Disusun Guna Memenuhi UTS Mata Kuliah Komputer Dan Informatika Kesehatan
Dosen Pengampu:
Budi Fajar Supriyanto, M.Kom
Disusun oleh :
AYESI DEWI SAFITRI (209010)
Syukur alhamdulillah penulis hanturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penuis dapat menyelesaikan studi di Program Studi Sarjana
Farmasi Klinis dan Komunitas Institut Teknologi, Sains, dan Kesehatan RS dr. Soepraoen Malang.
Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih seiring do’a dan harapan jazakumullah ahsanal
jaza’ kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Ucapan terima
kasih ini penulis sampaikan kepada Bapak Budi Fajar Supriyanto, M.Kom selaku Dosen
Pengampu mata kuliah Komputer Dan Informatika Kesehatan
Penulis menyadari bahwa dalam penyusun makalah ini masih terdapat kekurangan dan
penulis berharap semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat kepada para pembaca khususnya
Malang, 24 Oktober
2023
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................3
1.3 Manfaat Penelitian.......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Aplikasi ..........................................................................................................4
2.2 Definisi Perkembangan Balita .....................................................................................5
2.3 Metode Penggunaan Sistem Aplikasi ............................................................................6
BAB III KESIMPULAN ....................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................9
LAMPIRAN .................................................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu faktor yang menentukan kesehatan seorang anak pada saat dia dewasa adalah
bagaimana tumbuh kembang anak tersebut pada saat balita. Balita yang bertumbuh dan
berkembang dengan baik akan menjadi generasi yang kuat, cerdas, dan berkualitas. Asupan
gizi yang baik tentu diperlukan untuk mewujudkan hal tersebut. Kekurangan asupan gizi
dapat memicu timbulnya masalah tumbuh kembang yang berujung pada gizi buruk. Data
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan prevalensi balita gizi buruk dan
kurang di Indonesia mencapai 19,6 persen. Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan
data Riskesdas 2010 sebesar 17,9 persen dan Riskesdas 2007 sebesar 18,4% (Fadjar 2015).
Peran serta masyarakat tentu sangat penting untuk bisa menekan angka kejadian gizi
buruk pada balita. Diperlukan kesadaran yang tinggi dari tiap keluarga untuk menjaga
kesehatan anggota keluarganya. Ibu memegang peran yang penting dalam hal ini, mengingat
ibulah pendidik dan pengasuh utama bagi anaknya. Satu hal yang sederhana tetapi sering
dilupakan oleh para ibu dan kader kesehatan adalah Kartu Menuju Sehat (KMS). Posyandu
melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak melalui grafik berat badan
dan mencatatnya pada KMS (Kartu Menuju Sehat). Kartu Menuju Sehat (KMS) merupakan
kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat
badan menurut umur (Kemenkes, 2010). 34 KMS juga berfungsi sebagai alat penyuluhan
gizi kepada ibu- ibu yang memiliki anak balita (bawah lima tahun). Seperti ditulis oleh
Mudjianto (2001), KMS sebagai alat penyuluhan gizi masih belum efektif. Ketidakefektifan
ini terjadi karena masih rendahnya pemahaman kader posyandu dan ibu balita terhadap arti
1
dari grafik pertumbuhan anak. Rendahnya pengetahuan kader untuk memberikan nasehat
gizi kepada ibu balita ikut berpengaruh juga terhadap kekurangefektifan KMS. Menurut
Kuntari, idealnya KMS selalu dibawa dan disimpan oleh masing masing ibu, sehingga
mereka bisa memantau perkembangan dan pertumbuhan anaknya. Bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara pemanfaatan KMS dengan tumbuh kembang balita (Petolawa 2012).
Berdasarkan hal itulah kemudian KMS dihadirkan dalam bentuk aplikasi mobile untuk
menunjang peran aktif masyarakat dan kesadaran akan pentingnya posyandu. Aplikasi KMS
mobile memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan KMS dalam bentuk cetak atau
kertas. Keunggulan yang pertama adalah kartu menuju sehat mobile lebih accessible atau
mudah diakses, kartu menuju sehat mobile dapat diakses dimanapun dan kapanpun melalui
gawai pintar. Sementara kartu menuju sehat konvensional yang berbetuk cetak rentan
mengalami kerusakan yang berakibat tak terbacanya data peserta posyandu. Jika hanya
menggunakan kartu menuju sehat versi cetak maka peserta harus bertanya pada kader
posyandu pada jadwal posyandu jika ingin mengetahui grafik pertumbuhan si anak, tetapi
pada versi aplikasi mobile peserta dapat memantau sendiri grafik perumbuhan anak
kapanpun melaui gawai pintar mereka. Keunggulan kedua yang dapat disimpulkan penulis
yaitu kartu menuju sehat versi aplikasi mobile lebih praktis dibanding dengan versi cetaknya.
Jika dalam versi konvensional atau versi cetaknya maka peserta maupun kader posyandu
harus mengisi grafik perkembangan pada buku tersebut secara manual. Pengisian data secara
manual tentu memiliki resiko tingkat kesalahan yang lebih tinggi daripada pengisian data
secara otomatis. Saat mengisi data secara manual pada kartu menuju sehat (KMS) belum
tentu satu orang dapat membaca tulisan tangan orang lain secara benar, hal ini tentu dapat
berakibat perhitungan salah ataupun grafik pertumbuhan yang tidak seusai karena data yang
2
dimasukkan rawan mengalami kesalahan penulisan. Sedangkan pada versi aplikasi mobile-
nya proses edit data juga akan sangat praktis. Kelebihan lain yang tidak kalah penting yakni
pada aplikasi kartu menuju sehat berbasis mobile tentu memiliki user experience yang lebih
menarik bagi peserta posyandu yang menggunakannya. Dengan adanya versi aplikasi mobile
kartu menuju sehat (KMS) maka fitur seperti grafik pertumbuhan maupun fitur pengingat
jadwal imunisasi menjadi keunggulan dibanding versi manual atau cetaknya. Aplikasi yang
dikembangkan adalah sebuah aplikasi berbasis android yang bernama Kartu Menuju Sehat
(KMS) mobile. Dengan hadirnya aplikasi tersebut penulis berharap fungsi kartu menuju
sehat (KMS) akan lebih praktis dan mudah diakses serta dapat mengoptimalkan pemanfaatan
fitur yang terdapat pada gawai pintar yang secara tidak langsung akan meningkatkan peran
aktif masyarakat dan kesadaran akan pentingnya posyandu (Setiawan et al., 2020).
Aplikasi yang dikembangkan adalah sebuah aplikasi berbasis android yang bernama Kartu
Menuju Sehat (KMS) mobile. Dengan hadirnya aplikasi tersebut penulis berharap fungsi
kartu menuju sehat (KMS) akan lebih praktis dan mudah diakses serta dapat
mengoptimalkan pemanfaatan fitur yang terdapat pada gawai pintar yang secara tidak
langsung akan meningkatkan peran aktif masyarakat dan kesadaran akan pentingnya
1. Bagaimana membuat aplikasi KMS berbasis android yang memiliki fitur dasar seperti fitur
grafik pertumbuhan yang terdapat juga pada kartu menuju sehat versi cetak.
2. Bagaimana membuat aplikasi KMS berbasis android yang dapat menampilkan fitur
3
1.3 Tujuan
1. Membuat aplikasi Kartu menuju sehat berbasis android yang memiliki fitur dasar seperti
fitur grafik pertumbuhan yang terdapat juga pada kartu menuju sehat versi cetak.
2. Membuat aplikasi Kartu menuju sehat berbasis android yang memiliki fitur pengingat
1.4 Manfaat
1. Manfaat bagi akademisi, menambah wawasan tentang aplikasi android dan mekanisme
kartu menuju sehat, dan pemanfaatannya untuk pelayanan posyandu seperti pengukuran
2. Manfaat bagi user (orangtua anak), hasil dari penelitian ini diharapkan juga dapat
bermanfaat untuk memudahkan user atau pengguna aplikasi dalam memaksimalkan fungsi
kartu menuju sehat yang telah diberikan oleh bidan serta dapat mengakses informasi pada
4
BAB II
PEMBAHASAN
Android dibuat untuk merangsang developer app agar dapat memanfaatkan potensi
maksimal dari ponsel yang tersedia. Contohnya, sebuah app dapat memanfaatkan semua fitur
yang ada pada ponsel tersebut, seperti membuat sambungan telepon, mengirim pesan, ataupun
memakai kamera. Android tidak membedakan antara software inti dari ponsel tersebut dengan
app third-party yang dipasang penggunanya. Semua itu memberikan kebebasan bagi
developer untuk memberikan fitur dan pengalaman terbaik kepada pengguna (Amrillah,
2018).
Android memiliki basis open source dimana developer diberikan kebebasan untuk
mengotak-atik source code pada OS tersebut. Android juga memiliki kelengkapan dan alat-
alat yang diberikan secara gratis kepada siapa saja. Hal-hal tersebut juga memberikan
keuntungan dan kemudahan kepada developer untuk membuat app yang baik (Amrillah,
2018).
Android dengan standar minimal 2.2 (Froyo). Fitur-fitur disajikan secara simpel dan menarik,
warna yang ceria, layout yang dinamis, tipografi yang jelas, dan navigasi yang baik serta
desain yang simplicity sehingga tidak membingungkan pengguna dalam memakai aplikasi
tersebut. Daya tarik secara visual dan sistem interface tersebut diharapkan membuat pengguna
5
Secara garis besar aplikasi akan berisi fitur-fitur yang berisi: a) Album foto perkembangan
anak dari waktu ke waktu; b) Timeline aktifitas anak selama masa pertumbuhan; c) Timeline
aktifitas teman yang memakai aplikasi yang sama; d) Grafik perkembangan anak (Grafik
KMS) dapat diprint dan diberikan ke dokter; e) Fitur Kartu Menuju Sehat akan mengingatkan
setiap waktunya untuk diisi sehingga KMS tersebut tidak lupa diisi pada waktunya; f)
Informasi aktual dan terkini tentang penyakit serta perkembangan anak; g) Informasi
kesehatan yang beguna untuk memberi tahu para orang tua untuk membaca pencegahan
penyakit pada anak; h) Mencatat hal yang akan di kerjakan (To Do List), sehingga membantu
mengingatkan orang tua dalam mengasuh anaknya; i) Jadwal imunisasi dan jadwal konsultasi
dokter akan diberikan fitur reminder sehingga orang tua tidak lupa akan jadwal tersebut
Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia.
Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan
perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa
yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age
Secara umum tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda, namun prosesnya senantiasa
melalui tiga pola yang sama, yaitu: a) Pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas menuju
bagian bawah (sefalokaudal). Pertumbuhannya dimulai dari kepala hingga ke ujung kaki,
anak akan berusaha menegakkan tubuhnya, lalu dilanjutkan belajar menggunakan kakinya
6
Perkembangan dimulai dari batang tubuh ke arah luar. Contohnya adalah anak akan lebih
dulu menguasai penggunaan telapak tangan untuk menggenggam, sebelum ia mampu meraih
benda dengan jemarinya. c) Setelah dua pola di atas dikuasai, barulah anak belajar
Pertumbuhan pada bayi dan balita merupakan gejala kuantitatif. Pada konteks ini,
berlangsung perubahan ukuran dan jumlah sel, serta jaringan intraseluler pada tubuh anak.
Dengan kata lain, berlangsung proses multiplikasi organ tubuh anak, disertai penambahan
ukuran-ukuran tubuhnya. Hal ini ditandai oleh meningkatnya berat badan dan tinggi badan.,
bertambahnya ukuran lingkar kepala, muncul dan bertambahnya gigi dan geraham.,
Penambahan ukuran-ukuran tubuh ini berlangsung perlahan, bertahap, dan terpola secara
proporsional pada tiap bulannya. Ketika didapati penambahan ukuran tubuhnya, artinya
proses pertumbuhannya berlangsung baik. Sebaliknya jika yang terlihat gejala penurunan
ukuran, hal ini pertanda terjadinya gangguan atau hambatan proses pertumbuhan (Hernanda,
2016).
Cara mudah mengetahui baik tidaknya pertumbuhan bayi dan balita adalah dengan
mengamati grafik pertambahan berat dan tinggi badan yang terdapat pada Kartu Menuju
Sehat (KMS). Dengan bertambahnya usia anak, harusnya bertambah pula berat dan tinggi
badannya. Cara lainnya yaitu dengan pemantauan status gizi. Pemantauan status gizi pada
bayi dan balita telah dibuatkan standarisasinya oleh Harvard University dan Wolanski.
Penggunaan standar tersebut di Indonesia telah dimodifikasi agar sesuai untuk kasus anak
7
Indonesia (Hernanda, 2016).
Metode perancangan sistem adalah suatu cara atau tahapan yang dilakukan dalam sebuah
proses perancangan, metode ini dibutuhkan untuk memudahkan perancang sistem dalam
berdasarkan kebutuhan seseorang. Layar smartphone akan menampilkan splash screen ketika
pengguna mulai mengaktifkan aplikasi dengan cara mengklik icon dari aplikasi. Tampilan splash
screen berupa gambar logo dan nama aplikasi ini akan ditampilkan sementara sistem
memanggil data yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi. Tahap berikutnya pengguna
harus mendaftar-kan anaknya untuk selanjutnya diisikan biodata yang akan ditampilkan pada
Selanjutnya pengguna dapat masuk ke fitur Timeline untuk bisa mengakses komentar dan
memungkinkan pengguna untuk mendapatkan opsi- opsi tambahan yang ditempatkan pada
submenu yang terdapat pada setiap menu utama aplikasi. Sebagaimana umumnya aplikasi
media sosial, aplikasi ini juga dilengkapi dengan fitur yang memungkinkan para orang tua
untuk mengupload foto-foto balita mereka pada fitur Album. Pada fitur ini para orang tua dapat
menuliskan keterangan dan informasi tentang foto yang mereka upload. Pengguna lain yang
menggunakan aplikassi yang sama dapat mengomentari foto-foto yang di upload tersebut
Aplikasi dirancang agar dapat menjadi sarana bersosialisasi di dunia maya sekaligus media
informasi mengenai penyakit-penyakit yang sering dialami anak balita. Informasi ini diberikan
8
kepada pengguna (orang tua anak) agar mereka dapat mengetahui gejala-gejala penyakit anak
serta cara mencegah penyakit tersebut. Infomasi-informasi tersebut akan didapatkan pada fitur
Artikel Kesehatan. Aplikasi dilengkapi dengan fitur Kartu Menuju Sehat, yang akan
mengingatkan pengguna untuk terus mengisi Kartu Menuju Sehat secara online melalui
aplikasi, agar tumbuh kembang anak bisa terpantau secara baik (Nurlani & Rahayu, 2019).
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak
berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur. Dengan KMS gangguan
pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan
tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat (Nurlani &
Rahayu, 2019).
Bila dibutuhkan, KMS pada aplikasi dapat di print atau ditunjukkan kepada dokter anak,
untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut. Fitur selanjutnya adalah fitur Kalender Imunisasi,
berisi informasi tentang imunisasi anak agar orang tua terus mengingat dan tidak terlambat
Aplikasi memfasilitasi pengguna dengan fitur Posting yang memungkinkan untuk berbagi
informasi dengan sesama pengguna dengan adanya forum seperti sosial media. Informasi
tersebut disampaikan secara langsung seperti umumnya aplikasi sosial media. Informasi
yang disampaikan dapat langsung bisa diakses oleh khalayak sasaran yang memiliki
9
BAB III
KESIMPULAN
BERBASIS ANDROID PADA IBU DAN BALITA maka dapat disimpulkan bahwa
dengan aplikasi sistem pengembangan KSM menggunakan aplikasi dapat membantu ibu
balita dalam perkembangan anak, sistem menunjukkan bahwa aplikasi telah berjalan
dengan baik .
10
DAFTAR PUSTAKA
ANDROID.
Hernanda, S. (2016). Rancang Bangun Aplikasi Monitoring Tumbuh Kembang Balita Berbasis
Maulidia, Nyoto, R. D., & Sukamto, A. S. (2015). Sistem Informasi KMS (Kartu Menuju
Sehat)(Studi Kasus : UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Barat). Jurnal Sistem Dan
Nurlani, L., & Rahayu, S. (2019). Desain Aplikasi E-KMS (Kartu Menuju Sehat Elektronik)
Setiawan, G., Pradana, F., & Bachtiar, F. A. (2020). Pengembangan Aplikasi Monitoring Kartu
ptiik/article/view/7608
11
LAMPIRAN
12