Anda di halaman 1dari 155

i

dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK


semester 2
i
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
Dilindungi Undang-Undang

Disclaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi
Kurkulum Merdeka Belajar 2021. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah
koordinasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Buku ini dipergunakan dalam
tahap awal penerapan Kurikulum Merdeka Belajar 2021. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang
senantiasa diperbaiki, diperbaharui dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan
perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan dialamatkan kepada penulis melalui alamat surel
buku@kemdikbud.go.id diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini

Buku Teks Siswa Dasar-Dasar Broadcasting dan Perfilman


untuk Kelas X SMK/MAK

Penulis
Ady Wicaksono
Niko Arya Surya Nagra

Penelaah
Tomy Widiyatno

Ilustrator
Ramadhian Sanjaya
Ady Wicaksono

Desain Sampul
Ady Wicaksono

Penata Letak (Desainer)


Ady Wicaksono

Penyunting
Ary Agung Wibowo

Penyelia
Pusat Kurikulum dan Perbukuan

Penerbit
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan
Jalan Jenderal Sudirman Gedung E Lantai 12-13, Senayan, Jakarta 10270

Cetakan pertama. 2021


ISBN : 978-623-388-030-5 (PDF)

Isi buku ini menggunakan huruf Candara, 8/9/10/12pt


142 Hlm.: 17,6 x 25 cm

ii
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Sehubungan dengan telah terbitnya Keputusan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 165/M/2021 tentang Program
Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK), Direktorat SMK,
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi telah menyusun contoh perangkat ajar.
Perangkat ajar merupakan berbagai bahan ajar yang digunakan oleh pendidik
dalam upaya mencapai Profil Pelajar Pancasila dan capaian pembelajaran.
Perangkat ajar meliputi buku teks pelajaran, modul ajar, video pembelajaran,
modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja, serta
bentuk lainnya. Pendidik dapat menggunakan beragam perangkat ajar yang
relevan dari berbagai sumber. Pemerintah menyediakan beragam perangkat
ajar untuk membantu pendidik yang membutuhkan referensi atau inspirasi
dalam pengajaran. Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri,
memilih, dan memodifikasi perangkat ajar yang tersedia sesuai dengan
konteks, karakteristik, serta kebutuhan peserta didik.
Buku ini merupakan salah satu perangkat ajar yang bisa digunakan sebagai
referensi bagi guru SMK dalam mengimplementasikan Pembelajaran dengan
Paradigma Baru. Buku teks pelajaran ini digunakan masih terbatas pada SMK
Pusat Keunggulan.
Selanjutnya, Direktorat SMK mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang terlibat dalam penyusunan buku ini mulai dari penulis, penelaah,
reviewer, edistor, ilustrator, desainer, dan pihak terkait lainnya yang tidak
dapat disebutkan satu per satu. Semoga buku ini bermanfaat untuk
meningkatkan mutu pembelajaran pada SMK Pusat Keunggulan.

Jakarta, Juli 2021


Direktur SMK

iii
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
PRAKATA
Terciptanya sumber daya manusia yang kreatif, adaptif, kompetitif agar tidak
ketinggalan dari perkembangan dunia yang semakin menglobal sudah
menjadi tujuan pendidikan kejuruan saat ini. Perkembangan teknologi
berimbas pada pesatnya perkembangan teknologi komunikasi radio, televisi
dan film. Konsekuensi yang muncul besarnya peluang kebutuhan tenaga kerja
(SDM) penyiaran dan produksi program radio, TV dan produksi film. Dalam
rangka tujuan tersebut, pemerintah mengembangkan kurikulum sedemikian
rupa untuk memenuhi standar kompetensi lulusan pendidikan kejuruan.
Dalam rangka mendukung program tersebut, maka buku sumber dengan
judul Dasar-dasar Broadcasting dan Perfilman disiapkan agar dapat
dimanfaatkan para peserta didik bidang penyiaran dan produksi program
radio, TV dan Produksi Film sebagai buku sumber pembelajaran.
Buku Dasar-dasar Broadcasting dan Perfilman merupakan kumpulan
mata konten elemen pada Program Keahlian Broadcasting dan Perfilman.
Buku ini berisi dasar-dasar mata pelajaran untuk penguasaan kompetensi
pada produksi dan siaran program radio, produksi siaran dan program televisi,
produksi film dan program televisi dan produksi film
Buku ini dibuat dengan tujuan untuk menambah wawasan pengetahuan
tentang komunikasi, media dan peralatan audio visual, media digital,
fotografi, pencahayaan, tata kamera, tata artistik, tata suara, editing, dan
estetika audio visual bagi peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan
khususnya kompetensi keahlian Produksi dan Penyiaran program radio, TV
dan Produksi Film. Materi dalam buku ini telah disesuaikan dengan pelajaran
yang ada di sekolah dan kebutuhan di industri sehingga diharapkan bisa
menjadi rujukan yang memadai bagi peserta didik untuk mengembangkan
kompetensinya.
Saran dan masukan sangat diharapkan bagi penulis, agar dapat
meningkatkan mutu buku ini, agar dapat menjadi bahan rujukan peserta didik
yang semakin baik.

Penulis

iv
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
v
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN DISKLAIMER ................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
PRAKATA ........................................................................................................ iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU .................................................................. xi
BAB 6. TATA KAMERA .................................................................................... 1
PETA KONSEP MATERI PEMBELAJARAN ........................................... 2
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ............................................................. 3
APERSEPSI ...................................................................................... 4
1. DASAR TATA KAMERA ............................................................. 4
2. VIDEOGRAFI DAN SINEMATOGRAFI ....................................... 4
3. FRAMING .................................................................................. 9
4. CAMERA MOVEMENT .............................................................. 15
5. TATA CAHAYA .......................................................................... 18
6. PRODUKSI TATA KAMERA ...................................................... 21
B. RANGKUMAN ................................................................................. 24
C. REFLEKSI ........................................................................................ 25
D. EVALUASI ........................................................................................ 26
E. PENGAYAAN ................................................................................... 27
BAB 7. TATA ARTISTIK .................................................................................... 29
PETA KONSEP MATERI PEMBELAJARAN ........................................... 30
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ............................................................. 31
APERSEPSI ...................................................................................... 32
B. DASAR TATA ARTISTIK .................................................................. 33
1. KONSEP TATA ARTISTIK ........................................................... 33
2. MISE EN SCENE ......................................................................... 36
3. ORGANISASI PRODUKSI TATA ARTISTIK ................................ 39
4. PROSES PRODUKSI TATA ARTISTIK ......................................... 44
C. RANGKUMAN ................................................................................ 45
D. REFLEKSI ........................................................................................ 46
E. EVALUASI ........................................................................................ 47

vi
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
F. PENGAYAAN.................................................................................... 49
BAB 8. TATA SUARA …................................................................................. 51
PETA KONSEP MATERI PEMBELAJARAN .......................................... 52
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ............................................................. 53
APERSEPSI ...................................................................................... 54
B. TATA SUARA .................................................................................. 55
1. ASPEK FUNDAMENTAL SUARA ................................................ 55
2. UNSUR SUARA .......................................................................... 57
3. MUSIK ........................................................................................ 60
4. FUNGSI SUARA........................................................................... 62
5. TEKNIS DASAR SUARA .............................................................. 63
6. PRODUKSI TATA SUARA ........................................................... 65
C. RANGKUMAN ................................................................................. 70
D. REFLEKSI ........................................................................................ 72
E. EVALUASI ........................................................................................ 73
F. PENGAYAAN.................................................................................... 74
BAB 9. EDITING DASAR ................................................................................ 77
PETA KONSEP MATERI PEMBELAJARAN .......................................... 78
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ............................................................. 79
APERSEPSI ...................................................................................... 80
B. EDITING DASAR .............................................................................. 81
1. PENGERTIAN DAN SEJARAH ..................................................... 82
2. DEFINISI DALAM EDITING ........................................................ 86
3. KONSEP EDITING ....................................................................... 89
4. SISTEM DAN PROSEDUR EDITING ............................................ 92
C. RANGKUMAN ................................................................................. 99
D. REFLEKSI ........................................................................................ 101
E. EVALUASI ........................................................................................ 102
F. PENGAYAAN.................................................................................... 103
BAB 10. ESTETIKA AUDIO VISUAL ............................................................... 105
PETA KONSEP MATERI PEMBELAJARAN ........................................... 106
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ............................................................. 107
APERSEPSI ...................................................................................... 108
B. ESTETIKA ........................................................................................ 109
1. SENI DAN ESTETIKA ................................................................... 109
2. PEMBAGIAN SENI ...................................................................... 112
vii
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
JENIS SENI AUDIO VISUAL .......................................................
3. 117
4. FUNGSI SENI AUDIO VISUAL ..................................................... 118
C. RANGKUMAN ................................................................................ 119
D. REFLEKSI ........................................................................................ 121
E. EVALUASI ........................................................................................ 122
F. PENGAYAAN ................................................................................... 123
DAFTAR RUJUKAN .......................................................................................... 125
GLOSSARIUM ................................................................................................. 131

viii
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 6.1. Peta Konsep Materi Pelajaran.................................................. 2
Gambar 6.2. Camera operator ....................................................................... 4
Gambar 6.3. Shot Size Diagram ..................................................................... 9
Gambar 6.4. Shot Size.................................................................................... 10
Gambar 6.5. VLS (Very Long Shot) ................................................................ 12
Gambar 6.6. ELS (Extreme Long Shot) .......................................................... 12
Gambar 6.7. Camera Angle ............................................................................ 13
Gambar 6.8. Camera Movement (dolly) ........................................................ 14
Gambar 6.9. Camera Movement (pedestal) .................................................. 15
Gambar 6.10. Camera Movement (truck) ...................................................... 15
Gambar 6.11. Camera Movement (panning) .................................................. 15
Gambar 6.12. Camera Movement (tilt) .......................................................... 16
Gambar 6.13. Camera Movement (roll) ......................................................... 16
Gambar 6.14. Natural light dalam produksi audio visual ............................. 19
Gambar 6.15. Lampu Fresnel sebagai salah satu contoh artificial light ...... 20
Gambar 6.16. Kru kamera saat produksi film .............................................. 21
Gambar 7.1. Peta Konsep Materi Pelajaran .................................................. 30
Gambar 7.2. Set Hobbiton dan Edoras film The Lord of The Rings ............ 32
Gambar 7.3. Costume, hair dan make up ...................................................... 38
Gambar 7.4. Desain Set dalam film .............................................................. 40
Gambar 7.5. Poster film sebagai hasil kerja graphic designer ..................... 41
Gambar 7.6. Set Dresser ................................................................................ 42
Gambar 7.7. Props Builder ............................................................................. 42
Gambar 7.8. Make up Artist ........................................................................... 43
Gambar 7.9. Sketsa Set Design film “Hugo” ............................................... 49
Gambar 7.10. Floorplan film “Panic Room”.................................................. 49
Gambar 7.11. Contoh breakdown sheet ....................................................... 50
Gambar 7.12. Desain Kostum film ................................................................ 50
Gambar 8.1. Peta Konsep Materi Pembelajaran ......................................... 52
Gambar 8.2. Suasana syuting ........................................................................ 54
Gambar 8.3. Perekaman musik untuk film Star Wars .................................. 60
Gambar 8.4. Perekaman suara dengan boom ............................................. 62
Gambar 8.5. Pita perekam suara ¼ Inch ...................................................... 63
Gambar 8.6. Pita perekam suara DAT .......................................................... 64
Gambar 8.7. Handy Digital Recorder ............................................................. 64
Gambar 8.8. Form ilustrasi audio.................................................................. 75
Gambar 8.9. Form treatment audio .............................................................. 74

ix
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Gambar 9.1. Peta Konsep Materi Pembelajaran .......................................... 78
Gambar 9.2. Timeline editing Film Avenger: Invinity War ............................ 80
Gambar 9.3. The Arrival of a Train ................................................................ 82
Gambar 9.4. A Trip to The Moon by George Mellies .................................... 83
Gambar 9.5. A Life of An American Fireman by Edwin Porter..................... 84
Gambar 9.6. The Birth Of A Nation by DW Griffith ....................................... 84
Gambar 9.7. Shot, scene, sequence ............................................................... 86
Gambar 9.8. Stenbeck flatbed film editor .................................................... 92
Gambar 9.9. Control Room televisi ............................................................... 93
Gambar 9.10. Sistem Editing ......................................................................... 94
Gambar 9.11. Antar muka VSDC, software editing ...................................... 95
Gambar 9.12. Antar muka software editing audio ....................................... 96
Gambar 9.13. Contoh Script Report .............................................................. 96
Gambar 9.14. Diagram teknis pasca produksi editing ................................. 97
Gambar 10.1. Peta Konsep Materi Pembelajaran ........................................ 106
Gambar 10.2. The Thinker-Auguste Rodin .................................................... 102
Gambar 10.3. Rumah The Crooked House (Sopot, Poland),
terinspirasi dari gambar ilustrasi ......................................................... 109
Gambar 10.4. Artis performance art Indonesia, Melati Suryodarmo .......... 110
Gambar 10.5. Elemen Visual .......................................................................... 114

x
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
PETUNJUK
PENGGUNAAN

Buku yang kalian baca ini merupakan buku pelajaran Dasar-dasar


Broadcasting dan Perfilman. Buku ini diharapkan bisa menjadi panduan bagi
kalian untuk memperluas cakrawala keilmuan, meningkatkan kompetensi dan
mengukur penguasaan kompetensi kalian. Penguasaan yang dimaksud, tentu
saja berkaitan dengan Broadcasting dan Perfilman. Terdapat beberpaa materi
yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Diantara kalian ada yang
berkonsentrasi pada kompetensi keahlian Produksi dan Siaran Progran
Radio, Produksi dan Siaran Program Televisi, Produksi Film dan Televisi, dan
juga Produksi Film. Dengan materi yang beragam, diharapkan konten yang
ada mampu memberikan dasar bagi kalian pada 4 (empat) kompetensi
keahlian yang dimaksud.

Dalam mempelajari buku ini, ada beberapa hal yang harus kalian cermati:

1. Pahami terlebih dahulu bagian Tujuan Pembelajaran, agar kalian


memahami tujuan capaian bab yang kalian pelajari
2. Cermati peta konsep dari bab yang kalian pelajari, sehingga kalian bisa
memahami peta materi yang akan dipelajari
3. Selalu diskusikan materi yang kurang dipahami dengan guru mata
pelajaran, juga dengan teman sebaya
4. Pada bagian pengayaan, kalian bisa menambah wawasan dengan
tambahan pengetahuan. Bagian ini berisi tautan yang bisa kalian akses,
atau juga bisa berupa QR Code, yang bisa kalian pindai melalui gadget
kalian, untuk bisa terhubung secara online dengan sumbernya.
5. Refleksi Kegiatan yang dapat dilakukan oleh peserta didik maupun guru
di akhir kegiatan pembelajaran untuk mengevaluasi kegiatan belajar
mengajar
6. Aktvitas mandiri berisi kegiatan kalian untuk berlatih memahami materi
secara individual
7. Aktivitas kelompok merupakan kegiatan untuk memahami materi secara
berkelompok
xi
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
8. Rangkuman merupakan bagian yang berisi ringkasaan dari materi pokok
didalam bab yang bersangkutan.
9. Capaian kalian dapat diukur pada bagian Evaluasi, yang diberikan dalam
beberapa jenis penilaian
10. Penilaian Akhir Semester merupakan bagian yang berisi evaluasi
kompetensi kalian dalam satu semester

xii
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
2021
Buku Teks Siswa Dasar-Dasar Broadcasting dan Perfilman | Dasar Tata Kamera
SMK/MAK Kelas X Semester 2

Penulis: Ady Wicaksono, Niko Arys Surya Nagra


ISBN:

BAB 6

DASAR TATA KAMERA

1
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
PETA KONSEP
MATERI PELAJARAN

Hai, siswa-siswa Indonesia yang kreatif, dinamis dan tangguh!

Semangat yang luar biasa adalah kunci supaya kalian semua tetap semangat
belajar apapun keadaanya. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu
melimpahkan Rahmat, Karunia serta kesehatan kepada kita semua. Sebelum
kalian masuk ke materi pembelajaran, ada baiknya kalian pelajari dahulu peta
materi seperti tergambar dibawah. Peta materi tersebut merupakan runtutan
materi yang akan kalian pelajari pada bab 6 ini.

Videografi dan sinematografi

Camera framing
MENGANALISIS
Camera Movement
TATA KAMERA
DASAR Tata cahaya

Produksi tata kamera

Gambar 6.1. Peta Konsep Materi Pelajaran

2
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan menambah rujukan melalui kegiatan literasi, menggali informasi
secara offline dan online, berdiskusi dan bekerjasama dengan teman kalian,
serta mensimulasikan materi, diharapan kalian mampu menganalisis tata
kamera dasar dengan mengidentifikasi, mengklasifikasikan serta
mempraktekkan:
1. Videografi dan sinematografi
2. Camera framing
3. Camera Movement
4. Tata cahaya
5. Produksi tata kamera

Kegiatan belajar kalian merupakan kegiatan yang terintegrasi antara teori dan
praktik. Diharapkan, kalian mampu bekerjasama, melatih kedisplinan, cermat,
percaya diri dan teliti dalam menyelesaikan pembelajaran.

Pada bab 6 ini, kalian akan mempelajari videografi dan sinematografi, camera
framing, camera movement, tata cahaya serta manajemen produksi tata
kamera. Materi tersebut seiring dengan perkembangan di bidang penyiaran
radio, televisi dan produksi film. Kalian juga akan menemukan kaitan materi
dengan bagaimana menerapkannya dengan teliti, bertanggungjawab,
cermat, serta mentaati norma sosial disekitar kalian.

QUESTION Mengapa ada istilah videografi dan sinematografi?


Mengapa kamera terdiri dasi bermacam-macam jenis?
Mengapa tata cahaya penting sekali dan terlihat rumit?
Kata Kunci
Videografi, sinematografi, camera framing, camera
movement, tata cahaya, manajemen produksi, radio,
broadcasting, film

3
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
APERSEPSI

Gambar 6.2. Camera operator


Sumber: https://qrgo.page.link/mEefH

Penata kamera tentu ingin menyajikan gambar-gambar yang bagus dan


mampu menciptakan sebuah karya yang indah dan menarik. Seorang penata
kamera harus paham dengan kamera yang digunakan nya lalu mengerti
teknik-teknik pengambilan gambar seperti shot size, camera angle, sudut
pandang dan pergerakan kamera. Seorang penata kamera bisa disebut juga
sebagai orang yang berperan aktif ke alat kamera yang digunakan dan
bertanggung jawab terhadap pengambilan shoot dan angle yang diberikan
sutradara maupun yang disusun sendiri oleh penata kamera, sehingga dapat
terjadi kerja sama yang baik dan menghasilkan suatu karya film yang indah
untuk dilihat penonton. Penata kamera juga harus mempunyai rasa seni,
khususnya seni komposisi gambar. Dengan demikian, gambar yang dihasilkan
mempunyai nilai-nilai artistik

B. DASAR TATA KAMERA

1. Videografi dan Sinematografi


a. Konsep
Mengenai videografi, bidang ini merupakan pengembangan dari still
image. Manusia mengembangkan keinginan untuk mengabadikan momen

4
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
dalam rangkaian gambar bergerak. Pada dasarnya, produksi video bisa
dikatakan lebih simpel, kamera video memberikan kita kesempatan untuk
mendapatkan gambar secara instan dari aksi atau event yang akan kita
rekam. Peralatan produksinya ditujukan untuk penggunaan yang mudah,
handling yang tidak rumit, tanpa meninggalkan tujuan utamanya yaitu,
mengkomunikasikan pesan kepada penonton. Peralatan yang
dipergunakan untuk karya videografi bersifat lebih fleksibel, dan kadang
sudah bersifat mobile, seperti penggunaan handphone untuk membuat
video.

Produksi video merupakan wilayah yang sangat luas, yang melibatkan


aturan produksi tradisional secara team hingga produksi secara individu,
dari pra produksi hingga pasca produksi. Medium yang dipergunakan
hampir selalu kamera video, yang menghasilkan video yang disimpan
melalui pita, maupun media penyimpanan digital.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sinematografi adalah


teknik perfilman; teknik pembuatan film. Menurut Merriam Webster
dictionary, sinematografi didefinisikan sebagai seni atau ilmu mengenai
fotografi gambar bergerak. Oxford Dictionary menyebutkan bahwa
sinematografi adalah seni fotografi dan kamera dalam pembuatan film.
Sinematografi sendiri berasal dari bahasa Inggris yaitu “cinematography”,
yang diadopsi dari bahasa Latin “kinema” yang berarti “gerakan” dan
“graphein” yang berarti “menggambar”. Pemahaman ini bisa disimpulkan
bahwa sinematografi berarti “menggambar” dengan “gerakan”, dalam hal
ini, diartikan sebagai ilmu yang mempelajari dan membahas teknik
menangkap gambar. Membuat film adalah syuting, tetapi, sinematografi
lebih dari sekedar aksi mengambil gambar, namun sebagai proses
menterjemahkan ide, kata-kata, aksi, emosi, tone, dan semua aspek
komunikasi non verbal dan membentuknya kedalam rupa visual.

Sinematografi membahas hal yang lebih kompleks dalam usaha


menciptakan karya audiovisual. Dalam hal ini, sinematografi akan merujuk
pada pengelolaan teknis dan kreatif untuk membuat film dengan
pendekatan sinematik didalamnya. Sebagai gambaran mudah, boleh kita
5
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
menganggap bahwa sinematografi berkaitan dengan hal-hal untuk
membuat film (layar lebar) sebagai acuan umum. Acuan ini sebagai dasar
berfikir, tanpa melupakan bahwa perkembangan teknologi sudah
memberikan kita ruang yang sangat luas dan media yang sangat beragam
untuk menikmati film. Youtube, Iflix, Netflix, HOOQ, dan banyak lagi laman
dan aplikasi internet yang bisa dimanfaatkan untuk menikmati karya film.
Perlu ditekankan, bahwa teknologi akses dan tayangan adalah alat untuk
menikmati hasil film, bukan prosesnya.

Untuk lebih memudahkan pemahaman mengenai fotografi, videografi dan


sinematografi, tabel berikut berisi poin-poin penting pembeda ketiganya

Tabel 1.1. Perbedaan Fotografi, videografi dan sinematografi

Fotografi videografi sinematografi


Alat yang
Kamera foto Kamera video Kamera sinema
dipergunakan
profesi fotografer videografer Sinematografer
hasil Still image video Film
tujuan Dokumentasi Dokumentasi sinema
Karya seni visual Karya produksi
presentasi audio visual
presentasi

b. Produksi videografi & sinematografi


Bagaimana kita memproduksi film/video bergantung pada landasan
pengertian mengenai:
1) Mengerti bagaimana mengoperasikan peralatan sesuai prosedur
dan mengerti efek yang dihasilkan dari macam-macam kontrol alat
yang dipergunakan.
2) Mengerti bagaimana cara mengefektifkan penggunaan alat,
terutama untuk mendapatkan material audio dan video.
3) Mengerti bagaimana memvisualisasikan ide dengan meyakinkan
4) Mengerti bagaimana mengorganisasikan kegiatan dengan
sistematis, mulai dari perencanaan hingga paska produksi

6
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Sedangkan secara teknis yang berhubungan dengan peralatan yang
dipergunakan, videografi akan mengacu pada:

1) Anatomi kamera
2) Prosedur pengoperasian kamera
3) Format video
4) Lensa
5) Lighting
6) Audio
7) editing

Pada bahasan lanjut mengenai proses yang bersfat teknis dan praktek, istilah-
istilah pada videografi dan sinematografi akan banyak terdapat persamaan,
maka dari itu, untuk kegiatan yang bersifat praktis akan diisampaikan pada
pembahasan kompetensi dasar yang sesuai.

Sinematografi secara mendasar memiliki konsep mengenai:

1) Bagaimana membuat gambar bergerak (membangun dunia gambar)


Saat membuat film, salah satu tujuan utamanya adalah menciptakan dunia
visual untuk karakternya. Dunia visual ini sangat penting bagi penonton
untuk menerima cerita, melakukan identifikasi pada karakternya serta
membangun persepsi secara psokologis mengenai karakter dalam film.
2) Framing
Memilih frame merupakan dasar dari pembuatan film, sebagaimana
seorang kreator film harus mampu mengarahkan perhatian penonton.
Memilih frame tidak hanya untuk kepentingan penceritaan, namun juga
merupakan usaha untuk menata komposisi, ritme dari film dan perspektif
yang diharapkan.
3) Lensa
Yang dimaksud bukan lensa secara fisik atau alat, namun pemahaman
bahwa masing-masing lensa memiliki kemampuan merender gambar
dengan hasil yang berbeda. Hal ini akan memberikan efek visual yang
berbeda-beda, sehingga tanggapan penonton terhadap gambar juga akan
beragam.

7
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
4) Cahaya dan warna
Juga merupakan salah satu hal yang paling fundamental dalam film. Cahaya
dan warna, dengan penataan yang beragam, juga akan memberikan kesan
dan emosi yang beragam bagi penonton.
5) Pergerakan
Pergerakan, baik kamera maupun subyek, obyek atau pemain merupakan
hal yang sangat penting dalam film. Film merupakan bentuk seni yang
mengakomodir pergerakan dan waktu.
6) Tekstur
Dalam beberapa produksi, baik film maupun video, baik komersial maupun
tidak, gambar dimanipulasi sedemikian rupa. Manipulasi ini, dalam bentuk
tekstur visual, bukan untuk membingungkan dengan gambar aslinya,
namun untuk lebih memperkuat informasi dan kesan gambar kepada
penonton. Secara digital, proses manipulasi gambar ini sudah bisa
dikerjakan dengan menggunakan banyak sekali alat bantu (software)
berupa perangkat keras dan lunak.
7) Establishing
Merupakan kemampuan kamera untuk membuka informasi, bisa
disamakan sebagai eksposisi, sebagai usaha untuk menyampaikan
informasi yang penting kepada penonton secara visual.
8) Sudut pandang
Sudut pandang dalam film bisa diartikan sebagai usaha untuk menata hasil
syuting, atau perekaman gambar. Dalam film, kamera adalah “mata” dari
penonton, maka dari itu, apakah kamera akan di set sebagai sudut pandang
orang pertama, kedua, atau ketiga, akan memberikan dampak berbeda
sebagai perwujudan sudut pandang karakternya. Sinematografi juga
bertujuan untuk bagaimana mengarahkan pada penonton untuk
memahami cerita melalui sudut pandang tertentu.

AKTIVITAS MANDIRI

Jelaskan secara ringkas perbedaan antara videografi dan sinematografi, berikan


deskripsi kalian dengan menunjukkan contoh visual (film atau video) yang
membedakannya !

8
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
AKTIVITAS KELOMPOK

Buatlah kelompok yang terdiri dari masing-masing 3 siswa. Kemudian, carilah


film-film pendek dan video dari sumber yang bisa kalian akses. Selanjutnya,
buatlah resume mengenai sampel yang kalian tonton dari sudut pandang
videografi dan sinematografi.

2. Framing
a. Shot Size
Roy Thompson & Christopher J. Bowen (2009) menyampaikan bahwa
pembingkaian gambar (framing) dalam film sangat
mempertimbangkan beberapa aspek yang sangat berpengaruh pada
emosi dan motivasi yang dituju oleh seorang sutradara atau pembuat
film. Aspek tersebut salah satunya adalah jenis-jenis shot (type of shot).
Pada dasarnya type of shot ini dibagi menjadi 3 bagian besar yakni Close
Shot, Medium Shot, dan Long Shot. Akan tetapi tiga jenis shot ini
kemudian dikembangkan menjadi beberapa jenis lagi berdasarkan
perkembangan pemahaman akan dampak psikologis shot dan
kebutuhan dalam pengambilan gambar yang variatif.

Gambar 6.3. Shot Size diagram


Sumber: https://bit.ly/3CVOD3C

9
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Adapun pembagian tersebut antara lain menjadi:

Gambar 6.4. Shot Size


Sumber: https://bit.ly/3CVOD3C

1) ECU (extreme close-up)


Shot yang menampilkan detail obyek, misalnya mata, hidung, atau
telinga. Shot ini biasanya digunakan untuk maksud tertentu atau
menunjukan detail objek tertentu yang sangat perlu diketahui oleh
penonton dan objek yang di shot memiliki peran penting dalam
sebuah cerita.

2) BCU (big close-up)


Shot yang menampilkan dari bawah dagu sampai atas dahi. Untuk
menunjukkan detail ekspresi seorang tokoh.

10
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
3) CU (close-up)
Shot yang menampilkan dari batas bahu sampai atas kepala. Untuk
menunjukkan detail objek/kedekatan suatu objek tertentu.

4) MCU (medium close-up)


Shot yang menampilkan objek dari batas dada sampai atas kepala.
Shot ini biasa digunakan dalam adegan wawancara untuk
menunjukan kedekatan dengan objek tanpa menghilangkan
kewibawaan orang yang diwawancara.

5) MS (medium shot)
Shot yang menampilkan objek sebatas perut sampai kepala.

6) MLS (medium long shot)


Shot yang menampilkan objek sebatas pinggang sampai kepala.
Terkadang juga bisa sampai sebatas lutut sampai kepala.
Pengambilan gambar ini juga sering disebut dengan Knee Shot.

7) LS (long shot)
Shot yang menampilkan objek secara keseluruhan mulai dari telapak
kaki sampai atas kepala serta sedikit terlihat latar belakang objek
sehingga tampak penuh di frame. Jenis shot ini juga kadang disebut
sebagai FS (full shot).

8) VLS (very long shot)


Shot yang sedikit lebih luas dari long shot. Pada shot ini latar
belakang atau setting tampak lebih dominan dari objek utamanya.
Shot ini bertujuan untuk menunjukan setting yang digunakan dalam
sebuah adegan dengan interaksi tokoh utama berada dalam setting
tersebut.

11
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Gambar 6.5. VLS (Very Long Shot)
Sumber: dokumen pribadi

9) ELS (extreme long shot)


Pengambilan gambar dengan menampilkan objek utama pada posisi
yang sangat jauh. Hal ini bertujuan untuk memperlihatkan lokasi secara
keseluruhan. Terkadang objek utama atau tokoh sengaja dihilangkan
karena tujuan utama dari shot ini adalah untuk memberikan orientasi
tempat dimana peristiwa atau adegan itu terjadi. Shot ini terkadang
disebut juga sebagai ES (establish shot).

Gambar 6.6. ELS (Extreme Long Shot)


Sumber: dokumen pribadi

12
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Kalian bisa mempelajari lebih intens mengenai shot size
dengan mengakses tautan berikut, atau dengan memindai
QR Code yang tersedia.
https://www.studiobinder.com/blog/types-of-camera-shots-sizes-in-film/#tve-jump-
16d4b0af774
https://qrgo.page.link/1a7NK

b. Camera Angle
Pada dasarnya camera angle dibagi menjadi 3 yaitu: High Angle, Eye Level
dan Low Angle. Camera angle merupakan teknik pengambilan gambar
dengan menempatkan kamera pada sudut serta ketinggian tertentu,
sehingga dalam merekam sebuah adegan dapat menimbulkan nilai
dramatik pada sebuah shot. Seperti pernah dibahas pada bagian fotografi
pada materi semester 1, yang membedakan adalah alat yang dipergunakan.
Pada semester 1 menggunakan kamera untuk memotret, sekarang untuk
mengambil gambar bergerak.

Gambar 6.7. Camera Angle


Sumber: dokumen pribadi

13
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
AKTIVITAS MANDIRI

Apa yang menjadi motivasi dari masing-masing angle kamera? Jelaskan dan
berikan contohnya melalui screenshot dari film yang kalian tonton.

AKTIVITAS KELOMPOK

Buatlah kelompok yang masing-masing beranggotakan 3 orang. Buatlah contoh


shot (shot size dan angle) dengan menggunakan handphone kalian. Susunlah
shot-shot tersebut menjadi satu film pendek yang berdurasi maksimal 30 detik.
Kalian bisa mengedit footage yang kalian buat dengan menggunakan aplikasi
editing mobile yang banyak tersedia

3. Camera Movement
Penempatan kamera, gerakan kamera serta perubahan-perubahannya akan
mempengaruhi ukuran, komposisi dan kesan gambar. Pergerakan kamera
dapat menimbulkan kesan yang hidup, gembira atau bahkan sebaliknya.

Pergerakan kamera secara umum terbagi menjadi dua jenis: jenis yang terasa
seperti gerakan mesin (pedestal, dolly dan truck) dan jenis yang terasa seperti
gerakan manusia (tilt, pan and roll).

a. Dolly
Gerak “menuju” atau gerak “dari”.
Nama itu berasal dari rel, sangat mirip
dengan rel kereta api yang dulunya
digunakan untuk membawa kamera
yang berat sebelum steadicams menjadi
populer. Dolly-in berarti melangkah ke
arah subjek, sedangkan dolly-out
berarti melangkah mundur dengan
kamera, menjaga zoom tetap sama. Gambar 6.8. Camera Movement (dolly)
Sumber: https://qrgo.page.link/EdxDR
14
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
b. Pedestal
Menggerakkan kamera ke atas atau ke
bawah tanpa mengubah sumbu vertikal
atau horizontalnya. Operator kamera
dapat melakukan dua jenis gerakan
pedestal: pedestal up berarti
“menggerakkan kamera ke atas” dan
pedestal down berarti "gerakkan
kamera ke bawah." Gerakan dilakukan
tidak dengan memiringkan lensa ke
atas, melainkan menggerakkan seluruh
kamera ke atas, seperti lift. Gambar 6.9. Camera Movement (pedestal)
Sumber: https://qrgo.page.link/EdxDR

c. Truck
Truck itu seperti menggeser seluruh
tubuh kamera ke kiri atau ke kanan.
Truck left berarti “gerakkan kamera
secara fisik ke kiri sambil
mempertahankan hubungan tegak
lurusnya.” Hal ini berbeda dengan pan,
di mana kamera tetap kokoh pada
porosnya sementara lensa berputar ke
Gambar 6.10. Camera Movement (truck)
satu arah atau yang lain. Sumber: https://qrgo.page.link/EdxDR

d. Pan
Menggerakkan lensa kamera ke
satu sisi atau sisi lainnya. Hal ini
seperti saat kita menolehkan
kepala kita untuk meihat ke kiri
atau ke kanan.

Gambar 6.11. Camera Movement (panning)


Sumber: https://qrgo.page.link/EdxDR
15
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
e. Tilt
Menggerakkan lensa kamera ke
atas atau ke bawah sambil
menjaga sumbu horizontalnya.
Hal ini seperti menganggukkan
kepala ke atas dan ke bawah.

Gambar 6.12. Camera Movement (tilt)


Sumber: https://qrgo.page.link/EdxDR

f. Roll
Adalah menggulingkan kamera ke
sisinya. Ini adalah gerakan yang sangat
langka, dan hanya boleh
menggunakannya untuk tujuan yang
sangat spesifik.

Gambar 6.13. Camera Movement (roll)


Sumber: https://qrgo.page.link/EdxDR
g. Zoom
Zooming adalah salah satu gerakan kamera dengan mengubah panjang
fokus lensa untuk membuat subjek tampak lebih dekat atau lebih jauh
dalam bingkai. Sebagian besar kamera video saat ini memiliki fitur zoom
bawaan. Beberapa memiliki zoom manual dan banyak yang memiliki
beberapa kecepatan zoom. Zooming adalah salah satu gerakan kamera
yang paling sering digunakan. Memperbesar gambar dengan mengubah
panjang fokus lensa, yang dapat menyebabkan distorsi sudut lebar atau
perubahan kedalaman bidang yang tampak. Untuk alasan ini, terkadang
lebih baik menggunakan dolly daripada zoom.

Kalian bisa mempelajari lebih intens mengenai camera


movement dengan mengakses tautan berikut, atau dengan
memindai QR Code yang tersedia.
https://qrgo.page.link/j3Qio

16
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
AKTIVITAS MANDIRI

Apa yang menjadi motivasi dari masing-masing pergerakan kamera? Jelaskan dan
berikan contohnya melalui screenshot dari film yang kalian tonton.

AKTIVITAS KELOMPOK

Buatlah kelompok yang masing-masing beranggotakan 3 orang. Buatlah contoh


camera movement dengan menggunakan handphone kalian. Susunlah shot-shot
tersebut menjadi satu film pendek yang berdurasi maksimal 30 detik. Kalian bisa
mengedit footage yang kalian buat dengan menggunakan aplikasi editing mobile
yang banyak tersedia

4. Tata Cahaya
Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan
peralatan pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas,
dan menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan kesan adanya
jarak, ruang, waktu dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan
dalam sebuah film. Seperti halnya mata manusia, kamera membutuhkan
cahaya yang cukup agar bisa berfungsi secara efektif.
a. Fungsi
Banyak hal yang bisa dikerjakan bekaitan dengan peran tata cahaya
tetapi fungsi dasar tata cahaya antara lain berfungsi sebagai:
1) Lighting sebagai Penerangan.
Fungsi paling mendasar dari tata cahaya adalah memberi
penerangan pada pemain dan setiap objek yang ada di dalam
setting. Istilah penerangan disini bukan hanya sekedar memberi
efek terang sehingga bisa dilihat tetapi juga membantu kerja
kamera agar lebih optimal, sebab bila cahaya pada sebuah
lokasi sangat minim, maka kamera akan dipaksakan bekerja
dengan diafragma lebar sehingga gambar akan menjadi sangat
tipis dan kadang grain (bintik-bintik seperti pasir), gambar
seperti ini susah diolah pada tahap editing nantinya, oleh karena
itu sebaiknya kita mengambil gambar dengan bukaan diafragma
17
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
kecil dengan menambahkan cahaya yang cukup pada setting agar
gambar yang dihasilkan lebih tebal.
2) Lighting Sebagai Pembentuk Dimensi.
Dengan tata cahaya kedalaman sebuah objek dapat dicitrakan.
Dimensi diciptakan dengan membagi sisi gelap dan terang suatu
objek yang disinari sehingga memunculkan gradasi warna yang
tipis. Jika semua objek diterangi dengan intensitas yang sama maka
gambar yang akan tertangkap oleh kamera menjadi datar. Dengan
pengaturan tingkat intensitas serta pemilahan sisi gelap dan
terang maka dimensi subyek dan gambar akan muncul. Gambar
yang mulanya terlihat dua dimensi bisa lebih memiliki kedalaman
bidang. Cahaya sebagai pembentuk dimensi bisa menunjukan
pemisahan antara background dengan objek di depannya. Dan
antara subyek dengan foregroundnya.
3) Lighting Sebagai Pemilihan Fokus Perhatian.
Tata cahaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan
objek dan area yang hendak disinari. Camera secara normal dapat
melihat seluruh area setting, untuk memberikan fokus perhatian
pada area atau objek tertentu, maka perlu memanfaatkan cahaya.
Pemilihan ini tidak hanya berpengaruh bagi kamera, akan tetapi
juga fokus perhatian penonton pada suatu objek tertentu yang
ingin kita tonjolkan bisa lebih memberi perhatian khusus.
4) Atmosfir
Yang paling menarik dari fungsi tata cahaya adalah kemampuannya
menghadirkan suasana yang mempengaruhi emosi penonton. Kata
“atmosfir” digunakan untuk menjelaskan suasana serta emosi yang
terkandung dalam peristiwa dan setting. Tata cahaya mampu
menghadirkan suasana yang dikehendaki oleh sutradara.
Sejak ditemukannya teknologi pencahayaan, efek lampu dapat
diciptakan untuk menirukan cahaya bulan, matahari dan cahaya
pada waktu-waktu tertentu. Misalnya, warna cahaya matahari pagi
berbeda dengan siang hari. Sinar mentari pagi membawa
kehangatan sedangkan sinar mentari siang hari terasa panas. Inilah
gambaran suasana dan emosi (look and mood) yang dapat
dimunculkan oleh tata cahaya.
18
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
b. Jenis
Berdasarkan pemahaman di atas, maka cahaya berdasarkan konsep
dasar pencahayaan dapat dibedakan menjadi:
1) Natural light/ available light.
Cahaya natural light yang sumber cahaya dalam satu frame atau
adegan maupun scene bersumber dari cahaya yang bersifat natural.
Misalnya cahaya pagi hari dari sebelah timur (key). Maka shot-shot
dalam scene tersebut key lightnya dari arah yang sama.
2) Pictorial light/ artificial light.
Cahaya yang bersifat buatan, dibentuk sesuai kebutuhan artistik,
mood sebuah adegan atau scene. Jadi arah sumber cahaya (key)
dapat berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan artistik gambar atau
mood dari adegan tersebut.

c. tujuan
Secara artistik tujuan penataan cahaya adalah untuk:
1) Memperjelas bentuk dan dimensi obyek.
2) Menciptakan ilusi dari suatu realitas.
3) Menciptakan kesan/suasana tertentu.
4) Memusatkan perhatian pada unsur-unsur penting dalam suatu
adegan.

Three points lighting Sudah menjadi rumusan atau formula dasar sebuah
pencahayaan dalam produksi film, video dan foto. Materi mengenai three
points lighting harus kalian review lagi seperti pembahasan pada semester 1.

Gambar 6.14. Natural light dalam produksi audio visual


Sumber: https://qrgo.page.link/okWft
19
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Gambar 6.15. Lampu Fresnel sebagai salah satu contoh artificial light
Sumber: https://qrgo.page.link/Gzqw1

AKTIVITAS MANDIRI

Jelaskan secara ringkas mengenai fungsi, jenis dan tujuan penataan cahaya.

AKTIVITAS KELOMPOK

Buatlah kelompok yang masing-masing beranggotakan 3 orang.


Buka tautan https://qrgo.page.link/9ics5 atau kalian bisa
memindai QR Code yang tersedia.

Buatlah resume dari tautan yang kalian pelajari dalam bentuk deskripsi, yang
berisi ringkasan “bagaimana lighting bisa merubah mood sebuah film”

5. Produksi Tata Kamera


Dalam bagian produksi (departemen/divisi) tata kamera, apakah seorang
penata kamera bekerja sendiri? Tentu tidak, ada beberapa tugas yang
masing-masing memiliki fungsi sendiri-sendiri.

20
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Gambar 6.16. Kru kamera saat produksi film
Sumber: https://bit.ly/3o4qxxh

a. Sinematografer/ Pengarah Fotografi/ Director of Photography (DoP)


DoP mengelola departemen kamera, departemen pencahayaan,
kelistrikan, dan grip. DoP adalah kepala kru kamera. Sutradara akan
berdiskusi dengan DoP bagaimana tampilan yang mereka inginkan.
Selanjutnya, departemen bekerja untuk memilih kamera, lensa, filter,
komposisi, desain dan pengaturan cahaya, dan peralatan apa saja yang
diperlukan.
b. Operator Kamera
Operator kamera, atau juru kamera, adalah orang yang benar-benar
mengoperasikan kamera. Mereka adalah orang di belakang lensa dan
mengendalikan kamera. Seorang sutradara dapat mengambil posisi ini
untuk keadaan tertentu.
c. Asisten Kamera 1 / focus puller
Bertanggung jawab untuk:
1) menguji peralatan dan memastikan semuanya siap sesuai jadwal
2) menjaga kamera tetap fokus sebagai focus puller
21
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
3) pemeliharaan dan perawatan semua kamera
4) setting kamera, mengganti lensa sesuai kebutuhan
5) bertanggung jawab untuk memperbarui dope sheet atau lembar
catatan adegan
d. Asisten Kamera 2 / clapper loader
Bekerja langsung dengan Asisten Kamera 1, yang ertanggung jawab
untuk:
1) mengoperasikan clapperboard
2) memuat stok film ke magasin
3) mencatat kapan stok film diterima, digunakan, dan dikirim untuk
pengembangan.
4) mengawasi pengangkutan peralatan kamera dari satu lokasi ke lokasi
lain.
5) Menandai bloking kamera, bloking pemain
6) Mencatat pengaturan kamera, seperti bukaan dan panjang fokus.
7) loader bertanggung jawab atas media sebenarnya yang digunakan
kamera untuk merekam, apakah stok film atau memory card. Loader
juga mengelola inventaris dan membuat cadangan rekaman

e. Digital imaging technician (DIT)


DIT bertanggung jawab atas kontrol kualitas gambar, koreksi warna di
tempat, dan mengelola alur kerja produksi. DIT mengelola semua data
dan distribusi file. Mereka menerima kartu memori kamera dan segera
membuang dan membuat cadangan rekaman. Mereka kemudian
mengirim file terkompresi ke editor. DIT memiliki pengetahuan teknis
yang mendalam tentang semua hal digital seperti kamera, codec,
software dan hardware, monitor, dan banyak lagi.
f. Gaffer
Gaffer bekerja sama dengan DoP untuk menghidupkan tampilan
keseluruhan film dengan menciptakan dan mengontrol cahaya. Mereka
bekerja dengan DoP untuk memahami efek cahaya yang diinginkan dan
mencari cara untuk mencapainya. Mereka juga melihat bagaimana
pencahayaan akan bekerja di lokasi dan menyusun daftar kit yang akan
dibutuhkan untuk mencapai visi artistik. Gaffer menengahi antara DoP
dan kru pencahayaan lainnya.
22
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
g. Best Boy
Best boy bertanggung jawab atas logistik untuk tata cahaya. Mereka
mendapatkan lampu, tempat, waktu, dan orang yang tepat untuk
mengoperasikannya. Mereka juga menangani dokumen, termasuk
pemesanan stok dan peralatan, penilaian risiko, perubahan jadwal, dan
lembar waktu.
h. Electrician
Adalah ahli listrik yang memahami mengakses catu daya gedung atau
lokasi pengambilan gambar. Mereka harus dapat menjalankan uji alat
portabel (PAT) dan menguji sirkuit bangunan sebelum menyerahkan
kembali kendali kepada pemiliknya.
i. Grip
Grip bekerja dengan DoP untuk menentukan peralatan apa yang akan
dibutuhkan untuk mendukung kamera untuk setiap adegan. Mereka
memeriksa lokasi. Jika syuting dilakukan di tempat yang ekstrem,
seperti gurun Sahara atau puncak Everest, mereka mungkin perlu
menyesuaikan peralatan untuk manuver kamera. Mereka menyewa
peralatan, merekrut kru dan mengelola anggaran.

Dengan pengetahuan ini, kalian pasti akan terbuka wawasan, dan semakin
paham lapangan pekerjaan apa saja yang ada, hanya di bagian tata kamera,
menarik bukan?

C. RANGKUMAN
1. Videografi merupakan bidang pengembangan dari still image. Manusia
mengembangkan keinginan untuk mengabadikan momen dalam
rangkaian gambar bergerak.
2. Sinematografi berarti “menggambar” dengan “gerakan”, dalam hal ini,
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari dan membahas teknik
menangkap gambar. Membuat film adalah syuting, tetapi,
sinematografi lebih dari sekedar aksi mengambil gambar, namun
sebagai proses menterjemahkan ide, kata-kata, aksi, emosi, tone, dan
semua aspek komunikasi non verbal dan membentuknya kedalam rupa
visual.

23
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
3. videografi akan mengacu pada:
a. Anatomi kamera
b. Prosedur pengoperasian kamera
c. Format video
d. Lensa
e. Lighting
f. Audio
g. editing
4. Sinematografi secara mendasar memiliki konsep mengenai:
a. Bagaimana membuat gambar bergerak (membangun dunia gambar)
b. Framing
c. Lensa
d. Cahaya dan warna
e. Pergerakan
f. Tekstur
g. Establishing
h. Sudut pandang
5. Pada dasarnya type of shot ini dibagi menjadi 3 bagian besar yakni Close
Shot, Medium Shot, dan Long Shot. Akan tetapi tiga jenis shot ini
kemudian dikembangkan menjadi beberapa jenis lagi berdasarkan
perkembangan pemahaman akan dampak psikologis shot dan
kebutuhan dalam pengambilan gambar yang variatif
6. Pergerakan kamera secara umum terbagi menjadi dua jenis: jenis yang
terasa seperti gerakan mesin (pedestal, dolly dan truck) dan jenis yang
terasa seperti gerakan manusia (tilt, pan and roll).
7. fungsi dasar tata cahaya antara lain berfungsi sebagai:
a. Lighting sebagai Penerangan.
b. Lighting Sebagai Pembentuk Dimensi.
c. Lighting Sebagai Pemilihan Fokus Perhatian.
d. Atmosfir
8. Cahaya berdasarkan konsep dasar pencahayaan dapat dibedakan
menjadi: Natural light/ available Light, dan Pictorial light/ artificial light.
9. Dalam divisi Tata Kamera, terdapat beberapa tugas yang masing-masing
memiliki fungsi sendiri-sendiri. Tugas ini terdiri atas: Sinematografer/
Pengarah Fotografi/ Director of Photography (DoP), Operator Kamera,
Asisten Kamera 1 / focus puller, Asisten Kamera 2 / clapper loader, Digital
24
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
imaging technician (DIT), Gaffer, Best Boy, Electrician, dan Grip

D. REFLEKSI

Setelah kalian mempelajari semua materi pada bab ini, saatnya kalian
merefleksikan hasil belajar kalian dengan mencentang pada kolom
pemahaman. Kalian bisa mencentang pada kolom ya, jika kalian sudah
memahami materi yang kalian pelajari dan mencentang belum untuk materi
yang belum kalian pahami, sehingga perlu mengulangnya kembali.

Pemahaman Saya
Materi yang telah saya pelajari
Ya Belum
Videografi dan sinematografi
Camera framing
Camera Movement
Tata cahaya
Produksi tata kamera

Apa upaya kalian untuk menguasai yang belum kalian kuasai?

Sebutkan hal yang menarik dari aktivitas pembelajaran yang sudah


kalian lakukan! Berikan alasannya!

Sebutkan hal yang tidak menarik dari aktivitas pembelajaran yang sudah
kalian lakukan! Berikan alasannya!

25
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
E. ASESMEN

Asesmen yang dilakukan untuk pembelajaran pada bab 6 ini adalah


Asesmen Non Tes dan Tes.
Asesmen Non Tes
a. Portofolio
Portofolio kalian berupa berupa laporan hasil diskusi kelompok,
laporan hasil observasi industri yang telah kalian lakukan.
b. Proyek Sederhana
Proyek sederhana ini merupakan langkah awal kalian untuk
membangun motivasi menguatkan mimpi dan harapan dalam bidang
broadcasting dan perfilman.

Asesmen Tes
Asesmen tes berupa soal uraian dengan pertanyaan terbuka untuk
mengukur sejauh mana pemahaman kalian terhadap materi yang sudah
dipelajari.

Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat !


1. Menurut pendapat kalian, mengapa videografi dibedakan dengan
sinematografi?
2. Sebutkan jenis ukuran shot!
3. Sebutkan jenis pergerakan kamera!
4. Jelaskan mengenai look dan mood dari film!
5. Sebutkan fungsi dan jenis pencahayaan (lighting)!
6. Sebutkan pekerjaan yang ada dalam bagian produksi
(departemen/divisi) tata kamera!
7. Jelakan, mengapa posisi sebagai focus puller penting dalam produksi
audio visual?

26
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
F. PENGAYAAN
Materi mengenai tata kamera, baik dalam industri produksi siaran radio,
televisi, maupun produksi film sangat beragam. Teknologi berkembang
sedemikian cepatnya sehingga kalian harus senantiasa tanggap terhadap
perubahan dan perkembangannya. Berikut beberapa sumber yang bisa
kalian pergunakan untuk memperluas cakrawala keilmuan kalian mengenai
hal tersebut. Kalian bisa mengakses link yang tersedia, atau juga bisa
memindai QR Code yang ada. Selamat belajar.

https://qrgo.page.link/np9f7 https://qrgo.page.link/RBQP2

27
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
28
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
2021
Buku Teks Siswa Dasar-Dasar Broadcasting dan Perfilman | Dasar Tata Artistik
SMK/MAK Kelas X Semester 2

Penulis: Ady Wicaksono, Niko Arya Surya Nagra


ISBN:

BAB 7

DASAR TATA ARTISTIK

29
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
PETA KONSEP
MATERI PELAJARAN

Hai, siswa-siswa Indonesia yang sehat, gembira, kreatif, dinamis dan penuh
determinasi!

Semangat yang luar biasa adalah kunci supaya kalian semua tetap semangat
belajar apapun keadaanya. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu
melimpahkan Rahmat, Karunia serta kesehatan kepada kita semua. Sebelum
kalian masuk ke materi pembelajaran, ada baiknya kalian pelajari dahulu peta
materi seperti tergambar dibawah. Peta materi tersebut merupakan runtutan
materi yang akan kalian pelajari pada bab 7 ini.

Dasar tata artistik

Mise en Scene
MENGANALISIS
TATA ARTISTIK
Organisasi Produksi Tata Srtistik
DASAR
Produksi tata Artistik

Gambar 7.1. Peta Konsep Materi Pelajaran

30
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan menambah rujukan melalui kegiatan literasi, menggali informasi
secara offline dan online, berdiskusi dan bekerjasama dengan teman kalian,
serta mensimulasikan materi, diharapkan kalian mampu menganalisis tata
artistik dasar dengan mengidentifikasi, mengklasifikasikan serta
mempraktekkan:
1. Dasar tata artistik
2. Mise en scene
3. Organisasi produksi tata artistik
4. Produksi tata artistik

Kegiatan belajar kalian merupakan kegiatan yang terintegrasi antara teori dan
praktik. Diharapkan, kalian mampu bekerjasama, melatih kedisplinan, cermat,
percaya diri dan teliti dalam menyelesaikan pembelajaran.

Pada bab 7 ini, kalian akan mempelajari dasar tata artistik, mise en scene,
organisasi produksi tata artistik, dan produksi tata artistik. Materi tersebut
seiring dengan perkembangan di bidang penyiaran radio, televisi dan produksi
film. Kalian juga akan menemukan kaitan materi dengan bagaimana
menerapkannya dengan bertanggungjawab, dan sesuai dengan norma sosial
yang harus kita taati.

QUESTION Mengapa banyak sekali orang yang terlibat untuk membangun setting
untuk film?
Mengapa tata artistik penting untuk film?
Kata Kunci
Mise en scene, tata artistik, organisasi produksi, setting,
Property, makeup

31
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
APERSEPSI

Gambar 7.2. Set Hobbiton dan Edoras film The Lord of The Rings
Sumber: https://qrgo.page.link/okA9d

Apakah kalian tahu gambar diatas? Itu adalah foto dari “Hobbiton”, “desa”
Hobbit, dan Istana Edoras, keduanya adalah set untuk syuting dalam film
The Lord of the Rings, yang dibuat berdasarkan novel karya J.R.R. Tolkein.
Tahukah kalian bahwa untuk membuat set tersebut mereka harus
membuat Desa Hobbit. Hobbiton ini dibuat di lahan seluas 1.200 hektar
yang mencakup pembangunan 37 lubang hobbit, jembatan lengkung
kembar, dan kincir angin. Desa Hobbit tersebut dibangun selama 6 bulan.,
dan untuk memastikan pengaturannya sempurna, mereka menanam
sayuran dan bunga setahun sebelum syuting dimulai.

Demikian halnya untuk set Istana Edoras, dibutuhkan tentara Selandia Baru
untuk membangun beberapa ratus meter jalan akses sebelum kru produksi
dapat mengakses puncak bukit dan mulai dengan konstruksi yang
ditetapkan. Pembuatan film hanya memakan waktu sekitar tiga minggu,

32
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Setelah syuting selesai, seluruh set dibongkar dan semuanya dikembalikan
ke keadaan alamiahnya seperti semula.

Pekerjaan itu didorong oleh keinginan Peter Jackson sebagai sutradara


untuk mewujudkan visinya, untuk memberikan efek sejarah daripada
fantasi. Hewan dipelajari untuk membuat makhluk itu dapat dipercaya
secara biologis; senjata dan baju besi didasarkan pada orang-orang abad
pertengahan atau klasik yang sesuai. Sekitar 48.000 potong baju besi,
10.000 anak panah, 500 busur, 10.000 kepala Orc, 1.800 pasang kaki Hobbit
yang berfungsi sebagai sepatu, dan 19.000 kostum dibuat untuk
pembuatan film.

B. DASAR TATA ARTISTIK


1. Dasar Tata Artistik
a. Konsep artistik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, artistik berarti: 1) mempunyai
nilai seni; bersifat seni; 2) mempunyai bakat dalam kesenian;
mempunyai rasa seni. Oxford berhubungan dengan seni atau seniman,
menunjukkan keterampilan alami dalam, atau kenikmatan, seni,
terutama mampu melukis atau menggambar dengan baik, dilakukan
dengan keterampilan dan imajinasi; menarik atau cantik.

Tata artistik berarti penyusunan segala sesuatu yang melatarbelakangi


cerita film yakni berhubungan dengan pemikiran tentang setting
(tempat dan waktu berlangsungnya cerita dalam film). Departemen
tata artistik film adalah salah satu divisi penting di dunia perfilman
karena tim inilah yang akan menciptakan kesan tersendiri pada sebuah
film, keberhasilan dalam sebuah pembuatan film juga merupakan salah
satu bantuan dari peran divisi tata artistik.

b. Artistik radio, televisi dan film


Menurut Suprapto (2013) Penata Artistik adalah seorang yang ahli dalam
menata ruang atau lokasi pengambilan gambar sesuai dengan yang
kehendaki dalam skenario. Ia bertanggung jawab untuk mendesain
seluruh program produksi siaran televisi. Menurut Irwanto dkk (2014)
33
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
bahwa Tata artistik merupakan salah satu unit kerja pada stasiun
penyiaran televisi atau tim produksi film yang berfungsi sebagai
penunjang acara siaran tv atau produksi film. Menurut Nina Kusumawati
dkk (2017) Penata Artistik merupakan salah satu unit kerja pada stasiun
penyiaran televisi atau tim produksi film yang berfungsi sebagai
penunjang acara siaran TV atau Produksi Film.

Sebagaimana penyiaran radio berkaitan dengan konten yang bersifat


auditory, artistik harus dilihat dari sudut pandang karya artistik (audio)
dan karya jurnalistik.
Karya Artistik
1) Sumber yang berasal dari ide/gagasan;
2) Mengutamakan keindahan;
3) Isi pesan bisa fiksi maupun nonfiksi;
4) Penyajian tidak terikat waktu;
5) Sasaran: kepuasan pemirsa/pendengar;
6) Memenuhi rasa kagum;
7) Improvisasi tidak terbatas;
8) Isi pesan terikat pada kode moral;
9) Menggunakan bahasa bebas (dramatis);
10) Refleksi daya khayal kuat; dan
11) Isi pesan tentang realitas sosial.

Karya Jurnalistik
1) Sumber: permasalahan hangat;
2) Mengutamakan kecepatan/aktualitas;
3) Isi pesan harus faktual;
4) Penyajiannya terikat waktu;
5) Sasaran: kepercayaan & kepuasan pemirsa;
6) Memenuhi rasa ingin tahu;
7) Improvisasi terbatas;
8) Isi pesan terikat pada kode etik;
9) Menggunakan bahasa jurnalistik (ekonomi kata dan bahasa);
10) Refleksi penyajian kuat;
11) Isi pesan menyerap realitas/faktual;
34
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Pada umumnya karya artistik dan karya jurnalistik dikemas secara
signifikan ke berbagai bentuk yang pada intinya harus bisa memenuhi
kebutuhan audiens dalam hal informasi (information) dan hiburan
(entertainment). Maka organisasi penyiaran harus melakukan
perencanaan dan mencermati bagaimana menyajikan sebuah program
televisi dan radio agar dapat diterima khalayak.

Penata Artistik Televisi adalah bagian dari kru televisi, di beberapa


stasiun televisi, Tata Artistik masuk ke dalam Departemen Artistik atau
Art Departement. Di dalam departemen ini terbagi atas: Unit Dekorasi,
Unit Properti, Unit Grafis, serta Unit Tata Rias dan Busana.

Sebenarnya yang menjadi tanggung jawab seorang penata artistik


adalah semua benda yang dilihat penonton saat menyaksikan sebuah
film atau tayangan sebuah acara. Pembuatan set, atau setting dari
sebuah adegan menjadi tanggung jawab penata artistik.

Sedikit berbeda dengan penata artistik televisi, seorang art director


dalam struktur perfilman, bekerja di bawah production designer secara
langsung, dan di atas set designer dan berada dalam level yang sama
dengan set decorator. Kewajiban mereka yang terbesar adalah berbagai
aspek administratif dalam art department, seperti pembagian tugas
pada tiap personel, penyiapan bujet dan scheduling dan juga mengatur
dan menjaga quality control. Biasanya juga mereka bekerjasama dengan
bagian yang lain, terutama bagian konstruksi.

AKTIVITAS MANDIRI

Jelaskan secara ringkas mengenai konsep tata artistik, baik secara etimologis,
serta berkaitan dengan tata artistik untuk radio, televisi dan film !

35
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
AKTIVITAS KELOMPOK

Buatlah kelompok yang terdiri dari masing-masing 3 siswa. Kemudian,


Berkunjunglah ke stasiun radio dan Production House yang ada disekitar kalian.
Lakukan observasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pemahaman tata
artistik dalam produksi konten dari stasiun radio dan PH yang kalian kunjungi.

2. Mise en scene
Memahami sebuah film tidak lepas dari unsur‐unsur pembentuk film.
Pemahaman terhadap unsur‐unsur pembentuk film tentu akan banyak
membantu untuk memahami film dengan lebih baik. Secara umum, film
terbagi menjadi dua unsur pembentuk yaitu, unsur naratif dan unsur
sinematik.

Unsur naratif adalah perlakuan terhadap cerita filmnya. Unsur naratif


berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Setiap film cerita tidak
mungkin lepas dari unsur naratif. Setiap cerita pasti memiliki unsur‐unsur
seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi dan waktu. Sedangkan unsur
sinematik merupakan aspek‐aspek teknis produksi sebuah film. Unsur
sinematik mempunyai berbagai bagian pembentuk seperti:

a. Mise‐en‐scene
Adalah segala hal yang berada didepan kamera seperti latar, tata
cahaya, kostum dan make‐up serta akting
b. Sinematografi
Merupakan perlakuan terhadap kamera dan filmya serta hubungan
kamera terhadap obyek yang diambil.
c. Editing
adalah transmisi sebuah gambar (shot) kegambar shot lainnya. Editing
bukan sekedar memilih gambar dan menggabungkannya, tetapi
memberikan sentuhan –sentuhan juga perlu dilakukannya, seperti
memberi visual effect atau sound effect.

36
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
d. Suara
adalah segala hal dalam film yang mampu di tangkap melalui indra
pendengaran.

Unsur naratif dan unsur sinematik tersebut saling berinteraksi dan


berkesinambungan satu dengan yang lain untuk membuat sebuah film.
Artinya film tidak dapat dinikmati secara maksimal jika kedua unsur tersebut
tidak saling melengkapi atau bahkan berdiri sendiri‐sendiri.

Mise en Scene (Sikov:2010) mendeskripsikan fitur utama dari representasi


sinematik. Istilah ini diambil dari Bahasa Perancis yang dalam Bahasa inggris
berarti “which has been put into the scene or put onstage”. Ada 4 komponen
dari Mise en scene yaitu setting (set & props), lighting, costume dan make‐up
serta acting/ figure behavior. Berikut penjelasan mengenai tiap komponen dari
Mise en scene:

a. Setting (set & props)


Latar (setting) merupakan tempat atau lokasi dimana suatu adegan
dimainkan. Dalam dunia film, menurut (Villarejo:2007) setting tidak
terbatas interior, seperti tempat tinggal atau tempat kerja, tetapi dapat
lebih luas diluar alam semesta kita sendiri. Property memberi perhatian
pada detail dalam adegan yang lebih besar. Latar (setting) merupakan
tempat atau lokasi dimana suatu adegan dimainkan. Kemampuan
mengatur setting menjadi satu elemen penting untuk memperkuat emosi
karakter, mampu menggambarkan makna sosial, psikologis, emosional,
ekonomi dan budaya dalam film. Kalian bisa mencermati tayangan melalui
tautan https://qrgo.page.link/uTBX7 atau memindai QR Code yang tersedia
untuk memantik imajinasi dan kreatifitas kalian mengenai setting.

b. Lighting.
Menurut Sartono (2008) tata cahaya (lighting) adalah seni pengaturan
cahaya dengan mempergunakan peralatan pencahayaan agar kamera

37
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
mampu melihat obyek dengan jelas, dan menciptakan ilusi sehingga
penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang, waktu dan suasana
dari suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam program televisi. Membuat
film bisa diibaratkan melukis dengan cahaya.
Penggunaan cahaya remang misalnya, akan lebih dapat memberi kesan
tersembunyi, rasa misteri atau ketakutan, jika dibandingkan penggunaan
cahaya terang. Untuk alasan ini, pencahayaan harus benar‐benar
direncanakan terlebih dahulu untuk memastikan efek yang diinginkan pada
penonton
c. Costume & Hair and Make up
Kostum merupakan penggunaan pakaian yang digunakan pada tiap
karakter dalam sebuah film. Penggunaan kostum yang tepat berkontribusi
dalam dunia film. Pertimbangan penggunaan warna atau desain tertentu
pada kostum akan turut membantu dalam membentuk karakter setiap
tokoh yang diperankan. Makeup dan Kostum bisa menjadi satu simbol
terhadap sebuah zaman, negara, status sosial, ekonomi, budaya,
pendidikan maupun ideologi tertentu. Makeup dan kostum selalu terkait
erat dengan setting. Setting membangun latar belakang sesuai cerita
sementara makeup & kostum membangun identitas karakter pemain.

Gambar 7.3. Costume, hair dan make up


Sumber: https://qrgo.page.link/bcPxp

38
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
d. Acting.
Menurut (Villarejo:2007) figure behavior yang dimaksud dalam mise en
scene yaitu mendeskripsikan gerakan, ekspresi atau aksi dari aktor atau
figur lainnya (hewan, monster, animasi, droid) dalam sebuah shot yang
diberikan. Dalam bahasa Indonesia akting diterjemahkan menjadi peran
(berperan/ memerankan) atau memeragakan terhadap satu tokoh. Akting
dalam media film tentu berbeda dengan akting dalam media panggung.
Dengan alat bantu kamera, seorang aktor bisa berperan lebih natural
karena tidak membutuhkan gestur yang berlebihan jika dibandingkan
ketika berakting di panggung.

AKTIVITAS MANDIRI
Buatlah ringkasan mengenai unsur naratif dan unsur sinematik dalam film.
Susunlah dalam 2 paragraf ringkas yang mampu menjelaskan prinsip dari kedua
hal tersebut.

AKTIVITAS KELOMPOK

Buatlah kelompok yang masing-masing beranggotakan 3 orang. Pilihlah film


untuk ditonton kelompok kalian. Kemudian buatlah hasil observasi yang berisi
contoh dari penerapan masing-masing komponen dalam Mise En Scene didalam
film tersebut. Ambillah tangkapan layar dari film tersebut, dan berikan deskripsi
mengenai masing-masing komponen Mise en Scene.

3. Organisasi Produksi Tata Artistik


Dalam tata kelola produksi audio visual, khususnya film, terdapat beberapa
bagian dari organisasi produksi yang memilki fungsi dan tanggungjawab
berbeda.

a. Desainer Produksi/Production Designer


Ia bertanggung jawab terhadap penciptaan fisik untuk tampilan sebuah
film yaitu hal-hal yang berhubungan dengan setting, kostum, properti,
39
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
make up karakter, dan semua pekerjaan unit. Production Designer
bekerja sangat dekat dengan sutradara dan sinematografer untuk
menciptakan tampilan sebuah film. Cakupan pekerjaannya lebih banyak
bersifat konseptual. Biasanya Production Designer akan bekerja dimulai
dari tahap development hingga pra produksi. Kalian bisa mencari tahu
siapa-siapa Production Designer handal yang sudah menghasilkan film-
film besar melalui laman internet.
b. Art Director
Art Director bertanggung jawab kepada Production Designer untuk
mewujudkan konsep yang sudah dibuat oleh Production Designer. Ia
juga bertugas mengawasi langsung kinerja seniman dan pengrajin,
seperti para desainer, seniman grafis, dan ilustrator yang memberikan
rancangan untuk dikembangkan oleh desainer produksi.
c. Asisten Art Director
Asisten Art Director ini terdiri dari beberapa asisten yang bertugas
langsung turun ke lapangan dan membantu Art Director.
d. Desainer Set
Di dalam departemen ini terdapat para juru gambar yang biasanya terdiri
dari para arsitek, yang memahami tentang desain interior atau diminta
langsung oleh desainer produksi.

Gambar 7.4. Desain Set dalam film


Sumber: https://qrgo.page.link/aQxC9
40
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
e. Graphic Designer
Graphic Designer bertugas menggambarkan representasi visual desain
untuk mewujudkan konsep grafis yang sudah dibuat oleh Production
Designer. Ia mendesain semua kebutuhan grafis untuk semua properti
yang masuk ke dalam frame dari yang berukuran kecil hingga besar.
Seperti membuat properti majalah, poster, koran, kalender tahun jadul,
hingga papan nama warung.

Gambar 7.5. Poster film sebagai hasil kerja


graphic designer
Sumber: https://qrgo.page.link/zV7ib

f. Set Decorator
Set Decorator terdiri dari beberapa orang yang bertugas mendekorasi
semua benda-benda yang akan terlihat dalam sebuah film atau video.
Mereka bekerja sama dengan Production Designer dan berkoordinasi
dengan Art Director.
g. Buyer atau Runner
Buyer adalah orang yang bertugas mencari dan membeli atau menyewa
perlengkapan set dress. Mereka juga yang biasanya akan standby pada
kebutuhan yang mendadak.
h. Set Dresser
Set Dresser adalah orang yang bertanggungawab mengatur pernak-
pernik perlengkapan set dekorasi. Set Dresser juga bertugas menata
41
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
pernak-pernik dekorasi seperti furnitur, gorden, karpet, dan segala
sesuatu yang akan terlihat di layar film.

Gambar 7.6. Set Dresser


Sumber: https://qrgo.page.link/ZogG3

i. Props Master
Props Master merupakan kepala atau ahli property yang bertugas untuk
mengelola semua properti yang terlihat di film. Menjadi seorang Props
Master harus mampu untuk berkeliling mencari properti yang sesuai
dengan film. Prop Master perlu melakukan riset agar mendapatkan
properti yang sesuai dengan cerita film.
j. Props Builder
Props Builder adalah ahli pembangun properti yang bertugas
membangun properti yang dibutuhkan oleh tampilan film atau video,

Gambar 7.7. Props Builder


Sumber: https://qrgo.page.link/CSnWM

42
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
k. Makeup Artist
MUA merupakan seniman yang bekerja dengan makeup, tatanan
rambut. Di dalam departemen ini kadang terdapat special effect make up
yang membuat efek-efek khusus untuk menciptakan karakter bagi aktor
yang akan muncul di layar. Departemen ini bertugas membuat
manipulasi tampilan aktor di layar agar mereka tampak tua, tampak
lebih muda atau beberapa kasus tampak mengerikan. Mereka
mengawasi segala order pakaian, mulai dari pengadaan barang,
merekrut staf, anggaran, dokumen, dan logistik.

Gambar 7.8. Make up Artist


Sumber: https://qrgo.page.link/ZogG3

Dari keterangan yang baru saja kalian baca, kalian bisa membayangkan,
betapa banyak potensi profesi kerja yang bisa kalian pelajari. Profesi tersebut
“hanya” dari divisi tata artistik saja.

AKTIVITAS MANDIRI

Susunlah daftar bagian dari tim produksi tata artistik, dan berikan ringkasan
singkat mengenai tugas dan tanggungjawabnya!

AKTIVITAS KELOMPOK

Buatlah kelompok yang masing-masing beranggotakan 3 orang. Carilah sampel


hasil pekerjaan dari masing-masing tim produksi tata artistik dalam bentuk
kumpulan tangkapan layar, sertakan sumber yang kalian pergunakan.

43
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
4. Produksi Tata Artistik
Rose Lagacé (2019) menyampaikan bahwa art department adalah divisi kru
produksi film atau televisi yang berurusan dengan seni visual. Departemen
art menciptakan tampilan keseluruhan dengan bekerja di bawah
manajemen direktur seni yang mengawasi, atau direktur seni, dan
bersama-sama mereka bertanggung jawab untuk mengatur dan membuat
setiap set dan elemen set seperti yang dirancang oleh Production Designer
yang bekerjasama langsung dengan sutradara, produser, dan showrunner
dalam hal pertelevisian.

Bagaimanakah proses kerja tata artistik? Ada beberapa tahapan yang harus
dikerjakan yang dibagi ke dalam tahapan:
a. Pra-produksi
▪ Koordinasi
▪ Membaca skenario
▪ Menganalisa
▪ Riset
▪ Mencari referensi
▪ Membuat Konsep dan Desain
▪ Hunting
▪ Menyiapkan elemen visual (breakdown)
▪ Membuat anggaran & work-flow
b. Produksi
Tim kerja artistik sudah harus siap dengan segala unsur-unsur tata
artistik untuk proses pengambilan gambar dilokasi.
▪ Koordinasi
▪ Melaksanakan
▪ Memperhatikan continuity
▪ Menjaga work flow
▪ Eksekutor kebutuhan visual
c. Pasca produksi
▪ Membuat dan melaporkan laporan pengeluaran anggaran artistik.
▪ Memastikan semua unsur visual telah terekam untuk kebutuhan
pascaproduksi/ editing.

44
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
▪ Mengembalikan semua elemen visual seperti sedia kala, baik
dilokasi tempat kerja maupun melaporkan elemen visual kepada
produksi/pemilik jika ada penyewaan atau pembelian.
▪ Memberikan bahan atau membuat rancangan untuk pembuatan
poster film (opening dan credit title) dan dikoordinasikan dengan
pihak produser dan sutradara.

AKTIVITAS MANDIRI

Jelaskan secara ringkas mengenai beberapa tahapan yang harus dikerjakan pada
proses kerja tata artistik.

AKTIVITAS KELOMPOK

Buatlah kelompok yang masing-masing beranggotakan 3 orang.


Buka tautan https://qrgo.page.link/k7GwA atau kalian bisa
memindai QR Code yang tersedia.

Buatlah resume dari tautan yang kalian pelajari dalam bentuk deskripsi, yang
berisi ringkasan “bagaimana artistik bisa membangun realitas dalam sebuah
film”

C. RANGKUMAN
1. Tata artistik berarti penyusunan segala sesuatu yang melatarbelakangi
cerita film yakni berhubungan dengan pemikiran tentang setting
(tempat dan waktu berlangsungnya cerita dalam film).
2. Unsur sinematik mempunyai berbagai bagian pembentuk seperti:
a. Mise‐en‐scene
b. Sinematografi
c. Editing
d. Suara
3. komponen dari Mise en scene:
a. Setting (set & props)
b. Lighting.
45
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
c. Costume & Hair and Make up
d. Acting.
4. beberapa bagian dari organisasi produksi adalah:
a. Desainer Produksi/Production Designer
b. Art Director
c. Asisten Art Director
d. Desainer Set
e. Graphic Designer
f. Set Decorator
g. Buyer Atau Runner
h. Set Dresser
i. Props Master
j. Props Builder
k. Makeup Artist
l. Wardrobe

D. REFLEKSI

Setelah kalian mempelajari semua materi pada bab ini, saatnya kalian
merefleksikan hasil belajar kalian dengan mencentang pada kolom
pemahaman. Kalian bisa mencentang pada kolom “ya”, jika kalian sudah
memahami materi yang kalian pelajari dan mencentang belum untuk materi
yang belum kalian pahami, sehingga perlu mengulangnya kembali.

Materi yang telah saya pelajari Pemahaman Saya


Ya Belum
Dasar tata artistik
Mise en scene
Organisasi produksi tata artistik
Produksi tata artistik

Apa upaya kalian untuk menguasai yang belum kalian kuasai?

46
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Sebutkan hal yang menarik dari aktivitas pembelajaran yang sudah
kalian lakukan! Berikan alasannya!

Sebutkan hal yang tidak menarik dari aktivitas pembelajaran yang


sudah kalian lakukan! Berikan alasannya!

E. ASESMEN

Asesmen yang dilakukan untuk pembelajaran pada bab 6 ini adalah


Asesmen Non Tes dan Tes.
Asesmen Non Tes
a. Portofolio
Portofolio kalian berupa berupa laporan hasil diskusi kelompok,
laporan hasil observasi industri yang telah kalian lakukan.
b. Proyek Sederhana
Proyek sederhana ini merupakan langkah awal kalian untuk
membangun motivasi menguatkan mimpi dan harapan dalam bidang
broadcasting dan perfilman.

Asesmen Tes
Asesmen tes berupa soal uraian dengan pertanyaan terbuka untuk
mengukur sejauh mana pemahaman kalian terhadap materi yang sudah
dipelajari.

Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat !


1. Menurut pendapat kalian, mengapa bagian tata artistik berperan
sangat besar dalam produksi film?

47
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
2. Sebutkan komponen mise en scene!
3. Sebutkan divisi kerja dalam departemen tata artistik!
4. Jelaskan mengenai look dan mood dari film jika ditinjau dari tata
artistik!
5. Berikan contoh hasil kerja dari seorang graphic designer dalam
produksi film!
6. Sebutkan proses kerja dari divisi tata artistik!

Susunlah kelompok kerja yang terdiri dari 4 siswa, mintalah contoh naskah
film kepada guru kalian. Selanjutnya, diskusikan dalam kelompok kalian untuk
membuat:
1. Breakdown naskah sederhana
2. Breakdown tata artistik
3. Denah lokasi
4. Floorplan
5. Sketsa set
6. Gambar perspektif set

F. PENGAYAAN
Materi mengenai tata arsistik, baik dalam industri produksi siaran radio,
televisi, maupun produksi film sangat beragam. Berbagai posisi kerja juga
bervariasi, hanya dari divisi tata artistik. Dalam pekerjaan tata artistik,
selain alur yang berupa prosedur kerja, bermacam dokumen untuk
mempersiapkan kerja tata artistik juga bisa dipelajari untuk membuat karya
sederhana. Berikut beberapa sumber yang bisa kalian pergunakan untuk
memperluas cakrawala keilmuan kalian mengenai hal tersebut. Kalian bisa
mengakses link yang tersedia, atau juga bisa memindai QR Code yang ada.
Selamat belajar.

https://qrgo.page.link/CSnWM https://qrgo.page.link/ZogG3

48
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Berikut bisa kalian pelajari contoh-contoh dari dokumen tata artistik

Gambar 7.9. Sketsa Set Design film “Hugo”


Sumber: https://qrgo.page.link/eyNP6

Gambar 7.10. Floorplan film “Panic Room”


Sumber: https://qrgo.page.link/WvEd5

49
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Gambar 7.11. Contoh breakdown sheet
Sumber: https://qrgo.page.link/gZmwx

Gambar 7.12. Desain Kostum film


Sumber: https://qrgo.page.link/aYrwV
50
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
2021
Buku Teks Siswa Dasar-Dasar Broadcasting dan Perfilman | Dasar Tata Suara
SMK/MAK Kelas X Semester 2

Penulis: Ady Wicaksono, Niko Arya Surya Nagra


ISBN:

BAB 8

DASAR TATA SUARA

51
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
PETA KONSEP
MATERI PELAJARAN

Hai, siswa-siswa Indonesia yang sehat, gembira, kreatif, dinamis dan penuh
determinasi!

Semangat yang luar biasa adalah kunci supaya kalian semua tetap semangat
belajar apapun keadaanya. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu
melimpahkan Rahmat, Karunia serta kesehatan kepada kita semua. Sebelum
kalian masuk ke materi pembelajaran, ada baiknya kalian pelajari dahulu peta
materi seperti tergambar dibawah. Peta materi tersebut merupakan runtutan
materi yang akan kalian pelajari pada bab 7 ini.

Dasar Tata Suara

Musik

DASAR Fungsi Suara


TATA SUARA
Teknis Dasar Suara

Produksi Tata Suara

Gambar 8.1. Peta Konsep Materi Pelajaran

52
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan menambah rujukan melalui kegiatan literasi, menggali informasi
secara offline dan online, berdiskusi dan bekerjasama dengan teman kalian,
serta mensimulasikan materi, diharapkan kalian mampu menganalisis tata
suara dasar dengan mengidentifikasi, mengklasifikasikan serta
mempraktekkan:
1. Dasar Tata Suara
2. Musik
3. Fungsi Suara
4. Teknis Dasar Suara
5. Produksi Tata Suara

Kegiatan belajar kalian merupakan kegiatan yang terintegrasi antara teori dan
praktik. Diharapkan, kalian mampu bekerjasama, melatih kedisplinan, cermat,
percaya diri dan teliti dalam menyelesaikan pembelajaran.

Pada bab 8 ini, kalian akan mempelajari unsur suara, musik, fungsi suara,
teknik dasar tata suara, dan manajemen produksi tata suara. Materi tersebut
seiring dengan perkembangan di bidang penyiaran radio, televisi dan produksi
film. Kalian juga akan menemukan kaitan materi dengan bagaimana
menerapkannya dengan cermat, teliti, bertanggungjawab, dan sesuai dengan
norma sosial disekitar kalian yang harus kita taati.

QUESTION Mengapa tata suara sangat penting dalam produksi siaran radio, atau
produksi televisi dan film?
Bagaimana proses kerja tata suara?
Videografi, sinematografi,
Mengapa proses pengolahancamera framing,
suara terlihat camera
rumit?
Kata Kunci
audio, musik, tata suara, film, radio, televisi

53
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
APERSEPSI

Gambar 8.2. Suasana syuting


Sumber: dokumen pribadi

Satu kelompok siswa sedang melaksanakan praktikum proses produksi


film. Segalanya nampak baik-baik saja saat pengambilan gambar. Lokasi
yang dipergunakan disewa sesuai kebutuhan dan riset kebutuhan naskah.
Talent diikat dengan kesepakatan untuk produksi, dan dokumen-dokumen
sudah disiapkan serta dipraktikkan sesuai prosedur. Property dan
kebutuhan artistik disiapkan sesuai dengan perencanaan. Pada saat pasca
produksi, ternyata terdapat beberapa kesalahan prosedur pengambilan
suara. Material audio yang terekam banyak yang rusak, hal ini
mengakibatkan banyak hambatan untuk menyelesaikan proses pasca
produksi. Beberapa shot terpaksa harus diambil ulang karena buruknya
kualitas audionya. Suara menganut prinsip-prinsip fisika mutlak, sehingga
perekaman suara tidak mentolerir adanya gangguan suara. Kesalahan pada
audio merupakan salah satu aspek yang sulit untuk diperbaiki saat proses
pasca produksi.

54
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
B. DASAR TATA SUARA
1. Dasar Tata Suara
a. Aspek Fundamental Suara
1) Pitch (Tinggi-Rendah Suara)
Frekuensi suara adalah komponen yang mengatur pitch, yang
menyebabkan pendengarnya bisa mendengar atau menangkap kesan
tinggi dan rendahnya suara. Suara dalam kehidupan manusia dan dalam
film merupakan nada yang rumit (complex tones) dan merupakan
kumpulan beberapa frekuensi yang berbeda.

Pitch berfungsi untuk membedakan banyak suara dalam film. Sebagai


contoh, antara musik dengan pembicaraan (speech), juga suara-suara
dari objek-objek yang berbeda sehingga memungkinkan untuk
diidentifikasi oleh penonton.

Suara dengan pitch rendah bisa menunjukkan sebuah benda yang


berongga lebih meyakinkan, misalnya sebuah pipa besar yang dipukul
dan suara benturannya bisa lebih meyakinkan penonton bahwa isi
benda tersebut adalah kosong (berongga). Sementara suara dengan
pitch tinggi seperti kuku yang menggaruk papan tulis kapur bisa
menunjukkan kesan permukaan papan tulis tersebut yang halus
ataupun kasar. Karena pitch suara sangat ditentukan oleh frekuensi,
maka biasanya penggolongan suara dalam pitch berdasarkan
frekuensinya, misalnya:

a) Low Frequency
Sering disebut dengan bass seperti pada suara guntur dan guruh,
frekuensi ini membuat suara terasa kuat dan hangat.
b) Midrange Frequency
Manusia paling sensitif dengan midrange frequency, misalnya
terdapat pada suara dering suara telpon dan membuat terasa lebih
berenergi.
c) High Frequency
Sering disebut dengan treble seperti pada suara bel kecil dan
cymbal. Frekuensi ini membuat suara terasa kuat dan hangat.

55
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Kehadiran suara memungkinkan penonton mendengar dengan jelas
serta memberikan rasa bahwa penonton sudah dekat dengan
sumber suara.

2) Loudness (Kuat-Lemah Suara)


Loudness tergantung pada intensitas dari stimulus. Sensitivitas manusia
terhadap frekuensi adalah pada tingkat midrange frequency, yaitu 250
Hz - 5000 Hz. Dalam rumah tangga yang terdapat alat pemutar musik,
loudness biasanya lebih dikenal dengan istilah volume.

Manipulasi loudness dalam film secara konsisten sering dikaitkan


dengan jarak yang dirasakan oleh penonton. Contohnya, dalam banyak
film jalan raya yang penuh kendaraan atau suasana sebuah pasar
umunya menggunakan suara yang ramai dan keras, namun ketika ada
dua orang bertemu dan mulai berbicara yang dibingkai dalam medium
shot, maka pembicaraan dua tokoh lebih keras dari pada latar
belakangnya yaitu kebisingan jalan raya atau pasar tadi.

3) Timbre
Timbre adalah kombinasi unik dari frekuensi dasar, harmoni dan nada
yang memberikan setiap suara, alat musik serta efek suara "warna" yang
unik dan karakter atau kualitas nada tertentu. Selain memanipulasi
loudness, pembuat film juga memanipulasi timbre secara terus-menerus.
Dengan cara ini, bagian-bagian dari track suara yang sedang diolah bisa
diperkaya. Dalam film Apocalypse Now (1979) karya Francis Ford
Coppolla, pada adegan pertempuran di parit, sang perancang suaranya,
Walter Murch memasukkan segala efek suara seperti angin, suara
jangkrik, gesekan dedaunan di hutan, suara gemercik air sungai, suara
senapan mesin dan sebagainya yang dipisahkan menjadi banyak track
suara. Dikarena timbre yang berbeda maka penonton bisa mendengar
suara yang begitu kaya dan dirasa realitis seperti kalau mereka berada
dalam ruang, waktu dan situasi yang sama.

56
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Sebagai komponen fundamental dari audio, loudness, pitch dan timbre
berinteraksi untuk menentukan tekstur suara secara keseluruhan produk
audio dan audio visual (televisi dan film).

b. Unsur-unsur Suara

1) Speech (Pembicaraan)
Speech diartikan sebagai suara yang keluar dari mulut manusia dengan
bentuk bahasa. Unsur-unsurnya terbagi menjadi:
a) Dialog
Pembicaraan dua orang atau lebih dan sumber suaranya itu
terlihat di layar dan ruang cerita. Dialog menjadi sarana yang
dominan untuk menyampaikan informasi.
b) Monolog
Pembicaraan satu orang dan sumber suaranya juga terlihat di layar
dan ruang cerita. Dalam sinetron atau telenovela, seringkali
terlihat di layar sang tokohnya berbicara sendiri.
Dalam kehidupan nyata sebenarnya monolog memang sering kita
lakukan, misalnya saat menunggu kawan dan yang ditunggu
belum juga datang, seringkali kita melakukan monolog, “mana sih
tuh anak ?”
c) Direct address
Pembicaraan yang dilakukan oleh satu orang yang seolah-olah
berbicara dengan penonton. Tentu saja sumber suaranya jelas
terlihat di layar apalagi ruang cerita. Misalnya pembawa acara di
televisi atau seseorang yang sedang diwawancara.
d) Narasi
Pembicaraan yang sumber suaranya tidak terlihat di layar maupun
di ruang cerita. Suara seolah-olah seperti suara yang dapat
menembus ruang dan waktu. Dalam film dokumenter dengan
gaya–pendekatan ekspositori serta film cerita yang berkisah
tentang biografi seseorang, narasi menjadi salah satu sarana
efektif.
e) Voice over
Pembicaraan yang sumber suaranya tidak terlihat di layar namun
ada di ruang cerita. Misalnya pada adegan dialog dimana yang
57
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
tampak di layar hanya Tokoh A yang sedang diam mendengarkan,
sedang suara yang diperdengarkan berasal dari Tokoh B yang
menjadi lawan bicaranya dan tidak tampak di layar.
f) Interior monolog
Pembicaraan yang sumber suaranya diasumsikan dari pikiran atau
perasaan si tokoh yang terlihat di layar. Adegan yang
menggunakan unsur suara ini misalnya seorang tokoh yang
sedang membaca surat atau seorang tokoh yang sedang mem-
batin karena disakiti orang lain.
Sekarang ini umumnya, pembuat film yang mengklasifikasikan
Narasi, Voice Over dan Monolog Interior sebagai unsur suara yang
sama. Biasanya disebut dengan Voice Over (V.O) atau sering pula
yang menyebutnya dengan istilah Off-Screen Sound (O.S). Istilah
mana yang akan digunakan, sesungguhnya tidak ada teori yang
mengikat, hanya saja sebaiknya sebelum memulai produksi para
pembuat film beserta kru-nya menyamakan peristilahan agar tidak
terjadi kerancuan yang bisa jadi merugikan produksi itu nantinya.
g) Ambience
Ambience adalah suara latar yang hadir di dalam adegan atau
scene untuk menunjukan tempat (lokasi). Misalnya, suara ombak
akan menginterprestasikan laut atau pantai. Kemudian
suara burung-burung akan diinterpretasikan sebagai pedesaan,
pegunungan, atau suasana pagi. Fungsi dari adanya ambient
sound sangat penting di dalam produksi suara film, selain untuk
menunjukan tempat dapat pula berfungsi
sebagai kesinambungan suara pada adegan film. Hal yang sangat
penting dari ambience adalah untuk membangun mood.

2) Efek Suara
Efek suara secara sederhana diartikan sebagai suara yang tidak sengaja
dibuat oleh manusia. Misalnya suara korek api jatuh, suara sepatu yang
menjejak di lantai, suara bantingan pintu, suara angin dan sebagainya.
Bentuk paling luas dari efek suara ini disebut room tone (bila di dalam
ruang tertutup) atau atmosfer pada ruang yang tidak terbatas. Efek
bisa membuat realitas ruang di dalam film menjadi lebih kuat.

58
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
a) Sumber Efek Suara
Efek suara dalam film bisa berasal dari 3 sumber:
1) Production sound, yaitu efek suara yang direkam dilapangan.
Yang direkam bersaman dengan gambar, ataupun juga yang
direkam tersendiri disaat tidak sedang dilakukan shooting atau
pengambilan gambar.
2) Foley, yaitu efek suara yang direkam pada tahap paska produksi
mengikuti gambar.
3) Sound library, yaitu kumpulan efek suara yang sudah direkam
sebelumnya yang dijual dan bisa dipergunakan dengan bebas
dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh penjual sound
library.
b) Fungsi
Berdasarkan fungsinya, efek suara dibagi menjadi 2:
1) Efek fungsional, yaitu efek suara yang digunakan untuk
menambahkan efek dramatisasi didalam film.
2) Efek realitas, yaitu efek suara yang sumbernya berasal dari
dalam ruang adegan cerita, digunakan untuk menciptakan
realita didalam ruang cerita film.
c) Jenis Efek Suara
Berdasarkan jenisnya, efek suara dalam film dibagi menjadi 2:
1) Spot Effect, yaitu efek suara yang berasal dari suatu sumber suara
tertentu, misalnya suara pintu, suara ketukan, atau suara ban
pecah.
2) General Effect, yaitu efek suara yang berasal dari berbagai
sumber disuatu tempat, baik jauh maupun dekat, misalnya suara
didalam sebuah ruangan (room tone) ataupun suara lingkungan
(ambience/atmosphere).

AKTIVITAS MANDIRI

Jelaskan secara ringkas mengenai aspek fundamental suara dan unsur suara
dalam bentuk diagram mind map !

59
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
AKTIVITAS KELOMPOK

Buatlah kelompok yang terdiri dari masing-masing 3 siswa. Kemudian, tontonlah


film sesuai pilihan kalian. Deskripsikan judul film yang dimaksud, selanjutnya,
analisislah dan buatlah rincian mengenai unsur suara: 1. Speech dan jenisnya, 2.
Efek Suara dan jenisnya. Rincian yang dimaksud adalah, carilah masing-masing
sampelnya dengan menyebutkan pada detik keberapa sampel yang dimaksud
muncul.

2. Musik
Musik didalam film digunakan untuk menambahkan dramatisasi dalam
sebuah cerita. Apabila gambar dan suara yang ada sudah mampu
menampilkan efek dramatis, musik juga dapat dipergunakan untuk lebih
memperkuat efek tersebut. Karena dengan menggunakan musik, pembuat
film dapat mengendalikan emosi penonton dalam mengikuti cerita.
Kehadiran musik digunakan untuk merangsang dan mengarahkan
perasaan sesuai dengan apa yang dilihat secara visual : senang, sedih,
takut, tertekan, dan lain-lain. Sumber dramatis dari musik dalam sebuah
adegan dapat bersifat berkaitan dengan adegan, atau fungsional dan
realitas.

Gambar 8.3. Perekaman musik untuk film Star Wars


Sumber: https://qrgo.page.link/aTzaQ

60
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
a. Musik fungsional, yaitu musik yang digunakan untuk menambahkan
dramatisasi didalam film, yang berasal dari luar ruang adegan cerita,
biasa disebut musik ilustrasi. Musik yang didengar oleh penonton tidak
berasal dari sumber suara dalam adegan maupun didengar oleh
karakter dalam adegan.
b. Musik realitas, yaitu musik yang berasal dari dalam ruang adegan
cerita. Fungsinya untuk menciptakan kesan realita, contohnya musik
ketika tokoh berada di diskotik. Dalam hal ini, musik yang didengar oleh
penonton juga didengar oleh karakter dalam film.

Pada prosesnya musik dibuat tetap dibimbing oleh composer, sedangkan


pemain orkestra memainkan musik sesuai komposisi ilustrasi musik film
yang telah dibuat notasi instrumennya oleh composer. Musik kemudian
direkam dalam multi-track untuk kemudian diolah dan dicampur (mixing).

AKTIVITAS MANDIRI
Buatlah ringkasan mengenai nilai penting dari efek yang ditimbulkan dari
keberadaan musik pada drama radio, siaran televisi dan film. Ringkaslah
pendapatmu dalam 1 (satu) paragraph.

AKTIVITAS KELOMPOK

Buatlah kelompok yang masing-masing beranggotakan 3 orang. Pilihlah film


untuk ditonton kelompok kalian. Kemudian buatlah hasil observasi yang berisi
contoh dari penerapan musik fungsional dan music realitas dalam film.

61
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
3. Fungsi Suara

Gambar 8.4. Perekaman suara dengan boom


Sumber: https://qrgo.page.link/KBVTf

a. Realitas
Artinya bila ada gambar sebuah adegan, maka wajib ada suara yang
berasal dari adegan tersebut. Contoh yang sederhana adalah ketika
sebuah pistol ditembakkan, maka suara letusannya harus
diperdengarkan atau ketika ada buku yang sedang dibuka, maka sekecil
apapun suaranya harusnya diperdengarkan.
b. Gambar Tidak Efektif
Bila ada sebuah adegan seseorang yang patah hati lalu kita cuma punya
shot CU tokoh yang sedang terdiam, maka sampai kapanpun penonton
tidak akan tahu mengapa si tokoh sedih, sehingga kita perlu suara
(misalnya monolog interior) agar lebih jelas.
c. Gambar Tidak Efisien
Bila ada sebuah adegan yang sebenarnya kalau menggunakan suara
hanya membutuhkan durasi 3 detik, padahal kalau kita menggunakan
gambar butuh 4 menit. Maka kita harus selektif dalam memilih
penggunaan gambar atau suara sesuai dengan kebutuhan.
d. Pembentuk Ruang
Bila ada sebuah adegan di dalam sebuah kelas, lalu backsound-nya
ditambah dengan suara ombak dari kejauhan, maka kesan penonton
adalah bahwa sekolah tersebut dekat dengan pantai.

62
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
e. Pembentuk Waktu
Ada suara-suara yang dapat menunjukkan waktu dalam kehidupan
manusia baik secara universal ataupun secara lokal. Misalnya suara
kokok ayam, suara adzan dan yang lainnya.
f. Pembentuk Suasana & Dramatik
Kita dapat menambah suara seperti musik atau efek untuk lebih
menambah dramatik misalnya suara derit pintu di film-film horor atau
musik orkestra yang pelan pada adegan perang.

4. Teknis dasar Tata Suara


a. Alat Perekam Suara
Dalam pembuatan konten audio visual sekarang ini, perekaman suara
lebih banyak dilakukan terpisah dari perekaman gambar. Hal ini
menyebabkan para pembuat konten audio visual membutuhkan alat
perekam sesuai kebutuhan efektivitas dan efisiensi.
1) Quarter Inch (¼ Inci) Recorder
Alat perekam ini masih analog dan memang menggunakan pita yang
lebarnya ¼ inci dan awalnya dibuat untuk kebutuhan pembuatan film
dokumenter yang sangat mobile.

Gambar 8.5. Pita perekam suara ¼ Inch


Sumber: https://qrgo.page.link/YmXAG

63
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
2) Digital Audio Tape (DAT)
Diperkenalkan oleh
perusahaan Sony pada tahun
1987, namun baru digunakan
dalam produksi film di
Indonesia pada pertengahan
1990-an.

Gambar 8.6. Pita perekam suara DAT


Sumber: https://qrgo.page.link/1xE9y
3) Sound Device
Alat ini menjadi lebih efisien karena meniadakan bahan material dan
hanya menggunakan tempat penyimpan data (data storage).

4) Handy Digital Recorder


Alat ini adalah perkembangan
mutakhir dari teknologi
perekam suara digital, sebab
selain bisa digenggam oleh
tangan, juga mampu
dikoneksikan dengan
mikrofon profesional.

Gambar 8.7. Handy Digital Recorder


Sumber: https://qrgo.page.link/ABVxC

b. Mikrofon
Bila diibaratkan alat perekam suara adalah badan kamera maka
mikrofon layaknya lensa. Jadi dari mikrofon-lah suara–suara dari alam itu
diteruskan untuk disimpan di dalam medium tertentu melalui alat
perekam suara.
1) Jenis Mikrofon
Jenis mikrofon sebenarnya beragam, dari jenis ribbon, karbon,
piezoelectric, fiber optic, laser, liquid dan dan yang lain. Namun ada
dua jenis mikrofon yang dominan digunakan dalam pembuatan
konten untuk radio, televisi dan film, yaitu :
64
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
a) Dynamic
Mikrofon yang hanya bergantung pada membran dalam
mengubah getaran suara menjadi gelombang elektro-magnetik.
Penangkapan suara dari mikrofon jenis ini bersifat normal atau
seperti apa yang telinga kita dengarkan.
b) Condenser
Mikrofon jenis menggunakan energi listrik (DC) dalam mengubah
getaran suara menjadi elektro-magnetik, sehingga suara yang
ditangkap dapat lebih dikuatkan. Ciri-ciri mikrofon ini adalah
sangat peka terhadap suara.
Bila dianalogikan dengan lensa, maka jenis dynamic seperti lensa
normal sedangkan jenis condenser seperti jenis lensa tele-photo.
2) Arah Penangkapan Mikrofon
Arah penangkapan mikrofon juga harus kita ketahui agar dapat
memaksimalkan suara yang kita dapat. Bagaimanapun hasil akhir
pengolahan suara pada sebuah film sangat ditentukan oleh hasil
suara yang prima yang didapat dari lapangan.
a) Uni-Directional
Penangkapan mikrofon hanya dari satu arah saja.
b) Bi-Directional
Penangkapan mikrofon dari dua arah
c) Omni-Directional
Penangkapan mikrofon dari berbagai arah

5. Produksi Tata Suara


Menurut Achlina dan Suwandi (2011) dalam Kusumawati dkk (2017), audio
engineer/sound supervisor, audio operator adalah orang yang bertanggung
jawab soal teknik dan artistik tata suara, control audio level, balance, serta
kualitas semua aspek penyuaraan baik pada saat rehearsal, live ataupun
tapping, maupun pada saat pasca produksi. Berdasarkan teori diatas dapat
disimpulkan bahwa seorang penata suara memiliki tugas untuk merekam,
mengontrol power vokal, artikulasi, intonasi, atmosphere, efek suara, dan
noise yang terjadi di sekitar lokasi shooting pada saat produksi berlangsung.

65
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Tanggungjawab produksi tata suara diletakkan pada seorang sound
engineer. Sound engineer bertugas melakukan penelitian, perancangan,
dan perawatan terhadap produk audio agar menghasilkan suara yang
berkualitas. Soundman bertugas mengoperasikan produk sound system
agar proses perekaman audio berjalan dengan baik. Karena memiliki esensi
yang bertolak belakang dan berbeda, soundman dan sound engineer juga
memiliki kemampuan dasar yang berbeda pula.

Soundman harus memiliki kemampuan dan teori dasar yang mumpuni


untuk mengoperasikan perangkat tata suara dengan baik (dalam hal ini,
tanpa gangguan teknis). Kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah
teknis ketika sedang bertugas juga wajib dimiliki.

Selanjutnya, bagaimanakah tim dari produksi tata suara ini


diorganisasikan?. Berikut kalian bisa mempelajari divisi kerja dari
departemen tata suara.

a. Sound Designer
Bertanggung jawab untuk efek-efek audio saat tahap pasca-produksi
film. Diperlukan kreasi yang hebat untuk mampu menghidupkan
gambar-gambar visual dengan audio yang sesuai dan harmonis tentunya
dengan suasana plot cerita.
b. Dialogue Editor.
Bertanggung jawab untuk merangkai dan mengubah bunyi dialog di
semua adegan film, sesuai dengan naskah.
c. Sound Editor
Sound Editor bertanggung jawab untuk mengubah dan merangkai
semua efek suara dalam film.
d. Re-recording
Editor suara yang bertanggung jawab menyatukan seluruh adegan
visual yang sudah ditetapkan hasilnya dengan segala efek suara yang
sudah diedit, ke dalam satu media.
e. Music Supervisor
Bertugas mengawasi perkerjaan yang dilakukan sound designer dan
composer.
f. Composer
Komposer bertanggung jawab untuk menulis musik untuk film.
66
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
g. Foley Artist
Foley artist adalah orang yang menciptakan banyak efek suara
lingkungan untuk sebuah film.
h. Mixing engineer
Bertugas untuk melakukan mixing audio multitrack.
i. Mastering engineer
Bekerja menggunakan stereo track, melakukan pekerjaan akhir dari
proses perekaman yang dilakukan sebelum hasil audio tersebut
digandakan.

Bagaimanakah proses kerja tata suara? Ada beberapa tahapan yang harus
dikerjakan yang dibagi ke dalam tahapan:
a. Pra-produksi
Merupakan salah satu tahap dalam proses produksi program acara atau
produksi film. Dalam bentuk sederhana, dalam tahap ini dilakukan
berbagai persiapan pembuatan program, yaitu :
1) Analisis naskah
Dilakukan dengan membaca dan menandai script untuk
membentuk ide dasar audio. Hal ini untuk mmberikan masukan
kepada sutradara.
2) Membangun tim.
Menyusun tim untuk tata suara, termasuk didalamnya tim untuk pra
produksi yang terlibat dalam riset awal saat hunting. Hal ini juga
penting untuk membangun hubungan antar tim.
3) Melakukan hunting lokasi atau location visit.
Hal ini dilakukan untuk meneliti kemungkinan hambatan dan
memecahkan masalah suara. Kegiatan ini juga dilakukan untuk
mencari peluang perencanaan blocking audio dan perekaman sound
effect serta atmosfir suasana di lokasi.
4) Desain suara pra produksi
Beberapa suara mungkin perlu dibuat sebelum produksi dimulai,
untuk dimainkan di lokasi syuting untuk isyarat aktor atau untuk
memenuhi persetujuan Direktur pada saat Pasca Produksi dimulai
Mendata peralatan teknis alat apa sajakah yang dibutuhkan untuk
perekam suara di lokasi.
67
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
b. Produksi
Tim kerja tata suara sudah harus siap dengan segala equipment dan
prosedur kerja untuk proses pengambilan suara dilokasi.
1) Production Sound Mixer
Kepala departemen suara di lokasi syuting, bertanggung jawab
untuk merekam semua suara selama syuting. Ini melibatkan
pemilihan mikrofon, pengoperasian perangkat perekam suara, dan
terkadang pencampuran sinyal audio secara real time.
2) Operator Boom
Operator boom bertanggung jawab atas penempatan dan
pergerakan mikrofon selama pembuatan film.
3) Sound Assistant
Teknisi utilitas suara (sound assistant) adalah asisten siap pakai
untuk mixer suara produksi dan boom operator. Sound Assistant
diistilahkan sebagai best boy departemen tata suara. Tim ini
bertugas pula untuk menangani pengaturan peralatan,
penempatan, dan pemeliharaan serta logistik spontan untuk
mengakomodasi kondisi perekaman tertentu.

c. Pasca produksi
1) Picture Lock
Tidak ada pekerjaan pasca produksi untuk tata suara yang dapat
dimulai pada track suara sebelum tahapan picture lock dicapai.
Tahapan picture lock adalah tonggak sejarah ketika sutradara atau
produser secara resmi menandatangani hasil edit. Seharusnya tidak
ada perubahan pada gambar setelah tahapan picture lock. Jika
perubahan dibuat pada gambar, perancang suara dan komposer
harus mengatur ulang dan mengatur ulang pekerjaan mereka.
2) Mastering Dialogue
Meskipun pada saaat perekaman suara di lokasi diusahakan untuk
menangkap jalur dialog yang bersih dan kuat, banyak lingkungan
produksi yang kurang ideal. Hums, pops dan noise atau kebisingan
lainnya mungkin masuk ke track suara dan perlu dibersihkan melalui
penggunaan filter atau pemerataan.
68
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
3) Sound Design
Tahapan untuk menentukan penempatan musik dan efek, serta
menemukan atau membuat semua efek suara yang diperlukan.
4) Music Composition
Komposer harus bisa mendapatkan pembacaan emosional yang
kuat tentang apa yang terjadi di layar dan mampu memberikan
nuansa musik yang menambah emosi film. Meskipun seorang
komposer biasanya bekerja sendiri jauh dari tim pasca produksi
lainnya, mereka akan memiliki banyak pengaruh pada keseluruhan
nuansa gambar dan dampak emosional pada penonton.
5) Mixing
Merupakan langkah penting dalam proses pasca produksi tata
suara. Tahapan ini merupakan salah satu tahapan yang
membutuhkan perhatian besar dan kepekaan yang baik. Mixing
melibatkan pengaturan tingkat volume relatif dari semua track
suara. Mixing adalah bagian dari proses bercerita, sehingga hal ini
bukan hanya bersifat teknis. Musik atau efek suara dapat
memainkan peran karakter dalam adegan. Tingkat volume track
suara juga dapat memberi tahu penonton jarak relatif karakter
terhadap sudut kamera saat ini.
6) Mastering (sweetening)
Seperti mixing, mastering adalah bagian dari teknik dan bagian seni
dan membutuhkan kepekaan telinga yang baik dan mungkin yang
lebih penting, kepekaan seni yang baik. Audio Pasca Produksi adalah
langkah yang paling sering mendapat tekanan dan paling sedikit
mendapat perhatian. Ini adalah tahap yang paling banyak
kehilangan waktu yang terbuang pada tahap awal proses, dan
paling menderita karena perencanaan yang buruk dan kurangnya
pengalaman.

AKTIVITAS MANDIRI

Jelaskan secara ringkas mengenai beberapa tahapan yang harus dikerjakan pada
proses kerja tata suara

69
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
AKTIVITAS KELOMPOK

Buatlah kelompok yang masing-masing beranggotakan 4 orang. Buatlah resume


materi kalian pelajari dalam bentuk deskripsi, yang berisi ringkasan “bagaimana
penataan suara bisa mempengaruhi ruang dan waktu dalam penceritaan, baik
pada produksi radio, televisi dan film”. Jelaskan hasil analisis kalian dalam bentuk
presentasi yang memuat divisi kerja dan proses tahapan produksi tata suara

C. RANGKUMAN

1. Aspek Fundamental Suara


a. Pitch (Tinggi-Rendah Suara)
b. Loudness (Kuat-Lemah Suara)
c. Timbre
2. Unsur-unsur Suara
a. Speech
b. Dialog
c. Monolog
d. Direct address
e. Narasi
f. Voice over
g. Interior monolog
h. Ambience
3. Efek Suara
Efek suara secara sederhana diartikan sebagai suara yang tidak sengaja
dibuat oleh manusia.
4. Musik
Musik didalam film digunakan untuk menambahkan dramatisasi dalam
sebuah cerita. Apabila gambar dan suara yang ada sudah mampu
menampilkan efek dramatis, musik juga dapat dipergunakan untuk lebih
memperkuat efek tersebut.
5. Fungsi Suara
a. Realitas
70
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
b. Gambar Tidak Efektif
c. Gambar Tidak Efisien
d. Pembentuk Ruang
e. Pembentuk Waktu
f. Pembentuk Suasana & Dramatik
6. Teknis dasar Tata Suara
Dalam pembuatan konten audio visual sekarang ini, perekaman suara lebih
banyak dilakukan terpisah dari perekaman gambar. Hal ini menyebabkan
para pembuat konten audio visual membutuhkan alat perekam sesuai
kebutuhan efektivitas dan efisiensi.
7. Produksi Tata Suara
Sound engineer bertugas melakukan penelitian, perancangan, dan
perawatan terhadap produk audio agar menghasilkan suara yang
berkualitas. Soundman bertugas mengoperasikan produk sound system
agar proses perekaman audio berjalan dengan baik. Karena memiliki esensi
yang bertolak belakang dan berbeda, soundman dan sound engineer juga
memiliki kemampuan dasar yang berbeda pula. Beberapa pekerjaan di
bidang tata suara adalah:
a. Sound Designer
b. Dialogue Editor.
c. Sound Editor
d. Re-recording
e. Music Supervisor
f. Composer
g. Foley Artist
h. Mixing engineer
i. Mastering engineer
8. Proses kerja tata suara terdapat beberapa tahapan yang harus dikerjakan:
a. Pra-produksi
1) Analisis naskah
2) Membangun tim.
3) Melakukan hunting lokasi atau location visit.
4) Desain suara pra produksi
b. Produksi
1) Production Sound Mixer
71
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
2) Operator Boom
3) Sound Assistant
c. Pasca produksi
1) Picture Lock
2) Mastering Dialogue
3) Sound Design
4) Music Composition
5) Mixing
6) Mastering (sweetening)

D. REFLEKSI

Setelah kalian mempelajari semua materi pada bab ini, saatnya kalian
merefleksikan hasil belajar kalian dengan mencentang pada kolom
pemahaman. Kalian bisa mencentang pada kolom “ya”, jika kalian sudah
memahami materi yang kalian pelajari dan mencentang belum untuk materi
yang belum kalian pahami, sehingga perlu mengulangnya kembali.

Materi yang telah saya pelajari Pemahaman Saya


Ya Belum
Dasar tata suara
Musik
Fungsi suara
Teknis dasar tata suara
Produksi tata suara

Apa upaya kalian untuk menguasai yang belum kalian kuasai?

72
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Sebutkan hal yang menarik dari aktivitas pembelajaran yang sudah
kalian lakukan! Berikan alasannya!

Sebutkan hal yang tidak menarik dari aktivitas pembelajaran yang


sudah kalian lakukan! Berikan alasannya!

E. ASESMEN

Asesmen yang dilakukan untuk pembelajaran pada bab 8 ini adalah


Asesmen Non Tes dan Tes.
Asesmen Non Tes
a. Portofolio
Portofolio kalian berupa berupa laporan hasil diskusi kelompok,
laporan hasil observasi industri yang telah kalian lakukan.
b. Proyek Sederhana
Proyek sederhana ini merupakan langkah awal kalian untuk
membangun motivasi menguatkan mimpi dan harapan dalam bidang
broadcasting dan perfilman.

Asesmen Tes
Asesmen tes berupa soal uraian dengan pertanyaan terbuka untuk
mengukur sejauh mana pemahaman kalian terhadap materi yang sudah
dipelajari.

Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat !


1. Menurut pendapat kalian, mengapa bagian tata suara berperan
sangat besar dalam produksi konten radio, televisi, dan produksi film?

73
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
2. Sebutkan komponen unsur suara!
3. Sebutkan dan jelaskan secara ringkas fungsi suara!
4. Apakah perbedaan pitch dan timbre?
5. Jelaskan analogi dari loudness pada kehidupan sehari-hari!
6. Sebutkan divisi kerja dalam departemen tata suara!
7. Jelaskan bagaimana aspek suara bisa mempengaruhi mood dari
produksi radio?
8. Jelaskan bagaimana aspek suara bisa mempengaruhi mood dari
produksi televisi?
9. Jelaskan bagaimana aspek suara bisa mempengaruhi mood dari
produksi film?
10. Berikan contoh hasil kerja dari seorang sound designer dalam
produksi:
a. Acara radio
b. Program televisi
c. Film
11. Sebutkan proses kerja dari divisi tata suara!

Susunlah kelompok kerja yang terdiri dari 4 siswa, mintalah contoh naskah
iklan radio, atau naskah program televisi, atau naskah film (1 scene) kepada
guru kalian. Selanjutnya, diskusikan dalam kelompok kalian untuk membuat:
1. Breakdown tata suara
2. Riset ambience yang sesuai untuk naskah tersebut
3. Riset musik yang sesuai untuk naskah tersebut

F. PENGAYAAN
Materi mengenai tata suara, baik dalam industri produksi siaran radio,
televisi, maupun produksi film sangat beragam. Berbagai posisi kerja juga
bervariasi, hanya dari divisi tata suara Pekerjaan dibidang tata suara
membutuhkan kepekaan baik teknis maupun artistik. Banyak materi
tambahan yang bisa kalian pelajari untuk memperluas cakrawala keilmuan
kalian di bidang tata suara. Kalian bisa mengakses link yang tersedia, atau
juga bisa memindai QR Code yang ada. Selamat belajar.

74
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Gambar 8.8. Form ilustrasi audio
Sumber: https://qrgo.page.link/uyLnk

Gambar 8.9. Form treatment audio


Sumber: https://qrgo.page.link/uyLnk
75
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
76
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
2021
Buku Teks Siswa Dasar-Dasar Broadcasting dan Perfilman | Editing Dasar
SMK/MAK Kelas X Semester 2

Penulis: Ady Wicaksono, Niko Arya Surya Nagra


ISBN:

BAB 9

EDITING DASAR

77
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
PETA KONSEP
MATERI PELAJARAN

Hai, siswa-siswa Indonesia yang sehat, gembira, kreatif, dinamis dan penuh
determinasi!

Semangat yang luar biasa adalah kunci supaya kalian semua tetap semangat
belajar apapun keadaanya. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu
melimpahkan Rahmat, Karunia serta kesehatan kepada kita semua. Sebelum
kalian masuk ke materi pembelajaran, ada baiknya kalian pelajari dahulu peta
materi seperti tergambar dibawah. Peta materi tersebut merupakan runtutan
materi yang akan kalian pelajari pada bab 9 ini.

Pengertian dan Sejarah

Definisi
EDITING
DASAR Konsep Editing

Proses Produksi Editing

Gambar 9.1. Peta Konsep Materi Pelajaran

78
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan menambah rujukan melalui kegiatan literasi, menggali informasi
secara offline dan online, berdiskusi dan bekerjasama dengan teman kalian,
serta mensimulasikan materi, diharapkan kalian mampu menganalisis editing
dasar dengan mengidentifikasi, mengklasifikasikan serta mempraktekkan:
1. Pengertian dan Sejarah editing
2. Definisi
3. Konsep Editing
4. Proses Editing

Pada bab 9 ini, kalian akan mempelajari pengertian dan sejarah editing,
definisi yang ada dalam editing, konsep editing, serta proses editing. Materi
tersebut seiring dengan perkembangan di bidang penyiaran radio, televisi dan
produksi film. Diharapkan, kalian akan mampu menjelaskan sifat dan
karakteristik audio dan video sebagai bahan digital untuk diolah melalui
software. Kalian diharapkan mampu memahami organisasi file serta prosedur
editing data digital dari material audio video. Simulasi diberikan secara
mendasar untuk memberikan pemahaman mengenai sifat data digital dari
material audio video. Kalian akan melaksanakan kegiatan belajar dengan
cermat, mampu berkomunikasi dengan baik, teliti, dan bertanggung jawab.

QUESTION Apa saja yang dikerjakan seorang editor?


Mengapa seorang editor dikatakan sebagai sutradara kedua?
Mengapa proses
Videografi, pengolahancamera
sinematografi, suara terlihat
framing,rumit?
camera
Kata Kunci
audio, musik, tata suara, film, radio, televisi

79
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
APERSEPSI

Gambar 9.2. Timeline editing Film Avenger: Invinity War


Sumber: https://qrgo.page.link/thk5R

Benar, yang kalian lihat pada gambar diatas adalah timeline pada software
editing. Yang menarik adalah, jika kalian cermati, ada banyak sekali
potongan-potongan clip. Kalian bisa membayangkan berapa banyak waktu
yang harus disediakan untuk mendapatkan susunan potongan-potongan
clip tersebut hingga tersusun sedemikian rupa. Mungkin nampak ruwet
dan membingungkan. Yang kalian lihat pada gambar diatas adalah timeline
editing film Avenger: Invinity War, tentunya kalian tidak asing dengan film
besar tersebut. Editing dalam sebuah film adalah suatu cara
menyampaikan sebuah cerita dalam film melalui setiap sambungan shot-
shotnya. Dengan shot yang tersusun dalam keseluruhan film, bertujuan
membuat penonton untuk merasakan kebahagiaan, kesedihan, ketakutan
serta kelucuan yang terpaparkan melalui cerita yang terjalin dari shot
pertama hingga terakhir pada film tersebut.

80
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
B. DASAR EDITING
1. Pengertian dan Sejarah
a. Pengertian
Menurut Thomson (2009), editing untuk film adalah proses mengatur,
meninjau, memilih, dan merakit gambar dan suara "rekaman" yang
diambil selama produksi. Hasil dari upaya penyuntingan ini harus berupa
cerita atau presentasi visual yang bermakna yang sedekat mungkin
dengan pencapaian tujuan di balik aslinya. Maksud dati pekerjaan ini
adalah untuk menghibur, menginformasikan, menginspirasi.
Menyunting, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti menyusun
atau merakit (film, pita rekaman) dengan cara memotong-motong dan
memasang kembali.

Penyuntingan gambar memiliki manfaat psikologis untuk mencapai


berbagai efek, untuk membantu bercerita, memprovokasi ide, atau
perasaan atau untuk menarik perhatian sebagai elemen-elemen bentuk
sinematik.

Editing dalam sebuah film adalah suatu cara menyampaikan sebuah


cerita dalam film melalui setiap sambungan shot-shotnya. Dengan shot
yang tersusun dalam keseluruhan film, bertujuan membuat penonton
untuk merasakan kebahagiaan, kesedihan, ketakutan serta kelucuan
yang terpaparkan melalui cerita yang terjalin dari shot pertama hingga
terakhir pada film tersebut.

Seorang editor harus memiliki dasar pengetahuan dalam mengedit yang


baik dan benar. Secara umum berhubungan dengan teknis
perlengkapan editing; komputer, software editing dan peralatan
pendukungnya, serta bertanggung jawab atas manajemen data dan
materi editing serta elemen pendukung dalam editing .

Seorang editor dituntut memiliki sense of story telling (kesadaran/rasa


/indra penceritaan) yang kuat. Dengan sense of story telling yang kuat,
editor akan mengerti konstruksi dari struktur cerita yang menarik, serta
kadar dramatik yang ada di dalam shot-shot yang disusun dan mampu

81
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
memberi kesinambungan aspek emosionalnya dan membentuk irama
adegan/cerita tersebut secara tepat dari awal hingga akhir film.

b. Sejarah Editing
a. Louis dan August Lumière
Louis dan August Lumière pertama kali mempublikasikan film nya
yang berjudul ‘The Arrival Of A Train’ di Grand Cafe, Paris, Perancis ada
tahun 1895. Pada saat itu penonton berhamburan dari gedung
bioskop karena menyangka kereta akan menabrak mereka. Film ini
hanya terdiri dari satu shot saja, dengan kata lain film itu terdiri dari
satu shot, satu scene, satu sequence dan akhirnya menjadi satu film.

Gambar 9.3. The Arrival of a Train


Sumber: https://qrgo.page.link/1MLsG

b. Georges Méliès
Pada tahun 1903, seorang sutradara teater dan seorang pesulap yang
bernama Georges Méliès, melakukan terobosan lain dalam dunia film
dan editing. Awalnya, tujuan merekam pertunjukan teaternya adalah
untuk memangkas budget pertunjukannya. Maksud dari hal tersebut
adalah tanpa harus menarik banyak orang untuk menonton
pertunjukannya, menata panggung teaternya, menyiapkan kostum
pemainnya, serta honor semua orang yang bertugas pada
pertunjukkan teaternya. Dengan kamera yang hanya mampu
82
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
merekam 15 menit, dalam setiap babak yang direkam ia mengambil
satu sequence utuh dengan tipe shot long shot dan disambung melalui
proses editing. Cutting to Continue Telling The Story, penyambungan
dimanfaatkan (berfungsi) untuk melajutkan cerita/ adegan/ scene
yang akhirnya menjadi satu film yang utuh. Sehingga ia bisa
memutarnya dari satu bioskop ke bioskop lainnya. Salah satu karya
film Georges Méliès yang terkenal adalah A Trip To The Moon.

Gambar 9.4. A Trip to The Moon by George Mellies


Sumber: https://qrgo.page.link/2VeBU

c. Edwin Porter
Di saat Louis dan August Lumière membuat film dengan merekam
kejadian sehari-hari, seperti kereta yang tiba di stasiun, bayi yang
sedang makan di mejanya, buruh yang keluar dari pabrik. Lalu
Georges Méliès yang membuat film dengan merekam pertunjukkan
teaternya. Seorang sineas lain yang bernama Edwin Porter
mengembangkan kembali cara bertutur filmnya, dalam film A Life of
An American Fireman, Porter menggambungkan shot pemadam
kebakaran yang menuju lokasi kejadian dengan setting kamar dilokasi
kebakaran yang berisi ibu dan anak yang diselamatkan oleh anggota
pemadam kebakaran tersebut.

83
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Gambar 9.5. A Life of An American Fireman
by Edwin Porter
Sumber: https://qrgo.page.link/2VeBU

Gambar 9.6. The Birth Of A Nation by DW Griffith


Sumber: https://qrgo.page.link/cz2Ru

d. D.W. Griffith
Editing mulai dimanfaatkan dengan maksimal ketika D.W. Griffith
membuat film The Birth Of A Nation pada tahun 1915. Di dalam film
tersebut D.W. Griffith selain untuk melanjutkan adegan demi adegan,
Griffith memanfaatkan editing untuk penekanan dramatis,
menggarisbawahi, serta mengklarifikasi sebuah adegan melalui
jenjang urutan shot di dalam filmnya. Hal ini banyak disebabkan
Griffith sudah melakukan pemecahan shot di setiap adegan yang dia
buat di dalam filmnya. Griffith memperluas seni editing dengan
memasukkan berbagai macam fungsi. Fungsi ini seperti perubahan
84
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
lokasi, penyimpangan waktu, variasi shot, penekanan psikologis dan
fisik secara detail, gambaran umum, menyisipkan simbol, pergeseran
sudut pandang, simultanitas dan pengulangan motif. Dengan hal ini,
Griffith memanfaatkan editing untuk menghubungkan satu tema ke
tema yang lainnya, satu cerita ke cerita yang lainnya.

e. Lev Kulehov
Lev Kulehov melakukan eksperimen dengan menyambung CloseUp
aktor pria. Shot Aktor pria dengan wajah tanpa ekspresi disambung
dengan tiga shot yang berbeda, shot tersebut adalah peti mati, sup
panas, wanita. Penyambungan shot pria terhadap ketiga shot itu
menghasilkan dampak yang berbeda.

Ketika disambung dengan shot sup panas penonton menganggap


pemain tersebut lapar, ketika disambung dengan peti mati penonton
menganggap aktor tersebut sedih. Sedangkan ketika disambung
dengan shot wanita penonton menganggap aktor tersebut
bergembira. Setelah melihat apa yang dilakukan Kuleshov, dengan
melakukan penataan shot yang berbeda, menghasilkan hasil yang
berbeda di benak penontonnya, hasil eksperimen ini terkenal dengan
nama Kuleshov Effect.

f. V.I Pudovkin
Di sisi lain, V.I Pudovkin yang hidup pada era aliran seni
Constructivism berkembang, di mana apa yang akan dilihat dan
dirasakan oleh penonton haruslah dapat dibangun. Sebuah film
seharusnya dapat melibatkan emosi penontonnya Penonton tidak
hanya sekedar mendapatkan informasi, namun juga merasakan
aspek emosi yang telah dibangun. Adegan-adegan dalam film
sesungguhnya dapat dibangun untuk memberi penekanannya pada
aspek dramatiknya.

Pudovkin melakukan eksperimen dengan menyambung shot orang


tertawa, pistol yang ditodongkan dan diakhiri oleh shot orang

85
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
ketakutan, makna yang tertangkap dari susunan shot ini adalah orang
tersebut ketakutan.

AKTIVITAS MANDIRI

Jelaskan secara ringkas pengertian dan sejarah editing dalam bentuk diagram
mind map !

AKTIVITAS KELOMPOK

Buatlah kelompok yang terdiri dari masing-masing 5 siswa. Lakukan kegiatan


outdoor dengan mengunjungi jalan, pasar, pusat kota, atau tempat lain yang
berisikan orang-orang yang melakukan kegiatan. Selanjutnya, buatlah
beberapa foto dengan variasi shot size-nya.

Langkah selanjutnya, susunlah foto-foto tersebut secara berurutan, namun


dengan variasi urutan foto yang berbeda.

Jika sudah membuat variasi urutan foto, cobalah tunjukkan ke teman kalian,
dan tanyakan kesannya terhadap urutan foto tersebut. Buatlah resume singkat
mengenai perbedaan persepsi masing-masing teman kalian terhadap urutan
foto yang berbeda tadi.

2. Definisi

Gambar 9.7. Shot, scene, sequence


Sumber: dokumen pribadi

a. Shot
Merupakan bagian paling dasar dari sebuah film. Shot dalam film
baru bermakna setelah digabungkan dengan shot lainnya dan
86
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
disusun menjadi sequence. Secara fisik, editing hanyalah
mengabungkan satu shot dengan lainnya. Shot digabung menjadi
Scene. Pada dasamya, editing menghilangkan ruang dan waktu yang
tidak penting serta, menghubungkan shot satu dengan shot lainnya,
satu adegan dengan lainnya dan seterusnya.

Definisi shot pada saat shooting (Produksi) adalah gambar yang


diambil dengan kamera dari camera on hingga camera off.
Sedangkan definisi shot pada saat editing (Pasca Produksi) adalah
sebuah gambar yang panjangnya dari cut in hingga cut out yang
memiliki kesesuaian dengan ide, konsep cerita ataupun
skenarionya.
b. Scene
Kita mengenal scene dengan istilah yang lain yaitu peristiwa atau
kejadian atau adegan, di mana pengertiannya adalah kumpulan
shot-shot yang peristiwa di dalamnya terjadi pada satu ruang dan
satu waktu.
c. Sequence
Sequence bisa dianalogikan seperti dalam teater, yaitu babak.
Sequence adalah susunan urutan dari berbagai peristiwa yang
terjadi di dalam film. Berbagai shot yang saling berhubungan dan
berurutan, yang dikembangkan dengan menempatkan subyek di
dalamnya
d. Transisi
Transisi dalam editing sering kali dipahami juga sebagai metode
penyambungan dalam editing, yang bisa berupa cut ataupun
menggunakan transisi efek (Dissolve, wipe, fade).
1) Cut
Cut tidak dapat serta merta diartikan ke dalam bahasa Indonesia
menjadi ‘potongan’, cut sering kali dibiarkan disebut cut karena
ini mengacu pada sebuah tekhnik pemotongan. Didalam cut,
perpindahan antar shot tidak terlihat oleh penonton.
Biasanya digunakan untuk :
a) Kesinambungan aksi
b) Kebutuhan akan pergantian emosi, reaksi adegan

87
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
c) Pergantian lokasi, memberikan informasi.
Ada dua tipe cut yang kerap menjadi pegangan seorang editor,
diantaranya
a) Match Cut
Match Cut merupakan penyambungan dua buah shot yang
berisi dua aksi yang sama (identical point),
b) Cut Away.
Cut away merupakan penyambungan dua buah shot, dimana
shot kedua memperlihatkan informasi yang bukan bagian dari
shot pertama / sebelumnya.
Match Cut berfungsi sebagai cover dari shot sebelumnya,
sedangkan cut away berfungsi sebagai insert ataupun reaksi
dari suatu aksi (misalnya sebuah adegan dialog).
2) Dissolve
Dissolve adalah perpindahan gradasi antar shot dengan
overlapping gambar dan terlihat oleh penonton. Biasanya
digunakan untuk :
a) Pergantian waktu
b) Menurunkan atau menaikkan tempo adegan maupun cerita
c) Pergantian lokasi
d) Hubungan gambar yang kuat antara gambar yang masuk dan
keluar frame.
3) Wipe
Wipe adalah perpindahan antar shot dengan menyapu gambar
dan terlihat oleh penonton. Biasanya digunakan untuk :
a) Pergantian waktu
b) Pergantian lokasi
c) Tidak ada hubungan gambar yang kuat antara gambar yang
datang dan keluar
d) Untuk film-film yang menggunakan grafis visual dalam
transisinya.
4) Fade
Fade adalah perpindahan melalui perubahan gradasi dari gambar
yang gelap menjadi gambar yang solid. Perpindahan ini jelas
sekali terlihat oleh penonton.
88
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Fade in biasanya digunakan untuk :
a) Memulai sebuah film atau program
b) Memulai sebuah adegan
c) Pergantian waktu
d) Pergantian lokasi
Fade out biasanya digunakan untuk :
a) Mengakhiri sebuah film atau program
b) Mengakhiri sebuah adegan
c) Pergantian waktu
d) Pergantian lokasi

AKTIVITAS MANDIRI

Buatlah ringkasan mengenai definisi shot, scene, dan sequence.!

AKTIVITAS KELOMPOK

Buatlah kelompok yang masing-masing beranggotakan 3 orang. Pilihlah film


untuk ditonton kelompok kalian. Kemudian buatlah hasil observasi yang berisi
contoh dari : matched cut, cut away, dan transisi. Jangan lupa menuliskan
identitas dari film yang kalian tonton, serta siapa editornya.

3. Konsep Editing
Roy Thompson dalam bukunya Grammar of Edit (2009), mengajarkan
tentang 6 (enam) elemen editing yang dapat membantu editor
membentuk dramatik dalam film, diantaranya adalah:
a. Motivasi
Sebuah shot harus memiliki motivasi yang akan memberi alasan editor
untuk memotong dan menyambungkan ke shot berikutnya. Misalnya :
gelas jatuh dari meja, bisa dimotivasikan sebagai kehancuran atau
keteledoran/ perceraian atau tersenggol anak kecil. Tetapi juga bisa

89
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
mempunyai motivasi sebagai keindahan gelas yang akan jatuh menuju
lantai.
b. Informasi
Sebuah shot harus menggambarkan informasi yang ingin disampaikan
kepada penonton. Misalnya seorang musisi sedang memainkan solo
gitar, maka informasi yang akan disajikan adalah pangung konser, posisi
pemain gitar, wajah pemain, petikan tangan, gitar dan sambutan
penonton. Shot-shot ini akan menyampaikan informasi kepada pemirsa
tinggal bagaimana kreativitas dalam pengambilan angle kamera.
c. Composition
Perhatikan komposisi gambar agar gambar dapat “berbicara dengan
sendirinya”.
Ada empat bagian yang perlu diperhatikan :
1) Framing ( pembingkaian gambar )
2) Illusion of depth (kedalaman dimensi gambar)
3) Subject or object ( subjek atau objek gambar )
4) Colour ( warna )
Keempat bagian ini akan menyatu dalam komposisi shot yang akan
dibangun.
d. Sound
Faktor suara sangat mempengaruhi makna gambar. Misalnya sebuah
shot jalan raya mungkin tidak dapat memberikan gambaran cukup.
Namun jalan padat, macet, polusi, bising dapat dipertegas dengan suara
klakson mobil, sempritan polisi, atau deru mesin mobil. Shot sangat
dipengaruhi dan mempengaruhi kebutuhan suara baik dalam bentuk
sound efect, live sound record, foley sampai ke pembuatan musik ilustrasi
pendukung suasana.
e. Camera Angle
Sudut pengambilan gambar akan memberikan kekuatan sebuah shot.
Sudut pandang ini akan menempatkan arah pandangan mata penonton
sehingga apabila arah ini salah maka penonton akan mempunyai
pandangan yang salah dari sebuah shot. Jika ini terjadi maka seluruh
elemen yang ada menjadi tidak berlaku lagi. Walaupun warna, suara dan
objek indah tetapi jika camera angle salah, arah pandang shot menjadi
gagal.
90
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
f. Continuity
Bisa disebut sebagai kontinuitas dari sambungan shot-shot yang dapat
melengkapi isi cerita maupun karya visual. Potongan gambar harus
disiapkan sesuai dengan kontinuitas yang diinginkan. Ada lima faktor
kontinuitas yang harus diperhatikan pada saat shooting yaitu :
1) Content continuity
Adalah kontinuitas atau kesinambungan gambar pada isi cerita yang
terangkum dalam sambungan berbagai shot. Content continuity bisa
berbentuk benda (tata artistk, properti), sinar cahaya (tata cahaya),
wardrobe dan make-up.
2) Movement continuity
Adalah kontinuitas atau kesinambungan gambar pada gerakan yang
direkayasa ataupun yang terjadi dengan sendirinya (natural). Gerakan
dalam adegan diperankan oleh pemain dan figuran, sedangkan
natural merupakan gerakan yang terjadi karena faktor alam.
3) Position continuity
Adalah kontinuitas/ kesinambungan gambar untuk blocking pemain,
posisi property (tata artistik) dan berbagai posisi lainnya yang
disesuaikan dengan komposisi gambar dalam berbagai sudut arah
kamera.
4) Sound continuity
Adalah kontinuitas atau kesinambungan suara dalam gambar baik
yang bersifat direct sound (suara yang langsung direkam pada saat
shooting) maupun indirect sound (sound effect dan ilustrasi musik)
5) Dialoque continuity
Adalah kontinuitas atau kesinambungan dialog yang terwujud dalam
percakapan para pemeran sesuai dengan tuntutan cerita dan logika
visual.

AKTIVITAS MANDIRI
Jelaskan secara ringkas mengenai 6 elemen dari editing, ringkaslah resume kalian
dalam bentuk diagram!

91
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
AKTIVITAS KELOMPOK

Buatlah kelompok yang masing-masing beranggotakan 4 orang. Buatlah contoh


sederhana untuk menerapkan continuity shot. Kalian bisa menggunakan
handphone kalian untuk membuat konten ini. Buatlah minimal sampel dari 3 (tiga)
faktor continuity, dengan durasi maksimal 30 detik.

4. Sistem dan Prosedur Editing

Gambar 9.8. Stenbeck flatbed film editor


Sumber: https://qrgo.page.link/2yDJ2

Gambar diatas adalah Steenbeck, yang merupakan nama merek yang telah
menjadi identik dengan jenis peralatan pengeditan film flatbed yang dapat
digunakan dengan suara optik 16 mm dan 35 mm serta film suara magnetik.
Alat tersebut tidak lagi familiar saat ini, seiring perkembangan teknologi
yang memanjakan proses editing.

Editing tak hanya berkaitan dengan estetika, namun ia akan bersentuhan


dengan hal teknis yang dengan kecanggihan teknologi ia bisa dimudahkan.

92
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
a. Sistem Editing
Tahapan editing tidak sepenuhnya sama antara editing yang satu
dengan editing lainnya tergantung dari jenis konten program/ film
serta alat editing yang digunakan. Dibagi berdasarkan alat yang
digunakan, ada dua jenis sistim editing yakni Linear Editing dan Non
Linear Editing.
1) Editing Linear

Gambar 9.9. Control Room televisi


Sumber: https://qrgo.page.link/JyKqH

Sistim linear editing akan berkaitan pada penggunaan pola Deck to


Deck atau VTR to VTR Editing. Salah satu Deck/VTR berfungsi sebagai
sumber gambar dan suara sedangkan Deck/VTR lainnya berfungsi
sebagai media perekam.

Setidaknya ada 3 jenis editing linear: On Cam editing, A/Roll, dan A/B
Roll. On Cam editing dilakukan “tanpa” menggunakan peralatan
editing. Editing ini menggunakan kamera sebagai alat editing itu
sendiri. Setelah melakukan pengambilan gambar, cameraman memilah
dan memilih gambar yang benar-benar diperlukan dan membuang
gambar yang tidak diperlukan.

93
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
A Roll merupakan editing linear dengan menggunakan satu deck player
dan satu deck recorder. Satu deck berfungsi untuk playback materi
yang akan diedit, satu deck lainnya untuk merekam hasil edit. Editing A
Roll biasanya digunakan untuk editing berita.

A/B Roll, beda halnya dengan A Roll, pada alat editing A/B Roll terdapat
dua deck yang berfungsi sebagai player serta satu deck berfungsi
sebagai recorder. Jadi pada A/B Roll bisa ada dua materi shooting yang
dikontrol untuk digabungkan ke dalam satu materi editing.

Gambar 9.10. Sistem Editing


Sumber: https://qrgo.page.link/P3Byc

2) Editing Non Linear


Pada jenis editing non linear, editing dilakukan tidak secara urut.
Editor bisa melakukan penyuntingan gambar dari mana saja.
Penyuntingan gambar tidak selalu mesti dilakukan dari awal. Jika
misalnya, melakukan penyuntingan gambar untuk program
televisi materi editing yang lengkap baru ada di segmen dua, maka
94
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
editor bisa melakukan penyuntingan gambar segmen dua
tersebut. Hal ini tidak bisa atau sulit jika dilakukan menggunakan
editing linear. Banyak software editing non linear. Yang populer di
antarnya Adobe Premiere, Canopus Edius, Avid, dan Final Cut Pro.
Kedua terakhir yang di sebutkan merupakan non linear editing
paling banyak digunakan oleh industri baik televisi maupun di
rumah produksi.

Gambar 9.11. Antar muka VSDC, software editing


Sumber: https://qrgo.page.link/6N1Qz

Kelebihan lain dari editing non linear adalah proses trimming yang
memungkinkan editor melakukan koreksi in point dan out point
pada setiap potongan serta sambungan gambar. Dengan demikian
akurasi penyambungan gambar akan sesuai dengan keinginan si
editor. Spesial efek baik efek transisi maupun efek dalam video di
editing non linear jauh lebih variatif, beberapa non linear editing
memungkinkan mendapat digital video effect lebih banyak lagi dari
software tambahan atau plug ins. Digital video effect pada non
linear editing memiliki fasilitas bagi editor untuk melakukan
pengaturan warna yang diinginkan.

Demikian halnya dengan material audio, dengan non linear editing,


editor akan memiliki keluasan akses untuk melakukan editing
audio hingga tingkat paling kecil dari sinyal audio. Spesial efek baik
transisi maupun efek audio di editing non linear jauh lebih variatif.
95
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Gambar 9.12. Antar muka software editing audio
Sumber: https://qrgo.page.link/qTyWW

b. Prosedur Editing
Tahapan awal editing dilakukan dengan menganalisa materi editing.
Materi editing diidentifikasi berdasarkan skenario, tahap ini diperlukan
untuk administrasi materi hasil syuting. Materi editing adalah data
audio visual yang dihasilkan dari produksi dan sumber lainnya, yang
telah dikonversi untuk kebutuhan editing. Laporan syuting
diidentifikasi berdasarkan laporan shooting harian, berupa catatan
hasil syuting yang memuat informasi tentang adegan di dalam shot.

Gambar 9.13. Contoh Script Report


Sumber: Kemdikbud (2018)
96
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Gambar 9.14. Diagram teknis pasca produksi editing
Sumber: Kemdikbud (2018)

Tahapan editing dilakukan melalui proses:


1) Acquisition
Merupakan tahapan untuk mendapatkan seluruh elemen gambar
dan suara. Semua footage yang diambil oleh tim produksi baik
gambar dan elemen suara, video analog, tape digital, atau file
digital, harus dikumpulkan bersama-sama selama proses editing
pasca produksi.
2) Organization
Mengatur, mengelompokan, semua bahan ke dalam kategori
sehingga mudah diurutkan.
3) Review & Selection
Menonton dan mendengarkan semua bahan dan dicatat atau
menandai unsur-unsur terbaik dari proyek tersebut.
4) Assembly
Mengedit bersama-sama bahan terbaik yang telah dipilih menjadi
kerangka dari seluruh cerita.
5) Rough Cut
Memadatkan assembly edit sampai urutan cerita menjadi jelas.
Bagian yang berlebihan telah diperpendek dan cerita sudah dalam
bentuk yang baik.
6) Fine Cut
97
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Irama cerita sudah dipadatkan, tidak ada gangguan dalam gambar
atau suara. Sambungan shot sudah dibuat sebagai versi terakhir.
7) Picture Lock
Semua elemen gambar disatukan secara padat dan tidak ada
perubahan lebih lanjut yang akan dilakukan. Semua proses
pekerjaan suara sudah mungkin mulai.
8) Finishing
Gambar dengan resolusi tinggi telah diterima untuk dilakukan
koreksi warna dan pewarnaan gambar. Suara sudah dalam posisi
final mixing dan telah dicampur dengan gambar.
9) Mastering & Delivery
Produk audio visual sudah final. Produk ini didistribusikan kepada
penontonnya melalui film, tape, DVD, atau file.

AKTIVITAS MANDIRI

Jelaskan secara ringkas perbedaan editing linear dan non linear!

AKTIVITAS KELOMPOK

Editor seringkali disebut sebagai sutradara kedua. Seorang editor memiliki potensi
untuk menentukan bentuk visual serta efek penceritaan kepada penonton.
Buatlah kelompok yang masing-masing beranggotakan 3 orang. Buatlah resume
dari materi yang kalian pelajari mengenai editing. Susunlah ringkasan dan analisa
mengenai betapa pentingnya proses editing dalam membuat karya audio visual.

C. RANGKUMAN

1. Editing untuk film adalah proses mengatur, meninjau, memilih, dan


merakit gambar dan suara "rekaman" yang diambil selama produksi.
Menyunting, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti

98
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
menyusun atau merakit (film, pita rekaman) dengan cara memotong-
motong dan memasang kembali.
2. Shot
Merupakan bagian paling dasar dari sebuah film. Definisi shot pada
saat shooting (Produksi) adalah gambar yang diambil dengan kamera
dari camera on hingga camera off. Sedangkan definisi shot pada saat
editing (Pasca Produksi) adalah sebuah gambar yang panjangnya dari
cut in hingga cut out yang memiliki kesesuaian dengan ide, konsep
cerita ataupun skenarionya.
3. Scene
Adalah kumpulan shot-shot yang peristiwa di dalamnya terjadi pada
satu ruang dan satu waktu.
4. Sequence
Sequence adalah susunan urutan dari berbagai peristiwa yang terjadi
di dalam film.
5. Transisi
Transisi dalam editing adalah metode penyambungan yang dilakukan
dalam editing bisa berupa cut ataupun menggunakan transisi efek
(Dissolve, wipe, fade).
6. 6 (enam) elemen editing yang dapat membantu editor membentuk
dramatik dalam film, diantaranya adalah:
a. Motivasi
b. Informasi
c. Composition
1) Framing ( pembingkaian gambar )
2) Illusion of depth (kedalaman dimensi gambar)
3) Subject or object ( subjek atau objek gambar )
4) Colour ( warna )
d. sound
e. Camera angle
f. Continuity
1) Content continuity
2) Movement continuity
3) Position continuity
4) Sound continuity
99
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
5) Dialoque continuity
7. Framing ( pembingkaian gambar )
a. Illusion of depth (kedalaman dimensi gambar)
b. Subject or object ( subjek atau objek gambar )
c. Colour ( warna )
8. Sistem Editing
a. Editing Linear
Setidaknya ada 3 jenis editing linear: On Cam editing, A/Roll, dan
A/B Roll.
b. Editing Non Linear
Pada jenis editing non linear, editing dilakukan tidak secara urut
9. Materi editing adalah data audio visual yang dihasilkan dari produksi
dan sumber lainnya, yang telah dikonversi untuk kebutuhan editing.
Laporan syuting diidentifikasi berdasarkan laporan shooting harian,
berupa catatan hasil syuting yang memuat informasi tentang adegan
di dalam shot.
10. Tahapan editing dilakukan melalui proses:
a. Acquisition
b. Organization
c. Review & Selection
d. Assembly
e. Rough Cut
f. Fine Cut
g. Picture Lock
h. Finishing
i. Mastering & Delivery

D. REFLEKSI

Setelah kalian mempelajari semua materi pada bab ini, saatnya kalian
merefleksikan hasil belajar kalian dengan mencentang pada kolom
pemahaman. Kalian bisa mencentang pada kolom “ya”, jika kalian sudah
memahami materi yang kalian pelajari dan mencentang belum untuk materi
yang belum kalian pahami, sehingga perlu mengulangnya kembali.

100
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Materi yang telah saya pelajari Pemahaman Saya
Ya Belum
Pengertian dan sejarah editing
Definisi
Konsep Editing
Prosedur kerja Editing

Apa upaya kalian untuk menguasai yang belum kalian kuasai?

Sebutkan hal yang menarik dari aktivitas pembelajaran yang sudah


kalian lakukan! Berikan alasannya!

Sebutkan hal yang tidak menarik dari aktivitas pembelajaran yang


sudah kalian lakukan! Berikan alasannya!

E. ASESMEN

Asesmen yang dilakukan untuk pembelajaran pada bab 8 ini adalah


Asesmen Non Tes dan Tes.
Asesmen Non Tes
a. Portofolio
Portofolio kalian berupa berupa laporan hasil diskusi kelompok,
laporan hasil observasi industri yang telah kalian lakukan.

101
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
b. Proyek Sederhana
Proyek sederhana ini merupakan langkah awal kalian untuk
membangun motivasi menguatkan mimpi dan harapan dalam bidang
broadcasting dan perfilman.

Asesmen Tes
Asesmen tes berupa soal uraian dengan pertanyaan terbuka untuk
mengukur sejauh mana pemahaman kalian terhadap materi yang sudah
dipelajari.

Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat !


1. Menurut pendapat kalian, mengapa proses editing berperan sangat
besar dalam produksi konten radio, televisi, dan produksi film?
2. Jelaskan secara ringkas pengertian editing!
3. Sebutkan tokoh yang berperan dalam sejarah editing!
4. Buatlah analogi yang bisa menjelaskan pengertian dari definisi shot,
scene, dan sequence?
5. Jelaskan 6 (enam) elemen editing menurut Roy Thomson!
6. Sebutkan dengan runtut tahapan editing!
7. Apa yang membedakan editing linear dan editing non linear?
8. Dari sudut pandang produksi, editing dalam sistem apa yang tepat
untuk produksi siaran secara live?
9. Jelaskan bagaimana seorang editor bisa berperan sebagai sutradara
kedua?

F. PENGAYAAN
Editing merupakan salah satu kegiatan dalam tahapan produksi. Siaran
radio, televisi, maupun produksi film membutuhkan alokasi waktu yang
khusus untuk editing. Materi mengenai editing, juga visual effect, baik
dalam industri produksi siaran radio, televisi, maupun produksi film sangat
beragam. Pekerjaan dibidang editing membutuhkan kepekaan baik teknis
maupun estetis. Banyak materi tambahan yang bisa kalian pelajari untuk
memperluas cakrawala keilmuan kalian di bidang editing. Kalian bisa

102
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
mengakses link yang tersedia, atau juga bisa memindai QR Code yang ada.
Selamat belajar.

https://qrgo.page.link/Es4qY https://qrgo.page.link/i1iuF

103
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
2021
Buku Teks Siswa Dasar-Dasar Broadcasting dan Perfilman | Estetika Audio Visual
SMK/MAK Kelas X Semester 2

Penulis: Ady Wicaksono


ISBN:

BAB 10

ESTETIKA AUDIO VISUAL

105
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
PETA KONSEP
MATERI PELAJARAN

Hai, siswa-siswa Indonesia yang kreatif, dinamis dan tangguh!

Semangat yang luar biasa adalah kunci supaya kalian semua tetap semangat
belajar apapun keadaannya. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu
melimpahkan Rahmat, Karunia serta kesehatan kepada kita semua. Sebelum
kalian masuk ke materi pembelajaran, ada baiknya kalian pelajari dahulu peta
materi seperti tergambar dibawah. Peta materi tersebut merupakan runtutan
materi yang akan kalian pelajari pada bab 10 ini.

Seni dan Estetika

Pembagian Seni
ESTETIKA SENI
AUDIO VISUAL Jenis Seni Audio Visual

Fungsi Seni Audio Visual

Gambar 10.1. Peta Konsep Materi Pelajaran

106
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan menambah rujukan melalui kegiatan literasi, menggali informasi
secara offline dan online, berdiskusi dan bekerjasama dengan teman kalian,
serta mensimulasikan materi, diharapan kalian mampu memahami estetika
seni audio visual dengan mengidentifikasi, mengklasifikasikan serta
mempraktekkan:
1. Seni dan Estetika
2. Pembagian Seni
3. Jenis Seni Audio Visual
4. Fungsi Seni Audio Visual

Kegiatan belajar kalian merupakan kegiatan yang terintegrasi antara teori dan
praktik. Diharapkan, kalian mampu bekerjasama, melatih kedisplinan, cermat,
percaya diri dan teliti dalam menyelesaikan pembelajaran.

Pada bab 10 ini, kalian akan mempelajari estetika atau keindahan seni audio
visual, pembagian seni, jenis seni audio visual serta fungsi seni audio visual.
Materi tersebut seiring dengan perkembangan di bidang penyiaran radio,
televisi dan produksi film. Kalian juga akan menemukan kaitan materi dengan
bagaimana menerapkannya dengan bertanggungjawab, dan sesuai dengan
norma sosial yang harus kita taati.

Mengapa perlu mempelajari estetika?


QUESTION
Mengapa seni dibagi menjadi beberapa jenis?
Apa sebenarnya fungsi seni audio visual?
Kata Kunci
Estetika, seni, pembagian seni, audio, visual, audio visual,
fungsi seni.

107
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
APERSEPSI

Gambar 10.2. The Thinker-Auguste Rodin


Sumber: https://qr.page/g/pqPD6WDF6

Estetika berasal dari kegiatan merasakan, mengindera, menanggapi,


mengamati objek, baik objek alam maupun seni. Seorang pengamat mestinya
sudah mampu membedakan objek dengan cara mengindera, bunyi untuk
didengar, benda, gerakan, warna untuk dilihat. Kemampuan mengindera
inilah yang perlu diasah oleh seorang pengamat atau siswa dengan cara
melihat, merasakan berbagai macam objek alam maupun seni agar nantinya
mampu menciptakan karya seni audio visual yang menarik dan estetis.

108
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
B. ESTETIKA

1. Seni dan Estetika

Gambar 10.3. Rumah The Crooked House (Sopot, Poland),


terinspirasi dari gambar ilustrasi .
Sumber: https://bit.ly/3EGZuyC

a. Konsep Seni
Seni adalah ungkapan gagasan seniman atau pencipta karya seni untuk
menyampaikan pesan tertentu kepada orang lain dengan cara yang
unik dan menarik. Secara umum, pengertian seni adalah salah satu
unsur budaya manusia keberadaannya telah mengalami perkembangan
dalam kurun waktu yang sangat panjang.

Dimulai dari bentuk seni yang sederhana di zaman prasejarah hingga


mencapai bentuk yang lebih kompleks di zaman modern sekarang ini.
Istilah seni dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sanskerta yang
berarti permintaan atau pencarian.

Seni adalah rangkaian aktivitas manusia yang sangat beragam. Aktivitas


ini terlibat dalam menciptakan bentuk visual, pendengaran, atau
pertunjukan (karya seni) yang mengekspresikan keterampilan

109
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
imajinatif atau teknis penulis. Hasil ciptaan dimaksudkan untuk dihargai
karena keindahan atau kekuatan emosionalnya.

b. Estetika
Estetika berhubungan dengan sifat dan apresiasi seni, keindahan, dan
rasa. Estetika adalah pusat untuk setiap eksplorasi seni. Kata "estetika"
berasal dari bahasa Yunani "aisthetikos," yang berarti "estetika,
sensitif, atau hidup”. Dalam praktiknya, penilaian estetis mengacu pada
apresiasi terhadap suatu objek (tidak harus sebuah karya seni),
sedangkan penilaian artistik mengacu pada pengakuan, apresiasi, atau
kritik terhadap sebuah karya seni.

Terkadang kecantikan atau keindahan bukan tujuan akhir artis. Seni


sering dimaksudkan untuk menjadi indah dan menarik. Karya seni
menstimulasi audiens mereka dengan cara tertentu. Stimulus ini
menciptakan perasaan, rasa ingin tahu, minat, ingatan, pemikiran, atau
kreativitas. Misalnya, performance art, seringkali tidak bertujuan untuk
menyenangkan penonton, melainkan membangkitkan perasaan,
reaksi, percakapan, atau pertanyaan dari penonton. Dalam kasus ini,
estetika mungkin menjadi ukuran yang tidak relevan dari seni "indah".

Gambar 10.4. Artis performance art Indonesia, Melati Suryodarmo


Sumber: https://bit.ly/3wjJ0to
110
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Estetika atau juga disebut sebagai keindahan adalah sebuah cara dalam
melihat karya seni berdasarkan isi atau makna dan juga secara teknis
dalam melihat objek karya seni tersebut. Karya seni dapat berupa karya
visual, audio, maupun audio visual. Ada dua hal dalam memandang
estetika seni, yakni dengan melihat estetika secara objektif dan estetika
secara subjektif. Hubungan antara seni dan estetika adalah paduan
yang mutlak ada dalam mengamati, merasakan, memaknai, menilai dan
menikmati karya seni. Seni tanpa estetika hanyalah sebuah
permasalahan teknis belaka.

Estetika atau keindahan secara umum ada dua yakni:


1) Estetika alamiah
Estetika alamiah merupakan estetika atau keindahan yang dapat dilihat
dan dirasakan secara langsung seperti keindahan alam, pegunungan,
pantai, pepohonan, bunga. Tidak diciptakan namun ada akibat peristiwa
alam.
2) Estetika yang dibuat oleh manusia
Estetika atau keindahan yang dibuat manusia berupa barang atau benda
yang dibuat dan diciptakan oleh manusia itu sendiri dengan menerapka
berbagai macam unsur dan prinsip seni serta memiliki bentuk yang indah.
Dalam hal ini manusia meyebutnya sebagai karya seni.

Dalam memahami estetika haruslah dimaklumi bahwa perasaan akan


keindahan dalam diri setiap manusia itu berbeda. Perasaan yang berbeda
inilah yang memunculkan teori keindahan subjektif dan objektif. Dalam
beberapa hal tentang keindahan alam, manusia dapat memiliki perasaan
keindahan yang sama. Namun dalam melihat sebuah karya seni, maka
subjektifitas rasa yang sering digunakan. Berikut adalah teori tentang
keindahan objektif dan keindahan subjektif:
1. Keindahan Subjektif
Keindahan subyektif adalah keindahan yang biasanya ditinjau dan segi
subyek yang tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, namun dapat dirasakan
dengan cara menghayatinya dalam hati. Contoh dari keindahan ini adalah
sikap yang ditimbulkan oleh seseorang. Dalam hal ini keindahan adalah

111
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
segala sesuatu yang dapat menimbulkan rasa senang, suka, dan
menambah penilaian yang tinggi terhadap sesuatu yang dilihat dan dirasa.
2. Keindahan Objektif
Keindahan obyektif ialah keindahan yang memang ada pada obyeknya
yang dapat dilihat, diraba, dan dirasakan dan benar-benar nyata
keberadaannya, yang diharuskan menerima sebagaimana mestinya.

AKTIVITAS MANDIRI

Buka tautan berikut: https://bit.ly/3wkwABG, atau scan QR Code


yang tersedia, simpanlah pengetahuan yang kalian dapatkan
melalui tayangan tersebut sebagai tambahan wawasan.

AKTIVITAS KELOMPOK

Jelaskan secara ringkas pemahaman kalian mengenai seni dan estetika secara
ringkas! Buatlah resume dalam bentuk sederhana sepanjang maksimal 150 kata

2. Pembagian Seni
a. Pembagian Seni
Terdapat pembagian seni yang sering kita kenal secara umum, yakni:
1) Seni Rupa
Karya seni rupa dapat dinikmati dengan indra penglihatan (visual)
dan peraba. Seni rupa biasanya memanfaatkan unsur garis, bidang,
warna, tekstur, dan volume. Contoh hasil karya seni rupa adalah
lukisan, kaligrafi, poster, reklame, spanduk, patung, diorama, kursi,
meja, seni grafis, dan seni kerajinan.
2) Seni Musik
Karya seni musik dapat dinikmati dengan indra pendengaran (audio)
yang dibentuk dari unsur nada dan bunyi dalam alat musik, suara
manusia (vokal), atau gabungan keduanya.
112
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
3) Seni Teater
Seni tari adalah seni yang diwujudkan melalui gerak, ruang, waktu,
irama, wirasa, wiraga, dan susunan unsur gerakan anggota tubuh
secara teratur dan menurut pola-pola tertentu sehingga
menimbulkan gerakan yang indah dan memesona. Karya seni ini
dapat dinikmati dengan indra penglihatan dan indra pendengaran
(audiovisual).
4) Seni Tari
Seni teater adalah seni yang memadukan unsur gerakan dan kata.
Biasanya dalam teater terdapat naskah, penokohan, latar tempat,
dan alat pengiring. Seni teater dapat dinikmati dengan indra
penglihatan dan pendengaran (audiovisual). Contoh teater terkenal
adalah Teater Koma.
5) Seni Sastra.
Seni sastra adalah seni yang mengungkapkan pengalaman jiwa dan
perasaan dalam bentuk bahasa, tulisan, dan kalimat yang
mengandung nilai estetis untuk mendapatkan kepuasan rohaniah.
Bentuk karya sastra dapat berupa prosa (struktur bahasanya bebas),
puisi (struktur bahasanya terikat/berima), dan drama (struktur
bahanya disusun dalam bentuk lakon atau cerita).

Dalam proses penciptaan karya seni, seorang pencipta atau seniman


menciptakan karyanya berdasarkan pada bagaimana cara menikmatinya.
Melalui penglihatan (Seni Visual), pendengaran (Seni Audio), dan keduanya
yakni penglihatan dan pendengaran (Seni Audio Visual), berikut adalah
pembagian seni berdasarkan cara menikmatinya:

Tabel 10.1. Pembagian seni berdasarkan cara menikmati


Seni Indera Penikmat Cara Menikmati Contoh
Visual Mata Melihat Lukisan, Patung,
Desain Grafis
Audio Telinga Mendengar Lagu, Musik
Audio Visual Mata dan Telinga Melihat dan Pertunjukan Tari,
Mendengar Teater, Musik, Film

113
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Dari pembagian dan contoh di atas dapat kita ketahui bahwa karya seni
audio dan visual dapat dirasakan dari dua indera, indera penglihatan dan
pendengaran.

b. Elemen Audio Visual


1) Elemen Visual
Elemen Visual memiliki hubungan satu sama lain:
a) Titik, adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar
(esensial), dari sebuah titik dapat dikembangkan menjadi garis atau
bidang. sebuah gambar dalam bidang gambar akan berawal dari
sebuah titik dan berhenti pada sebuah titik juga
b) Garis, adalah lintasan suatu titik yang bergerak melalui ruang. Garis
adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang,
rangkaian masa dan warna. Garis bisa panjang, pendek, tebal, tipis,
lurus, melengkung, berombak, vertikal, horizontal, diagonal, dan
sebagainya.

Gambar 10.5. Elemen Visual


Sumber: https://bit.ly/3H3Hbpw

c) Bidang, adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai


dimensi pajang, lebar dan luas serta mempunyai kedudukan, arah
114
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
dan dibatasi oleh garis. Bentuk bidang dapat geometris, organis,
bersudut, tak teratur, dan bulat.
d) Warna, merupakan kesan yang ditimbulkan oleh cahaya terhadap
mata, oleh karena itu warna tidak akan terbentuk jika tidak ada
cahaya. Tiap-tiap warna dihasilkan dari reaksi cahaya putih yang
mengenai suatu permukaan dan permukaan tersebut memantulkan
sebagian dari spektrum.
e) Bentuk, adalah bentuk tiga dimensi (panjang, tinggi, dan kedalaman
volume).
f) Ruang, adalah area yang ditempati oleh suatu objek atau area yang
terbentuk karena ketiadaan suatu objek.
g) Irama, adalah organisasi berpola warna, garis, tekstur, atau
kombinasi elemen seni yang menciptakan efek yang
menyenangkan. Irama visual akan mengarahkan mata dari satu area
ke area lain secara ritmis dan teratur.
h) Keseimbangan, adalah persepsi keseimbangan antara unsur-unsur
dalam karya seni.
i) Emphasize, atau penekanan, adalah titik fokus perhatian dalam
karya yang dibuat dengan memberi aksen atau melebih-lebihkan
area atau elemen seni tertentu untuk menciptakan minat yang lebih
besar.
j) Kontras, adalah perbandingan dua elemen yang tampak berbeda
(nilai terang dan gelap, warna, bentuk dan yang lain).
k) Tekstur, adalah nilai raba dari suatu permukaan baik nyata maupun
semu, bisa halus, kasar, licin, dan sebagainya. Berdasarkan
hubungannya dengan indera penglihatan.
l) Unity, atau kesatuan, adalah persepsi bagian-bagian dan
hubungannya dengan elemen dominan atau pemersatu

2) Elemen auditory
a) Pitch, adalah aspek dari suara yang bisa kita dengar, berkaitan
dengan frekwensi "lebih tinggi" atau "lebih rendah" dari suara lain.
b) Melodi, juga disebut "tune", adalah serangkaian nada (not) yang
terdengar berurutan (satu demi satu), sering kali dalam pola naik
dan turun. Catatan melodi biasanya dibuat menggunakan sistem
115
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
nada seperti tangga nada atau mode. Melodi juga sering
mengandung nada dari akord yang digunakan dalam lagu.
c) Harmoni, mengacu pada suara "vertikal" dari nada dalam audio,
yang berarti nada yang dimainkan atau dinyanyikan bersama pada
saat yang sama untuk menciptakan akord.
d) Bentuk, menggambarkan bagaimana keseluruhan struktur atau
rencana dari sebuah lagu atau karya auditory, dan menggambarkan
tata letak komposisi yang dibagi menjadi beberapa bagian.
e) Warna Nada, atau disebut “timbre”, kadang-kadang disebut adalah
kualitas atau suara dari suatu suara atau instrumen. Timbre adalah
apa yang membuat suara tertentu berbeda dari yang lain, bahkan
ketika mereka memiliki nada dan kenyaringan yang sama.
f) Tekstur, dalam hal ini, tekstur yang dimaksud adalah keseluruhan
suara dari sebuah karya auditory. Tekstur ditentukan oleh
bagaimana bahan melodi, ritmis, dan harmonik digabungkan dalam
sebuah komposisi, sehingga menentukan sifat keseluruhan suara
dalam sebuah karya. Tekstur sering digambarkan dalam kaitannya
dengan kepadatan, atau ketebalan, dan jangkauan, atau lebar,
antara nada terendah dan tertinggi

AKTIVITAS MANDIRI

Buka tautan berikut: https://bit.ly/3wgUcXN. atau scan QR Code yang tersedia, lalu
coba simpulkan apa yang kalian rasakan setelah mendengar audio tersebut.

AKTIVITAS KELOMPOK

Buatlah kelompok yang beranggotakan 3 siswa. Jika seni dan estetika dikaitkan
dengan dunia penyiaran radio, televisi, serta produksi film, apa keterkaitan seni dan
estetika pada ketiga bidang tersebut? Lakukan analisis melalui sudut pandang seni
auditory untuk radio, serta audio visual untuk televisi dan produksi film. Buatlah
resume dalam bentuk deskripsi ringkas sepanjang maksimal 150 kata.

116
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
3. Jenis Seni Audio Visual
a. Seni Audio Visual
Menurut English Encyclopedia, seni audiovisual adalah eksplorasi seni
abstrak kinetik dan rangkaian musik dalam hubungan satu sama lain. Ini
termasuk musik visual, film abstrak, pertunjukan dan instalasi
audiovisual.

Seni auditory menurut Free Dictionary adalah seni merangkai bunyi


dalam waktu sehingga menghasilkan komposisi yang
berkesinambungan, terpadu, dan menggugah, seperti melalui melodi,
harmoni, ritme, dan timbre.

b. Seni Audio Visual Murni


Audio-visual murni atau sering disebut dengan audio-visual gerak yaitu
media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak,
unsur suara maupun unsur gambar tersebut berasal dari suatu sumber.
1) Film Bersuara
Film bersuara ada berbagai macam jenis, ada yang digunakan untuk
hiburan seperti film komersial yang diputar di bioskop-bioskop.
2) Video
Video sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin
lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan
bisa bersifat fakta maupun fiktif, bisa bersifat informatif, edukatif
maupun instruksional. Sebagian besar tugas film dapat digantikan
oleh video. Tapi tidak berarti bahwa video akan menggantikan
kedudukan film.
3) Televisi
Selain film dan video, televisi adalah media yang menyampaikan
pesan-pesan secara audio visual dengan disertai unsur gerak.

c. Seni Audio Visual Tidak Murni


Seni Audio Visual tidak murni yaitu media yang unsur suara dan
gambarnya berasal dari sumber yang berbeda. Audio-visual tidak murni
ini sering disebut juga dengan audio-visual diam plus suara yaitu media
yang menampilkan suara dan gambar diam seperti sound slide (film

117
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
bingkai suara). Slide atau filmstrip yang ditambah dengan suara bukan
alat audio-visual yang lengkap, karena suara dan rupa berada terpisah,
oleh sebab itu slide atau filmstrip termasuk media audio-visual saja atau
media visual diam plus suara. Gabungan slide (film bingkai) dengan tape
audio adalah jenis sistem multimedia yang paling mudah diproduksi.

AKTIVITAS MANDIRI

Buka tautan berikut : https://bit.ly/3wi02YJ. atau scan QR Code


yang tersedia, lalu coba simpulkan mengenai teknologi apa saja
yang terlibat dalam pembuatan tampilan audiovisual tersebut.

AKTIVITAS KELOMPOK

Jelaskan secara ringkas pemahaman kalian mengenai seni audio visual murni dan
seni audio visual tidak murni! Buatlah resume dalam bentuk sederhana
sepanjang maksimal 150 kata

4. Fungsi Seni Audio Visual


Secara umum, ada lima fungsi utama seni rupa:
a. Seremonial
Seni dibuat untuk merayakan atau memperingati sesuatu yang penting
dalam budaya, dalam ritual atau ibadah, atau dalam kehidupan pribadi.
Seni publik yang bersifat seremonial termasuk patung peristiwa atau
orang, seringkali memiliki relevansi sejarah.
b. Ekspresi Artistik
Seni yang diciptakan untuk ekspresi artistik berfokus pada artis,
terutama untuk itu adalah ekspresi diri dari pribadi artis, emosi internal,
perasaan, pengalaman atau ide ide. Jenis seni ini adalah kadang-kadang,
tapi tidak selalu, abstrak atau tidak objektif.
c. Naratif
Seni naratif menceritakan sebuah cerita. Beberapa komunitas narasi
komisi mural untuk bangunan atau dinding untuk digambarkan cerita
118
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
dari lokal sejarah. seni naratif menggambarkan atau mengilustrasikan
pengalaman, dokumen penting atau peristiwa sejarah, atau
mengkomunikasikan ide atau informasi
d. Fungsional
Seni fungsional berusaha untuk mempercantik objek yang berguna
dalam kehidupan sehari-hari. Banyak objek fungsional yang kita gunakan
sehari-hari, seperti misalkan gelas, baju, selimut, keranjang, atau
furnitur. Selain untuk tujuan yang bermanfaat, obyek juga juga
dirancang atau dihias sedemikian rupa menyenangkan secara artistik.
e. Persuasif.
Karya seni persuasif mempromosikan ide, filsafat atau produk.
Periklanan, pemasaran, propaganda dan pesan visual dari ideologi jatuh
ke dalam kategori ini

Untuk ini dapat ditambahkan "keindahan," pada dasarnya, keinginan


seniman untuk hanya menciptakan sesuatu yang indah dengan sedikit
atau tanpa pemikiran untuk makna apa pun di luar tujuan itu.

C. RANGKUMAN

1. Estetika berasal dari kegiatan merasakan, mengindera, menanggapi,


mengamati objek, baik objek alam maupun seni.
2. Seni merupakan hasil karya cipta manusia yang indah dan dapat
mempengaruhi orang lain yang melihat.
3. Seni terbagi menjadi 3 yakni seni audio (indera pendengaran), seni visual
(indera penglihatan), seni audio visual (gabungan indera pendengaran
dan penglihatan).
4. Konsep Seni
Seni adalah ungkapan gagasan seniman atau pencipta karya seni untuk
menyampaikan pesan tertentu kepada orang lain dengan cara yang unik
dan menarik.
5. Estetika
Estetika adalah cabang filsafat yang berhubungan dengan sifat dan
apresiasi seni, keindahan, dan rasa. Estetika adalah pusat untuk setiap
119
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
eksplorasi seni. Estetika atau juga disebut sebagai keindahan adalah
sebuah cara dalam melihat karya seni berdasarkan isi atau makna dan
juga secara teknis dalam melihat objek karya seni tersebut.
6. Keindahan objektif dan keindahan subjektif:
Keindahan Subjektif: adalah keindahan yang biasanya ditinjau dan segi
subyek yang tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, namun dapat
dirasakan dengan cara menghayatinya dalam hati.
Keindahan Objektif: adalah keindahan yang memang ada pada
obyeknya yang dapat dilihat, diraba, dan dirasakan dan benar-benar
nyata keberadaannya, yang diharuskan menerima sebagaimana
mestinya.
7. Pembagian Seni
Terdapat pembagian seni yang sering kita kenal secara umum, yakni:
Seni Rupa , Seni Musik, Seni Teater, Seni Tari, Seni Sastra.

8. Elemen Audio Visual


a. Elemen Visual memiliki hubungan satu sama lain: titik, garis, bidang,
warna, bentuk, ruang, irama, keseimbangan, emphasize, kontras,
tekstur, unity.
b. Elemen auditory: pitch, melodi, harmoni, bentuk, warna nada, tekstur.
9. Jenis Seni Audio Visual
Seni Audio Visual, adalah adalah eksplorasi seni abstrak kinetik dan
rangkaian musik dalam hubungan satu sama lain. Ini termasuk musik visual,
film abstrak, pertunjukan dan instalasi audiovisual.
a. Seni Audio Visual Murni
Audio-visual murni atau sering disebut dengan audio-visual gerak yaitu
media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak,
unsur suara maupun unsur gambar tersebut berasal dari suatu sumber.
b. Seni Audio Visual Tidak Murni
Seni Audio Visual tidak murni yaitu media yang unsur suara dan
gambarnya berasal dari sumber yang berbeda. Audio-visual tidak murni
ini sering disebut juga dengan audio-visual diam plus suara yaitu media
yang menampilkan suara dan gambar diam seperti sound slide (film
bingkai suara).

120
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
10.Fungsi Seni Audio Visual
Secara umum, ada lima fungsi utama seni rupa: seremonial, ekspresi,
artistik, naratif, fungsional, persuasif.

D. REFLEKSI

Setelah kalian mempelajari semua materi pada bab ini, saatnya kalian
merefleksikan hasil belajar kalian dengan mencentang pada kolom
pemahaman. Kalian bisa mencentang pada kolom ya, jika kalian sudah
memahami materi yang kalian pelajari dan mencentang belum untuk materi
yang belum kalian pahami, sehingga perlu mengulangnya kembali.

Materi yang telah saya pelajari Pemahaman Saya


Ya Belum
Seni dan Estetika
Pembagian Seni
Jenis Seni Audio Visual
Fungsi Seni Audio Visual
Seni dan Estetika

Apa upaya kalian untuk menguasai yang belum kalian kuasai?

Sebutkan hal yang menarik dari aktivitas pembelajaran yang sudah


kalian lakukan! Berikan alasannya!

121
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Sebutkan hal yang tidak menarik dari aktivitas pembelajaran yang
sudah kalian lakukan! Berikan alasannya!

E. ASESMEN

Asesmen yang dilakukan untuk pembelajaran pada bab 6 ini adalah


Asesmen Non Tes dan Tes.
Asesmen Non Tes
a. Portofolio
Portofolio kalian berupa berupa laporan hasil diskusi kelompok,
laporan hasil observasi industri yang telah kalian lakukan.
b. Proyek Sederhana
Proyek sederhana ini merupakan langkah awal kalian untuk
membangun motivasi menguatkan mimpi dan harapan dalam bidang
broadcasting dan perfilman.

Asesmen Tes
Asesmen tes berupa soal uraian dengan pertanyaan terbuka untuk
mengukur sejauh mana pemahaman kalian terhadap materi yang sudah
dipelajari.

Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat !


1. Jelaskan pengertian seni menurut para ahli?
2. Jelaskan mengenai penggolongan estetika atau keindahan!
3. Berikan contoh keindahan subyektif dan keindahan obyektif, berikan
penjelasan singkat!
4. Berikan masing-masing contoh dalam bentuk gambar dari masing-
masing elemen visual!
5. Jelaskan secara ringkas mengenai seni audio visual murni dan seni
audio visual tidak murni!

122
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
6. Jika dikatakan seni audio visual memiliki fungsi seremonial, berikan
contohnya sesuai daerah kalian! Jelaskan dengan ringkas mengenai
bentuk seremonialnya!
7. Berikan contoh fungsi seni audio visual mewakili fungsi persuasif!
Jelaskan bagaimana proses persuasinya, dan hasil akhir dari rujuan
persuasifnya!
8. Jika kalian mengamati sebuah video profil perusahaan, bagaimana
kalian menjelaskan bentuk seni audio visual tersebut dari sudut
pandang fungsi seni audio visual?

F. PENGAYAAN

Kalian sudah mempelajari materi mengenai seni audio visual. Kalian harus
paham bahwasanya perkembangan teknologi sudah sangat maju. Seni
tidak lagi berkutat di area tradisional yang sangat subyektif. Seni sudah
menjadi bagian dari sumber inspirasi teknologi itu sendiri. Berikut beberapa
sumber yang bisa kalian pergunakan untuk memperluas cakrawala
keilmuan kalian mengenai hal tersebut. Kalian bisa mengakses link yang
tersedia, atau juga bisa memindai QR Code yang ada. Selamat belajar.

https://bit.ly/3BPcHUn https://bit.ly/3whPJEf

123
dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
DAFTAR RUJUKAN

Anstey, Noel. 2014. Breakdown of the Sound Department.


https://writersroom.ca/fearorfavour/2014/10/16/breakdown-of-the-
sound-department/. Diakses tanggal 12 September 2021

Bowen, Christopher J. 2018. Grammar of the Shot: Fourth Edition. Oxford.


Routledge: Taylor&Francis Group.

Clark, Ron. 2018. Basic Camera Movement.


https://www.bulbapp.com/u/basic-camera-movement. Diakses
tanggal 25 Juli 2021.

Dancyger, Ken. 2019. The Technique of Film and Video Editing: History,
Theory, and Practice. Routledge. Taylor&Francis Group.

Djamal, Hidajanto. 2017. TV Programming: Sebagai Satu Kesisteman Untuk


Meraih Jumlah Audiens Secara Optimal. Jakarta: Kencana
PrenadaMedia Group.

English Encyclopedia. https://www.encyclo.co.uk/meaning-of-


Audiovisual_art. Diakses tanggal 28 September 2021

Irwanto Dkk. 2014. Broadcasting Televisi. Yogyakarta. Graha Cendekia.

Justin, Griesinge. 2018. Job Descriptions: Movie Crew Job Titles


https://www.filmincolorado.com/resources/job-descriptions/.
Diakses tanggal 7 Agustus 2021.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. https://kbbi.kemdikbud.go.id/. Diakses


tanggal 28 September 2021.

Kodak. The Essential Reference Guide For Filmmakers : A Chronicle Of The


Motion Picture Industry.

Kusumawati,Nina. Windratno, Haryo.Triartanto, Yudo. 2015.


ProduksiProgram Televisi dan Film. Yogyakarta. Graha Cendekia.

125 dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK


semester 2
Legace, Rose. 2019. Art Department Roles and Hierarchy in Film & TV
Production Design. https://artdepartmental.com/blog/film-art-
department-production-design/. Diakses tanggal 20 Agustus 2021.

Maher, Michael. 2015. Camera Crew Breakdown: Jobs and Responsibilities.


https://www.premiumbeat.com/blog/camera-crew-breakdown-jobs-
and-responsibilities/. Diakses tanggal 25 Juli 2021

Morissan, 2007. Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio


dan Televisi, Ramdina Prakarsa, Jakarta,

Musgrove, Jan. 2013. Make-Up, Hair and Costume for Film and Television.
https://artdepartmental.com/blog/film-art-department-production-
design/. Diakses tanggal 20 Agustus 2021

Membedah Kru Departemen Artistik Film.


https://studioantelope.com/kru-departemen-tata-artistik-film/.
Diakses tanggal 19 Agustus 2021

MasterClass. 2021. What Is the Art Department and What Does it Do?.
https://www.masterclass.com/articles/what-is-the-art-department-
and-what-does-it-do#what-is-the-art-department. Diakses tanggal 14
Agustus 2021

2021. Film and TV drama: Gaffer (Film and TV Drama).


https://www.screenskills.com/starting-your-career/job-profiles/film-
and-tv-drama/technical/gaffer/. Diakses tanggal 10 September 2021

Suprapto, Tommy. 2013. Berkarier di Bidang Broadcasting.


Yogyakarta.CAPS (Center of Academic Publishing Service).

2021. Three Phases of Film Sound Production.


https://soundclass.weebly.com/3-three-phases-of-film-sound-
production.html. Diakses tanggal 20 Agustus 2021

Oxford Learner’s Dictionary.


https://www.oxfordlearnersdictionaries.com/. Diakses tanggal 20
Agustus 2021.

126 dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK


semester 2
Pengembangan Bidang Editing Film Di Sekolah Menengah Kejuruan,
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Badan Penelitian Dan
Pengembangan Pusat Kurikulum Dan Perbukuan 2018

Sartono, FR. Sri. 2008. Teknik Penyiaran Dan Produksi Program Radio,
Televisi Dan Film Jilid 2. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

Sartono, FR. Sri. 2008. Teknik Penyiaran Dan Produksi Program Radio,
Televisi Dan Film Jilid 1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

Sudaryanto & Badio, Sabjan. 2013. Keteknikan Videografi Untuk Sekolah


Menengah Kejuruan Semester 1. Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Thompson, Roy and Bowen, Christopher. 2009. Grammar of the Edit:


Second Edition. Taylor & Francis.

Umbara, Diki. 2008. Rumitnya Set Design.


https://dikiumbara.wordpress.com/category/tata-artistik/. Diakses
tanggal 20 Juli 2021

Weisenberger, Loring. 2021. Essential Guide: Film Crew Positions.


https://www.wrapbook.com/blog/film-crew-positions. Diakses
tanggal 9 Mei 2021

Zettl, Herbert. 2005. Television Production Handbook 9th Edition. San


Fransisco. Thomson Wadswordth

What is Art? https://courses.lumenlearning.com/boundless-


arthistory/chapter/what-is-art/. Diakses tanggal 22 Agustus 2021

127 dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK


semester 2
The Visual Elements.
https://www.artyfactory.com/art_appreciation/visual-
elements/visual-elements.html. Diakses tanggal 14 Agustus 2021

128 dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK


semester 2
LINK GAMBAR

1. Camera operator. https://qrgo.page.link/mEefH


2. Shot Size Diagram. https://bit.ly/3CVOD3C
3. Shot Size. https://bit.ly/3CVOD3C
4. Camera Movement (dolly). https://qrgo.page.link/EdxDR
5. Camera Movement (pedestal). https://qrgo.page.link/EdxDR
6. Camera Movement (truck). https://qrgo.page.link/EdxDR
7. Camera Movement (panning). https://qrgo.page.link/EdxDR
8. Camera Movement (tilt). https://qrgo.page.link/EdxDR
9. Camera Movement (roll). https://qrgo.page.link/EdxDR
10. Natural light dalam produksi audio visual. https://qrgo.page.link/okWft
11. Lampu Fresnel sebagai salah satu contoh artificial light.
https://qrgo.page.link/Gzqw1
12. Set Hobbiton dan Edoras film The Lord of The Rings.
https://qrgo.page.link/okA9d
13. Costume, hair dan make up. https://qrgo.page.link/bcPxp
14. Desain Set dalam film. https://qrgo.page.link/aQxC9
15. Poster film sebagai hasil kerja graphic designer.
https://qrgo.page.link/zV7ib
16. Set Dresser. https://qrgo.page.link/ZogG3
17. Props Builder. https://qrgo.page.link/CSnWM
18. Make up Artist. https://qrgo.page.link/ZogG3
19. Sketsa Set Design film “Hugo”. https://qrgo.page.link/eyNP6
20. Floorplan film “Panic Room”. https://qrgo.page.link/WvEd5
21. Contoh breakdown sheet. https://qrgo.page.link/gZmwx
22. Desain Kostum film. https://qrgo.page.link/aYrwV
23. Perekaman musik untuk film Star Wars. https://qrgo.page.link/aTzaQ
24. Perekaman suara dengan boom. https://qrgo.page.link/KBVTf
25. Pita perekam suara ¼ Inch. https://qrgo.page.link/YmXAG
26. Pita perekam suara DA. https://qrgo.page.link/1xE9y
27. Handy Digital Recorder. https://qrgo.page.link/ABVxC
28. Form ilustrasi audio. https://qrgo.page.link/uyLnk

129 dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK


semester 2
29. Form treatment audio. https://qrgo.page.link/uyLnk
30. Timeline editing Film Avenger: Invinity War.
https://qrgo.page.link/thk5R
31. The Arrival of a Train. https://qrgo.page.link/1MLsG
32. A Trip to The Moon by George Mellies. https://qrgo.page.link/2VeBU
33. A Life of An American Fireman by Edwin Porter.
https://qrgo.page.link/2VeBU
34. The Birth Of A Nation by DW Griffith. https://qrgo.page.link/cz2Ru
35. Stenbeck flatbed film editor. https://qrgo.page.link/2yDJ2
36. Control Room televisi. https://qrgo.page.link/JyKqH
37. Sistem Editing. https://qrgo.page.link/P3Byc
38. Antar muka VSDC, software editing. https://qrgo.page.link/6N1Qz
39. Antar muka software editing audio. https://qrgo.page.link/qTyWW
40. The Thinker-Auguste Rodin. https://qr.page/g/pqPD6WDF6
41. Rumah The Crooked House (Sopot, Poland). https://bit.ly/3EGZuyC
42. Artis performance art Indonesia, Melati Suryodarmo.
https://bit.ly/3wjJ0to
43. Elemen Visual. https://bit.ly/3H3Hbpw

130 dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK


semester 2
GLOSARIUM

A
Acquisition : tahapan untuk mendapatkan seluruh elemen
gambar dan suara
Acting : gerakan, ekspresi atau aksi dari aktor atau figur
lainnya (hewan, monster, animasi, droid) dalam
sebuah shot yang diberikan
Ambience : suara latar yang hadir di dalam adegan atau scene
untuk menunjukan tempat (lokasi)
Art Director : bagian yang mewujudkan konsep yang sudah
dibuat oleh Production Designer
Artificial light : cahaya yang bersifat buatan, dibentuk sesuai
kebutuhan artistik, mood sebuah adegan atau
scene
Asisten Art Director : asisten yang bertugas langsung turun ke lapangan
dan membantu Art Director
Assembly : mengedit bersama-sama bahan terbaik yang telah
dipilih menjadi kerangka dari seluruh cerita
Available light : sumber cahaya yang bersumber dari cahaya yang
bersifat natural
B
BCU (big close-up) : shot yang menampilkan dari bawah dagu sampai
atas dahi
Best Boy : bagian yang bertanggung jawab atas logistik untuk
tata cahaya
Buyer/Runner : bagian yang bertugas mencari dan membeli atau
menyewa perlengkapan set dress
C
Costume : penggunaan pakaian yang digunakan pada tiap
karakter dalam sebuah film
CU (close-up) : shot yang menampilkan dari batas bahu sampai
atas kepala
Cut Away : penyambungan dua buah shot, dimana shot kedua
memperlihatkan informasi yang bukan bagian dari
shot pertama

131 dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK


semester 2
D
Desainer Set : para juru gambar yang biasanya terdiri dari para
arsitek
Digital imaging technician (DIT) : bagian yang bertanggung jawab atas kontrol
kualitas gambar, koreksi warna di tempat, dan
mengelola alur kerja produksi
Direct address : pembicaraan yang dilakukan oleh satu orang yang
seolah-olah berbicara dengan penonton
Dissolve : perpindahan gradasi antar shot dengan
overlapping gambar
Dolly-in : melangkah ke arah subjek dengan kamera
Dolly-out : melangkah mundur dengan kamera, menjaga
zoom tetap sama
E
ECU (extreme close-up) : shot yang menampilkan detail obyek, misalnya
mata, hidung, atau telinga
Editing Linear : berkaitan pada penggunaan pola Deck to Deck atau
VTR to VTR editing
Editing Non Linear : editor bisa melakukan penyuntingan gambar dari
mana saja
Electrician : ahli listrik yang memahami mengakses catu daya
gedung atau lokasi pengambilan gambar
ELS (extreme long shot) : pengambilan gambar dengan menampilkan objek
utama pada posisi yang sangat jauh
Estetika : cara dalam melihat karya seni berdasarkan isi atau
makna
Eye Level : teknik pengambilan objek dengan sudut yang
sejajar dengan objek
F
Fade : perpindahan melalui perubahan gradasi dari
gambar yang gelap menjadi gambar yang solid
Fine Cut : irama cerita sudah dipadatkan, tidak ada gangguan
dalam gambar atau suara
Foley : efek suara yang direkam pada tahap paska
produksi mengikuti gambar
G
132 dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
Gaffer : bagian yang menghidupkan tampilan keseluruhan
film dengan menciptakan dan mengontrol cahaya
Graphic Designer : bagian yang bertugas menggambarkan
representasi visual desain
Grip : bagian yang menentukan peralatan apa yang akan
dibutuhkan untuk mendukung kamera untuk
setiap adegan
H
Hair and Make up : penataan rambut dan riasan yang digunakan pada
tiap karakter dalam sebuah film
High Angle : teknik pengambilan objek dengan sudut yang lebih
tinggi dari objek
K
Keindahan Objektif : keindahan yang ada pada obyek yang dapat dilihat,
diraba, dan dirasakan dan benar-benar nyata
keberadaannya
Keindahan Subjektif : ditinjau dan segi subyek yang tidak dapat dilihat,
tidak dapat diraba, namun dapat dirasakan
L
Loudness : Kuat-Lemah Suara
Low Angle : teknik pengambilan objek dengan sudut yang lebih
rendah dari objek
LS (long shot) : shot yang menampilkan objek secara keseluruhan
mulai dari telapak kaki sampai atas kepala
M
Makeup Artist : seniman yang bekerja dengan makeup dan tatanan
rambut
Mastering Dialogue : pembersiahan suara melalui penggunaan filter
atau pemerataan
Match Cut : penyambungan dua buah shot yang berisi dua aksi
yang sama
MCU (medium close-up) : shot yang menampilkan objek dari batas dada
sampai atas kepala
Mise‐en‐scene : segala hal yang berada didepan kamera seperti
latar, tata cahaya, kostum dan make‐up serta
acting

133 dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK


semester 2
MLS (medium long shot) : shot yang menampilkan objek sebatas pinggang
sampai kepala
MS (medium shot) : shot yang menampilkan objek sebatas perut
sampai kepala
Music Composition : pembacaan emosional yang kuat tentang apa yang
terjadi di layar
Musik fungsional : musik yang digunakan untuk menambahkan
dramatisasi didalam film
Musik realitas : musik yang berasal dari dalam ruang adegan cerita
N
Natural light : sumber cahaya yang bersumber dari cahaya yang
bersifat natural
P
Pan : menggerakkan lensa kamera ke satu sisi atau sisi
lainnya
Pedestal : menggerakkan kamera ke atas atau ke bawah
tanpa mengubah sumbu vertikal atau
horizontalnya
Penata Artistik : ahli dalam menata ruang atau lokasi pengambilan
gambar sesuai dengan yang kehendaki dalam
scenario
Pictorial light : cahaya yang bersifat buatan, dibentuk sesuai
kebutuhan artistik, mood sebuah adegan atau
scene
Picture Lock : tonggak sejarah ketika sutradara atau produser
secara resmi menandatangani hasil edit
Pitch : Tinggi-Rendah Suara
Production Designer : bagian yang bertanggung jawab terhadap
penciptaan fisik untuk tampilan sebuah film
Production sound : efek suara yang direkam dilapangan
Props Builder : ahli pembangun properti yang bertugas
membangun properti yang dibutuhkan
Props Master : ahli property yang bertugas untuk mengelola
semua properti
R
Roll : menggulingkan kamera ke sisinya

134 dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK


semester 2
Rough Cut : memadatkan assembly edit sampai urutan cerita
menjadi jelas
S
Scene : kumpulan shot-shot yang peristiwa di dalamnya
terjadi pada satu ruang dan satu waktu
Seni Musik : seni yang dibentuk dari unsur nada dan bunyi
dalam alat musik, suara manusia (vokal), atau
gabungan keduanya
Seni Rupa : seni yang memanfaatkan unsur garis, bidang,
warna, tekstur, dan volume
Seni Sastra : seni yang mengungkapkan pengalaman jiwa dan
perasaan dalam bentuk bahasa, tulisan, dan
kalimat yang mengandung nilai estetis
Seni Tari : seni yang memadukan unsur gerakan dan kata
Seni Teater : seni yang diwujudkan melalui gerak, ruang, waktu,
irama, wirasa, wiraga, dan susunan unsur gerakan
anggota tubuh secara teratur dan menurut pola-
pola tertentu
Sequence : susunan urutan dari berbagai peristiwa yang
terjadi di dalam film
Set Decorator : bagian yang bertugas mendekorasi semua benda-
benda yang akan terlihat dalam sebuah film atau
video
Set Dresser : bagian yang mengatur pernak-pernik
perlengkapan set dekorasi
Setting : tempat atau lokasi dimana suatu adegan
dimainkan
Shot : gambar yang diambil dengan kamera dari camera
on hingga camera off
Sinematografi : seni fotografi dan kamera dalam pembuatan film
Sound Design : menentukan penempatan musik dan efek
Sound library : kumpulan efek suara yang sudah direkam
sebelumnya
T
Tata artistik : penyusunan segala sesuatu yang melatarbelakangi
cerita film

135 dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK


semester 2
Tata cahaya : pengaturan cahaya dengan mempergunakan
peralatan pencahayaan agar kamera mampu
melihat obyek dengan jelas
Tilt : menggerakkan lensa kamera ke atas atau ke
bawah sambil menjaga sumbu horizontalnya
Timbre : kombinasi unik dari frekuensi dasar, harmoni dan
nada
Transisi : metode penyambungan dalam editing
Truck : menggeser seluruh tubuh kamera ke kiri atau ke
kanan
V
Videografi : pengembangan dari still image
VLS (very long shot) : shot ini latar belakang atau setting tampak lebih
dominan dari objek utamanya
Voice over : pembicaraan yang sumber suaranya tidak terlihat
di layar namun ada di ruang cerita
Wipe : perpindahan antar shot dengan menyapu gambar
Z
Zooming/Zoom : mengubah panjang fokus lensa untuk membuat
subjek tampak lebih dekat atau lebih jauh dalam
bingkai

136 dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK


semester 2
PROFIL PENULIS
Nama Lengkap : Ady Wicaksono, S.Pd., S.Sn., MT.
Email : Adynk75@gmail.com,
ady.wicaksono@smkn3batu.sch.id
Handphone : 082143783885
Instansi : SMK Negeri 3 Batu
Bidang Keahlian : Seni dan Ekonomi Kreatif/ Multimedia &
Produksi Film

Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 Tahun Terakhir:


1. Dosen Luar Biasa Jurusan Seni Rupa dan Desain Komunikasi Visual
Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (2009-2016)
2. Guru Produktif Multimedia, Guru Produktif Produksi Film SMK Negeri 3
Batu (2004-sekarang)
3. Kepala Kompetensi Keahlian Produksi Film SMK Negeri 3 Batu
(2018-sekarang)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:


1. S1 Pendidikan Seni Rupa (lulus tahun 2003)
2. S1 Film Institut Kesenian Jakarta (lulus tahun 2007)
3. S2 Jaringan Cerdas Multimedia (Game Technology) Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya (lulus tahun 2013)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):


-
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
-

Informasi lain dari Penulis


tinggal di Kota Batu, Jawa Timur, penulis menyelesaikan pendidikan dasar dan
menengah di SD Negeri Sisir 1 Kota Batu, SMP Negeri 1 Kota Batu, SMA Negeri 1
Kota Batu. Penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Sastra Universitas
Negeri Malang, jurusan Pendidikan Seni Rupa lulus tahun 2003. Penulis
mendapatkan beasiswa unggulan dari Kemdikbud untuk gelar Sarjana Seni di
Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta lulus tahun 2007. Selanjutnya
penulis mendapatkan beasiswa unggulan untuk gelar Magister Teknik di Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Fakultas Teknik Industri, Jurusan Elektro,
Program Keahlian Jaringan Cerdas Multimedia konsentrasi Game Technology dan
lulus tahun 2013. Saat ini penulis bekerja sebagai pengajar di Kompetensi Keahlian
Multimedia dan Kompetensi Keahlian Produksi Film SMK Negeri 3 Batu, Jawa
Timur

137 dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK


semester 2
PROFIL PENULIS
Nama Lengkap : Niko Arya Surya Nagra, S.Pd
Email : suryanagra@gmail.com,
niko.arya@smkn3batu.sch.id
Handphone : 08573361161
Instansi : SMK Negeri 3 Batu
Bidang Keahlian : Seni Budaya

Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 Tahun Terakhir:


1. Guru Seni Budaya, SMK Negeri 3 Batu (2009-sekarang)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:


1. S1 Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Malang (lulus tahun 2005)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):


- Kumpulan Puisi-Liburan di Rumah Nenek (Maret, 2021)
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
-

Informasi lain dari Penulis


Lahir dan besar di Kota Malang, lalu menetap di Kota Batu mulai tahun 2007.
Menyelesaikan Pendidikan Dasar di SDN Lowokwaru VI Malang, kemudian
melanjutkan di SMP Negeri 3 Malang dan SMA Negeri 9 Malang. Dilanjutkan studi
S1 di Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Malang. Selama mahasiswa
hingga kini tertarik pada bidang seni rupa (Lukis) beberapa kali pameran bersama
di kota Malang dan Batu. Menerbitkan buku kumpulan puisi berjudul ‘Liburan di
Rumah Nenek pada awal tahun 2021, membuat musikalisasi puisi dari buku
tersebut dan diunggah ke youtube: suryanagra. Menjadi penata artisitik dalam
beberapa film yang diproduksi oleh SMK Negeri 3 Batu. Saat ini berprofesi sebagai
pengajar mata pelajaran Seni Budaya di SMK Negeri 3 Batu.

138 dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK


semester 2
PROFIL PENELAAH
Nama Lengkap : Tomy Widiyatno, M.Sn.
Email : tomytaslim@gmail.com,
Handphone : 0818465787
Instansi : Pekerja Profesional
Yayasan Festival Film Pelajar Jogja
Bidang Keahlian : Seni dan Media Kreatif

Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 Tahun Terakhir:


1. Pengelola Pusat Pengembangan Media Alternatif, Fakultas Film dan Televisi
Institut Kesenian Jakarta, Jakarta (2008-2012)
2. Periset di Lembaga Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat, Institut
Kesenian Jakarta, Jakarta (2013-2016)
3. Manajer Program, Sang Akar Institute, Jakarta (2017-2018)
4. Pengembang Media, PT. Jaring Pasar Nusantara, Yogyakarta (2019-sekarang)
5. Dosen Tidak Tetap di beberapa kampus sejak (2004-sekarang)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:


1. S1 Televisi, Fakultas Seni Media Rekam, Institut Seni Indonesia Yogyakarta
(lulus 2002)
2. S2 Film, Program Pascasarjana Penciptaan dan Pengkajian Seni, Institut
Kesenian Jakarta (lulus 2011)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):


1. 2011: Modul Teknik Produksi Program Televisi, SMK Broadcast Cakra Buana,
Depok, Jawa Barat.
2. 2020: Buku ‘Panduan Jaring Pewarta Desa’, Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggan dan Transmigrasi, Jakarta.
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Berbasis Open Source
Software untuk Penguatan Industri Kreatif Perdesaan di 3 Kabupaten di Jawa
Tengah. 2013. Unit Pelaksana Teknis Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (LPPM FFTV
IKJ), Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) dan INFEST.
2. Pengembangan Laboratorium Seni, Budaya dan Film di Satuan Pendidikan
Indonesia (Kalimantan Barat, Sumatera Barat, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Sumatera Utara). Institut Kesenian Jakarta (IKJ) & Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. 2014
3. Dinamika Komunitas Film Pelajar di Indonesia. 2017. Yayasan Festival Film
Pelajar Jogja & Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Informasi lain dari penelaah


Tomy Widiyatno Taslim menjalani pendidikan dasar sampai tinggi di Yogyakarta.
SD Tegalrejo I, SMP 5, SMA Mataram dan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Setelah beberapa tahun bekerja di industri media, kemudian melanjutkan studi
139 dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2
pascasarjana di Institut Kesenian Jakarta. Selain aktif di dunia pendidikan, juga
tetap mengerjakan proyek media kreatif bekerja sama dengan beragam pihak.
Aktivitas lainnya menjadi pembicara, fasilitator dan juri untuk berbagai festival film
pendek di Indonesia. Di antaranya adalah Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional,
Eagle Award Competition, Erasmus International Documentary Competition,
Festival Film Riau, Krakatau Art Festival Lampung, Lomba Kreasi Audio Visual
Sejarah, Jawara Film Festival Bandung, Festival Film Bahari Cirebon, Festival Film
Pelajar Jakarta, Sukabumi Movie Competition, Festival Film Dinas Kebudayaan DIY,
Smekdors Film Festival Surabaya, Festival Film Pendidikan Yogyakarta, Festival
Film Disabilitas Indonesia, Lomba Video Petani Sehat Nasional, Lomba Video
Perempuan Berdaya, dan kegiatan lain. Tomy juga merupakan pendiri Yayasan
Festival Film Pelajar Jogja (Yayasan FFPJ). Yayasan ini merupakan induk dari
penyelenggaraan Festival Film Pelajar Jogja yang berdiri sejak 2010 dan berjalan
sampai saat ini.

140 dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK


semester 2
PROFIL EDITOR
Nama Lengkap : Ary Agung Wibowo, S.Sn
Email : aryviscom@gmail.com,
ary.agung@smkn3batu.sch.id
Handphone : 081334338884
Instansi : SMK Negeri 3 Batu
Bidang Keahlian : Seni dan Ekonomi Kreatif /
Produksi dan Siaran Program Televisi

Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 Tahun Terakhir:


1. Guru Produktif Multimedia SMK Negeri 4 Malang (2008-2010)
2. Guru Produktif Produksi dan Siaran Program Televisi (PSPT) / Broadcast
Pertelevisian SMK Negeri 3 Batu (2005-sekarang)
3. Kepala Kompetensi Produksi dan Siaran Program Televisi (PSPT) / Broadcast
Pertelevisian SMK Negeri 3 Batu (2005-2020)
4. Wakil Kepala Sekolah bidang Hubungan Masyarakat dan Industri (2020-2021)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:


1. S1 Desain Komunikasi Visual Universitas Negeri Malang (lulus tahun 2004)
2. S1 Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (lulus tahun 2007)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):


-
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
-

Informasi lain dari editor


Editor menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di SD Negeri Sukorejo 3
Kota Blitar, SMP Negeri 1 Kota Blitar, SMU Negeri 1 Kota Blitar. Editor melanjutkan
pendidikan tinggi di Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, jurusan Desain
Komunikasi Visual (DKV) lulus tahun 2004. Editor mendapatkan beasiswa unggulan
dari Kemdikbud untuk gelar Sarjana Seni di Fakultas Film dan Televisi Institut
Kesenian Jakarta lulus tahun 2007. Saat ini editor bekerja sebagai pengajar di
Kompetensi Keahlian Produksi dan Siaran Program Televisi (PSPT) / Broadcast
Pertelevisian SMK Negeri 3 Batu, Jawa Timur

141 dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK


semester 2
PROFIL ILUSTRATOR
Nama Lengkap : Ramadhian Sanjaya, S.Sn.
Email : amayatasaalun@gmail.com,
ramadhian.sanjaya@smkn3batu.sch.id
Handphone : 087811851730
Instansi : SMK Negeri 3 Batu
Bidang Keahlian : Seni dan Ekonomi Kreatif/
Animasi

Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 Tahun Terakhir:


1. Guru Produktif Animasi, Guru Produktif Produksi Film SMK Negeri 3
Batu (209-sekarang)
3. Kepala Kompetensi Keahlian Animasi SMK Negeri 3 Batu
(2009-sekarang)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:


1. S1 Desain Komunikasi Visual (lulus tahun 2006)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):


-
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
-

Informasi lain dari ilustrator


Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di SD Negeri Sisir 5 Kota Batu,
SMP Negeri 1 Kota Batu, SMA Negeri 1 Kota Batu. Ilustrator melanjutkan
pendidikan tinggi di Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, jurusan DKV lulus
tahun 2006. Saat ini bekerja sebagai pengajar di Kompetensi Keahlian Animasi SMK
Negeri 3 Batu, Jawa Timur

142 dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK


semester 2
143 dasar-dasar broadcasting dan perfilman kelas X SMK/ MAK
semester 2

Anda mungkin juga menyukai