sangat penting dalam produksi
film. Banyak aspek suara dalam film yang harus diseimbangkan dan
diselaraskan.
b. Lighting
Beberapa lampu untuk pencahayaan film memiliki karakateristik
berbeda, dan menciptakan kesan pencahayaan yang berbeda.
1) Open-Faced Fixtures
2) Fresnels
3) Tungsten (Quartz Halogen/Tungsten Halogen)
4) HMI
5) Fluorescent Lights
Peralatan pendukung dalam produksi film masih sangat beragam,
sifatnya sebagai peralatan yang membantu secara tidak langsung
untuk mengolah audio dan video. Termasuk didalam katagori ini
adalah software untuk mengolah audio dan video, seperti halnya
dalam produksi radio dan televisi.
3. SOP dan perawatan peralatan audio visual
Masing-masing peralatan memiliki karakteristik yang berbeda, baik
fisik, maupun secara operasional. Peralatan akan dapat memberikan
hasil yang maksimal jika kita mengetahui dengan benar bagaimana
pengoperasiannya. Tidak hanya hasil yang maksimal, namun juga
menjamin keselamatan dari penggunanya dan kinerja alat. Manfaat
lain dari hal ini adalah alat yang dipergunakan akan awet, dan
memenuhi umur maksimalnya

93
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
4. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Tujuan penerapan SMK3 adalah untuk meningkatkan efektifitas
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana,
terukur, terstruktur, dan terintegrasi; mencegah dan mengurangi
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh;
serta menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien
untuk mendorong produktivitas. Penerapan SMK3 memperhatikan
ketentuan peraturan perundang-undangan serta konvensi atau
standar internasional.

D. REFLEKSI
Dari semua materi yang kalian pelajari pada bab ini, pasti ada beberapa
materi yang menurut kalian lebih menarik dari yang lain. Kalian bisa
mencermati lebih pada bagian yang kalian maksud, karena bisa jadi, hal
tersebut bisa mengarahkan kalian pada spesifikasi kompetensi kalian
nanti. Bagian materi yang menurut kalian belum kalian pahami, bisa kalian
diskusikan lebih lanjut dengan guru pembimbing kalian. Demikian halnya
jika kalian mendapatkan informasi yang lebih terbarukan mengenai materi
ajar, kalian bisa mendiskusikannya dengan teman kalian atau dengan guru
pembimbing kalian.

E. Evaluasi
Jawablah pertanyaan-pertanyaann dibawah ini
1. Mengapa mikrofon mempunyai jenis yang beragam?
2. Mengapa mikrofon untuk produksi siaran radio berbeda dengan
mikrofon untuk produksi siaran televisi dan produksi film?
3. Apa fungsi utama dari semua konsol audio?
4. Mengapa kita harus mentaati prosedur pengoperasian alat?
5. Apa resiko jika kita tidak melaksanakan prosedur pengoperasian alat
dengan baik dan benar?
6. Sebutkan jenis pekerjaan yang ada pada industri audio visual
berkaitan dengan: audio, kamera, dan lighting?

94
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
F. Pengayaan
Materi mengenai peralatan audio visual, baik dalam industri produksi
siaran radio, televisi, maupun produksi film sangat beragam. Teknologi
berkembang sedemikian cepatnya sehingga kalian harus senantiasa
tanggap terhadap perubahan dan perkembangannya. Berikut beberapa
sumber yang bisa kalian pergunakan untuk memperluas cakrawala
keilmuan kalian mengenai hal tersebut. Kalian bisa mengakses link yang
tersedia, atau juga bisa memindai QR Code yang ada. Selamat belajar.

https://www.filmtools.com/
https://qrgo.page.link/URrDK
https://qrgo.page.link/3HWwn

95
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
96
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
2021
Buku Teks Siswa Dasar-Dasar Broadcasting dan Perfilman | Media Digital
SMK/MAK Kelas X Semester 1

Penulis: Ady Wicaksono dan Hendra Budi Santoso


ISBN: 978-623-6199-92-3 (PDF)

97
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
PETA KONSEP
MATERI PELAJARAN

Sebelum kalian masuk ke materi pembelajaran, ada baiknya kalian pelajari


dahulu peta materi seperti tergambar dibawah. Peta materi tersebut
merupakan runtutan materi yang akan kalian pelajari pada bab 4 ini.

Pengertian media
digital 1

Perkembangan media
digital
2

menganalisis
Jenis media digital
3 media digital
\
3
Format file dan
kompresi data 4

Regulasi
Media Digital 5

Gambar 4.1. Peta Konsep Materi Pembelajaran

98
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
A. Tujuan Pembelajaran
Dengan menambah rujukan melalui kegiatan literasi, menggali informasi
secara offline dan online, berdiskusi dan bekerjasama dengan teman
kalian, serta mensimulasikan materi, diharapan kalian mampu
menganalisis media digital dengan mengidentifikasi serta
menerapkan:
1. Pengertian media digital
2. Perkembangan media digital
3. Jenis media digital
4. Format file dan kompresi data
5. Regulasi media digital
Kegiatan belajar kalian merupakan kegiatan yang terintegrasi antara teori
dan praktik. Diharapkan, kalian mampu bekerjasama, melatih kedisplinan,
cermat, percaya diri dan teliti dalam menyelesaikan pembelajaran.

Pada bab 4 ini, kalian akan mempelajari materi mengenai Pengertian


media digital, perkembangan media digital, jenis media digital, format file
dan kompresi data serta regulasi media digital. Semua materi tersebut
penting untuk kalian pelajari, seiring perkembangan yang luar biasa
dibidang media. Bidang penyiaran radio, televisi dan produksi film juga
sudah berkembang sedemikian rupa menjadi media berbentuk digital.
Kalian juga akan menemukan kaitan materi dengan bagaimana
menerapkannya dengan bertanggungjawab, dan sesuai dengan norma
sosial yang harus kita taati.

Mengapa file lagu atau video yang sama bisa berbeda


QUESTION ukurannya?

Bagaimanakah perkembangan media hingga manusia berada


dalam dunia digital seperti saat ini?

Mengapa kita bisa membuka file A dan tidak bisa membuka file B
? Sedangkan keduanya sama-sama gambar atau teks?

Kata Kunci
digital, media digital, format file, kompresi data, regulasi
media

99
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Kalian sekarang berada di era teknologi. Waktu yang
APERSEPSI kalian habiskan dalam sehari sudah sangat akrab
dengan jaringan internet.

Kalian berkirim pesan dengan teman-teman kalian melalui media sosial.


Kalian mendengarkan musik melalui handphone kalian. Film dan tontonan
audio visual sudah berada dalam genggaman setiap orang melalui gadget
yang sangat portable. Kejadian dari seluruh penjuru dunia yang bahkan
sedang berlangsung bisa diakses dan dilihat oleh setiap orang.

Seorang guru, atau karyawan perusahaan, tidak lagi perlu hadir secara
fisik untuk menyampaikan pekerjaan atau laporan kerja. Siswa tidak lagi
memerlukan buku untuk belajar karena sudah tersedia dalam bentuk file.
Sekian ratus judul buku dengan ribuan halaman hanya membutuhkan
sekeping flash disk untuk menyimpannya. Siaran televisi yang sedang
berlangsung banyak yang disiarkan secara live streaming melalui internet.

Di suatu daerah, terdapat seorang anak yang sedang sakit parah, dan
membutuhkan bantuan. Lalu, ada seseorang yang mendokumentasikan,
dan membagikan dokumentasi ke media sosialnya. Selanjutnya, terjadi
usaha penggalangan dana dari sekian banyak orang, yang akhirnya
mampu membantu pengobatan anak yang sakit tersebut. Banyak lagi
peristiwa yang terjadi secara bersamaan, yang ternyata tidak lagi
terhambat oleh batasan territorial untuk bisa diakses semua orang.

100
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
B. MEDIA DIGITAL
1. Pengertian
Dunia digital berkembang sangat pesat,
01101101 01100101
banyak sekali definisi mengenai media
01100100 01101001
01100001 00100000
digital menurut para ahli. Dari sekian
01100100 01101001 banyak pengertian tersebut, beberapa bisa
01100111 01101001 kalian simak seperti uraian berikut.
01110100 01100001
01101100
Menurut Marcel Danesi (2009), pengertian digital berarti setiap media, dan
media digital adalah berbagai bentuk, perangkat, dan sistem yang
membentuk komunikasi massa, termasuk surat kabar, majalah, stasiun
radio, saluran televisi, dan situs web, yang beroperasi melalui sistem
digital

Menurut Dictionary.com, media digital adalah video, audio, perangkat


lunak, atau konten lain yang dibuat, diedit, disimpan, atau diakses dalam
bentuk digital, melalui pengkodean numerik dan penguraian kode data.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, digital berhubungan dengan


angka-angka untuk sistem perhitungan tertentu; berhubungan dengan
penomoran, dan media berarti alat (sarana) komunikasi seperti koran,
majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk.

Gambar 4.2. Tipografi Media Digital


Sumber: https://qrgo.page.link/Dh9Kc

101
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Eugenia Siapera (2012) menyatakan bahwa media digital terdiri dari dan
/atau dirancang untuk membaca kode numerik (oleh karena itu
merupakan akar kata digit). Sistem angka yang paling umum digunakan
adalah kode biner, yang mengubah informasi menjadi rangkaian 0 dan 1.
Sistem kode bersama ini berarti bahwa mesin apa pun yang dapat
mendekode (membaca) kode biner dapat memahami, menyimpan, dan
memutar ulang informasi tersebut.

Sebetulnya masih banyak definisi mengenai media digital dari para ahli,
namun kalian bisa merangkum pengertian tersebut secara ringkas. Kalian
perlu mencermati kata kunci yang berhubungan dengan kode, bahasa
mesin, dan sistem digital itu sendiri. Media digital bisa kita artikan sebagai
konten digital yang dapat dikirim melalui internet atau jaringan komputer.

2. Perkembangan media digital


a. Teknologi
Saat ini, kalian hidup di dunia yang dipenuhi media. Kalian sudah menjadi
bagian dari budaya yang sangat bergantung media. Media ini bisa
berbentuk media lama dan baru untuk informasi, hiburan, dan koneksi.
Seiring kemajuan selama berabad-abad, komunikasi massa berevolusi dari
proses mekanis ke transmisi elektronik, yang membuka jalan bagi dunia
digital saat ini.

Perkembangan teknologi, termasuk digital, secara umum sudah kalian


pelajari pada bab 2 buku ini. Yang perlu kalian perhatikan adalah
perkembangan luar biasa pada perkembangan teknologi digital dan
internet.

Perkembangan komputer dari penggunaan mikro prosesor dengan


kinerjanya terus meningkat, memungkinkan teknologi komputer dapat
ditransmisi ke berbagai objek. Perkembangan teknologi transmisi juga
memiliki peran yang sangat besar pada perkembangan media digital.
Telepon selular berkembang dari hanya untuk berkirim pesan hingga
akses internet dan multifungsi. Kecepatan akses sudah berlipat ganda
hingga teknologi 5G sudah mulai dikembangkan saat ini.

102
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Sejak awal, internet adalah media massa yang tiada duanya. Mayoritas
konten dibuat untuk menciptakan kebebasan menavigasi konten online.
Penggabungan akses bebas ke informasi dan kreativitas pengguna ini
masih menjadi dasar "media baru" digital lebih bebas dan bersifat
personal.

b. Karakteristik media digital


Media digital dengan berbagai bentuknya, memiliki karakteristik yang
membedakannya dengan media yang bersifat fisik. Berikut karakteristik
media digital yang bisa kalian cermati seperti disampaikan oleh David
Gallagher dalam World Economic Forum.

1) Konektifitas
Individu dan kelompok dapat dengan cepat dan mudah terhubung.
Internet memungkinkan manusia untuk berbagi dan membuat media
termasuk berita, media sosial, permainan dan hiburan.
2) Berdasarkan data (data driven)
Saluran digital menghadirkan tingkat ketepatan baru dan kecepatan
berbeda untuk transmisi dan komunikasi data. Saat semua sudah
berbentuk data, data asli dan data yang dikirimkan memiliki tingkat
presisi yang sama.
3) Tanpa batas (borderless)
Media digital melintasi batas geografis dengan jaringan internet yang
kecepatan dan luas jaringan yang semakin besar.
4) Viral
Kemampuan satu media digital untuk menyebar dengan cepat kepada
penggunanya.
5) Dipersonalisasi
Jika dicermati, sebenarnya media digital dirancang sedemikian rupa
untuk individu, bukan untuk umum. Kalian bisa melihat bahwa
bermacam-macam media digital sebenarnya menyesuaikan dengan
karakter dari manusia.
6) Partisipatif
Media yang dibuat melibatkan setiap individu melalui aktivitas
bersama. Hal ini sangat nampak pada aktifitas di media sosial.

103
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
7) Immersive
Media memiliki kemampuan untuk melibatkan banyak indera. Media
tidak hanya dengan penglihatan dan suara untuk menciptakan
persepsi keterlibatan.
8) Interaktif
Media ini memberikan kesempatan pada pengguna untuk bertukar
respon dengan media itu sendiri. Game yang berjenis massive online
merupakan contoh yang jelas. Contoh lain adalah aktivitas pendidikan
secara digital atau daring.
9) Hybrid
Pembuatan produk media baru dengan menggabungkan media yang
sudah ada. Kalian bisa melihat contoh karakteristik ini pada e-book,
yang menggabungkan suara dengan tulisan, serta animasi
didalamnya.
10) Multiplatform
Media digital memungkinkan untuk dioperasikan melalui platform
yang berbeda-beda. Misalkan kalian bisa melihat laman internet
melalui handphone, namun juga tersedia versi desktopnya.

Menurut penjelasan mengenai media digital, coba


jelaskan menurut bahasa kalian, mengapa dikatakan
AKTIFITAS
MANDIRI bahwa media digital sudah didesain sedemikian rupa
menjadi media yang sangat personal?.

AKTIFITAS Kalian telah mempelajari materi media digital, untuk


KELOMPOK lebih memahami konsep mengenai media digital,
coba kalian pelajari deskripsi dibawah ini.

Media digital ditata sedemikian rupa menjadi media yang bersifat


personal. Desain dari media digital sudah disesuaikan dengan karakteristik
pribadi imasing-masing user.

104
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Buatlah kelompok kecil yang beranggotakan 3 orang. Selanjutnya buatlah
simpulan dari pertanyaan berikut.
1. Mengapa media digital didesain untuk mengikuti karakteristik personal?
2. Dengan desain yang disesuaikan secara personal (misalnya konten
media sosial, iklan, dan tampilan) keuntungan apa yang diperoleh
desainernya?
3. Resiko apa yang mungkin terjadi pada user dengan desain yang
sudah disesuaikan secara personal tersebut?

3. Jenis Media Digital


Banyak versi mengenai jenis media digital yang bisa kalian pelajari. Perlu
dicermati juga sifat dari media yang sangat dinamis, sehingga kita tidak
boleh menutup mata pada jenis-jenis baru yang muncul dengan sangat
cepat. John Spacey (2019) menjabarkan secara ringkas
a. Audio
Audio seperti file musik sudah sangat umum diakses dalam bentuk
digital. Ruang penyimpanan lebih ringkas, bentuk fisik sudah tidak
diperlukan lagi.
b. Video
Video, film dan media audio video berkualitas tinggi sudah diproduksi
menggunakan format digital yang dikompresi dan ditranskode-kan
kedalam format yang lebih portabel.

c. Penerbitan Digital
Buku, majalah, dan surat kabar
yang didistribusikan dalam
format elektronik seperti
ebooks, aplikasi seluler, dan
situs web.
Gambar 4.3. Ilustrasi E-Book
Sumber: https://qrgo.page.link/JP3LQ
d. Informasi
Pengetahuan, informasi, dan data dalam format elektronik seperti
dokumen, aplikasi seluler, dan situs web.

105
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
e. Foto
Gambar beresolusi sangat tinggi seperti pindaian karya seni
profesional dapat berukuran sangat besar dan sulit untuk
didistribusikan. Namun, foto sudah bisa dienkripsikan dalam bentuk
yang lebih ringkas.
f. Hologram
Gambar holografik tiga dimensi,
video, seperti kebun binatang virtual
yang menggunakan hologram
digital.

Gambar 4.4. Teknologi Hologram


Sumber: https://qrgo.page.link/ZSD5n

g. Media sosial
Komunitas online yang me-
mungkinkan penggunanya mem-
posting dan mengomentari media.

Gambar 4.5. Media Sosial


Sumber: https://qrgo.page.link/MdFEU

h. Periklanan
Iklan sudah berbentuk digital yang memungkinkan untuk ditampilkan
dalam media digital yang sangat beragam.

Gambar 4.6. Iklan di Layar Raksasa


Sumber: https://qrgo.page.link/TRUuw
106
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
i. Siaran
Media penyiaran seperti televisi dan
radio yang disiarkan dengan
teknologi digital seperti media
streaming.

Gambar 4.7. Pilihan streaming Penyiaran


Sumber: https://qrgo.page.link/zGpv1

j. Media interaktif
Media apa saja yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dan
bernavigasi aktif. Pengguna memiliki kebebasan untuk mengakses
bagian dari media dengan leluasa.

Gambar 4.8. Media Interaktif


Sumber: https://qrgo.page.link/Q2yMp

k. Pengalaman Imersif
Pengalaman imersif dirancang hingga pengguna merasa menjadi
bagian darinya. Misalnya, pameran museum yang mensimulasikan
pengunjung berjalan di permukaan lukisan terkenal menggunakan
teknologi digital.

107
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Gambar 4.9. Museum dengan pengalaman imersif
Sumber: https://qrgo.page.link/8oWwC

l. VR (Virtual Reality)
Realitas buatan atau maya, yang memungkinkan pengguna dapat
berinteraksi dengan lingkungan buatan.

Gambar 4.10. Virtual Reality


Sumber: https://qrgo.page.link/1Unsh

108
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
m. Augmented Reality
Jika Virtual Reality membawa
seseorang ke dalam dunia
berbeda untuk merasakannya,
maka Augmented Reality adalah
membawa lingkungan dunia
virtual ke dunia nyata.

Gambar 4.11. Augmented Reality


Sumber: https://qrgo.page.link/UQMY1

n. Seni digital
Seni berbasis teknologi digital seperti seni instalasi yang menangkap
konsep abstrak dengan pengalaman yang imersif.

4. Format file dan kompresi data


a. Data analog – digital
Media analog dibuat dengan menyandikan informasi ke objek fisik yang
kemudian harus dipasangkan dengan perangkat lain yang mampu
membaca kode spesifik tersebut. Jadi yang paling membedakan media
analog dari media digital adalah fisiknya dan kebutuhannya untuk
dicocokkan dengan perangkat decoding tertentu. Dari segi fisik, media
analog merupakan gabungan dari bagian mekanik dan fisik, sedangkan
media digital dapat sepenuhnya elektronik dan tidak mempunyai fisik.

Untuk memahami perbedaan kedua antara media analog dan digital, kita
dapat melihat musik pra-digital dan bagaimana berbagai jenis musik
analog harus dipasangkan dengan perangkat decoding tertentu. Misalkan,
untuk membuat rekaman dengan menggunakan teknologi media lama,
rekaman dilakukan dengan menandai secara fisik pita kaset dengan jalur
magnetik. Hasilnya, jika ingin mendengarkan, harus ada perangkat
pemutar khusus untuk dapat membaca data magnetik dan mendengarkan
musik.

109
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Saat ini, orang tumbuh dewasa dalam revolusi digital dan begitu terbiasa
dengan musik digital. Jika seusia kalian, gagasan tentang koleksi musik
fisik (kaset, CD, piringan hitam) barangkali akan terasa sama sekali asing.
Sekarang file musik disimpan secara elektronik dan dapat diputar di
berbagai platform, termasuk komputer, tablet dan smartphone.

Tidak semua video adalah digital, sebelum material video berbentuk file
digital, video masih berupa bentuk video analog. Sebagaimana saat ini
fotografi menggunakan film seluloid sudah hampir tidak lagi
dipergunakan, hal yang sama juga terjadi di video. Namun, mempelajari
sejarah video sendiri akan membantu kita mengerti bagaimana bentuk
digital dari video berkembang di era sekarang.

Selama kurang lebih 50 tahun semenjak ditemukan tahun 1940 an oleh


John Logie Baird, video pada umumnya berbentuk analog. Sebelum
ditemukannya komputer, juga penemuan transistor dan integrated circuit
(IC), video diolah melalui tabung vakum, yang menterjemahkan naik
turunnya sinyal listrik. Tegangan dari sensor video naik turun sebagai
respon terhadap gelap terang gambar yang direkam. Dalam arti
sederhana, gambar yang direkam dirubah menjadi sinyal-sinyal listrik.
Sehingga, video analog merupakan representasi gambar dalam bentuk
variasi tegangan listrik.

Kelemahan dari proses ini, seperti


misalnya dicontohkan kita memfotokopi
dokumen, jika kita ingin menggandakan
dokumen, kualitas hasilnya akan
menurun, dan tidak akan pernah sama
atau bahkan lebih baik dari dokumen
aslinya. Disisi lain, komputer tidak bisa
bekerja dengan data analog, karena
komputer hanya bisa mengolah data
digital, sehingga untuk prosesnya, data
Gambar 4.12. Konversi data Analog-Digital
analog harus dirubah menjadi data Sumber: https://qrgo.page.link/rK3wb
digital, yang kualitasnya juga akan
berubah dari data aslinya.

110
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
b. Kompresi data
Encoding merupakan proses untuk mengubah data untuk dapat
dipergunakan pada semua sistem secara tepat dan aman. Proses kompresi
data digital merupakan proses encoding data dengan tujuan untuk
mengurangi ukuran file dengan menghilangkan data-data yang tidak
diperlukan dari file aslinya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
mempermudah data transfer atau pengolahan digital yang lain.

Mengapa ini diperlukan? Misalkan kalian memiliki kamera digital, kamera


digital memiliki kemampuan untuk merekam data hingga ratusan
megabyte per detik. Hal ini akan membutuhkan ruang penyimpanan yang
sangat besar apabila bekerja dengan data video.

Untuk mengantisipasi kebutuhan ruang penyimpanan yang besar, kamera


dan mekanisme bagian kamera untuk menyimpan data rekaman sudah
dilengkapi dengan sistem kompresi secara digital, sehingga hasil rekaman
bisa dikelola dengan lebih kompak dan penyimpanannya tidak butuh
ruang yang sangat besar.

c. Format file
Media digital merupakan kumpulan jenis file digital yang masing-masing
ternyata memiliki karakteristik berbeda. Karakteristik ini sangat
mempengaruhi bagaimana media itu dipergunakan dan diakses. Sebagai
contoh, kalian melakukan editing gambar/foto, pada saat kalian
menggunakan software Adobe Illustrator, file yang disimpan tidak bisa
dibuka jika kalian menggunakan software Corel Draw.

Contoh lain dari pemahaman ini adalah saat kalian mendengarkan musik.
Ada kalanya, kalian mendengarkan dua file lagu yang sama, dengan durasi
yang sama. Namun kalian menemukan bahwa salah satu lagu ukuran
filenya jauh lebih besar daripada yang lain. Maka dari itu, pemahaman
mengenai format file akan sangat membantu kalian untuk belajar media
digital.

111
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
1) Audio
Dalam dunia kepenyiaran maupun produksi film, audio memainkan
peranan yang sangat penting, baik secara teknis maupun estetika.
Format file utama untuk audio dapat dicontohkan sebagai berikut:
a) WAV
File audio disimpan dalam format WAVE, yang merupakan format
file audio digital standar yang digunakan untuk menyimpan data
bentuk gelombang.
b) AIFF
AIFF merupakan singkatan dari Audio Interchange File Format
(AIFF). File dari AIFF menggunakan ekstensi file *.AIF. File ini
berukuran cukup besar karena merupakan salah satu contoh file
audio yang belum dikompresi.
c) MP3
File audio yang disimpan dalam format audio terkompresi yang
dikembangkan oleh Moving Picture Experts Group (MPEG) yang
menggunakan kompresi audio "Layer 3" (MP3).
d) DAT
DAT merupakan singkatan dari Digital Audio Tape. DAT awalnya
adalah Rotary Digital AudioTape (R-DAT). Dinamakan demikian
karena pada awalnya menggunakan head yang berputar serupa
dengan Video Tape Recorder (VTR).
e) WAVE_BWF_1
Format file yang ditujukan untuk pertukaran materi audio antara
lingkungan penyiaran yang berbeda dan peralatan dengan
platform komputer yang berbeda.
f) DTS (Digital Theater System)
File audio multi-channel yang dikodekan dalam format Sistem
Teater Digital (DTS). File ini menyimpan lima track data audio
yang digunakan untuk suara surround yang meliputi, suara
tengah, kiri-depan, kanan-depan, kiri-belakang, dan kanan-
belakang.
g) SWA (shockwave Audio)
Awalnya dibuat untuk Macromedia Shockwave (sekarang Adobe
Shockwave), pendahulu Flash; menyimpan data audio dalam

112
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
format terkompresi yang mirip dengan file .MP3; awalnya
digunakan sebagai bagian audio dari animasi Flash (.SWF)
h) MKA (Matroska Audio File)
File MKA adalah file audio yang disimpan dalam format wadah
multimedia Matroska. Ini mendukung beberapa jenis algoritma
kompresi audio, termasuk MP3, AAC, dan Vorbis. File MKA
biasanya digunakan untuk menyimpan rekaman suara dan lagu.
i) MIDI
MIDI singkatan dari Musical Instrument Digital Interface.
Merupakan file standar yang digunakan oleh program pembuatan
dan pencampuran musik serta perangkat perangkat keras MIDI.
File ini berisi data musik, seperti not apa yang dimainkan, kapan
dimainkan, berapa lama setiap not ditahan, dan seberapa keras
setiap not dimainkan.
j) FLAC
File FLAC adalah file audio yang dikompresi dalam format Free
Lossless Audio Codec (FLAC), yang merupakan format kompresi
audio lossless open-source. File ini mirip dengan file .MP3, tetapi
dikompresi tanpa kehilangan kualitas atau data audio asli.
k) OMF
File OMF adalah file audio yang disimpan dalam format audio/
video standar berdasarkan Open Media Framework Interchange
(OMFI), format file pertukaran standar. File dapat diekspor dari
perangkat lunak pengeditan video digital atau stasiun kerja audio
(DAW) dan biasanya digunakan untuk berbagi data proyek antara
beberapa aplikasi.
l) F4A
File audio yang dibuat dengan Adobe Flash, aplikasi yang
digunakan untuk mengembangkan konten web. File ini berisi data
audio MPEG-4 yang diproteksi.
m) WMA (Windows Media Audio)
File WMA adalah file audio yang disimpan dalam format
kepemilikan Advanced Systems Format (ASF) yang dikembangkan
oleh Microsoft. Ini berisi Windows Media Audio dan objek
metadata seperti judul, artis, album, dan genre trek. File WMA

113
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
mirip dengan file .MP3 dan terutama digunakan untuk streaming
musik dari web
n) ASF (Advanced Systems Format)
File ASF adalah file media yang disimpan dalam Advanced
Systems Format (ASF), format wadah video dan audio. File hanya
dapat menyimpan data audio, atau video dan data audio, bersama
dengan metadata opsional, seperti judul, penulis, dan data
bibliografi hak cipta. File ASF dikembangkan oleh Microsoft
terutama untuk media streaming online
o) AAC (Advanced Audio Coding)
File audio terkompresi mirip dengan file .MP3, tetapi menawarkan
beberapa peningkatan kinerja. Contoh dari kinerja ini termasuk
efisiensi pengkodean yang lebih tinggi untuk sinyal dan filter, serta
penanganan frekuensi yang lebih baik di atas 16 kHz. File ini
mempertahankan kualitas yang hampir tidak dapat dibedakan dari
sumber audio aslinya.
p) OGG (Ogg Vorbis Audio File)
File OGG adalah file audio terkompresi yang menggunakan
kompresi audio Ogg Vorbis gratis dan tidak dipatenkan. File ini
mirip dengan file *.MP3, tetapi terdengar lebih baik daripada file
MP3 dengan ukuran yang sama, dan mungkin menyertakan
metadata lagu, seperti informasi artis dan data track. File OGG
didukung oleh banyak perangkat lunak pemutar musik dan
beberapa pemutar musik portabel

Sebetulnya sangat banyak format file audio


yang bisa dipelajari. Jika kalian ingin melihat
daftar format file audio yang lebih beragam,
kalian bisa melihat pada tautan
https://qrgo.page.link/c3LHj. Atau kalian bisa
memindai QR code yang ada.

114
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
2) Video

Gambar 4.13. Video Analog Format Kaset


Sumber: https://qrgo.page.link/UAMub

Video adalah teknologi pemrosesan sinyal elektronik yang


merepresentasikan gambar bergerak. Istilah video juga sering
digunakan sebagai singkatan dari video tape, perekaman video,
maupun pemutar video. Dalam interaktif, video dapat memberikan
penjelasan lebih rinci dibandingkan dengan penggunaan media
poster, brosur maupun pamflet. Secara garis besar, format video yang
berkembang saat ini dapat dibedakan menjadi beberapa kategori
yaitu:
a) Video analog format encoding: NTSC, PAL, SECAM, RF, Composite
Video, Component Video, SVideo, dan RGB. 2.
b) Video analog format kaset: Ampex, VERA (BBC), U-matic,
Betamax, Betacam, Betacam SP, VHS, S-VHS, VHS-C, Video 2000,
8mm tape, dan Hi8.
c) Video digital format kaset: D1, D2, D3, D4, D5, Digital Betacam,
Betacam IMX, D-VHS, DV, MiniDV, MicroMV, dan Digital8.
d) Disk optik format penyimpanan: VCD, DVD, dan LaserDisk.
e) Video digital terpilih format encoding: CCIR 601, MPEG-2, H.261.
H.263. dan H.264

115
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Gambar 4.14. Optical Disc
Sumber: https://qrgo.page.link/d7BPu

File video memiliki format file yang berbeda-beda, tergantung pada


aplikasi yang digunakan untuk menjalankannya. Beberapa contoh format
file video yang dapat dijalankan melalui komputer maupun media
portabel, yaitu:
a) 3ivx
Sebetulnya bukan merupakan format file, tetapi lebih sebagai sebuah
codec (seperti Divx, WMV dan Xvid) yang dikembangkan oleh 3ivx
Technologies. 3ivx memungkinkan untuk pembuatan stream data
MPEG-4 dan MP4 dan dapat juga digunakan untuk membuat
streaming audio.
b) AAC
Dengan menggunakan codec 3ivx, format file ini dapat menyimpan
film berdurasi dua jam lebih kualitas DVD kedalam CD tunggal.
c) ASF ( Advanced Streaming Format / Advanced System Format )
Merupakan format yang dikembangkan oleh Microsoft yang digunakan
untuk audio video digital.
d) AVI ( Audio Video Interleaved )
Diperkenalkan oleh Microsoft pada tahun 1992 sebagai bagian dari
teknologi Video for Windows. File AVI menyimpan data audio dan
video pada struktur tanpa kompresi. Hal ini sangat membantu sebagai
material mentah yang diolah untuk editing.
e) MJPEG ( Motion JPEG)
Adalah codec video yang mengompres masing-masing frame sebagai
JPEG image yang terpisah. Kualitasnya tergantung pada pergerakan

116
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
di footage. Sebaliknya pada video MPEG, kualitas menurun apabila
ada banyak gerakan di footage. Kekurangan dari codec ini adalah
ukuran file yang besar.
f) MPEG
Adalah format kompresi yang distandarisasi oleh Moving Picture
Experts Group (MPEG), yang terbentuk oleh 350 perusahaan dan
organisasi. Format ini terbagi dalam beberapa standar:
(1) MPEG 1 adalah standard pertama untuk kompresi audio dan
video. merupakan standard encode VideoCD dengan resolusi
maksimal hanya 352 x 288 pixel.
(2) MPEG 2 adalah seri standar transport, audio dan video untuk
kualitas siaran televisi.
(3) MPEG 3 dikembangkan untuk high-definiton television
(HDTV), tetapi kemudian ditinggalkan karena dianggap MPEG
2 sudah memadai.
(4) MPEG 4 merupakan pengembangan MPEG 1 dengan bit-rate
encoding rendah, serta menggunakan codec video yang
disebut H.264 yang dipandang lebih effisien.
(5) MPEG 7 adalah sistem formal untuk mendeskripsikan
kandungan multimedia.
(6) MPEG 21 merupakan standard masa depan untuk multimedia.
Codec MPEG menggunakan lossy compression pada data
audio video.
g) OGM (Ogg Media File)
Adalah format untuk audio, video dan subtitle. Sebagaimana AVI,
format ini juga mendukung multiple audio track, bahkan dengan
format yang berbeda (seperti MP3 dan WAV).
h) Quicktime
Adalah teknologi multimedia sekaligus format file yang
dikembangkan oleh Apple Computer. Format ini terbentuk atas
satu atau lebih track seperti audio, video, teks atau efek digital.
Quicktime lebih cocok digunakan untuk aplikasi internet
dibandingkan AVI.
i) RealVideo dan RealMedia
RealVideo telah dioptimasi untuk streaming video melalui jaringan
IP. File ini biasanya berpasangan dengan RealAudio.

117
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
j) WMV (Windows Media Video)
Adalah bagian dari sistem Windows Media buatan Microsoft.
Adalah sebuah codec untuk mengencode film dan mentransform
slide show yang berisi format bitmap kedalam video terkompres.
k) Matroska
Adalah format multimedia gratis (open source format). Format ini,
dengan ekstensi file *. Mkv, mengambil nama dari boneka Rusia
“Matryoshka” yang berisi boneka dalam boneka. File ini dapat
berisi video (DivX, Xvid, RV9 dan file lain), suara (MP3, MP2, Ogg,
AC3, AAC, DTS, PCM), serta subtitle (SRT, ASS, SSA, USF, serta
file subtitle lain) di file yang sama. Tujuan pengembangan
Matroska adalah untuk memberikan yang fleksibel dan lintas-
platform alternatif ke AVI, ASF, MP4, MPG, MOV, dan RM.
l) Flash Video
Adalah sebuah wadah format file yang digunakan untuk mengirim
video melalui Internet menggunakan Adobe Flash Player (awalnya
diproduksi oleh Macromedia) versi 6-10. Konten video flash juga
mungkin tertanam di dalam SWF file. Ada dua format file video
yang berbeda didefinisikan oleh Adobe Systems dan didukung
dalam Adobe Flash Player: FLV dan F4V.
m) VOB (Video Object)
Adalah sebuah format container yang berisi beberapa macam file
di DVD-Video media. VOB dapat berisi video, audio, subtitle dan
menu isi.
n) SWF
Awalnya bernama Small Web Format kemudian berubah menjadi
Shockwave Flash oleh Macromedia, kemudian kembali berubah
kembali ke Small Web Format. File ini dimaksudkan untuk menjadi
cukup kecil untuk dipublikasikan di web.
o) H264
H.264 (MPEG-4 Part 10) atau lebih dikenal dengan Advance Video
Coding (AVC) merupakan sebuah codec video digital yang
memiliki keunggulan dalam rasio kompresi (tingkat kompresi yang
tinggi).

118
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
p) DVDRip
Suatu format film yang merupakan salinan dari DVD Original. Jadi
kualitas gambar dan suaranya baik sekali.
q) R5
Format film dengan kualitas gambar hampir setara dengan
DVDRip, tetapi untuk kualitas suara yang lebih rendah.
r) Bluray/HD
Film dengan resolusi jauh lebih besar yaitu 1920×1080 atau
1280×720 (tergantung filenya). Kualitasnya lebih baik dari
DVDrip, konsekuensinya, file jadi besar sehingga diperlukan
spesifikasi komputer yang untuk playback.
s) mHD
Mini/micro HD, hampir sama dengan HD, tetapi dengan resolusi
yang lebih kecil yaitu 1280x5xx, sehingga ukuran filepun juga
lebih kecil dibandingkan HD
t) Workprint
Merupakan format film yang belum diedit efek visualnya secara
keseluruhan. Bisanya terdapat adegan yang hilang atau suara
yang tidak beraturan. Kualitas film ini bervariasi dari yang paling
baik hingga yang paling buruk.

Seperti halnya audio, file video juga


beragam format filenya, kalian bisa
mempelajari format lain melalui tautan
https://qrgo.page.link/iK1Pu atau
memindai QR Code yang ada disamping.

Menurut penjelasan jenis media digital serta format


file, coba jelaskan menurut bahasa kalian, mengapa
AKTIFITAS pemahaman mengenai jenis media digital dan
MANDIRI
format file sangat penting dalam mengolah media
audio visual?.

119
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Kalian telah mempelajari materi jenis media digital
AKTIFITAS
serta format file, coba kalian pelajari deskripsi dibawah
KELOMPOK
ini.

Terdapat 2 file audio visual (film) dengan format, durasi dan resolusi yang
sama persis. Namun, dari 2 file tersebut, ukuran file-nya tidak sama.

Buatlah kelompok kecil yang beranggotakan 3 orang. Selanjutnya buatlah


simpulan dari pertanyaan berikut.
1. Apa yang mungkin menyebabkan perbedaan ukuran file tersebut?
2. Mengapa format file mempengaruhi besar kecil ukuran file?
3. Resiko apa yang mungkin terjadi jika format file tidak sesuai
dengan yang diperlukan untuk mengolah file menggunakan
software tertentu?

5. Regulasi Media Digital

Kalian harusnya pernah membaca atau menyaksikan berita mengenai live-


streaming penembakan brutal di masjid New Zealand pada 2019 lalu.
Australia mengeluarkan ‘the Sharing of Abhorrent Violent Material Act’,
yang mengatur hukuman pelanggaran bagi perusahaan media sosial yang
gagal mengawasi kontennya dari aksi kriminal.

Jika diperhatikan, platform seperti YouTube, TikTok maupun Instagram


pasti memiliki Community Guidelines yang salah satunya mengatur detail
mengenai konten. Hal tersebut dilakukan karena media digital adalah
sumber informasi yang tidak terbatas. Media digital melibatkan banyak
pihak, negara maupun budaya sehingga sangat sulit untuk mengaturnya
secara detail. Namun, maraknya konten pornografi, terorisme, hingga
cyber-bullying yang tak berkesudahan di media digital membuat
pemerintah harus membuat rujukan aturan yang relevan pada masa ini.

120
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Maka dari itu, sebagaimana kalian ketahui, pemerintah kita memiliki
undang-undang untuk mengatur media digital. Aturan ini dikeluaran
dalam bentuk Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008
Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik. Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Transaksi Elektronik dilaksanakan dengan tujuan untuk:
a. mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat
informasi dunia;
b. mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
c. meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik;
d. membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap Orang untuk
memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan
pemanfaatan Teknologi Informasi seoptimal mungkin dan
bertanggung jawab; dan
e. memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi
pengguna dan penyelenggara Teknologi Informasi.

121
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
C. Rangkuman
1. Pengertian media digital
banyak definisi mengenai media digital dari para ahli, namun kalian
bisa merangkum pengertian tersebut secara ringkas. Kalian perlu
mencermati kata kunci yang berhubungan dengan kode, bahasa
mesin, dan sistem digital itu sendiri. Media digital bisa kita artikan
sebagai konten digital yang dapat dikirim melalui internet atau
jaringan komputer.
2. Perkembangan media digital
Teknologi menumbuhkan perkembangan komputer dari
penggunaan mikro prosesor dengan kinerjanya terus meningkat,
memungkinkan teknologi komputer dapat ditransmisi ke berbagai
objek. Perkembangan teknologi transmisi juga memiliki peran yang
sangat besar pada perkembangan media digital. Telepon selular
berkembang dari hanya untuk berkirim pesan hingga akses internet
dan multifungsi. Kecepatan akses sudah berlipat ganda hingga
teknologi 5G sudah mulai dikembangkan saat ini
Media digital dengan berbagai bentuknya, memiliki karakteristik
yang membedakannya dengan media yang bersifat fisik.
a. Konektifitas
b. Berdasarkan data (data driven)
c. Tanpa batas (borderless)
d. Viral
e. Dipersonalisasi
f. Partisipatif
g. Immersive
h. Interaktif
i. Hybrid
j. Multiplatform
3. Jenis media digital
a. Audio
b. Video
c. Penerbitan Digital
d. Informasi
e. Foto

122
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
f. Hologram
g. Media sosial
h. Periklanan
i. Siaran
j. Media interaktif
k. Pengalaman Imersif
l. VR (Virtual Reality)
m. Augmented Reality
n. Seni digital
4. Format file utama untuk audio dan video dapat dicontohkan
sebagai berikut:
a. WAV
b. AIFF
c. MP3
d. DAT
e. WAVE_BWF_1
f. DTS (Digital Theater System)
g. SWA (shockwave Audio)
h. MKA (Matroska Audio File)
i. MIDI
j. FLAC
k. OMF
l. F4A
m. WMA (Windows Media Audio)
n. ASF (Advanced Systems Format)
o. AAC (Advanced Audio Coding)
p. OGG (Ogg Vorbis Audio File)

Format file video utama adalah:

a. 3ivx
b. AAC
c. ASF (Advanced Streaming Format /Advanced System Format)
d. AVI (Audio Video Interleaved)
e. MJPEG (Motion JPEG)
f. MPEG
g. OGM (Ogg Media File)

123
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
h. Quicktime
i. RealVideo dan RealMedia
j. WMV (Windows Media Video)
k. Matroska
l. Flash Video
m. VOB (Video Object)
n. SWF
o. H264
p. DVDRip
q. R5
r. Bluray/HD
s. mHD
t. Workprint

5. Regulasi media digital


Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik
dilaksanakan dengan tujuan untuk:
a. mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari
masyarakat informasi dunia;
b. mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
c. meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik;
d. membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap Orang
untuk memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang
penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi seoptimal
mungkin dan bertanggung jawab; dan
e. memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi
pengguna dan penyelenggara Teknologi Informasi

D. Refleksi
Kalian pasti paham bahwa konten seperti live streaming, kita tidak
pernah bisa memperkirakan apa yang akan terjadi di sana. Berbagai
kemungkinan bisa disampaikan melalui teknis streaming tersebut.
Media Digital sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan
kalian dimasa sekarang. Setiap orang memiliki kebebasan yang hampir
tidak terbatas. Setiap jenis media dan konten tidak lagi memiliki

124
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
batasan untuk diakses. Banyak sisi positif dari perkembangan yang
ada. Namun, kalian tidak boleh lengah terhadap sisi negatif yang tidak
kalah berbahaya. Manusia harus tetap memiliki batasan dan kekuatan
untuk mengendalikan diri terhadap efek negatif tersebut.

E. Evaluasi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
1. Jelaskan pemahaman kalian mengenai media digital.
2. Berikan contoh jenis media digital.
3. Jelaskan efek yang terjadi pada masyarakat menurut karakteristik
dari media digital.
4. Jelaskan fungsi edukasi dari media digital.
5. Jelaskan perbedaan antara media digital dan media sosial.
6. Jelaskan pengaruh negatif dari karakteristik media digital pada
masyarakat, berikan contohnya.

F. Pengayaan
Media digital berkembang dengan kecepatan luar biasa. Masyarakat sudah
tidak bisa lagi dilepaskan dari interaksi dengan media digital. Media digital
sudah menjadi bagian dari budaya manusia pada masa sekarang. Banyak
sumber yang bisa kalian rujuk untuk memperluas pengetahuan kalian
mengenai media digital.
Kalian bisa membuka laman
https://qrgo.page.link/VFVfM yang berisi
video mengenai evolusi media digital. Kalian
juga bisa memindai QR Code yang tersedia
untuk mengaksesnya.

125
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
126
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
2021
Buku Teks Siswa Dasar-Dasar Broadcasting dan Perfilman | Fotografi
Dasar
SMK/MAK Kelas X Semester 1

Penulis: Ady Wicaksono dan Hendra Budi Santoso


ISBN: 978-623-6199-92-3 (PDF)

127
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
PETA KONSEP
MATERI PELAJARAN

Sebelum kalian masuk ke materi pembelajaran, ada baiknya kalian


pelajari dahulu peta materi seperti tergambar dibawah. Peta materi
tersebut merupakan runtutan materi yang akan kalian pelajari pada bab
5 ini.

2 Jenis fotografi

Peralatan
fotografi 3 Sejarah
1 fotografi

Teknik Fotografi
fotografi 4 dasar

pencahayaan 5

Gambar 5.1. Peta Konsep Materi Pembelajaran Bab 5

128
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
A. Tujuan Pembelajaran
Dengan menambah rujukan melalui kegiatan literasi, menggali
informasi secara offline dan online, berdiskusi dan bekerjasama
dengan teman kalian, serta mensimulasikan materi, diharapan kalian
mampu menerapkan fotografi dasar dengan mengidentifikasi serta
menerapkan:
1. Definisi dan sejarah fotografi
2. Jenis fotografi
3. Peralatan fotografi
4. Teknik fotografi
5. Pencahayaan
Kegiatan belajar kalian merupakan kegiatan yang terintegrasi antara
teori dan praktik. Diharapkan, kalian mampu bekerjasama, melatih
kedisplinan, cermat, percaya diri dan teliti dalam menyelesaikan
pembelajaran.

Pada bab 5 ini, kalian akan mempelajari materi mengenai: definisi dan
sejarah fotografi, fungsi fotografi, jenis fotografi, peralatan fotografi,
teknik fotografi dan pencahayaan dalam fotografi. Mengapa kalian
mempelajarinya? Karena bagaimanapun, semuanya berkaitan dengan
hal-hal mendasar yang akan kalian pelajari di bidang penyiaran radio,
televisi dan produksi film. Kalian juga akan menemukan kaitan materi
dengan bagaimana menerapkannya dengan bertanggungjawab, dan
sesuai dengan norma sosial yang harus kita taati.

Bagaimana orang bisa memiliki profesi berjualan foto di internet?


QUESTION
Bagaimanakah perkembangan fotografi hingga semua foto
menjadi bentuk foto digital?

Mengapa peralatan fotografi banyak sekali jenisnya? Sedangkan


tujuannya untuk mengambil gambar?

Kata Kunci
fotografi, teknik fotografi, aperture, shutter speed, ISO,
lighting, rule of third, komposisi, digital

129
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Karya fotografi, dan profesi sebagai fotografer
sudah menjadi salah satu pilihan pekerjaan yang
APERSEPSI menjanjikan di masa sekarang. Berbagai
perangkat fotografi sudah memberikan
kemudahan penciptaan karya, platform untuk
mensosialisasikan sekaligus promosi, serta
menjual karya fotografi sudah sangat beragam.

Gambar 5.2. Karya Fotografi “Everyday: The First 5000 Days”


Sumber: https:// https://qrgo.page.link/WJZWe

Coba kalian cermati gambar diatas. Gambar tersebut adalah file digital
berjudul ‘Everyday: The First 5000 Days’ dan dibuat oleh seniman digital
terkemuka Mike Winkelmann, yang dikenal sebagai Beeple, karya
tersebut, berukuran hampir 444 Megapiksel, dilelang secara online
sebagai bentuk Non Fungible Token (NFT) atau aset digital unik yang
terproteksi. Karya Fotografi Mike Winkelman tersebut terjual hingga USD.
69,35 juta atau senilai Rp. 993,5 miliar. File tersebut merupakan kolase
dari 5000 foto yang dibuat setiap hari selama 13 tahun.

130
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
B. FOTOGRAFI DASAR
1. Definisi dan sejarah fotografi
a. Definisi/ pengertian
Secara bahasa fotografi adalah teknik melukis dengan cahaya. Fotografi
merupakan gabungan dari ilmu, teknologi dan seni. Perpaduan yang
harmonis antara ketiganya bisa menghasilkan sebuah karya yang
mengagumkan. Tentunya dengan skill serta sentuhan seni sang
fotografer, sebuah foto bisa menjadi berarti.

Fotografi memiliki bermacam-macam manfaat dan tujuan baik untuk


dokumentasi penelitian, maupun sebagai media dalam ranah estetika.
Dalam KBBI, fotografi adalah seni dan penghasilan gambar dan cahaya
pada film atau permukaan yang dipekakan. Bambang Karyadi dalam
bukunya Fotografi : Belajar Fotografi (2017), menyebutkan bahwa
fotografi adalah proses melukis atau menulis dengan menggunakan media
komunikasi dengan memanfaatkan sumber cahaya.

Menurut Bull (2010), Fotografi atau photograph dalam Bahasa Inggris


berasal dari kata Yunani photos atau cahaya dan grafos atau melukis dan
menulis. Istilah umum fotografi berarti metode atau cara untuk
menghasilkan sebuah foto dari suatu objek atau subjek dari suatu objek
atau subjek tersebut yang direkam pada media yang peka cahaya. Media
untuk menangkap cahaya ini disebut kamera.

Sudjojo (2010) mengemukakan bahwa pada dasarnya fotografi adalah


kegiatan merekam dan memanipulasi cahaya untuk mendapatkan hasil
yang kita inginkan. Fotografi dapat dikategorikan sebagai teknik dan seni.
Fotografi sebagai teknik adalah mengetahui cara-cara memotret dengan
benar, mengetahui cara cara mengatur pencahayaan, mengetahui cara-
cara pengolahan gambar yang benar, dan semua yang berkaitan dengan
fotografi sendiri. Sedangkan fotografi sebagai karya seni mengandung
nilai estetika yang mencerminkan pikiran dan perasaan dari fotografer
yang ingin menyampaikan pesan melalui gambar foto.

131
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
b. Sejarah
The History of Photography karya Alma Daveport, yang diterbitkan oleh
University of New Mexico press tahun 1991, menyebutkan bahwa pada
abad ke-5 sebelum Masehi, seorang bernama Mo Ti sudah mengamati
sebuah gejala pada dinding dalam ruangan yang gelap terdapat lubang
kecil atau pinhole, maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan
pemandangan yang berada di luar ruangan yang terlihat secara terbalik
yang melewati lubang tersebut. Mo Ti adalah orang pertama yang
menyadari fenomena camera obscura.

Gambar 5.3. Kamera Obscura


Sumber: https:// https:// https://qrgo.page.link/H48To

Pada abad ketiga SM fenomena ini memberikan kekaguman kepada


Aristoteles, kemudian pada abad ke-10 SM seorang ilmuwan bangsa Arab
yaitu Ibnu Al Hatim (Al Hazem) yang pada saat itu menjadi seorang
pelajar mengamati dan kemudian menulis bahwa citra dapat dibentuk dari
cahaya yang melewati sebuah lubang kecil. Pada tahun 1558, seorang
ilmuwan Italia, Giambattista della Porta menyebutkan bahwa prinsip
kamera obscura membantu pelukis menangkap bayangan gambar pada
sebuah kota.

132
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Pada abad ke-17, tepatnya tahun 1614, Angelo Sala menggunakan perak
nitrat yang dibakar oleh sinar matahari dengan kertas yang dibungkus.
Penemuan itu dianggap kurang berguna oleh ilmuwan lain. Pada tahun
1717, Johan Heinrich Schulze seorang profesor Jerman, menggunakan
botol berisikan perak nitrat dan kapur secara tidak sengaja yang ada dekat
jendela membuat gelap dengan sebagian berwarna putih sehingga
tampak terlihat membuat garis pada foto tersebut.

c. Pin hole camera


Pinhole camera atau disebut dengan kamera lubang jarum sebenarnya
merupakan bentuk kamera obscura. Kamera lubang jarum merupakan
pendahulu dari kamera fotografi modern, adalah perangkat optik dengan
desain sederhana di mana gambar diproyeksikan ke layar. Sebelum
munculnya penggunaan lensa dalam fotografi, kamera obscura
memanfaatkan lubang kecil sederhana sebagai pengganti medium untuk
menangkap gambar tertentu.

Mengacu pada teori sentripedal


cahaya, semua benda memancarkan
sinar cahaya melalui refleksi sebagai
titik atau titik dan mata kita atau
kamera menerima dan mendeteksi
titik-titik cahaya ini. Dengan
mengabaikan difraksi, semua
Gambar 5.4. Pinhole Camera
gelombang cahaya bergerak dalam Sumber: https://qrgo.page.link/TkyCQ
garis lurus.
Dengan demikian, objek atau lanskap yang diterangi terdiri dari titik
cahaya yang tak terhitung banyaknya, yang masing-masing terkait dengan
satu titik (atau piksel) objek. Lubang jarum memiliki kemampuan untuk
menyalurkan semua sinar cahaya dari titik ini untuk melewati lubang jarum
dan kemudian memproyeksikan setiap titik cahaya yang dipetakan ke
bidang dua dimensi.

Dalam kamera lubang jarum, bukaan bulat kecil dari lubang jarum
menjaga sinar cahaya yang masuk pada jalur yang lurus dan tidak

133
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
memungkinkannya untuk melebar dan tidak fokus. Oleh karena itu,
gambar yang dapat dikenali diproyeksikan ke bidang yang dipasang
dengan film, mereproduksi objek, pemandangan, atau lanskap di mana
lubang jarum telah diarahkan.

2. Jenis fotografi
a. Portrait photography
Salah satu gaya fotografi yang
paling umum, yang bertujuan
untuk menangkap kepribadian dan
suasana hati seseorang atau
kelompok. Gambar mungkin
candid atau berpose, seluruh
tubuh atau close-up.
Bagaimanapun, wajah dan mata
subjek biasanya dalam fokus.
Pencahayaan dan latar belakang
membantu menyampaikan nada
dan emosi. Gambar 5.5. Portrait Photography
Sumber: https://qrgo.page.link/YgGw5

b. Foto jurnalistik
Foto jurnalistik adalah cara menceritakan kisah peristiwa atau
pemandangan yang layak diberitakan (bahkan mungkin bersejarah)
melalui foto. Foto jurnalistik harus seobjektif dan sejujur mungkin dan
menangkap momen kejadian daripada mendapatkan bidikan gambar yang
sempurna.

Gambar 5.6. Fotografi jurnalistik


Sumber: https://qrgo.page.link/rxo7Y

134
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
c. Fotografi Fashion
Fotografi fashion menampilkan barang
dan fashion item lainnya. Ini biasanya
diterbitkan di majalah dan online. Saat
ini fashion fotografi tak hanya dipakai
untuk mempromosikan produk, tetapi
juga diikuti dengan tatanan estetika
latar pemotretan, cara memotret, cara
berpose, dan aksesoris yang eksotis.
Dalam fotografi fashion, seorang
fotografer bertugas untuk menghasilkan
atau menampilkan konsep foto dari
produk fashion yang akan dijual ke
dalam bentuk visual.

Gambar 5.7. Fotografi Fashion


Sumber: https://qrgo.page.link/8KR2g

d. Fotografi Olahraga
Dengan memotret atlet, pelatih, dan bahkan penggemar pada momen
yang tepat, foto olahraga dapat menggambarkan gairah, drama, dan
emosi yang memicu acara olahraga. Fotografer olahraga harus membidik
dan memotret dengan cepat untuk mengimbangi aksi di sekitar mereka,
dan praktik terbaiknya adalah menggunakan ISO yang lebih tinggi untuk
memotret pada kecepatan rana yang lebih cepat. Fotografer olahraga juga
biasanya menggunakan lensa yang panjang dan berat untuk
memperbesar gambar.

Gambar 5.8. Fotografi Olahraga


Sumber: https://qrgo.page.link/PF71k

135
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
e. Fotografi Still Life
Seperti istilahnya, fotografi still life menampilkan benda mati alami
atau buatan manusia. Fotografi still life bisa berupa artistik atau
komersial. Jenis fotografi ini biasanya digunakan dalam fotografi stok
serta iklan produk. Untuk fotografer still life, pemilihan objek,
pengaturan, dan pencahayaan adalah kunci untuk mendapatkan foto
yang bagus.

Gambar 5.9. Fotografi Still Life


Sumber: Dokumen Pribadi

f. Fotografi Editorial
Fotografi editorial diambil untuk mengilustrasikan sebuah cerita atau
artikel, biasanya untuk majalah atau surat kabar. Subjek fotografi
editorial dapat sangat bervariasi dan sepenuhnya bergantung pada
topik teks yang menyertainya. Umumnya, untuk fotografi editorial,
saat ingin mendapatkan bidikan yang sesuai untuk berbagai tata letak,
termasuk komposisi horizontal dan vertikal. Saat bekerja dalam
fotografi editorial, fotografer cenderung bekerja sama dengan penulis
dan direktur seni.

Gambar 5.10. Fotografi Editorial


Sumber: https://qrgo.page.link/j6Nd4

136
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
g. Fotografi Arsitektur
Baik desain interior maupun eksterior bangunan dan struktur adalah
subjek fotografi arsitektur. Dari gudang hingga jembatan kota hingga
lumbung pedesaan tua, jenis ini mencakup beragam struktur.
Seringkali, foto tersebut menampilkan bagian struktur yang paling
estetis, seperti balok atau gapura tertentu. Bahan dan warna yang
menarik juga dapat ditekankan. Pencahayaan bisa menjadi tantangan
dalam fotografi arsitektur dan, untuk eksterior, fotografer harus tahu
bagaimana bekerja dengan cahaya alami.

Gambar 5.11. Fotografi Arsitektural


Sumber: Dokumen Pribadi

137
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
AKTIFITAS
MANDIRI

Kalian telah mempelajari sejarah fotografi secara singkat serta jenis


fotografi. Menurut kalian, terkait dengan produksi siaran radio, televisi dan
produksi film, apa fungsi fotografi pada ketiga bidang tersebut?. Jelaskan
secara singkat dalam deskripsi berbentuk paragraph.

AKTIFITAS
KELOMPOK

Kalian telah mempelajari materi tentang sejarah fotografi secara singkat


serta jenis fotografi, buatlah kelompok kecil yang beranggotakan 3 orang.
Selanjutnya buatlah simpulan dari pertanyaan berikut.
1. Susunlah sejarah fotografi dalam bentuk infografis.
2. Sebagai karya fotografi, apa yang membedakan antara foto sebagai
dokumentasi dan foto sebagai karya seni yang bersifat estetis?
Berikan contohnya masing-masing 5 foto.

138
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
3. Peralatan fotografi
a. Kamera
Menurut Bambang Karyadi, kamera merupakan alat yang digunakan
untuk menangkap cahaya yang dipantulkan subjek atau objek,
kemudian menyimpannya ke dalam media penyimpanan. Kamera
memiliki lensa yang berfungsi untuk menangkap cahaya, diafragma
yang berfungsi mengatur besar kecilnya cahaya yang masuk, shutter
speed yang mengatur cepat atau lambatnya cahaya yang masuk.
Sensor menangkap dan mengubah bentuk cahaya ke dalam data
digital, processor untuk mengolah data digital, kartu penyimpanan
atau memory card yang berfungsi untuk menyimpan data data digital.
1) Kamera Saku
Sejak sebelum era kamera digital,
kamera saku sudah menemani
analog Single Lens Reflex (SLR)
sebagai alternatif memotret yang
mudah dibawa ke mana-mana.
Setelah era kamera digital, kamera
saku tetap digemari. Meskipun
secara kemampuan tetap tidak bisa
menandingi kamera SLR. Gambar 5.12. Kamera Saku
Sumber: https://qrgo.page.link/Y1ACK

2) Prosumer Camera
Jenis kamera digital yang satu ini
punya kemampuan yang lebih baik
dibanding kamera saku. Perbedaan
yang paling mudah terlihat adalah
mode manual dan auto yang sudah
terdapat pada kamera prosumer. Bisa
dianggap kamera prosumer mencoba
menggabungkan fleksibilitas kamera
saku dengan kecanggihan fitur yang
dimiliki DSLR.
Gambar 5.13. Kamera Prosumer
Sumber: https://qrgo.page.link/FbXFV

139
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
3) Kamera Mirrorless
Dengan bentuk fisik yang relatif sama, seperti namanya, kamera
mirrorless tidak menggunakan cermin seperti halnya yang dimiliki DSLR.
Tanpa keberadaan cermin, kamera ini menjadi punya ukuran yang lebih
kecil dan ringkas dari DSLR. Tapi kemampuannya bisa disetarakan
dengan DLSR level menengah. Salah satu kelebihannya adalah lensa
yang bisa dilepas, seperti halnya DSLR.

Gambar 5.14. Kamera Mirrorless


Sumber: https://qrgo.page.link/frkC1

4) Kamera Digital Single Lens


Reflex (DSLR)
Inilah kamera digital yang paling
mumpuni di antara semua jenis
kamera digital yang ada saat ini.
Seperti pendahulunya di era analog,
kamera DSLR juga memiliki banyak
fitur yang berguna untuk bisa
menghasilkan foto-foto yang
menarik. Semakin tinggi levelnya,
Gambar 5.15. Kamera DSLR semakin canggih fitur yang dimiliki
Sumber: https://qrgo.page.link/frkC1
dan harganya pun semakin mahal.
DSLR memiliki varian lensa paling banyak dibanding kamera digital
lainnya. Dari mulai yang bersudut lebar seperti lensa fish eye hingga lensa
zoom yang mencapai lebih dari 500 mm. Generasi terbaru kamera DLSR
bahkan sudah tidak sekadar digunakan untuk mengambil foto saja. Sudah
bisa dijadikan kamera video dengan kualitas gambar tinggi

140
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
5) Kamera Aksi (action camera)
Kamera aksi biasanya lebih banyak
dipakai untuk merekam video ketimbang
foto. Dengan bentuknya yang lebih kecil
dari kamera saku, kamera ini bisa
dipasang di atas kendaraan atau di atas
helm. Kualitas dari kamera aksi sudah
sangat mumpuni. Bisa menghasilkan
video 1080p pada kecepatan 30 frame
per second (fps) atau 720p pada 60 fps.
Gambar 5.16. Kamera Aksi Artinya kualitas gambar yang dihasilkan
Sumber: https://qrgo.page.link/e44um sudah masuk dalam level High Definition
yang tajam.
Dengan fitur image stabilization, sebuah kamera aksi bisa menghasilkan
gambar nyaris tanpa goncangan meski dipasang di atas kendaraan yang
melaju kencang.

6) Kamera Medium Format


Keunggulan kamera medium format
adalah ketajaman dari detail objek yang
difoto. Di era digital, kelebihan yang tidak
dimiliki DSLR itu tetap dilanjutkan.
Kamera medium format biasanya
digunakan untuk kepentingan komersial
dari sebuah produk karena mampu
menghasilkan gambar yang sangat detail.

Gambar 5.17. Kamera Medium


Sumber: https://qrgo.page.link/vMw7j

141
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
b. Bagian Kamera
Kamera merupakan peralatan utama dalam melakukan kegiatan
fotografi. Beberapa bagian dari kamera adalah sebagai berikut:
1) Kamera Analog

Gambar 5.18. Bagian Kamera Analog


Sumber: https://qph.fs.quoracdn.net/main-qimg-
b87ec8ed7cf49b8c9b2f195eaf0ff3bf

Bagian-bagian dari kamera analog adalah sebagai berikut:


a) Lens: Lensa adalah bagian dari kamera yang bisa integral tak
terpisah atau bisa dilepas (tergantung jenis kameranya) yang
berguna untuk memfokuskan cahaya agar tertangkap oleh bagian

142
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
kamera untuk kemudian direkam ke atas film. Pengaturan cahaya
yang disebut diafragma terdapat di lensa.
b) Film Compartment: Kompartemen film di dalam kamera,
merupakan sebuah ruangan di dalam kamera yang menyimpan
film. Biasanya terletak di bagian belakang yang bisa dibuka seperti
pintu. Kompartemen film ini memiliki bagian untuk tabung film,
bagian untuk membentangkan film agar bisa tercahayai, papan
penekan untuk mengencangkan film dan tombol penggulung film.
c) Viewfinder: Jendela bidik adalah bagian di belakang kamera yang
dipergunakan oleh fotografer untuk mengarahkan lensa agar bisa
menangkap gambar.
d) Shutter speed dial: adalah bagian kamera yang terdiri dari plastik
atau logam yang menjaga agar cahaya masuk ke film atau sensor
digital.
e) Shutter Release: Tombol perekam gambar atau tombol tembak
adalah tombol yang digunakan untuk merekam gambar. Saat
tombol ini ditekan, rana membuka dan cahaya bisa masuk ke
dalam kompartemen film untuk memaparkan cahaya kepada film.
f) Shutter Speed Control: Pengontrol Kecepatan. Ini adalah bagian
dari kamera yang digunakan untuk mengontrol seberapa lama
rana terbuka.
g) Film Speed Control: Pengontrol Kecepatan Film mengontrol
kecepatan film yang tepat
h) F-Stop Control: Pengontrol Diafragma untuk mengatur besarnya
cahaya yang masuk melalui lensa.
i) Flash: Kita mengenalnya sebagai blitz atau lampu flash.
Digunakan sebagai cahaya buatan sebagai tambahan apabila
dirasakan cahaya yang tersedia kurang untuk merekam gambar.
j) Hot Shoe Mount: Dudukan blitz yang biasanya terdapat di bagian
atas kamera, terutama di kamera SLR (Single Lens Reflect).
k) Lens Ring Mount: Dudukan lensa. Ada pada kamera yang memiliki
lensa yang bisa dilepas-tukar. Berbentuk semacam cincin yang
bisa mengunci lensa yang dipasang. Tentu saja terletak di bagian
depan kamera.

143
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
2) Kamera Digital

Gambar 5.19. Bagian Kamera Digital


Sumber: https://qrgo.page.link/NmY1m

Bagian-bagian dari kamera digital adalah sebagai berikut:


a) Lensa merupakan bagian pokok dari kamera yang bekerja sama
dengan body kamera.
b) Tombol Stabilizer (IS, VR, VC) yang berfungsi untuk menstabilkan
getaran oleh tangan (hand shake) saat memotret yang berpotensi
membuat hasil foto menjadi motion blur.
c) Tombol Pembuka Lensa yang fungsinya tidak lain untuk membantu
melepaskan lensa dari body
d) Tombol Fokus yang terdiri dari dua mode yaitu Auto Focus (AF) dan
Manual Focus (MF)

144
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
e) Tombol Pembuka Flash yang digunakan untuk membuka lampu
flash pada kamera. Tombol ini hanya berfungsi bila kamera dalam
keadaan menyala / standby.
f) Built-in Flash Light adalah lampu blitz atau flash diterjemahkan
secara bebas menjadi lampu kilat. Fungsi utamanya yaitu untuk
membantu pencayaan pada kondisi gelap dengan cara meng-
illuminate (mencahayai /menerangi) obyek yang kekurangan
cahaya agar terekspos dengan baik.
g) Tombol Shutter adalah tombol yang kalian tekan untuk mengambil
gambar.
h) Grip salah satu bagian menonjol di bagian kanan anatomi kamera
yang fungsinya sebagai pegangan pada kamera. Grip didesain
dengan tekstur kasar agar bisa memegang kamera dengan kuat
tanpa terpeleset ketika memotret. Kesalahan memegang grip
merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya hand shake.
i) Anti Red Eye yang berfungsi sebagai penangkal untuk menghindari
mata yang terlihat merah (red eye) pada hasil foto yang merupakan
efek dari lampu flash.
j) Tombol Preview yang gunanya untuk melihat hasil foto pada layar
LCD kamera.
k) Tombol Delete yang berfungsi untuk menghapus foto dan data
lainnya di dalam kamera.
l) Tombol Navigasi berfungsi untuk membantu mengendalikan
program dalam kamera termasuk menggeser pilihan pada menu di
kamera. Tidak semua kamera memiliki bentuk tombol navigasi
yang sama, ada berupa scroll, analog, dan tombol 4 arah.
m) Tombol Fn/Q yang berfungsi untuk merubah / mengalihkan fungsi
pada tombol navigasi di atas ke fungsi shortcut.
n) Tombol AV mempunyai fungsi untuk mengatur bukaan diafragma
atau aperture.
o) Tombol Zoom yang berfungsi untuk memperbesar hasil foto dan
juga untuk memperdekat jarak objek ketika mengaktifkan mode
livefiew saat memotret.
p) Mode-Dial adalah menu untuk memilih dan mengganti mode
eksposure / modus pemotretan.
q) Tombol Lifeview yang berfungsi untuk mengganti / mengalihkan
layar bidik dari viewfinder ke lifeview yang tampil pada layar LCD

145
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
r) Viewfinder adalah jendela bidik yang digunakan untuk melihat
objek saat memotret.
s) Tombol Menu untuk menuju menu pengaturan utama kamera,
sedangkan Tombol Info untuk mengetahui informasi data termasuk
informasi foto.
t) Layar LCD memiliki multi fungsi yaitu yang pertama untuk
menampilkan keterangan settingan pada kamera (mode eksposure,
shutter speed, aperture, ISO), kemudian untuk melihat hasil foto,
dan terakhir sebagai layar bidik besar untuk melihat objek yang
akan difoto secara live, yang disebut lifeview.
u) Tombol ISO merupakan tombol shortcut untuk mengatur ISO.
v) Main-Dial yang juga berfungsi sebagai navigasi untuk menggeser
pilihan pada menu tertentu.
w) Tombol Display fungsinya untuk mengaktifkan mode standby dan
untuk menghidupkan kembali dari mode standby. Ketika dalam
mode standby kamera masih tetap dalam keadaan menyala, hanya
saja sedang diistirahtkan dan bukan dalam keadaan off.
x) Tombol ON/OFF adalah tombol yang berfungsi untuk
menghidupkan dan mematikan kamera

c. Lensa
Pekerjaan dasar lensa kamera adalah mengumpulkan dan memfokuskan
cahaya yang dipantulkan dari pemandangan atau subjek. Saat sinar
cahaya yang dipantulkan memasuki lensa kamera dan melewati elemen,
mereka diarahkan ke sensor gambar kamera. Berbagai macam lensa
memiliki fungsi dan karakterisrik berbeda. Karakteristik ini disesuaikan
demi mendapatkan gambar terbaik sesuai perencanaan visual yang sudah
dibuat. Pada kamera, lensa tersusun atas beberapa lensa yang berjauhan
yang bisa diatur sehingga menghasilkan ukuran tangkapan gambar dan
variasi fokus yang berbeda.

Di bagian luar lensa fotografi biasanya ditempatkan tiga cincin pengatur,


yaitu cincin panjang fokus (untuk lensa jenis variabel), cincin diafragma,
dan cincin fokus. Fokus adalah bagian yang mengatur jarak ketajaman
lensa. Diafragma berfungsi seperti pupil dalam mata yang berguna untuk
mengatur cahaya yang akan masuk ke dalam kamera. Jika cahaya terang,
maka diafragma akan menyempit. Jika cahaya redup, maka diafragma

146
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
melebar. Cahaya yang masuk ke dalam kamera membentuk gambar pada
film. Bayangan benda yang terbentuk harus jatuh pada film.

Jenis lensa fotografi bisa dijelaskan sebagai berikut.


1) Lensa Standar
Dinamakan lensa standar karena lensa ini
memiliki fokus yang sesuai dengan
pandangan mata manusia. sudut pandang
sama dengan sudut pandang mata
manusia sehingga, tidak menjauhkan objek
maupun mendekatkan objek. Fokus pada
lensa standar adalah 50 mm.
Gambar 5.20. Lensa Standar
Sumber: https://qrgo.page.link/q5hnC
2) Lensa Sudut Lebar
Lensa sudut lebar disebut dengan wide
angle lens. Dengan lensa ini kita dapat
menangkap objek lebih banyak
dikarenakan sudut lensa ini lebih lebar.
Fokus pada lensa ini adalah 17 mm, 20
mm, 24 mm, 28 mm, dan 35 mm.

Gambar 5.21. Lensa Sudut Lebar


Sumber: https://qrgo.page.link/dA418

3) Lensa Mata Ikan


Lensa mata ikan dinamakan juga
fish eye lens karena sesuai dengan
bentuk lensa ini yang memiliki
permukaan yang sangat cembung
seperti mata ikan koki yang melotot.
Lensa ini sebenarnya dapat
dikategorikan sebagai lensa sudut
lebar, tapi memiliki sudut yang
sangat lebar dan memiliki titik fokus
yang begitu pendek, yaitu 14 mm
15 mm atau 16 mm.
Gambar 5.22. Lensa Mata Ikan
Sumber: https://qrgo.page.link/PDrqS

147
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
4) Lensa Tele
Lensa ini adalah lensa yang dapat menangkap dan mendekatkan jarak
objek. Dengan menggunakan lensa tele objek yang jauh dapat terlihat
lebih dekat. Contohnya adalah dapat digunakan untuk memotret singa
yang sedang kelaparan dari jarak yang aman.

Gambar 5.23. Lensa Tele


Sumber: https://qrgo.page.link/zUG2u

5) Lensa Zoom
Lensa zoom adalah lensa yang sangat populer karena kepraktisannya.
Dengan memiliki sebuah lensa zoom sama artinya dengan memiliki
beberapa lensa karena kemampuannya mengubah titik fokusnya.
Dengan kelebihan yang dimiliki lensa ini, tidak perlu membawa lensa
terlalu banyak dan tidak perlu lagi mengganti-ganti jenis lensa apabila
hendak mencari foto. Ukuran lensa Zoom bervariasi seperti 28 - 80 mm,
35 - 70 mm, 80 - 200 mm, 70 - 300 mm.

Gambar 5.24. Lensa Zoom


Sumber: https://

148
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
AKTIFITAS
MANDIRI

Kalian telah mempelajari materi mengenai peralatan fotografi. Dari


penjelasan yang ada, coba simpulkan, bagian peralatan yang mana yang
merupakan komponen utama dari:

1. Kamera analog
2. Kamera Digital

Buatlah deskripsi secara singkat secara individu dari pertanyaan diatas

AKTIFITAS
KELOMPOK

Kalian telah mempelajari materi tentang peralatan fotografi. Dari materi,


kalian mendapatkan penjelasan mengenai peralatan utama dari fotografi.
Buatlah kelompok yang terdiri dari 4 orang, lalu susunlah peralatan
pendukung untuk fotografi. Buatlah makalah dengan sumber yang bisa
kalian dapatkan dari internet. Makalah ini harus menyertakan gambar dari
peralatan pendukung yang dimaksudkan, serta sumber rujukan yang
kalian pergunakan harus dicantumkan.

149
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
4. Teknik fotografi
a. Aperture
Aperture adalah bukaan lensa kamera dimana cahaya masuk. Seperti
jendela, semakin lebar dibuka, maka cahaya akan lebih banyak yang
masuk. Selain merupakan salah satu cara mengendalikan cahaya yang
masuk, aperture juga berfungsi untuk mengendalikan kedalaman ruang
(depth of field /DOF). Dalam prakteknya, jika berada di lingkungan
dengan cahaya sangat terang, maka kalian bisa mengatur bukaan
sehingga lebih sedikit cahaya masuk ke dalam kamera. Sebaliknya, jika
kondisi lingkungan gelap, maka kalian bisa menambah bukaan lensa
sehingga hasil akhir menjadi optimal. Bukaan juga bisa digunakan untuk
mengendalikan kedalaman ruang. Bukaan besar membuat kedalaman
ruang menjadi tipis, akibatnya latar belakang subjek menjadi kabur.
Bukaan kecil membuat kedalaman bidang menjadi besar, akibatnya semua
bidang dalam foto menjadi tajam atau berada dalam fokus.

Gambar 5.25. Aperture


Sumber: https://qrgo.page.link/XRHsz

Hal yang unik dan sering membingungkan adalah nomor dalam setting
bukaan adalah terbalik dengan besarnya bukaan. Misalnya angka kecil
berarti bukaan besar, sedangkan angka besar berarti bukaan kecil.
Contoh: f/1, f/1.4, f/2, f/4. f/5.6, f/8, f/16, f/22 dan seterusnya.
Setiap lensa memiliki bukaan maksimum dan minimum. Angka yang
tertera dalam lensa seperti f/3.5-5.6 berarti makimum bukaan bervariasi
antara f/3.5 sampai f/ 5.6.

150
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
b. Shutter speed
Kecepatan rana (shutter speed) adalah durasi kamera membuka sensor
untuk menyerap cahaya. Semakin lama durasinya, semakin banyak
cahaya yang masuk ke kamera dan hasil foto akan bertambah terang.
Satuan shutter speed adalah dalam detik atau pecahan detik. Biasanya
berawal dari 1/4000 detik sampai 30 detik. Variasi shutter speed ini diatur
dari badan kamera bukan dari lensa. Selain mempengaruhi kuantitas
cahaya yang masuk, shutter speed mempengaruhi foto dalam dua hal:
1. Kecepatan rana yang cepat membekukan (freeze) objek yang
bergerak.
2. Kecepatan rana yang lama menangkap gerakan (motion) objek secara
berkesinambungan.
Dalam prakteknya penggunaan kecepatan rana yang tinggi untuk
membekukan gerakan subjek yang bergerak, seperti pada foto liputan
olahraga. Sebaliknya, penggunaan kecepatan rana yang rendah untuk
merekam efek gerak, seperti dalam merekam pergerakan air terjun.

Gambar 5.26. Ilustrasi Shutter Speed


Sumber: https://qrgo.page.link/3h6o2

c. ISO
ISO (International Organisation for Standardisation) adalah ukuran
sensitivitas sensor terhadap cahaya. Ukuran dimulai dari angka 50, 80
atau 100 dan akan berlipat ganda sampai 3200 atau lebih besar lagi. ISO

151
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
dengan ukuran angka kecil berarti sensivitas terhadap cahaya rendah, ISO
dengan angka besar berarti sebaliknya.
ISO dengan angka besar atau disebut juga ISO tinggi akan menurunkan
kualitas gambar karena munculnya bintik-bintik yang dinamakan “noise”.
Foto akan terlihat berbintik-bintik seperti pasir dan detail yang halus akan
hilang. Tapi untuk kondisi yang sulit seperti sedikit cahaya dalam ruangan,
ISO tinggi seringkali diperlukan.

Di era kamera analog, ISO dikenal juga dengan ASA. Di jaman analog,
ASA tergantung dari film yang dipasang di dalam kamera. Namun di jaman
sekarang, ISO bisa diubah melalui setting pada kamera.

Gambar 5.27. Ilustrasi ISO


Sumber:https://qrgo.page.link/ZLgo3

d. DOF
Depth of Field adalah jarak antara obyek fotografi untuk menghasilkan
variasi ketajaman. Secara harfiah, DOF bisa diartikan sebagai kedalaman
ruang. Hasil pengolahan DOF bervariasi tergantung aperture dan jarak
fokus dari kamera. Aperture menentukan area dalam gambar yang
terekam dengan fokus yang tajam, sedangkan fokus menentukan titik
utama obyek yang tajam.

152
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
1) DOF Sempit
Jika objek tidak terlalu besar, DOF ditata dalam rancangan DOF yang
sempit agar fokusnya sempurna dan tidak melenceng. Untuk
melakukan ini aperture diset agak lebar. DOF dengan ruang sempit ini
akan membuat objek tampak lebih tajam dan sisi di belakang atau di
depannya tampak lebih kabur.

Gambar 5.28. Ilustrasi DOF Sempit


Sumber: dokumen pribadi

2) DOF Lebar
Apabila objek yang akan diambil fokusnya agak lebar, maka aperture
harus dibuat lebih kecil. Dengan begitu, objek akan mendapatkan
fokus yang merata. Tidak hanya di satu titik saja, tapi juga di
sekelilingnya.

Gambar 5.29. Ilustrasi DOF Lebar


Sumber: https://qrgo.page.link/8JwtJ

153
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
e. Komposisi
Tujuan dari penataan komposisi dalam fotografi adalah untuk
mempengaruhi perilaku melihat foto. Hal ini terkait pemahaman prinsip
komposisi dalam fotografi untuk mengetahui cara mengarahkan
pandangan ke obyek/subyek dalam foto, titik fokus apa pun yang ingin
diperlihatkan kepada orang yang melihat foto. Dalam Buku Desain Grafis
Percetakan oleh Adimas Ketut Nalendra, beberapa komposisi yang biasa
digunakan dalam fotografi adalah sebagai berikut:
1) Framing (shot size)
Framing adalah kreatif pemotretan dengan memanfaatkan unsur lain
Line pada objek yang kita potret sehingga membentuk kesan frame
atau bingkai tersendiri untuk menambah nilai keunikan dan menarik
serta memperkuat kesan foto secara visual.

Gambar 5.30. Ilustrasi Framing


Sumber: Dokumen Pribadi

2) Angle
Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu
obyek, pemandangan atau adegan. Dengan sudut tertentu bisa
menghasilkan suatu shot yang menarik, dengan perspektif yang unik

154
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
dan menciptakan kesan tertentu pada adegan yang sedang
ditayangkan.
a) High Angle, posisi kamera lebih tinggi di atas mata, sehingga
kamera harus menunduk untuk mengambil obyeknya.
• Berguna untuk mempertunjukkan keseluruhan set beserta
obyek–obyeknya.
• Menciptakan kesan obyek nampak kecil, rendah, hina,
perasaan kesepian, kurang gairah ataupun kehilangan
dominasi.
b) Low Angle, posisi kamera di bawah ketinggian mata obyek,
sehingga kamera harus mendongak untuk merekam obyek.
Dengan Low Angle cenderung menambah ukuran tinggi objek
serta memberikan kesan kuat, dominan dan dinamis.
c) Eye Level, sudut pandang ini adalah sudut pandang atau angle
yang umum digunakan. Pada angle ini lensa kamera dibidik sejajar
dengan tinggi objek. Posisi dan arah kamera memandang objek
yang akan dipotret layaknya mata kita melihat objek secara biasa.

Gambar 5.31. Angle kamera dalam Fotografi


Sumber: dokumen pribadi

3) Camera movement
Camera movement atau pergerakan kamera adalah salah satu teknik yang
ekspresif untuk menghasilkan foto yang dramatik lewat pengaturan subjek
yang masuk ke dalam frame.

155
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
a) Panning, adalah salah satu teknik
fotografi yang digunakan untuk
membekukan gerakan pada benda yang
bergerak. Cara melakukan panning
adalah dengan menggerakkan kamera
searah dengan arah gerakan obyek yang
ingin dibidik sehingga obyek akan tampak
fokus, sementara background akan
tampak kabur/blur.

Gambar 5.32. Panning


Sumber: https://qrgo.page.link/FCbvJ

b) Zoom, adalah gerakan lensa


mendekati atau menjauhi obyek secara
optik, dengan mengubah panjang fokal
lensa dari sudut pandangan sempit
(telephoto) ke sudut lebar (wide angle)
atau sebaliknya.

Gambar 5.33. Zoom


Sumber: https://qrgo.page.link/d4FH1

c) Slow dan stop action. Slow action


merupakan teknik fotografi yang
bertujuan memperlihatkan/menangkap
gerakan objek. Biasanya digunakan
kecepatan rendah, antara 1/30 sampai 1
detik. Sebaliknya. stop action bertujuan
membekukan gerak objek. Biasanya
digunakan kecepatan tinggi, antara 1/125
sampai 1/4000 atau lebih
Gambar 5.34. Slow action
Sumber: dokumen pribadi

156
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Gambar 5.35. Stop action
Sumber: dokumen pribadi

4) Rule of third
Sebuah aturan dalam teori fotografi yang mengatakan bahwa subjek
tidak seharusnya diletakan di tengah frame. Subjek utama harus
diletakan pada perpotongan garis-garis imajiner yang membagi frame
menjadi 3 bagian.

Gambar 5.36. Rule of Third


Sumber: dokumen pribadi

157
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
5) Golden Ratio
Golden ratio atau golden section atau rasio emas adalah susunan
sebuah foto dimana objek utama atau POI (Point Of Interest)
diletakan di dalam titik persimpangan antara dua garis horizontal yang
memiliki perbandingan 1:1,6 atau bisa 38/62

Gambar 5.37. Golden Ratio


Sumber: https:// https://qrgo.page.link/aPgwW

5. Pencahayaan
Pencahayaan merupakan bagian yang terpenting dalam fotografi karena
tanpa ada cahaya tidak akan ada fotografi. Dengan arah cahaya yang
tepat dapat membangkitkan rasa, suasana, serta detail pada objek
sehingga dapat tercipta karya foto yang istimewa.
a. Jenis pencahayaan
Jenis pencahayaan dalam fotografi dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Natural (Cahaya Alam)
Cahaya alam adalah sumber cahaya utama dalam pemotretan luar
ruangan. Sumber dari cahaya alam berasal dari matahari, bintang dan
benda lain yang mampu memantulkan cahaya, seperti bulan. Cahaya
alam bersifat langsung dan tidak langsung. Bersifat langsung karena
cahaya yang dihasilkan datang langsung dari sumbernya tanpa
hambatan dan tanpa dipantulkan. Bersifat tidak langsung karena
karena cahaya yang dihasilkan oleh sumber cahaya terkena hambatan
dan pantulan sebelum mengenai objek foto.

158
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
2) Artifisial (Cahaya Buatan)
Cahaya buatan adalah cahaya yang dibuat untuk menerangi sebuah
objek foto, biasanya cahaya buatan lebih banyak dipakai pada saat
pengambilan foto di dalam ruangan. Cahaya buatan dapat dihasilkan
oleh peralatan tambahan, yaitu lampu, blitz atau flash.

b. Temperatur cahaya dan white balance


Warna cahaya disebut dengan suhu/temperatur dan diukur dalam satuan
Kelvin. Seperti yang diketahui suhu cahaya dapat berbeda-beda. Jika
melihat suhu cahaya dari matahari maka pagi dan malam tentu akan ada
perbedaannya, yang pagi kuning-merah-jingga dan malam hari suhu
cahaya berwarna biru. Temperatur warna netral (sinar matahari pada
siang hari) berada di kisaran 5200-6000 K, itulah mengapa sebagian besar
lampu flash eksternal memiliki range pada temperatur tersebut untuk
meniru cahaya sinar matahari.

White Balance adalah cara kamera membaca suhu warna, termasuk suhu
cahaya. Ketika warna foto kalian terasa aneh, misal terasa terlalu biru atau
terlalu kuning, maka bisa jadi pengaturannya white balance di kamera tak
tepat. White Balance bisa diatur di kamera menggunakan preset (setelan)
dan juga bisa diatur secara manual.

Gambar 5.38. White Balance


Sumber: https:// https://qrgo.page.link/sC9re

159
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
c. Three points lighting
Three point lighting adalah sebuah metode pencahayaan yang terdiri
dari 3 sumber cahaya yang datang dari arah yang berbeda-beda.
Teknik ini berfungsi untuk menerangi objek ketika sedang dipotret.

Gambar 5.39. Three Points Lighting


Sumber: https:// https://qrgo.page.link/9Z6Qr
1) Key Light
Merupakan sumber cahaya utama memberikan penerangan pada
gambar untuk sebuah karakter pada objek atau subjek. Key light
dapat memberikan pengaruh utama pada model, menentukan
posisi kamera sebagai referensi dimana seluruh perangkat
pencahayaan di letakkan sekaligus diseimbangkan secara relatif
terhadap tingkat pencahayaan utama.
Cahaya utama ini paling terang dan ditempatkan pada sudut 45
derajat diatas subjek. Jika cahaya terang key light sama dengan
fill light, terkesan sangat datar. Sebaliknya jika key light ini lebih
terang, gambar yang diperoleh lebih berdimensi atau lebih dalam
perubahan warnanya.

2) Fill Light
Merupakan cahaya tambahan yang berfungsi untuk mengontrol
bayangan yang ditimbulkan dari key light, juga untuk membentuk

160
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
kesan volumetrik dari obyek. Fill light dapat diletakan di posisi
berlawanan dari key light. Pada saat keylight menghasilkan
sumber cahaya yang kuat, maka fill light akan lebih berfungsi
sebagai penyeimbang dan dapat lebih menyebarkan cahaya yang
ditimbulkan oleh key light.

3) Back Light
Cahaya ini biasanya digunakan sebagai pemisah antara subjek
dengan background atau latar belakang agar dapat
meningkatkan ketajaman pada gambar dengan memberikan
penyelarasan cahaya. Back light akan diletakan di belakang subjek
agar memberikan kesan tiga dimensi dan membuat objek seakan-
akan tidak menempel pada bagian belakang.

Posisi cahaya belakang ini lebih tinggi dari kamera yang akan di
terangkan ke arah subjek. Sehingga background di belakang
subjek ini akan menjadi gelap. Oleh karena itu dibutuhkan
background light, lampu yang digunakan untuk menerangi
background agar terlihat jelas pada kemera.

Kalian bisa melihat tayangan video mengenai three


ponts lighting melalui tautan
https://qrgo.page.link/DN1Te, atau kalian bisa
mengakses dengan memindai QR Code yang tersedia

161
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
PORTOFOLIO

Teknik fotografi sudah kalian pelajari. Sekarang waktunya kalian berkreasi


dengan fotografi. Kalian harus mempraktekkan teknik fotografi yang
sudah kalian pelajari dengan membuat karya forografi. Karya bersifat
individu, dengan ketentuan seperti dibawah.

1. Buatlah foto yang menunjukkan angle pengambilan gambar yang


berbeda. Foto merupakan foto dari obyek yang sama, namun diambil
dengan sudut pengambilan gambar yang berbeda.
2. Silahkan mengeksplorasi lingkungan sekitar kalian, lalu buatlah karya
foto:
a. DOF Sempit
b. DOF lebar
c. Panning
d. Slow action
e. Stop action
f. Zoom
g. Aplikasi dari Rule of Third dalam framing
Karya foto dicetak dan disusun dalam bentuk buku/majalah, disertai
dengan identitas teknis dari masing-masing foto (Judul Foto, lokasi,
speed, aperture, ISO)

C. RANGKUMAN
1. Secara bahasa fotografi adalah teknik melukis dengan cahaya.
Fotografi merupakan gabungan dari ilmu, teknologi dan seni.
Perpaduan yang harmonis antara ketiganya bisa menghasilkan
sebuah karya yang mengagumkan. Tentunya dengan skill serta
sentuhan seni sang fotografer, sebuah foto bisa menjadi berarti.
2. Jenis Fotografi:
a. Portrait photography
b. Foto Jurnalistik
c. Fashion Photography

162
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
d. Sport Photography
e. Still Life Photography
f. Fotografi Editorial
g. Fotografi Arsitektur
3. Peralatan utama fotografi adalah kamera dan lensa. Kamera terdiri
dari berbagai jenis dar kamera analog dan kamera digital. Lensa
fotografi dibagi menjadi: Lensa standar, lensa sudut lebar, lensa
fish eye, lensa tele. Lensa zoom
4. Aperture adalah bukaan lensa kamera dimana cahaya masuk.
Seperti jendela, semakin lebar dibuka, maka cahaya akan lebih
banyak yang masuk. Selain merupakan salah satu cara
mengendalikan cahaya yang masuk, aperture juga berfungsi untuk
mengendalikan kedalaman ruang (depth of field /DOF).
5. Kecepatan rana (shutter speed) adalah durasi kamera membuka
sensor untuk menyerap cahaya. Semakin lama durasinya, semakin
banyak cahaya yang masuk ke kamera dan hasil foto akan
bertambah terang.
6. Satuan shutter speed adalah dalam detik atau pecahan detik.
Biasanya berawal dari 1/4000 detik sampai 30 detik. Variasi shutter
speed ini diatur dari badan kamera bukan dari lensa. Selain
mempengaruhi kuantitas cahaya yang masuk, shutter speed
mempengaruhi foto dalam dua hal:
a. Kecepatan rana yang cepat membekukan (freeze) objek yang
bergerak.
b. Kecepatan rana yang lama menangkap gerakan (motion) objek
secara berkesinambungan.
7. ISO adalah ukuran sensitivitas sensor terhadap cahaya. Ukuran
dimulai dari angka 50, 80 atau 100 dan akan berlipat ganda sampai
3200 atau lebih besar lagi. ISO dengan ukuran angka kecil berarti
sensivitas terhadap cahaya rendah, ISO dengan angka besar berarti
sebaliknya.
8. Depth of Field adalah jarak antara obyek fotografi untuk
menghasilkan variasi ketajaman, yang terdiri atas DOF sempit dan
DOF lebar
9. Tujuan dari penataan komposisi dalam fotografi adalah untuk
mempengaruhi perilaku melihat foto. Hal ini terkait pemahaman
prinsip komposisi dalam fotografi untuk mengetahui cara

163
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
mengarahkan pandangan ke obyek/subyek dalam foto, titik fokus
apa pun yang ingin diperlihatkan kepada orang yang melihat foto.
10. Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar
suatu obyek, pemandangan atau adegan, yang terdiri atas: Low
Angle, normal angle dan high angle.
11. Camera movement atau pergerakan kamera adalah salah satu
teknik yang ekspresif untuk menghasilkan foto yang dramatik lewat
pengaturan subjek yang masuk ke dalam frame.
12. Rule of third merupakan sebuah aturan dalam teori fotografi yang
mengatakan bahwa subjek tidak seharusnya diletakan di tengah
frame. Subjek utama harus diletakan pada perpotongan garis-garis
imajiner yang membagi frame menjadi 3 bagian.
13. Pencahayaan merupakan bagian yang terpenting dalam fotografi
karena tanpa ada cahaya tidak akan ada fotografi. Dengan arah
cahaya yang tepat dapat membangkitkan rasa, suasana, serta
detail pada objek sehingga dapat tercipta karya foto yang istimewa.
Warna cahaya disebut dengan suhu/temperatur dan diukur dalam
satuan Kelvin.
14. Three point lighting adalah sebuah metode pencahayaan yang
terdiri dari 3 sumber cahaya yang datang dari arah yang berbeda-
beda. Teknik ini berfungsi untuk menerangi objek ketika sedang
dipotret

D. Refleksi
Setelah membaca materi tentang fotografi, silahkan kalian tuliskan
kesan terhadap materi yang telah dipelajari kemudian carilah materi
yang sekiranya kurang kalian pahami melalui media online.

E. Evaluasi
Uji Kompetensi
Karya fotografi yang menggambarkan kehidupan manusia serta
ekspresi emosional yang memperlihatkan manusia dengan
masalah kehidupannyasemua membawa rasa ketertarikan dan
rasa simpati. Merupakan jenis Fotografi….
a. Still Life d. Portrait
b. Sport e. Human Interest
c. Lanskap

164
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Jenis Fotografi yang obyek utamanya adalah benda dan makhluk
hidup alami, disebut…
a. Arsitektur d. Flora Fauna
b. Life Style e. Nature
c. Still Life

Teknik pemotretan untuk mendapatkan efek gerak pada obyek


yang bergerak, menggunakan teknik pemotretanan...
a. Zooming d. Expsure
b. Panning e. Focus
c. Shutter speed

Pada angle ini lensa kamera dibidik sejajar dengan tinggi objek,
disebut....
a. low angle d. frog angle
b. Eye level e. Bird Eye
c. high angle

Jenis Cahaya yang cenderung memiliki intensitas rendah


disebut....
a. Soft Light d. Lighting
b. Matahari e. Speed Lite
c. Hard Light

Komponen dari lensa yang berfungsi mengatur intensitas cahaya


yang masuk ke kamera disebut....
a. Shutter Speed d. Low angle
b. ISO e. Stablizier
c. Aperture

Komposisi yang dilakukan dengan membagi layar dengan dua


garis Vertical dan dua garis Horizontal ...
a. Rule Of Diagonal d. Khatulistiwa
b. Rule Of Third e. Bird Eye
c. Rule Of Center

High angle adalah ...


a. Kedudukan kamera lebih rendah dari pada objek
b. Kedudukan kamera lebih setara dengan objek
c. Kedudukan kamera lebih tinggi dari objek

165
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
d. Kedudukan kamera lebih fleksibel dengan cahaya yang masuk
e. Kedudukan kamera bisa digerakkan berputar

F. Pengayaan
Banyak rujukan yang bisa kalian pergunakan sebagai bahan untuk
menambah wawasan. Fotografi merupakan bidang yang sangat
dinamis, baik secara teknologi, maupun sebagai media seni dan
ekspresi. Peralatan fotografi menjadi sangat ringkas dan mobile,
pengelolaan material fotografi juga sudah sangat maju sebagai media
digital. Fotografi juga sudah menjadi salah satu pilihan profesi yang
sangat menjanjikan. Sebagai bentuk jasa, kualitas teknis dan estetika
karya fotografi menjadi salah satu bidang usaha yang potensial.

ShutterStock, Dreamstime, Adobe Stock (Sebelumnya bernama


Fotolia), Freedigitalphotos, Alamy, Crestock, iStockphoto, Big Stock
Photo, Etsy, 500px, dan FotoMoto adalah sebagian dari situs yang
menjadi tempat menjual karya fotografi.

166
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
DAFTAR RUJUKAN

A Primer on Communication Studies.


https://2012books.lardbucket.org/books/a-primer-on-communication-
studies/. Diakses tanggal 20 April 2021.

Bittner, John R. 1996. Mass Communication, 6th ed. Boston: Allyn and Bacon.

Bull, Stephen. 2010. Photography: Routledge Introductions to Media and


Communication. London : Routledge

Campbell, Kelly Martin. 2007. The History of the Internet: The Missing
Narratives. https://journals.sagepub.com/doi/10.1057/jit.2013.4.
Diakses tanggal 2 April 2021

Danesi, Marcel. 2009. Dictionary of Media and Communications. New York. M.e.
Sharpe, Inc.

Davenport, Alma. 2010. The History of Photography: an Overview. Stoneham,


Massachusetts : Butterworth Heinemann.

Efriyani, Eva, dkk. 2019. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Fiske, John. 2007. Cultural and Communication Studies. Yogyakarta: Jalasutra

Gallagher, David. The Future of Media is… Complicated.


https://www.weforum.org/agenda/2014/06/future-media-complicated/.
Diakses tanggal 24 Maret 2021

Gillespie, Gary. Technology of Communication Timeline.


https://eagle.northwestu.edu/faculty/gary-gillespie/technology-of-
communication-timeline/. Diakses tanggal 19 Maret 2021

Hermanto, Hendro. 2013.. Perekayasaan Sistem Audio. Kemdikbud

Ivony. 2017. 15 Fungsi-fungsi Komunikasi Penjelasan Lengkap.


https://pakarkomunikasi.com/fungsi-fungsi-komunikasi. Diakses tanggal
19 Maret 2021.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. https://kbbi.kemdikbud.go.id/. Diakses tanggal


28 Maret 2021.

Karyadi, Bambang. 2017. Belajar Fotografi. NahlMedia

167
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Kementerian Komunikasi dan Informatika. Peta Okupasi Nasional Dalam
Kerangka Kualifikasi Bidang Komunikasi 2018 (B)

Kusumawati, Tri Indah. 2016. Komunikasi Verbal dan Non Verbal. Jurnal Al-
Irsyad No.6 Vol 2.

LEWITT Content Team. Microphone Polar Patterns. https://www.lewitt-


audio.com/blog/polar-patterns. Diakses tanggal 10 April 2021

Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Nurudin,M. 2013. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Oxford Learner’s Dictionary. https://www.oxfordlearnersdictionaries.com/.


Diakses tanggal 20 Maret 2021.

Pengertian Komunikasi serta Definisi Komunikasi menurut ahli.


http://www.definisi-pengertian.com/2015/08/pengertian-komunikasi-
definisi-menurut-ahli.html. Diakses tanggal 15 Maret 2021

Perkembangan Teknologi dan Penyiaran di Tanah Air.


http://www.kpi.go.id/index.php/id/umum/38-dalam-negeri/35523-
perkembangan-teknologi-dan-penyiaran-di-tanah-air. Diakses tanggal
15 April 2021.

Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan dan


Keselamatan Kerja (SMK3). https://jdih.kemnaker.go.id/keselamatan-
kerja.html. Diakses tanggal 19 Maret 2021

Saefudin, Asep. 2008. Perkembangan Teknologi Komunikasi: Perspektif


Komunikasi Peradaban. Jurnal Mediator Volume 9 No.2

Sanaky, H. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta:


Kaukaban Dipantara.

Sartono, FR. Sri. 2008. Teknik Penyiaran Dan Produksi Program Radio, Televisi
Dan Film Jilid 2. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional.

Sartono, FR. Sri. 2008. Teknik Penyiaran Dan Produksi Program Radio, Televisi
Dan Film Jilid 1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional.

168
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Schumacher, Georgia. 2018. 7 Types of Photography Styles to Master .
https://www.artinstitutes.edu/about/blog/38780-v2-7-types-of-
photography-styles-to-master. Diakses tanggal 28 April 2021

Siapera, Eugenia. 2012. Understanding New Media. Los Angeles, Calif. London :
SAGE.

Skinner, B. F. 2013. Ilmu Pengetahuan dan Perilaku Manusia. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Spacey, John. 2019. 14 Examples of Digital Media.


https://simplicable.com/new/digital-media. Diakses tanggal 10 April
2021

Susanto, Phil Astrid. 1993. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek. Bandung: Bina
Cipta.

Surya. 2012. Media Elektronik Sumber Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Sudjojo, Marcus. 2010. Tak-tik fotografi. Jakarta : Bukune.

Sudaryanto & Badio, Sabjan. 2013. Keteknikan Videografi Untuk Sekolah


Menengah Kejuruan Semester 1. Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

T. Poe, Marshall. 2011. A History Of Communications. New York: Cambridge


University Press.

Xie-Connel, Carl. 2015. What is Electronic Media?.


https://www.skillmaker.edu.au/author/carl-xie-connell/. Diakses tanggal
31 Maret 2021

Undang-Undang nomor 2 tahun 1992 tentang Perfilman

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi


Dan Transaksi Elektronik.

Zettl, Herbert. 2005. Television Production Handbook 9th Edition. San


Fransisco. Thomson Wadswordth.

169
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
170
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
LINK GAMBAR

1. Evolution of Communication. https://qrgo.page.link/n3KeK


2. Tanda Asap. https://qrgo.page.link/o7BMn
3. Lukisan Gua Sulawesi. https://qrgo.page.link/TxyMs
4. Relief Candi. https://qrgo.page.link/NxSXE
5. Hieroglyph. https://qrgo.page.link/PBppM
6. Huruf Pallawa. https://qrgo.page.link/jZFVU
7. Komunikasi Verbal. https://qrgo.page.link/wwUuf
8. Komunikasi Non Verbal. https://img.17qq.com/images/qtasarx.jpeg
9. Gelombang Sinusoidal. http://digitalsoundandmusic.com/wp-
content/uploads/2014/05/sine-wave-single-frequency.png
10. Gelombang sinusoidal. https://qrgo.page.link/4dKN4
11. Tekanan udara. https://qrgo.page.link/iXQbJ
12. Rentang frekwensi yang bisa didengar manusia.
https://qrgo.page.link/8KD4A
13. Mik Dinamik Condenser dan Ribbon.
https://mynewmicrophone.com/differences-between-dynamic-
condenser-ribbon-microphones/
14. Mik Polar Pattern. https://www.lewitt-audio.com/blog/polar-
patterns
15. Mik Dynamic. https://qrgo.page.link/xH1Tm
16. Mik Condensor. https://qrgo.page.link/1Lgnf
17. Mik Meja. https://qrgo.page.link/h9ypY
18. Mik Ribbon. https://qrgo.page.link/cbonU
19. Mik Boundary. https://qrgo.page.link/34Ckn
20. MIK Lavalier. https://qrgo.page.link/M6KQp
21. Mik Shotgun. https://qrgo.page.link/Qfuij
22. Mik Boom Dan Aksesoris. https://qrgo.page.link/Cv5so
23. Headset Microfon. https://qrgo.page.link/m1MZL
24. Desk Mikrofon. https://qrgo.page.link/1n7or
25. Mik Boundary. https://qrgo.page.link/uBSKH
26. Mik Parabolik. https://qrgo.page.link/o8icc
27. Camera Control Unit. https://qrgo.page.link/BRfyR
28. Lensa Studio/Field Zoom. https://qrgo.page.link/wVuza
29. Kamera Studio. https://qrgo.page.link/xXgtU
30. Kamera EFP/ENG. https://qrgo.page.link/S1Ket
31. Kamera EFP. https://qrgo.page.link/z4Dqe
32. Lensa Kamera ENG/EFP. https://qrgo.page.link/74b5A
33. Kamera Sinema dan Lensa. https://qrgo.page.link/fbjS8

171
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
34. Kamera Sinema (body only). https://qrgo.page.link/Y7Fjt
35. Kamera Sinema. https://qrgo.page.link/HfAED
36. Lensa Sinema. https://qrgo.page.link/T2QSn
37. Radio Audio Mixer. https://qrgo.page.link/7jCYN
38. Radio Playback. https://qrgo.page.link/zeCUh
39. Software Radio. https://qrgo.page.link/TZZzC
40. Radio Studio Monitor Speaker. https://qrgo.page.link/nkfbw
41. Radio Hybrid Phone. https://qrgo.page.link/CBdzW
42. Radio Transmitter Link. https://qrgo.page.link/bueHJ
43. Radio Antenna. https://omb.com/wp-
content/uploads/2017/01/OMB73.jpg
44. Radio Transmitter. https://omb.com/product/fm-transmitter-em-
2000-he-hot-plug/
45. TV Spotlight. https://qrgo.page.link/MaAQr
46. TV Floodlight. https://qrgo.page.link/Cnbic
47. TV Sound Control. https://qrgo.page.link/pEH9n
48. TV Switcher. https://qrgo.page.link/tf8Hu
49. Film Sound Recorder. https://qrgo.page.link/JEoFh
50. Lampu Fresnel. https://qrgo.page.link/Gzqw1
51. Lampu Tungsten. https://qrgo.page.link/yQvx2
52. Lampu Blonde. https://qrgo.page.link/tixEi
53. Lampu Fluorescent. https://qrgo.page.link/UcjTi
54. Lampu LED. https://qrgo.page.link/GXSCH
55. Print Media. https://qph.fs.quoracdn.net/main-qimg-
fbf1becae4f847c8cef6c30ce57ac1ac \
56. Elektronik Media. https://qrgo.page.link/pcntU
57. Digital Media. https://qrgo.page.link/xJ85t
58. Mikrofon dan kamera. https://qrgo.page.link/uW4MP
59. Al Khawarizmi. https://qrgo.page.link/vEwQX
60. Fotografi Digital “Everydays: The First 5000 Days”.
https://qrgo.page.link/WJZWe
61. Kamera Obscura. https://qrgo.page.link/H48To
62. Tipografi Media Digital https://qrgo.page.link/Dh9Kc
63. Ilustrasi E-Book https://qrgo.page.link/JP3LQ
64. Teknologi Hologram https://qrgo.page.link/ZSD5n
65. Media Sosial https://qrgo.page.link/MdFEU
66. Iklan di Layar Raksasa https://qrgo.page.link/TRUuw
67. Streaming Penyiaran https://qrgo.page.link/zGpv1
68. Media Interaktif https://qrgo.page.link/Q2yMp
69. Museum dengan pengalaman imersif https://qrgo.page.link/8oWwC
70. Virtual Reality https://qrgo.page.link/1Unsh

172
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
71. Augmented Reality https://qrgo.page.link/UQMY1
72. Proses Konversi data Analog-Digital https://qrgo.page.link/rK3wb
73. Video Analog Format Kaset https://qrgo.page.link/UAMub
74. Optical Disc https://qrgo.page.link/d7BPu
75. Pinhole Camera https://qrgo.page.link/TkyCQ
76. Ilustrasi ISO. https://qrgo.page.link/ZLgo3
77. Ilustrasi Shutter Speed. https://qrgo.page.link/3h6o2
78. Aperture https://qrgo.page.link/XRHsz
79. Panning https://qrgo.page.link/FCbvJ
80. Zoom https://qrgo.page.link/d4FH1
81. Portrait Photography https://qrgo.page.link/YgGw5
82. Fotografi Fashion https://qrgo.page.link/8KR2g
83. Fotografi Olahraga https://qrgo.page.link/PF71k
84. Fotografi Editorial https://qrgo.page.link/j6Nd4
85. Kamera Saku https://qrgo.page.link/Y1ACK
86. Kamera Prosumer https://qrgo.page.link/FbXFV
87. Kamera Mirrorless https://qrgo.page.link/frkC1
88. Kamera Mirrorless https://qrgo.page.link/frkC1
89. Kamera Aksi https://qrgo.page.link/e44um
90. Kamera Medium https://qrgo.page.link/vMw7j
91. Lensa Standar https://qrgo.page.link/q5hnC
92. Lensa Sudut Lebar https://qrgo.page.link/dA418
93. Lensa Mata Ikan https://qrgo.page.link/PDrqS
94. Lensa Tele https://qrgo.page.link/zUG2u
95. Bagian Kamera Analog https://qrgo.page.link/JEKJH
96. Bagian Kamera Digital https://qrgo.page.link/NmY1m
97. Bagian Kamera Digital https://qrgo.page.link/NmY1m
98. Ilustrasi DOF Lebar. https://qrgo.page.link/8JwtJ
99. Golden Ratio. https:// https://qrgo.page.link/aPgwW
100. White Balance. https:// https://qrgo.page.link/sC9re
101. Three Points Lighting. https:// https://qrgo.page.link/9Z6Qr

173
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
174
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
GLOSARIUM

A
Amplitudo : pengukuran skalar yang nonnegatif dari besar
osilasi suatu gelombang
Analog : sistem pengolahan sinyal yang datanya diolah
secara kontinyu, atau bertahap
Aperture : bukaan lensa kamera dimana cahaya masuk
Artifisial : cahaya yang dibuat untuk menerangi sebuah
objek foto
Audio : suara atau derai apapun yang bisa dengar
telinga manusia
Audio Mixer : perangkat dengan fungsi utama untuk
menerima, menggabungkan, memproses dan
memonitor audio
Augmented Reality : teknologi yang menggabungkan benda maya
dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke
dalam sebuah lingkungan nyata

B
Back light : cahaya yang digunakan sebagai pemisah
antara subjek dengan background atau latar
belakang
Background : bidang atau celah yang terlihat paling jauh
ketika meihat suatu objek
Bi directional : mikrofon yang mencegah suara dari samping
tetapi peka dari arah depan dan belakang
Boom Microphones : mikrofon yang digunakan untuk mengambil
suara dari jarak yang cukup jauh dari sumber
suara
Bondary Microphones : mikrofon yang memiliki kapsul mikrofon yang
ditempatkan sejajar atau sedekat mungkin
dengan batas
Broadcasting : proses pengiriman sinyal ke berbagai lokasi
secara bersamaan baik

C
Camera angle : sudut dimana kamera mengambil gambar
suatu obyek, pemandangan atau adegan

175
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Camera Control Unit : peralatan yang terpisah dari kamera, yang
berisi berbagai kontrol video, termasuk
ketepatan warna, keseimbangan warna,
kontras, dan kecerahan
Camera movement : teknik yang ekspresif untuk menghasilkan foto
yang dramatik lewat pengaturan subjek yang
masuk ke dalam frame
Cardioid : mikrofon ini menerima suara hanya dari satu
arah

D
Depth of field : jarak antara obyek fotografi untuk
menghasilkan variasi ketajaman
Desk Microphones : mikrofon yang dipergunakan dengan diletakkan
dimeja
Difraksi : mengubah arah hambatan suara yang
disebabkan karena adanya hambatan
Digital : berhubungan dengan angka-angka untuk
sistem perhitungan tertentu

E
Elektronik : alat yang dibuat berdasarkan prinsip
elektronika serta hal atau benda yang
menggunakan alat elektronika

F
Fill light : cahaya tambahan yang berfungsi untuk
mengontrol bayangan yang ditimbulkan dari
key light
Film : alat yang dibuat berdasarkan prinsip
elektronika serta hal atau benda yang
menggunakan alat
Floodlight : lampu sorot dirancang untuk menghasilkan
cahaya dalam jumlah besar dan tersebar
Fluorescent Lights : lampu yang menggunakan uap merkuri
bertekanan rendah untuk menghasilkan cahaya
ultra-violet
Fotografi : seni melukis dengan cahaya
Framing : elemen komposisi fotografi di sekitar objek
sebagai bingkai alami

176
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Free To Air : siaran yang berasal dari stasiun televisi dengan
saluran yang tidak terenkripsi
Frekwensi : ukuran jumlah terjadinya sebuah peristiwa
dalam satuan waktu
Fresnels : lampu yang menggunakan reflektor spherical
dan lensa fresnel

G
Gelombang
elektromagnetik : gelombang yang memancar tanpa media
rambat yang membawa muatan energi listrik
dan magnet
Gelombang radio : teknologi yang digunakan untuk pengiriman
sinyal dengan cara modulasi dan radiasi
elektromagnetik
Golden ratio : angka yang sangat berguna untuk membantu
menciptakan desain yang indah dan seimbang
secara sempurna yang menurut estetika

H
Hand Microphones : jenis mik dipergunakan dengan dipegang
langsung dengan tangan
Hanging Microphones : mikrofon yang digantungkan untuk
mendapatkan suara
Headset Microphones : mik yang memungkinkan untuk mendengarkan
suara sekaligus berbicara
Hidden Microphones : mikrofon dengan penggunaan disembunyikan
dipakai untuk keadaan khusus
Hieroglyph : sistem penulisan yang digunakan di Mesir kuno
Hybrid Phone : alat yang mengkonversi sambungan telepon
biasa ke mixer siaran
Hydrargyrum Medium-arc Iodide (HMI)
: lampu yang menggunakan uap merkuri
dicampur dengan logam halida dalam quartz-
glass, dengan dua elektroda tungsten

I
Iklan : pemberitahuan kepada khalayak mengenai
barang atau jasa yang dijual, dipasang di
dalam media massa

177
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Informasi : data yang sudah diolah menjadi bentuk yang
bernilai atau bermakna
Interaksi : tindakan yang terjadi ketika dua atau lebih
objek mempengaruhi atau memiliki efek satu
sama lain
Interaktif : hal saling melakukan aksi, berhubungan,
mempengaruhi, antar hubungan
Internet : kumpulan dari jutaan computer yang saling
terhubung
ISO : International Organisation for Standardisation,
merupakan ukuran sensitivitas sensor terhadap
cahaya

K
Key light : sumber cahaya utama memberikan penerangan
pada gambar
Komposisi : penempatan atau aransemen unsur-unsur
visual atau 'bahan' dalam karya seni
Komputer : sistem elektronik yang digunakan untuk
mengolah dan memanipulasi data dengan
cepat dan tepat,
Komunikan : pihak penerima pesan dari komunikator
Komunikasi massa : proses organisasi media untuk membuat dan
menyebarkan pesan kepada khalayak banyak
(publik)
Komunikasi Non-verbal : komunikasi yang pesannya disampaikan tanpa
menggunakan kata-kata
Komunikasi Verbal : komunikasi yang menggunakan kata-kata
Komunikasi : pengiriman dan penerimaan pesan atau berita
antara dua orang atau lebih sehingga pesan
yang dimaksud dapat dipahami
Komunikator : pihak yang menyampaikan pesan
Konektifitas : hubungan antara individu dan kelompok

L
Lavaliere Microphones : clip-on, yang dijepitkan di baju, menggunakan
mikrofon kecil
Lensa : alat untuk mengumpulkan atau menyebarkan
cahaya
Light Emitting Diode : lampu yang merupakan perangkat
semikonduktor solid-state

178
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Long-distance
Microphones : mikrofon yang dipergunakan untuk
mendapatkan suara dari jarak yang jauh
Live streaming : konten video yang disiarkan langsung melalui
internet dimana tidak perlu editing dan post-
production

M
Media : alat untuk menyampaikan pesan dan informasi
Media cetak : media massa yang menggunakan gambar dan
tulisan di atas kertas dalam penyampaian
informasinya
Media digital : format konten yang dapat diakses oleh
perangkat-perangkat digital
Media elektronik : sarana media massa yang menggunakan alat-
alat elektronik modern
Mikrofon Condenser : jenis mikrofon untuk mengolah sinyal suara
vokal dan hanya bisa digunakan di dalam
ruangan atau studio
Mikrofon dinamik : jenis mikrofon yang bersifat fleksibel (versatile)
dan ideal digunakan untuk berbagai kebutuhan
Mikrofon Ribbon : mikrofon dua arah, mengambil suara dari
kedua sisi mic
Multiplatform : sistem teknologi informasi dalam sebuah
perangkat lunak yang bisa dijalankan di semua
sistem operasi

O
Omni directional : mikrofon yang menerima suara dari semua
arah
Open-Faced Fixtures : lampu terbuka digunakan untuk menciptakan
bayangan terang dan gelap yang keras
Over the top : layanan dengan konten berupa data, informasi
atau multimedia yang berjalan melalui jaringan
internet

P
Panning : teknik membekukan gerakan pada benda yang
bergerak
Perfilman : berbagai hal yang berhubungan dengan film

179
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Persistence of vision : fenomena optis dari mata manusia dan
simpulan otak
Pesan : pemahaman yang berusaha disampaikan oleh
komunikator
Provider : perusahaan atau badan usaha yang
menyediakan layanan kepada pengguna

R
Radio : teknologi pengiriman sinyal dengan cara
modulasi dan radiasi elektromagnetik
(gelombang elektromagnetik)
Recording : dipergunakan saat material audio direkam pada
saat produksi dan untuk rekonstruksi
pascaproduksi
Refraksi : suara beralih dari satu medium ke medium
yang lain, sedangkan kecepatan rambat kedua
medium berbeda
Relief : seni pahat dan ukiran tiga dimensi yang
biasanya dibuat di atas batu
Respon : perilaku yang muncul dikarenakan adanya
rangsang dari lingkungan
Rule of Third : perpotongan garis-garis imajiner yang
membagi frame menjadi 3 bagian

S
Shutter speed : durasi kamera membuka sensor untuk
menyerap cahaya
Skenario : cetak biru adegan demi adegan yang ditulis
untuk film
Slow action : teknik fotografi yang bertujuan
memperlihatkan/menangkap gerakan objek
Software : data yang diprogram, disimpan, dan diformat
secara digital dengan fungsi tertentu
Spotlight : jenis cahaya dengan intensitas yang cukup
tinggi, dan arah pencahayaannya terpusat pada
area tertentu
Storyboard : desain sketsa gambar yang disusun secara
berurutan sesuai dengan naskah cerita yang
telah dibuat
Studio Monitor Speaker : alat yang berfungsi membantu mendeteksi
adanya kelainan kualitas suara

180
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
Studio Transmitter Link : memancarkan siaran dari studio ke pemancar
yang berada di tempat lain
Suara : bunyi yang dikeluarkan dari mulut manusia
Switcher : alat yang diguanakan untuk memilih berbagai
video input, seperti kamera, perekam video,
dan judul atau efek khusus

T
Teknologi : sarana berbentuk aneka macam peralatan atau
sistem yang berfungsi untuk memberikan
kenyamanan serta kemudahan bagi manusia
Televisi : media telekomunikasi berfungsi sebagai
penerima siaran gambar bergerak beserta
suara komputer
Three points lighting : metode pencahayaan yang terdiri dari 3
sumber cahaya yang datang dari arah yang
berbeda-beda
Treatment : dokumen multi-halaman yang ditulis dalam
bentuk prosa, yang menceritakan kisah yang
terjadi dalam skenario
Tungsten : lampu yang dimaksudkan untuk memanfaatkan
halogen bertekanan

U
Ultracardioid : mikrofon yang memiliki pola penerimaan lebih
sempit dari cardioid

V
Video : teknologi pemrosesan sinyal elektronik yang
merepresentasikan gambar bergerak
Video call : teknologi berkomunikasi bertatap muka/face to
face langsung dengan penerima dan dengan
gadget/perangkat yang terhubung ke jaringan
Internet
Video conference : alat telekomunikasi yang efektif antara dua
orang atau lebih, di mana saja di seluruh dunia
Viral : kemampuan satu media digital untuk menyebar
dengan cepat kepada penggunanya
Virtual Reality : teknologi yang membuat pengguna atau user
dapat berinteraksi dengan lingkungan yang ada

181
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
dalam dunia maya yang disimulasikan oleh
komputer
Visual : dapat dilihat dengan indra penglihat (mata)

W
Webcam : perangkat yang berupa sebuah kamera digital
yang dihubungkan ke komputer atau laptop
White Balance : cara kamera membaca suhu warna, termasuk
suhu cahaya
Wireless Microphones : mikrofon yang ditambahkan perangkat untuk
dapat mentransmisikan suara

Y
Youtube : situs web yang dirancang untuk berbagi video

Z
Zoom : gerakan lensa mendekati atau menjauhi obyek
secara optik

182
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
PROFIL PENULIS
Nama Lengkap : Ady Wicaksono, S.Pd., S.Sn., MT.
Email : Adynk75@gmail.com,
ady.wicaksono@smkn3batu.sch.id
Handphone : 082143783885
Instansi : SMK Negeri 3 Batu
Bidang Keahlian : Seni dan Ekonomi Kreatif/ Multimedia &
Produksi Film

Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 Tahun Terakhir:


1. Dosen Luar Biasa Jurusan Seni Rupa dan Desain Komunikasi Visual
Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (2009-2016)
2. Guru Produktif Multimedia, Guru Produktif Produksi Film SMK Negeri 3
Batu (2004-sekarang)
3. Kepala Kompetensi Keahlian Produksi Film SMK Negeri 3 Batu
(2018-sekarang)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:


1. S1 Pendidikan Seni Rupa (lulus tahun 2003)
2. S1 Film Institut Kesenian Jakarta (lulus tahun 2007)
3. S2 Jaringan Cerdas Multimedia (Game Technology) Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya (lulus tahun 2013)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):


-
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
-

Informasi lain dari Penulis


tinggal di Kota Batu, Jawa Timur, penulis menyelesaikan pendidikan dasar dan
menengah di SD Negeri Sisir 1 Kota Batu, SMP Negeri 1 Kota Batu, SMA Negeri 1
Kota Batu. Penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Sastra Universitas
Negeri Malang, jurusan Pendidikan Seni Rupa lulus tahun 2003. Penulis
mendapatkan beasiswa unggulan dari Kemdikbud untuk gelar Sarjana Seni di
Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta lulus tahun 2007. Selanjutnya
penulis mendapatkan beasiswa unggulan untuk gelar Magister Teknik di Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Fakultas Teknik Industri, Jurusan Elektro,
Program Keahlian Jaringan Cerdas Multimedia konsentrasi Game Technology dan
lulus tahun 2013. Saat ini penulis bekerja sebagai pengajar di Kompetensi Keahlian
Multimedia dan Kompetensi Keahlian Produksi Film SMK Negeri 3 Batu, Jawa Timur

183
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
PROFIL PENULIS
Nama Lengkap : Hendra Budi Santoso, S.Pd
Email : henhenhendra94@gmail.com,
hendra.budi@smkn3batu.sch.id
Handphone : 085230160752
Instansi : SMK Negeri 3 Batu
Bidang Keahlian : Multimedia

Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 Tahun Terakhir:


1. Guru Produktif Multimedia, SMK Negeri 3 Batu (2017 - sekarang)
2. Guru Produktif Teknik Komputer dan Jaringan, SMK Brawijaya Batu (2017 –
sekarang)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:


1. S1 Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang
(lulus tahun 2017)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):


-
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
-

Informasi lain dari Penulis


Penulis saat ini tinggal di Kota Batu. Penulis telah menyelesaikan Pendidikan Dasar
di SDN Songgokerto 1 Batu, kemudian pendidikan menengah di SMP
Muhammadiyah 8 Batu dan SMK Muhammadiyah 1 Batu jurusan Animasi.
Dilanjutkan dengan jenjang pendidikan tinggi di Program Studi Teknologi
Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Unisversitas Negeri Malang. Selama
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi penulis aktif dalam beberapa
organisasi seperti OSIS, Himpunan Mahasiswa, karang taruna dan lainnya. Saat ini
penulis bekerja di SMK Negeri 3 Batu jurusan Multimedia dan di SMK Brawijaya
Batu jurusan Teknik Komputer dan Jaringan.

184
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
PROFIL PENELAAH
Nama Lengkap :
Tomy Widiyatno, M.Sn.
Email :
tomytaslim@gmail.com,
Handphone :
0818465787
Instansi :
Pekerja Profesional
Yayasan Festival Film Pelajar Jogja
Bidang Keahlian : Seni dan Media Kreatif

Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 Tahun Terakhir:


1. Pengelola Pusat Pengembangan Media Alternatif, Fakultas Film dan Televisi
Institut Kesenian Jakarta, Jakarta (2008-2012)
2. Periset di Lembaga Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat, Institut
Kesenian Jakarta, Jakarta (2013-2016)
3. Manajer Program, Sang Akar Institute, Jakarta (2017-2018)
4. Pengembang Media, PT. Jaring Pasar Nusantara, Yogyakarta (2019-sekarang)
5. Dosen Tidak Tetap di beberapa kampus sejak (2004-sekarang)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:


1. S1 Televisi, Fakultas Seni Media Rekam, Institut Seni Indonesia Yogyakarta
(lulus 2002)
2. S2 Film, Program Pascasarjana Penciptaan dan Pengkajian Seni, Institut
Kesenian Jakarta (lulus 2011)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):


1. 2011: Modul Teknik Produksi Program Televisi, SMK Broadcast Cakra Buana,
Depok, Jawa Barat.
2. 2020: Buku ‘Panduan Jaring Pewarta Desa’, Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggan dan Transmigrasi, Jakarta.
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Berbasis Open Source
Software untuk Penguatan Industri Kreatif Perdesaan di 3 Kabupaten di Jawa
Tengah. 2013. Unit Pelaksana Teknis Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (LPPM FFTV
IKJ), Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) dan INFEST.
2. Pengembangan Laboratorium Seni, Budaya dan Film di Satuan Pendidikan
Indonesia (Kalimantan Barat, Sumatera Barat, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Sumatera Utara). Institut Kesenian Jakarta (IKJ) & Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. 2014
3. Dinamika Komunitas Film Pelajar di Indonesia. 2017. Yayasan Festival Film
Pelajar Jogja & Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Informasi lain dari penelaah


Tomy Widiyatno Taslim menjalani pendidikan dasar sampai tinggi di Yogyakarta.
SD Tegalrejo I, SMP 5, SMA Mataram dan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Setelah beberapa tahun bekerja di industri media, kemudian melanjutkan studi
pascasarjana di Institut Kesenian Jakarta. Selain aktif di dunia pendidikan, juga
tetap mengerjakan proyek media kreatif bekerja sama dengan beragam pihak.
Aktivitas lainnya menjadi pembicara, fasilitator dan juri untuk berbagai festival film

185
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
pendek di Indonesia. Di antaranya adalah Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional,
Eagle Award Competition, Erasmus International Documentary Competition,
Festival Film Riau, Krakatau Art Festival Lampung, Lomba Kreasi Audio Visual
Sejarah, Jawara Film Festival Bandung, Festival Film Bahari Cirebon, Festival Film
Pelajar Jakarta, Sukabumi Movie Competition, Festival Film Dinas Kebudayaan DIY,
Smekdors Film Festival Surabaya, Festival Film Pendidikan Yogyakarta, Festival
Film Disabilitas Indonesia, Lomba Video Petani Sehat Nasional, Lomba Video
Perempuan Berdaya, dan kegiatan lain. Tomy juga merupakan pendiri Yayasan
Festival Film Pelajar Jogja (Yayasan FFPJ). Yayasan ini merupakan induk dari
penyelenggaraan Festival Film Pelajar Jogja yang berdiri sejak 2010 dan berjalan
sampai saat ini.

186
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
PROFIL EDITOR
Nama Lengkap : Ary Agung Wibowo, S.Sn
Email : aryviscom@gmail.com,
ary.agung@smkn3batu.sch.id
Handphone : 081334338884
Instansi : SMK Negeri 3 Batu
Bidang Keahlian : Seni dan Ekonomi Kreatif /
Produksi dan Siaran Program Televisi

Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 Tahun Terakhir:


1. Guru Produktif Multimedia SMK Negeri 4 Malang (2008-2010)
2. Guru Produktif Produksi dan Siaran Program Televisi (PSPT) / Broadcast
Pertelevisian SMK Negeri 3 Batu (2005-sekarang)
3. Kepala Kompetensi Produksi dan Siaran Program Televisi (PSPT) / Broadcast
Pertelevisian SMK Negeri 3 Batu (2005-2020)
4. Wakil Kepala Sekolah bidang Hubungan Masyarakat dan Industri (2020-2021)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:


1. S1 Desain Komunikasi Visual Universitas Negeri Malang (lulus tahun 2004)
2. S1 Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (lulus tahun 2007)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):


-
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
-

Informasi lain dari editor


Editor menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di SD Negeri Sukorejo 3
Kota Blitar, SMP Negeri 1 Kota Blitar, SMU Negeri 1 Kota Blitar. Editor melanjutkan
pendidikan tinggi di Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, jurusan Desain
Komunikasi Visual (DKV) lulus tahun 2004. Editor mendapatkan beasiswa
unggulan dari Kemdikbud untuk gelar Sarjana Seni di Fakultas Film dan Televisi
Institut Kesenian Jakarta lulus tahun 2007. Saat ini editor bekerja sebagai pengajar
di Kompetensi Keahlian Produksi dan Siaran Program Televisi (PSPT) / Broadcast
Pertelevisian SMK Negeri 3 Batu, Jawa Timur

187
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
PROFIL ILUSTRATOR
Nama Lengkap : Ramadhian Sanjaya, S.Sn.
Email : amayatasaalun@gmail.com,
ramadhian.sanjaya@smkn3batu.sch.id
Handphone : 087811851730
Instansi : SMK Negeri 3 Batu
Bidang Keahlian : Seni dan Ekonomi Kreatif/
Animasi

Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 Tahun Terakhir:


1. Guru Produktif Animasi, Guru Produktif Produksi Film SMK Negeri 3
Batu (209-sekarang)
3. Kepala Kompetensi Keahlian Animasi SMK Negeri 3 Batu
(2009-sekarang)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:


1. S1 Desain Komunikasi Visual (lulus tahun 2006)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):


-
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
-

Informasi lain dari ilustrator


Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di SD Negeri Sisir 5 Kota Batu,
SMP Negeri 1 Kota Batu, SMA Negeri 1 Kota Batu. Ilustrator melanjutkan
pendidikan tinggi di Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, jurusan DKV lulus
tahun 2006. Saat ini bekerja sebagai pengajar di Kompetensi Keahlian Animasi
SMK Negeri 3 Batu, Jawa Timur

188
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
PROFIL DESAINER
Nama Lengkap : Fatchur Fauzi Saputra
Email : fatchurfauzi7@gmail.com
Handphone : 0895800206123
Instansi : -
Bidang Keahlian : Desain Grafis

Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 Tahun Terakhir:


1. Desainer Grafis percetakan CV. Ngaglik Sebelas (2018-2019)
2. Videografer Move Shot (2019)
3. Freelancer Desain Grafis (2017-sekarang)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:


1. SMK Negeri 3 Batu jurusan Multimedia (lulus tahun 2018)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):


-
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
-

Informasi lain dari desainer


Fatchur menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di MI Thoriqul Huda Kota
Batu, SMP Negeri 6 Kota Batu, SMK Negeri 3 Kota Batu. Saat ini tinggal di Kota
Batu, Jawa Timur, bekerja sebagai freelancer dalam bidang desain grafis dan
videografi.

189
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1
ISBN

190
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 1

Anda mungkin juga menyukai