Anda di halaman 1dari 39

PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS GPS DI

PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS


TAHUN 2020
(Rancangan Proyek Profesional Kebidanan)

Disusun oleh:
DESIH SUTIARSIH
NIM. 4007190016

PROGRAM MAGISTER TERAPAN KEBIDANAN


STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG TAHUN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan ridho dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas rancangan proyek

inovasi profesional kebidanan tentang Pemetaan Ibu Hamil Berbasisi GPS di

Puskesmas Cimaragas Kabupaten Ciamis tahun 2020.

Penulisan rancangan proyek ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi bidan

dalam membuat rancangan proyek inovasi dalam pelayanan kebidanan.

Proyek pemetaan ibu hamil berbasis GPS merupakan aplikasi yang berisi

sistem informasi dan notifikasi tentang kondisi dan keberadaan ibu hamil dalam

suatu wilayah berdasarkan data dasar yang diperoleh dari pencatatan kohort ibu

dengan penetapan klasifikasi resiko menggunakan skor Poedji Rochjati.

Selama penulisan rancangan proyek ini penulis banyak menerima

arahan, bimbingan, dukungan, dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu

ijinkan penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

bapak/ibu:

1. Dr. Dra. Suryani, Dipl.Mid. MM, selaku ketua STIKes Dharma Husada Bandung

sekaligus pembimbing/coach dalam penyusunan rancangan proyek ini, yang

telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan

selama proses penyusunan laporan ini.

2. Prof. Hidayat Wijayanegara, dr., Sp.OG(K), selaku ketua program studi


Magister

Terapan Kebidanan.

3. Dr. Ma’mun Sutisna, Drs., S.Sos.,M.Pd, selaku koordinator Proyek Profesional

Kebidanan yang telah memberikan arahan dan motivasi dalam menyelesaikan

laporan ini.

i
4. Tim perancang proyek yang telah bekerja sama dan memberikan sumbangan

baik moril maupun materil dalam proses pembuatan dan implementasi

rancangan proyek ini.

5. Suami dan anak-anak tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan

doa selama penyusunan rancangan proyek ini.

6. Rekan seperjuangan S2 Terapam Kebidanan angkatan enam yang telah

memberikan motivasi dan dukungan selama penyusunan rancangan proyek

ini.

Seluruh isi rancangan proyek professional kebidanan ini sepenuhnya

menjadi tanggungjawab penulis. Dalam hal ini penulis menyadari bahwa

rancangan proyek ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi penyusunan,

tata bahasa, maupun penulisannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan

saran dari semua pihak untuk dijadikan acuan agar dalam pembuatan laporan di

masa mendatang menjadi lebih baik lagi.

Akhirul kalam penulis mengucapkan mohon maaf atas segala

keterbatasan yang dimiliki, semoga rancangan proyek ini dapat menambah

wawasan berfikir dan bermanfaat dalam peningkatan ilmu pengetahuan. Aamiin

Bandung, Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

1. Identitas Proyek .......................................................................................................... 1

2. Latar Belakang............................................................................................................. 2

3. Tujuan PPK .................................................................................................................. 4

4. Manfaat PPK................................................................................................................ 4

5. Permasalahan dan Ruang Lingkup .............................................................................. 5

6. Analisis Permasalahan, Solusi dan Dasar Teori........................................................... 6

7. Output Kunci ............................................................................................................. 13

7. Pentahapan dan Penjadwalan .................................................................................. 14

9. Tata Kelola Proyek..................................................................................................... 17

10. Anggaran ................................................................................................................. 24

11. Identifikasi Stakeholders ......................................................................................... 25

12. Identifikasi Potensi Masalah ................................................................................... 28

13. Risiko ....................................................................................................................... 30

14. Kriteria Keberhasilan............................................................................................... 31

15. Faktor Kunci Keberhasilan....................................................................................... 31

16. Persetujuan ............................................................................................................. 32

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 33

iii
1

RANCANGAN PROYEK PROFESIONAL KEBIDANAN

1. Identitas Proyek

1.1 Judul

Pemetaan ibu hamil berbasis GPS di Puskesmas Cimaragas

Kabupaten Ciamis Tahun 2020.

1.2 Deskripsi

Pemetaan ibu hamil berbasis GPS merupakan aplikasi yang berisi

sistem informasi dan notifikasi tentang kondisi dan keberadaan ibu hamil

dalam suatu wilayah tertentu berdasarkan data dasar yang diperoleh dari

pencatatan kohort ibu dengan penetapan klasifikasi resiko menggunakan

skrining skor Poedji Rochjati.

Sistem informasi ini dirancang sesuai dengan kebutuhan program

yang dalam proses perancangannya melibatkan partisipasi dari pengguna

dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna sistem serta

memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap

sehingga menghasilkan sistem informasi berupa model input, output,

database (basis data) dan dialog antar muka (interface).

Hasil yang didapatkan berupa tampilan objek peta interaktif dan

dinamis berbasis GPS yang dapat diakses melalui android dan komputer.

Bentuk penyajian/tampilan peta yang dihasilkan berupa tata letak sasaran

dan indikasi warna berdasarkan tingkatan resiko kehamilan yang telah di

tentukan yaitu :

1) Warna Hijau indikasi resiko rendah

2) Warna Kuning indikasi resiko sedang

3) Warna Merah indikasi resiko tunggi

4) Warna Hitam, bila ada kasus kematian

5) Warna atau tampilan lain sesuai kebutuhan program


Implementasi dari penggunaan peta digital ini dilakukan dengan

uji coba pengoperasian aplikasi kepada pengguna dengan langkah

kegiatan sebagai berikut :

1) Menginstall software aplikasi sistem informasi ke dalam komputer atau

android pengguna.

2) Pengguna diberikan penjelasan mengenai cara kerja sistem dengan

disertai panduan penggunaan sistem informasi.

3) Pengguna diminta untuk mengoperasikan sistem informasi tersebut

dengan melakukan entry data dasar, transaksi, melakukan aktivitas

menambah, menghapus dan melakukan analisa sampai menghasilkan

dan mencetak output.

1.3 Sponsor

Nama : Tommy Bektania, SKM

Jabatan : Kepala Sub. Bagian Perencanaan

Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis

1.4 Project Leader : Desih Sutiarsih

Mahasiswa Magister Terapan Kebidanan

STIKes Dharma Husada Bandung

1.5 Sumber Daya Tim

1) Elis Lismayani

2) Iwan Deniawan

3) Kurniati Devi P

4) Asep Gunawan

2. Latar Belakang

Angka kematian ibu sudah mengalami penurunan, namun masih jauh

dari target MDGs yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.

Kondisi ini disebabkan antara lain oleh kualitas pelayanan kesehatan ibu yang
belum memadai dan kondisi ibu hamil yang tidak sehat. Penyebab utama

kematian ibu adalah hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan post partum.

Hal ini dapat diminimalkan apabila kualitas antenatal care dilaksanakan

dengan baik.2

Asuhan kebidanan yang komprehensif (Continuity of Care) dapat

mengoptimalkan deteksi resiko tinggi maternal dan neonatal. Upaya ini dapat

melibatkan berbagai sektor untuk melaksanakan pendampingan pada ibu

hamil sebagai upaya promotif dan preventif dimulai sejak ditemukan ibu hamil

sampai ibu dalam masa nifas berakhir melalui pemberian konseling, informasi

dan edukasi (KIE) serta kemampuan identifikasi resiko pada ibu hamil

sehingga mampu melakukan rujukan (Yanti, 2015).5

Dampak dari tidak melakukan antenatal yang teratur, ibu hamil akan

kurang mendapat informasi tentang cara perawatan kehamilan yang benar,

tidak terdeteksinya tanda bahaya kehamilan secara dini, tidak terdeteksinya

tanda penyulit atau kelainan serta komplikasi selama kehamilan seperti

anemia, preeklampsia atau hipertensi dalam kehamilan, penyakit kronis,

penyakit karena faktor genetik, dan kelainan kongenital (Pusdiknakes, 2012).3

Pelayanan antenatal merupakan bagian dari kegiatan program

kesehatan ibu dan anak (KIA). Dalam pelaksanaannya diperlukan manajemen

asuhan yang terdiri dari pengumpulan, pengolahan, analisis, dan intepretasi

data serta penyebarluasan informasi hasil pelayanan sebagai bahan tindak

lanjut bersama instansi terkait dan lintas sektoral. Pelaksanaan pelayanan

antenatal diharapkan dapat menjangkau seluruh sasaran yang ada di wilayah

kerja, dengan tujuan bila ditemukan ibu hamil dengan faktor risiko atau

adanya komplikasi dapat memperoleh penanganan sedini mumgkin.10

Selain itu dalam pelayanan program KIA dibutuhkan sistem

pencatatan dan pelaporan yang komprehensif. Salah satunya adalah

melakukan pemetaan
ibu hamil yang ada di wilayah kerja berdasarkan hasil kegiatan program dan

pemberdayaan masyarakat.10

Berdasarkan hasil studi pendahuluan, diketahui bahwa masalah

dalam pembuatan peta sasaran ibu hamil yang dilaksanakan oleh bidan di

puskesmas Cimaragas masih menggunakan cara manual dan bersifat statis.

Hal tersebut mengakibatkan kesulitan dalam memperbarui dan melakukan

validasi data. Selain itu kekurangan dari pemetaan tersebut belum

menghasilkan sistem informasi dan notifikasi yang efektif.14

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan adanya sebuah

sistem informasi berupa aplikasi interaktif yang dapat menggambarkan kondisi

dan keberadaan ibu hamil secara geografis berupa pemetaan sasaran yang

ada di wilayah kerja puskesmas.

3. Tujuan PPK

3.1 Tujuan jangka pendek

Tersusunnya rancangan proyek profesional kebidanan berupa

aplikasi pemetaan ibu hamil berbasis GPS.

3.2 Tujuan jangka menengah

Terciptanya pemetaan ibu hamil berbasis GPS sebagai bentuk

inovasi dalam pelayanan antenatal

3.3 Tujuan jangka panjang

Menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta meningkatkan akses

pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan yang kompeten

4. Manfaat PPK

1) Menambah wawasan dan kemampuan berfikir dalam mengembangkan

sistem pelayanan antenatal di unit pelayanan dasar.

2) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan stakeholders (pengguna)

dalam melaksanakan manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.


3) Menjadi sarana diagnosis dalam deteksi dini risiko tinggi atau komplikasi

pada ibu hamil.

4) Mengembangkan sistem informasi dan notifikasi dalam upaya peningkatan

capaian program dan kualitas pelayanan pada ibu hamil.

5) Mempermudah akses atau jangkauan pelayanan melalui jejaring sosial

yang ada di masyarakat.

5. Permasalahan dan Ruang Lingkup

5.1 Permasalahan

Berdasarkan hasil evaluasi program pelayanan antenatal di

Puskesmas Cimaragas didapatkan permasalahan antara lain:

1) Masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan bidan dalam

memberikan pelayanan antenatal secara terpadu, komprehensif dan

berkualitas (55,6).

2) Ketersediaan sarana dan perlengkapan pendukung untuk pelayanan

antenatal masih kurang terutama sarana pendukung dalam laporan hasil

kegiatan pelayanan (48,2)

3) Penerapan standar operasional prosedur mengenai pelayanan antenatal

oleh bidan belum dilaksanakan secara optimal, salah satunya dalam

pencatatan dan pelaporan ( 52,0).

4) Sistem manajemen mutu puskesmas dalam melakukan audit internal

terhadap pelayanan antenatal belum ada tindak lanjutnya (44, 4).

5) Sistem pencatatan program KIA dalam bentuk pemetaan sasaran

program terhadap semua ibu hamil yang ada di wilayah kerja puskesmas

masih dilakukan secara manual dan bersifat statis

6) Belum berjalannya koordinasi lintas sektor/jejaring sosial dengan

pemangku kebijakan, pemerintahan setempat, dan tokoh masyarakat.


7) Capaian program pelayanan antenatal masih dibawah target baik secara

kuantitas maupun kualitas.

5.2 Ruang lingkup permasalahan

Konsep proyek profesional kebidanan merupakan proyek perubahan

berupa inovasi pelayanan kebidanan di unit kerja melalui proses diagnostic

reading dengan melakukan 4 langkah berikut:

1) Mengidentifikasi masalah pada unit kerja, sesuai dengan kondisi yang

ada di tempat pelayanan atau unit kerja

2) Menentukan masalah dominan dari hasil identifikasi masalah

3) Membangun alternatif solusi untuk menyelesaikan masalah dominan

4) Memilih solusi terbaik yang akan menjadi proyek perubahan pada unit

kerja

Setelah dilakukan tahapan diagnostic reading terhadap pelaksanaan

program pelayanan antenatal di Puskesmas Cimaragas, maka ruang lingkup

permasalahannya adalah sistem pencatatan dan pelaporan yang masih

bersifat manual dengan manajemen basis data yang belum maksimal

sehingga menyulitkan dalam mengakses data/informasi serta belum memiliki

pemetaan sasaran ibu hamil yang interaktif dan dinamis sebagai sarana

informasi dan notifikasi dalam pelaksanaan pelayanan antenatal dan deteksi

dini risiko tinggi/komplikasi pada ibu hamil.

6. Analisis Permasalahan, Solusi dan Dasar Teori

6.1 Analisis permasalahan

Asuhan kebidanan yang komprehensif (Continuity of Care) dapat

mengoptimalkan deteksi resiko tinggi maternal dan neonatal. Upaya ini

dapat melibatkan berbagai sektor untuk melaksanakan pendampingan pada

ibu hamil sebagai upaya promotif dan preventif dimulai sejak ditemukan ibu

hamil sampai ibu dalam masa nifas berakhir melalui konseling,

informasi dan
edukasi (KIE) serta kemampuan identifikasi resiko pada ibu hamil sehingga

mampu melakukan rujukan.

Pencapaian cakupan K1 dan K4 ibu hamil merupakan indikator

kesinambungan program asuhan pada masa kehamilan. Pengetahuan

tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan dan tanda bahaya kehamilan

perlu dimiliki oleh setiap ibu hamil untuk deteksi faktor risiko, mencegah dan

menghindari terjadinya komplikasi serta merubah sitem rujukan

kegawatdaruratan menjadi rujukan berencana.1

Sistem pencatatan dan pelaporan masih bersifat manual,

manajemen basis data yang belum maksimal dan belum adanya pemetaan

yang interaktif dan dinamis membuat kesulitan dalam mengakses

data/informasi sasaran yang ada di wilayah kerja, sehingga upaya untuk

menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun bayi belum dapat

tercapai sesuai harapan.

6.2 Solusi

Berdasarkan analisa permasalahan di atas maka solusi atau

alternatif pemecahan masalah yang dapat diambil yaitu merancang sebuah

proyek inovasi berupa pembuatan aplikasi pemetaan ibu hamil berbasis GPS

yang dapat diakes melalui komputer/android.

Aplikasi ini berupa sistem informasi dan notifikasi berdasarkan data

yang diperoleh dari pencatatan kohort ibu dengan penetapan skrining risiko

ibu hamil menggunakan skore Poedji Rochjati. Inovasi dari pemetaan ibu

hamil ini lebih bersifat interaktif dan menjangkau semua sasaran sehingga

stakeholders dapat mengetahui posisi/keberadaan ibu hamil serta mampu

melakukan deteksi dini terhadap risiko atau komplikasi yang terjadi pada ibu

hamil.

6.3 Dasar teori


Dalam implementasi standar pelayanan minimal (SPM) pemerintah

mengeluarkan kebijakan melalui Permenkes No. 4 tahun 2019 tentang

standar teknis mutu pelayanan dasar pada standar pelayanan minimal

bidang kesehatan. Pelayanan tersebut bersifat promotif dan preventif yang

mencakup:

1) Peningkatan kesehatan

2) Perlindungan spesifik

3) Diagnosis dini dan pengobatan tepat

4) Pencegahan kecacatan

Salah satu indikator pelayanan dasar pada SPM Kesehatan adalah

pelayanan kesehatan pada ibu hamil yang dilaksanakan oleh tenaga

kesehatan sesuai kompetensi dan kewenangannya.

Pelayanan kesehatan ibu hamil tertuang dalam Permenkes nomor

97 tahun 2014 yang diawali oleh pelayanan kesehatan masa sebelum hamil

dengan tujuan untuk mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan

dan persalinan yang sehat dan selamat. Pelayanan tersebut tidak dapat

dipisahkan dengan pelayanan persalinan, nifas dan bayi baru lahir. Oleh

karena itu kualitas pelayanan antenatal yang diberikan akan mempengaruhi

pada kesehatan ibu hamil dan janinnya, ibu bersalin, dan bayi baru lahir serta

ibu nifas.

Pelayanan kesehatan pada masa hamil dilakukan sekurang-

urangnya 4 kali selama masa kehamilan yang dilakukan 1 kali pada trimester

pertama, 1 kali pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga.

Pelayanan tersebut dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi dan kewenangan sesuai standar.6

Dalam pelayanan antenatal terpadu, tenaga kesehatan harus dapat

memastikan bahwa kehamilan berlangsung normal, mampu mendeteksi dini


masalah dan penyakit yang dialami ibu hamil, melakukan intervensi secara

adekuat sehingga ibu hamil siap untuk menjalani persalinan secara normal.5

Untuk menemukan faktor risiko dan risiko tinggi sedini mungkin

maka semua ibu hamil harus dilakukan skrining, salah satunya dengan

menggunakan Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) yang diikuti dengan

melakukan prediksi / prakiraan terjadinya komplikasi dalam persalinan.

Komplikasi persalinan menyebabkan kematian, kesakitan, dan kecacatan

pada ibu dan bayi baru lahir.15

Dalam strategi pendekatan risiko, kegiatan skrining merupakan

komponen penting dalam pelayanan kehamilan, yang harus diikuti dengan

komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada ibu hamil, suami, dan

keluarga, untuk perencanaan persalinan aman dilakukan persiapan rujukan

terencana bila diperlukan. Menurut Poedji Rochjati batasan faktor resiko atau

masalah yang ditemukan terdiri dari:

1) Ada Potensi Gawat Obstetri / APGO (kehamilan yang perlu diwaspadai),

meliputi: primi muda, primi tua, umur ibu ≥ 35 tahun, anak terkecil < 2

tahun, primi tua sekunder, grande multi, tinggi badan 145 cm atau

kurang, riwayat obstetri yang jelek, dan bekas operasi sesar.

2) Ada Gawat Obstetri / AGO (tanda bahaya pada saat kehamilan,

persalinan, dan nifas), meliputi: penyakit pada ibu hamil, bengkak pada

muka/wajah dan tekanan darah tinggi, hamil kembar, hidramnion / hamil

kembar air, janin mati dalam rahim (IUFD), hamil serotinus / hamil lebih

bulan, letak sungsang, dan letak lintang,

3) Ada Gawat Darurat Obstetri / AGDO (Ada ancaman nyawa ibu dan bayi),

antara lain: perdarahan pada saat kehamilan, preeklamsia berat /

eklamsia,

Untuk meminimalisir terjadinya angka kesakitan dan menurunkan


angka kematian dibutuhkan upaya pencegahan pro-aktif dan antisipatif

melalui rujukan terencana. Kematian ibu merupakan masalah kesehatan dan

sosial. Aspek kesehatan berhubungan dengan profesi kebidanan, sedangkan

masalah sosial adalah yang berhubungan dengan geografis, sosial budaya,

dan sosial ekonomi.11

Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan deteksi dini risiko tinggi

pada ibu hamil diperlukan sistem yang dapat memberikan gambaran secara

realistis dan akurat. Konsep pemetaan ibu hamil ini sebagai salah satu media

berupa pemetaan yang interaktif dan dinamis sehingga dapat diperbaharui

setiap saat sesuai dengan situasi dan kondisi kesehatan ibu hamil itu sendiri.

Pemetaan ibu hamil berbasis GPS ini berupa visualisasi data informasi dan

notifikasi yang dapat diakses oleh pengguna melalui media komputer/android

berupa tampilan gambar yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan

program.

Kementerian kesehatan telah membuat berbagai program dalam

upaya peningkatan cakupan dan deteksi dini risiko atau komplikasi pada ibu

hamil. Sistem informasi dan notifikasi pada ibu hamil yang sudah ada salah

satunya adalah program perencanaan persalinan dan pencegahan

komplikasi (P4K). Bentuk kegiatannya berupa pengisian stiker P4K yang

selanjutnya ditempelkan di rumah ibu hamil. Kelemahan dari P4K ini selain

sifatnya masih manual, sistem informasi dan notifikasinya belum ada tindak

lanjut dan pemantauan secara komprehensif.13

Menurut ICA (International Cartographic Association), peta adalah

suatu gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang

dipilih dari kenampakan bumi, yang ada kaitannya dengan permukaan bumi

atau benda-benda angkasa. Peta merupakan gambaran permukaan bumi

yang diperkecil, dituangkan dalam selembar kertas atau media lain dalam

bentuk dua dimensional (Miswar, 2012).15


Pemetaan digital (kartografi) adalah representasi fenomena

geografik dalam bentuk kumpulan data yang dikompilasi dan diformat

menjadi gambar digital dimana setiap objek disimpan sebagai sekumpulan

koordinat (Prahasta, 2010).16

GPS (Global Positioning System) yaitu sebuah sistem navigasi

berbasis satelit yang dapat digunakan untuk menginformasikan lokasi

penggunanya di permukaan bumi. GPS merupakan satu-satunya sistem

satelit navigasi global untuk penentuan lokasi, kecepatan, arah, dan waktu

yang telah beroperasi secara penuh didunia saat ini.17

Kelebihan peta digital dibanding peta analog/konvensional salah

satunya adalah kualitas tetap terjaga dan tidak berubah, mudah disimpan

dan dipindahkan dari satu media ke media penyimpanan yang lain, serta

mudah diperbaharui jika diperlukan untuk pemutakhiran data atau perubahan

sistem koordinat dengan menggunakan perangkat lunak tertentu.

Selain itu kelebihan peta digital adalah proses navigasi lebih mudah

dan cepat dalam mengidentifikasi setiap lokasi yang ada di permukaan bumi

serta mengetahui kondisinya secara real time.

Sedangkan kekurangan dari peta digital ini adalah titik koordinat

posisi yang di lacak oleh satelit mempunyai faktor kesalahan yang akan

mempengaruhi tingkat keakuratan GPS dan membuat pengguna menjadi

kurang waspada terhadap kondisi sekitar. Selain itu teknologi dan layanan

GPS masih tergolong mahal.

Studi literatur yang dilakukan untuk menunjang pembuatan proyek

inovasi ini, selain dari buku sumber atau pedoman yang terkait dengan judul

proyek profesional kebidanan yaitu melalui kajian jurnal penelitian tentang

aplikasi sisten informasi sejenis yang telah ada.

Anggi Ardiyansah, dkk dalam penelitian studi kasus yang berjudul


“Pembuatan sistem informasi pemetaan ibu hamil risiko tinggi di Puskesmas

Banyubiru” telah melakukan perancangan dan pembentukan sistem informasi

pemetaan ibu hamil risiko tinggi yang terdiri dari rancangan home, input,

proses, dan output. Dengan menggunakan aplikasi spreadsheet. Evaluasi

dilakukan melalui pengujian interface system, pengujian form handle sistem,

dan pengujian keamanan dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa sistem

informasi pemetaan ibu hamil risiko tinggi dapat berfungsi.

Sedangkan proyek inovasi ini dirancang sebagai bentuk

pengembangan dari sistem informasi yang sudah ada berupa aplikasi

dengan menerapkan teknologi GPS sehingga didapatkan sebaran data ibu

hamil dalam suatu wilayah serta menghasilkan peta yang lebih akurat dan

interaktif. Selain itu dilakukan pengembangan sistem pencatatan ibu hamil

menjadi sistem informasi manajemen PWS KIA secara utuh untuk

mempermudah bidan atau petugas kesehatan dalam melakukan validasi data

dan pembuatan laporan.


Kerangka Konsep Pemetaan Ibu Hamil

Register Ibu Hamil


( Kohort Ibu )

Skrining Risiko
( Skor Poedji Rochjati )

Manajemen PWS KIA

Laporan Program Pemetaan Grafik

7. Output Kunci

Sebagai indikator penilaian hasil capaian dari ruang lingkup kegiatan

dan solusi yang dilaksanakan dalam proyek profesional kebidanan ini, maka

ditetapkan output kunci sebagai berikut :

Nama Deskripsi

Output antara

Tersusunnya rancangan proyek Rancangan atau proposal pembuatan

profesional kebidanan berupa proyek pemetaan ibu hamil berbasis GPS

proposal pelaksanaan proyek merupakan panduan yang akan digunakan


pemetaan ibu hamil berbasis untuk pelaksanaan proyek inovasi

GPS pelayanan kebidanan.

Output akhir

Terciptanya aplikasi pemetaan Sistem informasi dan notifikasi berdasarkan

ibu hamil berbasis GPS data yang diperoleh dari pencatatan kohort

ibu dengan penetapan klasifikasi risiko ibu

hamil menggunakan skore Poedji Rochjati

dan dapat diakses melalui komputer/android

7. Pentahapan dan Penjadwalan

8.1 Pentahapan

Pentahapan utama dalam proyek profesional kebidanan dapat disajikan

sebagai berikut:

Pentahapan (Milestone) Kegiatan

No Pentahapan/Milestones Waktu

Jangka pendek

1 Pembentukan tim kerja proyek pembuatan aplikasi 2 hari

pemetaan ibu hamil berbasis GPS

2 Penyusunan rancangan proyek 4 minggu

Jangka panjang

1 Pembuatan aplikasi 2 minggu

2 Penyusunan panduan penggunaan aplikasi 1 minggu

3 Penyusunan dan pengolahan data dasar 1 minggu

4 Sosialisasi dan implementasi aplikasi pemetaan ibu 3 minggu

hamil berbasis GPS


5 Menyusun laporan proyek profesional kebidanan 1 minggu

6 Publikasi / pameran hasil proyek 3 hari

Jumlah 12 minggu 5 hari

8.2 Penjadwalan

Dalam rancangan proyek profesional kebidanan ini, penjadwalan dibuat

berdasarkan tahapan dan kegiatan yang akan dilaksanakan, antara lain:

Waktu

No Kegiatan April Mei Juni Juli

I II III IV I IV I II III IV I II III IV


1. Pembentukan tim

kerja efektif PPK

Menyusun satuan

tugas sumber

daya tim

2. Membuat

rancangan proyek

profesional

kebidanan berupa

aplikasi pemetaan

ibu hamil berbasis

GPS

3. Koordinasi tim

kerja dan mentor


dalam pembuatan

aplikasi

Konsultasi dengan

teknisi dan IT

programmer

4. Menyusun

panduan

penggunaan

aplikasi

Perumusan

langkah-langkah

pembuatan juknis

dan juklak.

5. Validasi data

sasaran ibu hamil

Rekapitulasi data

hasil pelayanan

ANC sesuai

kohort ibu

Inventarisasi risiko

berdasarkan

klasifikasi skor

Poedji Rochjati.

6. Sosialisasi

aplikasi bersama
stakeholders

internal

Implementasi

aplikasi di

Puskesmas

Cimaragas.

7. Dokumentasi hasil

kegiatan proyek

Evaluasi hasil keg.

Pembuatan

laporan akhir

kegiatan proyek.

8. Melaksanakan

publikasi dengan

cara menjalin 27-29 Agustus

kerjasama 2020

dengan

stakeholders dan

memanfaatkan

peluang yang

ada.

9. Tata Kelola Proyek

Tata kelola proyek merupakan struktur dari sumber daya yang terlibat

langsung dalam pembuatan proyek professional kebidanan, dengan peran dan

fungsinya sebagai berikut:


No Struktur Deskripsi

1. Sponsor atau mentor 1. Bertindak sebagai pembimbing

Tommy Bektania, SKM berdasarkan sikap profesionalisme;

2. Memberikan dukungan penuh kepada

Project Leader dalam mempersiapkan

rancangan/proposal proyek inovasi

yang dilakukan;

3. Memberikan bimbingan dan arahan

dalam merumuskan atau

mengidentifikasi permasalahan krusial

organisasi yang memerlukan terapi

melalui proyek inovasi;

4. Membantu memetakan agenda project

yang akan dilaksanakan dan rencana

jadwal pertemuan yang akan

dilaksanakan;

5. Menjelaskan kontrak penyelesaian

tugas kepada Project Leader;

6. Memberikan dukungan dalam

mendayagunakan seluruh potensi

sumber daya yang dperlukan dalam

melakukan implementasi proyek

inovasi;

7. Memberikan bimbingan dalam

mengatasi kendala yang muncul


selama proses implementasi

berlangsung;

8. Berperan sebagai inspirator bagi

Project Leader dalam melakukan

inovasi-inovasi yang diperlukan.

2. Coach 1. Melakukan monitoring kegiatan

Dr. Suryani, Dipl.M, Dra, MM mahasiswa;

2. Melakukan koordinasi dengan

sponsor/mentor untuk membantu

peserta apabila mengalami

permasalahan;

3. Memberikan masukan kepada peserta

terkait usulan proyek inovasi yang

sedang dirumuskan mahasiswa selama

tahapan;

4. Memberikan feedback terhadap

laporan progres implementasi proyek

inovasi yang disampaikan mahasiswa

bimbingan minimal seminggu sekali;

5. Mengembangkan instrumen monitoring

dan perekaman terhadap progres yang

dilaporkan oleh mahasiswa bimbingan;

6. Mengkomunikasikan proses, kemajuan

dan hasil coaching kepada

penanggunjawab PPK;
7. Menjadi konselor pada saat mahasiswa

mengalami lack of motivation selama

proses pembelajaran atau menyusun

proyek inovasi

3. Project Leader 1. Merencanakan dan mempersiapkan

Desih Sutiarsih dokumen, instrumen, dan schedule

yang diperlukan sebelum melakukan

pertemuan dengan sponsor;

2. Mengambil inisiatif dalam diskusi

dengan sponsor/mentor;

3. Menggalang komunikasi dan

kesepakatan dengan stakeholders

terkait (internal dan eksternal);

4. Secara aktif melakukan diskusi dan

melaporkan progress implementasi

proyek inovasi kepada coach;

5. Membuat dokumen pelaksanaan

proyek sebagai dasar pencapaian

target inovasi pelayanan kebidanan;

6. Menggerakan seluruh elemen

stakeholders terkait (internal dan

eksternal) dalam mendukung

keseluruhan tahapan implementasi

proyek professional kebidanan;

7. Mengembangkan instrumen monitoring

dan melakukan perekaman terhadap


setiap progres yang dihasilkan dalam

proses implementasi proyek

professional kebidanan;

8. Menyusun laporan proyek profesional

kebidanan ke dalam sebuah deskripsi

mulai dari proses penyusunan,

implementasi, analisa tehadap critical

success factor dan strategi mengatasi

kendala yang muncul selama tahapan

4. Sumber Daya Tim

A. Tim Kerja Tim Kerja dalam suatu rancangan proyek

1. Elis Lismayani inovasi adalah penentu keberhasilan

2. Iwan Deniawan proyek, oleh karenanya seorang project

3. Kurniati Devi P leader diharuskan terlebih dahulu

4. Asep Gunawan merancang pembentukan tim yang

selanjutnya disebut membangun tim kerja

efektif yaitu efektif dalam melakukan

inovasi .

Peran dan tugas tim kerja efektif antara

lain:

1. Melakukan penyesuaian keadaan di

lapangan dengan keinginan project

leader

2. Membuat kerangka konsep

pelaksanaan
3. Membuat rencana usulan kerja (RUK)

dan rencana pelaksanaan kegiatan

(RPK) sebagai pedoman dalam

implementasi proyek profesional

kebidanan;

4. Membuat rencana anggaran biaya

(RAB);

5. Memproyeksikan gagasan atau ide-ide

kreatif project leader ke dalam desain

aplikasi;

6. Melakukan perubahan desain apabila

terjadi penyimpangan pelaksanaan di

lapangan yang tidak memungkinkan

untuk dilaksanakan sesuai dengan

kontrak yang telah dibuat;

7. Mempertanggungjawabkan desain dan

re-struktur desain jika terjadi kesulitan

dalam implementasi.

8. Membuat rekomendasi pembuatan

aplikasi ke Dinas Kominfo Kabupaten

9. Mempertahankan konsep perancangan

apabila dalam pelaksaannya tidak

sesuai dengan rencana.

10.Menentukan spesifikasi dan jenis

aplikasi yang akan digunakan dalam

pelaksanaan PPK;
11.Mengumpulkan data dan informasi dari

lapangan, membuat interpretasi

terhadap KAK;

12.Konsultasi kepada penanggung jawab

program terkait regulasi dan birokrasi;

13.Menyerahkan hasil pelaksanaan

kegiatan PPK ke Project Leader;

14.Menjalin komunikasi dan membantu

menggerakan seluruh elemen

stakeholder dalam mendukung semua

tahapan implementasi PPK;

15.Membuat dokumentasi dan laporan

akhir kegiatan PPK.


B. IT Programer Seseorang yang memiliki kemampuan

atau skill dalam menulis dan merancang

kode program-program (syntax)

komputer dengan menggunakan bahasa

pemrograman. Tugasnya adalah

mengembangkan dan menciptakan

sebuah software aplikasi yang meliputi:

1. Mendefinisikan kebutuhan

2. Merancang flowchart

3. Menulis kode program

4. Mencari kesalahan (Debugging)

5. Menguji program
10. Anggaran

Dalam pembuatan proyek professional kebidanan ini, anggaran dan

biaya yang digunakan bersumber dari dana APBD II Kabupaten Ciamis yang

tertuang dalam dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) Dinas Kesehatan

Kabupaten Ciamis tahun 2020. Rencana anggaran tersebut dapat disajikan

sebagai berikut:
Rincian Perhitungan
Jumlah
No Uraian Harga
Vol Satuan (Rp)
Satuan
A. Tahap Jangka Pendek
1. Pembentukan tim Kerja :
Konsumsi Pertemuan (5
10 Kali 35.000 350.000
Or x 2 kl)
ATK 1 Paket 200.000 200.000

Proposal
2. 1 Paket 300.000 300.000
ATK
Penggandaan 1000 Lbr 200 200.000
Penjilidan 10 Buku 20.000 200.000
Konsumsi Pertemuan
dengan tim Efektif (5or x 15 Kali 35.000 525.000
3 kl)

1. Pembuatan Aplikasi 1 Paket 13.500.000 13.500.000


Penyusunan Panduan
2. Aplikasi
Konsumsi Pertemuan
dengan tim Efektif (5or x 10 Kali 35.000 350.000
2 kl)
Cetak Panduan 20 Buku 35.000 700.000
Penyusunan dan
3. Pengolahan Data Dasar
Konsumsi Pertemuan
dengan tim Efektif (5or x 15 Kali 35.000 525.000
1 kl)
Konsumsi Pertemuan
dengan Tim Puskesmas 40 Kali 35.000 1.400.000
(20 or x 2 Kl)
Sosialisasi dan
4. Implementasi Aplikasi
Konsumsi Pertemuan (20
or x 2 kl) 40 Kali 20.000 800.000
ATK Pertemuan 20 Kit 100.000 2.000.000
Paket Kuota Data
Internet untuk Bidan 5 Orang 150.000 750.000
Desa
Menyusun Laporan
5. Proyek
Konsumsi Pertemuan
dengan tim Efektif (5or x 15 Kali 35.000 525.000
3 kl)
Penggandaan Laporan
Proyek (150 Lembar x 20 3000 Lbr 200 600.000
Buku)
Penjilidan Laporan
20 Buku 30.000 600.000
Proyek
ATK 1 Paket 200.000 200.000
6 Publikasi Hasil Proyek
Publikasi Media Cetak 1 Paket 500.000 500.000
Publikasi Media
1 Paket 500.000 500.000
elektronik
Publikasi Nasional 1 Paket 1.500.000 1.500.000
JUMLAH (Rp) 26.225.000
Catatan: Anggaran yang efisien memiliki nilai plus.

11. Identifikasi Stakeholders

Stakeholders yang terlibat dalam proses implementasi PPK mengenai

pemetaan ibu hamil berbasis GPS di Puskesmas Cimaragas ini meliputi:

11.1 Stakeholders internal, terdiri dari:

1) Kepala Sub Bagian Perencanaan

2) Kepala Seksi Kesga

3) Kepala Seksi Sumber Daya Kesehatan

4) Kepala Puskesmas

5) Kepala Subbag TU

6) Dokter Puskesmas

7) Bidan Koordinator

8) Bidan puskesmas/bidan desa/PMB

9) Programer terkait
11.2 Stakeholders eksternal

1) Camat

2) UPTB KBPPA

3) PKK

4) Organisasi Profesi

5) Kader Kesehatan

6) Ibu Hamil

7) Masyarakat

Strategi komunikasi yang akan dibangun dalam implementasi proyek

profesional kebidanan meliputi :

1) Direct, yaitu komunikasi langsung melalui tatap muka, koordinasi,

konfirmasi dan konsultasi dengan stakeholders internal maupun eksternal.

2) Indirect, yaitu komunikasi tidak langsung melalui telepon, sms, wa, dan

email dengan stakeholders internal maupun eksternal.

Strategi komunikasi tersebut dikembangkan dan dijaga intensitasnya dengan

stakeholders secara persuasif dan responsif. Hal ini dilakukan dengan cara

mencari data, memberi informasi, menjelaskan ide dan inovasi, menekankan

pentingnya proyek inovasi dalam pelayanan kebidanan serta manfaat yang

akan didapat dari setiap tahapan kegiatan.


Peta stakeholders ( net map )

Pengar
uh
Latents Promoters

Camat Kepala Sub Bagian Perencanaan


UPTB KBPPA Kepala Seksi Kesga
PKK Kepala Seksi Sumber Daya Kesehatan
Organisasi Profesi Kepala Puskesmas
Kader Kesehatan Kepala Sub Bag TU Puskesmas

Kepentingan
Apathetics Defenders

Ibu hamil Dokter Puskesmas


Masyarakat Bidan Koordinator
Bidan Puskesmas
Bidan Desa
PMB
Programer Terkait

Dari gambar di atas dapat diuraikan seberapa besar kepentingan dan pengaruh

stakeholders terhadap proyek inovasi pelayanan kebidanan yang dibuat, antara

lain:

a. Apatheitics (Low Influence, Low Interest)

Kelompok stakeholders ini kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan,

bahkan mungkin tidak mengetahui adanya upaya proyek inovasi pelayanan

kebidanan ini.

b. Latens (High Influence Low Interest)

Kelompok stakeholders ini tidak memiliki kepentingan khusus maupun terlibat

dalam upaya melaksanakan proyek inovasi pelayanan kebidanan ini, tetapi

memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi proyek ini jika mereka menjadi

tertarik.
c. Defender (Low Influence, High Interest)

Kelompok stakeholders ini memiliki kepentingan pribadi dan dapat

menyuarakan dukungannya dalam komunitas, tetapi kekuatannya kecil untuk

mempengaruhi upaya mewujudkan proyek perubahan ini.

d. Promoters (High Influence, High Interest)

Kelompok stakeholders ini memiliki kepentingan besar terhadap upaya

proyek pelayanan kebidanan dan juga kekuatan untuk membantu

keberhasilan proyek ini.

12. Identifikasi Potensi Masalah

Pada bagian ini, mahasiswa menjelaskan mengenai identifikasi potensi

masalah. Penjelasan identifikasi potensi masalah disajikan sebagai berikut:

NO Potensi Masalah

1. Dukungan dari sponsor tidak maksimal

Dalam pembuatan suatu proyek diperlukan dukungan dari semua pihak baik

sponsor, stakeholders maupun tim pelaksana. Jika ada salah satu unsur yang

tidak mendukung secara penuh dalam pelaksanaan proyek maka dapat

dipastikan proyek akan bermasalah dan tidak dapat dilanjutkan kegiatannya ,

oleh karena itu harus dipastikan bahwa semua pihak dalam pelaksanaan

proyek harus mempunyai komitmen yang kuat untuk mendukung kesuksesan

proyek.

2. Penetapan waktu dan anggaran yang tidak rasional

Setiap proyek memiliki jangka waktu dan besaran anggaran serta

sasaran/target yang akan dicapai. Pemahaman yang benar terhadap ruang

lingkup pekerjaan proyek sangat berdampak dalam menentukan durasi waktu

dan besaran anggaran yang dibutuhkan. Semakin


memahami ruang lingkup pekerjaan maka tingkat keberhasilan proyek

akan semakin tinggi, begitu juga sebaliknya semakin tidak memahami

ruang lingkup pekerjaan tingkat kegagalan proyek juga akan semakin

tinggi.

3. Fasilitas dan sarana pendukung terbatas

Produktifitas dan efektifitas kerja dipengaruhi oleh fasilitas/sarana yang

memadai, sehingga hasil akhir pekerjaan sesuai rencana semula. Dalam hal ini

perlu adanya mekanisme pengawasan yang jelas sangatlah penting untuk

mendapatkan hasil yang optimal dan mempertahankan supaya produktifitas

kerja tidak sampai menurun.

4. Dokumentasi yang tidak sesuai denga SOP

Dokumentasi menjadi hal yang mutlak dalam setiap proses pekerjaan proyek.

Prosedur merupakan panduan dasar bagi semua tim proyek dalam

melaksanakan proyek dan dokumentasi menjadi bagian atau komponen dalam

mengontrol pekerjaan. Ketidakdisiplinan tim proyek dalam melaksanakan

prosedur yang sudah ditentukan dan pendokumentasian yang tidak baik akan

berdampak buruk pada hasil akhir proyek. Semua tim yang terlibat dalam

proyek harus memahami semua prosedur yang berlaku dan melakukan

dokumentasi yang baik pada setiap tahapan pekerjaan.

5. Kemampuan dalam berkomunikasi

Tim proyek memiliki karakter yang berbeda satu sama lainya, sehingga

diperlukan suatu standar komunikasi yang baik dalam mengkomunikasikan

pekerjaan. Komunikasi dengan semua tim yang terlibat dalam proyek adalah

faktor yang sangat penting dalam mencapai sasaran proyek.


6. Pemahaman stakeholders terhadap manfaat proyek masih rendah

Semua unsur yang terlibat dalam pelaksanaan proyek harus

memahami setiap tahapan pekerjaan, sehingga pengguna dapat

merasakan manfaat dari hasil akhir proyek yang telah dibuat.

Kemampuan untuk memahami dan mengindentifikasi potensi masalah

yang akan terjadi pada tiap tahapan proyek akan berdampak pada baik

buruknya penerimaan pengguna proyek.

13. Risiko

NO Risiko Mitigasi Risiko

1. Sponsor/mentor memiliki Manajemen waktu pertemuaan

keterbatasan waktu sehubungan agar lebih efektif dan efisien.

dengan tupoksinya sebagai Kepala

Subbag Perencanaan

2. Anggaran yang belum tersedia Konsultasi dan koordinasi

karena waktu pelaksanaan tidak dengan sponsor, jika diperlukan

sesuai dengan turunnya anggaran revisi anggaran dan atau

menyiapkan data talangan.

Waktu pelaksanaan proyek yang Kerjasama tim yang solid agar

terbatas dapat memaksimalkan waktu

sesuai dengan pentahapan

(milestones)

3. Tidak terpenuhinya kebutuhan Memastikan ketersediaan

fasilitas dan sarana pendukung fasilitas dan sarana pendukung

dalam pelaksanaan proyek serta meminimalisir kebutuhan


4. Data yang dibutuhkan tidak lengkap Koordinasi tim dalam

melakukan validasi, inventarisasi

dan kompilasi data sesuai

kebutuhan

5. Adanya kesalahfahaman antar tim Menjalin komunikasi secara

dan stakeholders pada saat persuasif dan edukatif terhadap

implementasi proyek stakeholders serta membangun

komitmen bersama antara tim

dan stakeholders terkait

6 Respon stakeholders dan Membuat jejaring kerja dan

masyarakat yang kurang mendukung mengembangkan koordinasi

lintas sectoral

14. Kriteria Keberhasilan

Ukuran keberhasilan dalam pelaksanaan proyek profesional kebidanan ini

diharapkan mencapai 100 % dengan indikator capaian:

1. Terbentuknya aplikasi pemetaan ibu hamil berbasis GPS

2. Waktu pembuatan aplikasi pemetaan ibu hamil berbasis GPS sesuai

dengan rencana

3. Semua stakeholders mampu menggunakan aplikasi pemetaan ibu hamil

berbasis GPS

4. Data ibu hamil dapat diakses melalui komputer/android sesuai kondisi

dan keberadaan/posisi tempat tinggalnya.

15. Faktor Kunci Keberhasilan

1. Kerjasama tim yang baik antara sponsor, leader dan sumber daya tim

lainnya dalam proses pembuatan proyek profesional kebidanan.


2. Adanya jejaring kerja dengan stakeholders terkait

3. Anggaran yang tersedia cukup untuk membiayai kegiatan proyek

profesional kebidanan, termasuk untuk pembuatan aplikasi dan

kelengkapan fasilitas/sarana yang dibutuhkan

4. Efektif dan efisien

16. Persetujuan

Project Sponsor Coach

Tommy Bektania, SKM Dr. Suryani, Dipl.M, Dra, MM

Penguji 1 Penguji 2

-------------------------------- ----------------------------------

Penguji 3 Penguji 4

---------------------------------- ------------------------------------
DAFTAR PUSTAKA

Anggi Ardiyansah, dkk. 2017. Pembuatan Sistem Informasi Pemetaan Ibu Hamil

Risiko Tinggi Di Puskesmas Banyubiru. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Undip.

Semarang.

Andi. 2009. Global Positioning System. Yogyakarta.

BKKBN, BPS, Kemenkes. 2017 Survey Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta.

Depkes. RI. 2011. Pedoman Kelas Ibu Hamil. Jakarta.

Ika Saptarini dan Suparmi. 2014. Pemanfaatan dan Kelengkapan Pelayanan

Antenatal Care di Kelurahan Kebon Kalapa, Kota Bogor. Buletin Penelitian

Kesehatan, Vol. 44, No. 3, September 2016 : 173–80.

Inayah N, Fitriahadi . 2019. Hubungan Pendidikan, Pekerjaan, dan Dukungan

Suami Terhadap Keteraturan Kunjungan ANC pada Ibu Hamil Trimester III. Jurnal

Health of Studies. Maret 2019:1(3);64-70.

Kementerian Kesehatan RI. 2019. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat

dengan Pendekatan Keluarga. Bina Kesehatan Keluarga. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2015. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Edisi

Kedua. Direktorat Bina Kesehatan Ibu. Jakarta.

Profil Kesehatan Indonesia. 2017. Kemenkes RI. Jakarta

Profil Ikatan Bidan Indonesia. 2018. PP IBI. Jakarta.

Profil Kesehatan Kabupaten Ciamis. 2018. Dinkes. Ciamis

Profil Puskesmas Cimaragas. 2019. PKM. Ciamis.

Prahasta, Eddy. 2010. Sistem Informasi Geografis, Belajar dan Memahami

Mapinfo.Informatika. Bandung.
Poedji Rochjati. 2003. Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR)

Rosmeri B. 2019. Hubungan Pemeriksaan Kehamilan K4 dengan Kejadian

Kehamilan Resiko Tinggi pada Ibu Hamil Trimester III. Jurnal Endurance.

2019:4(1).

Safaat H, Nazruddin 2012, Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet

PC berbasis Android. Informatika, Bandung.

Supardi, Yuniar 2011, Semua Bisa Menjadi Pemrogramer Android Basic. PT. Elex

Media Komputindo. Jakarta.

Sasnitiari NN. 2015. Hubungan Keikutsertaan Ibu dalam Kelas Ibu Hamil Dengan

Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tanda Bahaya dalam Kehamilan di kota

Bogor. Jurnal Kesehatan.2015:4(1).

Safaat H, Nazruddin 2012, Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet

PC berbasis Android. Informatika, Bandung.

Supardi, Yuniar 2011. Semua Bisa Menjadi Pemrogramer Android Basic. PT. Elex

Media Komputindo, Jakarta.

Winardi. Penentuan Posisi Dengan GPS Untuk Survey Terumbu Karang. Puslit

Oseanografi-LIPI. Jakarta.

Yulita N, Juwita S. 2019. Analisis Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Komprehensif.

Jomis.2019:2(3);2549–43.

http://bintancenter.blogspot.com/2012/03/fungsi-gps-dancara-kerjanya.html

diakses pada tanggal 11 Nopember 2013. Fungsi GPS dan Cara Kerjanya.

http://www.telkomrdc-media.com/, diakses pada tanggal 11 Nopember 2013.

Satelit Penentu Posisi di Belahan Bumi.

Peraturan Perundangan

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal.


Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis

Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor. 369 Tahun 2007 tentang Standar

Kompetensi Bidan.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan

Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah

Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan

Kesehatan Seksual.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun 2017 tentang Ijin dan

Penyelenggaraan Praktek Bidan.

Anda mungkin juga menyukai